1. Latar Belakang
Memang sulit untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan segar, kebanyakan orang bilang Sehat
Itu Mahal, tetapi benarkah tentang fakta itu, tapi menurut pendapat paraIlmu Kesehatan Dunia
(WHO) , memang sehat itu mahal, karena kita harus memakan- makanan yang penuh dengan
gizi, akan kaya protein, zat besi, dan lain-lain. Sementara itu kita harus membeli makanan itu
dengan harga yang cukup mahal, apa lagi harga sayur-mayur, susu, beras, lauk pauk, dll,
mungkin sedang melonjak harganya di pasar-pasar tradisional.
Untuk itu hiduplah dengan jaga kesahatan anda karena itu sangat penting bagi anda dan keluarga
anda.Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu
dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika
dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya
dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan
nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil
pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada
faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya.
Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam
konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedok-teran,
dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep
sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan
proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap-tasi dengan
lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial budaya.
2. Tujuan Masalah
A. Mengetahui definisi sehat dan sakit
B. Membedakan definisi sehat dan sakit menurut para ahli
C. Mengetahui rentang sehat sakit beserta status kesehatan
D. Mengetahui faktor-faktor penyebab sehat, perilaku sakit dan penyebab penyakit
E. Dampak hospitalisasi pada klien dan keluarga
3. Rumusan masalah
A. Apa perbedaan pengertian sehat menurut para ahli ?
B. Bagaimana terjadinya rentang sehat sakit ?
C. Apa saja yang dapat menyebabkan perilaku sehat dan sakit?
D. Bagaimana perilaku sehat dan sakit itu ?
E. Siapa saja yang mendapatkan dampak hospitalisasi ?
BAB II
1. Pengertian sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi
juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan
spiritual
Berikut ini beberapa definisi sehat menurut para ahli:
A. Sehat menurut WHO (1927)
Sehat adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, metal, dan sosial dan bukan hanya
suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan.
Mengandung 3 karakteristik :
1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.
3. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan prodiktif
B. Sehat menurut UU No.23/1992 tantang Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
C. Sehat menurut Pepkin’s
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
yang dapat mengadakan penyesuaian sehungga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar.
D. Sehat menurut Zaidin Ali (1999)
Sehat adalah suatu kondisi keseimbangan antara status kesehatan biologis (jasmani),
psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang memungkinkan orang tersebut hidup secara
mandiri dan produktif.
E. Sehat menurut Pender (1982)
Sehat adalah aktualisasi (perwujudan yang diperoleh individu melalui kepuasan dalam
berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang
kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas
structural.
2. Pengertian Sakit
Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau
seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.
Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang
sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti bisaanya, sedangkan klien
lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanai operasi
mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
6. Penyebab Penyakit
Istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang
menghasilkan berkurangnya kapasitas.
Sumber penyakit manusia 90% berasal dari Usus (Kolon) yang tidakbersih/tidak sehat.
Makanan yang dimakan tiap hari akan meninggalkan sisa pada permukaan dinding usus.
Tumpukan sisa makanan mengendap dari waktu ke waktu yang akan menyebabkan toxid (bahan
beracun). Selanjutnya toxid (bakteri, fungi, dan parasit) akan masuk ke dalam sistem peredaran
darah sehingga menghasilkan toxin(racun) dalam darah.
Penyakit bisa timbul karena terjadi ketidak seimbangan antara :
1. Penyebab penyakit (agent)
Agent adalah penyebab utama penyakit (causaprimer), dimana tanpa kehadirannya
penyakit yang spesifik tidak akan timbul.
Menurut Parsons, perilaku spesifik yang tampak bila seseorang memilih peran sebagai
orang sakit, yaitu orang sakit tidak dapat disalahkan sejak mulai sakit, dikecualikan dari
tanggung jawab pekerjaan, sosial dan pribadi, kemudian orang sakit dan keluarganya diharapkan
mencari pertolongan agar segera sembuh.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau
tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya
penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai
mekanisme koping.
TAHAP-TAHAP PERILAKU SAKIT
A. Tahap I (Mengalami Gejala
1. Pada tahap ini pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah ”
2. Mereka mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya diagnosa
tertentu.
3. Persepsi individu terhadap suatu gejala meliputi: (a) kesadaran terhadap perubahan fisik (nyeri,
benjolan, dll); (b) evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan memutuskan apakah hal tersebut
merupakan suatu gejala penyakit; (c) respon emosional.
4. Jika gejala itu dianggap merupakan suatu gejal penyakit dan dapat mengancam kehidupannya
maka ia akan segera mencari pertolongan.
A. Faktor Internal
1. Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami
Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas
kegiatan sehari-hari. Misal: Tukang Kayu yang menderitas sakit punggung, jika ia merasa hal
tersebut bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari
bantuan. Akan tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja
orang yang takut mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan
tidak mau mencari bantuan.
2. Asal atau Jenis penyakit
Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin mengganggu
fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari pertolongan dan
mematuhi program terapi yang diberikan. Sedangkan pada penyakit kronik bisaany berlangsung
lama (>6 bulan) sehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika
penyakit kronik itu tidak dapat disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan
sebagian gejala yang ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi rencana
terapi yang ada.
B. Faktor Eksternal
1. Gejala yang Dapat Dilihat
Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku
Sakit. Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah mungkin akan lebih cepat
mencari pertolongan dari pada orang dengan serak tenggorokan, karena mungkin komentar orang
lain terhadap gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.
2. Kelompok Sosial
Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau justru
meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit. Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A
dan Ny.B berusia 35 tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah
menemukan adanya benjolan pada Payudaranya saat melakukan SADARI. Kemudian mereka
mendisukusikannya dengan temannya masing-masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong
mencari pengobatan untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak; sedangkan teman Ny. B
mungkin akan mengatakan itu hanyalah benjolan bisaa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter
3. Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana menjadi sehat,
mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu memahami latar
belakang budaya yang dimiliki klien.
4. Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang bisaanya ia akan lebih cepat tanggap
terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika
merasa ada gangguan pada kesehatannya.
5. Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain sering
mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan.
Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka
lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.
6. Dukungan Sosial
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang bersifat
peningkatan kesehatan. Di institusi tersebut dapat dilakukan berbagai kegiatan, seperti seminar
kesehatan, pendidikan dan pelatihan kesehatan, latihan (aerobik, senam POCO-POCO dll). Juga
menyediakan fasilitas olehraga seperti, kolam renang, lapangan Bola Basket, Lapangan Sepak
Bola, dll
10. Dampak Hospitalisasi pada Klien dan Keluarga
Tahun 1959, Russel Berton menulis buku tntang hospitalisasi. Dalam pengertian
hospitalisasi diartikan adanya beberapa perubahan psikis yang dapat menjadi sebab yang
bersangkutan dirawat di sebuh institusi seperti rumah perawatan.
Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi individu karena stressor yang
dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering berhubungan dengan
rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau malah sebaliknya.
6. Prilaku petugas Rumah Sakit.
Perubahan yang terjadi akibat hospitalisai adalah :
1. Perubahan konsep diri
Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan, pengaruh citra tubuh,
perubahan citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran , idial diri, harga diri dan
identitasnya
2. Regresi
Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih rendah
dalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.
3. Dependensi
Klien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
4. Dipersonalisasi
Peran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak realistis,
tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit bekerjasama
mengatasi masalahnya.
5. Takut dan Ansietas
Perasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah terhadap penyakitnya.
6. Kehilangan dan perpisahan
Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul karena lingkungan yang asing
dan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan, berpisah dengan pasangan dan
terasing dari orang yang dicintai.
11. Peran Perawat terhadap Sehat Sakit (Pencegahan Primer, Sekunder,
dan Tersier)
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik
dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan
oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai
dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi
untuk kejelasan.
c. Kesepian
Suasana rumah akan berubah jika ada salah seorang anggota keluarga yang dirawat.
Keseharian keluarga yang bisaanya dihiasi dengan keceriaan, kegembiraan dan senda gurau
anggotanya, tiba-tiba diliputi oleh kesedihan. Suasana keluargapun menjadi sepi karena perhatian
keluarga terpusat pada penanganan anggota keluarganya yang dirawat.
d. Perubahan Kebisaaan Sosial
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Karenanya, keluargapun mempunyai
kebisaaan dalam lingkup sosialnya. Sewaktu sehat, keluarga mampu berperan serta dalam
lingkungan sosial. Akan tetapi, saat salah seorang anggota keluarga sakit, keterlibatan keluarga
dalam aktivitas sosial di masyarakat pun mengalami perubahan.
Peran Perawat dalam Konteks Sehat / Sakit tujuannya adalah membantu individu meraih
kesehatan yang optimal dan tingkat fungsi maksimal yang mungkin diraih setiap individu. Peran
perawat dalam konteks sehat atau sakit adalah meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.
Kaitannya dengan hal tersebut, promosi kesehatan merupakan suatu upaya mengarahkan
sejumlah kegiatan guna membantu klien mempertahankan atau meraih derajat kesehatan dan
tingkat fungsi setinggi-tingginya serta menikmati kenyamanan. Aktifitas keperawatan yang dapat
dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan klien antara lain : pendidikan dan
konseling kesehatan. Lebih lanjut, pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah
kegiatan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial. Dengan kata lain,
pencegahan penyakit adalah upaya mengekang perkembangan penyakit, memperlambat
kemajuan penyakit dan melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan.
Terdapat 3 tingkat pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupaka pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya patogenik.
Tujuannya adalah untuk mencegah penyakit dan trauma. Sevcara umum, pencegahan primer
meliputi promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific protection)
Promosi kesehatan dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain pendidikan kesehatan,
peningkatan gizi yang tepat, pengawasan pertumbuhan individu,konseling pernikahan dan
p[emerikasaan kesehatan berkala. Perlindungan khusus dilakukan melalui imunisasi higiene
personal, sanitasi lingkungan, perlindungan bahaya penyakit kerja, avoidment alergic dan nutrisi
khusus (misalnya nutrisi untuk ibu hamil, nutrisi untuk bayi) dan lainnya.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakaukan pada fase awal patogenik yang
bertujuan untuk mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan penyakit pada
tahap ini, mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit atau mencegah
komplikasi, serta mempersingkat fase ketidakmampuan pencegahan sekunder dilakukan melalui
upaya diagnosis dini / penangan segera, seperti menemukan kasus, survei penampisan,
pemeriksaan selektif.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier terdiri atas upaya mencegah / membatasi ketidakmampuan serta membantu
memulihkan klien yang tidak mampu agar dapat berfungsi secara optimal. Langkah pencegahan
ini antara lain dilakukan melalui upaya pembatasan ketidakmampuan (dissability limitation) dan
rehabilitasi. Untuk pembatasan ketidakmampuan, langkah yang bisaa diambil adalah pelatihan
tentang cara perawatan diri dan penyediaan fasilitas. Untuk rehabilitasi, upaya yang dilakukan
antara lain pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kondisi klien yang direhabilitasi,
penempatan klien sesuai dengan keadaannya (selektive places), terapi kerja.
1. Budaya Jawa
Menurut orang Jawa, “sehat “ adalah keadaan yang seimbang dunia fisik dan batin .
Bahkan, semua itu berakar pada batin. Jika “ batin karep ragu nututi “, artinya batin
berkehendak, raga/badan akan mengikuti. Sehat dalam konteks raga berarti “ waras “. Apabila
seseorang tetap mampu menjalankan peranan sosialnya sehari-hari, misalnya bekerja di ladang,
sawah, selalu gairah bekerja, gairah hidup, kondisii inilah yang dikatakan sehat. Dan ukuran
sehat untuk anak – anak adalah apabila kemauannya untuk makan tetap banyak dan selalu
bergairah main. Untuk menentukan sebab – sebab suatu penyakit ada dua konsep, yaitu konsep
personalistik dan konsep naluralistik. Dalam konsep personalistik, penyakit disebabkan oleh
makhluk supernatural (makhluk gaib, dewa), makhluk yang bukan manusia (hantu, roh leluhur,
roh jahat) dan manusia (tukang sihir, tukang tenung). Penyakit ini disebut “ ora lumrah “ atau “
ora sabaene “ ( tidak wajar / tidak biasa ). Penyembuhannya adalah berdasarkan pengetahuan
secara gaib atau supranatural, misalnya melakukan upacara dan sesaji. Dilihat dari segi
personalistik jenis penyakit ini terdiri dari kesiku, kebendhu, kewalat, kebulisan, keluban,
keguna-guna, atau digawe wong, kampiran bangsa lelembut dan lain sebagainya. Penyembuhan
dapat melalui seorang dukun atau “ wong tuwo “.
Pengertian dukun bagi masyarakat Jawa adalah yang pandai atau ahli dalam mengobati penyakit
melalui “Japa Mantera “, yakni doa yang diberikan oleh dukun kepada pasien.
Ada beberapa kategori dukun pada masyarakat Jawa yang mempunyai nama dan fungsi
masing – masing :
a) Dukun bayi : khusus menangani penyembuhan terhadap penyakit yang berhubungan dengan
kesehatan bayi, dan orang yang hendak melahirkan.
b) Dukun pijat/tulang (sangkal putung) : khusus menangani orang yang sakit terkilir, patah tulang,
jatuh atau salah urat.
c) Dukun klenik : khusus menangani orang yang terkena guna-guna atau “ digawe uwong “.
d) Dukun mantra : khusus menangani orang yang terkena penyakit karena kemasukan roh halus.
e) Dukun hewan : khusus mengobati hewan.
2. Budaya Sunda
Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja, tetapi juga bersifat sosial
budaya. Istilah lokal yang biasa dipakai oleh masyarakat Jawa Barat ( orang sunda ) adalah
muriang untuk demam, nyerisirah untuk sakit kepala, yohgoy untuk batuk dan salesma untuk
pilek/flu. Penyebab sakit umumnya karena lingkungan, kecuali batuk juga karena kuman.
Pencegahan sakit umumnya dengan menghindari penyebabnya. Pengobatan sakit umumnya
menggunakan obat yang terdapat di warung obat yang ada di desa tersebut, sebagian kecil
menggunakan obat tradisional . Pengobatan sendiri sifatnya sementara, yaitu penanggulangan
pertama sebelum berobat ke puskesmas atau mantri.
a) Sakit Kepala
Keluhan sakit kepala dibedakan antara nyeri kepala (bahasa sunda = rieut atau nyeri
sirah, kepala terasa berputar/pusing/bahasa sunda = Lieur), dan sakit kepala sebelah/migraen
(bahasa sunda = rieut jangar). Penyebab sakit kepala adalah dengan menghindari terkena sinar
matahari langsung, dan jangan banyak pikiran. Pengobatan sendiri, sakit kepala dapat dilakukan
dengan obat warung yaitu paramek atau puyer bintang tujuh nomor 16.
b) Sakit Demam
Keluhan demam (bahasa sunda = muriang atau panas tiris) ditandai dengan badan terasa
pegal-pegal, menggigil , kadang-kadang bibir biru. Penyebab demam adalah udara kotor,
menghisap debu kotor, pergantian cuaca, kondisi badan lemah, kehujanan, kepanasan cukup
lama, dan keletihan. Pencegahan demam adalah dengan menjaga kebersihan udara yang dihisap,
makan teratur, olahraga cukup, tidur cukup, minum cukup, kalau badan masih panas/berkeringat
jangan langsung mandi, jangan kehujanan dan banyak makan sayuran atau buah. Pengobatan
sendiri demam dapat dilakukan dengan obat tradisional, yaitu kompres badan dengan tumbukan
daun melinjo, daun cabe atau daun singkong, atau dapat juga dengan obat warung yaitu Paramek
atau Puyer bintang tujuh nomor 16.
c) Keluhan Batuk
Batuk TBC, yaitu batuk yang sampai mengeluarkan darah dari mulut, batuk biasa
(bahasa sunda = fohgoy), dan batuk yang terus menerus dengan suaranya melengking (bahasa
sunda = batuk bangkong) dengan gejala tenggorokan gatal, terkadang hidung rapet, dan kepala
sakit ). Penyebab batuk TBC adalah karena orang tersebut menderita penyakit TBC paru,
sedangkan batuk biasa atau batuk bangkong adalah menghisap debu dari tanah kering yang baru
tertimpa hujan, alergi salah satu makanan, makanan basi, masuk angin, makan makanan yang
digoreng dengan minyak yang tidak baik, atau tersedak makanan/keselek. Pencegahan batuk
dilakukan dengan menjaga badan agar jangan kedinganan, jangan makan makanan basi, tidak
kebanyakan minum es, menghindari makanan yang merangsang tenggorokan, atau menyebabkan
alergi. Pengobatan sendiri batuk dapat dilakukan dengan obat warung misalnya konidin atau
oikadryl . Bila batuk ringan dapat minum obat tradisional yaitu air perasan jeruk nipis dicampur
kecap, daun sirih 5 lembar diseduh dengan air hangat setengah gelas atau rebusan jahe dengan
gula merah.
d) Sakit Pilek
Keluhan pilek ringan (bahasa sunda = salesma), yaitu hidung tersumbat atau berair , dan
pilek berat yaitu pilek yang disertai sakit kepala, demam, badan terasa pegal dan tenggorokan
kering. Penyebab pilek adalah kehujanan menghisap debu kotor, menghisap asap rokok,
menghisap air, pencegahan pilek adalah jangan kehujanan, kalau badan berkeringat jangan
langsung mandi, apabila muka terasa panas (bahasa sunda = singhareab), jangan mandi langsung
minum obat, banyak minum air dan istirahat. Pengobatan sendiri, pilek dapat dilakukan dengan
obat warung yaitu mixagrib diminum 3x sehari sampai keluhannya hilang. Dapat juga digunakan
obat tradisional untuk mengurangi keluhan, misalnya minyak kelapa dioleskan di kanan dan kiri
hidung.
e) Sakit Panas
Sakit panas adalah sakit yang menyebabkan sekujur tubuh seseorang terasa panas
biasanya yang disertai demam (menggigil). Untuk mengobatinya, orang sunda biasa dengan
menggunakan labu (waluh) yang diparut (dihaluskan), kemudian dibungkus kain dan di
kompreskan ke tubuh orang yang sakit panas tersebut hingga panasnya turun. Selain itu juga bisa
dengan menggunakan kompres air dingin.
Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung atau obat yang ada di
desa tertentu, sebagian kecil menggunakan obat tradisional. Masyarakat melakukan pengobatan
sendiri dengan alasan sakit ringan, hemat biaya dan hemat waktu. Pengobatan sendiri sifatnya
sementara, yaitu penanggulanan pertama sebelum berobat ke puskesmas atau Mantri. Tindakan
Pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan masih rendah karena umumnya masyarakat
membeli obat secara eceran sehingga tidak dapat memaca keterangan yang tercantum pada setiap
kemasan obat.
3. Budaya Batak
Arti “ sakit “ bagi orang Batak adalah keadaan dimana seseorang hanya berbaring, dan
penyembuhannya melalui cara-cara tradisional, atau ada juga yang membawa orang yang sakit
tersebut kepada dukun atau “ orang pintar “. Dalam kehidupan sehari – hari orang batak, segala
sesuatunya termasuk mengenai pengobatan jaman dahulu, untuk mengetahui bagaimana cara
mendekatkan diri pada sang pencipta agar manusia tetap sehat dan jauh dari mara bahaya.
Bagi orang Batak, di samping penyakit alamiah, ada juga beberapa tipe spesifik penyakit
supernatural, yaitu :
a. Jika mata seseorang bengkak ,orang tersebut diyakini telah melakukan perbuatan yang tidakbaik
( mis : mengintip ). Cara mengatasinya agar matanya tersebut sembuh adalah dengan
mengoleskan air sirih.
b. Nama tidak cocok dengan dirinya ( keberatan nama ) sehingga membuat orang tersebut
sakit.Cara mengobatinya dengan mengganti nama tersebut dengan nama yang lain , yang lebih
cocok dan didoakan serta diadakan jamuan adat bersama keluarga.
c. Ada juga orang batak sakit karena tarhirim
Misal : seorang bapak menjanjikan akan memberi mainan buat anaknya, tetapi janji tersebut
tidak ditepati. Karena janji tersebut tidak ditepati, si anak bisa menjadi sakit.
d. Jika ada orang batak menderita penyakit kusta, maka orang tersebut dianggap telah menerima
kutukan dari para leluhur dan diasingkan dalam pergaulan masyarakat.
Di samping itu, dalam budaya batak dikenal adanya “kitab pengobatan” yang isinya diantaranya
adalah, Mulajadi Namolon Tuhan Yang Maha Esa bersabda :
“Segala sesuatu yang tumbuh di atas bumi dan di dalam air sudah ada gunanya masing-masing di
dalam kehidupan sehari-hari, sebab tidak semua manusia yang dapat menyatukan darahku
dengan darahnya, maka gunakan tumbuhan ini untuk kehidupanmu“
e. Dappol Siburuk ( obat urut dan tulang )
Asal mula manusia menurut orang batak adalah dari ayam dan burung. Obat dappol si buruk ini
dulunya berasal dari burung siburuk yang mana langsung di praktikkan dengan penelitian alami
dan hampir seluruh keturunan Siraja Batak menggunakan obat ini dalam kehidupan sehari-hari.
f. Untuk mengobati sakit mata.
Menurut orang batak, mata adalah satu panca indra sekaligus penentu dalam kehidupan manusia,
dan menurut legenda pada mata manusia berdiam Roh Raja Simosimin. Berdasarkan pesan dari
si raja batak, untuk mengeluarkan penyakit dari mata, masukkanlah biji sirintak ke dalam mata
yang sakit . Setelah itu tutuplah mata dan tunggulah beberapa saat, karena biji sirintak akan
menarik seluruh penyakit yang ada di dalam mata. Gunakan waktu 1x 19 hari, supaya mata tetap
sehat. Sirintak adalah tumbuhan Batak yang dalam bahasa Indonesia berarti mencabut (
mengeluarkan ), nama ramuannya sama dengan tujuannnya.
Disamping itu, Si Raja Batak berpesan kepada keturunannya, supaya manusia dapat hidup sehat,
maka makanlah atau minumlah : apapaga, airman, anggir, adolorab, alinggo, abajora, ambaluang,
assigning, dan arip-arip. Dalam budaya Batak juga dikenal dengan adanya charisma, wibawa dan
kesehatan menurut orang batak dahulu, supaya manusia dapat sukses dalam segala hal biasanya
diwajibkan membuat sesajen berupa : ayam merah, ayam putih, ayam hitam, ketan beras ( nitak
), jeruk purut, sirih beserta perlengkapannya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Secara umum sehat merupakan keadaan yang tidak hanya untuk terbebas dari penyakit
tetapi meliputi seuruh aspek kehidupan manusia. Selain itu juga selain ada sehat terdapat juga
sakit. Sakit secara umum meruapakan keadaan yang tidak hanya terjadinya proses penyakit tetapi
dimana keadaan fisik, emosional, sosial dan perkembangan seseorang terganggu. Untuk
memebedakan anatara sehat dan skit terdapat adanya rentang sehat sakit.
Sehat juga dipengaruhi oleh beberapa factor. Bukan hanya sehat saja yang dipengaruhi
oleh beberapa factor tetapi juga sakit. Jika kita merasa sakit berarti ada penyakit yang bersarang
di tubuh kita. Sakit itu di timbulkan oleh beberapa penyakit. Biasanya penyakit di timbulkan oleh
keadaan lingkungan di sekitarnya.
2. Saran
Setelah kita membaca kutipan di atas, kami sebagai penulis makalah ini, kami memberi
saran kepada seluruh khalayak untuk tetap memperhatikan kondisi kita. Sehat merupakan sesuatu
yang sangat mahal bagi kita, jika kita tidak menjaga kesehatan kita, maka kita akan terserang
penyakit.
Selain itu juga, kami memberi saran kepada para medis untuk tetap memperhatikan
kesehatan masyarakat supaya Negara kita terhindar dari berbagai macam penyakit. Kami juga
berharap dari pihak medis memberikan penyuluhan kepada masyarakat awam mengenai
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA