Anda di halaman 1dari 18

Bab 1

Pendahuluan
A. Latar belakang
Kebutuhan manusia perlu dipertahankan dengan cara memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dan untuk memenuhi hal tersebut, manusia harus bekerja siang dan malam. Bahkan
sepertinya tidak mengenal waktu sehingga mengorbankan satu hal yang sangat berarti, yaitu
istirahat dan tidur (siregar,2011)
Istirahat dan tidur yang tepat sama pentingnya dengan nutrisi yang baik dan latihan yang
adekuat. Setiap orang memerlukan jumlah istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan tidak
tepatnya jumlah tidur dan istirahat seseorang maka akan mempengaruhi pada kemampuan
berkonsentrasi, membuat keputusan, kelabilan emosi, serta partisipasi dalam kehidupan
sehari-hari yang menurun. (potter dan perry,2013)
Tidur adalah bagian dari penyembuhan dan perbaikan (mccance et al., 2010). Ketika
seseorang dalam kondisi tidur, ia akan merasakan relax secara mental, terbebas dari rasa
kegelisahan, dan merasakan ketenangan dalam fisiknya. Tidur adalah reccurant, perubahan
dari kesadaran yang terjadi untuk periode yang berkelanjutan. Ketika seseorang
mendapatkan tidur yang tepat, mereka merasa bahwa energi mereka telah dipulihkan. Tidur
memberikan waktu untuk perbaikan dan pemulihan sistem tubuh. Kualitas yang memadai
dan kuantitas tidur berkontribusi pada kesehatan yang optimal. (potter dan perry,2011)
Mencapai kualitas tidur yang baik menjadi sangat penting bagi kesehatan dan sebagai
bentuk penyembuhan dari penyakit. Pasien yang sedang sakit sering kali membutuhkan lebih
banyak tidur dan sitirahat daripada pasien yang sehat. Namun demikian biasanya penyakit
mencegah beberapa pasien untuk mendapatkan tidur dan istirahat yang adekuat.
Lingkungan rumah sakit atau perawatan jangka panjang dan aktivitas pemberian layanan
sering kali membuat pasien sulit tidur. Atau beberapa pasien memang mempunyai gangguan
tidur sebelumnya, sedangkan pasien yang lain bertambah masalah tidurnya akibat dari
penyakit dan lingkungan rawat inap (potter dan perry,2013).

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan konsep istirahat dan tidur,
antara lain; definisi istirahat dan tidur, fungsi istirahat dan tidur, mekanisme tidur, tahap-
tahap tidur, kebutuhan istirahat dan tidur berdasarkan usia, faktor yang mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur. Dan menjelaskan masalah yang sering ditemukan
pada klien gangguan istirahat dan tidur beserta asuhan keperawatannya.

C. Manfaat
Mahasiswa memiliki dasar teori tentang konsep istirahat dan tidur yang kuat sehingga
mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien.
BAB 2
TINJAUAN PUATAKA

A. Definisi istirahat dan tidur


Terdapat beberapa pengertian tidur menurut para ahli.tidur didefinisikan sebagai suatu
keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian
rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (guyton & hall, 1997). Menurut potter &
perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode
yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur merupakan kondisi tiak sadar dimana induvidu dapat
dibangunkan oleh stimulasi atau sensoriyang sesuai (guyton dalam aziz alimul h) atau juga
dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan
penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang,
dengan ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi terhadap
perubahan fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.
Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketengan tanpa kegiatan yang
erupakan urutan siklus yang berulan-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan
otak dan badanlah yang berbeda.(e-jurnal.com)

B. Fungsi tidur
Tujuan tidur masih belum jelas. Tidur berkonstribusi dalam menjaga kondisi fisiologis
dan psikologis. Tidur nrem membantu perbaikan jaringan tubuh. Selama tidur nrem, fungsi
biologis lambat. Denyut jantung normal orang dewasa sehat sepanjang hari rata-rata 70-80
denyut per menit atau kurang jika individu berada dalam kondisi fisik yang sangat baik.
Namun, selama tidur denyut jantung turun ampai 60 denyut per menit aau kurang. Ini
berarti bahwa selama tidur jantung berdetak 10-20 kali lebih lambat dalam setiap menit atau
60-120 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Oleh karena itu, tidur nyenyak bermanfaat dalam
mempertahankan fungsi jantung. Fungsi biologis lainnya yang menurun selama tidur adalah
pernafasan, tekanan darah, dan otot.
Tubuh membutuhkan tidur secara rutin untuk memulihkan proses biologis tubuh. Selama
tidur, gelombang lambat dan dalam (nrem tahap 4), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan
manusia untuk perbaikan dan pembaruan sel epitel dan sel-sel yang khusus seperti sel-sel
otak. Sintetis protein dan pembelahan sel untuk peremajaan jaringan seperti kulit, tulang,
mukosa lambung, atau otak terjadi selama istirahat dan tidur. Tidur nrem sangat penting
bagi anak-anak, yang mengalami tahap 4 tidur yang lebih lama.
Teori lain tentang tujuan dari tidur adalah bahwa tubuh menghemat energi selama tidur.
Otot-otot rangka semakin rileks, dan tidak adanya kontraksi otot mempertahankan energi
kimia untuk proses seluler. Tidur akan menurunkan laju metabolisme basal yang
selanjutnya dapat menghemat suplai energi tubuh.
Tidur rem diperlukan untuk menjaga jaringan otak dan tampaknya menjadi penting bagi
pemulihan kognitif. Tidur rem berhubungan dengan perubahan aliran darah otak,
peningkatan aktivitas korteks, peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin.
Gabungan kegiatan ini membantu penyimpanan memori dan proses belajar. Selama tidur,
otak menyaring informasi yang tersimpan tentang kegiatan hari itu.
Manfaat tidur dalam perilaku sering tidak diketahui sampai seseorang mendapatkan
masalah akibat kurangnya tidur. Hilangnya tidur rem menyebabkan perasaan bingung dan
curiga. Berbagai fungsi tubuh (misalnya : suasana hati, performa motorik, memori dan
keseimbangan) berubah saat kehilangan tidur lama terjadi. Perubahan dalam fungsi imun
alami dan seluler juga muncul akibat kurangnya tidur tingkat sedang sampai berat.
Penelitian memperkirakan bahwa lalu lintas, rumah, dan kecelakaan berhubungan dengan
pekerjaan yang disebabkan oleh tertidur memakan biaya miliaran dolar dalam setahun di
amerika serikat berkaitan dengan hilangnya produkttivitas, biaya perawatan kesehatan, dan
kecelakaan.
Mimpi. Meskipun mimpi terjadi di kedua fase tidur nrem dan rem, tetapi mimpi pada
tidur rem lebih hidup dan rumit, beberapa orang percaya bahwa mimpi-mimpi tersebut
secara fungsional penting untuk belajar pengolahan memori serta adaptasi terhadap stres isi
dari mimpi rem mengalami kemajuan sepanjang malam, dari mimpi tengtang peristiwa
terkini hingga ke mimpi yang bersifat emosional pada masa kanak-kanak atau masa lalu.
Kepribadian mempengaruhi kualitas dari mimpi : misalnya, orang kreatif memiliki mimpi
yang rumit dan kompleks, sementara orang yang tertekan mengalami mimpi tentang
ketidakberdayaan.
Kebanyakan orang bermimpi tentang kekhawatiran yang sedang berlangsung, seperti
pertengkaran dengan pasangan atau kekhawatiran atas pekerjaan. Kadang-kadang seseorang
tidak menyadari ketakutan yang mereka rasakan yang diwakili dalam mimpi aneh. Psikolog
klinis mencoba menganalisis sifat simbolik dari mimpi sebagai bagian dari psikoterapi klien.
Kemampuan untuk menggambarkan mimpi dan menafsirkan maknanya kadang-kadang
membantu menyelesaikan masalah pribadi atau ketakutan-ketakutannya.
C. Mekanisme tidur
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan
mental. Dengan tidur semua keluhan hilang arau berkurang dan akan kembali mendapatkan
tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
Makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu
dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai irama
sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior hypothalamus.
Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan penyesuain terletak pada
substansia ventrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian
susunan saraf pusat yang menghilangkan hubungan terdapat bagian rostral madulo oblogata
disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state.
tidur dibagi menjadi dua tipe yaitu :
1. Rapid eye movement (rem)
2. Non rapid eye movement (nrem)
Fase awal tidur didahului oleh fase nrem yang terdiri dari 3 stadium lalu diikuti oleh fase
rem. Keadaan tidur normal antara fase nrem dan rem terdiri secara bergantian antara 4 – 7
kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16 – 20 jam/hari, anak-anak 10 – 12 jam/hari,
kemudian menurun 9 – 10 jam/hari pada umur di atas 10 tahun dan kira-kira 7 – 7,5 jam/hari
pada orang dewasa.
Tipe nrem dibagi dalam tiga stadium yaitu :
1. Tidur stadium 1 (n1)
Stadium ini merupakan antara tahap terjaga dan tahap awal tidur. Saat seseorang
mulai mengantuk, perlahan-lahan kesadaran mulai meninggalkan dirinya. Stadium ini
disebut juga dengan downiness, yaitu tahap ketika pikiran kita melayang-layang tak
menentu tetapi masih menyadari kondisi di sekeliling sehingga merasa belum tidur.
Stadium ini hanya berlangsung 3 – 5 menit dan mudah sekali dibangunkan.
Gambaran eeg biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa, beta, dan kadang
gelombang teta dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang
sleep spindle dan kompleks k.
2. Tidur stadium 2 (n2)
Tak lama kemudian, kita akan semakin dalam tertidur dan masuk ke tidur fase
stadium n2. Gelombang otak lambat masih menjadi latar, tetapi sesekali muncul
gelombang khas berupa gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan kompleks k.
Pada stadium ini, tidur semakin sulit dibangunkan. Kita baru akan bangun dengan
sentuhan atau panggilan yang berulang-ulang. Stadium tidur kedua adalah tahap tidur
terbanyak, kira-kira 50% dari total tidur satu malam.
3. Tidur stadium 3 (n3)
Setelah kira-kira 10 menit dalam tahap n2, kita akan masuk ke stadium tidur yang
lebih dalam, yaitu tahap stadium 3 (n3). Stadium ini sering disebutkan tidur dalam atau
tidur slow wave. Disebut demikian karena pada stadium ini gelombang otak semakin
melambat (slow wave) dengan frekuensi yang lebih rendah pula.
Semua tampak teratur pada laporan eeg. Tahap n3 sebelumnya dikenal sebagai tahap
tidur nrem 3 dan 4. Namun, kini digabung menjadi 1 tahapan n3 dikarenakan tidak
bermakna secara klinis. Gambaran eeg terdapat lebih banyak gelombang delta simetris
antara 25% - 50% serta tampak gelombang sleep spindle.
Dalam stadium inilah hormon pertumbuhan (growth hormon) dan prolaktin
dikeluarkan oleh tubuh. Hormon pertumbuhan akan digunakan oleh tubuh untuk
pertumbuhan pada bayi dan perbaikan jaringan yang rusak. Hormon ini diperlukan untuk
mempertahankan keutuhan maupun kemudahan jaringan tubuh. Sementara prolaktin
adalah hormon yang banyak tedapat pada ibu menyusui. Semakin bagus kualitas tidur ibu
menyusui maka semakin tinggi pula produksi prolaktin.
Stadium tidur ini adalah tahap tidur terdalam. Untuk membangunkan orang yang
tidur terdalam membutuhkan rangsangan yang lebih kuat. Rangsangan tersebut dapat
berupa suara keras dan tepukan di pundak berulang-ulang. Ketika bangun dari tahap ini,
kita tidak bisa langsung sadar sempurna. Diperlukan beberapa saat untuk memulihkan
diri dari rasa bingung dan disorientasi.
Tidur tahap r(rem)
Dari tahap n3 biasanya kita akan terus menanjak dan kembali kepada tahap n2. Eeg
akan menunjukkan aktivitas otak yang meningkatkan secara drastis. Ini adalah pertanda
seseorangg akan memasuki tahap tidur r (rem) atau hanyut dalam mimpi.
Tahap ini tubuh kita benar-benar tidak bisa menerima rangsangan apapun. Hal ini
dikarenakan tubuh tidak merespons aktivitas otak yang menimbulkan lumpuh sesaat.
Kelumpuhan ini dianggap sebagai sebuah pemgaman dari semua aktivitas sehari-hari.
Namun, jangan khawatir karena masa lumpuh tersebut tidak berlangsung lama. Setelah
10 menit melewati tahap r, maka kita akan masuk kembali ke tahap n2 dan seterusnya
hingga siklus tidur terpenuhi.
Menjelang pagi, hormon kortisol akan dikeluarkan. Hormon ini biasa disebut
sebagai hormon stres karena dikeluarkan oleh kelenjar adrenal sebagai respon terhadap
stres. Hal ini diasumsikan untuk mengatasi stres yang akan dihadapi ketika siang hari.
D. Kebutuhan istirahat dan tidur berdasarkan usia

Durasi tidur dan kualitas bervariasi antara orang-orang dari semua kelompok umur.
Berikut pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berdasarkan pada masing-masing usia :
1. Neonatus
Neonatus atau bayi baru lahir sampai usia 3 bulan tidur rata-rata sekitar 16 jam sehari,
tidur hampir terus-menerus selama minggu pertama. Siklus tidur umumnya 40 – 50 menit
dengan bangun setelah 1 – 2 siklus tidur. Sekitar 50% dari tidur ini adalah tidur rem yang
merangsang pusat otak yang lebih tinggi. Hal ini penting untuk perkembangan karena
neonatus tidak bekerja cukup lama untuk stimulasi eksternal yang signifikan.
2. Bayi
Bayi biasanya mengembangkan pola tidur malam dengan mimpi buruk dari usia 3 bulan.
Bayi biasanya melakukan beberapa kali tidur siang, namun tidur rata-rata selama 8 – 10
jam di malam hari dengan waktu tidur total 15 jam per hari. Sekitar 30% dari waktu tidur
adalah dalam siklus rem. Bangun umumnya terjadi di pagi hari, meskipun tidak bisa lagi
bayi terbangun di malam hari.

3. Balita

Pada umur 2 tahun, anak-anak biasanya tidur sepanjang malam dan tidur siang setiap
hari. Total tidur rata-rata 12 jam sehari. Setelah 3 tahun, anak-anak sering tidak tidur
siang (hockenberry dan wilson, 2006). Umum bagi balita untuk terbangun di malam hari.
Persentase tidur rem terus menerus. Selama masa ini, balita mungkin tidak mau tidur
pada malam hari karena kebutuhan otonomi atau takut berpisah dari orang tua mereka.

4. Anak-anak prasekolah

Rata-rata lama tidur anak prasekolah adalah sekitar 12 jam semalam (sekitar 20% adalah
rem). Pada umur 5 tahun, anak prasekolah jarang membutuhkan tidur siang kecuali dalam
budaya di mana tidur siang menjadi kebiasaan. Anak prasekolah biasanya mengalami
kesulitan untuk rileks atau menenangkan diri setelah melewati hari yang sangat aktif dan
memiliki masalah dengan ketakutan tidur, bangun pada malam hari, atau mimpi buruk.
Bangun sebentar dan kemudian terlelap lagi adalah hal yang sering. Pada saat terbangun,
anak akan menangis sebentar, berjalan-jalan, berbicara yang tidak dipahami, tidur sambil
berjalan, atau mengompol.

5. Anak usia sekolah

Jumlah tidur yang diperlukan beurvariasi sepanjang masa sekolah. Anak usia 6 tahun
rata-rata tidur 11 – 12 jam semalam, sedangkan anak usia 11 tahun tidur sekitar 9 – 10
jam. Anak usia 6 atau 7 tahun biasanya akan pergi tidur dengan beberapa dorongan atau
dengan melakukan kegiatan yang tenang. Anak yang lebih tua sering menolak tidur
karena suatu tidak peduli dengan rasa lelahnya atau kebutuhan untuk bebas.

6. Remaja

Rata-rata remaja mendapatkan sekitar 71/2 jam tidur per malam. Tipikal remaja yang khas
dikarenakan sejumlah perubahan seperti kebutuhan sekolah, kegiatan sosial setelah
sekolah, dan pekerjaan paruh waktu yang megurangi waktu untuk tidur. Waktu tidur yang
sering disingkat menghasilkan eds. Mengurangi kinerja di sekolah, kerentanan terhadap
kecelakaan, masalah perilaku dan suasana hati, dan meningkatkan penggunaan alkohol
adalah hasil dari eds karena kurangnya tidur.

7. Dewasa muda

Kebanyakan orang dewasa muda rata-rata tidur 6 – 8,5 jam per malam. Sekitar 20% dari
waktu tidur adalah tidur rem yang tetap konsisten sepanjang hidup. Tekanan dalam
pekerjaan, hubungan keluarga, dan kegiatan sosial sering mengarah pada insomnia dan
penggunaan obat tidur. Kantuk di siang hari menyebabkan peningkatan jumlah
kecelakaan, penurunan produktivitas, dan masalah interpersonal dalam kelompok usia ini.
Kehamilan meningkatkan kebutuhan tidur dan beristirahat. Insomnia, gerakan tungkai
yang periodik, sindrom kaki gelisah, dan gangguan pernafasan saat tidur merupakan
masalah umum selama trimester ketiga kehamilan.

8. Dewasa menengah

Selama masa dewasa menengah, total waktu tidur di malam hari mulai menurun. Jumlah
tidur stadium 4 mulai turun, penurunan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya usia.
Insomnia sangat umum, mungkin karena perubahan dan stres pada usia dewasa
menengah. Kecemasan, depresi, atau penyakit fisik tertentu yang menyebabkan gangguan
tidur. Wanita menopause sering mengalami gejala insomnia.

9. Lansia

Keluhan kesulitan tidur meningkat seiring dengan meningkatnya umur. Episode tidur rem
cenderung menyingkat. Ada penurunan progresif dalam tidur tahap 3 dan 4 nrem, bahkan
beberapa lansia hampir tidak memiliki tidur tahap 4 atau tidur nyenyak. Seorang lansia
terbangun lebih sering di malam hari, dan memerlukan lebih banyak waktu untuk mereka
agar dapat tidur kembali. Kecenderungan untuk tidur siang tampaknya semakin
meningkat seiring bertambahnya usia karena sering terjaga di malam hari.
Perubahan pola tidur sering disebabkan oleh perubahan dalam sistem saraf pusat yang
memengaruhi pengaturan tidur. Penurunan sensorik mengurangi sensitivitas orang tua
terhadap waktu untuk mempertahankan irama sirkadian. (potter dan perry, 2010)

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan istirahat dan tidur

Berikut sejumlah ufaktor yang memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur. Sering kali
faktor tunggal bukanlah satu-satunya penyebab untuk masalah tidur. Faktor fisiologis,
psikologis, dan faktor lingkungan sering mengubah kualitas dan kuantitas tidur.

1. Obat dan substansi

Kantuk, insomnia, dan kelelahan sering terjadi sebagai akibat langsung dari obat umum
yang diresepkan. Obat ini mengubah pola tidur dan menurunkan kewaspadaan di siang
hari, yang kemudian menjadi masalah bagi individu (schweitzer, 2005). Obat yang
diresepkan untuk tidur sering menyebabkan lebih banyak masalah daripada manfaat.
Lansia mengonsumsi berbagai obatuntuk mengontrol atau mengobati penyakit kronis,
dan efek gabungan beberapa obat bisa sangat mengganggu tidur. Salah satu substansi
yang mendukung terjadinya tidur di banyak orang adalah l-triptofan, protein alami yang
ditemukan dalam makanan seperti susu, keju, dan daging.

2. Gaya hidup

Rutinitas seseorang dapat memengaruhi pola tidur. Seseorang individu yang bekerja
secara rotasi sering mengalami kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur. Kesulitan
mempertahankan kewaspadaan selama waktu kerja menghasilkan penurunan dan bahkan
kinerja yang berbahaya. Perubahan lain dalam rutinitas yang mengganggu pola tidur
meliputi melakukan pekerjaan berat yang tidak biasa, terlibat dalam kegiatan sosial
sampai larut malam, dan mengubah waktu makan malam.

3. Pola tidur yang lazim

Kantuk patologis terjadi ketika individu perlu atau ingin terjaga. Orang yang mengalami
kurang tidur sementara sebagai hasil dari aktivitas malam yang aktif atau jadwal kerja
yang diperpanjang, biasanya akan merasa mengantuk keesokan harinya. Namun, mereka
mampu mengatasi perasaan ini meskipun mengalami kesulitan melaksanakan tugas dan
tetap memperhatikan. Kurang tidur yang kronis jauh lebih serius dari kurang tidur
sementara dan menyebabkan perubahan serius pada kemampuan untuk melakukan fungsi
sehari-hari. Kantuk cenderung paling sulit diatasi selama melakukan tugas yang menetap
(tidak aktif).

4. Stres emosional

Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan sering menyebabkan


frustasi ketika tidak dapat tidur. Stres juga menyebabkan seseorang berusaha terlalu keras
untuk dapat tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau tidur terlalu lama. Sters
yang berkelanjutan menyebabkan kebiasaan tidur yang tidak baik.
Klien yang berusia lebih tua lebih sering mengalami kehilangan yang mengarah ke sters
emosional seperti pensiun, gangguan fisik, atau kematian orang yang dicintai. Lansia dan
orang yang menalami masalah depresi suasana hati mengalami penundaan waktu tidur,
munculnya tidur rem labih awal, sering terbangun, meningkatkan waktu total tidur,
perasaan tidur buruk, dan bangun lebih awal.

5. Lingkungan

Lingkungan fisik dimana seseorang tidur secara signifikan memengaruhi kemampuan


untuk memulai dan tetap tidur. Ventilasi yang baik sangat penting untuk tidur nyenyak.
Ukuran kenyamanan, dan posisi tempat tidur memengaruhi kualitas tidur.

Tingkat cahaya memengaruhi kemampuan seseorang untuk tidur. Beberapa klien memilih
kamar yang gelap, sedangkan yang lain seperti anak-anak atau orang lansia, lebih
menyukai cahaya lembut selama tidur. Klien juga mengalami kesulitan tidur
berhubungan dengan suhu kamar. Sebuah ruangan yang terlalu hangat atau terlalu dingin
sering menyebabkan klien menjadi gelisah.

6. Latihan dan kelelahan

Seseorang yang cukup lelah biasanya dapat diukur dengan nyenyak, terutama jika
kelelahan tersebut merupakan hasil kerja atau latihan yang menyenagkan. Berolahraga 2
jam atau lebih sebelum tidur memungkinkan tubuh untuk mendinginkan, mengurangi
kelelahan, serta meningkatkan relaksasi. Namun, kelelahan yang berlebihan yang berasal
dari pekerjaan yang melelahkan atau stres membuat sulit tidur. Ini adalah masalah umum
bagi anak-anak sekolah dasar dan remaja.

7. Makanan dan asupan kalori

Mengikuti kebiasaan makan yang baik penting untuk menciptakan tidur yang baik.
Makan besar, berat, dan/atau makanan pedas pada malam hari sering mengakibatkan
gangguan pencernaan yang mengganggu tidur. Kafein, alkohol, dan nikotin yang
dikonsumsi dimalam hari menghasilkan insomnia. Kopi, teh, cola, dan coklat yang
mengandung kafein dan xanthenes menyebabkan keadaan tidak dapat tidur. Pengurangan
secara drastis atau menghindari zat-zat ini merupakan strategi penting yang bisa
digunakan untuk meningkatkan tidur. Beberapa alergi makanan menyebabkan insomnia.
Pada bayi, alergi susu kadang menyebabkan bangun malam dan menangis atau kolik.

Kehilangan atau penambahan berat badan dapat memengaruhi pola tidur. Berat badan
berkontribusi pada apnea tidur obstruktif karena terjadi peningkatan ukuran struktur
jaringan lunak di saluran nafas bagian atas. Berat badan menyebabkan insomnia dan
penurunan jumlah tidur. Gangguan tidur tertentu merupakan hasil dari diet semi-lapar
yang populer di masyarakat peduli berat badan.
F. Masalah yang seringkali ditemukan sampai pada pemenuhan istirahat dan tidur

1) Insomnia
insomnia merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara
kualitas maupun kuantitas. Seseorang yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum
cukup tidur dapat disebut mengalami insomnia (japardi, 2002).
Ada tiga jenis insomnia diantaranya:
a. Insomnia inisial: ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.
b. Insomnia intermitten: ketidakmampuan untuk memepertahankan tidur atau keadaan
sering terjaga tidur.
c. Insomnia terminal: bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia
diantaranya adalah rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa, dan kondisi yang
tidak menunjang untuk tidur. Perawat dapat membantu klien mengatasi insomnia melalui
pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih klien relaksasi,
dan tindakan lainnya.
Ada beberapa tindakan atau upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
insomnia yaitu:
a. Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju atau susu
b. Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama
c. hindari tidur di waktu siang atau sore hari
d. berusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kantuk dan tidak pada waktu
kesadaran penuh
e. Hindari kegiatan-kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur
f. lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak menjelang tidur
g. Gunakan teknik-teknik pelepasan otot-otot serta meditasi sebelum berusaha untuk
tidur

2) Somnambulisme

Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks


mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu,
menutup pintu, duduk di tempat tidur, emnabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara.
Somnambulisme ini lebih banyak terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.
Seseorang yang mengalami somnabulisme mempunyai risiko terjadinya cedera.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi somnabulisme yaitu dengan
membimbing anak. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi somnabulisme
adalah dengan membuat lingkungan yang nyaman dan aman, serta dapat pula dengan
menggunakan obat seperti diazepam dan valium.

3) Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak disengaja (mengompol). Terjadi pada anak-anak
dan remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi
ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder,
stres, dan toilet training yang kaku. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
enuresis anatara lain: hindari stres, hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan
kosongkan kandung kemih (berkemih dulu) sebelum tidur.

4) Narkolepsi
Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak
terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan pula narkolepsi adalah serangan mengantuk yang
mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan tidur (kantuk)
tersebut datang.
penyebab narkolepsi secara pasti belum jelas, tetapi diduga terjadi akibat kerusakan
genetika sistem saraf pusat dimana periode rem tidak dapat dikendalikan. Serangan
narkolepsi ini dapat menimbulkan bahaya apabila terjadi pada waktu mengendarai
kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar, atau berada di tepi
jurang.
obat-obat agripnotik dapat digunakan untuk mengendalikan narkolepsi yaitu sejenis
obat yang membuat orang tidak dapat tidur. Obat tersebut diantarnya jenis ampetamin.

5) Night terrors
Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau
lebih. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan
ketakutan.

6)  Mendengkur
Mendengkur disebabkan oleh rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan
mulut. Amandel yang membengkak dan adenoid dapat menjadi faktor yang turut
menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas pada lansia.
Otot-otot di bagian belakang mulut mengendur lalu bergetar jika dilewati udara
pernapasan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K
DENGAN DIAGNOSA INSOMNIA

1. Pengkajian
Biodata:
Pasien
1. Nama : Tn. K
2. Usia : 57 Tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : S1
5. Pekerjaan : PNS
6. Status pernikahan : Menikah
7. Suku : Minahasa
8. Bangsa : Indonesia
9. Alamat : Winangun
10. Diagnosa medis : Insomnia
11. Waktu/tgl masuk RS : 10.00WIB/ 06 September 2019

12. Penanggung Jawab


13. Nama : Ibu. A
14. Usia : 56 Tahun
15. Agama : Islam
16. Pendidikan : S1
17. Pekerjaan : PNS
18. Status pernikahan : Menikah
19. Suku :Minahasa
20. Bangsa : Indonesia
21. Alamat : Winangun
22. Hubungan dengn klien : Istri

2. Keluhan utama :
Pasien mengeluh susah untuk memulai tidur.
Riwayat kesehatan :
a. Riwayat penyakit sekarang :
Tn. K mengeluhkan susah untuk memulai tidur. Tn. K juga mengatakan sering
mengigau pada saat tidur. Ia juga mengatakan sering mengalami mimpi buruk, saat bekerja
sering merasa mengantuk, cepat lelah dan tidak fokus dalam bekerja.
b. Riwayat penyakit dahulu :
Tn. K mengatakan sebelumnya mempunyai penyakit yang sama dengan sekarang.
c. Riwayat penyakit keluarga :
Tn. K mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama
dengan klien.

3. Pengkajian Kebutuhan dasar klien


a. Aktifitas dan latihan :
Tn.K sebelum sakit bisa melakukan aktifitas seperti biasa tetapi selama sakit Tn.K tidak bisa
melakukan aktifitas seperti biasa diantaranya sering tidak fokus saat bekerja dan sering merasa
mengantuk saat bekerja.
b. Tidur dan istirahat :
Sebelum sakit Tn. K mengatakan tidak mengalami kesulitan untuk memulai tidur tetapi ketika
Tn.K sakit ia mengatakan sulit untuk memulai tidur dan ketika Tn.K tertidur ia mengatakan
sering mengalami mimpi buruk dan mengiggau.

c. Nutrisi
Sebelum sakit frekuensi makan klien 3 kali sehari, berat badan klien sebelum sakit
70 kg tetapi setelah sakit klien makan 1 kali sehari sehingga berat badan klien menjadi 65 kg.
d. Cairan Elektrolit dan asam basa
Sebelum sakit klien minum 8 gelas standar 250 cc perhari, setelah sakit frekuensi
minum pasien tidak berubah.
e. Oksigenasi
Sebelum dan sesudah mengalami insomnia, klien tidak mengalami sesak nafas.
f. Eliminasi fekal/bowel
Sebelum sakit klien mengatakan BAB 2x sehari, feses berwarna kuning. Setelah sakit
klien mengatakan BAB dua hari sekali, feses berwarna coklat.
g. Eliminasi urin
Sebelum sakit klien mempunyai frekuensi berkemih 500cc/hari, selama sakit klien
hanya berkemih 300cc/hari dan urin kuning.
h. Sensori, persepsi, dan kognitif
Setelah melakukan pengkajian klien tidak mengalami gangguan pada sensori,
presepsi, dan kognitif.
i. Koping-toleransi stres
Saat stress biasanya bpk.E menghirup udara segar, dan tidak memikirkan hal-hal yang
dapat menimbulkan stress.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum pasien saat ini adalah :
S : 37,50 C
RR : 26x/menit
N : 50x/menit
TD : 100/70 mmHg
BB :65 Kg
TB: 170cm
b. Kepala
Pada saat dilakukan inspeksi dan palpasi tidak terdapat benjolan, bentuk tengkorak
simetris, dengan bagian frontal menghadap kedepan dan bagian pariental menghadap
kebelakang, kulit kepala tidak mengalami peradangan, tumor, maupun bekas luka.

c. Mata
Sclera tidak iterik, pupil normal, konjungtiva pucat, kantung mata terlihat bengkak.

d. Leher
Setelah dilakukan inspeksi, palpasi, dan teknik gerakan leher klien dapat melakukan
gerakan leher secara terkoordinasi tanpa gangguan.

e. Dada, paru, dan jantung


Pada saat inspeksi klien tidak terlihat sesak nafas, frekuensi pernapasan 26x/menit,
pada saat dilakukan palpasi getaran pada dinding dada kiri dan kanansama. Pada saat
dilakukan perkusi suara paru klien normal yaitu terdengar bunyi resonan.

f. Abdomen
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik abdomen normal, pada saat inspeksi tidak ada
pembengkakan, dan simetris. Pada saat dilakukan auskultasi terdengar suara bising usus
secara normal, terdengar setiap 10x/menit.

5. Psiko, sosio, budaya, dan spiritual


a. Psikologi
Klien mengatakan takut pingsan ababila sedang melakukan pekerjaan.
b. Sosial
Klien berkomunikasi dengan bahasa manado, nada biacara klien sopan.
c. Budaya
Tidak terkaji
d. Spiritual
Tidak terkaji

6. Pemeriksaan penunjang
a. Terapi medis
Saat di rumah sakit klien diberikan oksigen dan diberikan cairan infuse serta diajarkan
teknik relaksasi.

ANALISA DATA
No. DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Kerjaan menumpuk Insomnia
-Klien mengatakan susah ↓
untuk memulai tidur Tidak mampu menyelesaikan
-Klien mengatakan sering tugas
merasa cemas dan khawatir ↓
tidak bisa menyelesaikan Khawatir
pekerjaannya dalam waktu ↓
yang ditentukan Jantung berdebardebar
DO: ↓
- Klien terlihat pucat, lemas Cemas (ansietas)
-Kantung mata klien terlihat ↓
membengkak. insomnia

2. DS : Merasa cepat Ketidakseimbangan


-Klien mengatakan nafsu kenyang nutrisi : Kurang dari
makanya menurun ↓ kebutuhan tubuh.
- Klien mengatakan disaat Nafsu makan
makan merasa cepat berkurang
kenyang. ↓
Asupan makan
DO : Berat badan klien juga berkurang
menurun, ↓
Yang semula 70 Kg sekarang Penurunan BB
menjadi ↓
65 Kg. Ketidakseimbangan
nutrisi:kurang dari
kebutuhan tubuh.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Insomnia b.d cemas/ansietas ditandai dengan pasien mengeluh susah untuk memulai tidur,
pasien juga mengatakan sering merasakan cemas, pasien terlihat pucat, lemas, dan kantung mata
klien terlihat membengkak.

2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan diet kurang ditandai
dengan pasien mengatakan nafsu makanya menurun, disaat makan klien mengeluh cepat
kenyang dan berat badan klien juga menurun, Yang semula 70 Kg sekarang menjadi 65 Kg.
INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


o. keperawatan hasil
1. Insomnia b.d Setelah dilakukan 1. Monitor/catat 1. Memberikan
cemas/ansietas tindakan pola tidur pasien informasi dasar dalam
keperawatan dan jumlah jam menentukan rencana
selama 3x 24 tidur keperawatan
jam maka
insomnia teratasi 2. Anjurkan pasien
dengan kriteria Untuk tidur dengan 2. Meningkatkan pola
hasil : posisi yang nyaman tidur
1. Jam tidur
bertambah 3. Berikan lingkungan
2. Pola tidur teratur yang nyaman dan 3. Agar klien bisa
3. Kualitas tidur tenang beristirahat
meningkat
4. Mimpi buruk 4. Bantu pasien untuk 4. Agar pikiran klien
mulai hilang mengeliminasi situasi lebih tenang untuk
5. Tidak sulit lagi stres sebelum tidur beristirahat tidur
untuk tidur

2. Ketidakseimban Setelah dilakukan 1. Pantau asupan nutrisi 1. Untuk mengetahui


gan nutrisi: tindakan dan kalori kekurangan nutrisi
kurang dari keperawatan pasien
kebutuhan tubuh selama 3x 24 2. Anjurkan pasien
b.d asupan diet jam maka nutrisi makan sedikit tapi
kurang dapat sering 2. Meningkatkan nafsu
tercukupi dengan makan pasien
criteria 3. Ukur intake makanan
hasil : dan timbang berat 3. Melihat kebutuhan
1. Asupan nutrisi badan nutrisi dan mengetahui
tercukupi. BB klien bertambah atau
2. Asupan 4. Kolaborasi dengan tidak
makanan ahli gizi dalam
terpenuhi. pemenuhan nutrisi 4. Untuk memenuhi
3. Asupan cairan pasien kebutuhan nutrisi pasien
terpenuhi.
4. Berat badan
bertambah
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No. Tgl/jam/DX Implementasi Evaluasi


1. 06 September
2019/ Dx: 1
13.00 -Memonitor/mencatat pola tidur S: -Klien mengatakan masih
pasien dan jumlah jam tidur sulit memulai tidur

13.20 - Menganjurkan pasien O: -Klien tampak gelisah


Untuk tidur dengan posisi yang -Klien tampak pucat dan
nyaman lemas
13.25
- Memberikan lingkungan yang A: Masalah belum teratasi
nyaman dan tenang
13.40 P: Lanjutkan Intervensi
- Membantu pasien untuk
mengeliminasi situasi stres sebelum
tidur
2. 06
September
2019/ Dx 2 1. Pantau asupan nutrisi dan kalori S: -Pasien mengatakan nafsu
14.10 makannya meningkat
2. Ajarkan pasien bagaimana menjaga
14.15 kebutuhan makanan setiap hari O: - Pasien makan sedikit tapi
sering
3. Berikan informasi tentang - Berat badan pasien belum
14.25 kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara bertambah
memenuhinya

4. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam A: Masalah teratasi sebagian


14.45 pemenuhan nutrisi pasien

P: Lanjutkan Intervensi

Daftar pustaka
Capernito-moyet.2010.buku saku diagnosis keperawatan edisi13.
Jakarta:egc
Mccance kl, et al.2010.pathophisiology:the biology basic for disease in adults and children.6th
edition.mosby elsevier
Nanda international.2011.nursing diagnosis : definitions & classification 2012-2014.heather
herdman. Alih bahasa made sumarwati, s.kp., mn. Egc:jakarta
Potter,perry.2013.fundamental of nursing.8th edition.mosby elsevier
Potter,perry.2011.basic nursing.7th edition.mosby elsevier
Potter,perry.2010.fundamentals of nursing fundamental keperawatan. Buku 3 edisi 7.salemba
medika:jakarta
Siregar, mukhlidah hanum.2011.mengenal sebab-sebab, akibat-akibat, dan cara terapi
insomnia.flashbooks:jogjakarta
Wilkinson dan ahern.2009.buku saku diagnosis keperawatan edisi 9.jakarta:egc
_________http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-tidur-menurut-para-ahli.html, diakses 27
maret 2015

Anda mungkin juga menyukai