Anda di halaman 1dari 12

Perbandingan Kelimpahan Fitoplankton Pada Bagian Hulu, Tengah Dan Hilir Di

Perairan Sungai Carang Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau

Dewi Sartika
Mahasiswa ilmu kelautan, FIKP UMRAH, sartikadewi565@gmail.com

Arief Pratomo
Program Studi ilmu kelautan, FIKP UMRAH, sea_a_reef@hotmail.com

Ita Karlina
Program Studi ilmu kelautan, FIKP UMRAH, ulfahfita@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kelimpahan Fitoplankton pada
bagian Hulu, Tengah dan Hilir di perairan Sungai Carang Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan
Riau. Yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Survai dan untuk penentuan titik
stasiun menggunakan teknik surposive sampling.

Dari hasil penelitian ini dijumpai 15 jenis Fitoplankton yang paling dominasi dibagian
Hulu, Tengah dan Hilir diperairan berasal dari jenis Baciilariophyta. Dan kelimpahan Fitoplankton
yang tertinggi berada bagian perairan Hilir, dan yang terendah berada pada bagian Tengah
perairan.

Kata kunci : kelimpahan fitoplankton sungai carang


comparison of the abundance of phytoplankton in parts of the upper, middle and
lower in the waters of the carang river at tanjungpinang city riau islands

Dewi Sartika
Mahasiswa ilmu kelautan, FIKP UMRAH, sartikadewi565@gmail.com

Arief Pratomo
Program Studi ilmu kelautan, FIKP UMRAH, sea_a_reef@hotmail.com

Ita Karlina
Program Studi ilmu kelautan, FIKP UMRAH, ulfahfita@gmail.com

ABSTRACK
The porpose of the research is to know the Economy Valuations Of Advantage Mangrove
Ecosistem In Batang Village, Senayang, Lingga Regency, Riau Island Province. The method of the
researc are survey and interview. In otherhands, line transect plot 10 m x 10 m is used to know the
mangrove conditions.
The result of the rearch shown that there are 6 kinds of mangrove in Batang Village,
Senayang. They are dominated by Rhizopora Apiculata. The research also gave infornation about
advantage mangrove ecosystem in Batang Village. The direct use value benefit of Rp.
31.829.226.483 (89,64%) per year, indirect use values benefits of Rp. 3.492.434.892 (9,84%) per
year. the option value of benefits Rp. 55.698.165 per year, The existence value of benefits Rp.
74.256.923 (0,21%) per year, the bequest value of benefits Rp. 55.093.846 (0,16%) per year. So,
Total value of the economic benefits Rp. 35.506.710.310 per year.

Keywords : mangrove ecosystem, Batang Village, benefit, economy value


I. PENDAHULUAN dan pada saat surut suhu pada daerah hulu
lebih besar dari pada hilir.
Latar Belakang
Menurut Nontji,A. (2008), Rumusan Masalah
Fitoplankton adalah plankton nabati, yang Dengan adanya keberagaman kondisi
hidupnya mengapung atau melayang dalam perairan dan kegiatan-kegiatan yang
laut. Fitoplankton bersifat autotrofik , yaitu dilakukan oleh manusia disekitar Sungai
dapat menghasilkan sendiri bahan Carang yang telah diuraikan dilatar belakang
organiknya. Ukuran fitoplankton yang maka diduga terdapat perbedaan antara
paling umum berkisar antara 2 – 200 µm ( 1 kondisi fitoplankton mulai di bagian hulu,
µm = 0,001mm). tengah dan hilir. Oleh karena itu penelitian
Fitoplankton mempunyai peran ini ingin menjawab pertanyaan bagaimana
sangat penting didalam suatu perairan, selain kelimpahan fitoplnkton dibagian hulu,
sebagai dasar rantai pakan, juga merupakan tengah dan hilir pada Sungai Carang.
salah satu parameter tingkat kesuburan suatu Tujuan
perairan. Terdapat hubungan positif antara Tujuan dari penelitian ini adalah:
kelimpahan fitoplankton dengan a. Mengetahui jenis fitoplankton di
produktifitas perairan. Jika kelimpahan perairan Sungai Carang.
fitoplankton disuatu perairan tinggi maka b. Mengetahui kelimpahan di perairan
perairan tersebut cenderung memiliki Sungai Carang bagian Hulu, Tengah
produktifitas yang tinggi pula ( Nontji, dan Hilir
2006).
Sebaran kandungan fitoplankton Manfaat
diberbagai perairan baik antar wilayah Manfaat dari penelitian dapat
perairan maupun antar perairan tertentu, memberi informasi sebagai data tambahan
memiliki kelimpahan yang berbeda dan dan informasi tentang kondisi perairan di
keragaman jumlah dan jenisnya. Meskipun Sungai Carang, sehingga dapat dijadikan
lokasi relatif berdekatan dan berasal dari rujukan bagi pihak-pihak yang
massa air yang sama, namun berbagai faktor membutuhkan untuk mengevaluasi dan
seperti arus, suhu, salinitas, zat hara, menindak lanjuti kegiatan dan aktifitas
kedalaman perairan dan pencampuran massa masyarakat maupun pembanguna daerah
air menyebabkan adanya perbedaan tersebut yang akan berdampak buruk bagi kondisi
( Davis, 1955 dalam Pratiwi, 2015 ). perairan yang ada di Sungai Carang.
Peneliti tertarik melakukan
penelitian fitoplankton di Sungai Carang II. TINJAUAN PUSTAKA
karena merupakan salah satu aspek dalam Secara umum, perairan estuaria
menentukan kualitas suatu perairan tersebut. memiliki fungsi ekologis dan ekonomi.
Sungai Carang terletak di Kota Menurut Tiwow (2003) dalam Zalmidian
Tanjungpinang. Perairan ini terdapat (2015), peran penting ekologis antara lain,
berbagai aktivitas seperti aktivitas sebagai sumber unsur hara dari bahan
pertambangan bouksit, aktivitas galangan organic yang berasal dari sirkulasi pasang
kapal, alur pelayaran, aktivitas pelabuhan surut, sebagai habitat bagi sejumlah spesies
dan aktivitas, sehingga merubah tatanan hewan baik meliputi daerah pemijahan,
suatu lingkungan. Jumiarti (2015), pengasuhan dan tempat mencari makan atau
menjelaskan bahwa terdapat perbedaan pembesaran. Sedangkan peran penting
Kondisi karakteristik perairan dibagian hulu, ekonomi antara lain, sebagai lahan perikanan
tengah dan hilir Sungai Carang, bersifat tangkap, sumber pendapatan dan sumber
sangat fluktuatif dan terjadi pencampuran protein hewani peran penting ekonomi ini
massa air akibat pengaruh pasang surut. telah banyak di rasakan dan memberikan
Sebaran Salinitas dan Suhu berbeda baik sumbangan yang berarti untuk kehidupan
pada saat pasang dan pada saat surut, masyarakat terutama masyarakat nelayan.
Sebaran Salinitas selalu menurun dari hilir Menurut Nontji,A. (2008)
sampai ke hulu, sebaran pada waktu pasang Fitoplankton adalah plankton nabati, yang
pada daerah hilir lebih besar dari pada hulu, hidupnya mengapung atau melayang dalam
laut. Fitoplankton bersifat autotrofik , yaitu
dapat menghasilkan sendiri bahan organik
makanannya. Ukuran fitoplankton yang Purposive sampling merupakan teknik
paling umum berkisar antara 2 – 200 µm ( 1 pengambilan sampel yang digunakan apabila
µm = 0,001mm). sampel yang akan diambil mempunyai
Menurut Suharto (2010) dalam pertimbangan tertentu.
Zalmidian (2015) berpendapat, fitopankton a. Stasiun 1, diambil dari bagian Hulu
(dari phyton Yunani,atau tumbuhan), perairan sungai Carangdengan 3 titik 3
autotrohic, prokariotik atau eukariotik alga kali pengulangan.
yang hidup dekat permukaan air dimana ada b. Stasiun 2, diambil dari bagian tengah
cahaya yang cukup untuk dukungan perairan sungai Carang dengan 3 titik 3
fotosintesis. Di antar kelompok-kelompok kali pengulangan.
lebih penting dalah diatom, cyanobacteria, c. Stasiun 3, diambil dari bagian Hilir
dinoflagellates dan coccolithophores. perairan sungai Carang dengan 3 titik 3
kali pengulangan.

III. METODE
Pengambilan Sampel
Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan fitoplankton dilakukan
Penelitian ini dilakukan pada bulan dengan menggunakan planktonet No 25
Juni 2016 berlokasi di Perairan Sungai ukuran 40 µm dengan prosedur dibawah ini:
Carang Kota Tanjungpinang Provinsi a. Ember diturunkan keperairan secara
Kepulauan Riau, yang dapat dilihat pada vertikal lalu diangkat diatas Pompong
Gambar 1.dibawah ini : dengan menggunakan ember 50 liter.
b. Planktonet dimasukan kedalam ember
yang sudah berisi air laut kemudian
tarik plankton net secara horizontal.
c. Air yang tertampung di botol planktonet
disalin ke dalam botol sampel (botol
sampel 150 ml).
d. Air sempel diawetkan dengan
memasukan 3-5 tetes lugol 4%
e. Sampel kemudian disimpan kedalam
coolbox untuk diidentifikasi di
laboratorium.
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian ( Sumber:
Citra Quick Bird dan Base Mab
Bintan) Pengukuran Parameter Fisika Kimia
Perairan
Metode Kerja a. Salinitas ( ‰)
Metode yang digunakan dalam Untuk mengukur salinitas perairan
penelitian ini adalah metode survei, yaitu digunakan alat digital yaitu saltmeter,
metode penelitian yang tidak melakukan Pengukuran ini dilakukan 3 kali
perubahan (tidak ada perlakuan khusus) pengulangan. Untuk setiap kali pengulangan,
terhadap variabel yang akan diteliti dengan alat harus dibersihkan telebih dahulu dengan
tujuan untuk memperoleh serta mencari menggunakan aquades agar mendapatkan
keterangan secara faktual tentang objek yang hasil yang optimal.
diteliti. Data primer dalam penelitian ini
merupakan data hasil pengukuran secara b. Suhu (°C )
langsung terhadap parameter yang diamati, Untuk mengukur suhu digunakan
sedangkan data sekunder diperoleh melalui alat digital yaitu multiteste.
studi pustaka dari berbagai sumber dan
instansi terkait. c. Kecerahan
Pengukuran kecerahan perairan
diukur dengan menggunakan Secchi Disc
Penentuan Stasiun Penelitian yang diturukan kedalam perairan secara
Penentuan stasiun penelitian dilakukan perlahan sampai posisi lempengan Secchi
berdasarkan teknik Purposive sampling. Disc samar-samar. Setelah itu, diukur jarak
panjang tali Secchi Disc dari permukaan perbandingan, yaitu membandingkan rata–
perairan hinggga kedalaman Secchi Disc rata antara dua atau lebih kelompok sampel
tidak terlihat. Kemudian Secchi Disc diturun data.
kan sampai kedasar perairan dan ditarik
keatas sampai Secchi Disc kelihatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
d. Oksigen Terlarut ( DO )
Untuk mengukur Oksigen Terlarut Kondisi Umum Wilayah Penelitian
(DO) digunakan alat digital yaitu multitester Kawasan Sungai Carang terletak di
meter,alat ini memiliki 3 fungsi yaitu unuk Kota Tanjungpinang yang merupakan Ibu
mengukur suhu, oksigen terlarut ( DO ) dan Kota Provinsi Kepulauan Riau, kawasan ini
derajat keasamaan ( PH ). merupakan salah satu perairan yang cukup
sibuk, di sepanjang daerah aliran Sungai
e. Derajat Keasaman ( PH ) Carang terdapat banyak aktivitas manusia
Untuk mengukur derajat keasamaan seperti adanya pemukiman penduduk,
(PH) digunakan alat digital yaitu industri, pembukaan lahan, tambang bauksit,
multitester,alat ini memiliki 3 fungsi yaitu galangan kapal, pariwisata, kegiatan
unuk mengukur suhu, oksigen terlarut ( DO pelabuhan serta lalu lintas kapal. Pada
) dan derajat keasamaan ( PH ). kawasan hulu perairan Sungai Carang masih
terdapat hutan mangrove yang kondisinya
Pengukuran Variabel Penelitian cukup baik, kedalaman perairan pada bagian
a. Identifikasi Fitoplankton hulu tidak terlalu dalam, warna air keruh
Identifikasi fitoplanton dilakukan kemerahan akibat adanya masukan sedimen
dibawah mikroskop binokuler dengan dari aktivitas penambangan bauksit di
perbesaran ukuran 10 x 0,25 sebelum sampel daratan yang di tandai dengan lumpur
diteteskan pada Haemacytometer, sampel berwarna merah.
dikocok terlebih dahulu. Dimana
sebelumnya sampel telah diberikan lugol 4 Parameter Lingkungan
% sebagai pengawet, hal ini dilakukan agar Hasil analisis parameter fisika-
fitoplankton yang terdapat dalam botol kimia perairan yang berpengaruh terhadap
tersebar meratadan mempunyai kesempatan kehidupan fitoplankton diperairan Sungai
yang sama untuk terambil. Fitoplankton Carang pada bagian Hulu, Tengah, dan Hilir
yang telah diamati, dapat diidentifikasi dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
dengan menggunakan buku Sachlan (1982 ). Tabel 3. Parameter Lingkungan Perairan
Sungai Carang
b. Kelimpahan Fitoplankton ( N ) Parameter Bagian
Penentuan kelimpahan fitoplankton
Hulu Tengah Hilir
dilakukan berdasarkan metode sapuan diatas
gelas objek Segwick Rafter, yang dinyatakan Suhu (0C) 29.87 30.4 30.7
secara kuantitatif dalam jumlah sel / liter. Kecerahan 110 115 135
Kelimpahan fitoplankton dihitung (cm)
berdasarkan persamaan menurur fachrul, Salinitas (0/00) 27.33 28.67 29.67
(2008) sebagai berikut : DO (mg/l) 4.7 5.6 6.3
x x 1000 Ph 7.63 7.36 7.73
Sumber : Data Primer
Dimana : Berdasarkan hasil pengukuran
N : Kelimpahan fitoplankton (ind/ ml) parameter diperairan Sungai Carang nilai
n : Jumlah sel yang diamati (ind) suhu diperairan tersebut berkisar antara
Vr : Volume air yang tersaring (150ml) 29.87 – 30.7 0C. Nilai suhu yang tertinggi
Vo : Volume air yang diamati (0,05 ml) terdapat pada bagian Hilir dengan nilai suhu
Vs : Volume air yang disaring (50 L) 30.7 0C sedangkan nilai suhu terendah
terdapat pada bagian Hulu dengan nilai
Analisis Data 29.87 0C. Menurut KEPMEN LH No 51.
Analisis data yang di gunakan Tahun 2004 kisaran suhu optimum bagi
dalam penelitian ini menggunakan
pertumbuhan fitoplankton diperairan Sungai Carang pada bagian Hulu, Tengah,
berkisar antara 28 – 30 0C. dan Hilir dapat dilihat pada tabel.
Nilai salinitas pada Tabel 4. Komopsisi fitoplankton pada
perairan Sungai Carang tergolong perairan bagian Hulu, Tengah, dan Hilir
daerah estuari dengan nilai salinitas berkisar Divisi Jenis Bagian
antara 27.33 – 29.67 0/00. Nilai salinitas Hulu Tengah Hilir
tersebut di dapatkan dari hasil pengukuran Crhoococcus sp + + +
dari bagian Hulu, Tengah, dan Hilir. Cyanophyta Calothrix sp - + +
Perbedaan salinitas yang terjadi dipengaruhi Dictyloccocopsis + + -
raphidiodis
oleh musim, pasang surut, dan masukkan air Crhoococcus + + +
tawar. dispersus
Oksigen terlarut (DO) pada perairan
Sungai Carang memiliki nilai DO berkisar Oocysts Nageli + + +
Chlorophyta Scenedesmus - + -
antara 4.7 – 6.3 mg/l. Nilai DO tertinggi
ellipsoideus
terdapat pada bagian Hilir dengan nilai DO Chlorella sp + + -
6.3 mg/l dan nilai DO terendah terdapat pada
bagian hulu dengan nilai 4.7 mg/l. Chaetoceros sp + + -
Sedangkan pada bagian Tengah nilai DO Bacillariophy Nitzchia scalaris + - +
ta Nitzchia capitalia - + +
yang didapatkan dengan nilai 5.6 mg/l.
Menurut KEPMEN LH tahun 2004 kisaran Euglena viridis + + +
Baku Mutu untuk nilai DO perairan guna Euglenophyt Euglena Ehrenberg - + +
mendukung kehidupan biota adalah > 5 a Euglena oxyuris + - +
mg/l.
Kondisi Derajat Keasaman (pH) Desmidiagae Gonatozygon + + +
monotaenium
diperairan Sungai Carang berkisar antara
7.36 – 7.73. Dengan demikian kondisi pH Phyrophyta Peridium sp + + -
pada perairan Sungai Carang termasuk Jumlah jenis 11 13 10
normal bagi kehidupan fitoplankton. Karena
menurut KEPMEN LH Baku Mutu untuk Klasifikasi Jenis – Jenis Fitoplankton
nilai pH perairan untuk kehidupan Dibagian Hulu, Tengah dan Hilir
fitoplankton berkisar antara 7 – 8.5. Perairan Sungai Carang
Kondisi kecerahan diperairan Sungai Carang
berkisar antara 110 – 135 cm. kecerahan Jenis Chroococcus sp
tertinggi berda pada bagian Hilir yaitu 135 Klasifikasi dari jenis Chroococcus sp
cm dan yang terendah berada pada bagian Sebagaiberikut :
Hulu perairan yaitu sebesar 110 cm. Kingdom : Plantae
Kecerahan perairan payau sangat Divisi : Cyanophyta
bergantung kepada banyak sedikitnya Kelas : Cyanophyceae
partikel (anorganik) tersuspensi atau Ordo : Chroococcales
kekeruhan dan kepadatan fitoplankton. Famili : Chroococaceae
Kecerahan menggambarkan transparansi Genus : Chroococcus
perairan. Spesies : Chroococcus sp

Komposisi Jenis Fitoplankton Jenis Calothrix sp


Berdasarkan hasil analisis Klasifikasi dari jenis Calothrix sp
fitoplankton diperairan Sungai Carang Sebagaiberikut :
ditemukan 6 Divisi fitoplankton yang terdiri Divisi : Cyanophyta
dari 15 Jenis. Kelas : Cyanophyceae
Dari keseluruhan hasil penelitian Ordo : Rivullariales
diperairan Sungai Carang jenis fitoplankton Famili : Rivullariaceae
yang ditemukan hampir semua ada pada Genus : Calothrix
bagian Hulu, Tengah, dan Hilir. Kondisi Spesies : Calothrix sp
lingkungan perairan dapat mempengaruhi
komposisi fitoplankton. Komposisi
fitoplankton yang ditemukan diperairan
Dactyloccopsis raphioides
Klasifikasi dari jenis Dactyloccopsis
raphioides Sebagaiberikut :
Kingdom : Monera Jenis Chaetoceros sp
Divisi : Cyanophyta Klasifikasi dari Jenis Chaetoceros sp
Kelas : Chroococcophyceae Sebagai berikut :
Ordo : Chroococcales Filum : Chrysophyta
Famili : Syneachoccaceae Kelas : Bacillariopohyceae
Genus : Dactyloccopsis Sub kelas : Centricoe
Spesies :Dactyloccopsis raphioides Ordo : Centroles
Family : Chaetoceros
Spesies : Chaetoceros sp
Jenis Crhoococcus dispersus
Klasifikasi dari jenis Crhoococcus Jenis Nitzchia scalaris
dispersus Sebagai berikut : Klasifikasi dari Jenis Nitzchia
Kingdom : Eubacteria scalaris Sebagai berikut :
Divisi : Cyanophyta Divisio : Ochrophyta
Kelas : Cyanophyceae Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Chroococcales Ordo : Bacillariales
Famili : Chroococcaceae Family : Bacillariaceae
Genus : Chroococcus Genus : Nitzschia
Spesies : Crhoococcus dispersus Spesies : Nitzchia scalaris

Jenis Oocysts Nageli


Klasifikasi dari jenis Oocysts Jenis Nitzchia capitalia
Nageli dispersus Sebagai berikut : Klasifikasi dari Jenis Nitzchia
Kingdom : Viridiplantae capitalia Sebagai berikut :
Divisi : Chlorophyta Divisio : Ochrophyta
Kelas : Trebouxiophyceae Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Chlorellales Ordo : Bacillariales
Famili : Oocystaceae Family : Bacillariaceae
Genus : Oocysts Nageli Genus : Nitzschia
Spesies : Nitzchia scalaris
Jenis Scenedesmus ellipsoideus
Klasifikasi dari jenis Scenedesmus Jenis Euglena viridis
ellipsoideus dispersus Sebagai berikut : Klasifikasi dari Jenis Euglena
Divisi : Chlorophyta viridis Sebagai berikut :
Kelas : Chlorophyceae Regnum : Plantea
Ordo : Chlorococales Divisio : Thallophyta
Family : Scenedesmaceae Kelas : Flagellata
Genus : Scenedesmus Ordo : Euglenales
Spesies : Scenedesmus ellipsoideus Family : Eulenaceae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena viridis
Jenis Chlorella sp
Klasifikasi dari Jenis Chlorella sp Jenis Euglena Ehrenberg
Sebagai berikut : Klasifikasi dari Jenis Euglena
Kingdom : Plantae Ehrenberg Sebagai berikut :
Divisi : Chlorophyta Domain : Eukaryata
Kelas : Chlorophyceae Filum : Euglenozoa
Ordo : Chlorococales Kelas : Euglenoidea
Family : Chlorellaceae Ordo : Euglenales
Genus : Chlorella Family : Eulenaceae
Spesies : Chlorella sp Genus : Euglena Ehrenberg
Jenis Euglena oxyuris terlarut (DO) rendah yaitu 4.7 mg/l, tingkat
Klasifikasi dari Jenis Euglena oxyuris suhu pada perairan Hulu 29.87 0C termasuk
Sebagai berikut : suhu yang terendah , tingkat kecerahan pada
Kingdom : Protozoa bagian hulu 110 cm, tingkat pH 7,63 dan
Filum : Euglenophyta tingkat dari Salinitas 27.33 0/00.
Kelas : Euglenophyceae Menurut KEPMEN LH tahun 2004
Ordo : Euglenales kisaran Baku Mutu untuk nilai DO perairan
Famili : Eulenaceae guna mendukung kehidupan biota adalah > 5
Genus : Euglena Ehrenberg mg/l. sedangkan dibagian yang mungkin
dapat mempengaruhi kehidupan fitoplankton
Jenis Gonatozygon monotaenium dari jenis Calothrix sp, Scenedesmus
Klasifikasi dari Jenis Gonatozygon ellipsoideus, Nitzchia capitalia, Euglena
monotaenium Sebagai berikut : ehrenbg. Suhu air sangat berpengaruh
Kingdom : Plantae terhadap kehidupan dan tumbuhan
Fhylum : Charophyta organisme didalam air. Secara umum
Class : Charophyceae peningkatan suhu hingga nilai tertentu
Ordo : Zygnemetales diikuti dengan peningatan pertumbuhan, di
Family : Mesotaeniaceae atas nilai tersebut pertumbuhan mulai
Genus : Gonatozygon tergaggu, suhu ini berkaitan dengan gas
Spesies :Gonatozygon monotaenium didalam air, khususnya oksigen. pada
keadaan suhu perairan payau tinggi, maka
Jenis Peridinium sp kelarutan oksigen terlarut akan renda.
Klasifikasi dari Jenis Peridinium sp Sebaliknya proses metabolisme malah
Sebagai berikut : semakin cepat, yang berarti memerlukan
Fhylum : Myzozoa oksigen makin tinggi. Dan aktifitas
Class : Dinophyceae masyarakat juga sangat mempengaruhi
Ordo : Peridinales kualitas perairan Sungai Carang.
Family : Peridineaceae
Genus : Peridinium 2. Divisi dan Jenis fitoplankton
Spesies : Peridinium dibagian Tengah
Pada penelitian ini dibagian Tengah
Perairan Sungai Carang ditemukan 13 Jenis
Komposisi Jenis – Jenis Fitoplankton Fitoplankton yang terdiri dari Divisi
Dibagian Hulu, Tengah dan Hilir Cyanophyta seperti : Crhoococcus sp,
Perairan Sungai Carang Calothrix sp, Dictyloccocopsis raphidiodis,
Crhoococcus dispersus, Divisi Chlorophyta
1. Divisi dan Jenis Fitoplankton dibagian seperti : Oocysts Nageli, Scenedesmus
Hulu ellipsoideus, Chlorella sp, Devisi
Pada penelitian ini dibagian Hulu Bacillariophyta seperti : Chaetoceros,
Perairan Sungai Carang ditemukan 11 Jenis Nitzchia capitalia. Devisi Euglenophyta
Fitoplanktonyang terdiri dari Divisi seperti : , Euglena viridis , Euglena ehrenbg.
Cyanophyta seperti : Crhoococcus sp, Divisi Desmidiagae seperti : Gonatozygon
Dictyloccocopsis raphidiodis, Crhoococcus monotaenium. Divisi Phyrophyta seperti :
dispersus, Devisi Chlorophyta seperti Peridium sp.
Oncystus naogelil, Chlorella sp, Devisi Tidak dari semua genus ini terdapat
Bacillariophyta seperti : Chaetoceros sp. dibagian Tengah hal ini disebabkan
Nitzchia scalaris, Devisi Euglenophyta parameter fisika kimia perairan tersebut,
seperti : Euglena viridis, Euglena ehrenberg, dimana dibagian Tengah perairan tingkat
Devisi Desmidiagae seperti : Gonatozygon oksigen terlarut (DO) setabil yaitu 4.7 mg/l,
monotaenium Devisi Phyrophyta seperti : tingkat suhu pada perairan Tengah 30.4 0C
Peridium sp. termasuk suhu yang Setabil , tingkat
Tidak dari semua Jenis ini terdapat kecerahan pada bagian Tengah 115 cm,
dibagian Hulu, hal ini disebabkan parameter tingkat pH 7,36 dan tingkat dari Salinitas
fisika kimia perairan tersebut, dimana 28.67 0/00.
dibagian Hulu perairan tingkat oksigen
Menurut KEPMEN LH tahun 2004 umum peningkatan suhu hingga nilai
kisaran Baku Mutu untuk nilai DO perairan tertentu diikuti dengan peningatan
guna mendukung kehidupan biota adalah > 5 pertumbuhan, di atas nilai tersebut
mg/l. sedangkan dibagian yang mungkin pertumbuhan mulai tergaggu, suhu ini
dapat mempengaruhi kehidupan fitoplankton berkaitan dengan gas didalam air, khususnya
dari Jenis Nitzchia scalaris, Euglena oxyrus, oksigen. pada keadaan suhu perairan payau
Suhu air sangat berpengaruh terhadap tinggi, maka kelarutan oksigen terlarut akan
kehidupan dan tumbuhan organisme didalam renda. Sebaliknya proses metabolisme malah
air. Secara umum peningkatan suhu hingga semakin cepat, yang berarti memerlukan
nilai tertentu diikuti dengan peningatan oksigen makin tinggi. Dan aktifitas
pertumbuhan, di atas nilai tersebut masyarakat juga sangat mempengaruhi
pertumbuhan mulai tergaggu, suhu ini kualitas perairan Sungai Carang.
berkaitan dengan gas didalam air, khususnya
oksigen. pada keadaan suhu perairan payau Pengukuran Variabel Penelitian
tinggi, maka kelarutan oksigen terlarut akan 1. Bagian Hulu
renda. Sebaliknya proses metabolisme malah Berdasarkan hasil analisis
semakin cepat, yang berarti memerlukan komposisi fitoplankton pada bagian Hulu
oksigen makin tinggi. Dan aktifitas ditemukan 6 Divisi fitoplankton dengan total
masyarakat juga sangat mempengaruhi kelimpahan fitoplankton sebesar 2640
kualitas perairan Sungai Carang. ind/ml dibagi kan 9 titik dengan rata – rata
sebesar 293,3 ind/ml.
Titik Kelimpahan
3. Divisi dan Jenis Fitoplankton No. Jenis 1 2 3 Jumlah Fitoplankton Rata - Rata
dibagian Hilir 1 2 3 1 2 3 1 2 3 (ind/ml)
Pada penelitian ini dibagian Hilir 1 Cyanophyta 1 0 0 1 0 0 1 0 0 3 180
Perairan Sungai Carang ditemukan 10 jenis 2 Chlorophyta 1 0 1 0 0 2 1 1 0 6 360
fitoplankton yang terdiri dari Divisi 3 Bacillariophyta 2 3 3 2 2 2 4 3 2 23 1380
293.3
Cyanophyta seperti : Crhoococcus sp, 4 Euglenophyta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 540
Calothrix sp, Crhoococcus dispersus, Divisi 5 Desmidiage 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 120
Chlorophyta seperti : Oncystus naogelil, 6 Phyrophyta 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 60
Divisi Bacillariophyta seperti : Nitzchia Gambar 2. Komposisi fitoplankton pada
scalaris, Nitzchia capitalia, Divisi bagian Hulu diperairan Sungai Carang
Euglenophyta seperti : Euglena viridis,
Euglena ehrenbg, Euglena oxyrus, Divisi
Desmidiagae seperti : Gonatozygon 2. Bagian Tengah
monotaenium. Berdasarkan hasil analisis
Tidak dari semua genus ini terdapat kompososisi fitoplankton pada bagian
dibagian Hilir hal ini disebabkan parameter Tengah ditemukan 7 Divisi fitoplankton
fisika kimia perairan tersebut, dimana dengan total kelimpahan fitoplankton
dibagian Hilir perairan tingkat oksigen sebesar 2700 ind/ml dibagi kan 9 titik
terlarut (DO) tertinggi yaitu 6.3 mg/l, tingkat dengan rata – rata sebesar 300 ind/ml.
suhu pada perairan Hilir 30,7 0C, tingkat
kecerahan pada bagian Hilir 135 cm
termasuk tingkat kecerahan yang tinggi,
tingkat pH 7,73 termasuk pH yang normal
dan tingkat dari Salinitas 29.67 0/00.
Menurut KEPMEN LH tahun 2004 kisaran
Baku Mutu untuk nilai DO perairan guna
mendukung kehidupan biota adalah > 5
mg/l. sedangkan dibagian yang mungkin
dapat mempengaruhi kehidupan fitoplankton
dari Jenis Dictyloccocopsis raphidiodis,
Scenedesmus ellipsoideus, Chlorella sp, Gambar 3. Komposisi fitoplankton pada
Chaetoceros sp, Peridium sp. Suhu air bagian Tengah diperairan
sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan Sungai Carang
tumbuhan organisme didalam air. Secara
3. Bagian Hilir
Berdasarkan hasil analisis Rata - rata Kelimpahan
kompososisi fitoplankton pada bagian Hilir Fitoplankton dibagian Hulu,
ditemukan 5 Divisi fitoplankton dengan total Tengah dan Hilir Perairan Sungai
kelimpahan fitoplankton sebesar 3600
Carang
idn/ml dibagikan 9 titik dengan rata – rata
400 ind/ml . 600
Titik Kelimpahan
No. Jenis 1 2 3 Jumlah Fitoplankton Rata - Rata
(ind/ml)
400
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Cyanophyta 1 1 0 2 1 1 1 1 2 10 600
2 Chlorophyta 1 2 1 1 2 1 2 1 1 12 720
200
3 Bacillariophyta 1 2 2 3 3 2 3 1 1 16 960 400
4 Euglenophyta 2 2 2 3 2 0 0 1 1 13 780 0
5 Desmidiage 2 1 1 1 1 1 1 0 1 9 540 Hilir Tengah Hulu
Gambar 4. Komposisi fitoplankton pada
bagian Hilir diperairan Sungai Carang Grafik 1. Perbandingan kelimpahan
fitoplankton (ind/ml) dibagian
Hulu, Tengah dan Hilir.
Perbandingan Kelimpahan Fitoplankton
dibagian Hulu, Tengah dan Hilir di Berdasarkan grafik 4 diatas
Perairan Sungai Carang maka dapat dilihat bahwa rata – rata
Berdasarkan grafik 1, 2 dan 3 kelimpahan terbesar berada pada bagian
diatas, maka dapat dilihat bahwa kelimpahan Hilir Perairan sebesar 400 ind/ml, yang
fitoplankton dibagian Hulu, Tengah dan kemudian diikuti bagian Tengah Perairan
Hilir berasal dari divisi yang hampir sama, sebesar 306.6 ind/ml dan kelimpahan
dimana kelimpahan fitoplankton yang fitoplankton terendah berada pada bagian
terbesar dari ketiga stasiun (Hulu, Tengah Hulu Perairan yaitu sebesar 293.3 ind/ml.
dan Hilir) berasal dari divisi yang sama yaitu Kelimpahan fitoplankton tertinggi dibagian
Baciilariophyta sedangkan kelimpahan Hilir Perairan Sungai Carang ini diduga
fitoplankton yang terendah berasal dari karena pada titik ini parameter – parameter
divisi yang berbeda yaitu Phyrophyta lingkungan (fisika kimia perairan) yang
(Hulu), Xanthophyta (Tengah) dan mempengaruhi kehidupan dan
Desmidiage (Hilir). perkembangan fitoplankton berada pada
Hal ini mengindikasikan bahwa kisaran yang sesuai. Dimana suhu dibagian
kelas Baccilariophyceae memiliki Hilir sebesar 30.7 0C, Kisaran suhu ini
penyebaran yang luas. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Effendi, 2003
merupakan hal umum terjadi di perairan laut kisaran suhu yang optimum bagi
seperti yang dikemukan oleh Nybakken pertumbuhan fitoplankton di perairan
(1992) menyatakan bahwa kelas fitoplankton berkisar antara 20 - 30°C Suhu dilokasi
yang sering dijumpai di laut dalam jumlah penelitian masih termasuk dalam kisaran
yang besar adalah kelas Baccilariophyceae. tersebut. Sedangkan kisaran DO dibagian
Ini diduga karena organisme dari kelas Hilir adalah 6.3 mg/l, kisaran DO termasuk
Baccilariophyceae mempunyai toleransi dan baik karena kisarannya lebih dari 5, hal ini
daya adaptasi yang tinggi terhadap diperkuat dengan pernyataan Rashidy, E.A,
perubahan lingkungan laut. Hal yang sama dkk. (2013) dalam Yulianti, S (2016)
juga dinyatakan oleh Odum (1998) dalam menyatakan bahwa kehidupan di air masih
Arinardi et al. bahwa jenis fitoplankton dapat bertahan jika ada oksigen terlarut
tersebut merupakan produsen yang dominan minimum sebesar 5 mg/L, yang berarti kadar
pada tingkat trofik di wilayah perairan O2 terlarut di setiap stasiun pengamatan
manapun. masih dapat mendukung kehidupan di
Perbandingan rata – rata perairan tersebut.
kelimpahan fitoplankton dibagian Sedangkan kelimpahan fitoplankton
Hulu,Tengah dan Hilir dapat dilihat dari terendah terdapat pada bagian Hulu perairan,
grafik 1 berikut. ini diduga karena faktor parameter fisika
kimia perairan dalam kisaran yang tidak
sesuai bagi pertumbuhan fitoplankton.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Tanjungpinang Provinsi Kepulauan
Riau. Program Studi IKL. FIKP.
Kesimpulan UMRAH. Tanjungpinang.
Berdasarkan penelitian yang telah Jurnal: Universitas Maritim Raja Ali
dilakukan untuk mengetahui perbandingan Haji
kelimpahan fitoplankton dibagian Hulu,
Tengah dan Hilir perairan Sungai Carang Nalang, A.T.C,dkk. 2015. Struktur dan
diperoleh informasi sebagai berikut : Komposisi Fitoplankton dibagian
1. Kelimpahan fitoplankton yang Hulu Sungai Saluesem, Minahasa,
mendominasi dibagian Hulu, Sulawesi Utara. Jurusan Biologi
Tengah dan Hilir Perairan berasal FMIPA. Universitas Sam Ratulangi.
dari jenis Baciilariophyta. Manado. Vol.13. No. 2, Oktober
2. Kelimpahan Fitoplankton yang 2015.
tertinggi berada pada bagian Hilir Jurnal: Ilmiah Sains.
perairan dan yang terendah berada
pada bagian Tengah Perairan. Nontji,A. 2006. Tiada Kehidupan di Bumi
tanpa Keberadaan Plankton.
LIPI,Jakarta:vi+248 hal
Saran
Diharapkan dapat dilakukan Nontji,A. 2008. Plankton Laut.LIPI Press.
penelitian lanjutan yang lebih spesifik lagi Indonesia
mengenai Perbandingan kelimpahan
fitoplankton dibagian Hulu, Tengah dan Nyabakken, J.W. 1992. Biologi Laut. Suatu
Hilir Perairan Sungai Carang misalnya Pendekatan Ekologis.Terjemahan
berdasarkan jenis fitoplankton yang tertentu dari Marine Biology: An Ecological
Berdasarkan penelitian terkait dengan Approach. Alih Bahasa: M. Eidiman,
valuasi ekonomi manfaat ekosistem Koesoebiono, D.G. Bengen dan M.
mangrove di Desa Pulau Batang, dapat Hutomo. Gramnedia, Jakarta.
dilakukan pengkajian lanjutan mengenai
pengelolaan ekosistem mangrove ber basis Pratiwi,2015. Hubungan Kelimpahan
pendekatan masyarakat. Fitoplankton Terhadap Kualitas Air
di Perairan Malang Rapat
Kabupaten Bintan Provinsi
DAFTAR PUSTAKA Kepulauan Riau. Program
StudiIKL.FPIK. UMRAH.
Dewi,F.C.2015.Struktur Komunitas Tanjungpinang.
Fitoplankton di Perairan Selat Bintan Jurnal: Universitas Maritim Raja Ali
Pulau Pengujan Kecamatan Teluk Haji
Bintan Kabupaten Bintan. Program
Studi Zalmidian,2015. Struktur Komunitas
IKL,FIKP.UMRAH.Tanjungpinang. Fitoplankton di Perairan Sei.Carang
Jurnal: Universitas Maritim Raja Ali Kota Tanjungpinang Provinsi
Haji Kepulauan Riau. Program Studi
MSP. FIKP.
Effendi, H.2003 Telaah Kualitas Air (Bagi UMRAH.Tanjungpinang.
Pengelolahan Sumber Daya dan Jurnal: Universitas Maritim Raja Ali
Lingkungan).Kanisius Yogyakarta Haji

Hutabarat,S.dan M.S. Evans. Zulkifli, H. dkk. 2009. Status Kualitas


2008.Pengantar Oseanografi. Sungai Musi Bagian Hilir Ditinjau
Penerbit Universitas Indonesia : dari Komunitas Fitoplanton. Jurusan
Jakarta. Biologi FMIPA. Program
Pascasarjana Universitas Sriwijaya.
Jumiarti, 2015. Pola Sebaran Salinitas dan 15 (5-9), 2009.
Suhu di Perairan Teluk Riau Kota
Jurnal: Program Pascasarjana
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai