Memikirkan yang dipikirkan Allah

Markus 8 : 31 – 38

Bagi orang Israel, Mesias adalah seorang tokoh pada masa depan yang akan datang
sebagai wakil Allah untuk membawa keselamatan dan pembebasan bagi bangsa Israel. Mesias
berarti yang diurapi. Dalam bahasa Yunani, kata Mesias diterjemahkan dengan kata Kristos dan
dari situlah muncul dikenal sebutan Kristus yang menjadi salah satu nama dari Yesus. Namun
Yesus berkata bahwa Ia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak, sehingga Petrus pun
menarik Yesus ke samping dan menegor Yesus. Petrus tentu tidak terima akan hal ini.
Bagaimana mungkin seorang Mesias, seorang penyelamat malah tidak selamat?

Yesus menyampaikan hal ini dengan terus terang, tanpa ada yang ditutup-tutupi.
Pengajaran Yesus akan kemesiasan-Nya yang menderita itu menunjukkan bahwa Yesus  tahu
dengan jelas penderitaan dan kematian yang sudah menunggu dan yang harus dilaluinya. Dia
melihat  dan tahu dengan jelas jalan salib yang harus dilewati-Nya. Jika kita memperhatikan cara
Petrus memang baik kelihatannya, Petrus menegor Yesus, jangan-jangan Yesus salah ngomong.
Yesus menolak dengan tegas bahkan memarahi Petrus. Rencana Allah adalah menyelamatkan
umat manusia. Jauh melebihi apa yang Petrus pikirkan saat itu.

 Sebagai pengikut Kristus, hendaklah kita berpikir dan bertindak sebagaimana yang Tuhan
inginkan dari kita, bukan malah mengarahkan Tuhan melakukan sesuatu yang kita
pikirkan, seperti yang dilakukan Petrus.
 Syarat mutlak yang harus kita miliki sebagai pengikut Kristus adalah kesiapan kita untuk
menyangkal diri kita, siap memikul salib dan mengikut Dia. Tidak mudah memang, tapi
bukan berarti tidak bisa. Jika Allah di pihak kita, maka Dialah yang akan memampukan
kita untuk mengikut-Nya.
 Ciri khas orang percaya adalah hidup dalam iman percayanya dan berjalan di jalan Tuhan
yang ia percayai. Berarti orang percaya tidak akan menggadaikan imannya demi
kepentingannya sendiri, akan tetapi ia akan memperjuangkan iman percayanya dan siap
berkorban demi Kristus yang diimaninya sebagai Juruselamat. Amin.

HN