DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertama – tama sebelum melakukan pengkajian, hendaknya terlebih dahulu kita
melakukan kontrak waktu dengan pasien, setelah itu kita melakukan informed consent
dengan menyebutkan nama, menjelaskan tujuan pemeriksaan dan meminta persetujuan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah buat lingkungan senyaman mungkin sehingga
pasien tidak merasa bosan, selain itu hendaknya melakukan pengkajian dari bagian atas
tubuh kebagaian bawah tubuh.
Untuk pengkajian sistem neurologi bisa dilakukan sejalan dengan pengkajian
sistem lain pada tubuh. Untuk menghemat waktu dan efektivitas pengkajian sistem
pencernaan dilakukan bersamaan dengan pengkajian sistem perkemihan karena keduanya
berpusat pada abdomen.
B. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
3) Auskultasi
Auskultasi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat bunyi bruit pada mata. Auskultasi
dilakukan dengan cara:
a) Mintalah pasien untuk menutup mata dengan rileks
b) Letakkan membran stetoskop pada mata, dan dengarkan
c) Catat hasil pemeriksaan
4) Uji Refleks
a) Refleks Pupil Terhadap Cahaya:
(1) Atur pencahayaan ruangan
(2) Minta pasien untuk menatap lurus kedepan dan minta pasien untuk tidak menggerakkan
kepalanya.
(3) Sinari pupil dari samping dengan menggunakan senter atau penlight.
(4) Amati apakah pupil mengecil ketika disinari.
(5) Lakukan pada pupil yang lain
(6) Catat hasil pemeriksaan
b) Refleks Berkedip
Refleks berkedip dilakukan dengan cara menyentuhkan cotton buth atau gulungan kapas pada
mata, lakukan dari samping. Perhatikan refleks berkedip, catat hasil pemeriksaan.
c) Refleks Akomodasi (Daya Akomodasi)
Refleks ini bertujuan untuk mengetahui Daya Akomodasi pada lansia. Mata pada lansia sering
mengalami gangguan penglihatan terutama penglihatan jarak dekat (hipermetropi), atau bisa juga
pasien mengalami gangguan penglihatan jarak dekat dan jarak jauh (presbiopi). Cara mengetahui
Daya Akomodasi pasien yaitu:
(1) Anjurkan klien menatap objek yang jauh (dinding), tanya apa yang dilihat oleh pasien.
(2) Anjurkan pasien menatap objek dekat ( 25 – 30 cm) dari hidung pasien (misal pinsil atau
bulpoin), tanya apakah pasien dapat melihatnya atau tidak. Daya akomodasi pada mata : 4-
100/PP , dengan PP adalah jarak tedekat yang dapat dilihat oleh pasien. Satuan yang
digunakan adalah dioptri.
(3) Catat hasil pemeriksaan
5) Pergerakan Bola Mata.
Pergerakan bola mata ditujukan untuk mengetahui apakah pergerakan bola mata pasien sama,
atau terjadi deviasi pada salah satu bola mata, selain itu juga untuk mengetahui apakah ada
pergerakan secara spontan dari bola mata pasien diluar kontrol pasien.
a) Anjurkan klien untuk menatap lurus kedepan
b) Amati kedua mata, apakah ada pergerakan secara spontan atau nistagmus atau hanya diam.
c) Amati frekuensi (cepat atau lambat), amplitudo (luas atau sempit), bentuk jika ditemukan
adanya nistagmus.
d) Amati kedua bola mata apakah memandang lurus kedepan atau salah satunya deviasi (bola mata
yang kanan dalam keadaan normal ditengah sedangkan yang kiri letaknya lebih ke samping
kanan atau kiri, atau sebaliknya).
e) Letakkan jari telunjuk didekat pasien lurus hidung dengan jarak 25 – 30 cm, minta pasien untuk
mengikuti pergerakan jari telunjuk tanpa harus mengubah posisi kepala (kepala tidak ikut
bergerak hanya bola mata saja yang bergerak). Gerakkan jari telunjuk dari atas kebawah, kanan
ke kiri, diagonal atas ke bawah kiri, diagonal keatas dan bawah kanan.
f) Catat hasil pemeriksaan
6) Ketajaman Penglihatan
a) Pengkajian Tahap 1
(1) Pastikan cahaya diruangan terang
(2) Pastikan pasien dapat membaca
(3) Minta klien membaca dengan suara keras (koran, majalah)
(4) Jika pasien menggunakan kacamata, pada tahap ini kacamata boleh dipergunakan.
(5) Perhatikan jarak naskah yang dipegang dengan matanya
(6) Catat hasil pemeriksaan
b) Pengkajian Tahap 2
(1) Atur pencahayaan ruangan
(2) Siapkan kartu Snellen, pajang didinding
(3) Atur tempat duduk klien dengan jarak 5 – 6 meter dari kartu.
(4) Instruksikan untu pasien menutup sebelah matanya
(5) Periksa mata pasien dimulai dari huruf yang paling besar ke huruf yang paling kecil.
(6) Lakukan hal yang sama pada mata yang lain.
(7) Catat hasil pemeriksaan.
7) Penglihatan Warna
a) Atur pencahayaan ruangan terang
b) Siapkan kartu Ichihara
c) Instruksikan klien untuk menyebutkan gambar atau angka yang terdapat pada kartu tersebut.
d) Catat hasil pemeriksaan.
Catatan: bila pasien diketahui terdapat katarak, pemeriksaan diatas dapat tetap dilakukan, namun
jika katarak yang diidap sudah menutup semua kornea, maka pemeriksaan hanya difokuskan
pada mata yang belum terdapat katarak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN