(Euglenophyta) PDF
(Euglenophyta) PDF
Dewi Sartika
Mahasiswa ilmu kelautan, FIKP UMRAH, sartikadewi565@gmail.com
Arief Pratomo
Program Studi ilmu kelautan, FIKP UMRAH, sea_a_reef@hotmail.com
Ita Karlina
Program Studi ilmu kelautan, FIKP UMRAH, ulfahfita@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kelimpahan Fitoplankton pada
bagian Hulu, Tengah dan Hilir di perairan Sungai Carang Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan
Riau. Yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Survai dan untuk penentuan titik
stasiun menggunakan teknik surposive sampling.
Dari hasil penelitian ini dijumpai 15 jenis Fitoplankton yang paling dominasi dibagian
Hulu, Tengah dan Hilir diperairan berasal dari jenis Baciilariophyta. Dan kelimpahan Fitoplankton
yang tertinggi berada bagian perairan Hilir, dan yang terendah berada pada bagian Tengah
perairan.
Dewi Sartika
Mahasiswa ilmu kelautan, FIKP UMRAH, sartikadewi565@gmail.com
Arief Pratomo
Program Studi ilmu kelautan, FIKP UMRAH, sea_a_reef@hotmail.com
Ita Karlina
Program Studi ilmu kelautan, FIKP UMRAH, ulfahfita@gmail.com
ABSTRACK
The porpose of the research is to know the Economy Valuations Of Advantage Mangrove
Ecosistem In Batang Village, Senayang, Lingga Regency, Riau Island Province. The method of the
researc are survey and interview. In otherhands, line transect plot 10 m x 10 m is used to know the
mangrove conditions.
The result of the rearch shown that there are 6 kinds of mangrove in Batang Village,
Senayang. They are dominated by Rhizopora Apiculata. The research also gave infornation about
advantage mangrove ecosystem in Batang Village. The direct use value benefit of Rp.
31.829.226.483 (89,64%) per year, indirect use values benefits of Rp. 3.492.434.892 (9,84%) per
year. the option value of benefits Rp. 55.698.165 per year, The existence value of benefits Rp.
74.256.923 (0,21%) per year, the bequest value of benefits Rp. 55.093.846 (0,16%) per year. So,
Total value of the economic benefits Rp. 35.506.710.310 per year.
III. METODE
Pengambilan Sampel
Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan fitoplankton dilakukan
Penelitian ini dilakukan pada bulan dengan menggunakan planktonet No 25
Juni 2016 berlokasi di Perairan Sungai ukuran 40 µm dengan prosedur dibawah ini:
Carang Kota Tanjungpinang Provinsi a. Ember diturunkan keperairan secara
Kepulauan Riau, yang dapat dilihat pada vertikal lalu diangkat diatas Pompong
Gambar 1.dibawah ini : dengan menggunakan ember 50 liter.
b. Planktonet dimasukan kedalam ember
yang sudah berisi air laut kemudian
tarik plankton net secara horizontal.
c. Air yang tertampung di botol planktonet
disalin ke dalam botol sampel (botol
sampel 150 ml).
d. Air sempel diawetkan dengan
memasukan 3-5 tetes lugol 4%
e. Sampel kemudian disimpan kedalam
coolbox untuk diidentifikasi di
laboratorium.
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian ( Sumber:
Citra Quick Bird dan Base Mab
Bintan) Pengukuran Parameter Fisika Kimia
Perairan
Metode Kerja a. Salinitas ( ‰)
Metode yang digunakan dalam Untuk mengukur salinitas perairan
penelitian ini adalah metode survei, yaitu digunakan alat digital yaitu saltmeter,
metode penelitian yang tidak melakukan Pengukuran ini dilakukan 3 kali
perubahan (tidak ada perlakuan khusus) pengulangan. Untuk setiap kali pengulangan,
terhadap variabel yang akan diteliti dengan alat harus dibersihkan telebih dahulu dengan
tujuan untuk memperoleh serta mencari menggunakan aquades agar mendapatkan
keterangan secara faktual tentang objek yang hasil yang optimal.
diteliti. Data primer dalam penelitian ini
merupakan data hasil pengukuran secara b. Suhu (°C )
langsung terhadap parameter yang diamati, Untuk mengukur suhu digunakan
sedangkan data sekunder diperoleh melalui alat digital yaitu multiteste.
studi pustaka dari berbagai sumber dan
instansi terkait. c. Kecerahan
Pengukuran kecerahan perairan
diukur dengan menggunakan Secchi Disc
Penentuan Stasiun Penelitian yang diturukan kedalam perairan secara
Penentuan stasiun penelitian dilakukan perlahan sampai posisi lempengan Secchi
berdasarkan teknik Purposive sampling. Disc samar-samar. Setelah itu, diukur jarak
panjang tali Secchi Disc dari permukaan perbandingan, yaitu membandingkan rata–
perairan hinggga kedalaman Secchi Disc rata antara dua atau lebih kelompok sampel
tidak terlihat. Kemudian Secchi Disc diturun data.
kan sampai kedasar perairan dan ditarik
keatas sampai Secchi Disc kelihatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
d. Oksigen Terlarut ( DO )
Untuk mengukur Oksigen Terlarut Kondisi Umum Wilayah Penelitian
(DO) digunakan alat digital yaitu multitester Kawasan Sungai Carang terletak di
meter,alat ini memiliki 3 fungsi yaitu unuk Kota Tanjungpinang yang merupakan Ibu
mengukur suhu, oksigen terlarut ( DO ) dan Kota Provinsi Kepulauan Riau, kawasan ini
derajat keasamaan ( PH ). merupakan salah satu perairan yang cukup
sibuk, di sepanjang daerah aliran Sungai
e. Derajat Keasaman ( PH ) Carang terdapat banyak aktivitas manusia
Untuk mengukur derajat keasamaan seperti adanya pemukiman penduduk,
(PH) digunakan alat digital yaitu industri, pembukaan lahan, tambang bauksit,
multitester,alat ini memiliki 3 fungsi yaitu galangan kapal, pariwisata, kegiatan
unuk mengukur suhu, oksigen terlarut ( DO pelabuhan serta lalu lintas kapal. Pada
) dan derajat keasamaan ( PH ). kawasan hulu perairan Sungai Carang masih
terdapat hutan mangrove yang kondisinya
Pengukuran Variabel Penelitian cukup baik, kedalaman perairan pada bagian
a. Identifikasi Fitoplankton hulu tidak terlalu dalam, warna air keruh
Identifikasi fitoplanton dilakukan kemerahan akibat adanya masukan sedimen
dibawah mikroskop binokuler dengan dari aktivitas penambangan bauksit di
perbesaran ukuran 10 x 0,25 sebelum sampel daratan yang di tandai dengan lumpur
diteteskan pada Haemacytometer, sampel berwarna merah.
dikocok terlebih dahulu. Dimana
sebelumnya sampel telah diberikan lugol 4 Parameter Lingkungan
% sebagai pengawet, hal ini dilakukan agar Hasil analisis parameter fisika-
fitoplankton yang terdapat dalam botol kimia perairan yang berpengaruh terhadap
tersebar meratadan mempunyai kesempatan kehidupan fitoplankton diperairan Sungai
yang sama untuk terambil. Fitoplankton Carang pada bagian Hulu, Tengah, dan Hilir
yang telah diamati, dapat diidentifikasi dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
dengan menggunakan buku Sachlan (1982 ). Tabel 3. Parameter Lingkungan Perairan
Sungai Carang
b. Kelimpahan Fitoplankton ( N ) Parameter Bagian
Penentuan kelimpahan fitoplankton
Hulu Tengah Hilir
dilakukan berdasarkan metode sapuan diatas
gelas objek Segwick Rafter, yang dinyatakan Suhu (0C) 29.87 30.4 30.7
secara kuantitatif dalam jumlah sel / liter. Kecerahan 110 115 135
Kelimpahan fitoplankton dihitung (cm)
berdasarkan persamaan menurur fachrul, Salinitas (0/00) 27.33 28.67 29.67
(2008) sebagai berikut : DO (mg/l) 4.7 5.6 6.3
x x 1000 Ph 7.63 7.36 7.73
Sumber : Data Primer
Dimana : Berdasarkan hasil pengukuran
N : Kelimpahan fitoplankton (ind/ ml) parameter diperairan Sungai Carang nilai
n : Jumlah sel yang diamati (ind) suhu diperairan tersebut berkisar antara
Vr : Volume air yang tersaring (150ml) 29.87 – 30.7 0C. Nilai suhu yang tertinggi
Vo : Volume air yang diamati (0,05 ml) terdapat pada bagian Hilir dengan nilai suhu
Vs : Volume air yang disaring (50 L) 30.7 0C sedangkan nilai suhu terendah
terdapat pada bagian Hulu dengan nilai
Analisis Data 29.87 0C. Menurut KEPMEN LH No 51.
Analisis data yang di gunakan Tahun 2004 kisaran suhu optimum bagi
dalam penelitian ini menggunakan
pertumbuhan fitoplankton diperairan Sungai Carang pada bagian Hulu, Tengah,
berkisar antara 28 – 30 0C. dan Hilir dapat dilihat pada tabel.
Nilai salinitas pada Tabel 4. Komopsisi fitoplankton pada
perairan Sungai Carang tergolong perairan bagian Hulu, Tengah, dan Hilir
daerah estuari dengan nilai salinitas berkisar Divisi Jenis Bagian
antara 27.33 – 29.67 0/00. Nilai salinitas Hulu Tengah Hilir
tersebut di dapatkan dari hasil pengukuran Crhoococcus sp + + +
dari bagian Hulu, Tengah, dan Hilir. Cyanophyta Calothrix sp - + +
Perbedaan salinitas yang terjadi dipengaruhi Dictyloccocopsis + + -
raphidiodis
oleh musim, pasang surut, dan masukkan air Crhoococcus + + +
tawar. dispersus
Oksigen terlarut (DO) pada perairan
Sungai Carang memiliki nilai DO berkisar Oocysts Nageli + + +
Chlorophyta Scenedesmus - + -
antara 4.7 – 6.3 mg/l. Nilai DO tertinggi
ellipsoideus
terdapat pada bagian Hilir dengan nilai DO Chlorella sp + + -
6.3 mg/l dan nilai DO terendah terdapat pada
bagian hulu dengan nilai 4.7 mg/l. Chaetoceros sp + + -
Sedangkan pada bagian Tengah nilai DO Bacillariophy Nitzchia scalaris + - +
ta Nitzchia capitalia - + +
yang didapatkan dengan nilai 5.6 mg/l.
Menurut KEPMEN LH tahun 2004 kisaran Euglena viridis + + +
Baku Mutu untuk nilai DO perairan guna Euglenophyt Euglena Ehrenberg - + +
mendukung kehidupan biota adalah > 5 a Euglena oxyuris + - +
mg/l.
Kondisi Derajat Keasaman (pH) Desmidiagae Gonatozygon + + +
monotaenium
diperairan Sungai Carang berkisar antara
7.36 – 7.73. Dengan demikian kondisi pH Phyrophyta Peridium sp + + -
pada perairan Sungai Carang termasuk Jumlah jenis 11 13 10
normal bagi kehidupan fitoplankton. Karena
menurut KEPMEN LH Baku Mutu untuk Klasifikasi Jenis – Jenis Fitoplankton
nilai pH perairan untuk kehidupan Dibagian Hulu, Tengah dan Hilir
fitoplankton berkisar antara 7 – 8.5. Perairan Sungai Carang
Kondisi kecerahan diperairan Sungai Carang
berkisar antara 110 – 135 cm. kecerahan Jenis Chroococcus sp
tertinggi berda pada bagian Hilir yaitu 135 Klasifikasi dari jenis Chroococcus sp
cm dan yang terendah berada pada bagian Sebagaiberikut :
Hulu perairan yaitu sebesar 110 cm. Kingdom : Plantae
Kecerahan perairan payau sangat Divisi : Cyanophyta
bergantung kepada banyak sedikitnya Kelas : Cyanophyceae
partikel (anorganik) tersuspensi atau Ordo : Chroococcales
kekeruhan dan kepadatan fitoplankton. Famili : Chroococaceae
Kecerahan menggambarkan transparansi Genus : Chroococcus
perairan. Spesies : Chroococcus sp