Anda di halaman 1dari 6

Keajaiban Sholat Menurut Ilmu

Kesehatan China
Posted on November 8, 2011

“Sesungguhnya shalat bagi orang mukmin ialah


kewajiban yang tertentu (telah ditetapkan) waktunya.” (QS. An-Nisa:103).

Waktu-waktu shalat mengajarkan kita untuk selalu menghargai waktu dan hidup sesuai
dengan siklus alam semesta. Waktu-waktu shalat yang kita lakukan sangat sesuai dengan
kaidah dan ketentuan sistem terapi dalam ilmu kesehatan China.

 Subuh : Terapi Paru-paru

 Waktu pelaksanaan Shalat Shubuh adalah sejak terbit fajar sampai hampir terbit matahari.
Shubuh merupakan waktu yang tepat untuk proses terapi sistem pernapasan dan paru-paru,
karena pada pagi hari udara masih bersih, oksigen masih segar. Dari paru-paru, darah
mengambil “bahan bakar” yang masih baru & bersih, akhirnya keseluruhan organ menerima
pasokan nutrisi yang bersih. Selanjutnya tubuh menjadi segar kembali dan otak menjadi
jernih.

Penelitian mutakhir dalam ilmu medis Barat juga mengungkap manfaat kebiasaan bangun
pada waktu shubuh. Ditemukan bahwa pada dini hari sekitar pukul 3.00 – 5.00 terjadi proses
detoksin (pembuangan zat racun) di bagian paru-paru. Oleh Karena itu, biasanya selama
durasi waktu ini, penderita batuk akan mengalami batuk hebat. Ini karena proses pembersihan
(detoksin) telah mencapai saluran pernapasan.

Paru-paru dan usus besar merupakan organ yang saling berpasangan. Usus besar merupakan
pengatur panas dalam perut. Jantung termasuk organ yang memiliki sifat panas. Apabila
jantung memiliki sifat panas yang berlebihan, dengan pernapasan yang dilakukan pada saat
udara benar-benar bersih, kita dapat mengarahkan panas jantung ke paru-paru dan dengan
demikian mendinginkan panas dalam perut.

 Zuhur : Terapi Jantung dan Usus Kecil

 Waktu Zuhur adalah sejak tergelincirnya matahari dari tengah-tengah langit hingga saat
bayangan benda sama panjang dengan benda tersebut.

Jantung merupakan organ yang biasa dihubungkan dengan proses mental. Beberapa bentuk
tekanan emosional seperti pusing, berdebar-debar, sesak napas, dan kemunduran vitalitas
merupakan gejala-gejala umum dari penyakit jantung. Kemunduran chi jantung ditandai
dengan kelemahan secara umum, seperti bicara terengah-engah, pernapasan yang pendek-
pendek, dan sering berkeringat.

Jika wajah bengkak dan berwarna tidak cerah, kaki dan tangan terasa dingin, ini dinamakan
kemunduran chi jantung. Gelisah, lekas marah, pusing, kehabisan akal, dan tidak bisa tidur
adalah gejala kemunduran darah jantung. Bisa juga terasa aliran darah yang deras pada
telapak tangan dan wajah, serangan demam ringan, dan berkeringat pada malam hari.

Gejala kelebihan chi jantung adalah akibat panas jantung. Ini terlihat dalam serangan demam
tinggi, yang kadang-kadang disertai dengan menggingau, perasaan berdebar-debar yang
mengganggu, kegelisahan yang sangat, tidak dapat tidur, dan sering mimpi buruk, wajah
berwarna merah padam, lidah berwarna merah, atau terasa panas dan sakit, dan sering merasa
panas ketika buang air kecil.

Waktu pelaksanaan shalat zuhur sangat sesuai dengan kaidah ilmu kesehatan China yang
berpendapat bahwa berdasarkan sirkulasi chi, waktu yang tepat untuk melakukan terapi organ
jantung adalah pada pukul 11.00 – 13.00. Waktu zuhur adalah saat kita berada di puncak
kepenatan akibat aktivitas sepanjang siang. Dengan melakukan shalat zuhur sebagai bentuk
relaksasi dan dipadukan dengan basuhan air wudhu’, panas jantung yang berlebihan bisa
menjadi normal kembali. Akhirnya hal ini mempengaruhi sistem lainnya, karena fungsi
jantung yang merupakan “penguasa” pembuluh-pembuluh. Jantung memompa darah agar
selalu mengalir untuk membawa sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh organ-organ
lainnya. Tubuh kita yang penat dan pikiran kita yang sumpek akan tersegarkan kembali dan
siap melanjutkan aktivitas.

 Ashar : Terapi Kandung Kemih

 Waktu ashar adalah setelah habus waktu zuhur hingga terbenam matahari. Dalam ilmu
kesehatan China, pukul 15.00 – 17.00 merupakan waktu yang tepat untuk melakukan terapi
kandung kemih karena pada saat itu mulai terjadi kesesuaian secara perlahan antara hawa
tubuh manusia dan hawa di sekitarnya, perubahan dari hawa udara yang panas menuju
dingin.

Fungsi utama kandung kemih adalah mengubah cairan tubuh menjadi air kencing dan
mengeluarkannya dari tubuh. Jika fungsi tersebut berjalan, terjadilah keseimbangan kimiawi
dalam tubuh sehingga metabolisme terjaga. Jika fungsi ini terhambat, akan terjadi
penumpukan cairan yang tidak bermanfaat dan mengandung racun sehingga mempengaruhi
kerja organ-organ internal lainnya. Jika ini terjadi, proses pendinginan tingkat chi yang
seharusnya dikeluarkan menjadi menumpuk dan menimbulkan panas yang tinggi, yang
akhirnya mempengaruhi pula kerja ginjal.

Jadi, ibadah shalat ashar bermanfaat untuk meningkatkan daya kerja kandung kemih sehingga
dapat lancar mengeluarkan racun yang diakibatkan oleh proses kimiawi tubuh yang
berlangsung selama aktivitas sepanjang siang.

 Maghrigb : Terapi Ginjal

Shalat Maghrib dilaksanakan pada waktu sesudah matahari terbenam hingga lenyapnya mega
merah di sebelah barat.

Ginjal dan kandung kemih adalah organ yang berpasangan. Kedua organ tersebut mengontrol
tulang-tulang, sumsum, dan otak. Bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi pertumbuhan,
perkembangan, dan reproduksi. Kesehatan kedua organ internal ini tercermin pada kondisi
rambut kepala. Mereka memainkan peran yang sangat penting dalam metabolisme air dan
mengendalikan cairan tubuh, dan juga menjaga keseimbangan panas dan dingin yang sangat
fundamental bagi tubuh.

Untuk mengetahui gejala-gejala kemunduran energi dingin ginjal sesungguhnya mudah.


Biasanya, punggung bagian bawah terasa lemah dan sakit, ada suara mendengung pada kedua
telinga dan kehilangan ketajaman pendengaran, wajah berwarna keabu-abuan dan gelap,
khususnya di bawah kedua mata. Biasanya kepala terasa pusing, haus dan berkeringat di
malam hari, dan sering masuk angin ringan.

Gejala-gejala kemunduran energi panas secara signifikan berkaitan dengan kehilangan energi
atau panas. Serupa dengan kemunduran energi dingin ginjal, ada dengungan pada telinga,
pusing, dan rasa sakit di punggung bawah. Namun rasa sakit ini ditandai dengan rasa dingin,
lemah, dan lesu yang sangat. Biasanya kemunduran energi dingin ginjal menimbulkan
gangguan pada jantung dan hati, sedangkan kemunduran energi panas ginjal mengganggu
fungsi-fungsi limpa kecil dan paru-paru.

Ditinjau dari ilmu pengobatan China, waktu pelaksanaan shalat maghrib merupakan waktu
yang tepat untuk melaksanakan terapi organ ginjal. Waktu maghrib adalah saat-saat hawa
udara semakin menurun, dan sistem organ juga mulai menyesuaikan diri dengan energi di
sekitarnya.

 Isya : Terapi Perikardium dan Triple Burner (San Jiao)

 Shalat Isya dilaksanakan setelah habis waktu maghrib hingga menjelang shubuh.

San Jiao adalah konsep dalam ilmu kesehatan China, yaitu sebuah organ fungsional yang
tidak dikenal oleh ilmu kedokteran Barat modern. Menilik makna kata asalnya, yaitu lapisan
yang terletak di bawah kulit dan di antara otot-otot, sebagian ahli mengajukan teori bahwa
organ ini sama dengan sistem limfatik. San Jiao dianggap terutama bersifat energetik dan
tidak memiliki komponen fisik.

Fungsi perikardium adalah membuang kelebihan energi jantung dan mengarahkannya pada
titik Laogong yang terletak pada pusat telapak tangan. Dari Laogong, kelebihan energi akan
dilepaskan secara alamiah sehingga terciptalah stabilitas tingkat energi jantung. Titik
Laogong digunakan dalam ilmu kesehatan China untuk mengurangi suhu tubuh selama
terkena sakit demam.

Waktu yang tepat untuk melakukan terapi organ perikardium adalah pada pukul 19:00 –
21:00. Pada waktu tersebut hawa di sekitar sudah mulai rendah daripada hawa tubuh. Maka,
diperlukan penyesuaian sistem energi di dalam tubuh manusia untuk bisa menyesuaikan diri
dengan hawa di sekitarnya.

Pada waktu pelaksanaan shalat Isya, dimulailah penurunan kerja organ internal yang telah
digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Tubuh memasuki masa istirahat, terutama kerja
jaringan otot yang digunakan untuk gerak dan berpikir. Waktu isya bisa disebut sebagai masa
pendinginan keseluruhan sistem organ dan saraf. Proses pengistirahatan tubuh kemudian
disempurnakan dengan tidur pada malam hari.

 Penutup

Paparan di atas tidaklah mutlak untuk menyatakan bahwa alasan penetapan waktu-waktu
shalat adalah untuk menyesuaikan dengan sirkulasi chi dalam tubuh manusia. Terlebih lagi
untuk daerah-daerah subtropis, panas musim panas, siang lebih panjang daripada malam,
sehingga waktu pelaksanaan shalatpun bergeser. Oleh karenanya perlu diberikan penjelasan
yang lebih khusus.

Namun teori sirkulasi chi ini dapat kita manfaatkan untuk merenungkan keagungan
perintah melaksanakan shalat pada waktunya. Perhatikan bagaimana untuk melaksanakan
shalat kita diperintahkan untuk memperhatikan posisi matahari. Perubahan posisi matahri
menyebabkan pula perubahan suhu, gelombang elektromagnetik, dan lain-lain. Ini semua
mungkin bisa dianggap sebagai “Chi Langit”.

Seperti alam semesta, tubuh kita pun mengalami siklus harian. Ilmu medis Barat menemukan
bahwa setiap hari berlangsung siklus metabolisme tubuh manusia. Ilmu kesehatan China
mengungkap adanya siklus chi harian dalam tubuh manusia.

Abdul Rozzaq

Di nukil oleh dari Sebuah Buku yang Berjudul : Keajaiban Shalat Menurut Ilmu Kesehatan
China Pengarang : Lukman Hakim Saktiawan (Guru Kungfu dan Praktisi Terapi Pengobatan
Tradisional China)
Keajaiban Shalat
Home Contact Karyaku Teka Teki Flouride mouse optic Bahaya COLA Keajaiban Shalat Bahaya mie
instant Favorite Links

Shalat itu menyehatkan


ternyata, gerakan shalat itu menyehatkan tubuh loh!

Begini ceritanya....
Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang melakukannya mendapatkan tempat
(maqam) terpuji di sisi Allah SWT (Qs Al-Isra: 79) tapi juga sangat penting bagi dunia kedokteran.
Menurut hasil penelitian Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya, salah satu shalat sunah itu bisa
membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker.

Tidak percaya? “Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajjud. Jika anda melakukannya secara
rutin, benar, khusuk, dan ikhlas, niscaya Anda terbebas dari infeksi dan kanker,” ucap
Sholeh. Ayah dua anak itu bukan ‘tukang obat’ jalanan. Dia melontarkan pernyataanya itu
dalam desertasinya yang berjudul Pengaruh Sholat Tahajjud Terhadap Peningkatan
Perubahan Response Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psiko-
neuroimunologi. Dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang
ilmu kedokteran pada Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya, yang dipertahankannya
Selasa pekan lalu.

Selama ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah sholat tambahan atau
sholat sunah. Padahal jika dilakukan secara kontinyu, tepat gerakannya, khusuk dan ikhlas,
secara medis sholat itu menumbuhkan respons ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada
imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat
mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi (coping).

Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan sekedar menggugurkan status sholat yang
mu’akkadah (sunah mendekati wajib). Ia menitikberatkan pada sisi rutinitas sholat, ketepatan
gerakan, kekhusukan, dan keikhlasan. Selama ini, kata dia, ulama melihat masalah ikhlas ini
sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan
teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan
secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol.

Parameternya, lanjut Sholeh, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah
hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari-
atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter. Kalau jumlah hormon
kortisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu
sebaliknya. Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang membantah paradigma lama
yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.

Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41 responden siswa
SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 41 siswa itu, hanya 23
yang sanggup bertahan menjalankan sholat tahajjud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi,
tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahjjud selama dua bulan. Sholat dimulai pukul 02-00-
3:30 sebanyak 11 rakaat, masing masing dua rakaat empat kali salam plus tiga rakaat.
Selanjutnya, hormon kortisol mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya (Paramita,
Prodia dan Klinika). Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin
bertahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan tahajjud. Mereka
yang rajin dan ikhlas bertahajud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk
menaggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil. Jadi sholat tahajjud selain
bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi
kontrol kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang
efectif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari stress.

Nah, menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan
infeksi. Dengan sholat tahajjud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta
tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik, yang kemungkinan besar
akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan teknik medis
menunjukkan, sholat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai
ketahanan tubuh yang baik.

Sebuah bukti bahwa, keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas
rahmat, nikmat, anugrah yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya.

Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk di akal kita? Seorang doktor di Amerika telah
memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang ditemuinya di dalam penyelidikannya. Ia
amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran. Dia
adalah seorang doktor Neurologi. Setelah memeluk Islam dia amat yakin pengobatan secara
Islam dan oleh sebab itu ia telah membuka sebuah klinik yang bernama “Pengobatan Melalui
Al Qur’an” Kajian pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan yang digunakan
seperti yang terdapat di dalam Al-Quran. Di antara berpuasa, madu, biji hitam (Jadam) dan
sebagainya.

Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam, maka Doktor tersebut
memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat saraf di
dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah.

Padahal setiap inchi otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara
lebih normal. Setelah membuat kajian yang memakan waktu akhirnya dia menemukan bahwa
darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang
tersebut bersembahyang yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa
saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar
sembahyang 5 waktu yang diwajibkan oleh Islam.

Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak menunaikan sembahyang
maka otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Oleh
karena itu, kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam
“sepenuhnya” karena sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan
agamanya yang indah ini.

Anda mungkin juga menyukai