Anda di halaman 1dari 44

PEMBELAJARAN SENI,KETERAMPILAN DAN KALIGRAFI

1. SENI MUSIK
Seni musik ini sebenarnya berasal dari penggabungan dari dua kata yaitu “seni” dan “musik”.
Arti kata seni sendiri merupakan sebuah ciptaan ataupun sebuah rasa manusia yang di tuangkan
dalam sebuah sarana atau media.
Sedangkan musik sendiri adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani “mousikos”,
yang dari kata ini melambangkan dewa keindahan yang memiliki kekuasaan di bidang seni dan
keilmuan.
Jadi pada dasarnya seni musik adalah sebuah cabang seni yang mempunyai fokus
menggunakan sebuah melodi, irama, harmoni, tempo, serta menggunakan sebuah vocal yang
mempunyai peran sebagai sarana penyampainya perasaan sang seniman.
Jika diatas tadi merupakan sebuah pengertian dari seni musik secara umum, ternyata para ahli
atau bisa juga disebut para seniman musik punya definisi tersendiri terkait apa yang di namakan
musik itu.
Berikut ini penjelasan selengkapnya !
1. ARISTOTELES
Karya seni musik merupakan sebuah tuangan kemampuan serta tenaga penggambaran yang
berawal dari sebuah gerakan rasa yang dalam satu deretan melodi (nada) yang memiliki irama.
2. ADJIE POETRA
Pengertian musik menurut Adjie Poetra adalah sebuah bunyi teratur yang bukan hanya
bersifat moral normatif, namun juga diakui selaras oleh para pakar ahli fisika.
3. DAVID EWEN
Pengertian seni musik adalah ilmu pengetahuan serta seni mengenai pengkombinasian ritmik
serta beberapa nada. Baik vokal ataupun bentuk instrumen yang mencakup sebuah melodi serta
harmoni sebagai ekspresi segala sesuatu hal yang menginginkan diungkapkan lebih dalam dari segi
emosional.
FUNGSI SENI MUSIK
Dalam sebuah karya seni selalu mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari tak
terkecuali musik. Banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh dari musik ini, berikut ini
penjelasan lengkap terkait fungsi dan manfaat seni musik dalam kehidupan sehari-hari.
1. SENI MUSIK SEBAGAI SARANA PENGEKSPRESIAN DIRI
Seorang seniman musik atau bisa juga disebut dengan musisi akan sangat mudah
mengeluarkan atau meluapkan perasaanya lewat musik. Disamping untuk sebagai
penyalur bakat, pengeluaran ekspres perasaan melalui media musik akan sangat lebih
mudah untuk di rasakan.
Apalagi misalnya jika musik tersebut berupa vocal yang isinya sebuah lirik lagu yang
tersusun indah, elok, serta mudah di dengar.

Akan lebih mendalam lagi apabila diiringi dengan nada yang memiliki harmoniasi
sebagai media yang mewakili pengungkapan perasaan yang akan di keluarkan. Semisal
jika hendak meluapkan perasaan sedih, irama dan ritme dari musik yang di keluarkan
cukup memainkan irama dan nada yang halus, pelan, dan mellow.
Dan juga sebaliknya jika ingin menyatakan sebuah perasaan yang senang dan gembira
nada dan irama yang harus di mainkan sebaiknya yang menggebu-gebu serta memiliki
untuk mewakili luapan perasaan yang sedang senang dan bahagia sebab itu sebuah makna
dari sebuah hasil karya seni musik sangatlah mendalam.
2. MANFAAT SENI MUSIK SEBAGAI SARANA HIBURAN
Musik merupakan media yang sangat efisien sebagai sarana penghibur jiwa. Selama
musik tersebut masih bisa dianggap indah dan sudah pasti musik itu bisa menghibur.
Salah satu contohnya ketika seseorang sedang bosan, mereka bisa saja menggunakan
musik sebagai media penghibur dan menghilangkan rasa lelah mereka.

Sejak zaman dulu juga penggunaan seni musik yang bisa dikatakan masih pada seni
musik tradisional juga di manfaatkan sebagai media untuk menghibur bukan hanya diri
sendiri tapi juga masyarakat umum.

Contohnya dalam tradisi musik tradisional tersebut di gandengkan dengan lelakon


wayang menghasilkan sebuah perpaduan yang membuat semua orang merasa bahagia dan
senang ketika melihatnya.
Jika di zaman sekarang musik selaku sara hiburan ini juga semakin meluas cakupanya
bahkan sekarang para musisi atau seniman seni musik di fasilitasi dengan panggung yang
mewah dan megah untuk melakukan pagelaran seni atau bisa di katakan pentas seni
musik atau juga konser musik untuk menghibur para masyarakat.
3. FUNGSI SENI MUSIK SEBAGAI SARANA TERAPI
Selain sebagai sarana hiburan, seni musik juga memiliki sebuah manfaat sebagai sarana
terapi diri. Terapi musik ini awal mulanya diperkenalkan pada saat perang dunia ke-II.
Memanfaatkan musik sebagai sarana terapi ini pada masa itu di manfaatkan sebagai cara
untuk memulihkan korban perang baik itu untuk memulihkan keadaan psikisnya maupun
untuk mempercepat proses penyembuhanya.
Pada zaman sekarang ini musik terapi musik ini digunakan untuk sebagai sarana penyakit
organ dalam maupun penyakit mental dan kejiwaan. Musik ini juga berguna untuk
penyegaran sejenak sistem pola otak setelah lama digunakan saat bekerja.
4. SENI MUSIK SEBAGAI SARANA UPACARA
Namanya seni musik yang berada di Indonesia pastilah tidak lekang oleh adanya
hubungan yang erat dengan upacara adat di Indonesia ini. Pemanfaatan seni musik ini
digunakan dalam upacara seperti perkawinan, kelahiran, kematian, serta upacara spiritual
dan upacara kenegaraan.

Di beberapa daerah di Indonesia penggunaan seni musik sebagai sarana upacara ini di
yakini memiliki unsur magis, baik itu dari alat musik yang digunakan atau orang yang
menyanyikan.

Banyak contoh penggunaan musik terutama musik tradisional ini sebagai sarana upacara,
seperti halnya di betawi yang menggunakan seni musik untuk kegiatan hajatan atau juga
syukuran, dalam budaya sunda salah satu upacara adatnya yang menggunakan seni musik
sebagai sarana pengiring.

Bahkan juga salah satu suku yang terkenal yaitu suku dayak dan suku papua
menggunakan seni musik ini sebagai pengiring tarian adat mereka yang bisa dikatakan
sebagai tarian yang sakral dan masih banyak lagi contoh upacara yang menggunakan
musik ini sebagai medianya.
5. FUNGSI KARYA SENI MUSIK SEBAGAI SARANA KOMERSIAL
Bagi para seniman dan musisi, musik adalah salah satu sebuah aset dari pundi-pundi
penghasilan. Hasil karyanya mereka rekam kemudian dijadikan kaset pita, piringan hitam
dan juga CD serta DVD sebagai sarana penyimpanan karyanya.
Kemudian hasil dari karyanya tersebut akan di jual di pasaran. Dari hasil penjualan lagu
tersebut menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hari-hari. Bukan hanya itu dari
CD ataupun DVD saja, para musisi ini sering kali tampil dalam acara pentas musik atau
konser musik dan dari situ juga mereka mendapat komisi dari hasil bermusik di panggung
itu.
Selain beberapa tadi, dari hasil karya musik ciptaan para seniman itu jug sering di
kontrak sebagai Soundtrack atau bisa juga disebut dengan OST (Original Soundtrack).
Biasanya lagu ataupun musik yang digunakan untuk OST memiliki keterkaitan dengan
film yang akan di iringinya.
6. SENI MUSIK SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN
Musik sebagai media pendidikan, pada masa kini penggunaan musik sebagai salah satu
mendidik anak adalah cara yang tepat. Sekarang ini banyak sekolah yang menggunakan
musik untuk proses belajar mengajar.
Hasil karya musisi ini juga bisa digunakan untuk menumbuhkan rasa nasionalis kepada
para murid melalui lagu-lagu perjuangan karya para tokoh musik Indonesia.
Bukan hanya itu, penggunaan lagu daerah ini juga bisa digunakan untuk sarana
pendidikan para siswa dalam meningkatkan sikap tenggang rasa dan toleransi antar suku
bangsa, ras, serta agama.

Dalam pengaplikasian pendidikan seni musik ini dapat di ambil manfaatnya juga sebagai
cara untuk mencetak kepribadian baik seseorang Seperti yang pernah dikatakan oleh
Bung Hatta :
Bahwasanya musik bisa menanamkan sebuah perasaan halus dan budi yang halus pada
jiwa manusia.
Dengan musik juga jiwa lebih memiliki rasa akan sebuah harmoni dan irama, bisa
dikatakan kedua unsur tersebut merupakan sebuah landasan yang elok untuk
menanamkan rasa cinta dan keadilan.
Bahkan ada pemanfaaatan lebih lanjut dari musik ini di negera Eropa untuk
mencerdaskan bayi sejak dalam kandungan dengan menggunakan sebuah lantunan dari
seni musik klasik. Salah satu lagu yang digunakan adalah karangan seorang komponis
terkenal pada masanya yaitu salah satu tokoh seni musik klasik, Beethoven.
7. FUNGSI SENI MUSIK SEBAGAI SARANA TARI
Musik sering kali juga digunakan untuk sebagai pengiring salah satu cabang seni yang
lain yaitu seni tari. Kedua seni ini saling berkaitan satu sama lain dengan adanya
kesamaan dari struktur dan ritmenya. Jika dilihat sebuah tarian jika tanpa di iringi dengan
sebuah musik maka akan terasa aneh bahkan juga terasa kosong, dari situ juga bisa
menyulitkan sang penari.
Terkadang para penari yang sedang mendemokan gerakan menarinya membutuhkan
sebuah tempo dan ritme agar menunjang gerakanya. Di Indonesia sendiri, bunyi dari alat
musik yang di buat oleh penduduk digunakan untuk mengiringi seni tari local.
Oleh sebab itu, banyak tarian daerah di Indonesia yang hanya dapat di isi atau di iringi
denga musik daerah itu sendiri. Barangkali juga sama seperti di luar negeri seperti tarian
dansa, balet, salsa, dan lainya.
Akan tetapi juga ada kekreativitasan para koreografer untuk menggabungkan dua konsep
seni tari dan seni musik. Pada beberapa acara di pagelaran seni besar penggabungan
konsep seni musik modern dan seni tari tradisional sangatlah menarik dan bisa dikatakan
akulturasi dua seni yang saling mendukung.
8. FUNGSI SENI MUSIK UNTUK AJANG KREATIFITAS
Pengertian kreatif sendiri merupakan sebuah hal murni yang berada dalam manusia yang
mempunyai hubungan dengan skill atau kekuatan untuk menciptakan. Jadi seni musik ini
merupakan salah satu cara menuangkan ide bagi para seniman musik terutama untuk bisa
di nikmati semua orang.
Salah satu contohnya penggabungan beberapa media atau alat musik yang berbeda dan
bisa menghasilkan sebuah jenis musik atau genre baru salah satunya adalah musik
kontemporer.
Sebab itulah adanya musik sebagai tempat untuk menyalurkan ide kreatif itu bisa
menjadikan penikmat sebuah karya seni musik ini sangat beragam, karena memiliki
musik yang beragam jenis dan macamnya.
9. MANFAAT SENI MUSIK SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI
Di daerah-daerah di Indonesia penggunaan, nada tertentu bisa menyampaikan pesan
kepada masyarakat lain karena memiliki sebuah arti. Bunyi yang mengandung ritme dan
harmonisasi ini memiliki sebuah pola yang bisa menandakan sebuah kejadian yang ingin
di bagikan kepada para masyarakat.
Contoh beberapa penggunaan musik sebagai alat untuk komunikasi salah satunya
penggunaan kentongan, bedug di masjid, lonceng di gereja, dan di kuil serta masih
banyak lagi yang lainya.
Bukan hanya itu saja fungsi musik ini juga bisa digunakan untuk memperdekat dengan
para seniman dengan cara mengapresiasi sebuah hasil karya seni musik yang di ciptakan
oleh para musisi. Selain bisa menikmati lantunan nada yang diberikan, para konsumen
atau pendengar secara tidak langsung berkomunikasi dengan para seniman lewat lagu
atau musik yang diberikan.
Bukan hanya di nikmati nadanya yang merdu, karya musik ini juga terkadang digunakan
untuk menyampaikan sebuah aspirasi kepada halayak umum dengan mencipatan sebuah
kritikan dengan media seni musik ini.
Banyak sekali fungsi dan manfaat dari seni musik ini dari segi alat komunikasi ini.
Terkadang orang kurang mengerti manfaat dari sebuah karya musik ini.
UNSUR-UNSUR SENI MUSIK

Jika penjelasan di atas tadi menerangkan mulai dari pengertian seni musik secara umum, musik
menurut para ahli, serta fungsi dan manfaat musik untuk kehidupan. Tapi masih ada banyak
penjelasan lagi yang akan kita bahas salah satunya adalah unsur seni musik. Tapi sebelum itu pasti
semua masih bingung dengan apa yang disebut dengan nada dan instrumen.

Pengertian dari nada adalah suatu bunyi yang beraturan yang memiliki frekuensi tunggal yang
memiliki sebuah getaran dan ketinggian tertentu.

Dan yang selanjutnya pengertian sebuah instrumen pada seni musik ialah sebuah kumpulan dari
alat-alat uang jika di bunyikan menghasilkan sebuah bunyi, nada, dan ritme yang indah di dengarkan
oleh telinga.

Jika penjelasan nada dan instrumen ini sudah jelas langsung saja menuju kepada materi seni musik
yang selanjutnya yaitu unsur seni, berikut ini penjelasanya.
1. IRAMA/RITME

Definisi dari irama atau ritme ialah pergantian panjang pendek, rendah atau tingginya nada,
serta keras atau lembutnya nada atau suara. Bisa dikatakan bahwa irama merupakan satu
penentu ketukan dalam musik.

Ritme merupakan aliran ketukan dasar yang teratur mengikuti beberapa variasi gerak melodi. Ritme
dapat kita rasakan dengan cara mendengarkan sebuah lagu secara berulang-ulang. Pola irama pada
musik dapat membedakan perasaan tertentu karena pada hakikatnya irama adalah gerak yang
menggerakkan perasaan dan erat hubungannya dengan gerak fisik. Ritme sederhana apabila kita
dengarkan berulang-ulang akan membawa efek hipnotis.

Dengan efek tersebut, ritme dianggap sebagai detak jantung musik, sedangkan ketukan
menandakan adanya kehidupan dalam musik. Lagu Nusantara memiliki irama yang khas, masing-
masing timbul dari cara memainkan alat musik, khususnya perkusi. Tiap daerah di Indonesia
memiliki aneka ragam dan corak dalam memainkan alat musik.

Lagu daerah pada umumnya dinyanyikan tanpa iringan, tetapi ada juga lagu yang memerlukan
iringan, misalnya lagu-lagu yang ada hubungannya dengan upacara ritual dan lagu-lagu untuk
sendratari. (seni musik wahyu Purnomo)

Beberapa faktor munculnya unsur musik ini biasanya karena terjadinya pengulangan suara, panjang
pendek kata pada sebuah lagu, atau juga karena pergantian kata dalam lagu.

2. MELODI

Pengertian melodi yaitu sebuah kesatuan frase yang tersusun atas bunyi yang urut, interval, dan
tinggi rendah yang tertata rapi atau terstruktur. Jika di lihat dari unsur-unsur yang lain, melodi
merupakan salah satu nilai yang menjadi daya tarik sebuah karya musik itu sendiri. Melodi dapat
juga merupakan suatu bentuk ungkapan penuh atau hanya berupa penggalan ungkapan. Setiap musik
daerah mempunyai melodi yang berbeda sesuai dengan karakter dan laras yang digunakan. Melodi
yang baik adalah melodi yang terjangkau dan sesuai dengan karakter vokal atau instrumennya.
Artinya, interval nada yang digunakan tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Sebuah melodi terdiri dari tone, durasi dan juga pitch. Berikut ini adalah pengertian dari ketiga unsur
yang membentuk melodi:

1. Tone

Tone atau nada adalah bunyi yang memiliki tinggi rendah tertentu. Nada memiliki bunyi yang
beraturan dan getaran tertentu. Tone bisa dituliskan dalam bentuk notasi angka maupun notasi huruf.

2. Durasi

Yang dimaksud dengan durasi adalah jangka waktu dari bunyi sebuah nada.

3. Pitch

Pitch adalah sebuah lambang yang digunakan untuk mengator not, baik angka maupun balok.
Lambang pitch adalah huruf A sampai G. Nama lain dari pitch adalah timbre atau warna suara.

3. UNSUR SENI MUSIK HARMONI

Pengertian Harmoni dalam bagian seni musik merupakan sebuah kumpulan nada yang apabila nada
tersebut di mainkan secara bersamaan akan menjadi suara yang sangat elok untuk di dengar. Selain
itu harmoni juga bisa di definisikan sebagai sebuah deretan akord yang disusun secara rapi dan di
mainkan sebagai sebuah iringan musik.

Harmoni memiliki dua elemen utama, yakni interval dan akor. Yang dimaksud dengan interval
adalah susunan dari tiga jenis nada yang berbunyi secara bersamaan. Ketiga nada ini akhirnya bisa
bersuara jelas dan terdengar harmonis. Sedangkan yang dimaksud dengan akor adalah bunyi yang
digunakan untuk mengiringi melodi. Akor dan juga interval harus bersama-sama jika ingin membuat
sebuah nada terdengar harmonis.

Akor yang dipilih ketika membuat sebuah lagu haruslah akor terbaik bagi suasana melodinya. Akor
bisa memberikan tekanan, penyelesaian hingga kejutan dalam sebuah lagu. Maka dari itu, akor dan
interval harus berjalan beriringan satu sama lain agar bisa menghasilkan lagu yang indah.

Penting sekali untuk mengetahui apa itu harmoni kalau ingin membuat sebuah musik baru yang
sungguh-sungguh. Harmoni dapat memancarkan emosi yang ingin dicapai oleh para komposer.
Harmoni merupakan gabungan dari beberapa nada, sehingga harus harmonis satu sama lain.
Tujuannya tentu supaya maksud dari penciptaan lagu ini bisa sampai dengan baik ke pendengar.
Harmonisasi memiliki kaitan yang erat dengan melodi. Melodi bisa diharmonisasikan dengan
beberapa cara.

4. BIRAMA

Pengertian dari birama adalah suatu unsur seni musik yang berbentuk sebuah ketukan atau bisa juga
ayunan yang berulang datang dengan waktu yang sama dan teratur.

    Birama adalah suatu tanda untuk menunjukkan jumlah ketukan dalam satu ruas birama. Satu ruas
birama ditunjukkan oleh batas-batas garis vertikal yang disebut garis birama.

Hal ini terlihat dalam musik diatonis. Namun, dalam musik pentatonis penggunaan garis birama
jarang ditemui. Dalam tangga nada diatonis, petak-petak yang dibatasi garis birama disebut ruas
birama. Tiap birama dalam musik mempunyai tekanan suara yang teratur yang disebut arsis dan
aksen. Arsis adalah birama yang ringan. Aksen adalah birama yang kuat.

Tekadang penulisan birama ini sering kali di tulis dengan menggunakan sebuah angka pecahan
misalnya 2/4, 2/3, 3/4, dan masih banyak lagi yang lainya.

Penggunaan tanda “/” (pembilang) mengisaratkan jumlah ketukan, dan sebaliknya angkat di bawah
“/” (penyebut) menyiratkan nilai dari nada dalam satu ketukan.

Dalam birama sendiri juga masih di bagi dalam dua jenis yaitu yang pertama adalah birama yang
mempunyai penyebut genap yang disebut dengan birama bainar, yang kedua birama yang memiliki
penyebut ganjil di namakan sebagai birama ternair.
5. UNSUR SENI MUSIK TANGGA NADA

Pengertian dari tangga nada yaitu sebuah deretan nada yang tersusun berjenjang dari sebuah pokok
suatu sistem pokok nada, mulai dari nada yang dasar sampai dengan nada yang beroktafnya tinggi,
dan juga di mainkan sebagai sebuah unsur yang sangat penting dalam sebuah pertunjukan musik.

Pembagian dari tangga nada sendiri ada beberapa misalnya seperti skala mayor, skala minor, skala
kromatik, skala pentatonik, dan masih banyak lagi yang lainya.

Tangga nada ini juga digunakan para komposer untuk mengarahkan para pemain musik dalam
sebuah orkestra untuk memainkan nada sesuai yang di inginkan.

Arti dari interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lainnya. Ada 4 jenis jarak interval,
yakni ½, 1, 1 ½, dan juga 2. Anda tentu tahu tentang do re mi fa sol la si do, inilah yang dimaksud
dengan tangga nada.

Dalam sebuah tangga nada, ada yang dimaksud dengan tanda kromatis. Apa itu tanda kromatis?
Tanda kromatis adalah nada yang bisa dinaikkan atau diturunkan. Ada tiga tanda untuk nada
kromatis, yakni kres atau #, mol dan natural.

Tanda kromatis dalam sebuah piano atau pianika bisa ditandai dengan warna. Jika tuts berwarna
putih adalah nada biasa, maka yang berwarna hitam adalah nada kromatis. Secara keseluruhan,
tangga nada dibagi menjadi dua, yakni tangga nada diatonis dan tangga nada pentatonis.

Tangga Nada Diatonis

Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang memiliki 7 nada. Nada-nada tersebut adalah do re mi
fa sol la si. Jenis tangga nada yang satu ini memiliki 2 jenis interval nada, yakni ½ dan 1. Ada dua
jenis tangga nada diatonis, yang pertama adalah tangga nada mayor dan tangga nada minor.

Tangga nada mayor adalah tangga nada yang biasanya digunakan untuk lagu ceria dan semangat.
Sedangkan tangga nada minor digunakan untuk lagu yang khidmat dan tenang. Tangga nada minor
dibagi kembali menjadi tiga jenis, yakni:

1. Tangga Nada Minor Asli

Tangga nada minor asli adalah tangga nada yang tidak menggunakan nada kromatis sama sekali dan
hanya menggunakan nada pokok saja.

2. Tangga Nada Minor Harmonis

Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada yang bagian ketujuh atau si dinaikkan ½ nada.
Meski demikian, naik dan turunnya nada tetap sama.

3. Tangga Nada Minor Melodis

Di nada yang keenam dan ketujuh, yakni la dan si, akan dinaikkan ½ nada. Cara untuk menaikkan ½
nada ini adalah menggunakan simbol kres. Untuk menurunkan nadanya, digunakan simbol mol.
Dengan menggunakan mol ini, nada akan turun ½.

Tangga Nada Pentatonis


Yang dimaksud dengan tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang hanya memiliki 5 nada
pokok. Pentatonis berasal dari dua kata, yakni penta yang artinya lima dan tone yang artinya nada.

Banyak lagu pop, blues dan rock n roll yang menggunakan jenis tangga nada ini. Tangga nada
pentatonis dibagi menjadi 2, yakni pelog dan slendro. Untuk pelog, nada yang digunakan adalah 1
3 4 5 7 atau do mi fa sol si. Sedangkan slendro menggunakan nada 1 2 3 5 6 atau do re mi sol la.

6. TEMPO

Definisi tempo ialah sebuah ukuran kecepatan dari birama lagu, semakin cepat sebuah lagu yang
dimainkan semakin cepat juga tempo dari lagu tersebut. Unsur-unsur sebuah seni musik yang satu

Tempo adalah ukuran kecepatan dari birama sebuah lagu. Tentu Anda pernah mendengar lagu yang
ketukannya sangat cepat, cepat, lambat hingga sangat lambat bukan? Kecepatan birama tersebut
yang dimaksud dengan tempo. Ada beberapa jenis tempo, yakni:

1. Presto

Tempo presto adalah tempo yang sangat cepat. Biasanya, jenis tempo ini dimanfaatkan untuk lagu-
lagu mars atau yel yel tertentu.

2. Vivace

Arti dari vivace adalah lebih cepat. Tempo yang satu ini memiliki ketukan yang lebih lambat
dibandingkan presto, tapi masih termasuk dalam kategori cepat.

3. Allegro

Jenis tempo yang ketiga adalah allegro. Allegro memiliki arti cepat. Tempo ini memiliki ketukan
yang lebih lambat dibandingkan kedua jenis tempo sebelumnya.

4. Moderato

Jenis ketukan cepat yang terakhir adalah moderato. Jenis tempo ini sering digunakan untuk lagu-lagu
yang memiliki suasana cerah atau bahagia.

5. Andante

Andante adalah salah satu jenis tempo yang paling sering digunakan karena memiliki ketukan yang
tergolong sedang, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Ketukan andante ini cocok untuk
diterapkan di dalam berbagai macam lagu.

6. Adagio

Jenis tempo yang satu ini sudah masuk dalam jenis tempo yang lambat. Adagio masih umum
digunakan untuk lagu-lagu yang penuh perasaan dan lambat ketukannya.

7. Lento

Ketukan yang satu ini sudah lebih lambat lagi dibandingkan dengan adagio. Lagu-lagu yang
menerapkan ketukan lento adalah lagu berduka, sedih dan yang sejenisnya.

8. Largo
Jenis ketukan yang terakhir adalah Largo. Largo adalah ketukan yang sangat lambat, sehingga cukup
jarang didengar dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam satu lagu bisa saja digunakan beberapa jenis tempo, tergantung pada suasana yang ingin
ditunjukkan oleh penulis lagu. Percepatan tempo yang dilakukan secara bertahap biasanya ditandai
dengan accel dan perlambatan ditandai dengan rit. Accel merupakan singkatan dari accelerando,
yang artinya menjadi lebih cepat. sedangkan rit merupakan kependekan dari ritartando yang artinya
menjadi lebih lambat.

7. UNSUR SENI MUSIK DINAMIK

Dimanik adalah suatu tanda untuk memainkan nada dengan volume yang nyaring dan enak di
dengar. Di antara unsur-unsur seni musik lainya, dinamika ini menjadi salah satu unsur yang sangat
kuat, dengan menunjukan perasaan yang berada dalam suatu komposisi dari musik,

Penggunaan dinamika ini sangat penting untuk menampilkan sebuah ekspresi emosional dari sebuah
lagu yang bernuansa senang, sedih, gembira, atau yang lainya.

Dinamika dalam seni musik dapat diartikan sebagai tanda untuk memainkan nada dengan volume
nyaring atau lembut. Keadaan nyaring (keras) atau lembut tersebut memiliki istilah tersendiri dalam
permainan seni musik, seperti Piano (p: Lembut), Pianissiomo (pp: Sangat Lembut), Mezzo Piano
(mp: Satengah Lembut), Mezzo Forte (mf: Setengah Keras), Forte (f: Keras), Fortissimo (ff: Sangat
Keras), selain itu masih ada lagi tanda dinamik lainnya yang digunakan yaitu crescendo dan
decrescendo. Cresendo merupakan penanda agar musik dimainkan dengan keras, sedangkan
decrescendo menandakan agar musik dimainkan dengan lembut.

Dinamika merupakan unsur yang paling kuat menunjukan emosi atau perasaan yang terkandung
dalam sebuah karya seni musik jika dibandingkan dengan unsur-unsur seni musik lainnya. Dinamika
dapat menujukan sebuah karya seni musik memiliki nuansa sedih, riang, agresif, atau datar.
Dinamika akan memainkan perasaan seniman maupun pendengarnya sehingga akan masuk kedalam
musik yang didengarkan.

8. TIMBRE

Timbre yaitu kualitas atau bisa di katakan dengan warna bunyi. Salah satu unsur seni musik ini
keberadaanya di pengaruhi oleh sumber suara. Setiap alat musik memiliki timbre yang berbeda-beda,
misalnya timbre yang di hasilkan oleh alat musik petik sangatlah berbeda dengan timbre yang di
hasilkan oleh alat musik tiup, walaupun kedua alat musik tersebut di mainkan dengan anda yang
sama.

MACAM-MACAM SENI MUSIK


Pada seiring prekembangan zaman penggunaan musik semakin juga maju dan berkembang. Banyak
sekali  cabang seni musik  dan macam seni  musik yang tercipta karena pergantian zaman ini, berikut
ini penjelasan dari jenis-jenis musik.

A. MUSIK TRADISIONAL

Pengertian dari musik tradisional ini adalah sebuah warisan dari leluhur yang menggambarkan
sebuah daerah dengan menggunakan suatu musik yang khas. Musik ini tumbuh pada satu wilayah
tertentu dan di turunkan secara turun temurun dari nenek moyang. Oleh karena itu musik ini
menggunakan bahasa dan gaya serta tradisi dari daerah tersebut
CIRI-CIRI SENI MUSIK TRADISIONAL

 Dipelajari secara lisan.


 Tidak mempunyai notasi.
 Musik tradisional bersifat informal
 Pemain yang dibutuhkan tidak terspesialisasi.
 Syair lagu yang digunakan berbahasa daerah.
 Melibatkan alat musik khas daerah.
 Salah satu bagian budaya masyarakat

B. MUSIK MODERN

Pengertian musik modern ialah sebuah musik yang terlahir bukan karena tradisi masyarakat akan
tetapi musik modern ini merupakan sebuah musik yang sudah berakulturasi dengan budaya baru dan
teknologi baik dari instrumen ataupun cara penyajian musiknya.

Musik modern ini selalu berkembang seiring berkembangnya zaman, seni musik modern ini bersifat
global atau universal. Penikmat dari musik ini bukan hanya masyarakat daerah sendiri akan tetapi
mulai dari orang biasa juga bisa mengerti dan menikmati musik modern ini.

CIRI-CIRI MUSIK MODERN

 Mengguanakan alat musik yang beragam dan modern.


 Gaya musik tidak terpaku peraturan cenderung bebas.
 Menggunakan bahasa nasional.
 Mengangkat sebuah konsep dan tema umum kehidupan modern.
 Memiliki salinan dan dokumen yang
 Cenderung mempunyai tempo yang tepat.
 Digunakan untuk sarana hiburan dan penyaluran ekspresi seniman.

C. MUSIK KONTEMPORER

Pengertian seni musik kontemporer adalah sebuah seni musik yang popular sejak zaman 1990-an,
musik ini menggunakan bukan alat musik aslinya akan tetapi nada dari alat musik tersebut cukup
bagus seperti alat musik aslinya. Contoh penggunaanya seperti alat musik yang menggunakan
barang bekas atau sebagainya.

CIRI-CIRI MUSIK KONTEMPORER

 Memiliki variasi nada yang kompleks.


 Mempunyai tempo dan dinamik yang bervariatif.
 Sumber bunyi alat musik beragam tidak hanya dari instrumen musik.
 Memiliki warna atau jenis bunyi yang beragam.

ISTILAH-ISTILAH DALAM MUSIK

Istilah musik dapat di artikan sebagai elemen-elemen yang terdapat dalam musik.

Sound (Suara)
Musik adalah seni pendengaran, oleh kerena itu hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah
suara. Adapun unsur-unsur suara adalah:

Pitch : tinggi rendahnya nada (suara yang mempunyai frekuensi tertentu dan mutlak) dalam musik
Tone master adalah nada a1 = 442 Hz . Dalam sebuah tampilan musik ketepatan nada mutlak
diperlukan.
Tone Colour: warna suara, didalam musik dikenal istilah warna suara yang berarti karakter suara
diantaranya adalah :
Mello : suara lembut mendayu-dayu
Bright : suara jernih dan cemerlang (tigas)
Intonasion: Cara menentukan ketepatan tinggi rendah nada, setelah tone benar-benar dikuasai oleh
pemain
Notasi Balok

Not berarti menjelaskan panjang pendeknya bunyi not tersebut saat dimainkan. Ada dua macam not,
yaitu not balok dan not angka. Not angka, sesuai namanya dilambangkan dengan angka-angka.
Sedangkan not balok dilambangkan dengan bulatan-bulatan, baik bertangkai ataupun tidak yang
diletakkan di dalam garis-garis paranada.
Notasi balok adalah Sistem penulisan lagu atau karya musik lainnya yang dituangkan dalam bentuk
gambar. Gambar-gambar yang melambangkan bunyi tersebut dituliskan dalam Not balok sesuai
dengan tinggi-rendah dan sifat bunyi yang dilambangkan.
Dalam materi not balok kita mengenal beberapa istilah yang terdapat didalam materi-materi not
balok, seperti paranada, tanda kunci, birama, garis birama, bar, dan garis penutup. Perhatikan
gambar berikut.
Istilah dalam not balok
Keterangan gambar :

Paranada adalah lima garis lurus yang berjajar mendatar dan berjarak sama. Paranada digunakan
untuk menuliskan lambang-lambang bunyi sesuai dengan sifat nada yang dilambangkan.
Tanda kunci adalah tanda untuk menetapkan letak salah satu nada dalam Not-balok. Untuk
menulis partiur gitar digunakan tanda kunci G, artinya dalam not balok tersebut nada G terletak pada
garis ke-2.
Birama adalah gerak melody yang teratur dalam sebuah lagu atau karya musik lainnya. dalam
contoh diatas dituliskan birama 3/4 artinya dalam setiap ruas birama bernilai tiga ketuk dengan
satuannya adalah not 1/4.
Garis birama adalah garis yang dituliskan secara tegak lurus dengan paranada yang berfungsi
untuk membatasi antar ruas birama yang satu dengan ruas birama yang lainnya.
Bar (ruas birama) adalah ruas yang terdapat diantara dua garis birama. bar berfungsi untuk
menuliskan not sesuai denga birama yang dipergunakan. nilai not dalam suatu bar selalu sama.
mungkin sobat sering menjumpai nilai not yang terdapat pada bar pertama dan bar terakhir berbeda
dengan bar-bar lainnya. tetapi apabila nilai not yang terdapat pada kedua bar tersebut sobat
jumlahkan, maka akan sama dengan bar-bar lainnya.
Garis penutup adalah dua buah garis tebal tipis yang dituliskan tegak lurus dengan paranada yang
berfungsi sebagai petunjuk berakhirnya sebuah lagu atau karya musik lainnya.

Not balok ditulis di atas sekumpulan 5 garis dan 4 spasi yang biasa disebut dengan “garis paranada“,
dalam istilah musik biasa disebut staff, seperti gambar ini :
Angka-angka di samping staff nantinya tidak ditulis. Angka-angka itu hanya menunjukkan kalau
penghitungan garis dan spasi dimulai dari bawah. Jadi garis pertama adalah garis paling bawah, dan
garis kelima adalah garis paling atas. Di dalam staff ini nantinya akan ditaruh notasi dan tanda diam.
Di setiap awal staff selalu ditulis yang disebut dengan clef. Clef dikurikulum sekolah biasa disebut
dengan “tanda kunci“. Lazimnya di pelajaran sekolah dikenal kunci/clef G, F, dan C, tapi yang
umum dipakai adalah kunci G dan kunci F. Banyak juga yang bilang kalau Kunci G biasa disebut
“Treble“, kunci F disebut “Bass“, dan kunci C disebut “Tenor“.
Kunci G/Treble dan letak nada urutan selengkapnya:
Kunci F/Bass dan letak nada urutan selengkapnya:
Kunci C/Tenor dan letak nada urutan selengkapnya:
Di partitur piano, dipakai gabungan treble dan bass, biasa disebut grand staff.
Gambarnya :
Bisa dilihat di atas, nada C yang ditengah itu dan E yg paling kiri seakan-akan berada di luar staff.
Untuk penulisan di atas/bawah staff digunakan garis bantu atau leger line. Penggunaan garis bantu
ini bisa 3-5 garis di atas/bawah staff, tergantung komposisi lagunya
Kamu juga bisa tau kan kalo nada C di garis bantu pertama (bawah) pada kunci G, dengan nada C di
garis bantu pertama (atas) pada kunci F itu nadanya sama.
Di partitur organ kadang-kadang ditambahkan bass dibawahnya lagi. Salah kaprah yang sering
terjadi adalah dengan menyebutkan treble untuk tangan kanan, dan bass untuk tangan kiri.
Nah, saya mau kasih sedikit tips nih, buat teman-teman yang pengen menghapal urutan nada-nada
baik itu di clef G atau F

Irama dan Melodi


A. IRAMA

Irama adalah urutan rangkaian gerak yang menjadi unsur dasar musik dan tari
(Jamalus, 1989). M. Soeharto (1986) menyatakan irama sebagai gerak yang teratur, di mana
irama selalu mengikuti jalan melodi. Akan tetapi irama akan tetap berjalan walaupun melodi
berhenti, sampai lagu berhenti.

1. Notasi Irama Notasi irama berbentuk not dan tanda diam. Pengembangan konsep
musik pada anak salah satunya adalah untuk mengembangkan konsep rasa irama. Rasa dapat
dilatih melalui membaca notasi irama, misalnya: guru menulis notasi irama di papan tulis
atau menggunakan chart irama, kemudian anak berlatih bertepuk dan berhenti sesuai notasi
(tepuk dan diam).

2. Pulsa Pulsa adalah rangkaian denyutan yang datang secara berulang dan teratur
yang dapat dirasakan dan dikhayati dalam musik. Pulsa dapat pula terdengar, atau kelihatan
(Jamalus, 1989). Ketukan yang dapat didengar disebut ketukan (beat). Kecepatan jarak waktu
bergeraknya pulsa ditentukan oleh satuan-satuan pulsa dan tempo yang digunakan. Tempo
adalah pernyataan cepat lambatnya lagu, instrumen, atau vokal (Atan Hamdju, 1989).
Beberapa tanda tempo untuk menyatakan cepat lambatnya lagu antara lain: a. Tempo
pernyataan lagu lambat: (1) larggissimo, lentissimo; sangat lambat, (2) adagio, lento, largo;
lambat, (3) largietto, adagietto; kurang lambat. b. Tempo sedang: (1) adantino; sedang
lambat, (2) moderato; sedang, (3) adante; sedang. c. Tempo cepat: (1) allegro; kurang cepat,
(2) presto; cepat, (3) allegro vivace; cepat sekali. d. Perubahan: (1) accelerando atau accel;
makin cepat, (2) rillentando atau rall;bertambah lambat, (3) ritardando atau rit; berkurang
cepatnya, (4) a tempo; kembali ke tanda tempo asal, (5) fermata; diperpanjang.

3. Metronom Maelzel Metronom Maelzel adalah alat yang dipakai untuk mengukur
tempo, yaitu alat yang berbentuk piramida dengan petunjuk jarum yang dapat bergerak
bolak-balik di muka sebuah skala (Atan Hamdju, 1989:91). Metronom diketemukan oleh
seorang Belanda De Wickel (1815) dalam bentuk yang sangat sederhana sekali dan
disempurnakan oleh Johan Nepomuk Maelzel (Swiss, 1838). Metronom ditulis dengan M.M.
di atas kiri lagu beserta tanda tempo

. B. BIRAMA

Birama atau metrum atau maat ialah ketukan-ketukan (tekanan-tekanan) yang datang
berulang-ulang dengan teratur dalam waktu yang sama (Atan Hamdju, 1989:26). Birama juga dapat
diartikan ayunan rangkaian gerak kelompok beberapa pulsa, yang pulsa pertamanya mendapat aksen
kuat sedang pulsa lainnya tidak, berlangsung secara berulang-ulang dan teratur (Jamalus, 1989).
Penulisan birama perulangan yang satu dengan yang berikutnya dibatasi oleh garis tegak lurus yang
disebut satu birama. Misal lagu ditulis dengan birama 2/4 berarti setiap birama terdapat 2 ketukan,
tiap ketukan bernilai 1/4. Jenis-jenis birama, sebagai berikut:
1. Birama Binair (genap), yaitu lagu bertekanan kelipatan dua, yang terdiri dari:

a. Tunggal (sederhana) ; 2/1, 2/2, 2/4, 2/8, 2/16.

b. Majemuk (campuran) ; 4/1, 4/2, 4/4, 4/8. 2. Ternair (ganjil)

a. Tunggal (bersahaja) ; 3/1, 3/2, 3/4, 3/8, 3/16.

b. Majemuk (campuran) ; 6/2, 6/4, 6/8, 6/16, 9/2, 9/4, 9/8, 9/16, 12/4, 12/8, 12/16.

3. Birama menyimpang dari binair dan ternair; 5/4 (3/4 + 2/4) atau (2/4 + 3/4) 7/4 (3/4 + 4/4)
atau (4/4 + ¾) 4. Birama gantung; jika kita perhatikan banyak lagu yang pada biramanya kurang
(tidak genap sesuai tanda birama), misalnya: Lagu Indonesia Raya pada birama awal hanya terdapat
satu ketukan, kekurangan ketukan itu dilengkapi pada birama terakhir lagu tersebut. Hal ini berarti
lagu tersebut mempunyai birama gantung. Penulisan tanda birama diletakkan sebelah kiri atas lagu
dilanjutkan nada dasar lagu tersebut. Misalnya: 3/4 C = do a. Pembilang berguna untuk
menunjukkan jumlah ketukan dalam tiap birama. b. Penyebut digunakan untuk menunjukkan nilai
dari tiap ketukan. Notasi birama terdiri dari: 1. Tanda birama; ialah tanda berbentuk bilangan
pecahan bersusun yang menunjukkan birama mana yang digunakan pada sebuah lagu. 2. Ruang
(ruas) birama; tempat untuk menuliskan notasi kelompok irama yang termasuk dalam satu ayunan
birama, terletak diantara dua garis birama. 3. Garis birama; garis dalam notasi musik yang
membatasi ruang (ruas) birama (birama satu dengan birama berikut atau sebelemnya). 4. Garis
penutup; ialah garis birama yang terdiri dua garis; garis pertama tipis dan garis kedua tebal pada
akhir penulisan notasi lagu.

C. POLA IRAMA Pola irama ialah sekelompok bunyi dengan susunan tertentu dalam satu
atau beberapa birama yang muncul secara berulang-ulang dan teratur dalam sebuah lagu. Beberapa
pola irama adalah sebagai berikut:

1. Pola irama rata; merupakan pola irama dengan pembagian yang rata (sama atas pulsa).

2. Pola irama tidak rata; merupakan pola irama yang pembagian antara pola dengan pulsa
tidak sama.

3. Pola sincope; terjadi apabila aksen kuat dipindahkan dari pulsa yang seharusnya mendapat
tekanan ke pulsa yang seharusnya tidak mendapat tekanan.

4. Pola suku bangsa; merupakan ciri khas yang dikaitkan dengan irama musik yang
digunakan oleh suatu suku, daerah, atau bangsa. Misalnya: irama melayu, india, latin, arab, samba,
tanggo, dan sebagainya.
5. Pola ostinato; merupakan pola irama yang dinyanyikan berulang-ulang. Jika diulang lebih
dari satu macam disebut ostinati.

6. Polirotmik; penggunaan bermacam pola irama secara serentak.

7. Polimerik; penggunaan pola irama yang berbeda antara satu instrumen dengan instrumen
lainnya.

D. MEMBIRAMA

Membirama merupakan penyederhanaan istilah dirigen (Belanda) atau conduktor dari kata
conduction (Inggris) yang dapat diartikan sebagai teknik dan seni memimpin permainan musik
bersama. Membirama merupakan keterampilan-keterampilan yang berujud pola-pola isyarat dengan
menggunakan gerakan tangan dalam memimpin sajian musik secara bersama-sama. Gerakan
membirama berupa gerak ke atas , ke bawah, dan ke samping (vertikal dan horisontal). Conduktor
atau dirigen memiliki peran penting dalam kegiatan musik bersama, agar tiap komponen musik tidak
berjalan sendiri-sendiri, melainkan terarah, terkoordinasi, dan terpadu sesuai dengan irama,
dinamika, phasering, dan tempo yang dikehendaki, sehingga menghasilkan karya musik yang
mompak, indah, dan harmonis.

II. MELODI

Melodi dapat diartikan sebagai susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang
terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan.

a. BUNYI
Bunyi ditimbulkan oleh suatu benda yang bergetar, kemudian melalui udara bunyi tersebut
sampai ke telinga manusia. Jika sumber bunyi bergetar dengan cepat maka bunyi yang dihasilkan
tinggi, jika sumber getarannya lambat bunyi kedengaran rendah. Bunyi dibedakan menjadi dua yaitu:
- Gaduh; merupakan bunyi yang tidak teratur getarannya, yaitu bunyi yang selalu berubah baik lama
maupun kecepatan getaran. - Nada; adalah bunyi teratur getaran, baik lama maupun kecepatan
getarannya. Nada dapat dihitung dan tetap (tidak mengalami perubahan). Nada disebut juga laras
atau not.

1. Tinggi Nada Tinggi nada ditentukan oleh jumlah getaran tiap detik, makin banyak jumlah
getaran perdetik, maka makin tinggi bunyi.

Perbandingan-perbandingan yang tetap dinamakan interval (jarak dari satu nada ke nada yang lain
lebih tinggi atau lebih rendah.
2. Mengukur Tinggi Nada Tinggi nada dapat disimpan dalam alat-alat, yaitu: a. Garpu tala
(Stemvork) Dipakai untuk mengukur tinggi suara manusia dalam nyanyian atau vokal yang
dibunyikan dengan cara diketok. b. Stemfluit (pitch pipe) Dipakai untuk menyetem alat-alat musik
seperti biola, gitar, dan sebagainya yang dibunyikan dengan cara ditiup.

b. NOTASI MELODI

1. Notasi Huruf John Curwen

Notasi huruf merupakan notasi yang paling mudah yang didasarkan pada bunyi nadanya.
Kita membaca notasi melodi dengan do re mi fa sol la si do'. Notasi ini dikemukakan oleh John
Curwen (1816-1880) seorang tokoh perkumpulan gereja di Inggris.

2. Notasi Huruf (musik)

Notasi huruf merupakan notasi yang ditulis dengan huruf terdiri dari tujuh huruf dengan
urutan c d e f g a b ditambah 0 (nol) untuk tanda diam. Urutan c sampai b dinamakan tangga nada
yang terdiri dari tujuh nada yang disebut oktaf.

3. Notasi Angka (Cheve) Notasi ini merupakan notasi pertolongan untuk mempermudah
mempelajari musik, akan tetapi fenomena sampai sekarang ini penulisan ini menjadi notasi yang
dianggap pokok terutama kaum awam, sehingga mereka menganggap notasi inilah yang disebut
notasi musik. Kelemahan notasi ini terbatas hanya pada tiga oktaf saja, tidak memiliki tinggi nada
yang tetap, sebab tinggi nada yang diperbandingkan antara satu dengan yang lain. Notasi ini juga
terbatas untuk penyajian musik lanjut, sehingga anak mengalami hambatan jika mempelajari notasi
musik sebenarnya.Keuntungannya penggunaan notasi cheve sangat cepat sebagai langkah terobosan.

4. Notasi Musik Notasi musik mula-mula dipakai pada tahun 300, tetapi masih sangat
sederhana dan berbeda-beda. Di Jerman dan Italia berbentuk titik-titik dan lainnya garis. Guido
Arezzo memulai sistem empat garis, sehingga ia dapat menemukan sistem Hexakor do - re - mi
(notasi angka). Sesudah itu pada tahun 1054 Hermanus Contractus telah berhasil menulis notasi
interval dengan jarak nada. Barulah pada permulaan tahun 1501, digunakan pemakaian lima garis
dengan sempurna, seperti yang digunakan sekarang.

c. TANGGA NADA

Tangga nada adalah susunan (deretan) nada-nada yang memiliki jarak-jarak tertentu di antara satu
nada dengan nada lain.
1. Tangga Nada Diatonis Adalah tangga nada yang mempunyai jarak satu dan setengah nada.
Tangga nada diatonis dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Tangga nada mayor Tangga nada mayor (Inggris), Majeur (Perancis), Grota terts/Terts Besar
(Belanda) ialah tangga nada yang dimulai dari do dan diakhiri do´. Tangga nada mayor memiliki
jarak: 1 1 ½ 1 1 1 ½ c d e f g a b c´ Tangga nada mayor memiliki sifat gembira.

b. Tangga nada minor Tangga nada minor (Inggris), mineur (Perancis), M Moll (Jerman) Terts
kecil/kleane terts (Belanda) ialah tangga nada yang dimulai la dan diakhiri la´ (satu oktaf lebih
tinggi). Memiliki sifat sedih, tenang, sentimentil. Macam-macam tangga nada minor:

1) Minor asli; memiliki interval 1 ½ 1 1 ½ 1 1

2) Minor harmonis; pada prakteknya memiliki perbedaan dengan minor asli untuk tangga
nada dibaca ke atas dan kesamaan jika dibaca ke bawah. Not g dinaikkan ½ nada.

3) Minor melodis; not f dan g dinaikkan ½ nada.

4) Minor zigana; memiliki interval 1 ½ 1½ ½ ½ 1½ ½ 2. Tangga Nada Kromatis Tangga


nada chromatic (Inggris), Chromatisch (Jerman/Belanda) yaitu jarak setengah nada.

3. Tangga Nada Debussy Adalah tangga nada yang menggunakan susunan jarak satu nada.
Susunan tangga nada ini dikemukakan oleh Claude Debussy (Perancis).

4. Tangga Nada Pentatonis Tangga nada ini dipakai di Tiongkok dan Jepang, sedangkan di
Indonesia dipakai pada "Gambang Kromong"

5. Tangga Nada Pelog dan Slendro Adalah tangga nada daerah dengan ukuran atau jarak
tersendiri, dipakai pada musik gamelan Sunda, Jawa dan Bali.

d. MACAM-MACAM PERKUNCIAN

Kunci pada garis paranada berfungsi untuk menunjukkan tempat not pada tiap garis dan
spasi yang dipakai suatu tanda, tanda tersebut dinamakan tanda kunci. Tanda kunci sesungguhnya
harus dilengkapi dengan tanda mula, yaitu tangga yang menunjukkan nada dasar suatu tangga nada,
misalnya: tanda mula 2 #, maka nada dasarnya adalah D = do, ini berarti nada do terletak pada spasi
di bawah garis paranada, 1 b atau satu mol, maka nada dasarnya F = do, maka do terletak pada spasi
I. Fungsi tanda kunci pada notasi balok adalah untuk menentukan letak salah satu nada, sehingga
dengan diketahuinya salah satu nada, maka nada lainnya dengan mudah ditemukan dengan
menghitung urutan nada c-d-e-f-g-a-b-c. Dalam teori musik, dipakai tiga macam tanda kunci, yaitu:
kunci G atau kunci biola, kunci F atau kunci bas, dan kunci C atau kunci alto.
e. TANDA KROMATIK

Tanda kromatik (Kroma = warna) ialah tanda yang dipakai untuk mengubah suatu nada lebih
tinggi ½ nada, lebih rendah ½ nada, atau mengembalikan ke nada asal. 1. Tanda kruis (#) Ialah tanda
kromatik yang digunakan untuk menaikkan ½ nada lebih tinggi dari nada asal. Nada yang telah
diberi tanda kruis (#) dibaca dengan menambah "is". Nada dapat dinaikkan ½ nada sebanyak dua
kali atau dinaikkan 1 nada lebih tinggi dengan menggunakan tanda kruis dobel (X) dan nada dibaca
dengan menambah "is-is" 2. Tanda mol (b) Adalah tanda kromatik yang dipakai untuk menurunkan
(merendahkan) ½ nada lebih rendah dari nada asal. Nada yang diturunkan dibaca dengan
menambahkan "es". 3. Tanda pugar (natural) Digunakan untuk mengembalikan nada-nada yang
sudah dinaikkkan atau diturunkan menjadi ke nada asal.

f. INTERVAL

Interval (Intervallum, selang nada, antar nada, atau suarantara) ialah jarak antara suatu nada
ke nada lain, ke atas (naik), ke bawah (turun) menurut tingkat derajatnya. Ciri-ciri bunyi interval
nada tertentu, antara lain: 1. Prim; hanya terdengar satu nada (konsonan sempurna). 2. Sekond; besar
dan kecil selalu disonan. 3. Terts; besar maupun kecil selalu baik (konsonan sempurna). 4. Kwart;
yang berlebih masih terdengar baik, murni selalu baik, dan berkurang seperti terts besar. 5. Kwint;
murni terdengar baik, berlebih bagus, kurang disonan. 6. Sekst; seperti pada terts besar maupun kecil
selalu terdengar baik, skets kecil selalu baik untuk penutup lagu (dua suara) dalam paduan suara
sekst dan terts banyak digunakan. 7. Septim; baik besar maupun kecil terdengar kurang baik
(disonan), tetapi septim kecil justru sangat tepat sebagai penutup lagu. Dalam akor lengkap, septim
menjelang penutup lagu (kalimat lagu) disebut dominan septim. 8. Oktaf; murni terdengar baik,
berlebih seperti sekond kecil, dan yang berkurang seperti septim besar.

g. TANGGA NADA BERKRUIS DAN BERMOL

1. Kruis dan Mol pada Tangga Nada Mayor Tangga nada berkruis dan bermol adalah
tangga nada yang susunan deretnya memiliki nada berkruis atau bermol. a. Tangga nada berkruis
mayor Untuk menyusun tangga nada baru berkruis yang baru perlu diperhatikan: 1) Jarak-jarak nada
tetap 1 1 ½ 1 1 1 ½ 2) Nada dasar tangga nada baru adalah nada ke lima (nada kwint) dari tangga
nada lama 3) Tanda kruis baru selalu jatuh pada nada yang ke tujuh dari tangga nada baru b. Tangga
nada bermol mayor Untuk menyusun tangga nada bermol digunakan 'kwint bawah" atau "kwart" dari
tangga nada lama. Ketentuan menyusun tangga nada baru bermol adalah: 1) Jarak-jarak 1 1 ½ 1 1 1
½ 2) Nada dasar baru adalah kwint bawah atau kwart dari tangga nada lama

2. Kruis dan Mol pada Tangga Nada Minor Dengan cara sama yaitu menggunakan nada
kwint untuk tangga nada berkruis dan kwint bawah atau kwart dapat digunakan untuk menyusun
tangga nada minor baru, dengan ketentuan: a. Jarak 1 ½ 1 1 ½ 1 1 b. Gunakan nada kwint untuk
tangga nada berkruis dan kwart atau kwint bawah untuk tangga nada bermol c. Tanda kruis baru
selalu jatuh pada nada keenam Demikianlah sekilas irama dan melodi. Pada dasarnya antara irama
dan melodi memiliki keterkaitan yang erat guna menghasilkan sajian musik yang memiliki nilai
estetika yang tinggi. Sehingga akan dapat dinikmati oleh semua pendengar musik. Semoga paparan
sedikit ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya

Cara di atas juga biasa digunakan guru sekolah musik buat murid-muridnya.
2. KETERAMPILAN DAN SENI
a. Pengertian Keterampilan
Aktivitas seni selain berhubungan dengan kreativitas dan keterampilan. Kreativitas
merupakan bagian dari kegiatan berproduksi atau berkarya, maka keterampilan merupakan proses
penciptaan karya seni rupa. Proses penciptaan karya seni rupa yang dimaksud di sini bukan hanya
berupa kepandaian secara fisik saja dalam proses berkarya saja melainkan juga termasuk
kemampuan mencurahkan segenap potensi pribadinya. Potensi tersebut berupa bakat, kepekaan,
pengalaman, dan sebagainya. Jadi, keterampilan berkarya seni rupa berkaitan dengan kemampuan
seseorang
Keterampilan adalah menciptakan sesuatu bentuk baru dan mengubah fungsi bentuk.
Kegiatan ini sering dilakukan oleh anak-anak pada usia dini, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar
karena sifat keingintahuan.
b. Pengertian Seni dan Seni Rupa
“Seni adalah segala kegiatan dan hasil karya manusia yang mengutarakan pengalaman
batinnya yang karena disajikan secara unik dan menarik memungkinkan timbulnya pengalaman atau
kegiatan batin pula pada diri orang lain yang menghayatinya.” (Soedarso, 1990: 1) “Seni berasal dari
bahasa Sanskerta “sani” yaitu pemujaan, persembahan, atau layanan. Definisi tersebut muncul
karena pada awalnya seni digunakan untuk aktivitas ritual keagamaan. Sedangkan menurut
Padmapuspita, seni berasal dari bahasa Belanda “genie”, di dalam bahasa Latin “genius” yang
memiliki arti kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir.” (Setyoadi, 2016: 19)
Di dalam bahasa Inggris, seni berasal dari kata “art” yaitu: “designates any activity that is at
once spontaneous and controlled. In this general sense of the term; art is distinguished from and
contrasted with the processes of nature; art is any intelligent method by art, in this abstract sense of
‘art’ would be trivance; it would cover the range of human enterprise, in handicrafts and
architecture, industry, and medicine, government and law, religion and education” (Runes &
Schrickel, 1946: 66) Seni merupakan suatu aktivitas yang bersifat spontan namun dapat dikontrol,
berjalan secara alami, mengerahkan kemampuan atau keahlian manusia dalam membuat karya yang
dapat dikemas dalam wujud kerajinan, arsitektur, industri, kesehatan, pemerintahan, hukum, agama,
serta pendidikan.
Seni juga bisa dikatakan sebagai ekspresi gagasan atau perasan manusia yang diwujudkan
melalui pola kelakuan yang menghasilkan karya estetis, bermakna, wujud ekspresi rohani/ jiwa/
perasaan manusia, dan mengandung makna simbolis. Karya estetis memiliki penilaian yang berbeda
dari masing-masing senimannya atau menurut pandangan orang lain dalam mengapresiasi. Proses
kreatifnya dapat disalurkan pada bidang dua atau tiga dimensi. Seni rupa adalah cabang seni yang
membentuk karya seni dengan media yang ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni
rupa juga diartikan sebagai hasil ciptaan kualitas, hasil, ekspresi, alam keindahan, dan segala hal
yang melebihi keasliannya. Pemahaman lainnya adalah klasifikasi objek-objek terhadap kriteria
tertentu yang diciptakan menjadi suatu struktur, sehingga dapat dinikmati menggunakan indera mata
dan peraba. Berdasarkan sifatnya, seni rupa terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Seni Murni (Fine Art): sifat dari seni dua atau tiga dimensi yang memiliki karakteristik natural dan
alami dibuat untuk pemenuhan hasrat estetis serta ekspresi dari senimannya. Karya seni murni dibuat
dengan tujuan untuk dinikmati keindahan dan keunikannya saja tanpa mempertimbangkan fungsi
praktisnya. Kategori seni murni meliputi lukis, grafis/ cetak, dan patung.
b. Seni Terapan (Applied Art): Karya seni rupa ada yang dibuat dengan pertimbangan utama untuk
memenuhi fungsi praktis atau terapan. Pembuatan karya diharapkan dapat digunakan sesuai fungsi
dan tujuan pembuatan tanpa menghilangkan sisi estetika (keindahan). Kategori seni terapan adalah
desain (desain komunikasi visual dan desain interior) serta kriya (kayu, logam,
keramik, tekstil).
.
Ada tiga kemampuan yang harus dimiliki seseorang dalam berkarya seni rupa, yaitu:
1) mengolah media ungkap sesuai alat yang digunakan sewaktu berkarya,
2) ketepatan dalam mewujudkan gagasan ke dalam karya seni,
3) kecekatan atau keahlian tangan dalam menerapkan teknik-teknik berkarya seni rupa.
Peningkatan keterampilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan
yang mengarah pada kecakapan hidup (life skills). Life skills” adalah “interaksi berbagai
pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat
hidup mandiri. WHO (1997) mengemukakan bahwa kecakapan hidup (life skills) adalah berbagai
keterampilan/ kemampuan untuk beradaptasi dan berprilaku positif, yang memungkinkan seseorang
mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif”.
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa hakikat pendidikan kecakapan hidup dalam
pendidikan adalah merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan
kemampuan yang memungkinkan anak sekolah dasar dapat hidup mandiri. Penyelenggaraan
pendidikan kecakapan hidup berprinsip dari empat pilar pendidikan yaitu:
a. Learning to know (belajar untuk memperoleh pengetahuan).
b. Learning to do (belajar untuk dapat berbuat/ melakukan pekerjaan).
c. Learning to be (belajar untuk dapat menjadikan dirinya menjadi orang yang berguna).
d. Learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama orang lain).
Bahkan di dalam QS. Al Qashash (28): 77 pun sudah dituliskan dengan sangat jelas yang
artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu negeri akherat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang
lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” Perintah
Allah SWT tersebut, mensaratkan agar manusia tidak berbuat kerusakan, tetapi justru keterampilan
yang unik dan khas sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya. Daerah-daerah di Nusantara ini
memiliki karya keterampilan masing-masing dan dikenal luas di daerah-daerah lainnya bahkan
hingga ke mancanegara.
c. Unsur-Unsur Seni Rupa
Unsur-unsur rupa yang pertama yakni tentang garis, sebelum unsur rupa garis, ada yang
memandang titik atau noktah (spot) sebagai unsur yang paling sederhana (Bates dalam Sunaryo,
2002: 7) sebab unsur rupa garis dihasilkan melalui rangkaian noktah. Sebagai unsur visual, garis
memiliki pengertian (1) tanda atau markah yang memanjang yang membekas pada suatu permukaan
dan mempunyai arah (2) batas suatu bidang atau permukaan, bentuk atau warna (3) sifat kualitas
yang melekat pada obyek lanjar/ memanjang (Sunaryo, 2002: 7). Kemudian, garis merupakan unsur
rupa (visual element) yang paling sederhana setelah titik.Garis dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu garis yang nyata (konkret) dan garis maya (imajinatif). Unsur rupa raut adalah pengenal bentuk
yang utama.Sebuah bentuk dapat dikenali dari rautnya, apakah sebagai suatu bangun yang pipih
datar, yang menggumpal padat atau berongga bervolume, lonjong, bulat, persegi, dan
sebagainya.Raut dapat ditampilkan dengan kontur (Sunaryo, 2002: 9). Warna merupakan unsur
visual yang penting, warna menjadikan mata kita melihat berbagai macam benda. Menurut Sahman
dalam sunaryo (2002:15), warna mempunyai tiga aspek yaitu: jenis (hue), nilai (value), dan kekuatan
(intensity).Jenis warna yaitu kualitas warna yang membedakan antara warna primer, sekunder,
tersier, dan lain sebagainya. Tekstur (texture) atau barik, ialah sifat permukaan.Sifat permukaan
dapat halus, polos, kasap, licin, mengkilap, berkerut, lunak, keras, dan sebagainya.Setiap material
atau bahan memiliki teksturnya masing-masing.Permukaan kulit kayu,batu atau marmer, kaca,
tekstil, anyaman bambu, dan lain-lain, memiliki tekstur masing-masing yang khusus (Sunaryo, 2002:
17). Ungkapan gelap terang sebagai hubungan pencahayaan dan bayangan dinyatakan dengan
gradasi mulai dari yang paling putih untuk menyatakan sangat terang, sampai kepada yang paling
hitam untuk bagian yang gelap (Sunaryo, 2002:20).Pada karya seni rupa, cahaya sengaja dihadirkan
untuk kepentingan nilai estetis, artinya untuk memperjelas kehadiran unsur-unsur seni rupa lainnya.
Unsur rupa gelap terang dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan antara lain: (1) memperkuat
kesan trimatra suatu bentuk, (2) mengilusikan kedalaman atau ruang, (3) menciptakan kontras atau
suasana tertentu (Sunaryo, 2002: 20). Ruang (space) berarti sesuatu yang kosong yang
memungkinkan untuk ditempati atau diisi dengan sebuah bentuk.Ruang terkait dengan raut dan
bentuk.
Ruang pictorial adalah ruang yang bersifat maya atau ilusif karena dalam karya dua dimensi
ruang tersebut kenyataannya tidak ada, sedangkan ruang fisik adalah ruang aktual yang letaknya
berdampingan dengan bentuk-bentuk tiga dimensional (Lowry dalam Rondhi, 2002: 34).
d. Prinsip-Prinsip Seni Rupa
Konsep komposisi menjadi penting untuk memecahkan dan menganalisis karya hasil
dokumentasi gambar di atas, komposisi dalam seni rupa terdiri dari kesatuan, keserasian, dominasi,
keseimbangan, kesebandingan. Kesatuan menurut The Liang Gie (dalam Alfauzani, 2008: 16),
berarti setiap unsur dalam sebuah karya seni adalah perlu bagi terciptanya nilai karya seni dan karya
tersebut tidak memuat unsur-unsur yang tidak perlu dan unsur yang hadir tersebut harus saling
mendukung, memerlukan, menanggapi, da

A. Latar Belakang Seni Budaya dan Keterampilan

Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam
satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata
pelajaran Seni Budaya, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni.
Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis
budaya.

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan,


kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak
pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi
melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peran
ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.

Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural.


Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan
berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.
Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan,
pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur
estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara
dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan
seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi
peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai
multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal,
linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan
spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.

Bidang seni rupa, musik, tari, dan teater memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah
keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung
kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi,
dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik
berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam.

B. Tujuan

Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

-Memahami konsep dan pentingnya seni budaya


-Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya
-Menampilkan kreativitas melalui seni budaya
-Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global.

C. Ruang Lingkup

Mata pelajaran Seni Budaya meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

-Seni rupa, mencakup keterampilan dalam menghasilkan karya seni rupa murni dan terapan
-Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, berkarya
dan apresiasi karya musik
-Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan eksplorasi gerak tubuh dengan dan tanpa
rangsangan bunyi, berkarya dan apresiasi terhadap gerak tari
-Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya
memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni

peran. Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang seni
sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas yang tersedia pada sekolah yang
mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan
untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya.

Pengertian Keterampilan
Keterampilan adalah suatu kemampuan dan kapasitas yang diperoleh melalui usaha yang
disengaja, sistematis, dan berkelanjutan untuk secara lancar dan adaptif melaksanakan aktivitas-
aktivitas yang kompleks atau fungsi pekerjaan yang melibatkan ide-ide (keterampilan kognitif), hal-
hal (keterampilan teknikal), dan orang-orang (keterampilan interpersonal).

Sejarah Kaligrafi Arab

Karena selanjutnya kita akan membicarakan tentang seni kaligrafi Arab, maka perlu disebut padanannya
dalam bahasa Arab, yaitu Khathth yang kemudian diindonesiakan menjadi Khat.

Pengertian khat yang diuraikan al-Akfani (w. 1349 M) ini, yang juga dikenal sebagai ulama hadis, adalah yang
paling sering dikutip: “Khat adalah ilmu yang mengajarkan tentang huruf-huruf tunggal dan cara
meletakkannya dalam suatu susunan atau rangkaian tulisan, atau apapun yang ditulis dengan media garis,
dan bagaimana yang harus ditulis atau yang tidak (boleh) ditulis, serta apa dan bagaimana ejaan yang dapat
digubah.”

A. Pengertian Seni Kaligrafi

Ini artinya kaligrafi berkaitan dengan teknik atau “seni”. Lebih jauh, Yaqut al-Musta’simi, seorang Khaththath
(kaligrafer) pada masa akhir Daulah Abbasiyah, menekankan fungsi kaligrafi bagi jiwa. Ia menyebut,
“Kaligrafi (khat) adalah seni arsitektur rohani yang tampak melalui bentuk jasmani (material atau visual,
dalam hal ini tulisan)”. Dengan kata lain, khat berkaitan dengan kehalusan jiwa atau rohani.

Pada masa awalnya tulisan Arab masih sebatas satu bentuk yang kaku, yang berupa sekadar catatan
peristiwa. Dalam inskripsi Umm al-Jimal atau Imru’ al-Qays (abad ke-3 dan 4 masehi) tulisan Arab masih
berupa prototype kaku yang tak memiliki titik dan baris. Begitu pula dalam manuskrip al-Qur’an salinan
Madinah abad ke-8 yang berupa tulisan Ma’il (miring), orang Islam yang tak hapal Qur’an dan tak pernah
belajar tulisan gundul akan sangat sulit membaca, lebih-lebih memahaminya.

Setelah sekian abad penyempurnaan — dengan tokoh-tokohnya seperti Abul Aswad ad-Du’ali (w. 688),
Yusuf as-Sijzi (w. 825), Ibnu Muqlah (w. 940), Yaqut al-Musta’simi (w. 1298), dll.—kaligrafi Arab pun menjadi
salah satu puncak dari kebudayaan Islam. Ia menjadi media untuk menyalin kitab suci yang indah, bahkan
menjadi hiasan dinding yang memberi makna keberadaan Sang Pencipta dalam rumah tangga kita.

Sejarah Munculnya Kaligrafi Arab

Ungkapan Kaligrafi berasal dari kata latin “Kalios” yang berarti indah, dan kata “graph” yang berarti tulisan
atau aksara. Arti seutuhnya dari kaligrafi adalah ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal,
letak-letaknya dan cara-cara penerapannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Kaligrafi merupakan seni
arsitektur rohani, yang dalam proses penciptaannya melalui alat jasmani. Kaligrafi atau khath, dilukiskan
sebagai kecantikan rasa, penasehat pikiran, senjata pengetahuan, penyimpan rahasia dan berbagai masalah
kehidupan.[1]
Ada beberapa teori tentang awal mula Sejarah munculnya kaligrafi, diantaranya sebagai berikut:

1. Teori Taufiqi

Munculnya teori ini bersumber dari penafsiran terhadap sumber-sumber islam yaitu al-Qur’an dan as-
Sunnah. Teori ini mengungkapkan bahwa bahasa Arab adalah pemberian dari Allah SWT (Taufiqi) kepada
Nabi Adam A.S dan Nabi-nabi lainnya.[2]

Menurut Muhamad Ibn Yahya As-Suli dalam kitabnya Adab al-Kitab, ia mengambil riwayat dari Ka’ab bin al-
Akhbar, Ibnu Abbas dan Ibnu Faris bahwa yang mebuat tulisan Arab, Suryani dan jenis tulisan lainnya adalah
Nabi Adam As. ia menulisnya diatas tanah dan memahatnya. Ketika bumi tenggelam karena banjir

Di dalam al-Qur’an, dalil yang digunakan adalah pada Q.S. al-‘Alaq ayat 1-5 dan Q.S. al-Qalam ayat 1. Di
dalam kedua surat tersebut disebutkan kata-kata iqra’ (bacalah) dan al-qalam (pena), yang menunjukkan
bahwa kemampuan membaca dan menulis adalah pemberian dari Allah SWT.[3]

2. Teori Selatan

Menurut teori ini, bahasa Arab bersumber dari masyarakat Himyar di wilayah Yaman, sebelah selatan Jazirah
Arab. Bahasa ini berkembang seiring dengan luasnya wilayah negeri Saba’ dan Himyar. Namun tidak ada
bukti fisik yang dijadikan rujukan, tetapi statemen para pelaku sejarah yang ditulis oleh para pakar Islam.
Misalnya oleh al-Qalqasyandi: Dikatakan di hadapan Abu Sufyan bin Umayyah, paman Abu Sufyan bin Harb,
awal munculnya tulisan adalah dari Yaman.[4]

Ibnu Khaldun memperkuat pendapat teori ini dalam Muqaddimah, bahwa khat Arab yang pertama dikenal
adalah khat Himyari dan kemudian tersebar ke Hirah, Tha’if dan Quraisy.[5]

3. Teori Utara

Teori ini juga menganggap bahwa tulisan Arab bukan semata- mata pemberian langsung dari Allah swt.,
tetapi proses perkembangan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Teori ini disebut juga dengan teori Hirah.
Teori ini didukung oleh data-data fisik yang berupa batu ukiran dengan tulisan model Nabati.

Teori ini didasarkan atas riwayat Ibn Abbas bin Hisyam tentang cerita al-Balazari mengenai tiga orang dari
kaum Thay’ di Baqqah, Maramir bin Murrah, Aslam bin Sadrah, dan’Amir bin Jadrah. Mereka mengukir huruf
hijaiyah dengan model tulisan Suryani, Balok dan Latin.[6]

4. Teori Baru

Teori ini banyak digunakan oleh kalangan peneliti. Menurut teori ini, tulisan Arab berasal dari al-Anbat
(Nabatea). Mereka adalah masyarakat Arab yang berada dibawah pengaruh peradaban dan budaya Aramic.
Dimana bahasa yang digunakan adalah perpaduan antara bahasa Arab dan bahasa Aram. Pusat
pemerintahannya berada di Batrah. Oleh karena itu tulisannya disebut tulisan Aram.[7]
B. Perkembangan Kaligrafi

1. Pada Masa Pra Islam

Pada masa pra-Islam, pengembangan tulisan mulai dari model tulisan sederhana hingga sampai pada model
simbolis. Berikut adalah masa perkembangannya:

I. Masa tulisan gambar

Pada masa ini, tulisan berupa gambar yang disadur dari alam dan memiliki arti sesuai dengan gambar
tersebut. Misalnya: gambar batu, artinya memang batu. Tidak ada arti lain yang lebih luas atau berbeda dari
gambarnya.

II. Masa tulisan simbol arti

Pada masa ini, tulisan adalah berupa gambar yang disadur dari alam, tetapi gambar tersebut memiliki arti
yang lebih luas dan berbeda dari gambar semestinya. Misalnya: gambar matahari sebagai lambing siang
hari atau terang. Akan tetapi gambar tersebut bukan berupa lambang bunyi yang dijadikan sebagai alat
komuniasi verbal.

2. Masa Rasulullah SAW dan Khulafa’ al-Rasyidin.

Pada masa Rasulullah saw, masyarakat Arab sudah memiliki tulisan sendiri meskipun masih sangat
sederhana, yakni dengan model Kufi klasik yang tidak memiliki penanda vokal (syakal) dan pembeda
konsonan (jumlah dan posisi titik pada huruf yang sama). Selain itu, masih belum di kenal penanda
kalimat yang berupa titik, koma, ataupun hiasan tulisan.

Berikut ini adalah contoh tulisan Arab di masa Rasulullah saw yang ditulis oleh sahabat Rasulullah saw
Al-‘A’la al-Hadrami dalam bentuk surat resmi kepada Mundzir bin Sawi seorang raja di daerah Bahrain yang
berisiskan ajakan untuk memeluk Islam:[8]

3. Pada Masa Periode Bani Umayyah

Pada Masa ini mulai muncul “Nuqthah” atau titik dalam huruf untuk membedakan satu huruf dengan yang
lainnya. Dan “Syakal” atau baris untuk mempermudah pelafalan bunyi konsonan huruf.[9]

Pada masa ini telah muncul gaya-gaya penulisan khat diantaranya mudawwar (bundar), mutsallats (segitiga),
dan ti’im (kembar). dari tiga gaya tersebut muncul berbagai variasi tulisan seperti mail (miring), Masyq
(membesar), Naskh (inskriptif), dan Khufi. Dari beberapa variasi tersebut Naskh dan Khufi adalah model
variasi yang paling banyak diminati dan berkembang menjadi menjadi model-model lain.

Diantara kaligrafer Bani Umayyah yang paling termashyur mengembangkan tulisan kursif adalah Qutbah al-
Muharrir. Ia menemukan empat tulisan yaitu Thumar, Jalil, Nisf danTsuluts. Keempat tulisan ini saling
melengkapi antara satu gaya dengan gaya lain sehingga menjadi lebih sempurna. Tulisan Thumar yang
berciri tegak lurus ditulis dengan pena besar pada tumar-tumar (lembaran penuh, gulungan kulit atau
kertas) yang tidak terpotong. Tulisan ini digunakan untuk komunikasi tertulis para khalifah kepada amir-amir
dan penulisan dokumen resmi istana. Sedangkan tulisan Jalil yang berciri miring digunakan oleh masyarakat
luas.

4. Pada Masa Periode Bani Abbasiyyah

Gaya dan teknik menulis kaligrafi semakin berkembang terlebih pada periode ini semakin banyak kaligrafer
yang lahir, diantaranya Ad-Dahhak ibn 'Ajlan yang hidup pada masa Khalifah Abu Abbas As-Shaffah (750-754
M) dan Ishaq ibn Muhammad pada masa Khalifah al-Manshur (754-775) dan al-Mahdi (775-786). Ishaq
memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan tulisan Tsuluts dan Tsulutsain dan mempopulerkan
pemakaiannya.

Adapun kaligrafer periode Bani Abbasiyah yang tercatat sebagai nama besar adalah Ibnu Muqlah. Ibnu
Muqlah berjasa besar bagi pengembangan tulisan kursif karena penemuannya yang spektakuler tentang
rumus-rumus geometrikal pada kaligrafi yang terdiri dari tiga unsur kesatuan baku dalam pembuatan huruf
yang ia tawarkan yaitu: titik, huruf alif, dan lingkaran. Menurutnya setiap huruf harus dibuat berdasarkan
ketentuan ini dan disebut al-Khat al-Mansub (tulisan yang berstandar). Ia juga mempelopori pemakaian
enam macam tulisan pokok (al-Aqlam as-Sittah) yaitu Tsuluts, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riqa' dan Tauqi' .
Tulisan Naskhi dan Tsuluts menjadi populer dipakai karena usaha Ibnu Muqlah yang akhirnya bisa
menggeser dominasi khat Kufi.

Selain Ibnu Muqlah, Khalid bin Abi Hiyaj adalah salah satu kaligrafer yang terkenal pada masa ini. Ia berjasa
dalam penulisan mushaf pada masa permulaaan.[10]

5. Perkembangan Kaligrafi di Indonesia

Di Indonesia, kaligrafi merupakan bentuk seni budaya Islam yang pertama kali ditemukan, bahkan ia
menandai masuknya Islam di Indonesia. Ungkapan rasa ini bukan tanpa alasan karena berdasarkan hasil
penelitian tentang data arkeologi kaligrafi Islam yang dilakukan oleh Prof. Dr. Hasan Muarif Ambary, kaligrafi
gaya kufi telah berkembang pada abad ke-11, datanya ditemukan pada batu nisan makam Fatimah binti
Maimun di Gresik (wafat 495 H/ 1082 M) dan beberapa makam lainnya dari abad-abad ke-15. Bahkan diakui
pula sejak kedatangannya ke Asia Tenggara dan Nusantara, disamping dipakai untuk penulisan batu nisan
[ada makam-makam, huruf arab tersebut (baca: kaligrafi) memang juga banyak dipakai untuk tulisan-tulisan
materi pelajaran, catatan pribadi, undang-undang, naskah perjanjian resmi dalam bahasa setempat, dalam
mata uang logam, stempel, kepala surat dan sebagainya. Huruf Arab yang dipakai dalam bahasa setempat
tersebut diistilahkan dengan huruf Arab Melayu, Arab Jawa atau Arab Pegon.

Pada abad XVIII-XX, kaligrafi beralih menjadi kegiatan kreasi seniman Indonesia yang diwujudkan dalam
aneka media seperti kayu, kertas, logam, kaca dan media lainnya. Termasuk juga untuk penulisan mushaf-
mushaf al-Qur'an tua dengan bahan kertas deluangdan kertas murni yang diimpor. Kebiasaan menulis al-
Qur'an telah banyak dirintis oleh para ulama besar di pesantren-pesantren smenjak abad ke-16, meskipun
tidak semua ulama dan santri yang piawai menulis kaligrafi dengan indah dan benar. Amat sulit mencari
seorang khattat yang ditokohkan di penghujung abad ke-19 atau awal abad ke-20, karena tidak ada guru
kaligrafi yang mumpuni dan tersedianya buku-buku pelajaran yang memuat kaidah penulisan kaligrafi. Buku
pelajaran tentang kaligrafi pertama kali baru keluar sekitar 1961 karangan Muhammad Abdur Muhili
berjudul "Tulisan Indah" serta karangan Drs. Abdul Karim Husein berjudul "Khat, Seni Kaligrafi: Tuntunan
Menulis Halus Huruf Arab" tahun 1971.

Pada tahun 1985, KH. Didin Sirajuddin AR mendirikan LEMKA (Lembaga Kaligrafi dan Al-Qur’an). Lembaga ini
pertama muncul di kawasan ciputat sekitar Universitas Islam Indonesia dan kini berpusat di kelurahan
Kramat Kota Sukabumi.[11]

C. Peranan dan Fungsi Kaligrafi Arab

Peran Kaligrafi diantaranya:

1. Kaligrafi merupakan salahsatu sarana komunikasi antar manusia. Kaligrafi telah berhasil membawa
warisan budaya berabad-abad dari kakek-nenek kepada cucu.

2. Kaligrafi adalah salahsatu medium kebudayaan yang lahir dari agama, sosial, ekonomi, dan lain-lain dan
merupakan medium ilmu dan penelitian ilmiah.

3. Kaligrafi merupakan kepanjangan dari pikiran manusia, dan pena termasuk salahsatu sarananya.
Dengan demikian, pena adalah penyambung lidah pemahaman.

4. Kaligrafi adalah salahsatu sarana penyampai sejarah sepanjang zaman, catatan peristiwa dan sejarah
bangsa-bangsa.

5. Kaligrafi adalah salahsatu sarana informasi dan cabang estetika yang bernilai budaya.

Fungsi kaligrafi dalam kehidupan individu diantaranya:

1. Kaligrafi merupakan salahsatu sarana komunikasi dan pendekatan antar manusia, karena besarnya
hubungan tulis-menulis antar mereka dalam segala lapangan kehidupan.

2. Kaligrafi merupakan salahsatu sarana mencari rezeki, mengingat bahwa ia adalah seni yang berbobot
nilai tinggi dengan kedudukan puncak yang pernah dicapai para ahlinya. Bagi seorang fakir, kaligrafi adalah
uang; bagi seorang hartawan, ia adalah keindahan.

3. Kaligrafi memiliki fungsi khusus bagi para pencintanya yang merasakan kenikmatan ruhani saat
mengolah dan menciptakan tulisannya.

4. Sebagian apresiator merasakan kenikmatan memandang dan menelaahnya karena adanya unsur-unsur
estetis pada huruf-huruf dan harakatnya.
Fungsi kaligrafi dalam kehidupan social diantaranya:

1. Kaligrafi digunakan untuk buku-buku pelajaran, kebudayaan, mushaf Al-Qur'an, majalah, koran dan
sarana-sarana informasi seperti televisi dan sebagainya.

2. Kaligrafi selalu ada pada medium-medium seni, pamflet, brosur dan iklan. Setiap individu dari kita
selalu melihat langsung dari hasil karya kaligrafi di setiap tempat.

3. Kaligrafi merupakan sarana atau tali penghubung masyarakat yang merupakan bagian dari sarana
peralihan kebudayaan dan peradaban.

4. Kaligrafi adalah sarana sosial dari medium penghalus rasa karena merupakan semangat masyarakat
maju yang memiliki nilai seni dan keindahan. Seni dan keindahan ini memiliki asal-usul dalam sejarah tua
dan kisah pertumbuhan menarik dalam sejarah modern.

B. Faedah Kaligrafi Arab

1. Kejelasan ( wuduh )

Kejelasan dapat menghilangkan keraguan dan memudahkan bacaan yang betul, selanjutnya memperjelas
arti kata hingga kalimat.

2. Kecepatan (Sur’ah)

Keindahan kaligrafi membantu tulisan yang digoreskan secara cepat, sedangkan kecepatan membantu
kesempurnaan tugas – tugas pelajaran, perkantoran, dan lain sebagainnya.

3. Keindahan (Jamal)

Keindahan kaligrafi memberikan secara penuh kecenderungan estetis dan kenikmatan seni pada setiap
individu. Siapapun yang mempelajarinya akan tersentuh keindahannya sekaligus merasakan penyatuan,
kecantikan, dan kepuasan saat bergumul di dalamnya.

4. Kerapian (Tansiq)

Mengatur kata-kata dalam satu baris dengan standar ukuran dan disiplin mendorong kebiasaan untuk selalu
rapih, berdisiplin, cermat, dan tepat dalam segala kondisi yang khusus dan umum bagi setiap individu.

5. Penyatuan bentuk (Wihdah Al-syakl)

Karena setiap gaya tulisan memiliki karakter unit bentuk yang saling berkaitan dan mengandung kelebihan-
kelebihan khusus yang membuat tulisan menjadi indah, bersusun, dan mempunyai bentuk yang
mempesona. Sesuai dengan kaidah pengolahan hasil latihan, setiap pelatih akan dapat menerapkan teori-
teori penggunaan unit bentuk sebagai bagian dari disiplin social dalam hidupnya.

D. Jenis-Jenis Khat
Khat Naskhi. Jenis tulisan ini muncul sekitar tahun 4 H. Ini adalah jenis kaligrafi modifikasi dari tulisan Kufi
dengan bentuk yang lebih lentur. ...

Khat Diwany. ...

Khat Tsuluts. ...

Khat Riq'ah. ...

6. Khat Farisi – Nastaliq. ...

7. Kaligrafi Ijazah (Khat Raihany) ...

8. Huruf Taj. ...

Khat Magribi.

DAFTAR PUSTAKA:
4. KHAT TSULUST
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN KUDUS
SILABUS BASA JAWA

Silabus

Nama Matakuliah : PEMBELAJARAN SENI,KETERAMPILAN DAN KALIGRAFI


Kode Matakuliah :
Jumlah SKS : 3 SKS (Teori)
Dosen : Rahman hakim, M.Pd.
Program Studi : PGMI
Prasyarat :-
Waktu Perkuliahan : 120 menit

Deskripsi Matakuliah :

Mata kuliah ini memberikan kompetensi kepada mahasiswa tentang konsep-


konsep yang terkait dengan seni,keterampilan dan kaligrafi isalam meliputi
kompetensi memahami seni dan aplikasinya dalm bentuk keyterampilan dan kaligrafi.

Uraian Pokok Bahasan Tiap Pertemuan :


Pertemuan Tujuan Perkuliahan Pokok Bahasan/
Subpokok Bahasan

1-3 Memahami Pengertian Seni dan Seni Rupa Seni rupa


serta penggunaannya dalam sehari-hari

Mampu memahami konsep keterampilan, Aplikasi seni dan


4 Keterampilan

5-7 Mampu memahami sejarah seni kaligrafi islam Kaligrafi islam


Dan praktik menulis kaligrafi islam

8 Ujian Tengah Semester

9-10 Mampu menulis kalimah dengan khat tsuluts Praktik khat tsuluts

11-13 Mampu menulis kalimah dengan khat naskhi Sastra Jawa Puisi, dan
Prosa,

14-15 Mampu membuat hiasan dekorasi khat Dekorasi ornamen

16 Ujian Akhir Semester


Didin Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam, Cet. I (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000)

Ibnu Khaldun, Muqaddimah,. (Beirut: Darul Kitab al-Lubnani, 1979).

Salih Ibrahim al-Hasan, Al-Kitabah al-Arabiyyah min an-Nuqusy Ila kitab al-Makhtuht, (Riyadh: Darul
Fayshal ats-Tsaqafy, 2003)

Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah, (t.t: Darul Gharb al-Islami,
1994)

http://ponpes-lemka.blogspot.com/2008/10/home.html

[1] Didin Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000) hlm. 3-5

[2] Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah, (Darul Gharb al-Islami,
1994) hlm. 18

[3] Salih Ibrahim al-Hasan, Al-Kitabah al-Arabiyyah min an-Nuqusy Ila kitab al-Makhtuht, (Riyadh: Darul
Fayshal ats-Tsaqafy, 2003) hlm. 18

[4] Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah, hlm. 18-19

[5] Ibnu Khaldun, Muqaddimah,. (Beirut: Darul Kitab al-Lubnani, 1979) hlm. 746

[6] Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah, hlm. 21

[7] Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah, hlm. 21

[8] Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah, hlm. 64

[9] Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah, hlm. 83

[10] Yahya Wahib al-Jaburi, Al-Khath wa al-Kitabah fi al-Hadarah al-Arabiyyah, hlm. 113

[11] Materi diakses dari:

http://ponpes-lemka.blogspot.com/2008/10/home.html

Peranan dan Fungsi Kaligrafi Arab


sumber : http://iecha1494.blogspot.co.id/2013/02/kaligrafi-macam-macamnya_14.html

Anda mungkin juga menyukai