BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan proporsi yang tepat di berbagai
jaringan tubuh agar dapat mempertahankan kesehatan dan kehidupannya. Hal tersebut dapat
dicapai dengan serangkaian manuver fisika-kimia yang kompleks. Air menempatai proporsi
yang besar dalam tubuh. Air menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat badan pria dewasa
dan 55% tubuh pria usia lanjut, karena wanita memiliki simpanan lemak yang relative banyak
(relative bebas air), kandungan air dalam tubuh wanita 10% lebih sedikit dibandingkan
dengan pria . Air tersimpan dalam dua kompartemen utama dalam tubuh yaitu, cairan intra
selular dan cairan ekstra seluler ( Wahit, 2007).
Kebutuhan cairan elektrolit menurut Abraham Maslow dalam hirarki merupakan
kebutuhan fisisologis yang memiliki prioritas tertinggi. Kekurangan volume cairan terjadi
ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional
(isotonik). Secara umum, kekurangan cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan
cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, dan perdarahan. Kekurangan volume
cairan adalah penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan atau intraselular. Hal ini
mengacu pada pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan natrium (Herdman,
2009).
Salah satu penyebab dari kekurangan cairan adalah perdarahan, perdarahan dapat
disebabkan karena menurunnya angka trombosit atau trombositopenia, trombositopenia
ditandai dengan perdarahan spontan, waktu perdarahan yang memanjang, serta PT dan PTT
yang normal. Jumlah trombosit 100.000/ul atau kurang umumnya dianggap menyebabkan
trombositopenia, walaupun perdarahan spontan belum tampak sampai konsentrasi turun
dibawah 20.000/ul. Jumlah trombosit alam kisaran 20.000 hingga 50.000 dapat menyebabkan
perdarahan pasca trauma.
Trombositopenia menyebabkan perdarahan dari pembuluh darah kecil. Petekie atau
ekimosis besar sering terjadi dikulit dan selaput lendir saluran cerna, kemih dan sistem syarah
pusat bahaya utama bagipasien dengan jumlah trombositnya sangat rendah (Robbins,2007).
Dengan begitu trombositopenia dapat mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum mengenai asuhan keperawatan gangguan volume
cairan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan umum mempelajari asuhan keperawatn gangguan volume cairan adalah :
a. Mengetahui konsep dasar anatomi fisioligi cairan tubuh
b. Mengetahui konsep dasar kekurangan volume cairan
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.R
Umur : 33 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Sario
Tanggal Masuk : 30 Juli 2012
Tanggal Pengkajian : 02 Agustus 2012
No. Register : 029477
Diagnosa Medis : Diare Akut
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Umur : 36 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sario
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Sekitar 2 bulan yang lalu pasien mengalami diare dan dibawa ke dokter lalu diberi
obat dan injeksi, namun tidak sembuh-sembuh. Setelah beberapa hari kondisi pasien
semakin memburuk, sehingga istri pasien membawa pasien ke RS.Pancaran kasih pada
tanggal 30 juli 2012, pada pukul 20.00 Wita. Sesampainya di RS pasien langsung
dirujuk ke IGD, keadaan pasien saat itu lemes, pusing, dan enek di bagian ulu hati,
sehinggga perawat memberikan tindakan medis seperti memasang infus, mengukur
TTV dan akhirnya dibawa ke ruang rawat inap RS Pancaran Kasih
Pada saat pengkajian pasien mengeluh masih sedikit pusing, enek di ulu hati serta
saat BAB fesesnya masih encer dan bercampur darah .
b. Dada :
Paru
Bentuk paru terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, terlihat
adanya tatto,tidak teraba massa dan nyeri tekan, terdengar suara sonor pada ICS
2-8.
Jantung
Terlihat iktus kordis,terdengar suara S1 dan S2 tunggal reguler tidak teraba
massa dan nyeri tekan.
d. Abdomen :
Tidak terlihat adanya hiperpigmentasi,tidak terlihat adanya lesi pada
abdomen. Terdengar gerakan peristaltik ±37 kali/menit. Terdapat nyeri tekan pada
abdomen. Terdengar suara pekak.
e. Genetalia :
Tidak terkaji
f. Integumen :
Tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi, terlihat
adanya tatto di bagian tangan, kaki, dada dan punggung, kulit terlihat kering dan
turgor kulit tidak elastis.
g. Ekstremitas :
Atas
Tangan terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat
hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering, terjadi refleks
bisep, dan kekuatan otot 4.
Bawah
Kaki terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat
hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering, terjadi refleks
babinskyn, terjadi refleks patela, dan kekuatan otot 4.
h. Neurologis :
Status mental da emosi :
Ekspresi wajah pasien tampak sedih dan kesal karena harus bolak-balik
toilet
Pengkajian saraf kranial :
Semua saraf kranial yang mengatur panca indra pasien berfungsi secara
normal
Pemeriksaan refleks :
Semua refleks pada pasien berfungsi secara normal
2) Therapy
JENIS NAMA OBAT DOSIS RUTE
Injeksi IVFD RL+kCl IA 20 tpm Intravena
Injeksi Levolin 1x1 fls Intravena
Tablet Tri mexol forte 3x1 mg Oral
Tablet Trans fector 3x2 mg Oral
Tablet Govasol 1x1 mg Oral
Tablet Ripal bumin 3x2 mg Oral
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya
intake dan output
Rencana Keperawatan
Hari/ No
Tujuan dan
Tgl Dx Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Kamis, 11 Setelah diberikan 1. Pantau tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui
2-8- askep selama 3x24 hidrasi adanya tanda-tanda
2012
jam, diharapkan 2. Kaji TTV klien dehidrasi dan mencegah
volume cairan 3. Berikan terapi IV sesuai syok hipovolemik
pasien dapat program
kembali normal, 2.
dengan KH : 4. Menganjurkan keluarga 3. Untuk memberikan
Turgor kulit dapat memberi minum banyak 1- hidrasi cairan tubuh secara
kembali elastic 2 Liter/hari parenteral
kembali dalam 3
detik 4. Agar klien tidak dehidrasi
Mukosa bibir
lembab
Tidak terjadi
dehidrasi
Kamis, 2. Setelah diberikan 1. Diskusikan dan jelaskan . 1. Serat tinggi dan lemak
2-8- askep selama 3x24 tentang pembatasan diet dapat merangsang dan
2012
jam, diharapkan makanan berserat tinggi mengiritasi lambung dan
asupan makanan 2. Timbang berat badan saluran usus
pasien dapat setiap hari 2. Untuk memantau BB
kembali normal, 3. Monitor intake dan output klien bertambah atau
dengan KH : dalam 24 jam berkurang
Nafsu makan 4. Kolaborasi dengan tim gizi 3. Untuk mengumpulkan
kembali normal dalam diet cair untuk dan menganalisis data
Tubuh pasien mengistirahatkan usus pasien untuk mengatur
dapat kembali keseimbangan cairan
sehat 4. Menghindari iritasi,
BB pasien dari meningkatkan istirahat
50kg menjadi usus
53kg.
Implementasi Keperawatan
Tgl/jam IMPLEMENTASI
1. 2-8-2019
4. Menganjurkan keluarga
14.25
memberi minum banyak 1-2 Liter/hari
14.40
2. 2-8-2019
1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet
15.20 makanan berserat tinggi
2. Timbang berat badan setiap hari
15.35 3. Monitor intake dan output dalam 24 jam
4. Kolaborasi dengan tim gizi dalam diet cair untuk
15.40 mengistirahatkan usus
15.50
Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl No
No Evaluasi TTd
Dx
1. Minggu, 1. S = Pasien mengatakan minumnya ± 7 gelas /hari
2-8-2019 O = mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit tidak elastic,
TTV :
Nadi = 80
Suhu = 36,7 ̊C
TD = mmHg
RR = 20
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
Memberikan minum seperti air putih
Mengkaji TTV