Anda di halaman 1dari 39

PEDOMAN PEMAHAMAN DAN PEMAKAIAN

MATERI AJAR KALIMAT EFEKTIF


DENGAN PENDEKATAN RETORIK

1. Kalimat-kalimat yang tidak efektif dalam Buku Ajar ini


diambil dari skripsi mahasiswa S-1 Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja dari semua jurusan.

2. Pengefektifan kalimat yang tidak efektif pada Buku Ajar ini


menggunakan pendekatan retorik.

3. Kaidah retorik yang digunakan untuk mengefektifkan kalimat


yang tidak efektif tersebut adalah:
1) Pengurutan (ordering), mencakupi penempatan:
pokok pembicaraan (topic) + penjelas (comment) +
pelengkap (complement).
2) Pemenggalan (segmenting) kalmat-kalimat yang
kompleks.
3) Pemilihan (choising) kata/kelompok kata yang tepat,
mencakupi:
a. Penambahan (addition),
b. Pengurangan (reductionan),
c. Penggantian (rotation).

4. Yang dimaksud dengan pokok pembicaraan (topic) adalah


yang menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat. Dalam

1
istilah sintaksis, pokok pembicaraan ini sering disebut
subjek kalimat. Perhatikan contoh “pokok pembicaraan
(topic)” (yang dicetak tebal) pada kalimat di bawah ini!
1) Hidup sehat//merupakan dambaan semua orang.
2) Salah satu jenjang pendidikan menengah
atas//adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
3) Rekapitulasi hasil pengkategorian aktivitas siswa
secara individual//dapat dilihat pada lampiran F-1.

5. Yang dimaksud dengan penjelas (comment) adalah yang


menjelaskan pokok pembicaraan (topic) dalam kalimat
tersebut. Dalam istilah sistaksis, penjelas ini sering disebut
predikat. Perhatikan contoh “penjelas (comment) “ (yang
dicetak tebal) pada kalimat di bawah ini!
1) Hidup sehat//merupakan dambaan semua orang.
2) Salah satu jenjang pendidikan menengah atas//adalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
3) Rekapitulasi hasil pengkategorian aktivitas siswa secara
individual//dapat dilihat pada lampiran F-1.

6. Yang dimaksud dengan pelengkap (complement) adalah


penjelasan tambahan yang diberikan pada penjelas
(comment) jika dipandang perlu atau diperlukan. Dalam
istilah sistaksis, pelengkap sering disebut objek dan/atau
keterangan. Perhatikan contoh “pelengkap (complement) “
(yang dicetak tebal) pada kalimat di bawah ini!

2
1) Kain tenun songket yang merupakan hasil kerajinan
tradisional// harus dilestarikan//agar tidak punah dan
lenyap dari kehidupan masyarakat Bali.
2) Pengembangan aspek-aspek kondisi fisik//
dilakukan//dengan sistem prioritas sesuai dengan
status dan kegunaannya.
3) Penelitian ini//akan memberikan manfaat yang
besar//bagi pengembangan pariwisata di tanah air.

7. Jadi, pengurutan (ordering) berarti penempatan pokok


pembicaraan (topic) sebelum penjelas (comment), dan
penempatan pelengkap (complement) setelah penjelas
(comment). Urutan ini disebut urutan normatif. Contohnya
adalah seperti contoh 1), 2), dan 3) dalam poin 6.

No. Topik Komen Komplemen


1) Kain tenun harus agar tidak punah
songket yang dilestarikan dan lenyap dari
merupakan hasil kehidupan
kerajinan masyarakat Bali.
tradisional
2) Pengembangan dilakukan dengan sistem
komponen- prioritas sesuai
komponen dengan status
kondisi fisik dan
kegunaannya.
3) Penelitian ini akan bagi
memberikan pengembangan

3
manfaat yang pariwisata di
besar tanah air.

8. Urutan penempatan ini dapat dilakukan secara tidak


normatif, dengan ketentuan 1) pemindahan urutan itu
dilakukan secara utuh per satu-satuan fungsi (fungsi: topik,
komet, dan pelengkap, 2) dilakukan perubahan bentuk
morfologi kata jika diperlukan, dan 3) penambahan kata
hubung/sambung yang cocok, jika diperlukan. Contoh:
a. Agar tubuh tetap sehat, //salah satu yang harus kita
lakukan//adalah makan (makanan yang sehat).
b. Karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
merupakan hal baru,//maka pelaksanaan kurikulum
ini//masih mengalami berbagai kendala.
c. Ada beberapa//jenjang pendidikan.

No. Komplemen Topik Komen


a) Agar tubuh salah satu yang adalah makan
tetap harus kita (makanan yang
sehat lakukan sehat).
b) Karena maka masih
Kurikulum pelaksaanaan mengalami
Tingkat Satuan kurikulum ini berbagai
Pendidikan kendala.
merupakan
hal baru
No. Komplemen Komen Topik
c) - Ada beberapa Jenjang

4
pendidikan.

9. Yang dimaksud dengan pemenggalan (segmenting) kalmat-


kalimat yang kompleks adalah memecah kalimat yang
panjang dan berbelit-belit menjadi beberapa kalimat yang
pendek-pendek. Contoh:

Kalimat kompleks
Persentase rata-rata penguasaan materi pembelajaran
lompat jauh gaya berjalan di udara oleh siswa kelas XI A
SMP Negeri 2 Singaraja dari hasil siklus I sebesar 86,05%
berada pada kategori sangat baik dan pada siklus II
sebesar 95,46% berada pada kategori sangat baik.

Kalimat Segmenting-nya
- Persentase rata-rata penguasaan materi pembelajaran
lompat jauh gaya berjalan di udara oleh siswa kelas XI
A SMP Negeri 2 Singaraja pada siklus I adalah sebesar
86,05%.
- Rata-rata ini ada pada kategori sangat baik.
- Pada siklus II, persentase rata- rata penguasaannya
menjadi sebesar 95,46%.
- Rata-rata ini juga ada pada kategori sangat baik.
10. Yang dimaksud dengan pemilihan (choising)
kata/kelompok kata meliputi: 1) penambahan (addition), jika
terdapat kekurangan penggunaan kata/kelompok kata
dalam kalimat itu, 2) pengurangan (reductioan), jika

5
terdapat pemakaian kata/kelompok kata yang mubazir
dalam kalimat itu, dan 3) penggantian (rotation), jika
terdapat pemakaian kata/kelompok kata yang tidak tepat
dalam kalimat tersebut.
1) Contoh penambahan (addition):
Penutup sering disebut dengan pendinginan (Coling down)
bertujuan untuk mengembalikan keadaan fisik dan mental
siswa pada keadaan yang sesungguhnya, sehingga siswa
siap untuk menerima pelajaran yang lain.

Munculkan kata “pendinginan” sebagai topik di depan


kata “bertujuan”. Ganti kata “sesungguhnya” dengan kata
yang lebih tepat, yakni kata “semula”. Perbaikannya akan
menjadi seperti berikut.

Penutup sering disebut dengan pendinginan (colling down).


Pendinginan bertujuan untuk mengembalikan keadaan
fisik dan mental siswa pada keadaan semula, sehingga
siswa siap menerima pelajaran yang lain.

2) Contoh pengurangan (reductioan):


Menurut Nala (1998) di dalam setiap aktivitas fisik atau
kegiatan olah raga pasti akan melibatkan komponen-
komponen kebugaran jasmani, karena komponen-
komponen kebugaran jasmani merupakan dasar gerak atau
aktivitas fisik dari tubuh manusia.

6
Kata “di dalam” dihilangkan, sehingga menjadi;
Menurut Nala (1998), setiap aktivitas fisik atau kegiatan
olah raga pasti akan melibatkan komponen-komponen
kebugaran jasmani, karena komponen-komponen
kebugaran jasmani merupakan dasar gerak atau aktivitas
fisik dari tubuh manusia.

3) Contoh penggantian (rotation):


Seiiring ditemuinya hambatan-hambatan lain yang
mengarah kepada timbulnya kesulitan-kesulitan
pembelajaran seperti kurangnya minat siswa untuk
mempelajari matematika, sulitnya siswa memahami materi
pelajaran matematika dan kurang tepatnya metoda yang
digunakan guru dalam penyampaian materi
pelajaran sehingga siswa kurang antusias mengikuti
pembelajaran matematika.

Ganti kata “sehingga” dengan kata “menyebabkan”


sehingga kata “menyebabkan”dapat berfungsi sebagai komen
atau penjelas. Perbaikannya akan menjadi sebagai berikut.

Seiiring ditemuinya ambatan-ambatan lain yang mengarah


pada timbulnya kesulitan-kesulitan pembelajaran, seperti:
kurangnya minat siswa untuk mempelajari matematika,
sulitnya siswa memahami materi pelajaran matematika, dan
kurang tepatnya metode yang digunakan guru dalam

7
penyampaian materi pelajaran; menyebabkan siswa kurang
antusias mengikuti pembelajaran matematika.

BAB I
KALIMAT YANG POKOK PEMBICARAAN
(TOPIKNYA) TIDAK JELAS

8
A. Pendahuluan
Sebuah kalimat bisa menjadi kalimat tidak efektif,
apabila pokok pembicaraan atau topic kalimat itu tidak jelas.
Yang dimaksud dengan pokok pembicaraan (topic = topik)
adalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat.
Dalam istilah sintaksis, pokok pembicaraan ini sering disebut
subjek kalimat. Perhatikan “pokok pembicaraan (topik)” (yang
dicetak tebal) pada kalimat di bawah ini!
1. Hidup sehat// menjadi dambaan semua orang.
2. Salah satu jenjang pendidikan menengah atas//
adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
3. Rekapitulasi hasil pengkategorian aktivitas siswa
secara individual// dapat dilihat pada lampiran F-1.
Frase-frase yang dicetak tebal pada ketiga kalimat di
atas adalah pokok pembicaraan (topik) pada setiap kalimat
tersebut.

B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pokok pembelajaran yang ingin dicapai pada
paparan materi bab I ini, antara lain:
1. Dapat mengidentifikasi pokok pembicaraan (topik)
kalimat.
2. dapat menemukan pokok pembicaraan (topik kalimat)
yang tepat.
3. dapat memperbaiki kalimat yang tidak efektif menjadi
kalimat efektif dengan memunculkan topiknya.

9
4. dapat menyusun (ordering) kalimat efektif dengan
urutan: pokok pembicaraan + penjelas + pelengkap
(topic + comment + complement).

C. Indikator Pencapaian Hasil Belajar


Indikator pencapaian hasil belajar tentang materi ini
akan diukur melalui kemampuan:
1. mengidentifikasi pokok pembicaraan (topik) kalimat.
2. menemukan pokok pembicaraan (topik kalimat) yang
tepat.
3. memperbaiki kalimat yang tidak efektif menjadi
kalimat efektif dengan memunculkan topik kalimat.
4. menyusun (ordering) kalimat efektif dengan urutan:
pokok pembicaraan + penjelas + pelengkap (topic +
comment + complement).

D. Uraian/Pemaparan Materi
Kalimat-kalimat tidak efektif dalam uraian materi ini,
diambil dari skripsi mahasiswa S-1 Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja pada semua jurusan yang tamat tahun
2007, 2008, dan 2009. Materi ini digunakan sebagai fokus
dalam membahas kalimat yang pokok pembicaraan (topiknya)
tidak jelas.
Contoh:
Kasus: 1
Menurut Nala (1998) di dalam setiap aktivitas fisik atau
kegiatan olah raga pasti akan melibatkan komponen-

10
komponen kebugaran jasmani, karena komponen-
komponen kebugaran jasmani merupakan dasar gerak
atau aktivitas fisik dari tubuh manusia.

Penjelasan
Kata “di dalam” yang dicetak tebal pada kasus 1 di atas
mengaburkan topik atau pokok persoalan yang dibicarakan
atau dijelaskan. Topik atau pokok persoalan intinya adalah
“setiap aktivitas fisik atau kegiatan olah raga”, bukan di dalam
setiap aktivitas fisik atau kegiatan olah raga. Kata “di dalam”
mengacu atau menunjuk tempat, bukan pokok persoalan. Oleh
karena itu, agar kalimat pada kasus 1 di atas menjadi efektif,
maka kata “di dalam” yang dicetak tebal tersebut harus
dihilangkan. Dengan demikian, perbaikan kalimat tersebut
menjadi seperti berikut.

Perbaikannya
Menurut Nala (1998), setiap aktivitas fisik atau
kegiatan olah raga// pasti akan melibatkan komponen-
komponen kebugaran jasmani, karena komponen-
komponen kebugaran jasmani merupakan dasar gerak
atau aktivitas fisik dari tubuh manusia.

Frase “setiap aktivitas fisik atau kegiatan olah raga”


adalah topik kalimat di atas, karena frase tersebut menjadi
pokok pembicaraannya.

11
Kasus: 2
Hidup sehat merupakan dambaan semua orang, yang
harus dilakukan agar tubuh tetap sehat salah satunya
melalui makanan yang kita makan.

Penjelasan
Kalimat dijejalkan, sehingga mengaburkan topik/pokok
pembicaraan. Kalimat pada kasus 2 di atas dapat dipisahkan
atau disegmentasikan menjadi 2 kalimat, yang masing-masing
harus memiliki topik dan komen (comment) yang jelas.
Kemudian, lakukan pengurutan topik, penjelas/komen, dan
pelengkap (complement = komplemen) atau penjelasan
tambahannya secara jelas pula. Terakhir, pilih kata yang paling
tepat dalam merangkai bagian topik, penjelas/komen, dan
pelengkapnya.
Misalnya:
Kalimat 1): Hidup sehat merupakan dambaan semua
orang.
Kalimat 2): Agar tubuh tetap sehat, salah satu yang
harus kita lakukan adalah makan
(makanan yang sehat).

Dengan demikian, perbaikan kalimat pada kasus 2


adalah sebagai berikut.

Perbaikannya

12
Hidup sehat// merupakan dambaan semua orang. Agar
tubuh tetap sehat, salah satu yang harus kita
lakukan// adalah makan (makanan yang sehat).

Frase “hidup sehat” dan “salah satu yang harus kita


lakukan“ adalah topik dari kedua kalimat di atas,
karena kedua frase itu menjadi pokok pembicaraan
pada setiap kalimat tersebut.

Kasus: 3
Mengingat kurikulum satuan pendidikan merupakan hal
baru, sehingga dalam pelaksanaannya masih
mengalami berbagai kendala, terbukti dari banyaknya
keluhan guru maupun siswa.

Penjelasan
Kalimat pada kasus 3 ini amat kompleks. Topik/masalah
yang dibicarakan tidak jelas. Oleh karena itu, lakukan
segmentasi (memenggal menjadi beberapa kalimat) dan
memperjelas topiknya. Pada kasus ini, kita perjelas topiknya,
yakni: “kurikulum”, dan “hal tersebut” Kemudian lakukan
pemilihan dan penulisan kata yang tepat, misalnya: kata
“mengingat” diganti dengan kata “karena”. huruf awal untuk “
kurikulum tingkat satuan pendidikan” ditulis dengan huruf
besar, karena menunjuk nama dokumen resmi. Jadi dokumen
itu harus ditulis “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan”.

13
Dengan demikian kalimat pada kasus 3 ini dapat
diperbaiki seperti berikut.

Perbaikannya
Karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
merupakan hal baru, maka dalam pelaksanaannya,
kurikulum ini// masih mengalami berbagai kendala.
Hal tersebut// dapat dibuktikan dari banyaknya keluhan
guru dan siswa.

Frase “kurikulum ini” dan “hal tersebut“ adalah topik


dari kedua kalimat di atas, karena frase itu menjadi pokok
pembicaraan pada kedua kalimat tersebut.

Kasus: 4
Dalam proses pembelajaran ditekankan pada
pengembangan individu secara menyeluruh, dalam arti
pengembangan intelektual, keterampilan afektif,
termasuk pengembangan fisik dan kebugaran jasmani.

Penjelasan
Kata “dalam” yang dicetak tebal pada kalimat di atas
mengaburkan topik, sehingga topiknya tidak jelas. Hilangkan
kata “dalam” agar topiknya menjadi jelas, yakni “proses
pembelajaran”. Frase “proses pembelajaran” sudah mengacu
pada ”aktivitas atau kegiatan belajar-mengajar“. Tidak perlu
lagi ditambah kata “dalam“.

14
Perbaikan kalimat pada kasus 4 menjadi sebagai
berikut.

Perbaikannya
Proses pembelajaran// menekankan pengembangan
individu secara menyeluruh, dalam arti, pengembangan
itu dilakukan pada: pengembangan intelektual,
pengembangan afektif, dan pengembangan fisik serta
kebugaran jasmaninya.

Frase “proses pembelajaran” adalah topik dari kalimat


di atas, karena frase itu menjadi pokok pembicaraan pada
kalimat tersebut.

Kasus: 5
Selain itu pelatihan menurut Nala (1998: 1) pelatihan
merupakan suatu gerakan fisik atau aktivitas mental
yang dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang
(refetitif) dalam jangka waktu (durasi) lama.

Penjelasan
Topik/pokok pembicaraan kalimat pada kasus 5 ini
mubazir, yakni kata “pelatihan” dinyatakan dua kali. Selain itu,
ada kesalahan penulisan kata “refetitif” (seharusnya repetitif),
dan kata “durasi” yang sudah diadaptasi cara penulisannya
tidak perlu lagi ditulis dengan huruf miring (italic).

15
Dengan demikian, perbaikan kalimat pada kasus 5 ini
adalah sebagai berikut.

Perbaikannya
Selain itu, menurut Nala (1998: 1), pelatihan// adalah
gerakan fisik dan aktivitas mental yang dilakukan
secara sistematis dan berulang-ulang (repetitif) dalam
jangka waktu (durasi) yang lama.

Kata “pelatihan” adalah topik dari kalimat di atas,


karena kata itu menjadi pokok pembicaraan pada kalimat
tersebut.

Kasus: 6
Menurut Nuril Huda (dalam Istiani dan Huda, 2003: 1)
mengemukakan bahwa untuk meningkatkan mutu
pendidikan diperlukan model guru yang selain
mempunyai kemandirian akademik, juga harus memiliki
kemandirian profesional guru merupakan kemahiran
seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sesuai dengan kemampuannya yang dikuasai dengan
nantinya dapat mencapai hasil yang baik.

Penjelasan

16
Kata “menurut” pada kalimat di atas mengaburkan
topik, karena kata “menurut” menunjuk pada alasan. Karena
itu, hilangkan kata “menurut” agar “Nuril Huda” bisa menjadi
topik kalimat. Selain itu, kalimat pada kasus 6 ini amat
kompleks. Untuk itu perlu dilakukan segmentasi dan
pengurutan topik, komen, dan pelengkap. Kata “kemadirian“
diganti dengan “kemampuan“. Terakhir, buang kata-kata yang
tidak diperlukan, karena selain mubazir, juga menjadikan
kalimat tidak efektif. Kata-kata yang menjadikan kalimat tidak
efektif itu adalah “dengan nantinya”.
Dengan demikian, perbaikan kalimat pada kasus 6 ini
akan menjadi seperti di bawah ini.

Perbaikannya
Nuril Huda (dalam Istiani dan Huda, 2003: 1)//
mengemukakan bahwa, untuk meningkatkan mutu
pendidikan diperlukan guru yang selain mempunyai
kemampuan pedagogik, juga harus memiliki
kemampuan profesional, karena kedua kemampuan itu
diperlukan oleh seorang guru dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Dengan demikian, hasil yang lebih
baik// dapat dicapai.

Frase “Nuril Huda (dalam Istiani dan Huda, 2003: 1)”


dan “ hasil yang lebih baik” adalah topik dari kedua kalimat
di atas, karena frase itu menjadi pokok pembicaraan pada
kedua kalimat tersebut.

17
E. Soal/Tugas
Perhatikan kalimat di dalam kolom, kemudian jawab
soal yang ada di bawahnya!

1.
Dengan kecepatan pusaran yang sangat cepat, menimbulkan
gesekan antar massa kabut yang mengakibatkan timbulnya
panas.

Pokok pembicaraan/topik kalimat pada kutipan nomor 1


di atas adalah:
a. dengan kecepatan pusaran yang sangat cepat
b. kecepatan pusaran
c. kecepatan pusaran yang sangat cepat
d. gesekan antarmassa kabut

2. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dilakukan


berbagai upaya diantaranya adalah penyempurnaan kurikulum
maka dari itu pada saat ini dikembangkan suatu kurikulum
yang dapat memenuhi peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia yaitu dengan menerapkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan
pendidikan (Depdiknas, 2006: 3).

18
Frase-frase yang dapat menjadi pokok
pembicaraan/topik kalimat pada kutipan nomor 2 di atas
adalah:
a. berbagai upaya, KTSP
b. mutu pendidikan, penyempurnaan kurikulum
c. berbagai upaya, mutu pendidikan
d. KTSP, mutu pendidikan

3. Pada masing-masing kelas, yakni pada kelas IPS dan kelas


GPS mendapat urutan kegiatan pembelajaran yang sama dan
menggunakan fasilitas perlakuan yakni LKS yang sama.

Kutipan nomor 3 di atas, apabila disusun menjadi


sebuah kalimat efektif, maka susunan yang paling
efektif adalah kalimat:
a. Pada setiap kelas, yakni pada kelas IPS dan kelas
GPS mendapat urutan kegiatan pembelajaran yang
sama dan menggunakan fasilitas perlakuan yakni
LKS yang sama.
b. Setiap kelas, yakni kelas IPS dan kelas GPS
mendapat urutan kegiatan pembelajaran yang sama
dan menggunakan fasilitas perlakuan, yakni LKS
yang sama.
c. Setiap kelas, yakni pada kelas IPS dan kelas GPS
mendapat urutan kegiatan pembelajaran yang sama

19
dan menggunakan fasilitas perlakuan yakni LKS
yang sama.
d. Pada setiap kelas, yakni kelas IPS dan kelas GPS
mendapat urutan kegiatan pembelajaran yang sama
dan menggunakan fasilitas perlakuan yakni LKS
yang sama.

4 Dalam latihan ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu


pengamatan pada contoh yang diberikan dan penugasan siswa
untuk melakukan gerakan dari contoh yang diberikan.

Kalimat yang tersusun dengan urutan: pokok


pembicaraan + penjelas + pelengkap, yang paling
efektif tampak pada kalimat:
a. Dapat dibedakan menjadi dua bagian latihan ini,
yaitu: 1) penugasan siswa mengamati contoh yang
diberikan, dan 2) penugasan siswa melakukan
gerakan sesuai contoh yang diberikan.
b. 1) Penugasan siswa mengamati contoh yang
diberikan, dan 2) penugasan siswa melakukan
gerakan sesuai contoh yang diberikan adalah latihan
yang dapat dibedakan menjadi dua bagian.
c. Menjadi dua bagian latihan ini dibedakan, yaitu: 1)
penugasan siswa mengamati contoh yang diberikan,
dan 2) penugasan siswa melakukan gerakan sesuai
contoh yang diberikan.

20
d. Latihan ini dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu : 1) penugasan siswa mengamati contoh yang
diberikan, dan 2) penugasan siswa melakukan
gerakan sesuai contoh yang diberikan.

F. Kunci Jawaban
Soal nomor 1: c. kecepatan pusaran yang sangat cepat
Soal nomor 2: a. berbagai upaya, KTSP
Soal nomor 3: b. Setiap kelas, yakni kelas IPS dan kelas
GPS mendapat urutan kegiatan
pembelajaran yang sama dan
menggunakan fasilitas perlakuan, yakni
LKS yang sama.
Soal nomor 4: d. Latihan ini dapat dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu : 1) penugasan siswa
mengamati contoh yang diberikan, dan
2) penugasan siswa melakukan gerakan
sesuai contoh yang diberikan.

G. Umpan Balik/Latihan
Susunlah kalimat-kalimat kutipan berikut ini menjadi
kalimat efektif!

Menurut Lusia Anggraini (2000) dalam buku Hidup


1. Sehat dengan kuartet nabati bahwa saat ini masyarakat
pola makanannya sudah menuju pola makan barat
seperti hamburger, steak, hot dog, kentacky, dan lain-
lain yang mengandung protein, lemak jenuh, dan
kolesterol yang sangat tinggi.

21
2. Dari grafik di atas terlihat jelas bahwa perlakuan E yaitu
menggunakan pupuk hijau daun gamal (Gliricidia sp)
dengan jumlah berat 100 gr mempunyai nilai berat
paling tinggi.

3. Akibat ketidaksenangan siswa dengan pelajaran Fisika


membawa pengaruh yang buruk terhadap mutu
kelulusan para siswa.

H. DaftarPustaka
Malik, A. 1988. “Keefektifan Kalimat dan Kekomunikatifan
Paragraf Karangan Ilmiah Berbahasa Indonesia
Mahasiswa Program S1“ (Tesis). FPS-IKIP Malang.

Martha, I Nengah. 2008. Pengantar Retorika. Singaraja:


Undiuksha.

---------------.2011. Buku Panduan Mengefektifkan Kalimat yang


Tidak Efektif dalam Karangan Ilmiah dengan
Pendekatan Retorik. Singaraja: Grafika Press.

Mills, Gordon H. and Walter, John A. 1978. Technical Writing.


New York: Holt Rinehart and Winston.

Sugono, D. 1986. Berbahasa Indonesia dengan Benar.


Jakarta: CV Kilat Grafika.

22
Syafi’ie, I. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud-
Dirjen Dikti,P2LPTK.

23
BAB II
KALIMAT DENGAN PENJELAS (COMMENT ) YANG
KABUR ATAU TANPA PENJELAS

A. Pendahuluan
Sebuah kalimat bisa menjadi kalimat tidak efektif,
apabila penjelas atau komen (comment) kalimat itu tidak jelas.
Yang dimaksud dengan penjelas (comment) adalah yang
menjelaskan pokok pembicaraan (topic) dalam kalimat
tersebut. Dalam istilah sistaksis, penjelas ini sering disebut
predikat. Perhatikan contoh “penjelas (comment) “ (yang
dicetak tebal) pada kalimat di bawah ini!
1. Hidup sehat//merupakan dambaan semua orang.
2. Salah satu jenjang pendidikan menengah
atas//adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
3. Rekapitulasi hasil pengkategorian aktivitas siswa
secara individual//dapat dilihat pada lampiran F-1.

Frase-frase yang dicetak tebal pada ketiga kalimat di


atas merupakan penjelas (komen) pada setiap kalimat itu.

B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pokok pembelajaran yang ingin dicapai pada
paparan materi bab II ini, antara lain:
1. dapat mengidentifikasi penjelas (komen) kalimat.
2. dapat menemukan penjelas (komen kalimat) yang
tepat.

24
3. dapat memperbaiki kalimat yang tidak efektif menjadi
kalimat efektif dengan memunculkan penjelas
kalimat.
4. dapat menyusun (ordering) kalimat efektif dengan
urutan: pokok pembicaraan + penjelas + pelengkap
(topic + comment + complement).

C. Indikator Pencapaian Hasil Belajar


Indikator pencapaian hasil belajar mengenai materi ini
akan diukur melalui kemampuan:
1. mengidentifikasi penjelas (komen) kalimat.
2. menemukan penjelas (komen kalimat) yang tepat.
3. memperbaiki kalimat yang tidak efektif menjadi
kalimat efektif dengan memunculkan penjelas
kalimat.
4. menyusun (ordering) kalimat efektif dengan urutan:
pokok pembicaraan + penjelas + pelengkap (topic +
comment + complement).

D. Uraian/Pemaparan Materi
Kalimat-kalimat tidak efektif dalam uraian materi ini,
diambil dari skripsi mahasiswa S-1 Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja pada semua jurusan yang tamat tahun
2007, 2008, dan 2009. Materi ini digunakan sebagai fokus
dalam membahas kalimat yang penjelas (komennya) tidak
jelas atau kabur.

25
Contoh:
Kasus: 1
Kain tenun songket yang merupakan hasil kerajinan
tradisional yang harus dilestarikan agar tidak punah dan
lenyap dari kehidupan masyarakat Bali pada umumnya
karena memiliki ciri khas dan mencerminkan nilai luhur
bangsa seperti rasa kekeluargaan dan gotong royong,
sosial dan keagamaan, serta nilai ekonomi yang cukup
potensial.

Penjelasan
Unsur penjelas terhadap topik kabur atau tidak jelas.
Kalimat amat dijejalkan. Oleh karena itu, eksplisitkan
penjelasnya, lakukan segmentasi, dan lakukan pengurutan
penyajian dengan urutan: topik + komen/penjelas + pelengkap.
Kemudian lakukan pemilihan dan penulisan kata secara tepat,
misalnya kata “songket”. Kata “songket” (bahasa daerah) yang
masih bersifat kedaerahan dan belum masuk dalam kamus
bahasa Indonesia, harus ditulis dengan huruf miring, misalnya:

-Kain tenun songket yang merupakan hasil kerajinan


tradisional harus dilestarikan agar tidak punah dan
lenyap dari kehidupan masyarakat Bali pada
umumnya, karena kain tenun songket ini memiliki ciri

26
khas dan mencerminkan nilai luhur bangsa, seperti:
nilai kekeluargaan dan gotong royong, serta nilai
sosial dan keagamaan.

- Selain itu, kain tenun songket ini juga memiliki nilai


ekonomi yang cukup tinggi.

Nilai ekonomi tidak termasuk nilai budaya atau nilai


luhur bangsa. Karena itu, nilai ekonomi harus dipisahkan, dan
dinyatakan dalam kalimat yang lain/tersendiri.

Dengan demikian, perbaikan kalimat pada kasus 1 bab


ini akan menjadi seperti berikut.

Perbaikannya
Kain tenun songket yang merupakan hasil kerajinan
tradisional// harus dilestarikan agar tidak punah dan
lenyap dari kehidupan masyarakat Bali pada umumnya,
karena kain tenun songket ini memiliki ciri khas dan
mencerminkan nilai luhur bangsa, seperti: nilai
kekeluargaan dan gotong royong, serta nilai sosial dan
keagamaan. Selain itu, kain tenun songket ini juga//
memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Frase “harus dilestarikan” dan “memiliki nilai


ekonomi“ adalah penjelas (komen) pada kedua kalimat di

27
atas, karena frase itu menjadi penjelas terhadap topik (pokok
pembicaraan) pada kedua kalimat tersebut.

Kasus:2
Seiiring ditemuinya hambatan-hambatan lain yang
mengarah kepada timbulnya kesulitan-kesulitan
pembelajaran seperti kurangnya minat siswa untuk
mempelajari matematika, sulitnya siswa memahami
materi pelajaran matematika dan kurang tepatnya
metoda yang digunakan guru dalam penyampaian
materi pelajaran sehingga siswa kurang antusias
mengikuti pembelajaran matematika.

Penjelasan
Kalimat pada kasus 2 bab ini tidak punya komen atau
penjelas. Ganti kata “sehingga” dengan kata “menyebabkan”
sehingga kata “menyebabkan” dapat berfungsi sebagai komen
atau penjelas. Susun kalimat tersebut dengan menggunakan
tanda-tanda baca yang sesuai agar jelas bagian-bagiannya.
Dengan demikian, perbaikan kalimat tersebut akan
menjadi sebagai berikut.

Perbaikannya
Seiiring ditemuinya ambatan-ambatan lain yang
mengarah pada timbulnya kesulitan-kesulitan
pembelajaran, seperti: kurangnya minat siswa untuk
mempelajari matematika, sulitnya siswa memahami

28
materi pelajaran matematika, dan kurang tepatnya
metode yang digunakan guru dalam penyampaian
materi pelajaran;// menyebabkan siswa kurang
antusias mengikuti pembelajaran matematika.

Frase “menyebabkan siswa kurang antusias


mengikuti pembelajaran matematika” adalah penjelas
(komen) pada kalimat di atas, karena frase itu menjadi
penjelas terhadap topik (pokok pembicaraan) pada kalimat
tersebut.

Kasus: 3
Pelatihan sebagai suatu bentuk gerakan fisik dan atau
aktivitas mental yang dilakukan secara sistematis dan
berulang-ulang (repetitif) dalam jangka waktu (durasi)
lama, dengan pembebanan yang meningkat secara
progresif dan individual yang bertujuan untuk
memperbaiki sistema serta fungsi fisiologis dan
psikologis tubuh agar pada waktu melakukan aktivitas
olah raga dapat mencapai penampilan yang optimal.

Penjelasan
Pada kasus ini, tidak jelas komennya karena ada kata
“yang” (diberi cetak tebal) di depan kata “bertujuan”.
Gatra/frasenya juga amat panjang. Hilangkan kata “yang”
tersebut agar kata “bertujuan” bisa berfungsi sebagai
penjelas/komen. Pisahkan bagian kalimat yang tidak dapat

29
disatukan, dan susun dalam sebuah kalimat baru dengan
menambahkan kata yang sesuai, misanya kata “tujuannya”.
Terakhir pilih dan gunakan kata yang tepat.
Penyempurnaan kalimat pada kasus 3 bab ini akan
menjadi sebagai berikut.

Perbaikannya:
Pelatihan dalam bentuk gerakan fisik dan atau aktivitas
mental yang dilakukan secara sistematis dan berulang-
ulang (repetitif) dalam jangka waktu (durasi) lama,
dengan pembebanan yang meningkat secara progresif
dan individual;// bertujuan untuk memperbaiki sistem
serta fungsi fisiologis dan psikologis tubuh. Tujuannya//
adalah agar pada waktu melakukan aktivitas olah
raga, tubuh dapat mencapai penampilan yang optimal.

Frase “bertujuan.......” dan “adalah agar pada waktu


melakukan aktivitas olah raga“ adalah penjelas (komen)
pada kedua kalimat di atas, karena frase itu menjadi penjelas
terhadap topik (pokok pembicaraan) pada kedua kalimat
tersebut.

Kasus: 4
Tanaman kelapa (Cocos Nucifera L) salah satu spesies
dari genus Cocos yang sudah sejak lama dikenal oleh
manusia.

30
Penjelasan
Pada kasus 4 ini, penjelas kalimat kabur. Perjelaslah
komen atau penjelasnya dengan menambah kata “adalah” di
depan kata “salah satu”. Selain itu, istilah atau nama-nama
dari bahasa asing ditulis dengan huruf miring.
Perbaikannya menjadi seperti di bawah ini.

Perbaikannya
Tanaman kelapa (Cocos Nucifera L)// adalah salah
satu spesies dari genus Cocos yang sudah sejak
lama dikenal oleh manusia.

Frase “adalah salah satu spesies dari genus Cocos


yang sudah sejak lama dikenal oleh manusia” adalah
penjelas (komen) pada kalimat di atas, karena frase itu
menjadi penjelas terhadap topik (pokok pembicaraan) pada
kalimat tersebut.

Kasus: 5
Dalam penelitian ini kelas VIII F yang terpilih sebagai
kelas eksperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol.

Penjelasan
Dalam kasus 5 ini, kata “yang” mengaburkan
komen/penjelas. Selain itu, topik berikutnya tidak ada
penjelasnya. Karena itu kata “yang” perlu dihilangkan dan

31
munjulkan kata “terpilih” sebagai penjelas di belakang kata
“kelas VIII E”.

Perbaikan kalimat pada kasus 5 ini akan menjadi


sebagai berikut.

Perbaikannya
Dalam penelitian ini, kelas VIII F// terpilih sebagai kelas
eksperimen, dan kelas VIII E terpilih sebagai kelas
kontrol.

Frase “terpilih....” adalah penjelas (komen) pada


kalimat di atas, karena frase itu menjadi penjelas terhadap
topik (pokok pembicaraan) pada kalimat tersebut.

Kasus: 6
Bandar Udara Soekarno-Hatta yang dibangun dengan
menggunakan teknik cakar ayam yang belum pernah
digunakan di mana pun di dunia sebelum ini karena
teknik itu memang dikembangkan dalam beberapa
tahun terakhir ini oleh para ahli rekayasa Indonesia
yang masih muda-muda dan yang baru saja lulus dari
pendidikannya yang mengagumkan.

Penjelasan

Hilangkan kata “yang” karena mengaburkan kata yang


ada dibelakangnya sebagai penjelas/komen. Karena kalimat ini

32
agak kompleks, pisahkan menjadi dua kalimat, dengan
menambahkan topik/pokok pembicaraan di depan frase “belum
pernah” dengan kata/frase yang cocok/sesuai, misalnya
frase“teknik ini”. Hilangkan juga frase “sebelum ini” karena
mubazir.

Perbaikannya akan menjadi sebagai berikut.

Perbaikannya
Bandar Udara Soekarno-Hatta// dibangun dengan
menggunakan teknik cakar Ayam. Teknik ini// belum
pernah digunakan di mana pun di dunia, karena teknik
ini memang dikembangkan dalam beberapa tahun
terakhir ini oleh para ahli rekayasa Indonesia yang
masih muda-muda dan yang baru saja lulus dari
pendidikannya yang mengagumkan.

Frase “dibangun” dan “belum pernah digunakan“


adalah penjelas (komen) pada kedua kalimat di atas, karena
frase itu menjadi penjelas terhadap topik (pokok pembicaraan)
pada kedua kalimat tersebut.

E. Soal/Tugas
Perhatikan kalimat di dalam kolom, kemudian jawab
soal yang ada di bawahnya!

Kecepatan kilat yang melebihi kecepatan suara yang


1. terdengar sampai puluhan kilometer dapat merusak
pendengaran.

33
Yang menjadi komen/penjelas terhadap topik kalimat
pada kutipan nomor 1 di atas adalah:
a. melebihi, dan terdengar
b. melebihi, dan dapat merusak
c. dapat merusak, dan terdengar
d. kilat, dan terdengar

2. Penelitian yang akan dilaksanakan dalam dua siklus


melalui penelitian tindakan kelas ini yang melibatkan
kelas IPS 1 dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang
yang sedang belajar di kelas XI.

Frase-frase yang paling tepat menjadi komen terhadap


pokok pembicaraan/topik kalimat pada kutipan nomor 2
di atas adalah:
a.melibatkan, dan sedang belajar
b. akan dilaksanakan, dan sedang belajar
c. yang melibatkan, dan sedang belajar
d. akan dilaksanakan, dan melibatkan

3. Bagi pengembangan pariwisata di tanah air, akan


memberikan manfaat yang sangat besar hasil penelitian
ini.

34
Kutipan nomor 3 di atas, apabila disusun menjadi
sebuah kalimat efektif, maka susunan yang paling
efektif adalah kalimat:
a. Bagi pengembangan pariwisata di tanah air, hasil
penelitian ini akan memberikan manfaat yang sangat
besar.
b. Akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi
pengembangan pariwisata di tanah air hasil
penelitian ini.
c. Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat yang
sangat besar bagi pengembangan pariwisata di
tanah air.
d. Hasil penelitian ini bagi pengembangan pariwisata di
tanah air akan memberikan manfaat yang sangat
besar.

4 Namun berdasarkan data SDI (Sport Development


Indeks) tahun 2006 menunjukkan hampir 80%
masyarakat memiliki kebugaran yang buruk.

Kalimat yang tersusun dengan urutan: pokok


pembicaraan + penjelas + pelengkap, yang paling
efektif tampak pada kalimat:
a. Data SDI (Sport Development Index) tahun 2006
menunjukkan bahwa, hampir 80% masyarakat
memiliki kebugaran yang buruk.

35
b. Hampir 80% masyarakat memiliki kebugaran yang
buruk, data SDI (Sport Development Index) tahun
2006 menunjukkan.
c. Ditunjukkan data SDI (Sport Development Index)
tahun 2006, hampir 80% masyarakat memiliki
kebugaran yang buruk.
d. Hampir 80% masyarakat memiliki kebugaran yang
buruk, ditunjukkan data SDI (Sport Development
Index) tahun 2006.

F. Kunci Jawaban
Soal nomor 1: b. melebihi, dan dapat merusak
Soal nomor 2: d. akan dilaksanakan, dan melibatkan
Soal nomor 3: c. Hasil penelitian ini akan memberikan
manfaat yang sangat besar bagi
pengembangan pariwisata di tanah air.
Soal nomor 4: a. Data SDI (Sport Development Index))
tahun 2006 menunjukkan bahwa,
hampir 80% masyarakat memiliki
kebugaran yang buruk.

G. Umpan Balik/Latihan
Susunlah kalimat-kalimat kutipan berikut ini menjadi
kalimat efektif!

1. Kecepatan kilat yang melebihi kecepatan suara yang


terdengar sampai puluhan kilometer dapat merusak
pendengaran.

36
2. Penelitian yang akan dilaksanakan dalam dua siklus
melalui penelitian tindakan kelas ini yang melibatkan
kelas IPS 1 dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang
yang sedang belajar di kelas XI.

3. Namun berdasarkan data SDI (Sport Development


Indeks) tahun 2006 menunjukkan hampir 80%
masyarakat memiliki kebugaran yang buruk.

H. DaftarPustaka
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.

Malik, A. 1988. “Keefektifan Kalimat dan Kekomunikatifan


Paragraf Karangan Ilmiah Berbahasa Indonesia
Mahasiswa Program S1“ (Tesis). FPS-IKIP Malang.

Martha, I Nengah. 2008. Pengantar Retorika. Singaraja:


Undiuksha.
---------------.2009.“Pendekatan Retorik untuk Mengefektifkan
Kalima Tak Efektif dalam KaryaTulis Ilmiah”. Laporan
Penelitian Fundamental, DP2M – Dikti Kemdiknas:
Jakarta.

---------------.2010. “Pendekatan Retorik untukMengefektifkan


Kalimat tidak Efektif dalam Karya Tulis Ilmiah”. Jurnal
IKA ISSN 1829-5282, Vol.8, No. 1, Februari 2010, hal.
1-14.

37
---------------.2011. Buku Panduan Mengefektifkan Kalimat yang
Tidak Efektif dalam Karangan Ilmiah dengan
Pendekatan Retorik. Singaraja: Grafika Press.

Mills, Gordon H. and Walter, John A. 1978. Technical Writing.


New York: Holt Rinehart and Winston.

Oka, IG.N. dan Basuki. 1990. Retorik: Kiat Bertutur. Malang:


YA 3 Malang.

Sugono, D. 1986. Berbahasa Indonesia dengan Benar.


Jakarta: CV Kilat Grafika.

Syafi’ie, I. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud-


Dirjen Dikti,P2LPTK.

Warriner’s 1965. Grammar and Composition. New York: Holt


Ronehart and Winston.

38
39

Anda mungkin juga menyukai