Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

KLOMATOLOGI PERTANIAN

Disusun Oleh :

Nama : Andrey Pratama


NIM : 2019/21150/BP
Kelas : Antan A
Jurusan : Budidaya Pertanian
Acara I : Pengenalan Stasiun Meteorologi dan Peralatannya
Co. Ass : Syaflianda Muhammad

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2020
I. ACARA I : Pengenalan Stasiun Meteorologi dan Peralatannya
II. TANGGAL : 25 Februari 2020
III. TUJUAN :
1. Mengenal Stasiun meteorologi pertanian dan alat-alat pengukur anasir
cuaca yang biasa digunakan dalam bidang meteorologi pertanian.
2. Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta macam data dan
kualitas data yang dihasilkan dari suatu alat pengukur anasir cuaca.
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Alat Pengukur Curah Hujan
a. Ombrometer Tipe Observatorium
Gambar alat Keterangan gambar
a. Mulut penakar
seluas 100 cm²
b. Corong sempit
c. Tabung
penampung
dengan
kapasitas setara
300-500 mm CH
d. Kran
Satuan alat : mm
Satuan pengukuran : mm
Ketelitian alat : 0,5 mm
Prinsip kerja : Penampung curah hujan
Cara kerja alat :
1. Alat diletakkan di lapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau
bangunan terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau
bangunan tersebut.
2. Permukaan mulut corong harus benar-benar horizontal dan dipasang
pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah.

Cara pengamatan :
1. Pengamatan dilakukan setiap pukul 07.00 pagi.
2. Data curah hujan harian didapat dengan jalan kran dibuka dan airnya
ditampung dalam gelas penakar yang bersatuan mm tinggi air.
3. Ketelitian pengamatan sampai 0,2 mm.
4. Hujan kurang dari 0,5 mm dianggap tiak ada meskipun dicatat.
5. Jika gelas penakar penuh, pengukur dapat dilakukan dengan mengukur
volume air yang diukur dengan gelas ukur biasa, karena luas
penampung curah hujan 100 cm2 sehingga setiap volume 10 cm2 berarti
sama dengan 1 mm tingi muka air.
2. Alat Pengukur Suhu Udara
a. Termometer Suhu Biasa
Gambar alat Keterangan gambar
a. Resevoir
b. Pipa kapiler berisi
air raksa / alkohol

Satuan alat : ºC
Satuan pengukuran : ºC
Ketelitian alat : 0,5ºC
Prinsip kerja : Berdasarkan kepekaan zat cair terhadap perubahan
suhu
Cara kerja alat : Dipasang sekaligus sebagai termometer bola kering
pada psikro meter sangkar.
Cara pengamatan :

1. Suhu udara dapat dibaca pada skala termometer dengan ketelitian


pembacaan 0,10 C.
2. Mata pengamat harus tegak lurus terhadap kolom air raksa.
3. Pengamatan dilakukan tiga hari sekali, pada pukul 07.00, 13.00 dan
18.00
3. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara
a. Termohigrograf
Gambar alat Keterangan gambar
a. Lempeng
dwilogam/bimetal
b. Rambut
c. Sistem tuas higograf
d. Sistem tuas
termohigograf
e. Pena
f. Silinder kertas grafik
Satuan alat : ºC dan %
Satuan pengukuran : ºC dan %
Ketelitian alat : 10 C dan 1%
Prinsip kerja : Muai dwi logam dan higroskopis rambut.
Cara pemasangan : Alat bersifat portable, alat ini diletakkan padda
sangkar meteo.
Cara pengamatan :
1. Dipasang kertas grafik pada silinder yang dapat berputar secara
otomatis.
2. Kertas grafik diganti setiap minggu.
3. Kelembaban nisbi (%) dan temperatur (0C) suatu saat dan ayunannya
dapat dibaca pada kertas grafik.
4. Alat Pengukur Suhu Tanah
a. Stick Termometer (Jeluk 100cm)
Gambar alat Keterangan gambar
a. Tangkai pemutar
b. Jarum penunjuk suhu
c. Tabung bejana berisi
spiral logam sebagai
penghantar
d. Ujung peka

Satuan alat : ºC
Satuan pengukuran : ºC
Ketelitian alat : 1ºC
Prinsip kerja : Muai zat cair bertekanan tinggi pada tabung
bejana.
Cara pemasangan : Alat dimasukkan ke dalam tanah dan ditekan
menurut jeluk yang kita inginkan dengan cara
memutar pegangannya.
Cara pengamatan : Setelah jarum penunjuk konstan, suhu dapat dibaca
pada skala yang ditunjuk.

b. Termometer Tanah Tipe Simons (Jeluk 50cm)


Gambar alat Keterangan gambar
a. Pipa pelindung
termometer
b. Bagian sensor
c. Termometer zat cair
d. Reservoir
e. Rantai
Satuan alat : ºC
Satuan pengukuran : ºC
Ketelitian alat : 0,5ºC
Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
Cara Pemasangan :
1. Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.
2. Bagian reservoir termometer dimasukkan lubang kemudian ditimbun
kembali dengan tanah bekas galian.
Cara pengamatan :
1. Termometer diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu tanah
dapat dibaca langsung pada skala yang ditunjuk.
2. Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.

5. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran


a. Aktinograf Dwi Logam
Gambar alat Keterangan gambar
a. Lempeng logam
warna putih
b. Lempeng logam
warna hitam
c. Lembar kaca pyrex
d. Pena / penera grafik
e. Silinder kertas grafik
Satuan alat : cm²
Satuan pengukuran : kal/cm² per hari
Ketelitian alat : 1 cm²
Prinsip kerja : Muai logam hitam – putih
Cara pemasangan : Alat dipasang pada tempat terbuka diatas tiang
beton yang kuat dan bagian atas dibuat sedemikian
rupa sehingga selain matahari berada 15 derajat
diatas horizon bumi, sinar harus bebas mencapai
sensor.
Cara pengamatan :
1. Kertas grafik dipasang dan diganti setiap sore hari pada pukul 18.00
2. Dari grafik yang tergambar diukur luasan dibawah grafik tersebut
dengan alat planimeter. Dari luasan terukur disertakan terhadap satuan
kalori/cm2/hari

b. Lux Meter
Gambar alat Keterangan gambar
a. Layar ponsel
b. Tombol On/Off
c. Tombol Range
d. Zero Adjust VR
e. Sensor cahaya

Satuan alat : Lux


Satuan pengukuran : Fc
Ketelitian kerja : 0,09 foot candel
Prinsip kerja : Format digital
Cara pemasangan : Portable
Cara pengamatan :
1. Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat
3 kisaran pengukuran yaitu 2.000, 20.000, 50.000 (lux)
2. Hal tersebut menunjukkan kisaran angka yng digunakan pada
pengukuran. Memilih lux 2.000 hanya dapat dilakukan pengukuran
kisaran cahaya kurang dari 2.000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti
pengukuran hanya dapat dilakukan pada kisaran 2.000 lux sampai
19.990 lux. Memilih 50.000 lux berarti pengukuran dapat dilakukan
pada kisaran 20.00 lux sampai 50.000 lux.
3. Jika ingin mengukur tingkat cahaya alami lebih baik menggunakan
pilihan 2.000 lux agar hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat

6. Alat Pengukur Panjang Penyinaran


a. Solarimeter Tipe Combell – Stokes
Gambar alat Keterangan gambar
a. Lensa bola kaca pejal,
r =7,3
b. Busur pemegang bola
kaca pejal
c. Sekrup pengunci
kedudukan lensa
d. Sekrup pengatur
kemiringan
e. Mangkuk tempat
kerja pias
Satuan alat : jam
Satuan pengukuran :%
Ketelitian alat : 0,5 jam
Prinsip kerja : Pemfokusan sinar matahari.
Cara pemasangan :
1. Syarat pemasangan sama seperti pada tipe Yordan .
2. Pemasangan alat sedemikian rupa sehingga:
1) Mangkuk tempat pemasangan kertas pias harus menunjuk arah
timur barat.
2) Bagian bawah alat harus benar-benar datar (diatur dengan
leveling).
3) Lensa bola bersama dengan tempat kertas pias dimiringkan sesuai
dengan letak lintang tempat pengamatan.
Cara pengamatan :
1. Kertas pias dipasang dan diganti tiap sore hari pada pukul 18.00
2. Kertas pias yang digunakan ada 3 macam yaitu bentuk lurus, bengkok
panjang dan bengkok pendek.
3. Jadwal masing-masing bentuk kertas pias tergantung letak
pengamatan dan kedudukan matahari terhadap tempat tersebut.
4. Pengukuran panjang penyinaran actual dilakukan dengan ketelitian 0,1
jam dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Noda langsung bundar dihitung 1/2 panjang garis tengah noda.
2) Noda berbentuk titik, setiap 2 atau 3 titik dihitung 0,1 jam.
3) Noda berbentuk garis berlubang dihitung dikurangi 0,1 jam setiap
pemutusan.
4) Noda berbentuk garis tidak berlubang, tidak perlu dokoreksi.
7. Alat Pengukur Kecepatan Angin
a. Biram Anemometer
Gambar alat Keterangan gambar
a. Kipas anemo
b. Jarum pencatat jarak /
100 m
c. Jarum pencatat jarak /
1000 m
d. Pengunci

Satuan alat :m
Satuan pengukuran : m/s
Ketelitian alat : 0,5 m
Prinsip kerja : Sistem mekanik
Cara pemasangan : Portable
Cara pengamatan :
1. Umumnya alat digunakan untuk pengukuran, rata-rata kecepatan
angin pada periode pendek, satuan dalam m/detik.
2. Cara pengukuran seperti pada cup anemometer

8. Alat Pengukur Evaporasi


a. Panci Evapori meter Kelas A
Gambar alat Keterangan gambar
a. Panci evaporasi
b. Rangka kayu / besi
c. Tabung peredam riak
d. Hook (batangkall)
dan skala ukur
(nonius)
e. Sekrup pemutar batang
pengukur

Satuan alat : mm
Satuan pengukuran : mm
Ketelitian alat : 0,02 mm
Prinsip kerja : Pengukuran selisih tinggi permukaan air.
Cara pemasangan :
1. Panci diletakkan pada balok kayu yang disusun datar diatas
permukaan tanah.
2. Air bersih dimasukkan setinggi 20 cm, permukaan air dijaga jangan
kurang dari 2,5 m dari batas tersebut, jika tinggi air kurang dari 10 cm
dari dasar dpaat berakibat kesalahan hingga 15%.
Cara pengamatan :
1. Mula-mula ujung kail (hook) diatur dengan skrup pemutar tepat
menyentuh permukaan air, kemudian tinggi air dapat di baca pada
penera (sampai ketelitian 0,02 mm).
2. Pada sore hari berikutnya, ujung kail diatur kembali sampai
menyentuh permukaan air.
3. Selisih pembacaan pertama (PI) dengan pembacaan kedua (PII)
merupakan besarnya penguapan air.
4. Jika terdapat hujan, maka rumus perhitungan evaporasi adalah : PI -
PII + CH (dalam mm). Kapasitas maksimum jika terjadi hujan sebesar
50 mm pada periode pengamatannya.
Penguapan yang terukur adalah pada permukaan air terbuka
V. PEMBAHASAN
Stasiun meteorologi adalah sebuah bangunan stasiun yang terdapat
peralatan dan perlengkapan pengamatan meteorologi dan klimatologi.
Sedangkan meteorologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat
atmosfir seperti cuaca, iklim, suhu, udara, angin, kelembaban, cahaya
matahari dan berhubungan dengan sifat fisika dan kimia, “Menurut Sarjito
(2016) klimatologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai keadaan rata-rata
cuaca pada wilayah dan waktu tertentu.”
Pada praktikum kali ini membahas tentang pengenalan stasiun meteorologi
dan peralatannya, pada stasiun meteorologi digunakan beberapa alat untuk
mengukur curah hujan, alat untuk mengukur suhu udara, alat pengukur
kelembaban nisbi udara, alat pengukur suhu tanah, alat pengukur intensitas
penyinaran, alat pengukur panjang penyinaran, alat pengukur kecepatan
angin, dan alat pengukur evaporasi, untuk mengukur curah hujan
menggunakan ombrometer tipe observatorium cara kerja alat ini adalah
dengan meletakkan alat ini di luar ruangan, pada saat hujan ombrometer akan
menampung air dan air yang tertampung pada ombrometer diukur
menggunakan gelas ukur, manfaat kita mengetahui data curah hujan adalah
untuk mengetahui informasi iklim dan cuaca pada suatu daerah tersebut dan
memprediksi akan terjadinya bencana, seperti banjir dan tanah longsor.
Untuk mengukur kelembaban nisbi udara menggunakan alat yang bernama
termohigograf, termohigograf menggunakan selembar pias dengan dua skala.
Termohigograf digunakan untuk mencatat suhu dan kelembaban secara
berkelanjutan. Cara kerja alat ini adalah mengembang dan mengkerutnya
rambut, karena pada kelembaban yang berbeda akan menggerakkan sistem
tuas sehingga pena kelembaban udara bergerak menggores kertas grafik.
Untuk mengukur suhu udara mengggunakan alat yaitu termometer biasa yang
prinsip kerjanya dengan menggunakan kepekaan zat cair (air raksa).
Kemudian untuk mengukur suhu yang ada di dalam tanah menggunakan alat
yaitu stick termometer dan termometer tipe simons, untuk menggunakan alat
ini kita harus membuat lubang terlebih dahulu di dalam tanah lalu
memasukkan alat ini ke dalam lubang yang kita buat tadi termometer tipe
simons dapat mencapai kedalaman 50 cm dan stick termometer dapat
mencapai kedalaman 100 cm. Dan untuk mengukur panjang penyinaran
menggunakan alat yaitu solarimeter tipe yordan, prinsip kerja alat ini adalah
dengan reaksi fotokhemis, “Menurut Gusnita (2014) reaksi fotokhemis atau
reaksi fotokimia adalah reaksi yang terjadi karena adanya foton atau cahaya”.
Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur intensitas penyinaran adalah
aktinograf dwi logam, intensitas penyinaran adalah banyaknya cahaya yang
dipancarkan oleh matahari ke bumi sedangkan panjang penyinaran adalah
waktu atau lamanya matahari bersinar ke bumi. Manfaat kita mengetahui
intensitas dan panjang penyinaran adalah untuk mengetahui cocok atau
tidaknya suatu tanaman pada daerah tertentu karena tanaman memiliki
beberapa syarat untuk tumbuh secara optimal karena penyinaran ini berkaitan
dengan fotosinntesis.
Alat yang digunakan untuk mengukur keccepatan angin adalah biram
anemometer dan alat untuk mengukur evaporasi adalah panci evaporasi cara
kerja alat ini adalah dengan mengisi panci evaporasi dengan air dan
meletakkannya di luar, panci yang terissi air tadi dihitung tinggi nya lalu
setelah dibiarkan bbeberapa waktu maka akan terjadi evaporasi. “Menurut
Rahayu (2009), Evaporasi adalah proses penambahan konsentrasi suatu zat
tertentu melalui proses perubahan molekul dari zat campurannya (zat cair
menjadi molekul uap/gas), intinya adalah evaporasi merupakan proses
penguapan”
VI. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Tempat untuk mengamati keadaan atmosfer suatu daerah adalah stasiun
meteorologi
2. Untuk mengetahui iklim dan cuaca di suatu daerah diperlukan
perhitungan data curah hujan, suhu udara dan kelembaban.
3. Dari mengetahui data curah hujan kita bisa memprediksi terjadinya
banjir
4. Dibutuhkan ketelitian dalam penghitungan data pada alat yang
digunakan
5. Dengan mempelajari alat-alat klimatologi dapat mengetahui keadaan
atmosfer pada daerah tertentu
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. Buku Petunjuk Umum Praktikum Klimatologi Pertanian. Institut


Pertanian Stiper Yogyakarta.
Gusnita. 2014. Pencemaran Smog sebagai Dampak Aktivitas Antropogonik.
www.jurnal.lapan.go.id . Diakses pada tanggal 3 Maret 2020 pukul 13.01
Rahayu. 2009. Pelaksanaan Proses Evaporasi. https://www.academia.edu/
11500199/Pelaksanaan_Proses_Evaporasi. Diakses pada tanggal 3 Maret
2020 pukul 12.40 WIB
Sarjito. 2016. Alat-alat Klimatologi. http://www.academia.edu/31404953/ALAT-
ALAT_KLIMATOLOGI. Diakses pada tanggal 3 Maret 2020 pukul 12.47
WIB

Yogyakarta, Maret 2020


Mengetahui,
Co.Ass Praktikan

(Syafliand Muhammad) (Andrey Pratama)

Anda mungkin juga menyukai