Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH HIDROLOGI

(Hidrograph dan Hyetograph design dalam Analisis hidrologi)

OLEH:

DENI IRWANTO
E1A1 18 037

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
2020
`
PENDAHULUAN

Hidrologi merupakan cabang ilmu bumi atau Geoscience atau Science


de la Terre yang secara khusus mempelajari tentang siklus hidrologi atau siklus
air di permukaan bumi dengan berbagai macam konsekuensi-nya.
Perkembangan terori dan aplikasi praktis hidrologi dalam konteks pengelolaan
sumberdaya air sangat pesat. Hal ini antara lain didorong oleh kemajuan di
bidang teknologi informasi dan komunikasi. Namun demikian beberapa kaidah
ilmu dan konsep teoritis relatif sama.

Basis dari Hidrologi adalah pengukuran terhadap fenomena alam. Salah


satunya adalah pengukuran aliran air di Sungai. Konsep Daerah Aliran Sungai
(DAS) menjadi satuan wilayah terkecil di permukaan Bumi kita yang digunakan
untuk pengamatan, pengukuran, interpretasi siklus hidrologi dan segala
konsekuensi-nya. Konsep DAS tidak saja mengandung aspek teknis. Lebih jauh,
banyak masalah di dalam DAS meliputi multi-dimensi (fisik, geografis, sosial-
ekonomis, ekologis, politik dan budaya). Skala masalah juga dapat bersifat lokal,
nasional, regional bahkan global. Bencana hidro-meteorologi (yang mencakup
antara lain: banjir, kekeringan, erosi dan longsor) merupakan jenis bencana alam
yang paling sering terjadi di berbagai belahan bumi. Semua jenis bencana
tersebut terkait dengan proses hidrologi di dalam DAS.

Hidrograf merupakan grafik yang menggambarkan fluktuasi aliran air di


Sungai sepanjang periode waktu. Aliran di Sungai berasal dari luas area di
dalam DAS yang berkontirbusi terhadap aliran tersebut. Dalam hal ini,
besarnya aliran dinyatakan dalam sumbu (y) dan periode waktu dilambangkan
dengan sumbu (x). Analisis terhadap hidrograf dengan berbagai macam cara
telah berkembang menjadi suatu metodologi yang cukup handal dan masih
dominan dipakai oleh ilmuwan dan praktisi di berbagai belahan Dunia untuk :
memahami proses hidrologi di dalam DAS, analisis banjir, analisis kekeringan,
perencanaan struktur (Bangunan) yang terkait dengan Sungai, ekologi, dan
aplikasi lainnya. Konsep teoritis tentang hidrograf relatif konstan, tetapi dengan
kemajuan teknologi telah berkembang berbagai metode analisis, tool, dan
interpretasi yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan.
PEMBAHASAN

A. Konsep Hidrograf dan Hyetograf


Hidrograf adalah kurva yang memberi hubungan antara parameter aliran
dan waktu. Parameter tersebut dapat berupa kedalaman aliran (elevasi) atau
debit aliran. Sehingga terdapat dua macam hidrograf yaitu hidrograf muka air dan
hidrograf debit. Hyetograf adalah diagram batang yang menggambarkan
hubungan tinggi hujan terhadap waktu.

(a) (b)

Gambar 1 Hydrograph dan Hietograph untuk: (a) satu dan (b) tiga
kejadian hujan (Sumber: Lab-tpkl, Tep-UNEJ)

Istilah Hydrograph (Hidrograf) digunakan untuk menyebut suatu grafik


(kurva) yang menggambarkan fluktuasi naik dan turun-nya aliran air pada lokasi
tertentu di Sungai sebagai fungsi waktu. SCS (1989) mendefinisikan hydrograf
sebagai berikut: “ A hydrograph is a graph showing stage, discharge, velocity,
or orther properties of water flow with respect to time.”

Hidrograf (hydrograph) adalah suatu grafik yang menunjukan hubungan


antara tinggi -muka-air (stage) atau tma, debit (discharge, flow, streamflow),
kecepatan (velocity) atau karakteristik aliran air terhadap waktu. Debit
menyatakan volume aliran air per satuan waktu tertentu.
Pada suatu Hidrograf sumbu Y menggambarkan karakteristik yang
mewakili aliran air ( dapat berupa: tma, kecepatan, debit, paramter kualitas air)
dan sumbu X menunjukkan waktu pengamatan (detik, jam, hari, bulan, tahun).
Jika yang diplot adalah tma terhadap waktu, maka disebut hidrograf- tma
(stage-hidrograf). Selanjutnya, jika yang diplot adalah “debit” terhadap waktu,
maka disebut hidrograf-debit (streamflow-hydrograph) atau (discharge
hydrograph). Secara umum keduanya lebih sering disingkat sebagai
Hidrograf.

Istilah Hyetograph (Hietograf) digunakan untuk mengilustrasikan fluktuasi


hujan yang jatuh sebagai fungsi waktu (gambar 1.a). Gambar (1.b)
mengilustrasikan hidrograf dan hietograf yang dihasilkan dari tiga kejadian
hujan.

B. Jenis-jenis hidrograf :

1. Hidrograf alami
merupakan suatu hidrograf yang dihasilkan darirekaman data (tma, kecepatan,
debit ) pada suatu stasiun (lokasi)pengukuran. Hidrograf semacam ini dapat
dikatakan sebagai sidik-jari(fingerprint) dari daerah tangkapan air (catchment
area / watershed/DAS ) di bagian hulu dari titik pengukuran tersebut dan
merupakan respon DAS terhadap hujan yang jaur di dalam-nya. Gambar (a )
menunjukan skema hidrograf aliran alami.

2. Hidrograf Satuan
Hidrograf satuan didefinisikan sebagai hidrograf limpasan langsung (tanpa aliran
dasar) yang tercatat di ujung hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ditimbulkan
oleh hujan efektif sebesar 1 mm yang terjadi secara merata di permukaan DAS
dengan intensitas tetap dalam suatu durasi tertentu.metode hidrograf satuan
banyak digunakan untuk pembentukan. Nnt 9 Jika pada suatu daerah di mana
data hidrologi tidak tersedia untuk menurunkan hidrograf satuan, maka dibuat
hidrograf satuan sintetis yang didasarkan pada karakteristik fisik dari DAS.
(a) (b)

Gambar.2 (a) Skema Suatu Hidrograf alami ( Sumber:scs,1989), (b) Hidrograf


Satuan (adaptasi dari:www.meted.ucar.edu)

3. Hidrograf satuan tak-berdimensi (dimensionless unit hydrograph)


merupakan kombinasi dari berbagai hidrograf satuan alami. Gambar (c)
memperlihatkan skema hidrograf satuan-tak-berdimensi.
Gambar.3 Skema hidrograf satuan tak-berdimensi, debit puncak
vs waktu puncak (Sumber : SCS, 1989)

4. Hidrograf Satuan Sintetis (HSS)


Hidrograf sintetis misalnya digunakan untuk simulasi hidrograf alami pada
suatu DAS yang tidak dilengkapi dengan alat ukur (ungauged watershed).
Hidrograf sintetis dapat digunakan untuk perencanaan praktek
konservasi, misalnya: saluran pembuangan, terasering, desain empang, dll.

Gambar.4 Hidrograf sintetis A= titik kenaikan, C = puncak hidrograf,


E= titik akhir resesi luasan yang diarsir = volume aliran permukaan
(runoff) (sumber: adaptasi dari SCS, 1989)

Aplikasi lain dari hidrograf sintetis misalnya untuk: penelusuran aliran dari
suatu reservoir, dan penelusuran aliran sepanjang saluran sungai.

5. Hidrograf Dam Breach


menggambarkan proses pelapasan (release) air dari suatu
DAM/Bendung. Hal ini misalnya ketika terjadi bendungan jebol (Dam
break) yang dikuti pelapasan secara tiba-tiba air yang ada di Bendung
tersebut. Hidrograf berupa kurva yang semakin menurun nilainya sejalan
dengan kenaikan waktu pelepasan. Volume di bawah kurva hidrograf
(gambar 1.24) menyatakan volume air yang ada di dalam Bendung.
Volume air tersebut dilepas selama bendungan jebol. Faktor yang
mempengaruhi bentuk hidrograf ini meliputi: ukuran dan bentuk jebol nya
bendungan (break), ketinggian air pada Bendung, volume air yang
tersimpan, luas permukaan Bendung, dan panjang Bendung.
Hidrograf jenis ini dapat berupa hidrograf natural atau hasil simulasi.

(a) (b)

Gambar.5 (a) Reach routing (sumber: adaptasi dari SCS,1989), (b) Hidrograf
Dam break(Sumber: adaptasi dari SCS 1989)

6. Hidrograf tinggi-muka-air
Tinggi muka-air-sungai (tma) merupakan elevasi muka air sungai di atas datum
tertentu. Datum dapat berupa permukaan air laut atau dapat juga ditetapkan
sedikit di atas muka air pada saat debit nol pada suau ruas sungai. TMA
berhubungan langsung dengan debit (yang menyatakan jumlah air yang
melewati titik tersebut ) (gambar 1.25).

Jika debit naik, maka tma juga naik. Sebaliknya, jika debit turun, nilai tma juga
turun. Suatu, seri pengukuran debit akan menghasilkan kurva lengkung debit
(rating curve). Kurva lengkung debit tersebut menyatakan hubungan antara
fluktuasi tma dan fluktuasi debit. Selanjutnya, persamaan empiris yang
menyatakan hubungan antara tma dan debit dapat diperoleh dari kurva
tersebut. Hidrograf semacam ini disebut sebagai hidrograf-tma
atau stage hydrograph.
Gambar.6 Hidrograf – Tma atau stage-hidrograf
(sumber: adaptasi dari CED.Engineering.com)

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hidrograf

1. Elemen-Elemen Meteorologi:

a) Jenis Presipitasi
Pengaruhnya terhadap limpasan sangat berbeda, yang tergantung pada jenis
presipitasinya yakni hujan atau salju. Jika hujan maka pengaruhnya adalah
langsung dan hidrograf itu hanya dipengaruhi intensitas curah hujan dan
besarnya curah hujan.

b) Intensitas Curah Hujan


Pengaruh terhadap intensitas curah hujan pada limpasan permukan tergantung
dari kapasitas infiltrasi. Jika intensitas curah hujan melampaui kapasitas infiltrasi,
maka besarnya limpasan permukaan akan segera meningkat sesuai dengan
peningkatan intensitas curah hujan. Akan tetapi, besarnya peningkatan
limpasanm itu tidak sebanding dengan peningkatan curah hujan lebih, yang
disebabkan oleh penggenangan di permukaan tanah.

c) Lamanya curah hujan


Jika lamanya curah hujan itu lebih panjang, maka lamanya limpasan permukaan
itu juga menjadi lebih panjang.

d) Distribusi curah hujan dalam daerah pengaliran


Curah hujan yang distribusinya merata yang mengakibatlkan debit puncak
yang minimum. Banjir di daerah pengaliran yang besar kadang-kadang terjadi
oleh curah hujan lebat yang distribusinya merata dan sering kali terjadi oleh
curah hujan biasa yang mencakup daerah yang luas meskipun intensitasnya
kecil. Sebaliknya di daerah pengaliran yang kecil, debit puncak maksimum dapat
terjadi oleh curah hujan lebat dengan daerah hujan yang sempit.

e) Arah pergerakan curah hujan


Umumnya pusat curah hujan itu bergerak. Jadi, suatu curah hujan lebat bergerak
sepanjang sistem aliran sungai akan sangat mempengaruhi debit puncak dan
lamanya limpasan permukaan.

f) Curah hujan terdahulu dan kelembaban tanah


Jika kadar kelembaban lapisan teratas tanah itu tinggi, maka akan mudah terjadi
banjir karena kapasitas infiltrasi yang kecil. Demikian pula jika kelembaban tanah
itu meningkat dan mencapai kapasitas lapangan maka air infiltrasi akan
mencapai permukaan air tanah dan memperbesar aliran air tanah.

g) Kondisi-kondisi meteorologi yang lain

Seperti telah dikemukakan di atas, dari elemen-elemen meteorologi, curah hujan


mempunyai pengaruh yang terbesar pada limpasan. Secara tidak langsung,
suhu, kecepatan angina, kelembaban relative, tekanan udara rata-rata, curah
hujan tahunan dan seterusnya yang berhubungan satu dengan yang lainnya juga
mengontrol iklim daerah tersebut dan mempengaruhi limpasan
2. Elemen Daerah Pengaliran
a) Kondisi penggunaan lahan (landuse)
Daerah hutan yang ditutupi tumbuh-tumbuhan yang lebat adalah sulit
mangadakan limpasan permukaan karena kapasitas infiltrasinya yang besar.
Jika daerah hutan ini digunakan untuk daerah pembangunan dan dikosongkan
(hutannya ditebang), maka kapasitas infiltrasinya akan turun karena pemamptan
permukaan tanah. Air hujan akan mudah berkumpul ke sungai-sungai dengan
kecepatan yang tinggi yang akhirnya dapat mengakibatkan banjir yang belum
pernah dialami terdahulu.

b) Daerah pengaliran
Mengingat aliran per satuan luas itu tetap, maka hidrograf itu adalah sebanding
dengan luas daerah pengaliran itu. Akan teteapi, semakin besar daerah
pengaliran itu, makin lama limpasan itu mencapai tempat titik pengukuran. Jadi,
panjang dasar hidrograf debit banjir itu menjadi lebih besar dan debit puncaknya
berkurang. Salah satu sebab dari berkurangnya debit puncak ialah hubungan
antara intensitas curah hujan maksimum yang berbanding terbalik dengan luas
daerah hujan itu.

c) Kondisi topografi dalam daerah pengaliran

Corak, elevasi, gradient, arah dan lain-lain dari daerah pengaliran mempunyai
pengaruh terhadap sungai dan hidrologi pengaliran tersebut. Corak daerah
pengaliran adalah faktpor bentuk, yakni perbandingan panajang sungai utama
terhadap lebar rata-rata daerah pengaliran. Elevasi daerah pengaliran dan
elevasi rata-rata mempunyai hubungan yang penting terhadap suhu dan curah
hujan. Demikian pula gradiennya mempunyai hubungan dengan infiltrasi.
Limpasan permukaan, kelembaban dan pengisian air tanah. Gradien daerah
pengaliran adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi waktu
mengalirnya aliran permukaan, waktu konsentrasi ke sungai dari curah hujan dan
mempunyai hubungan langsung terhadap debit banjir. Arah daerah pengaliran itu
mempunyai pengaruh terhadap kehilangan evaporasi dan transpirasi karena
mempengaruhi kapasitas panas yang diterima dari matahari.
d) Jenis tanah
Mengingat bentuk butir-butir tanah, coraknya dan cara mengendapnya adalah
faktor- faktor yang menentukan kapasitas infiltrasi, maka karakteristik limpasan
itu sanagt dipengaruhi oleh jenis tanah pengaliran itu. Juga bahan-bahan
kolodial merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas infiltrasi karena
bahan-bahan itu mengembang dan menyusut sesuai dengan variasi kadar
kelembaban tanah.

e) Faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh


Di samping hal-hal yang dikemukakan diatas, maka faktor-faktor penting lain
yang ikut berperan dalam mempengaruhi limpasan adalah karakteristik jaringan
sungaisungai, adanya daerah pengaliran yang tidak langsung, darainase buatan
dan lainlain.

E. Contoh Hidrograf Aliran Sungai


Gambar (7) memperlihatkan hidrograf aliran harian untuk DAS Rawatamtu.
Sumbu (y) menggambarkan besarnya debit dan sumbu (x) menggambarkan
periode rentang waktu. Debit biasanya diukur pada lokasi tertentu yang

disebut sebagai Outlet. Debit dinyatakan dalam satuan (m3/detik) atau


liter/detik). Umumnya pengukuran debit dilakukan secara kontinyu
menggunakan alat AWLR (Automatic Water Level Recorder).

Gambar 2.12 Hidrograf aliran harian DAS Rawatamtu dari


tanggal 05/01/1997 s/d 26/03/1997

F. Manfaat Hidrograf dan Hitograf


Pengelola DAS perlu mengukur air (kualitas dan kuantitasnya) sehingga
dapat memperediksi debit yang ada di Sungai. Debit di Sungai tergantung pada
hujan yang jatuh di dalam DAS, bentuk saluran sungai, kecepatan air sungai
dan volume air. Debit air di Sungai dapat secara mendadak naik selama
periode hujan lebat. Debit aliran di sungai dapat dianalisis dengan
menggunakan hidrograf banjir. Kapasitas penyimpanan bendung dapat dihitung
dan diperkirakan dengan menggunakan hidrograf. Analisis terhadap hidrograf
juga dapat digunakan untuk mengantisipasi supaya debit air di Sungai
cenderung stabil sepanjang tahun, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
air.Pada kasus perencanaan, maka tujuan utama penggunaan analisis
Hidrograf adalah untuk memastikan keamanan disain bangunan. Hidrograf atau
bagian dari hidrograf digunakan dalam perencaan bangunan pengendali aliran.
Beberapa contoh penggunaan analisis hidrograf misalnya: evaluasi daerah
aliran sungai, perencanaan atau disain bangunan (struktur), studi
manajemen daerah banjir, perencanaan darurat, desain embung (water pond)
untuk pertanian, disain saluran, dll.

Manfaat hyetograph : berguna untuk menunjukkan karakteristik dan


memprediksi banjir

Daftar Pustaka
Bambang Triatmodjo. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset

Montarcih, L & Seyhan, E. 1990. Dasar-dasar Hidrologi. Gadjah Mada


University

Press :Yogyakarta.

https://www.academia.edu/10463674/hidrograf_satuan?

auto=download http://www.galeripustaka.com/2014/02/hidrograf-

satuan.html

Anda mungkin juga menyukai