Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Blok Diagram

Mulai

Setudi Literatur

Persiapan Sepesimen Uji

 Pemilihan Matrial Sepesimen (Baja Karbon Medium)


 Pemotongan dan Pembuatan Kampuh Las

Peroses Pengelasan TIG

 Peroses Dengan Pengelasan Menggunakan Elektroda Tungsten Berdiameter 1,6mm


 Pengelasan Dengan Arus 80 Ampere Dengan Diameter Tungsten 1,6mm
 Pengelasan Dengan Arus 100 Ampere Dengan Diameter Tungsten 1,6mm
 Pengelasan Dengan Arus 110 Ampere Dengan Diameter Tungsten 1,6mm
 Pengelasan Dengan Arus 120 Ampere Dengan Diameter Tungsten 1,6mm

24
Pembuatan Sepesimes Uji
 Dimensi Sepesimes Uji Kekerasan

Penguji sepesimen

 Uji Kekerasan

Data Hasil Penguji

Analisa Data dan Pembahasan

Simpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Analisa Unjuk Kerja Peroses Pengelasan TIG

25
3.2 Langkah-Langkah Penelitian

Adapun prosedur penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai


berikut:

1. Persiapan Spesimen Uji


Persiapan spesimen uji merupakan langkah awal dari penelitian ini. Ada dua tahap
dalam melakukan persiapan spesimen uji yakni pemilihan material yang akan
digunakan dan pembuatan kampuh las.

a. Pemilihan Material Spesimen Uji


Material yang digunakan pada penelitian ini adalah baja karbon medium dengan
ketebalan 12mm.

b. Pemilihan Elektroda
Elektroda yang digunakan pada penelitian ini adalah elektroda tungsten EWTh-2
dengan diameter 3,2 mm. Elektroda jenis EWTh-2 ini lebih unggul bila
dibandingkan dengan elektroda tungsten murni dalam beberapa hal, kandungan
thorium pada elektroda ini menghasilkan
ketahanan yang lebih baik dari kontaminasi las dan usia pakainya lebih lama dari
elektroda tungsten murni serta pembentukan arus awal yang
lebih mudah dengan arus busur yang lebih stabil.

2. Pembuatan Kampuh Las


Jenis kampuh las yang digunakan dalam penelitian ini adalah sambungan las
tumpul alur V tunggal, seperti pada gambar dibawah ini:

26
Gambar 3.2 sambungan las tumpul alur V
Keterangan:
Kaki akar = 2 mm
Celah akar = 6 mm
Sudut alur = 60o
Tebal = 12 mm

Ukuran alur pada gambar (alur V tunggal) diambil berdasarkan rekomendasi


JSSC-1997 (JapanSociety of Steel Construction) tentang persiapan sisi untuk
pengelasan baja. Pembuatan kampuh dilakukan dengan cara baja karbon medium
dipotong dengan mesin gergaji dan kemudiandibentuk kampuh las dengan mesin
sekrap sesuai dengan dimensi yang diperlukan.

3.2.1 Data Analisis

Dari pengujian Kekerasan diperoleh data-data yang berupa nilai tegangan


Kekerasan, tegangan luluh dan perpanjangan serta grafik tegangan regangan.
Data-data tersebut dapat dianalisis dengan cara melihat hubungan tegangan
kekerasan , tegangan luluh, dan regangan yang terjadi pada spesimen uji
berdasarkan variasi yang atau parameter yang
digunakan pada saat pengelasan. Data dari tiap-tiap spesimen dan dimasukkan
kedalam tabel data hasil uji kekerasan untuk keperluan analisis. Sedangkan pada

27
pengujian pada daerah logam las, didapat data-data berupa foto struktur yang
kemudian dilakukan analisa untuk mengetahui dan juga sifat mekanik hasil
sambungan las.

3.2.2 Peroses Pengelasan

Dalam penelitian ini jenis las yang digunakan adalah gas tungsten
arcwelding (GTAW) atau Tungsten inert gas (TIG). Sebelum proses pengelasan
dimulai, logam induk yang sudah dibuat kampuh las tersebut harus dibersihkan
dari kotoran seperti debu, minyak, oli atau gemuk, karat, air dan lain sebagainya
untuk menghindari terjadinya cacat las. Selanjutnya baja dilas dengan las tungsten
inert gas (TIG) dengan prosedur dan cara pengelasan yang sesuai serta
berdasarkan parameter-parameter yang sudah di tentukan yaitu:
1. Pengelasan dengan arus 80 ampere dan diameter tungsten 1,6 mm.
2. Pengelasan dengan arus 100 ampere dan diameter tungsten 1,6 mm.
3. Pengelasan dengan arus 110 ampere dan diameter tungsten 1,6 mm
4. Pengelasan dengan arus 120 ampere dan diameter tungsten 1,6 mm

3.2.3 Analisa Data

Dari data-data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data-data


tersebut dianalisis dan diolah untuk menemukan penyelesaian masalah yang
tepat.

Analisa data mencakup :

1. Uji kekerasan pada benda ST50


2. Pemakanan (S).
3. Pengaruh arus las terhadap hasil uji kekerasan
4. Massa benda kerja (m)

28
3.3 Alat dan Bahan

PERALATAN YANG DIGUNAKAN PADA PROSES LAS TIG

Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala listrik
ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda takterumpan) dengan benda kerja
logam. Daerah pengelasan dilindungi oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak
berkontaminasi dengan udara luar. Kawat las dapat ditambahkan atau tidak
tergantung dari bentuk sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan
dilas.Perangkat yang dipakai dalam pengelasan las gas tungsten adalah:

1. Mesin LasMesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus


AC/DC yang digunakan di dalam pengelasan las tungsten. Pemilihan arus
AC atau DC biasanya tergantung pada jenis logam yang akan dilas.

Gambar 3.3 Mesin Las TIG

2. Kabel elektroda dan selang berfungsi menghantarkan arus dari mesin las
menuju stang las, begitu juga aliran gas dari mesin las menuju stang
las.Kabel masa berfungsi untuk penghantar arus ke benda kerja

Gambar 3.4 Kabel Elektroda

29
3. Tang las berfungsi untuk menyatukan sistem las yang berupa penyalaan
busur dan perlindungan gas lindung selama dilakukan proses pengelasan.

Gambar 3.5 Welding Torch

4. Elektroda tungsten berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama


dilakukan pengelasan. Elektroda ini tidak berfungsi sebagai bahan tambah.

Gambar 3.6 Elektroda Tungsten


5. Alat uji kekerasan berfungsi untuk mengetahui kekuatan atau ketahanan
suatu (bahan) material. Sedangkan kekerasan itu sendiri (hardness) ialah salah
satu sifat mekanik dari suatu material selain sifat fisik dan teknologik yang
dimilikinya

Gambar 3.7 alat uji


kekerasan

30

Anda mungkin juga menyukai