Anda di halaman 1dari 3

PEMICU 2 (Tatap Muka ke-6 s.

d ke-9; Kelas: A / B / C / D)  HP
Setelah melakukan beberapa kali kunjungan ke Apotek Hawa Farma milik Bu Rahmi Hawarini dan mengamati area penyimpanan obat, Zalfa semakin bersemangat
mempelajari berbagai macam obat yang dilihatnya. Saat memiliki kesempatan untuk pulang ke kampung halaman, Zalfa dengan bangga menceritakan pengalaman
berharga yang ia peroleh tersebut. Sambil membuka kotak penyimpanan obat milik ayah, ibu, paman, bibi serta kakek dan nenek, Zalfa dengan antusias
menjelaskan kepada anggota keluarganya tersebut tentang arti kode dan tulisan yang tertera di kemasan setiap obat, sekaligus mengatakan betapa penting
memahaminya untuk menjamin keamanan penggunaan obat.
Ketika sedang melihat kotak obat milik sang kakek, Zalfa tampak heran karena salah satu obat yang bernama Aspilets tablet chewable pada kemasannya tertera
informasi dosis untuk anak usia 2-6 tahun dan 6-12 tahun, tanpa disertai informasi dosis untuk dewasa. Zalfa pun bertanya pada sang kakek mengapa obat itu ada
di dalam kotak obat. Sang kakek pun menjawab bahwa itu adalah salah satu obat yang rutin beliau konsumsi selama beberapa bulan terakhir bersama obat-obat
lain yang dituliskan dokter pada selembar resep setiap kali beliau kontrol. Sang kakek merasa tidak ada yang salah ketika menerima obat itu saat menebus resep di
apotek karena yakin obat yang dituliskan dokter di resep pasti aman untuk beliau. Hal ini justru menumbuhkan rasa penasaran Zalfa tentang obat tersebut, apa
memang benar obat yang pada kemasan jelas-jelas ditujukan untuk anak-anak itu aman dikonsumsi sang kakek. Zalfa bertanya-tanya, mengapa dokter memberi
obat dengan dosis anak-anak yang tentunya lebih kecil daripada dosis yang seharusnya diterima pasien dewasa.
Saat membuka kotak penyimpanan obat milik sang nenek, mata Zalfa tertuju pada selembar kertas yang berisi ramuan dengan tulisan sebagai berikut:
Daun meniran 1 genggam
Berdasarkan informasi dari sang nenek, beliau sesekali menyiapkan ramuan sesuai catatan tersebut
Daun kumis kucing 1 genggam
ketika merasa bahwa tekanan darah tingginya tidak teratasi hanya dengan konsumsi obat yang
Daun ceplukan 1 genggam
diresepkan dokter. Ramuan itu beliau peroleh dari teman semasa sekolah yang sudah lama tinggal di
Lempuyang emprit 3 jari
Kalimantan Timur. Saat bertemu dengan sang nenek beberapa minggu yang lalu, teman tersebut
Air 1 gelas
mengatakan bahwa ramuan itu telah terbukti secara turun temurun aman digunakan untuk membantu
Pembuatan: lempuyang emprit dipotong-potong menurunkan tekanan darah.
dan dijemur hingga kering lalu ditumbuh halus,
bahan segar lain diiris-iris. Zalfa ingat bahwa ramuan yang berasal dari bahan alam juga dapat diperlakukan sebagai obat, sehingga
Pemakaian: 1 sendok makan serbuk ditambah dosis pun harus diperhatikan dengan tepat agar keamanan penggunaannya terjamin. Akan tetapi, setelah
bahan segar yang telah diiris-iris diseduh dengan mengamati lebih lanjut catatan itu, Zalfa menjadi bertanya-tanya bagaimana dapat memperoleh dosis
1 gelas air mendidih lalu diminum sampai habis. dengan tepat jika takaran yang tertera menggunakan istilah “genggam”, “jari”, “gelas” dan “sendok
makan”.
Zalfa semakin menyadari bahwa tampaknya masih banyak yang belum ia pahami terkait dosis obat, apalagi jika itu berasal dari resep dokter. Itulah mengapa Zalfa
bertekad untuk melakukan pengamatan ke apotek milik Bu Rahmi lagi sekembalinya ke Surabaya. Perhatian Zalfa selama proses belajar di apotek nantinya akan
tertuju pada makna resep dan dosis obat.
Ketika berada di apotek pada tanggal 4 Maret 2020, Bu Rahmi mengijinkan Zalfa mengamati kegiatan beberapa staf apotek yang melakukan pelayanan obat berda-
sarkan resep dokter. Saat mencermati beberapa lembar resep, Zalfa kesulitan memahami tulisan tangan pada tiap lembar resep. Zalfa hanya mampu memperhati-
kan bahwa di bagian atas lembar resep tertulis nama dokter yang beberapa diantaranya terdapat singkatan seperti SpA, SpJP, SpKK, SpM, SpOG, SpPD dan SpTHT.
Perhatian Zalfa selanjutnya tertuju pada tiga lembar kertas tergeletak di meja peracikan sebagai berikut:

Klinik Husada Prima Apotek CITRA FARMA Pak Agus, salah satu apoteker
No.Resep: U-2003189

No.Resep: U-2003191
No.Resep: U-2003190
dr. Gandamana Narendra Jl. Merak Biru 101 Jl. Raya Citra Indah Regency no. 24 Surabaya
SIP. 512.844/2103/0056/IP.DU/213.5.5/VI/2017
K
HP Surabaya 60206
Telp. 031-5941115, Fax. 031-5941116
031 – 7912053, citra.farma@gmail.com
Apoteker: Citra Yuda, SFarm, Apt.
di apotek itu mengatakan bah-
wa ia akan dibantu oleh seo-
Rumah/Praktik: http://www.klinikhusadaprima.co.id SIPA: 19890315/SIPA-35.79/2017/12321
Jl. Dukuh Darmo Satelit 20 Surabaya 61108 rang staf untuk menyiapkan
Telp. 031-7591382
Indrajit DK
Dokter:........................ 4/3/20
Surabaya,..................... SALINAN RESEP obat yang tertera pada resep
Iter 2x 4/3/20
Surabaya,..............
Sp: A/OG/JP/PD/KK/THT/M
Dokter : Wanakumba Susma (u/sp....../g/...)
....................................... PD
dan salinan resep itu.
-
Iter: ........ 2 Maret 2020
Tertulis tgl : .................................... 2x
Iter : ..............
4 Maret 2020
Dibuat tgl : .................................... 03176
No : ...............
Tn. Abimana 62 th
Berdasarkan informasi dari Pak
R/ Cefat forte syr fl I R/ Vibramycin 100 cap XXX Untuk : ...............................
Jl. Dahlia Permai II/19 Sby
Usia/BB : ..............
Alamat : ................................................................ Agus, ibu dari Anak Arini yang
S bdd cth I S sid II hs (1 d) d seq sid I hs
Glucophage XR 500 tab No. XXX membawa resep dari dokter
R/ Bisolvon extra syr fl I ℞
S sdd I yang berpraktik di sebelah apo-
S tdd cth I R/ Lotio Contra acne sec. FMS did ---ne det tek itu meminta agar obat ber-
R/ Pehachlor 1/2 tab adde Etanol 90% 1 ml iter 1x bentuk puyer disiapkan untuk
R/ Amaryl 1 tab No. XXX
Sanmol 2/5 tab S noct S sdd I
pemakaian dua hari saja. Beliau
Glucosum qs ---det X juga menyampaikan tidak ke-
mfla pulv dtd No. XV beratan jika ada obat yang per-
S qdd pulv I prn R/ Lantus solostar pen No. I lu diganti asal tidak membaha-
S 8 IU omn noct
yakan putri semata wayang-
An. Arini
Nama : .......................................................... Ny. Anjali
Nama : .......................................................... ---det orig
nya. Selain itu beliau berharap
Umur 6 th
: ........................ 20 kg
BB: ...............
CF
Umur : ........................ BB: ............... agar perubahan itu disertai
Jl. DDS IV/50 Sby APOTEKp.c.c
Alamat:........................................................... Alamat:........................................................... bukti tertulis.

Zalfa selanjutnya melihat Pak Agus mengambil beberapa obat dari lemari penyimpanan, sedangkan staf yang membantu itu sempat membuka halaman salah satu
buku yang tersimpan di lemari buku dan memperhatikan isinya sebelum mengambil beberapa botol kaca berwarna coklat yang terletak di rak bersusun di sisi kiri
meja peracikan. Zalfa juga memperhatikan beberapa alat peracikan obat diambil dari lemari penyimpanan yang terletak di sisi kiri bawah meja peracikan. Di atas
meja tersebut sudah terdapat timbangan dan botol kaca besar berlabel “Aquadest”. Botol coklat yang diambil diletakkan berjajar di sebelah timbangan dan
memiliki label nama, beberapa diantaranya disertai keterangan batas kadaluarsa, seperti daftar di bawah ini:
 Aethanolum 96%
 Aqua calcis
 Camphora, ED Nov 2021
 Chlorpheniramini Maleas, ED Sep 2021
 Glucosum, ED Feb 2022
 Ichthammolum, ED Jun 2022
 Pulvis Gummi Arabicum, ED Jul 2022
 Sulfur Praecipitatum, ED Nov 2021
Sementara itu, obat yang diambil oleh sang apoteker memiliki nama, jumlah dan batas kadaluarsa sebagaimana tertera pada kemasan obat sebagai berikut:
 Amaryl 1mg tablet (1 blister @ 10 tablet), ED Mei 2021
 Bisolvon extra sirup (1 botol 125ml), ED Agt 2021
 Glucophage XR 500 kaplet lepas lambat (2 blister @ 10 kaplet), ED Sep 2021
 Cefat sirup kering (2 botol 60ml), ED Des 2020
 Parasetamol 500mg tablet (1 strip, 10 tablet), ED Des 2022
 Vibramycin 100 kapsul (2 strip @ 10 kapsul), ED Nov 2021
Terdengar oleh Zalfa saat Pak Agus berkata pada staf yang membantu bahwa mereka tampaknya terlambat melakukan pemesanan obat sehingga pelayanan obat
kali ini tidak dapat terpenuhi seluruhnya. Bagi Zalfa, pernyataan itu terasa janggal karena setelah memperhatikan lagi isi dari lemari penyimpanan, Zalfa masih
melihat terdapat kemasan obat bertuliskan Glucophage 500 tablet yang di dalamnya terdapat 2 blister (@ 10 tablet) dan obat yang memiliki nama sama dengan
Amaryl 1mg tablet, yaitu Amaryl M tablet 1mg/250mg berisi 3 strip (@ 10 tablet). Zalfa terheran-heran mengapa kekurangan atas permintaan itu tidak diganti saja
dengan obat yang tersedia.
Dalam keheranannya, Zalfa mengamati Pak Agus mengambil lembaran dari rak plastik di meja peracikan yang ternyata merupakan etiket yang siap untuk ditulisi.
Terlihat di lembaran itu tertera nama lengkap Bu Rahmi beserta gelarnya (SSi, MM, Apt), nomor SIPA: 19730525/SIPA-35.82/2019/12425 dan nama apotek serta
alamatnya di Jalan Patung Kuda 32 Surabaya. Pada kotak berisi timbangan yang terletak di meja peracikan tampak ukiran bertuliskan “TIMBANGAN HALUS 25mg
sampai 50g” serta kertas label dengan tulisan tangan yang terbaca “kepekaan 2,5 mg”.

Anda mungkin juga menyukai