Anda di halaman 1dari 10

PERJANJIAN PENUNJUKAN DISTRIBUTOR

Nomor: __________________________

PERJANJIAN PENUNJUKAN DISTRIBUTOR Nomor: ____________________ ini dibuat dan


ditandatangani di _______________ pada hari ini, __________ tanggal __ ___________ _____
(“Perjanjian”), oleh dan di antara:

1 Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :

Nomor KTP :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ____________________ sebagai Direktur
Utama, sebuah badan hukum Perseroan Terbatas yang berkedudukan di
Kabupaten/Kota ____________, selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai “Pihak
Pertama”.
2 Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :

Nomor KTP :
Selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai “Pihak Kedua”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama selanjutnya disebut sebagai “Para
Pihak”. Para Pihak dengan ini terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut.

(1) Bahwa Pihak Pertama adalah sebuah Badan Hukum Perseroan Terbatas yang ruang
lingkup kegiatan usahanya bergerak di bidang produksi barang berupa
_________________.
(2) Bahwa Pihak Kedua adalah usaha perseorangan yang ruang lingkup kegiatan
usahanya bergerak di bidang perdagangan dan distribusi barang berupa
_____________________.
(3) Bahwa untuk melaksanakan ruang lingkup kegiatan usahanya, Pihak Pertama
membutuhkan jaringan pemasaran dan distribusi untuk memasarkan barang-
barang produksinya.
(4) Bahwa Pihak Pertama telah menunjuk Pihak Kedua sebagai distributor untuk
melakukan distribusi barang produksi Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah
sepakat untuk menerima penunjukan dari Pihak Pertama sebagai distributor untuk
melakukan distribusi barang produksi Pihak Pertama tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan dengan iktikad baik, Para Pihak dengan ini
sepakat untuk saling mengikatkan diri dalam Perjanjian ini dengan ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam pasal-pasal di bawah ini.

Halaman 1 | 10 Halaman
Pasal 1
Kesepakatan
Pihak Pertama dengan ini sepakat untuk menunjuk Pihak Kedua sebagai distributor untuk
melakukan distribusi barang sebagaimana Pihak Kedua dengan ini sepakat untuk
menerima penunjukan dari Pihak Pertama sebagai distributor untuk melakukan distribusi
barang.
Pasal 2
Hak dan Kewajiban Para Pihak
(1) Hak dan Kewajiban Pihak Pertama
a. Pihak Pertama berhak untuk menerima pembayaran total harga pembelian
barang dari Pihak Kedua.
b. Pihak Pertama berkewajiban untuk menyerahkan barang kepada Pihak
Kedua.
(2) Hak dan kewajiban Pihak Kedua
a. Pihak Kedua berhak untuk menerima barang dari Pihak Pertama dan
melakukan distribusi barang.
b. Pihak Kedua berkewajiban untuk membayar total harga pembelian barang
kepada Pihak Pertama.
Pasal 3
Ruang Lingkup
(1). Distribusi barang sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini adalah kegiatan
penyaluran barang secara tidak langsung dari Pihak Pertama sebagai produsen
barang kepada konsumen yang dilakukan oleh Pihak Kedua sebagai distributor
dengan menggunakan jaringan distribusi dari Pihak Kedua (“Distribusi Barang”).
(2). Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini sepakat bahwa kerja sama Distribusi
Barang sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini bersifat non-ekslusif, dengan
pengertian Pihak Pertama berhak untuk menunjuk pihak lain untuk melakukan
Distribusi Barang untuk wilayah Distribusi Barang yang berbeda dan Pihak Kedua
juga berhak untuk menerima penunjukan dari pihak lain untuk melakukan
distribusi barang pihak lain di Wilayah Distribusi Barang.
(3). Barang sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini adalah barang yang berupa
______________ produksi Pihak Pertama.
(4). Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini sepakat bahwa untuk melakukan
Distribusi Barang maka Pihak Kedua wajib untuk melakukan pembelian barang dari
Pihak Pertama dengan jumlah pembelian Barang sebagaimana ditentukan dalam
Perjanjian ini.
(5). Penyerahan Barang dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua dilakukan berdasarkan
pemesanan Barang yang dilakukan oleh Pihak Kedua yang serah terimanya
dilakukan di gudang milik Pihak Kedua berdasarkan tanda terima barang.
(6). Pihak Kedua berhak untuk melakukan distribusi barang secara tidak langsung
dengan menggunakan jaringan distribusi barang Pihak Kedua yang antara lain

Halaman 2 | 10 Halaman
terdiri dari Sub Distributor, Perkulakan, Grosir dan/atau Pengecer, dan Pihak Kedua
dilarang untuk melakukan Distribusi Barang secara eceran langsung kepada
konsumen.
(7). Pembayaran Total Harga Pembelian Barang oleh Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama dilakukan setelah Pihak Kedua menerima Barang dan dilakukan dengan
cara transfer antar bank.

Pasal 4
Barang
(1) Barang sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini adalah barang dengan
spesifikasi sebagai berikut:
 Jenis :
 Tipe :
 Model :
 Merek :
 Produsen :
(“Barang”).
(2) Pihak Pertama dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa:
a. Barang adalah asli hasil produksi dari Pihak Pertama.
b. Barang telah memenuhi standar mutu dan kelayakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Pihak Pertama telah memiliki segala perizinan yang diperlukan untuk
melakukan produksi dan penjualan Barang.
d. Segala hak kekayaan intelektual yang melekat pada Barang sepenuhnya
merupakan hak milik dari Pihak Pertama.

Pasal 5
Pembelian dan Penyerahan Barang
(1) Para Pihak dengan ini sepakat bahwa untuk melakukan Distribusi Barang secara
berkelanjutan dan terus menerus, Pihak Pertama wajib untuk memastikan
ketersediaan Barang yang diperlukan oleh Pihak Kedua dalam rangka melakukan
Distribusi Barang.
(2) Untuk melaksanakan Distribusi Barang, pembelian Barang oleh Pihak Kedua dari
Pihak Pertama wajib dilakukan dengan ketentuan:
a. Jumlah total pembelian Barang dalam 1 (satu) tahun adalah sekurang-
kurangnya sebanyak ____ (_______________________________) _____ Barang.
b. Jumlah total pembelian Barang dalam setiap 1 (satu) bulan adalah sekurang-
kurangnya sebanyak __ (____________________) _____ Barang ditambah
kekurangan jumlah pembelian Barang bulan sebelumnya.
(3). Jumlah pembelian Barang dalam 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) huruf a Pasal ini bersifat akumulatif dengan ketentuan:

Halaman 3 | 10 Halaman
a. Dalam hal pembelian Barang oleh Pihak Kedua dari Pihak Pertama tidak
mencapai jumlah pembelian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b
Pasal ini, total kekurangan pembelian Barang yang belum dilakukan tersebut
akan ditambahkan ke dalam pembelian Barang pada bulan berikutnya.
b. Dalam hal pembelian Barang oleh Pihak Kedua dari Pihak Pertama tidak
mencapai jumlah pembelian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a
Pasal ini, Pihak Pertama berhak untuk melakukan evaluasi Perjanjian ini
dengan ketentuan Pihak Pertama berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini
secara sepihak.
(4). Penyerahan Barang oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua wajib dilakukan
selambat-lambatnya pada setiap tanggal __ (_________) setiap bulannya, dilakukan
berdasarkan formulir pemesanan Barang (purchase order) yang dikirimkan oleh
Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dalam jangka waktu selambat-lambatnya __
(_______) hari kerja sebelum penyerahan Barang dilakukan.
(5). Pengiriman purchase order sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) Pasal ini
dilakukan melalui surat elektronik (email) sebagai berikut.
Alamat Email Pihak Pertama :
Alamat Email Pihak Kedua :
(“Email”).
(6). Penyerahan Barang dilakukan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua di gudang
milik Pihak Kedua dengan alamat sebagai berikut.
Komplek :
Jalan :
Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Kode Pos :
(“Gudang”).
(7). Pengiriman Barang ke Gudang milik Pihak Kedua wajib dilakukan oleh Pihak
Pertama dengan jenis pengangkutan dan segala biaya yang diperlukan untuk
melakukan pengiriman Barang tersebut menjadi tanggung jawab dari Pihak
Pertama sepenuhnya.
(8). Penyerahan Barang wajib dilakukan dengan suatu tanda terima barang yang dibuat
sebanyak 2 (dua) rangkap yang wajib ditandatangani oleh perwakilan dari Pihak
Pertama dan Pihak Kedua yang masing-masing Pihak menerima 1 (satu) rangkap
asli.
(9). Pihak Kedua berhak untuk melakukan pengembalian Barang (retur) dalam hal
Barang yang diserahkan oleh Pihak Pertama memiliki cacat tersembunyi maupun

Halaman 4 | 10 Halaman
cacat lainnya, dan dalam hal dilakukannya pengembalian Barang (retur) tersebut
maka Pihak Kedua berhak untuk menerima penggantian Barang dengan jumlah dan
kualitas yang sama.

Pasal 6
Distribusi Barang
(1) Pihak Kedua hanya diperbolehkan untuk melakukan Distribusi Barang di wilayah
sebagai berikut:

Kabupaten :

Provinsi :

(“Wilayah Distribusi Barang”).


(2) Pihak Kedua dilarang untuk melakukan Distribusi Barang atau menunjuk pihak lain
manapun untuk melakukan Distribusi Barang di luar Wilayah Distribusi Barang,
kecuali untuk penjualan Barang yang dilakukan melalui perdagangan elektronik (e-
commerce) oleh Pengecer yang digunakan oleh Pihak Kedua.
(3) Pihak Pertama dilarang untuk menunjuk pihak lain untuk melakukan Distribusi
Barang baik secara langsung maupun secara tidak langsung di Wilayah Distribusi
Barang, kecuali untuk penjualan Barang yang dilakukan melalui perdagangan
elektronik (e-commerce).
(4) Dalam melakukan Distribusi Barang, Pihak Kedua hanya dapat melakukan
penyaluran Barang secara tidak langsung kepada konsumen dengan menggunakan
rantai distribusi sebagai berikut.
a. Subdistributor
b. Perkulakan
c. Grosir
d. Pengecer
(5) Dalam melakukan Distribusi Barang, hanya Pengecer yang digunakan oleh Pihak
Kedua dalam rantai ditribusinya yang dapat melakukan penjualan Barang secara
eceran langsung kepada konsumen, sedangkan Pihak Kedua dan Sub Distributor,
Perkulakan, serta Grosir yang digunakan oleh Pihak Kedua dilarang untuk
melakukan pemasaran Barang secara eceran langsung kepada konsumen.
(6) Pihak Kedua dengan ini menjamin bahwa dalam melaksanakan Perjanjian ini:
a. Pihak Kedua telah memiliki surat tanda pendaftaran kedistributoran.
b. Pihak Kedua telah memiliki segala perizinan di bidang perdagangan sebagai
distributor dari instansi dan/atau lembaga yang berwenang.
c. Pihak Kedua telah memiliki atau menguasai tempat usaha yang jelas dan
tetap serta memiliki atau menguasai gudang yang terdaftar.
(7) Dalam melakukan Distribusi Barang, Pihak Kedua wajib untuk memastikan dan
menjamin bahwa Sub Distributor, Perkulakan, Grosir, dan/atau Pengecer yang

Halaman 5 | 10 Halaman
digunakan oleh Pihak Kedua untuk melakukan Distribusi Barang memenuhi
peryaratan dan perizinan yang ditentukan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(8) Dalam rangka untuk melakukan evaluasi produksi dan pemasaran, Pihak Pertama
berhak untuk memperoleh data penjualan dari Pihak Kedua, yaitu yang meliputi
tetapi tidak terbatas pada data aktivitas penjualan, keluhan pelanggan, kesalahan
produk dan klaim lainnya yang mungkin timbul.
(9) Pihak Kedua berhak untuk mencantumkan nama Pihak Pertama sebagai produsen
dan/atau merek Barang pada papan nama kantor, gudang, dan/atau toko dari Pihak
Kedua dan jaringan Distribusi Barang yang digunakan oleh Pihak Kedua atau
mencantumkannya di dalam surat yang dikeluarkan oleh Pihak Kedua atau di media
lainnya dengan cara yang disetujui oleh Pihak Pertama, semata-mata dalam rangka
melakukan Promosi Barang dan agar dapat diketahui umum bahwa Pihak Kedua
merupakan Distributor resmi dari Pihak Pertama.

Pasal 7
Promosi Barang
(1) Para Pihak dengan ini sepakat bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua berhak untuk
melakukan kegiatan promosi Barang di Wilayah Distribusi Barang dengan biaya
promosi menjadi beban dan kewajiban dari masing-masing pihak yang
menyelenggarakannya (“Promosi Barang”).
(2) Promosi Barang dapat dilakukan oleh Pihak Kedua dalam bentuk:
a. Penyebaran brosur, leaflet, katalog, serta pemasangan banner yang
mendeskripsikan informasi mengenai Barang yang materinya berasal dari
Pihak Pertama dan/atau berasal dari Pihak Kedua sendiri dengan terlebih
dahulu wajib mendapat persetujuan dari Pihak Pertama.
b. Mengadakan acara atau event khusus dalam rangka mempromosikan Barang
atau menjadi sponsor dari acara atau event khusus yang diselenggarakan
oleh pihak lain.
c. Bentuk lainnya yang disepakati bersama oleh Pihak Pertama dan Pihak
Kedua.
(3) Pihak Pertama wajib untuk memberikan dukungan kepada Pihak Kedua dalam
rangka melakukan Promosi Barang di Wilayah Distribusi Barang dengan bentuk
dukungan yang akan disepakati bersama oleh Para Pihak.
(4) Dalam rangka melakukan Promosi Barang di Wilayah Distribusi Barang, Pihak
Pertama wajib terlebih dahulu berkoordinasi dengan Pihak Kedua.

Pasal 8
Kerahasiaan Informasi
(1) Para Pihak dengan ini sepakat untuk menjaga kerahasiaan atas segala informasi
yang diperoleh masing-masing Pihak dari pihak lainnya, yaitu yang meliputi tetapi
tidak terbatas pada data penjualan yang diserahkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama, data mengenai proses produksi Barang yang dilakukan oleh Pihak
Pertama, identitas Para Pihak, dan informasi lainnya yang diperoleh masing-masing

Halaman 6 | 10 Halaman
Pihak dalam rangka melaksanakan Perjanjian ini yang bersifat informasi rahasia
dagang atau informasi lainnya yang disetujui oleh Para Pihak untuk dirahasiakan.
(2) Kewajiban menjaga kerahasiaan atas informasi tersebut sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) Pasal ini berlaku baik selama berlangsungnya Perjanjian ini maupun
setelah berakhirnya Perjanjian ini.
(3) Ketentuan tersebut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini
dapat dikesampingkan dalam hal pengungkapan informasi tersebut harus dilakukan
dalam rangka penegakan hukum yang dilakukan oleh pihak yang berwenang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 9
Harga Barang
(1) Para Pihak dengan ini sepakat bahwa harga pembelian Barang oleh Pihak Kedua
dari Pihak Pertama ditentukan oleh Pihak Pertama dan harga penjualan Barang
secara eceran kepada konsumen ditentukan oleh pasar dengan batasan harga
minimal yang berhak ditentukan oleh Pihak Pertama.
(2) Para Pihak dengan ini sepakat bahwa besarnya harga pembelian Barang ditentukan
sebagai berikut.
a. Harga pembelian Barang merupakan besarnya harga Barang atas pembelian
Barang yang dilakukan oleh Pihak Kedua dari Pihak Pertama untuk setiap 1
(satu) Barang yang besarnya ditentukan oleh Pihak Pertama dan digunakan
sebagai dasar untuk menentukan total pembayaran Harga Barang yang wajib
dibayarkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama (“Harga Pembelian
Barang”).
b. Penentuan Harga Pembelian Barang untuk setiap model Barang dilakukan
oleh Pihak Pertama dengan cara menerbitkan daftar Harga Pembelian
Barang dan mengirimkannya kepada Pihak Kedua melalui Email.
c. Pihak Pertama berhak untuk melakukan perubahan Harga Pembelian Barang
dari waktu ke waktu tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Kedua.
d. Perubahan Harga Pembelian Barang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf c Pasal ini mulai berlaku efektif sejak Pihak Pertama mengirimkan
daftar Harga Barang yang baru hasil perubahan tersebut kepada Pihak Kedua
melalui Email.
e. Pembayaran total Harga Pembelian Barang oleh Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama wajib dilakukan dengan ketentuan:
i. Total Harga Pembelian Barang adalah besarnya Harga Pembelian
Barang yang wajib dibayar oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama
setiap bulannya sesuai dengan jumlah Barang yang dibeli oleh Pihak
Kedua dari Pihak Pertama pada bulan berjalan, yang perhitungannya
dilakukan dengan cara mengalikan Harga Pembelian Barang dengan
total jumlah Barang yang dibeli dalam transaksi pembelian Barang
bulan berjalan tersebut (“Total Harga Pembelian Barang”).

Halaman 7 | 10 Halaman
ii. Pembayaran Total Harga Pembelian Barang dilakukan setiap 1 (satu)
bulan sekali yang wajib dibayarkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama selambat-lambatnya pada setiap tanggal __ (__________) bulan
berjalan.
iii. Pembayaran Total Harga Pembelian Barang dilakukan berdasarkan
surat tagihan (invoice) yang wajib dikirimkan oleh Pihak Pertama
kepada Pihak Kedua melalui Email selambat-lambatnya 2 (dua) hari
kerja sebelum batas waktu pembayaran sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) huruf e angka ii Pasal ini dengan ketentuan, jika pada
hari tersebut Pihak Pertama tidak mengirimkan surat tagihan
(invoice) tersebut kepada Pihak Kedua maka pembayaran Total Harga
Pembelian Barang dapat dilakukan oleh Pihak Kedua sesuai dengan
perhitungan Pihak Kedua berdasarkan tanda terima Barang.
(3) Para Pihak dengan ini sepakat bahwa besarnya harga penjualan Barang dan harga
pasar ditentukan sebagai berikut.
a. Pihak Kedua berhak untuk menetapkan besarnya harga penjualan Barang
kepada Sub Distributor, Perkulakan, Grosir, dan/atau Pengecer yang
digunakan oleh Pihak Kedua untuk melakukan Distribusi Barang (“Harga
Penjualan Barang”).
b. Pada prinsipnya, harga penjualan Barang secara eceran kepada konsumen
ditentukan oleh Pihak Kedua beserta jaringan distribusinya, tetapi Pihak
Pertama berhak untuk menetapkan besarnya harga minimal penjualan
Barang secara eceran kepada konsumen tersebut yang penetapannya
dilakukan berdasarkan daftar harga penjualan Barang secara eceran kepada
konsumen, yang daftarnya akan diserahkan oleh Pihak Pertama kepada
Pihak Kedua melalui Email (“Harga Pasar”).
(4) Pembayaran Total Harga Pembelian Barang oleh Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama wajib dilakukan dengan cara antar transfer bank dari rekening bank Pihak
Kedua ke rekening bank Pihak Pertama sebagai berikut.

Rekening Bank Pihak Pertama Rekening Bank Pihak Kedua


Nama Bank : Nama Bank :
Nomor Rekening : Nomor Rekening :
Atas Nama : Atas Nama :

Pasal 10
Jangka Waktu
(1). Para Pihak dengan ini sepakat bahwa jangka waktu berlakunya Perjanjian ini adalah
untuk selama jangka waktu __ (________) tahun yang mulai berlaku sejak tanggal
ditandatanganinya Perjanjian ini sampai dengan tanggal __ ________ _____ (“Jangka
Waktu Perjanjian”).
(2). Pengakhiran Perjanjian ini sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian hanya
dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama diantara Para Pihak yang dibuat
secara tertulis.

Halaman 8 | 10 Halaman
(3). Menyimpang dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini, Para
Pihak dengan ini sepakat bahwa Pihak Pertama berhak untuk mengakhiri Perjanjian
ini secara sepihak dalam hal:
a. Pihak Kedua tidak dapat memenuhi ketentuan pembelian Barang sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 5 ayat (3) huruf b Perjanjian ini.
b. Pihak Kedua melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (2) Perjanjian ini dengan
melakukan Distribusi Barang atau menunjuk pihak lain untuk melakukan
Distribusi Barang di luar Wilayah Distribusi Barang.
c. Pihak Kedua melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (4) Perjanjian ini dengan
melakukan pemasaran Barang secara eceran langsung kepada konsumen.
(4). Para Pihak berhak untuk memperpanjang jangka waktu berlakunya Perjanjian ini
berdasarkan kesepakatan bersama yang dibuat secara tertulis oleh Para Pihak.
Pasal 11
Force Majeure
(1) Dalam hal terjadi force majeure atau keadaan memaksa yang mengakibatkan tidak
terlaksananya kewajiban atau terlambatnya pelaksanaan kewajiban berdasarkan
Perjanjian ini, Para Pihak dengan ini sepakat bahwa pihak yang tidak melaksanakan
kewajiban atau terlambat melaksanakan kewajiban tersebut dibebaskan dari
tuntutan atas kerugian pihak lainnya yang disebabkan oleh tidak terlaksananya atau
terlambatnya pelaksanaan kewajiban tersebut.
(2) Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini yang dialami
oleh salah satu pihak wajib diberitahukan kepada pihak lainnya dengan sarana
komunikasi yang paling memungkinkan dalam jangka waktu selambat-lambatnya __
(________) hari kalender sejak terjadinya keadaan force majeure tersebut dan dalam
hal pihak yang mengalami force majeure tidak memberitahukannya dalam jangka
waktu tersebut, keadaan force majeure tersebut dianggap tidak pernah terjadi.
(3) Force majeure atau keadaan memaksa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal
ini meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a. Bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, badai, angin topan,
tsunami, banjir besar, tanah longsor, dan kebakaran.
b. Keadaan yang bersifat masif seperti perang, huru-hara, pemberontakan, dan
wabah penyakit.
c. Peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang secara langsung
berdampak besar pada pelaksanaan Perjanjian.
d. Keadaan lainnya yang ditetapkan oleh otoritas berwenang sebagai force
majeure.
Pasal 12
Adendum
Segala perubahan ketentuan dan/atau penambahan ketentuan yang belum diatur
dan/atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini akan disepakati lebih lanjut oleh Para
Pihak dan hasilnya akan dituangkan ke dalam suatu adendum yang ditandatangani oleh
Para Pihak yang  merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjian ini.

Halaman 9 | 10 Halaman
Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
(1) Dalam hal terjadi perselisihan diantara Para Pihak sebagai akibat
dari pelaksanaan Perjanjian ini, Para Pihak dengan ini sepakat untuk
menyelesaikannya secara musyawarah dan kekeluargaan.
(2) Dalam hal penyelesaian secara musyawarah dan kekeluargaan tidak mencapai
kesepakatan dan/atau perdamaian, Para Pihak dengan ini sepakat untuk
menyelesaikannya secara hukum di Pengadilan Negeri _____________________.

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di tempat dan pada waktu
sebagaimana disebutkan di bagian awal Perjanjian ini dalam rangkap 2 (dua) dan
bermeterai cukup, masing-masing Pihak memeroleh 1 (satu) rangkap asli yang
kesemuanya memiliki kekuatan hukum dan pembuktian yang sama.
Para Pihak,
Pihak Pertama, Pihak Kedua,

Meterai Tempel
Rp6.000

Halaman 10 | 10 Halaman

Anda mungkin juga menyukai