Anda di halaman 1dari 2

Kisah Para Rasul 20: 21-31 Hidup Untuk Melayani Tuhan

Bacaan Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 20: 21-31

Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi
atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa
penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku
dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku
untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak
akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah.
Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapapun
yang akan binasa. Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.

Pesan perpisahan yang disampaikan oleh Rasul Paulus yang akan melanjutkan perjalanan misi
penginjilan ke Yerusalem memberikan kita pedoman dan panutan hidup yang layak dan patut kita tiru.
Paulus mengungkapkan bagaimana dia sebagai “tawanan Roh” yang menyerahkan segala kehidupannya
hanya untuk melayani Tuhan.

Paulus bersaksi tentang hidupnya, bagaiamana ketulusan dan kesungguhan hidupnya yang dipanggil
sebagai rasul (ayat 26-27). Dari sini kita belajar dari rasul Paulus tentang kesungguhannya untuk taat dan
melayani Tuhan dalam hidupnya, bahwa dia dapat lepas dari segala beban dan tekanan dalam menjalani
kehidupannya karena dia memiliki kesungguhan untuk hidup dalam panggilannya sebagai rasul.
Walaupun ada banyak hambatan dan tantangan, namun tidak pernah itu semua menghambat dan
menyulitkannya, sebab niat dan pelayanannya dilakukan dengan ketulusan.

Paulus dengan pasti dan penuh keyakinan tanpa beban dapat maju melangkah ke depan menjalani
hidup. Paulus melihat kebelakang tanpa penyesalan dan juga memandang ke depan tanpa ketakutan.
Walaupun Paulus tidak tahu apa yang akan terjadi dalam dirinya di depan, namun dia tidak pernah
menghiraukannya, sebab dia tetap pada fokus hidupnya yaitu menyelesaikan tugas yang telah Tuhan
Yesus berikan kepadanya.

Melalui pengalaman hidup Paulus kita mendapatkan hikmat yang berharga sebagai orang-orang yang
terpanggil dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus dalam menjalani kehidupan ini. Bisa banyak hal yang
terjadi dalam hidup kita, yang membebani dan menyusahkan kita, namun bagaimana kita mampu untuk
mengendalikan hidup dalam setiap situasi. Kita tidak bisa memaksakan kehendak supaya hanya hal-hal
baik yang kita terima, namun kita harus belajar untuk menerima setiap kenyataan yang terjadi dan
mampu mengendalikan diri dalam situasi apapun.

Di saat senang, maka bersenanglah sewajarnya tanpa berlebihan, jangan sampai kesenangan itu
menjatuhkan kita pada sikap tinggi hati dan sombong, tetapi takutlah akan Tuhan dengan tahu
mengucap syukur bahwa itu adalah pemberian Tuhan.

Di saat susah, hadapilah kesusahan dengan sewajarnya, tanpa berlebihan menyikapinya. Jangan sampai
kesusahan itu membuat kita jauh dari Tuhan, namun berpenganglah pada pengharapan kepada Tuhan
sebagaimana prinsip hidup Paulus “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku
dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku”

Baik suka maupun duka dapat terjadi dan silih berganti dalam hidup kita, yang terkadang tidak dapat
prediksi apa yang akan terjadi ke depan, sebagaiaman tertulis di Pengkhotbah 3: 1, 11 “untuk segala
sesuatu ada masanya.... tetapi Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya”. Sekalipun itu
kesusahan dapat menjadi kebaikan bagi kita ketika kita dapat menempatkan diri dengan baik bahwa kita
hidup bukan bergantung pada dunia ini tetapi bergantung pada Tuhan yang telah memanggil dan
menjadikan kita anak-anakNya.

Segala sesuatu bisa terjadi dalam hidup kita, namun itu semua tidak pernah menjadi beban yang
memberatkan kita menjalani hidup, sebab kita memiliki prinsip hidup yaitu hidup untuk melayani Tuhan.
Kita dapat menjalani semua yang terjadi dalam hidup tanpa beban sebab yang kita perbuat semata-mata
hanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Kita tahu dan yakin bahwa Tuhanlah yang akan meluruskan jalan
bagi kita asal kita memegang prinsip iman sebagaimana yang dikatakan Tuhan Yesus “Marilah kepadaKu
semua yang letih dan lesu dan berbeban berat.....pikullah kuk yang kupasang....dan jiwamu akan
mendapat ketenangan” (Matius 11:28-30)

Anda mungkin juga menyukai