Anda di halaman 1dari 6

Nama : Pradnya Corinelia

NPM : 1906318445
Kelas : MPKT-A (B)

BAB 1
MEMBANGUN KARAKTER

Karakter adalah hal yang dimiliki oleh setiap manusia atau sikap, perilaku, watak
manusia dalam menjalani kehidupannya dan membedakannya dengan manusia yang lain.
Karakter bisa berasal dari diri sendiri dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan, maka karakter
perlu dibentuk, diasah, dan dibangun agar dapat menghasilkan hal-hal yang positif. Dalam
karakter juga terkandung nilai-nilai yang dapat diinternalisasikan dan ditampilkan dalam
perilaku sehingga dapat membangun karakter yang baik.
Terdapat beberapa kriteria yang menjadi dasar kekuatan karakter, yaitu memberikan
sumbangan untuk kehidupan lebih baik, ciri kekuatan yang dikandungnya bernilai baik secara
moral, tampil dengan mencakup pikiran; perasaan; dan tindakan serta dapat dikenali;
diperbandingkan; dan dievaluasi, dapat dibedakan dengan ciri berlawanan, diwadahi oleh
kerangka piker ideal, dapat dibedakan dari sifat positif lain yang erat terkait, dalam konteks
tertentu menjadi ciri yang mengagumkan bagi orang yang mepersepsi, tidak semua ciri
karakter kuat muncul tetapi kebanyakan ciri yang kuat tampil pada orang tersebut, dan
memiliki akar psikososial; potensi ada dalam diri sendiri dan aktualisasinya dipengaruhi
lingkungan sosial.
Dalam membentuk keutamaan dan kekuatan karakter, perlu diketahui 6 kategori
keutamaan secara universal, yaitu kebijaksanaan dan pengetahuan yang mencakup 6
kekuatan, yaitu (a) kreativitas, orisinalitas, dan kecerdasan praktis, (b) rasa ingin tahu atau
minat terhadap dunia, (c) cinta akan pembelajaran, (d) pikiran yang kritis dan terbuka, dan (e)
perspektif atau kemampuan memahami beragam perspektif yang berbeda dan memadukannya
secara sinergi dalam pencapaian hidup yang baik.
Kemanusiaan dan cinta yang terdiri atas kekuatan kemanusiaan, kekuatan kebaikan
hati, dan kecerdasan sosial. Kesatriaan yang mencakup empat kekuatan, yaitu kekuatan
keberanian, ketabahan atau kegigihan, integritas, dan vitalitas. Keadilan yang mencakup tiga
kekuatan, yaitu kewarganegaraan, kesetaraan, dan kepemimpinan. Pengelolaan diri yang
didalamnya tercakup kekuatan (a) permaafan dan pengampun, (b) pengendalian diri, (c)
kerendahanhatian, dan (d) kehati-hatian (prudence). Transendensi yang mencakup kekuatan
(a) penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan; (b) rasa bersyukur (gratitude) atas
segala hal yang baik; (c) penuh harapan, optimis, dan berorientasi ke masa depan, semangat
dan gairah besar untuk menyongsong hari demi hari; (d) spiritualitas: memiliki tujuan yang
menuntun kepada kebersatuan dengan alam semesta; serta (e) menikmati hidup dan selera
humor yang memadai.

BAB 2
FILSAFAT

Filsafat merupakan seni untuk bertanya, khususnya pertanyaan fundamental dalam


kehidupan sehari-hari. Secara harfiah, filsafat berarti pecinta kebijaksanaan. Filsafat dapat
dianalogikan dengan keingintahuan anak-anak dan kecenderungan mereka untuk bertanya
“Mengapa?” terhadap segala sesuatu. Ada dua karakteristik pertanyaan-pertanyaan filosofis
yang selalu muncul hamper di setiap diskursus filosofis, yaitu “Apa yang Anda maksud?” dan
“Apa alasan yang tersedia untuk percaya bahwa klaim ini benar?”
Dalam hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa filsuf mempertanyakan justifikasi,
berhubungan dengan kebenaran, atas suatu klaim tertentu dan tidak langsung menerima
berbagai klaim secara kritis. Istilah intellectual vertigo berarti kita mulai berpikir tanpa
menggunakan jarring pengaman dan pijakan kokoh yang biasanya kita injak, kita tertinggal
tanpa pegangan sama sekali. Karena kita memang cenderung untuk tidak mempertanyakan
hal-hal fundamental dan tetap ditempat yang kita rasa aman dan nyaman.
David Hume adalah filsuf abad ke-18 yang menjadi inspirasi Einstein, menurutnya
Hume telah mendorongnya untuk mempertanyakan apa yang dianggap sebagian besar orang
pada masa hidupnya diasumsikan benar.
Manfaat dari belajar filsafat diantaranya, yaitu membiasakan argumentasi logis dan
dialog melalui pertukaran ide-ide rasional, menghasilkan analisis yang kritis, radikal, dan
reflektif, menghindarkan dari pengambilan simpulan yang terburu-buru, mendorong bersikap
terbuka terhadap umpan balik dan kemungkinan perspektif lain, melatih bertindak etis dalam
pengambilan keputusan sehingga konsekuensi terburuk dapat diminimalisir.
Hal yang menyebabkan pertanyaan itu menjadi terbuka (open question) adalah tidak
adanya persetujuan universal tentang jawaban yang tepat terhadap jawaban-jawaban para
filsuf. Pertanyaan tertutup adalah kebalikannya, yaitu jika ada jawaban universal terkait
dengan jawaban sebuah pertanyaan.
Terdapat dua wilayah yang dapat dikontraskan dengan filsafat, yaitu religi dan ilmu
pengetahuan. Religi berusaha memberukan jawaban atas pertanyaan terbuka filsafat dan ilmu
pengetahuan merupakan perkembangan langsung dari filsafat.
Sistematika dan karakteristik filsafat dibagi menjadi tiga, yaitu ontologi, epistemologi,
dan aksiologi. Ontologi membahas tentang metafisika, epistemologi membahas tentang
filsafat ilmu pengetahuan; metodologi; dan logika, dan aksiologi membahas tentang etika dan
estetika.
Dalam arti khusus, ontologi adalah keberadaan yang persepsikan secara fisik dan indra,
sedangkan metafisika adalah mengkaji realitas yang bersifat murni konseptual seperti jiwa,
Tuhan, dan sebagainya.
Epistemologi mengkaji hakikat pengetahuan yang ditelusuri melalui empat pokok,
yaitu sumber pengetahuan, struktur pengetahuan, keabsahan pengetahuan, dan batas-batas
pengetahuan. Filsafat ilmu pengetahuan mengkaji tentang ciri-ciri dan cara memperoleh ilmu
pengetahuan. Metodologi mengkaji cara dan metode ilmu pengetahuan memperoleh
pengetahuan secara sistematis, logis, sahih, dan teruji. Logika mengkaji Teknik dan kaidah
penalaran yang tepat. Aksiologi adalah studi tentang nilai-nilai kebaikan (etika), kebenaran,
keindahan (estetika).
Berpikir filosofis dilakukan karena filsafat merupakan kajian yang bersifat kritis dan
kreatif yang berarti proses menciptakan teori baru untuk menjawab pertanyaan fundamental
filsuf-filsuf harus dengan menentukan teori yang tepat. Argumentasi memakai premis-premis
deduktif yang berarti kedua fakta benar dan argument dianggap valid dan argumentasi
memakai premis-premis induktif berarti fakta salah, tetapi argumen belum tentu invalid.

BAB 4
ETIKA

Dalam menyebut kata etika, biasanya sering dikaitkan dengan kata-kata seperti etiket,
norma, kode etik, nilai dan moral. Menurut saya, etika adalah istilah yang mempayungi
istilah-istilah lain tersebut.
Etiket adalah etika yang mengatur perbuatan yang baik untuk dilakukan dan yang
tidak baik untuk dilakukan namun lebih dikhususkan pada sopan santun, peraturan pada
etiket juga berdasarkan kesepakatan sekelompok masyarakat terhadap apa yang dianggap
sopan dan santun sehingga ketentuan dan/atau peraturan tersebut bisa jadi tidak berlaku pada
kelompok masyarakat yang berbeda. Contohnya adalah makan menggunakan tangan kanan
dianggap sebagai bagian dari sopan santun di Indonesia namun tidak di negara lain.
Norma adalah etika yang mengatur apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak
boleh dilakukan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Apabila melanggar norma, maka
akan ada sanksi yang diberikan oleh masyarakatnya. Norma tidak bersifat umum, melainkan
bersifat khusus sehingga tidak semua orang berpacu pada norma yang sama karena norma
juga bergantung pada konteks waktu, sejarah, budaya, tradisi, dan wilayah geografis.
Contohnya adalah norma pengaturan cuti bersama hari raya perusahaan A tahun 2018/2019.
Kode etik adalah etika apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan saat
berada di wilayah yang membutuhkan profesionalitas dalam melakukan pekerjaannya. Kode
etik hanya berlaku di tempat bekerja, seperti kantor, instansi dan/atau lembaga pemerintah,
universitas, sekolah, dan tempat-tempat lainnya. Kode etik, sama dengan norma, juga bersifat
khusus karena kode etik dibuat berdasarkan jenis profesi dan bidang pekerjaan. Pelanggaran
kode etik biasanya akan dikenai sanksi dari pihak lembaga atau yang bersangkutan. Contoh
dari kode etik adalah profesionalitas guru ketika berada di sekolah, diantaranya yaitu dengan
berpakaian rapih, jujur, adil, menaati peraturan sekolah, dan bersikap professional pada
koleganya.
Nilai dan moral adalah etika yang menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
Moral diartikan dengan cara orang bertindak yang biasanya dikhususkan pada kebudayaan
dan adat dari daerah masing-masing. Contohnya, si A dianggap baik karena menolong
temannya yang sedang kesulitan, kebalikannya si B dianggap buruk karena mengabaikan
temannya yang meminta tolong darinya.
Pengertian dari kata etika sendiri adalah watak, akhlak, dan adat kebiasaan dalam
Bahasa Yunani, etika dianggap sebagai ilmu yang menjadi bagian dari filsafat dan sebagai
ilmu mengenai moralitas. Pembahasan mengenai etika dapat dibagi menjadi empat bagian,
yaitu Etika Deskriptif yang menggambarkan perilaku secara luas dalam masyarakat dengan
kebudayaan tertentu, contohnya seperti masyarakat Aceh yang mengajarkan wanitanya untuk
menggunakan pakaian yang menutup aurat, bahkan tidak memperbolehkan wanita memakai
celana ketat seperti jeans, Etika Normatif yang menggunakan prinsip etis dalam pengkajian
dan perumusannya dan biasanya akan muncul penjelasan dari teori justifikasi atau
pembenaran dari suatu putusan moral, Etika Metaetika yang membahas kaidah bahasa
berlandaskan aspek moralitas, terutama yang berkaitan dengan bahasa etis, dan Etika Terapan
yang bersifat aplikatif dan praktis serta berkaitan dengan berbagai bidang keilmuan dalam
menganalisis sebuah kasus.
Kaidah dalam etika dibagi menjadi empat, yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung
jawab, hak dan kewajiban, nilai dan norma sosial. Hati nurani hanya dimiliki oleh manusia
dan berkaitan erat dengan kesadaran manusia, perannya yaitu dengan mempertimbangkan
tindakan agar dianggap baik dimata orang maupun dimata diri sendiri, contohnya seperti A
yang semangat menantikan waktu renggangnya untuk berlibur ke luar kota namun karena
ibunya sakit akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke rumah dan merelakan liburannya untuk
merawat ibunya.
Kebebasan adalah hal yang melekat dalam diri setiap individu namun bukan berarti
kebebasan dapat digunakan sesuka hati karena hal itu juga berarti kita tidak boleh membatasi
hak orang lain untuk memiliki kebebasan sehingga kebebasan yang kita miliki juga dibatasi
oleh kebebasan orang lain, contohnya pengendara motor boleh saja tidak menggunakan helm
saat berkendara, tetapi peraturan lalu lintas mewajibkan setiap pengendara motor untuk
menggunakan helm selama berkendara sehingga pengendara motor dibatasi olhe peraturan
lalu lintas. Dengan begitu, kebebasan berkaitan erat dengan tanggung jawab karena disetiap
kebebasan berarti ada tanggung jawab yang mengikuti.
Hak adalah sesuatu yang melekat pada diri manusia sejak manusia itu lahir, namun
ada hal lain yang melekat pada hak, yaitu kewajiban karena dimana ada hak maka ada
kewajiban yang menyertainya, contohnya adalah kita memiliki hak untuk mememsan setiap
makanan yang tersedia di menu restoran namun kita memiliki kewajiban untuk
membayarnya, contoh lainnya yaitu kita memiliki hak untuk menggunakan toilet umum
namun kita memiliki kewajiban untuk menjaganya tetap bersih. Dalam hak dan kewajiban
terdapat jenis-jenis hak, yaitu, hak legal dan hak moralm hak khusus dan hak umum, hak
individu dan hak sosial, serta hak positif dan hak negatif.
Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hokum dan hak moral adalah hak yang
didasarkan atas peraturan moral, contohnya Bapak C memiliki murid baik laki-laki maupun
perempuan, namun tak ada aturan yang mengatur tempat duduk murid di dalam kelas. Untuk
itu bapak C akan mengatur agar hanya perempuan yang diperbolehkan untuk duduk di
bangku bagian depan. Dari sisi hak moral, maka bapak C melanggar hak moral, karena ia
tidak mempertimbangkan bahwa murid yang duduk di bangku bagian belakang akan sulit
berkonsentrasi dan sulit melihat tulisan di papan tulis.
Hak khusus adalah hak yang bersifat individual, contohnya seperti I meminjamkan
buku nya kepada U dengan janji akan dikembalikan minggu depannya. Dalam hal ini U
mendapat hak yang tidak dimiliki orang lain (dapat pinjaman buku). Hak umum adalah hak
yang dimiliki oleh setiap manusia tanpa kecuali dan disebut juga dengan Hak Asasi Manusia,
contohnya seperti hak untuk mengutarakan pendapat, hak untuk memilih pemimpin, hak
untuk mencalonkan diri menjadi pemimpin, dll.
Hak positif adalah setiap individu berhak atas tindakan orang lain untuk berbuat
sesuatu, contohnya orang yang sedang mengalami musibah berhak untuk dibantu dan orang
lain yang mengetahui juga akan membantu. Hak negative adalah hak yang dimiliki seseorang
karena kebebasannya dan orang lain tidak dapat menghalanginya, seperti saya dapat
memberikan komentar pada karya seseorang dan orang lain tidak dapat mencegah saya dalam
memberikan komentar tentang karya tersebut.
Hak individu adalah hak yang dimiliki seseorang terhadap negara, contohnya seperti
hak untuk beribadah, hak untuk memilih pemimpin, dan lain-lain. Hak sosial adalah hak yang
dimiliki seseorang sebagai bgaian dari anggota masyarakat, contohnya hak atas tempat
tinggal, hak untuk disembuhkan dari penyakit, dan lain-lain.
Nilai dan norma sosial adalah yang menentukan apakah sesuatu perbuatan dan/atau
tindakan yang dilakukan dianggap baik atau tidak. Tingkah laku seseorang dapat
menunjukkan bagaimana nilai moral itu berperan pada diri sendiri, semakin berkehendak baik
maka semakin baik perilakunya. Maka, nilai moral berkaitan dengan hati nurani, tanggung
jawab, dan kewajiban jika memiliki tujuan tertentu dan diwujudkan dengan tindakan
terntentu. Contohnya adalah anak kecil menemukan topi di taman rekreasi dan berniat untuk
mengembalikannya sehingga ia datang ke pos pelayanan barang hilang agar topi tersebut
dapat dikembalikan ke pemiliknya.
Etika memiliki teori yang dibagi menjadi empat, yaitu Teori Hedonisme yang
berdasarkan kesenangan dan/atau kenikmati duniawi, Teori Eudemonisme yang berdasarkan
pada tujuan yang dianggap baik, Teori Utilitarisme yang berdasarkan prinsip kegunaan, dan
Teori Deontologi yang berdasarkan pada kewajiban.
Etika sangatlah penting dalam kehidupan manusia dan dunia akademik karena dengan
adanya etika maka kita dapat menjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri dan keadaan
di dunia akademik yang semakin menuntut banyak hal juga membuat etika menjadi faktor
yang sangat diperhitungkan dalam menjalankan kehidupan di dunia akademik.

Anda mungkin juga menyukai