Anda di halaman 1dari 4

NEGARA BERKEMBANG : THAILAND

1.PROFIL NEGARA THAILAND

Thailand adalah sebuah negara Monarki Konstitusional yang terletak di Asia Tenggara. Dengan sistem
pemerintahan Monarki Konstitusional tersebut, Kepala negara Thailand adalah seorang Raja dan Kepala
Pemerintahannya adalah seorang Perdana Menteri. Luas wilayah Thailand adalah sebesar 513.120 km2
dengan jumlah penduduknya adalah sebanyak 68.615.858 jiwa (2018). Mayoritas penduduk Thailand
adalah etnis Thai dan beragama Buddha.

Secara astronomis, Thailand terletak di antara 5°-21° LU dan 97°-106° BT. Negara yang nama lokalnya
disebut Mueang Thai ini secara geografis berbatasan dengan Laos dan Kamboja di sebelah Timurnya
sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Myanmar dan Laut Andaman. Di sebelah Selatan,
Thailand berbatasan dengan Malaysia dan Teluk Siam. Sebelumnya, Negara Thailand ini dikenal juga
dengan sebutan Negara Siam.

Nama Lengkap : Kerajaan Thailand (Kingdom of Thailand)

Bentuk Pemerintahan : Monarki Konstitusional

Kepala Negara : Raja WACHIRALONGKON Bodinthrathepphayawarangkun (sejak 1 Desember 2016)

Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri Jenderal PRAYUT Chan-ocha (sejak 25 Agustus 2014)

Ibukota : Bangkok

Luas Wilayah : 513.120 km2

Jumlah Penduduk : 68.615.858 jiwa (2018)

Pertumbuhan Penduduk : 0,29% (2018)

Angka Kelahiran : 11 bayi per 1000 penduduk (2018)


Suku Bangsa/Etnis : Thai 97.5%, Myanmar 1.3%, lain-lain 1.1% (2015)

Bahasa Resmi : Bahasa Thai

Agama : Buddha 94.6%, Islam 4.3%, Kristen 1%, Lain-lain <0.1% (2015)

Mata Uang : Baht

Hari Nasional : 5 Desember 1927 (Hari Lahir Raja PHUMIPHON (BHUMIBOL))

Lagu Kebangsaan : Phleng Chat Thai” (National Anthem of Thailand)

Kode Domain Internet : .th

Kode Telepon : 66

Pendapatan Per Kapita : USD. 17.900,-

Pendapatan Domestik Bruto Nominal : USD. 1,235 triliun

Lokasi : Benua Asia (Asia Tenggara)

2.PER-EKONOMIAN THAILAND

Di bidang perekonomian, Thailand memiliki pendapatan domestik bruto atau PDB sebesar USD.
1,235 triliun dengan pendapatan perkapitanya sebesar USD. 17.900,- pada tahun 2017. Infrastruktur
Thailand berkembang dengan sangat baik dengan kebijakan-kebijakan pro-investasi sehingga banyak
perusahaan yang menanamkan modalnya di negeri gajah putih tersebut. Dua pertiga PDB Thailand
adalah berasal dari ekspor komoditas keluar negeri. Produk-produk yang diekspor oleh Thailand
diantaranya seperti produk otomotif, produk elektronik, komoditas agrikultur dan produk-produk
pengolahan bahan makanan. Pertumbuhan ekonomi Thailand adalah sebesar 3,9% di tahun 2017.pada
umumnya,mata pencaharian penduduk thailand bergerak di sektor
pertanian,kehutanan,pertambangan,industri.hasil pertanianya adalah beras.hasil kehutanannya adalah
kayu jati.sektor pertambanganya adalah timah dan mangan.

3.PENDIDIKAN NEGARA THAILAND

Berbicara tentang pendidikan di thailand, tak jauh berbeda dengan indonesia. Sama halnya dengan
indonesia, merekapun menganut sistem wajib belajar 9 tahun. Pendidikan dapat ditempuh di sekolah
formal dan non formal. Untuk sekolah formal terdiri atas pendidikan dasar dan pendidikan tinggi.
Sedangkan untuk pendidikan non formal terdiri atas sertifikat kejuruan, program course sekolah
kejuruan dan program kelompok.
Sistem pendidikan di thailand, ditekankan pada bentuk sains dan teknologi. Pencanangan sistem ini
dirancang agar perkembangan produk unggul semakin banyak, seperti ayam bangkok, jambu bangkok,
dll. Thailand lebih menonjolkan industri pariwisata yang harus didukung dengan produk-produk ungulan
hasil dari olahan teknologi, yang memungkinkan dapat menarik banyak turis asing datang ke thailand,
sehingga dapat meningkatkan anggaran negara mereka.

4.KESEHATAN DI NEGARA THAILAND

Perawatan kesehatan di Thailand diawasi oleh Kementerian Kesehatan Masyarakat (MOPH),


bersama dengan beberapa lembaga pemerintah non-menteri lainnya. Jaringan rumah sakit umum
Thailand menyediakan layanan kesehatan universal untuk semua warga negara Thailand melalui tiga
skema pemerintah. Rumah sakit swasta membantu melengkapi sistem ini, terutama di Bangkok dan
daerah perkotaan besar, dan Thailand adalah salah satu tujuan wisata medis terkemuka di dunia.
Namun, akses ke perawatan medis di daerah pedesaan masih jauh tertinggal dibandingkan dengan di
kota-kota.

5.KEMISKINAN, PENDAPATAN, DAN KETIDAKMERATAAN

Berbagai ketidakmerataan ekonomi dan politik di Thailand merupakan kondisi-kondisi yang saling
memperkuat satu sama lain yang telah diakibatkan dari cara para elit di dalam menangkap hasil dari
pertumbuhan ekonomi yang cepat. Pemeliharaan atas hak-hak istimewa ini menghasilkan satu struktur
politik yang bersifat eksklusif dan didominasi oleh para elit yang otoriter. Melalui periode panjang
dengan pertumbuhan ekonomi cepat yang bermula pada tahun 1950-an, rezim otoriter mendominasi,
mempromosikan kapitalisme serta mengembangkan kapitalis dan kelas-kelas menengah, sementara
membatasi hak-hak politik pada saat yang sama. Pertumbuhan ekonomi mengurangi kemiskinan tetapi
tingkat ketidakmerataan tetap tinggi. Oleh karena itu, meskipun pertumbuhan ekonomi secara garis
besar telah membawa keuntungan, kelas kapitalis dan para mitranyalah yang berhasil menangkap
keuntungan dari pertumbuhan ekonomi.

Kemiskinan tidak mengurangi ketidakmerataan karena kenaikan pendapatan terkonsentrasi pada


mereka yang berada pada kondisi menguntungkan. Koefisien Gini telah bertahan pada tingkat yang
tinggi, berkisar dari 0,45 sampai 0,53, semenjak tahun 1980-an dan juga tereproduksi untuk ukuran-
ukuran kekayaan lainnya. Data tahun 2007 menunjukkan bahwa 10 persen dari keluarga-keluarga
terkaya mengontrol lebih dari 51 persen kekayaan sementara 50 persen dari keluarga-keluarga
termiskin hanya mengontrol 8,5 persen dari kekayaan. Mengenai tanah, rumah, dan aset-aset lainnya,
kurang lebih 90 persen dari tanah milik pribadi dikuasai oleh hanya 10 persen populasi. Data lainnya
menunjukkan suatu redistribusi pendapatan dari buruh ke para kapitalis, dengan peningkatan
produktivitas buruh telah menyebabkan pertambahan kekayaan para kapitalis secara besar-besaran
melalui peningkatan berbagai keuntungan. Sampai akhir 2011, gaji buruh yang tak kunjung mengalami
kenaikan merupakan satu bagian dari pola ini.
6.MENJELASKAN KETIDAKSETARAAN

Pola eksploitasi dan ketidaksetaraan ini telah ada untuk waktu yang lama. Pada kenyataannya, para
peneliti telah memperoleh data yang serupa dengan yang dijadikan referensi selama beberapa dekade.
Pada tahun 1960, Bell mengidentifikasi tansfer-transfer berlebih yang besar dari daerah timur laut yang
miskin, membuat daerah tersebut tidak berkembang karena para produsen dieksploitasi dengan gaji
yang rendah dan hasil penjualan produk pertanian yang kecil. 1Tiga dekade kemudian, Teerana
menyimpulkan bahwa meskipun kemiskinan telah berkurang, hal ini tidak membantu mempersempit
kesenjangan pendapatan dan menunjukkan bahwa ketidaksetaraan di Thailand tergolong tinggi ketika
dibandingkan dengan ekonomi-ekonomi Asia lainnya.

7. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMBUAT THAILAND MASIH TERMASUK NEGARA BERKEMBANG

Negara yang terkenal akan gajah dan tarian khasnya ini termasuk kedalam negara Asia Tenggara yang
menjadi negara dengan destinasi wisata terbaik. Karena,

1. pendapatan Thailand masih dalam kriteria Negara berkembang

2. masih sedang, dan kemajuan hanya ada di Kota penting saja,

3.Kesehatan masih belum terjamin karena belum merata.

Inilah yang menyebabkan Thailand masih sulit jika dikatakan negara maju.

Anda mungkin juga menyukai