Anda di halaman 1dari 92

Pelindung

Kepala BP PAUD dan Pendidikan Masyarakat Jawa Timur

Penasehat
Kepala Seksi Informasi dan Kemitraan

Redaktur
Eko Yunianto

Editor
Widya Ayu Puspita
Putu Ashintya Widhiartha

Sekretariat
M. Subchan Sholeh
Abdul Hafidz Amrullah
Ferdiana Rosyidah

Alamat Redaksi
Kantor BP-PAUD dan Dikmas Jawa Timur
Jl. Gebang Putih No. 10 Sukolilo Surabaya 60117
Telp. 031 5945101 – 5925972
Fax. 031 5953787
email. jurnal_bppaudnisby@yahoo.co,id

ii JPNF Vol. 19, No.2 2018


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena ber-
kat rahmat dan hidayah-Nya, Redaksi Jurnal Pendidikan Non Formal (JPNF)
BP-PAUD dan Dikmas Jawa Timur telah berhasil menyelesaikan penyusunan
JPNF Edisi 2 Volume 19 Tahun 2018.
Dalam edisi ini, JPNF menyajikan tema di bidang pendidikan masyarakat
(Dikmas) khususnya pendidikan keluarga dan kursus serta bahasan tentang
tenaga kependidikan di satuan pendidikan non formal (PNF). Pada tema pen-
didikan keluarga, tersaji riset cross sectional study tentang pengasuhan hidup
sehat pada anak usia dini. Riset dilakukan terhadap 20 orangtua murid dari
empat Kelompok Bermain (KB) di Surabaya. Hasil riset memotret tentang pen-
gasuhan orangtua terhadap anak usia dini di rumah dan di lembaga PAUD yang
berdampak pada tumbuh kembang anak. Ada pula bahasan tentang pembelaja-
ran transformatif dalam pengasuhan kepada anak sesuai konsep Ki Hajar De-
wantara. Tulisan ini membahas tentang penerapan pendekatan transformatif
untuk pelatihan pengasuhan yang merujuk pada konsep Ki Hajar Dewantara.
Wacana memasukkan wirausaha sosial sebagai salah satu materi kegiatan
pendidikan wirausaha menjadi topik bahasan pada tema kursus. Tujuannya,
agar pendidikan nonformal dapat berperan dalam lahirnya wirausaha sosial
baru di masyarakat.
Di bagian lain, sorotan tertuju pada kinerja pengelola satuan PNF khusus-
nya ketua PKBM dan Kepala SKB. Hasil penelitian di Provinsi Gorontalo men-
gungkap hubugan gaya kepemimpinan dengan kinerja kepala PKBM di bumi
Maleo tersebut. Sementara itu, riset lainnya memaparkan penerapan fungsi
manajemen oleh kepala SKB dalam menghadirkan kepemimpinan pendidikan
pasca alih fungsi SKB dari unit pelaksana teknis daerah (UPTD) menjadi sat-
uan PNF.
Ulasan para penulis dari berbagai lembaga dalam edisi ini diharapkan
mampu menginspirasi untuk menciptakan gagasan-gagasan segar dalam pen-
ingkatan mutu serta kualitas program PAUD dan Dikmas di masyarakat.

Kepala BP-PAUD dan Dikmas Jawa Timur

Drs. Dadan Supriatna, M.Pd


NIP. 196212311992121001

JPNF Vol. 19, No.2 2018 iii


JURNAL PNF
Edisi 2 Vol. 19 Tahun 2018

KATA PENGANTAR iii


CONCEPTUAL FRAMEWORK GAYA KEPEMIMPINAN
PADA KINERJA KEPALA PKBM DI PROVINSI GORONTALO
[Abdul Rahmat, Novianty Djafri ,Halim K. Malik] 1

PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF DALAM PARENTING EDUCATION


MENURUT KONSEP PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA
[Kasmuji Raharja] 14

PENGASUHAN HIDUP SEHAT PADA ANAK USIA DINI


[Widya Ayu Puspita] 23

IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN


PADA KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR
SEBAGAI SATUAN PENDIDIKAN NON FORMAL
[Moh. Muzaqi] 46

MENUMBUHKAN MINAT WIRAUSAHA SOSIAL


[Putu Ashintya Widhiartha] 73

iv JPNF Vol. 19, No.2 2018


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

CONCEPTUAL FRAMEWORK GAYA KEPEMIMPINAN


PADA KINERJA KEPALA PKBM DI PROVINSI GORONTALO

Abdul Rahmat
Novianty Djafri
Halim K. Malik

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya


kepemimpinan melalui kinerja kepala PKBM di Provinsi Gorontalo.
Populasi penelitian ini sebanyak 102 PKBM yang menyebar di Kota dan
Kabupaten Gorontalo. Sampel penelitian 55 orang tutor yang dilakukan
dengan menggunakan teknik simple random sampling. Data penelitian
ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuesioner atau angket.
Analisis data menggunakan statsitik regresi dengan taraf signifikan α =
0.05. Hasil penelitian menunjukkan persamaan (3) koefisien jalur X ke Y
yakni β=0,327, thitung = 2,166 yang berarti Ho ditolak atau jalur signifikan.
Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang saling mempengaruhi
baik gaya kepemimpinan dengan kinerja kepala PKBM. Di samping
itu berdasarkan persamaan (1) diperoleh koefisien jalur X ke Y yakni
ρ21=0,327, dan koefisien jalur tersebut signifikan dan berdasarkan
persamaan. (2) koefisien jalur X ke Y yakni β=0,327, diperoleh bahwa
koefisien jalur tersebut signifikan hal ini berarti bahwa terdapat hubungan
yang saling mempengaruhi langsung maupun tak langsung variabel gaya
kepemimpinan dengan kinerja kepala PKBM.
Kata kunci: kepemimpinan, komitmen dan kinerja

Abstract

The purpose of this study was to determine the relationship of leadership


style through the performance of the head of PKBM in Gorontalo Province.
The population of this study was 102 PKBM which spread in Gorontalo
City and Regency. The research sample was 55 tutors conducted using
simple random sampling technique. The data of this study were collected
using questionnaire instruments or questionnaires. Data analysis using
statistical regression with a significant level of α = 0.05. The results showed
that equation (3) the path coefficient X to Y namely β = 0.327, thitung =
2.166 which means Ho is rejected or significant path.
This means that there is a relationship that influences both the leadership
style and the performance of the head of PKBM. Besides that, based on
equation (1) the path coefficient X to Y is obtained ρ21 = 0.327, and the path
coefficient is significant and based on the equation. (2) the path coefficient
X to Y namely β = 0.327, it is found that the path coefficient is significant,
this means that there is a relationship that directly or indirectly affects
the leadership style variable with the performance of the head of PKBM.
Keywords: leadership, commitment and performance

JPNF Vol. 19, No.2 2018 1


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

PENDAHULUAN dapat menjalin kerjasama yang baik


Latar Belakang dengan bawahannya dalam mencip-
Hingga saat ini masalah pen- takan lulusan yang berkualitas, agar
didikan masih menjadi perhatian kepala PKBM dan tutor bersama
khusus oleh pemerintah. Pasalnya In- bertanggungjawab untuk memaju-
deks Pembangunan Pendidikan Untuk kan PKBM, misalnya menghasilkan
Semua atau  education for all  (EFA) peserta didik lebih berprestasi dan
di Indonesia menurun tiap tahunnya. harapan PKBM untuk mencita-cita-
Indonesia berada diperingkat 69 dari kan terakreditasi A menjadi dambaan
127 negara. Indeks yang dikeluarkan warga PKBM yang berprestasi. Se-
oleh UNESCO ini lebih rendah diband- mangat meningkatkan kualitas pem-
ingkan Brunei Darussalam (34), serta belajaran, menjadi bagian terpenting
terpaut empat peringkat dari Malay- dilakukan oleh kepala PKBM, sebagai
sia (65). Salah satu penyebab rendah- perwujuan tanggungjawab terhadap
nya indeks pembangunan pendidikan tugas kepala PKBM.
di Indonesia adalah tingginya jumlah Peran kepala PKBM dalam kua­
anak putus sekolah. Sedikitnya se­ litas manjemen sangat ditentukan
tengah juta anak usia sekolah dasar oleh gaya kepala PKBM dalam gaya
(SD) dan 200 ribu anak usia sekolah kepemimpinannya, sebagai ukuran
menengah pertama (SMP) tidak dapat akan kinerja kepala PKBM. Termasuk
melanjutkan pendidikan. Data pen- didalamnya melakukan perbaikan sis-
didikan tahun 2017 juga menyebutkan tim kinerja kepala PKBM dan bawa-
1,3 juta anak usia 7-15 tahun terancam hannya, dimaksudkan untuk menyi­
putus sekolah. Indonesia mengalami apkan berbagai solusi pembelajaran
masalah pendidikan yang komplek. untuk para tutor di PKBM. Para tu-
Selain angka putus sekolah, pendidi- tor hendaknya memperhatikan gaya
kan di Indonesia juga menghadapi kepemimpinan, agar dapat memper-
berbagai masalah lain, mulai dari bu- baik perilaku atau pembawaan dalam
ruknya infrastruktur hingga kurang- proses pembelajaran di PKBM, baik
nya mutu kinerja pimpinan lembaga dalam pengembangan konten pela-
pendidikan. Pemerintah telah mem- jaran, peningkatan kualitas pembe-
berikan kewenangan yang lebih besar lajaran PKBM, dalam pengambilan
kepada kepala PKBM untuk melak- keputusan dan bakan dari memper-
sanakan pengelolaan pendidikan dan oleh informasi ketika kepala PKBM
pengembangan seolah agar menjadi melakukan penilaian tutor (supervisi),
lebih baik dan berkualitas. Selain dan lainnya semua kegiatan dalam
pengembangan oleh pihak pemerintah gaya kepemimpinan kepala PKBM itu
sebagai pihak eksternal, namun pihak adalah proses peningkatan pembinaan
PKBM sebagai faktor internal (teru- dan pengembangan kinerja bawahan-
tama kepala PKBM dan tutor) dapat nya, dengan demikian betapa pent-
memberikan peran yang sangat me- ingnya kualitas kepemimpinan kepala
nentukan dalam peningkatan lulusan PKBM didalam mencapai keberhasi-
PKBM. Kepala PKBM dengan gaya lan suatu PKBM.
kepemimpinannya diharapkan dapat Akhir-akhir ini kinerja kepala
mengembangkan, menumbuhkan dan PKBM banyak mendapat kritikan
meningkatkan kinerja bawahan, seh- dari masyarakat karena usaha PKBM
ingga tercipta suasana kualitas kerja untuk menciptakan sumberdaya ma-
yang lebih efektif dan efisien. nusia yang pengetahuan dasarnya
Menurut Prim (2013:103), bahwa belum tercapai kualitasnya, sehingga
meningkatnya kinerja kepala PKBM belum dapat dikatakan berhasil. Data

2 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

empiris menunjukkan bahwa ban- yaitu: 1) Telling; Gaya kepemimpinan


yak diantara anak-anak PKBM dasar yang bersifat instruksi, ditandai den-
(SD), tidak dapat melanjutkan kejen- gan ciri-ciri: tinggi tugas dan rendah
jang berikutnya, yang disebabkan; hubungan pemimpin memberikan
mengalami hambatan atau kesulitasn perintah khusus, pengawasan dilaku-
dalam mencapai tujuan pendidikan, kan ketat, pemimpin menerangkan
bahkan ada diantaranya yang gagal kepada bawahan apa yang harus dik-
sama sekali. erjakan kepada dan dimana pekerjaan
Berdasarkan hal diatas maka pe- itu harus dilakukan. 2) Selling; Gaya
nelitian ini di fokuskan pada gaya kepemimpinan yang ditandai dengan
kepemimpinan dan kinerja kepala ciri; tinggi tugas dan tinggi hubungan,
PKBM di Provinsi Gorontalo. pemimpin mengutamakan penjelasan
keputusan, memberikan kesempatan
KAJIAN TEORI untuk penjelasan kepada bawahan,
Gaya Kepemimpinan pemimpin masih banyak memberikan
Gaya menurut Mataheru (2000:18), arahan, dan pemimpin masih mem-
adalah suatu kegiatan seseorang da- berikan komunikasi dua arah. 3) Par-
lam menata dirinya untuk berhubun- ticipating; gaya kepemimpinan yang
gan dengan orang lain di sekitar agar memiliki ciri; hubungan dengan tugas
memperoleh kedudukan yang layak rendah, pemimpin melimpahkan pem-
dimasyarakat. Menurut Lau dan buatan keputusan dan pelaksanaan
Glover (2000:22), Gaya berasal dari kepada bawahan. 4) Delegating; gaya
dalam diri seseorang yang dapat di kepemimpinan ini ditandai dengan
rubah oleh seseorang atau oleh kejadi- ciri, kepemimpinan dengan hubungan
an apapun, selain itu gaya dapat pula tugas rendah, pemimpin melimpah-
dibentuk oleh pendidikan dan pengal- kan pembuatan keputusan dan pelak-
aman, dapat pula oleh pergaulan den- sanaan kepada bawahan.
gan lingkungan. Dari pendapat di atas Selanjutnya Fred Luthans dkk
dapat disimpulkan bahwa secara har- (2008:421) menyatakan bahwa em-
fiah gaya berhubungan dengan sikap, pat gaya kepemimpinan yakni; 1)
perbuatan, perilaku seseorang sehari- kepemimpinan direktif (directive
hari, yang dapat dikelola, ditata dan leadership) gaya ini identik dengan
diatur oleh dirinya yang ditunjukkan pemimpin otoriter. Bawahan mengeta-
sebagai jati dirinya, yang didapatkan hui dengan pasti apa yang diharapkan
dari orang lain, maupun dari ting- dan mereka dengan pemimpin mem-
kat pendidikan dan pengalamannya, berikan pengarahan yang spesifik.
melalui pergaulan dan lingkungannya Tidak ada partisipasi dari bawahan.
berada, untuk mencapai cita-cita yang (2) kepemimpinan suportif (supportive
diinginkannya. leadership), pemimpina dengan gaya
Menurut Gary Yukl (2010;26) mem- ini memiliki sikap ramah, mudah
berikan definisi tentang kepemimpi- didekati, dan menunjukkan perhatian
nan sebagai berikut; “Leadership tulus pada bawahan. (3) Kepemimpi-
is this process of influenching others nan partisipatif (participative leader-
to understand and agree about what ship), pemimpin meminta dan meng-
needs to be done and how to do it, gunakan saran dari bawahan, tetapi
and the process of facilitating indi- pemimpin masih membuat keputusan,
vidual and collective efforts to accom- dan (4) kepemimpinan yang berorien-
plish shared objectives”. Sedangkan tasi pada prestasi (achievment-orient-
menurut As’ad (2003:89) membe- ed leadership) pemimpin menetapkan
dakan empat gaya kepemimpinan, tujuan-tujuan yang bersifat menan-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 3


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

tang, dan pemimpin mengatur tu- yang tinggi untuk selalu memikir-
juan yang menantang bawahan untuk kan orang-orang yang bekerja dalam
menunjukkan kepercayaan diri mer- organisasinya. 4) Pada grid 9.1, ka-
eka bahwa mereka akan mencapai tu- dang-kadang manajer disebut seba-
juan dan memiliki kinerja yang lebih gai manajer yang menjalankan tugas
baik. secara otokratis. Manajer semacam
Berikut ini menurut, Miftah Toha ini hanya mau memikirkan tentang
(2001:55), ada empat gaya kepemimpi- usaha pe­ningkatan efesiensi pelak-
nan yang dikelompokkan sebagai gaya sanaan kerja, tidak mempunyai atau
ekstrem, sedangkan lainnya hanya satu hanya sedikit rasa tanggung jawabnya
gaya yang dikatakan di tengah-ten- pada orang-orang yang bekerja da-
gah gaya ekstrem. Gaya kepemimpi- lam organisasinya. (5) Pada grid 5.5.
nan dalam managerial grid itu antara manajer mempunyai pemikiran yang
lain sebagai berikut: 1) Pada grid 1.1 medium baik pada produksi mau-
manajer sedikit sekali usahanya untuk pun pada orang-orang. Dia berusaha
memikirkan orang-orang yang bekerja mencoba menciptakan dan membina
dengannya. Dalam menjalankan tugas moral orang-orang yang bekerja da-
manajer hanya grid ini menganggap lam organisasi yang dipimpinnya, dan
dirinya sebagai perantara yang hanya dalam tingkat yang memadai, tidak
mengkomunikasikan informasi dari terlampau mencolok.
atasan kepada bawahan. 2) Pada grid Kelima grid tersebut amat berman-
9.9 manajer mempunyai rasa tanggung faat untuk mengetahui dan mengenal
jawab yang tinggi untuk memikirkan macam-macam gaya kepemimpinan
baik produksi maupun orang-orang manajer. Kelima gaya tersebut dit-
yang bekerja dengannya. 3) Pada grid erangkan secara jelas dalam gambar
1.9 gaya kepemimpinan dari manajer 1:
ini ialah mempunyai tanggung jawab

9 1.9 Manajemen yang penuh per- 9.9 Pencapaian kerja dalam


8 hatian terhadap kebutuhan orang- manajemen adalah dari kepercaya-
orang dan memimpinnya kesua- annya pada kemerdekaan orang-
sana organisasi yang bersahabat, orang lewat penggunaan standar
menyenangkan dan kecepatan kerja umum dalam organisasi, dan dengan
yang rilek berdasarkan atas kepercayaan dan
respek
7

6
5 5.5. Pelaksanaan kerja manajemen secara
4 memadai lewat keseimbangan kerja yang
diharuskan tercapai dan peningkatan
semangat kerja orang-orang yang
memuas kan
3
2 1.1. Usaha manajemen yang paling 9.1. Efesiensi hasil dari manajemen
1 rendah (minim) terhadap pekerjaan ini dicapai usaha menata kerja
yang harus dikerjakan dan semangat dalam cara tertentu dengan sedikit
kerja orang-orang yang bekerja perhatiannya pada unsur manu-
sianya.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 2.2: Managerial Grid
Sumber: Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2001, p. 55

4 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

Berdasarkan pembahasan diatas, dengan perubahan internal dan ekter-


maka yang dimaksaud dengan gaya nal tempat seseorang bekerja.
kepemimpinan kepala PKBM ada- Merujuk pendapat Bernardin
lah pola perilaku yang ditunjukkan (2003:143), menjelaskan ”performance
oleh pemimpin untuk mempengaruhi is definied as the record of outcomes
dan mengarahkan seseorang/kelom- produced of specified job functions or
pok dalam mencapai tujuan yang te- activities duning a specified time peri-
lah ditentukan dan berorientasi pada od.” Hal ini senada dengan pendapat
hubungan dengan bawahan, dengan Robbins (2003:27), menyatakan bahwa
mengarahkan melalui perilaku kepala kinerja sering disamakan dengan per-
PKBM dalam indikator; 1) Memimpin fomance, pada kinerja individu yang
disiplin. 2) Mengarahkan bawahan un- disebut dengan job performance, work
tuk selalu komitmen. 3) Kemampuan outcome, task performance. Juga di­
untuk membina bawahan dalam da- sebut sebagai result, yang berarti apa
lam menetapkan peningkatan tujuan yang telah dihasilkan oleh individu
kinerja. 4) Kerjasama yang dilakukan karyawan, yang diistilahkan dengan
melalui gaya kepemimpinan kepala human output yang dapat diukur dari
PKBM dalam meningkatkan tangung productivity, absence, turnover, citi-
jawab tutor, yang dihubungkan de­ zenship dan satisfaction. Berdasar-
ngan kegiatan akademik PKBM. Ber- kan penjelasan diatas, dimaksudkan
dasarkan hal tersebut maka dimensi bahwa kinerja dihubungkan dengan
gaya kepemimpinan kepala PKBM gaya kepemimpinan dalam hal per-
dalam penelitian ini adalah bersifat formance individu dalam organisasi.
terbuka; telling, selling, partisipatif, Pada hakikatnya terjadi interaksi ker-
delegatif. ja antara individu sesuai dengan per-
an dan fungsi masing-masing dalam
Kinerja Kepala PKBM rangka mencapai tujuan bersama.
Kinerja menurut Williams Kinerja mengarah pada upaya in-
(2002:93), merelevansikan dengan tu- dividu dalam pelaksanaan menyele-
juan organisasi atau unit organisasi saikan tugas untuk mencapai presta-
dimana orang itu bekerja. Pendapat si kerja yang lebih baik yang terdiri
ini mengandung dua hal yaitu peri- dari; 1) kepemimpinan dengan indika-
laku dan tujuan organisasi. Perilaku tor pengambilan keputusan, keterbu-
berhubungan dengan aktivitas ses- kaan atau demokrasi, pola hubungan
eorang dalam melaksanakan suatu antara atasan, bawahan dan pengem-
kegiatan, sedangkan tujuan organisasi bangan masyarakat belajar. 2) Mana-
lebih berhubungan pada program or- jemen, dengan indikator; pengelolaan
ganisasi yang sudah ditentukan sebe- pembelajaran, ketenagaan, fasilitas
lumnya. Kinerja individu termasuk dan keuangan. 3) kepribadian, de­ngan
kepala PKBM dalam menjalankan indikator kediplinan, etos kerja, ker-
tugasnya dipengaruhi banyak faktor jasama, inisiatif, tanggujawab, keju-
Pertama, faktor personal, mencakup juran dan motivasi berprestasi. Ada
ketrampilan individu, kompetensi, empat dimensi standar kepala seko-
motivasi dan komitmen. Kedua, fak- lah/PKBM/madrasah, yaitu; kepriba-
tor kepemimpinan berupa dorongan, dian, manajerial, kewirusahaan, su-
bimbingan dan dukungan dari atasan. pervisi dan sosial.
Ketiga, faktor sistem, berupa sistem Merujuk teori kinerja kepala
kerja dan fasilitas yang diberikan PKBM diatas maka yang menjadi in-
oleh organisasi. Keempat, faktor kon- dikator dalam kinerja kepala PKBM
tekstual (situasional) berupa tekanan adalah; 1) kepribadian. 2) manajerial

JPNF Vol. 19, No.2 2018 5


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

3) kewirausahaan 4) sosial PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Metode Penelitian Data yang terkumpul dari ha-
Tujuan penelitian ini untuk sil penelitian, meliputi; data Gaya
mengetahui “Analisis Hubungan Kepemimpinan (X) dan Kinerja
Gaya Kepemimpinan Melalui Kinerja Kepala PKBM (Y), yang telah diuji-
Kepala PKBM di Provinsi Gorontalo”. cobakan pada 28 reponden dan un-
Jenis penelitian ini adalah metode sur- tuk responden penelitian 102 Orang,
vei dengan teknik analisis jalur (Path menunjukkan hal-hal sebagai beri-
Analisis) dengan pendekatan peneli- kut; 1. Instrumen Gaya Kepemimpi-
tian kuantitatif deskriptif. Populasi nan (X) memuat 30 item pertanyaan,
penelitian ini adalah sebanyak 102 sehingga secara teoritik rentang skor
Kepala PKBM yang menyebar di kota anggota sampel adalah 30-150. 2. In-
dan kabupaten di Provinsi Gorontalo. strumen Kinerja Kepala PKBM (Y)
Sampel penelitian 55 orang tutor memuat item pertanyaan, sehingga
yang dilakukan dengan menggunakan secara teoritik, rentang skor anggota
teknik simple random sampling. Data sampel adalah 30-150. Deskripsi data
penelitian ini dikumpulkan dengan dilapangan masing-masing disajikan
menggunakan instrumen kuisioner sebagai berikut:
atau angket. Analisis data menggu-
nakan statsitik regresi dengan taraf Gaya Kepemimpinan.
signifikan α = 0.05, (Sudjana; 2005). Berdasarkan data dilapangan, dio­
Teknik pengumpulan data mengguna- lah secara statistik diperoleh bahwa
kan kuesioner yang disusun melalui variabel gaya kepemimpinan mem-
butir-butir pernyataan/pertanyaan, punyai skor maksimum 150 dan skor
yang dibangun berdasarkan indika- minimum 103, sehingga rentang skor
tor melalui teori masing variabel. adalah sebesar 47. Diperoleh pula
Yang diukur adalah Variabel= Gaya bahwa rata-rata sebesar 127.00 den-
Kepemimpinan (X) dan Variabel Y= gan simpangan baku 11.785 dan me-
Kinerja Kepala PKBM. dian 128. Secara lengkap data hasil
penelitian variabel Gaya Kepemimpi-
nan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Skor Gaya
Kepemimpinan

No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)


1 103-109 4 7,27
2 110-116 7 12,73
3 117-123 11 20,00
4 124-130 13 23,64
5 131-137 9 16,36
6 138-147 9 10,91
7 148-160 2 9,09
Jumlah 55 100

6 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

Skor gaya kepemimpinan divisu-


alisasikan dalam histogram berikut.

Gambar 2.2: Histogram Frekuensi Kinerja


Kepala PKBM Dasar
Gambar 1.1: Histogram Frekuensi Gaya
Kepemimpinan Pengujian hipotesis mengguna-
kan teknik analisis statistik para­
Kinerja Kepala PKBM metrik analisis jalur (path analysis)
Berdasarkan data yang diper- mensyaratkan beberapa ketentuan
oleh dilapangan diolah secara statis- agar data dapat diproses lebih lanjut,
tik diperoleh bahwa variabel kinerja sehingga memberikan hasil estimasi
kepala PKBM mempunyai skor mak- yang lebih baik. Analisis jalur ada-
simum 150 dan skor minimum 72 se­ lah hubungan antara variabel dalam
hingga rentang skor adalah sebesar 55 model harus linier sehingga persyara-
diperoleh pula bahwa rata-rata sebe- tan ini memenuhi persyaratan analisis
sar 127,36 dengan simpangan baku regresi. Adapun persyaratan yang per-
13,170 dan median 129,00. Secara lu dipenuhi yaitu data memiliki dis-
lengkap data hasil penelitian variabel tribusi normal dan hubungan antara
kinerja kepala PKBM dara disajikan variabel linier dan aditif. Sehingga di-
pada tabel berikut: lakukan pengujian persyaratan anali-

Tabel 2.2
Distribusi Frekuensi Skor Efektivitas Pen-
gelolaan
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)
1 93-103 4 7,27
2 104-112 7 12,73
3 113-121 11 20,00
4 122-130 13 23,64
5 131-139 9 16,36
6 140-148 9 10,91
7 149-157 2 9,09
Jumlah 55 100
Skor Kinerja Kepala PKBM di- sis berupa : Uji Linieritas Regresi dan
visualisasikan dalam histogram beri- Uji Normalitas Galat Taksiran.
kut. Uji linieritas dimaksudkan untuk
melihat apakah hubungan Y dengan
Xi yang ditujukan oleh persamaan re-
gresi sederhana Y = a + bXi, i = 1, 2,
3bersifat linier atau non linier. Pen-
gujian linieritas regresi diawali den-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 7


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

gan perhitungan persamaan regeresi, kan nilai Ftabel pada tingkat kesalah-
yang dilanjutkan dengan perhitungan an α = 0,05 adalah 4,02. Karena nilai
signifikasi persamaan regresi dan pe­ Fhitung>Ftabelmakapersamaan regresi
ngujian linieritas regresi. Kriteri pen- tersebut sangat signifikan. Hasil uji
gujian untuk siginfikansi persamaan linieritas regresi menunjukkan bah-
regresi adalah jika Fhitung> Ftabelpada wanilai Fhitungsebesar 1,08, sedangkan
taraf signifikansi α = 0,05 maka per- nilai Ftabelpada tingkat kesalahan α
samaan regresi signifikan. Kriteria = 0,05 dan dk=33;20 adalah sebesar
pengujian model regresi linier jika F 2,04. Hal ini menunjukkan bahwa
hitung < F (1-α) (k-2, n–k) dengan taraf sig- persamaan regresi variabel efektifitas
nifikansi (1-α) = 0,95, dk pembilang = pengelolaan atas gaya kepemimpinan
k-2 dan dk penyebut = n-k, maka din- bersifat linear. Berdasarkan hasil per-
yatakan bahwa persamaan regresinya hitungan di atas, dapat disimpulkan
bersifat linier. bahwa persamaan regresi Yˆ = 18,85+
Merujuk pada hasil perhitu­ngan 18,85X1 adalah linier dan sangat sig-
regresi sederhana pengaruh gaya nifikan. Liniernya persamaan ini da-
kepemimpinan terhadap kinerja pat dilihat dari grafik kelinieran beri-
kepala PKBM diperolah konstanta (a)
kut.
sebesar 18,85 dan koefisien regresi (b) Y  = 18,85+ 18,85X1

sebesar 0,85. Dari nilai konstanta dan


koefisien regresi tersebut maka dapat
dituliskan persamaan regresi penga­ 210

ruh gaya kepemimpinan terhadap ki-


Kinerja Kepala PKBM

nerja kepala PKBM adalah Ŷ= 18,85+ 160

18,85X1. Hasil perhitungan uji linieri- 110

tas persamaan regresidisajikan pada


tabel analisis varians (ANAVA) seba- 60

gaimana terlihat pada tabel berikut. 10


10 20 30 40 50 60
X
Gaya Kepemimpinan
Tabel 2.2.
Gambar
Gambar 2.2.Garis
2.2. Grafik Grafik Garis
Regresi LinearRegresi
Yˆ = 18,85+Linear
18,85X1
Tabel Analisis Varians untuk Linieritas
Regresi Kinerja Kepala PKBM Dasar Yˆ = 18,85+ 18,85X
Hasil pengujian persamaan regresi Yˆ = 18,85+ 18,85X
1 1, di atas menunjukkan bahwa,
Terhadap Gaya Kepemimpinan setiap kenaikan satu unit skor gaya kepemimpinan dapat menaikkan skor Kinerja Kepala
PKBM sebesar 18,85 pada konstanta 18,85. Hasil perhitungan dan pengujian koefisian jalur
Sumber disajikan pada table berikut :
Dk JK KT F­hitung Ftabel
variansi Tabel 4.3.
Hasil Perhitungan dan Pengujian Koefisian Jalur
Total 55 7005 Koefisien
thitung ttabel Keberartian Kesimpulan
jalur
β 0,327 2,166 1,67 Signifikan Berpengaruh positif
Regresi (a) 1 8921823 8921823
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa koefisian jalur antara gaya kepemimpinan
dengan kinerja kepala PKBM (ρ41) diketahui nilai t hitung> t tabel pada a = 0,05 maka dapat
Regresi (b/a) 1 5474,995 5474,995
disimpulkan bahwa koefisien74,56 F
jalur tersebut signifikan. = 4,02 (0,95)(1 , 55)
Tabel 2.4.
Hasil Perhitungan Besar Pengaruh Koefisian Jalur
Residu 55 3891,732 73,42891
Pengaruh variabel Koeisien jalur Pengaruh (%)

X1 terhadap Y 0,327 33,7


Tuna cocok 33 2080.732 63.05248705
1,08 F(0,95)(33,20) = 2,04
Error 20 1811 58.41935484

Berdasarkan tabel 4.1 diketa-


hui nilai Fhitung sebesar4,02 sedang-

8 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

Hasil pengujian persamaan regresi maupun tak langsung variabel gaya


Yˆ = 18,85+ 18,85X1, di atas menunjuk- kepemimpinan dengan kinerja kepala
kan bahwa, setiap kenaikan satu unit PKBM. Kekuatan hubungan anatar
skor gaya kepemimpinan dapat me- variabel penelitian, dilakukan de­
naikkan skor Kinerja Kepala PKBM ngan menggunakan Product Moment
sebesar 18,85 pada konstanta 18,85. Correlatian dan dilanjutkan dengan
Hasil perhitungan dan pengujian koe- uji signifikansi dengan menggunakan
fisian jalur disajikan pada table beri- uji t maupun menggunakan siftware
kut : SPSS.
Tabel 4.3.
Hasil Perhitungan dan Pengujian Koefisian Jalur

Koefisien
thitung ttabel Keberartian Kesimpulan
jalur

β 0,327 2,166 1,67 Signifikan Berpengaruh positif


Berdasarkan tabel diatas diperoleh Pembahasan Penelitian
bahwa koefisian jalur antara gaya Hubungan gaya kepemimpinan
kepemimpinan dengan kinerja kepala dengan kinerja kepala PKBM, diper-
PKBM (ρ41) diketahui nilai t hitung> t tabel oleh hubungan langsung, berdasarkan
pada a = 0,05 maka dapat disimpulkan nilai koefisien jalur, yakni β=0,327. Hal
bahwa koefisien jalur tersebut signifi- ini menunjukkan gaya kepemimpinan
kan. Tabel 2.4.
Hasil Perhitungan Besar Pengaruh Koefisian Jalur

Pengaruh variabel Koeisien jalur Pengaruh (%)

X1 terhadap Y 0,327 33,7

Analisis Hubungan positif gaya dengan kinerja kepemimpinan kepala


kepemimpinan dengan kinerja PKBM, yakni; memberikan sebesar
kepala PKBM kontribusi 10.68%. Gaya kepemimpi-
Berdasarkan persamaan (3) koe- nan menjadi faktor yang mempe­
fisien jalur X ke Y yakni β=0,327, thitung ngaruhi kinerja kepala PKBM. Gaya
= 2,166 yang berarti Ho ditolak atau kepemimpinan merupakan upaya se-
jalur signifikan. Hal ini berarti bahwa orang pemimpin untuk melakukan
terdapat hubungan yang saling mem- tindakan-tindakan yang dilakukan
pengaruhi baik gaya kepemimpinan dengan bervariasi untuk menimbul-
dengan kinerja kepala PKBM. Di­ kan hal-hal yang baik, sikap postif,
samping itu berdasarkan persamaan perilaku dan kepribadian yang baik,
(1) diperoleh koefisien jalur X ke Y berupa perasaan senang, peramah,
yakni ρ21=0,327, dan koefisien jalur murah senyum, dapat menciptakan
tersebut signifikan dan berdasarkan hubungan kekeluargaan dengan se-
persamaan. (2) koefisien jalur X ke Y mua warga PKBM (tutor, peserta
yakni β=0,327, diperoleh bahwa ko­ didik dan orangtua peserta didik
efisien jalur tersebut signifikan hal serta masyarakat), sehingga gaya
ini berarti bahwa terdapat hubungan kepemimpinan berhubungan langsung
yang saling mempengaruhi langsung postif dengan kinerja kepala PKBM

JPNF Vol. 19, No.2 2018 9


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

dalam mencapai tujuan organisasi cenderung memiliki hubungan yang


bersama-sama dengan bawahannya mendukung kinerja bawahan, de­
yaitu para tutor, sehingga meningkat- ngan melalui gaya memberitahukan,
kan hasil dan prestasi peserta didik, sesuai dengan pendekatan (telling). 2)
serta dapat membina hubungan har- kepala PKBM harus Komitmen dalam
monis dengan orangtua peserta didik meningkatkan kinerja bawahan; de­
dan warga masyarakat sekitar. ngan menggunakan gaya konsultatif
Secara teoritis, dalam melaksana- (selling), dimaksudkan kepala PKBM
kan tugas dan fungsinya, kepala PKBM mampu mengarahkan bawahan/tu-
memiliki gaya kepemimpinan yang tor 3) Kemampuan pemimpin dalam
sangat mempengaruhi kinerja para menetapkan peningkatan tujuan ki­
tenaga kependidikan di lingkungan nerja; yang dihubungkan dengan
kerjanya. Kegagalan dan keberhasilan gaya kepemimpinan kepala PKBM
PKBM banyak ditentukan oleh kepala dalam meningkatkan kemampuan tu-
PKBM, karena kepala PKBM merupa- tor, yaitu gaya partisipatif yang di­
kan pengendali dan penentu arah yang terapkannya pada saat rapat dan pe­r­
hendak ditempuh oleh PKBM menuju temuan internal dewan tutor dan rapat
tujuannya. Hal ini relevan dengan ha- lainnya. 4) Kerjasama yang dilakukan
sil penelitian Anggreani dkk (2013), melalui gaya kepemimpinan kepala
menjelaskan bahwa pengaruh sorang PKBM dalam meningkatkan tangung
pemimpin dalam, mempenga­ruhi jawab tutor, ialah gaya delegatif yaitu
atau memotivasi bawahan, se­hingga melakukan sharing authority kepada
kepuasan kerja berdampak baik pada anggota untuk melaksanakan tugas
kinerja anggota organisasi. Gaya organisasi. Diharapkan kepada bawa-
kepemimpinan kepala PKBM terbagi han melalui arahan dan dorongan da-
atas gaya demokratis, gaya otoriter, lam bekerja lebih disiplin, komitmen,
gaya Laizzes-faire, partisipatif dan berkemampuan lebih baik dan lebih
gaya situasional. Gaya kepemimpinan bertanggungjawab bersama-sama un-
demokratis dikaitkan dengan keku­ tuk efektif dan efisien dalam mening-
atan personel dan keikutsertaan para katkan kinerja di PKBM. Hal ini sena-
pengikut dalam proses pemecahan da dengan hasil penelitian Eddy dkk
masalah dan pengambilan keputusan. (2000:29), yang dihasil penelitiannya
Dalam tipe ini hubungan dengan ang- menjelaskan bahwa Gaya kepemimpi-
gota-anggota kelompok bukan sebagai nan memberikan sumbangan penila-
majikan terhadap buruhnya, melain­ ian yang tinggi untuk kepemimpinan
kan hubungan sebagai saudara, kakak yang efektif dalam upaya memberikan
dengan adiknya. Pemimpin yang semangat, dorongan dan kegairahan
demokratis selalu berusaha mensimu- kerja pada karyawannya.
lasi anggota-anggotanya agar bekerja Berdasarkan hal di atas, upaya
secara kooperatif untuk mencapai tu- yang dilakukan untuk meningkat-
juan bersama. Dalam tindakan dan kan proses pembelajaran dan pe­
usahanya, ia selalu berpangkal pada ngelolaan di PKBM adalah dengan
kepentingan dan kebutuhan kelom- memperhatikan gaya yang diterap-
poknya dan mempertimbangkan ke- kannya oleh kepala PKBM dalam ke-
sanggupan serta kemampuan kelom- hidupan organisasi PKBM. Misalnya,
poknya. gaya kepemimpinan otokratis dipan-
Gaya kepemimpinan dan kiner- dang sebagai gaya yang berdasar atas
ja kepala PKBM, dapat meningkat- kekuatan posisi dan penggunaan oto-
kan beberapa hal sebagai berikut; 1) ritas. Dalam kepemimpinan yang oto-
kepala PKBM harus disiplin dan yang riter, kepala PKBM bertindak sebagai

10 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

diktator terhadap anggota-anggota PKBM yang lebih kondusif, di mana


kelompoknya. Baginya memimpin warga PKBM secara sadar dan penuh
adalah menggerakkan dan memak- tanggung jawab melaksanakan peker-
sa kelompok. Penafsirannya sebagai jaannya sehingga apa yang dicita-ci-
pemimpin tidak lain adalah menun- takan PKBM dapat terwujud. Hal ini
jukkan dan memberi perintah. Kewa- dapat dilihat juga pada jurnal Samad
jiban bawahan atau anggota-anggota dkk (2016:66); secara jelas terukur ki-
hanyalah mengikuti dan menjalank- nerja kepemimpinan kepala PKBM
an, tidak boleh membantah ataupun yang transformational, melalui efek-
mengajukan saran. Pada gaya Lais- tivitas kerja kepala PKBM keberhasi-
sez Faire, kepala PKBM tidak mem- lan kinerja tutor yang profesional da-
berikan kontrol dan koreksi terhadap lam menghasilkan lulusan yang dapat
pekerjaan anggota-anggotanya. Pem- merubah sikap dan pribadi peserta
bagian tugas dan kerja sama diserah- didik/wi, walaupun dipengaruhi oleh
kan kepada anggota-anggota kelom- situasi dan kondisi yang tidak sesuai,
pok, tanpa petunjuk atau saran-saran melalui hubungan komunikasi dan
dari pemimpin. Sudah dapat dipasti- partisipasi pendidik (tutor dan Kepala
kan, kekuasaan dan tanggung jawab PKBM).
simpang siur, berserakan di antara
anggota-anggota kelompok, tidak me­ KESIMPULAN
rata. Dengan demikian mudah terjadi Berdasarkan hasil analisis peneli-
kekacauan dan bentrokan-bentrokan. tian gaya kepemimpinan berhubungan
Tingkat kebersihan organisasi atau dengan kinerja kepala PKBM yang di-
lembaga yang dipimpin dengan gaya tunjukkan dengan; 1) kepala PKBM
laissez faire semata-mata disebabkan harus disiplin dan yang cenderung
karena kesadaran dan dedikasi be- memiliki hubungan yang mendukung
berapa anggota kelompok dan bukan kinerja bawahan, dengan melalui
karena pengaruh dari pemimpinnya. gaya memberitahukan,sesuai dengan
Relevansi untuk hasil penelitian Citra pendekatan. 2) kepala PKBM harus
dkk, untuk variabel gaya kepemimpi- Komitmen dalam meningkatkan kin-
nan laissez faire secara simultan ber- erja bawahan; dengan menggunakan
pengaruh terhadap peningkatan kerja gaya konsultatif, dimaksudkan kepala
karyawan/bawahannya, yang pada PKBM mampu mengarahkan bawah-
kesimpulannya menjelaskan bahwa; an/tutor 3) Kemampuan pemimpin da-
gaya kepemimpinan dan karyawan lam menetapkan peningkatan tujuan
memegang peranan yang penting da- kinerja; yang dihubungkan de­ngan
lam perkembangan suatu organisasi. gaya kepemimpinan kepala PKBM
Hasil penelitian ini menunjuk- dalam meningkatkan kemampuan tu-
kan Gaya participative management tor, yaitu gaya partisipatif yang di­
menetapkan bahwa keberhasilan terapkannya pada saat rapat dan per-
pemimpin adalah jika berorientasi temuan internal dewan tutor dan rapat
pada bawahan, dan mendasarkan lainnya. 4) Kerjasama yang dilakukan
pada komunikasi. Selain itu se- melalui gaya kepemimpinan kepala
mua pihak dalam organisasi bawa- PKBM dalam meningkatkan tangung
han maupun pemimpin menerapkan jawab tutor, ialah gaya delegatif yaitu
hubungan atau tata hubungan yang melakukan sharing authority kepada
mendukung (supportive relationship). anggota untuk melaksanakan tugas
Penerapan gaya kepemimpinan yang organisasi. Diharapkan kepada bawa-
baik dan sesuai dengan kondisi PKBM han melalui arahan dan dorongan da-
akan memberikan nuasa pengelolaan lam bekerja lebih disiplin, komitmen,

JPNF Vol. 19, No.2 2018 11


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

berkemampuan lebih baik dan lebih luas tentang kinerja kepala PKBM
bertanggungjawab bersama-sama un- dengan mendalami variabel lainnya
tuk efektif dan efisien dalam mening- yang dihubungkan dengan variabel
katkan kinerja. gaya kepemimpinan maupun variabel
Penelitian ini dapat menjadi dasar lainnya di samping variabel kinerja
untuk kerangka teoritik untuk pene- kepala PKBM.
litian berikutnya yang bersifat lebih

DAFTAR PUSTAKA

Anggreani, Erin dan Eddy M. Sutanto. 2013. “Pengaruh Leader Member Exchange
Terhadap Kepuasan Kerja, Motivasi dan Komitmen Organisasional
Karyawan Departemen Penjualan PT. Matahari Departement Store”.
Journal Manajemen Bisnis. Volume 1. Nomor 1. April 2018.
As’ad, M. Kepemimpinan Efektif dalam Perusahaan. Edisi 2. Liberty. Yogyakarta.
2010.
Asep Supena. Prediktor Terjadinya Putus PKBM Dini di PKBM Dasar. Jurnal
Perspektif Ilmu Pendidikan. Volume 18 Tahun IX Oktober. 2018.
Bernardin H John. Human Resourses Management: An Experiential Aproach.
Thrid Editin. New York; McGrow-Hill Higher Education. 2003.
Citra Leoni Tumbol. Bernhard Tewal. Jantje L Sepang. “Gaya Kepemimpinan
Otokratis, Demokratik dan Laissez Faire Terhadap Peningkatan Prestasi
Kerja Karyawan Pada KPP Pratama Manado”. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi. Manajemen Bisnis dan Akuntasi 2 (1). Tahun 2014. Ejournal.
Unsrat. ac,id
Cohen-Carash, Y. And P.E. Spector. 2001. “The Role Of Justice in Organisations.
A Meta Analiysis”. Journal of Organizational Behavior and Human
Decision Processes”. Volume 86. Nomor 2.
Depdiknas. Panduan Penilaian Kinerja PKBM Dasar. Jakarta: Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat
Pembinaan Taman Kanak-kanak dan PKBM Dasar. Jakarta. 2006
Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Nomor
13. Tahun. 2007. Tentang Standar Kepala PKBM/ Madrasah. Jakarta.
2007.
Eddy, M dan Budhi. S. 2000. “Peranan Gaya Kepemimpinan Yang Efektif
dalam Upaya Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan
di Toserba Sinar Mas Sidoarjo”. Journal Manajemn Kewirausahaan. Vol 2.
No.2. September 2000.
Lau Sue and Glover Derek, Educational Leadership and Learning. practice,
policy and research), (Buckingham-Philadelphia: Open University Press.
2000.
Luthans Fred. Organizational Behavior. Eleventh Edition. Boston: McGrow-
Hill International Edition. 2008.
Mataheru, Kepemimpinan dalam Pendidikan Jakarta: Pustaka Jaya, 2000.
Miftah Thoha. Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta, RajaGrafindo
Persada. 2001.
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu PKBM. Jogjakarta: Arr-Ruzz.
2013.
Robbins, S.P. Organizational Behavior, Tenth Edition, Singapore: Prentice Hall.
2003.

12 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Rahmat, Jafri, Malik, Conceptual Framework Gaya Kepemimpinan Pada Kinerja Kepala PKBM

Samad dkk.”Contribution Of Headmaster Transformasioanl Leadership


Towards Teachers Sense Of Effect In Under-Enrolled Primary Schools In
Port Dickson”. Malaysian Online Journal Of Educational Management.
Volume 4. Issue 4. Tahun 2016.
Sudjana, Metode Statistika Bandung: Tarsito, 2005
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala PKBM (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1992), p. 5
Williams Richard S. Managing Employee Performance: Design and
Implementation in Organizations. London: Thomson Learning. 2002.
Yukl, Gary. Leadership in Organization. Seventh Edition. Naw Jersey: Pearson
Prentice-Hall. 2010

JPNF Vol. 19, No.2 2018 13


Raharja, Pembelajaran Transformatif dalam Parenting Education

PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF DALAM PARENTING EDUCATION


MENURUT KONSEP PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

Kasmuji Raharja

Abstrak

Keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi


anak-anak. Keluarga memiliki kewajiban untuk melaksanakan proses
pendidikan selain lembaga formal. Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga
adalah tempat terbaik untuk melakukan pendidikan dan sosialisasi dalam
rangka membentuk karakter anak-anak.
Anak-anak adalah makhluk yang unik sehingga mereka harus
mendapatkan perlakuan yang unik pula. Oleh karena itu, pengajaran
klasikal tidak sesuai untuk mereka. Pengajaran yang terbaik bagi anak-anak
adalah pengasuhan. Untuk membekali orang tua menguasai pengasuhan
maka perlu dilaksanakan pendidikan pengasuhan (parenting education).
Menurut Ki Hajar Dewantara, parenting education merupakan bagian
integral dari proses pendidikan anak usia dini – tri pusat pendidikan: di
rumah / keluarga, di sekolah, dan di masyarakat.
Parenting (pola asuh) adalah proses interaksi yang simultan antara
institusi, orangtua dan anak-anak yang mencakup kegiatan-kegiatan
berikut: memberi nutrisi, membimbing, dan melindungi anak-anak
saat mereka tumbuh kembang. Untuk mencapai kemampuan mengasuh
anak-anak mereka, pendekatan pembelajaran transformatif sesuai
untuk diterapkan. Ini karena tujuan dari pembelajaran transformatif
adalah adanya perubahan persepsi, pola pikir, asumsi, sikap, keyakinan,
keinginan, pendapat, dan kehendak peserta didik yaitu orangtua.
Kata kunci: Parenting education, pendidikan anak usia dini, pembelajaran
transformatif.

Abstract

Family is the first and the primary education environment for children.
The family has an obligation to run an education process instead of formal
institutions. According to Ki Hajar Dewantara the family is the very best
place to conduct an education and socialisation to shape the children’s
character.
Children is a unique creature so that they ought to have a uninique
treatment, too. Consequenty, a classical teaching is not appropriate
for them. The best teaching of children is ‘nurturing’. In order to equip
parents to be able to nutrure their children properly, parents should have
a parenting education. Meanwhile, according to Ki Hajar `Dewantara,
parenting education is an integral part of the early childhood educational
process – three-certre of education: at home/family, at school, and in
community.
Parenting is a process of simultaneous interaction between institutions,
parents and their children that includes the following activities: nourishing,

14 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Raharja, Pembelajaran Transformatif dalam Parenting Education

guiding, and protecting children as they grow. In order to achieve the


ability to nurture their children, transformative learning approach is
suitable to apply since the goal of transformative learning is the presence
of perceptions, mindsets, assumptions, attitudes, beliefs, desires, opinions,
and wills of the larners, parents in this case.
Keywords: Parenting education, early childhood education, transformative
learning

PENDAHULUAN Berdasarkan konsep itu, menurut


Pendidikan Keluarga Menurut Ki Neni Yohana (2017) paradigma yang
Hajar Dewantara dipandang cocok untuk menerap-
Keluarga sebagai salah satu tri kan visi itu adalah pola pendidikan
pusat pendidikan, mempunyai pe­ keluarga yang “mengasuh”. Maka,
ngaruh penting yaitu bahwa setiap pendidikan keluarga adalah upaya
orang yang berada dalam institusi ini mengasuh, dan pendidik adalah “pe­
pasti akan mengalami perubahan dan ngasuh”. Paradigma pendidikan Ki
perkembangan menurut warna dan Hadjar Dewantara di atas memiliki
corak institusi tersebut. Lingkungan visi yang universal, meskipun berna-
keluarga merupakan lingkungan pe­ faskan kekhasan budaya Indonesia.
ndidikan yang pertama dan utama Karakteristik budaya bangsa Indo-
bagi anak, karena dalam keluarga nesia semakin hari terasa semakin
inilah seorang anak pertama sekali ditinggalkan oleh anak bangsanya
mendapatkan pendidikan dan bim­ sendiri. Keadaan demikian tentu sa­
bingan. Dengan demikian di samping ngat jauh dari konsep pendidikan dan
lembaga pendidikan lainnya, keluarga pengajaran yang dimaksudkan oleh
juga mempunyai tugas dan kewajiban Ki Hajar Dewantara.
untuk melaksanakan pendidikan bagi Menurut Ki Hadjar Dewantara,
anggota keluarganya, terutama anak- pendidikan adalah usaha kebudayaan
anaknya. yang bermaksud memberikan bim­
Menurut Ki Hadjar Dewantara, bingan dalam hidup tumbuhnya jiwa
lingkungan keluarga adalah suatu raga anak didik agar dalam garis-
tempat yang sebaik-baiknya untuk garis kodrat pribadinya serta penga­
melakukan pendidikan dan sosial, se- ruh lingkungan, mendapat kemajuan
hingga dapat dikatakan bahwa kelu- hidup lahir batin. Sementara itu, yang
arga adalah tempat pendidikan yang dinamakan keluarga menurut Ki Had-
lebih sempurna sifat dan wujudnya jar Dewantara adalah suatu kumpulan
daripada pusat yang lainnya untuk beberapa orang yang karena terikat
melangsungkan pendidikan ke arah oleh satu turunan lalu mengerti dan
kecerdasan budi pekerti (pembentu- berdiri sebagai satu gabungan yang
kan watak individual) dan sebagai hak, dan berkehendak bersama-sama
bekal hidup bermasyarakat. Sebagai memperteguh gabungan itu untuk ke-
tokoh pendidikan pada masanya, visi muliaan semua anggotanya. Pendidi-
Ki Hadjar Dewantara terpusat pada kan keluarga merupakan pendidikan
upaya pengembangan aspek aspek yang sempurna bagi pendidikan ke-
kemanusiaan generasi Indonesia (tu- cerdasan dan budi pekerti selain pen-
buh, pikiran dan badan) secara utuh didikan yang lain (selain keluarga).
berdasarkan kekhasan kultural Indo- Pendidikan keluarga merupakan
nesia. pendidikan yang sangat penting teru-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 15


Raharja, Pembelajaran Transformatif dalam Parenting Education

tama pendidikan agama, yang mutlak kan pola layanan sendiri-sendiri.


harus dilakukan oleh kedua orang tu- Sistem klasikal, satu kelas dengan
anya sejak dini sampai dewasa. Le­ perlakuan sebagai suatu model
bih-lebih kalau kita ingat, bahwa ke- layanan pendidikan, jelas tidak
luarga adalah pusat pendidikan yang
sesuai dengan prinsip ini. Model
pertama dan utama, bahkan juga
layanannya adalah dengan Tutwuri
berfungsi sebagai peletak dasar pem-
bentukan pribadi anak. Pendidikan Handayani, sehingga dalam pen-
dalam keluarga merupakan hal fun- didikannya tidak dapat memper-
damental atau dasar dari pendidikan lakukan mereka sama, tetapi kepa-
anak selanjutnya. Artinya, hasil-hasil da mereka kita perlakukan dengan
pendidikan yang diperoleh anak da- Tutwuri Handayani sesuai dengan
lam keluarga menentukan pendidikan kebutuhan anak masing-masing.
anak itu selanjutnya baik di sekolah Bila ditelaah lebih jauh, konsep
maupun dalam masyarakat. Orang Tutwuri Handayani dapat diarti-
tua berperan sebagai pendidik dengan kan sebagai pendampingan. Menu-
mengasuh, membimbing, memberi te-
rut Mukodi, 2017, yang dimaksud
ladan, dan membelajarkan anak. Se-
pendampingan dalam hal ini ada-
dangkan anak sebagai peserta didik
melakukan kegiatan belajar menga- lah adalah mendudukkan hubu­
jar dengan cara fikir, menghayati, dan ngan yang sejajar antara siswa dan
berbuat di dalam dan terhadap dunia pamong, bukan hirarkis: superior
kehidupannya. dan subordinat. Kesejajaran pa-
Sementara itu, menurut Ismu mong dengan siswa ini membuat
Tri Parmi (2009) dalam Mukodi siswa dengan pamong dapat sa­ling
(2017), pandangan Ki Hajar De- mencermati tindakannya. Tinda-
wantara dalam penyelenggaraan kan siswa berada dalam koridor
pendidikan Taman Siswa bah- atau sudah keluar dari koridor da-
wasanya anak berkedudukan se- pat diketahui pamong dengan pasti,
bagai kodrat alam. Ki Hadjar De- maka pamong dapat dengan cepat
wantara mengakui bahwa anak meluruskan sesuai dengan koridor
sebagai kesatuan individu yang yang ditetapkan. Pendampingan
unik, dengan membawa karak- ini pada dasarnya adalah salah satu
teristiknya masing-masing yang bentuk implementasi dari Tutwuri
diperoleh sejak dalam kandu­ngan Handayani. Menurut Ki Hadjar
secara bawaan (kongenital) yang Dewantara (1977:13), pendidikan
didapatkan dari Tuhan. Anak tidak memakai syarat paksaan.
memiliki modal hidup berikutnya Pendidikan dapat diwujudkan da-
dari kodrat alamnya. Kodrat alam lam penggulawentahan, yang men-
anak menjadi dasar kekuatan anak gandung muatan momong, among,
untuk mengembangkan dirinya dan ngemong.
menjadi dirinya sendiri. Dari uraian di atas dapat ditarik
Akibat keunikannya itu maka sebuah kesimpulan bahwa di alam
setiap anak didik memiliki karak- keluarga menurut Ki Hajar Dewan-
tara terdapat tiga bentuk pendidikan,
teristik masing-masing yang men-
yaitu:
gakibatkan tiap anak berbeda. Oleh 1. Pendidikan yang dilakukan oleh
karena itu, setiap anak memerlu- orang tua. Orang tua/orang de-

16 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Raharja, Pembelajaran Transformatif dalam Parenting Education

wasa berperan sebagai guru (pe- didefinisikan sebagai serangkaian


nuntun), pengajar, dan pemimpin keputusan yang diambil tentang so-
pekerjaan (pemberi contoh). Ke- sialisasi anak yang mencakup hal yang
tiga peran tersebut, menyatu tidak harus dilakukan oleh orang tua agar
dapat dipisahkan satu dengan anak mampu bertanggung jawab dan
yang lainnya. memberikan kontribusi yang positif
2. Dalam alam keluarga anak saling bagi masyarakat. Lebih jauh ia me-
membelajarkan. Semakin keluar- nambahkan bahwa pengasuhan juga
ga itu besar, maka proses pendidi- merupakan serangkaian keputusan
kan semakin besar. Sebaliknya, apa yang harus dilakukan jika anak
semakin kecil keluarganya, maka menangis, berbohong, marah, dan
proses pendidikan semakin kecil. tidak melaksanakan tanggung jawab
3. Di dalam alam keluarga, anak- yang diberikan kepada mereka.
anak berkesempatan mendidik Dari pengertian di atas dapat
dirinya sendiri, karena di dalam dikatakan bahwa pengasuhan ada-
keluarga itu mereka tidak ber- lah upaya orangtua atau orang de­
beda kedudukannya seperti orang wasa dalam rangka menyiapkan anak
hidup di dalam masyarakat. Be- agar menguasai pengetahuan dan
ragam kejadian, sering kali me- keterampilan yang diperlukan untuk
maksa anak-anak mendidik diri hidup di masyarakat, sehingga orang
mereka sendiri. tua mempunyai peranan yang sangat
Pendidikan dan pembelajaran penting dalam kehidupan anak. Pe­
yang dilakukan oleh orang tua di dalam ranan itu menurut Brooks setidaknya
keluarga tentu saja tidak berdasarkan ada empat hal, antara lain:
pada konsep akademis pembelajaran: 1. memberikan lingkungan yang pro-
tidak dirancang berdasarkan silabus tektif karena orangtua mempunyai
dan kurikulum, tidak mensyaratkan peran merawat dan melindungi
kompetensi akademis tententu, dan 2. memberikan pengalaman-penga­
dilakukan setiap saat. Oleh karena laman baru yang membawa pada
pentingnya peranan orang tua dalam pengembangan potensi
proses pendidikan keluarga maka per- 3. menjadi penasehat dalam untuk
lu dilakukan parenting education da- mrnuju komunitas yang lebih be-
lam mempersiapkan anak untuk me- sar sebagai fungsi pemenuhan
masuki dunia nyata. kasih sayang; dan
4. menjadi kekuatan yang tidak te­
Parenting Education rgantikan dalam kehidupan anak.
Parenting dalam bahasa Indonesia Dalam pada itu, menurut Ki
dapat diartikan sebagai pengasuhan. Hajar Dewantara, parenting educa-
Menurut Brooks (2011) parenting se- tion me­ru­pakan bagian yang tidak
bagai sebuah proses dan interaksi terpisahkan dalam proses pendidikan
antara anak dan orang tua, yaitu ke­ – tripusat pendidikan, yaitu di rumah/
dua belah pihak saling mengubah satu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
sama lain saat anak tumbuh menjadi Keluarga merupakan tempat yang
dewasa. Pengasuhan yang dimaksud pertama dan utama dalam proses
meliputi merawat, melindungi, dan pendidikan anak dengan tugas untuk
membimbing pada kehidupan baru. mendidik anak tentang karakter/budi
Selain itu, parenting juga merupa­ pekerti dan tingkah laku sosial- nilai-
kan pemenuhan kebutuhan anak akan nilai kehidupan. Kehidupan di dalam
cinta, kasih sayang dan nilai-nilai. keluarga harus berhibungan dengan
Pengasuhan dengan kata lain lembaga pendidikan (sekolah) yang

JPNF Vol. 19, No.2 2018 17


Raharja, Pembelajaran Transformatif dalam Parenting Education

berperan sebagai tempat mempe­ 2. Mempertemukan kepentingan


roleh pengetahuan dan memberikan dan keinginan antara pihak ke-
kecerdasan pikiran. Selain itu kelu- luarga dan pihak sekolah guna
arga juga harus berhubungan dengan men­sikron­kan keduanya sehingga
masyarakat untuk mengasuh tentang pendidikan karakter yang dikem-
kecerdasan sosial dan budi pekerti bangkan di lembaga PAUD dapat
yang baik. ditindak lanjuti di lingkungan ke-
luarga 
PEMBAHASAN 3. Menghubungkan antara program
Jenis Kegiatan Parenting Education sekolah dengan program rumah.
Keluarga sebagai unit sosial terke- Berbagai jenis kegiatan yang da-
cil di masyarakat yang terbentuk atas pat dilakukan oleh orangtua dan
dasar komitmen untuk mewujudkan lembaga PAUD untuk melaksanakan
fungsi keluarga khususnya fungsi keselarasan mengembangkan kara-
sosial dan fungsi pendidikan, harus kter anak melalui parenting positive
benar--benar dioptimalkan sebagai menurut Wardaya (2015) adalah:
mitra lembaga PAUD. Oleh karena 1. Parent Gathering: pertemuan
itu melalui program parenting sebagai orang tua dengan pihak lemba-
wadah komunikasi antar orang tua, di ga PAUD yang difasilitasi oleh
samping untuk memberikan sosia­lisasi panitia program parenting guna
terhadap program-program yang dis- membicarakan tentang program-
elenggarakan oleh lembaga PAUD, se- program lembaga PAUD dalam
cara umum tujuan program parenting, hubungannya dengan bimbingan
adalah mengajak para orang tua un- dan pengasuhan anakdi keluarga
tuk bersama-sama memberikan yang dalam rangka menumbuh ke­m­
terbaik untuk anak-anak mereka. bangkan anak secara optimal.
Parenting sebagai upaya pendidi- Materi dalam pertemuan dapat
kan yang dilaksanakan oleh lembaga berbagai hal tentang kebutuhan
penyelenggara bersama-sama de­ tumbuh kembang anak, misalnya
ngan orang tua dan keluarga dengan gizi, makanan, kesehatan, pen-
memanfaatkan sumber-sumber yang didikan karakter dll.
tersedia dalam keluarga dan lingku­ 2. Foundation Class: pembelajaran
ngan yang berbentuk kegiatan bela- bersama anak dengan orang tua di
jar secara mandiri. Parenting sebagai awal masuk sekolah dalam rangka
proses interaksi berkelanjutan antara orientasi dan pengenalan kegia-
lembaga, orang tua dan anak-anak tan di sekolah. Dilaksanakan pada
mereka yang meliputi aktivitas mem- minggu pertama anak-anak masuk
beri makan (nourishing), memberi sekolah di tahun baru.
petunjuk (guiding), dan melindungi 3. Seminar: kegiatan dalam rangka
(protecting) anak ketika mereka tum- program parenting, yang dapat di-
buh berkembang. Secara khusus tu- laksanakan dalam bentuk kegiatan
juan pengembangan program parent- seminar, misalnya mengundang
ing bertujuan untuk:  tokoh/praktisi PAUD yang kom-
1. Meningkatkan pengetahuan dan peten, pakar dongeng, psikolog dll
keterampilan orang tua dalam 4. Hari Konsultasi: dimana pada
melaksanakan perawatan, pe­nga­ hari konsultasi ini orang tua da-
suhan, dan pendidikan anak di da- pat disediakan atau dibuka oleh
lam keluarga sendiri dengan lan- lembaga PAUD dengan waktu in-
dasan dasar-dasar karakter yang sidenti, jumlah hari yang disedia-
baik. kan sesuai dengan tinggi rendah-

18 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Raharja, Pembelajaran Transformatif dalam Parenting Education

nya kasus, atau jumlah orang tua Model Pembelajaran Parenting


yang akan melakukan konsultasi. Education
5. Field Trip: darmawisata, kun- Sebelum menentukan model pem-
jungan wisata atau kunjungan ke belajaran yang cocok untuk program
tempat-tempat yang menunjang parenting education sebagai bagian
kegiatan pembelajaran PAUD ber- dari pendidikan nonformal (pendidi-
sama orang tua. kan orang dewasa) maka perlu di-
6. Home Activities: kegiatan/ak- lakukan tahapan-tahapan sebagai
tivitas di rumah yang di bawa ke berikut:
sekolah, yaitu membawa orang tua 1. Melakukan identifikasi kebutuhan
untuk menginap di sekolah bisa orang tua 
dilakukan dengan kegiatan perke- Setiap orang tua memiliki kebutu-
mahanataupun jika sekolah mam- han dan keinginan yang berbeda-
pu menyediakan tempat menginap beda terhadap anak-anaknya yang
bisa di ruangan. menjadi peserta didik dilembaga
7. Cooking On The Spot: anak-anak PAUD. Ada orang tua yang ingin
belajar masakan, menyajikan ma- anak- bisa cepat membaca, ada
kanan dengan bimbingan guru orang tua yang ingin anak lebih
atau bersama dengan orang tua mandiri, ada orang tua yang ingin
8. Bazaar Day: menyelenggarakan anak pandai menyanyi dan menari
bazaar di lembaga PAUD, anak- dan lain-lain. Oleh karena itu per-
anak menampilkan karyanya yang lu dilakukan identifikasi kebutu-
dijual pada orang tua atau umum han orang tua yang beragam terse-
9. Mini Zoo: menyelenggarakan ke- but sehingga dapat dikembangkan
bun binatang mini di sekolah dan dituangkan dalam kurikulum
yaitu anak-anak membawa bina- lembaga PAUD.
tang kesayangan atau binatang 2. Membentuk kepanitiaan parent-
peliharaan dari rumah ke lembaga ing yang melibatkan komite lem-
PAUD baga. Kepanitiaan dalam pro-
10. Home Education Video: mengirim- gram parenting di bentuk dengan
kan kegiatan pembelajaran anak- melibatkan komite lembaga se-
anak di lembaga PAUD pada orang hingga program parenting yang
tua dalam keeping CD/DVD, agar akan dikembangkan betul-betul
dapat disaksikan dan dipelajari dapat menjembatani kebutuhan
juga oleh orang tua di rumah. orang tua dan kebutuhan lembaga
11. Keterlibatan orangtua di kelas PAUD. Panitia program parenting
anak: kegiatannya biasa dengan dibentuk dengan susunan yang
bermain bersama anak di kelas, jelas sebagaimana bagan sebuah
menjadi sumber belajar di kelas organisasi dengan uraian keerja
biasanya tentang profesinya dan yang operasional. Dalam bagan
orangtua mengetahui cara belajar tersebut sebagaimana kelengka-
anak jika di kelas pan sebuah organisasi diantaranya
12. Home Visit: kegiatan berkunjung ada ketua, sekertaris, bendahara,
ke rumah anak dalam rangka dan seksi-seksi sesuai kebutuhan
mempererat hubungan, menje­ organisasi.
nguk atau membantu menyelesai- 3. Membuat uraian pekerjaan ma­
kan permasalahan tertentu yang sing-masing bagian 
dilakukan secara kekeluargaan. Setelah susunan kepanitiaan un-
tuk program parenting dengan
struktur organisasi yang jelas su-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 19


Raharja, Pembelajaran Transformatif dalam Parenting Education

dah terbentuk selanjutnya masing- jadi agenda kegiatan perlu juga


masing bagian menyusun rencana dipersiapkan alternatif pelaksa-
tugas di masing-masing bagian naannya bila terjadi hambatan di
dan seksi yang ada. lapangan.
4. Menyusun program  Menurut Rasyad (2015) tahapan-
Perangkat organisasi yang terben- tahapan tersebut dapat digambar-
tuk selanjutnya bekerja di bawah kan dengan sederhana dengan bagan
komando ketua program parent- sebagai prototipe model pelatihan
ing untuk menyusun program yang parenting menggunakan pendekatan
akan dilaksanakan, siapa pelak- transformatif. Tahapan awal adalah
sananya, siapa narasumbernya, identifikasi yang meliputi (1) memberi
berapa anggarannya. pengertian kepada orang tua tentang
5. Mengidentifikasi potensi dan mi- mengasuh anak bahan, melaksana-
tra pendukung  kan proses pembelajaran, menetap-
Dengan pengembangan program kan strategi dan media yang sesuai
parenting perlu dijalin kemitraan untuk keluarga miskin, pengecekan
dengan individu seperti peja- hasil, mengidentifikasi kebutuhan be-
bat, tokoh masyarakat, kalangan lajar orang tua, dan mengidentifikasi
profesional misalnya dokter dan perhatian dan rencana pengasuhan
petugas kesehatan, ahli gizi, prak- anak program pelatihan. Pada ta-
tisi PAUD dan institusi baik pe- hap ini, metode yang digunakan ada-
merintah maupun swasta seperti lah wawancara komprehensif, Focus
puskesmas, dinas kesehatan, dinas Group Discussion (FGD), dan obser-
pendidikan, posyandu, dan seba- vasi. (2) Data awal yang didapat dari
gainya. pengamatan lapangan dijelaskan ke
6. Menyusun jadwal kegiatan  dalam strategi pelatihan. (3) Pada ta-
Di samping menyusun program, hap eksplorasi, pengecekan dilakukan
juga menyusun jadwal pelaksa- untuk mengidentifikasi kekuatan dan
naan kegiatan secara rinci dan kelemahan pelatihan parenting pro-
jelas, waktu dan tempat, jumlah gram. (4)
pertemuan dan sebagainya. Tahap terakhir adalah menganali-
7. Melaksanakan program sesuai sa semua data secara kualitatif. Meng-
dengan agenda utip dari Rasyad (ibid) bagan tersebut
Program dan jadwan kegiatan dapat digambarkan seperti sebagai
selanjutnya acuan dalam pelak- berikut:
sanaan di lapangan.Apabila ter-

Bagan 1. Prototipe
model pelatihan
parenting dengan
menggunakan
pendekatan
pembelajaran
transformatif untuk
keluarga (Sumber:
Rasyad, 2015: 52)

20 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Raharja, Pembelajaran Transformatif dalam Parenting Education

Selanjutnya, menurut Rasyad masikan pengetahuan, (6) memoti-


(ibid.) model pengasuhan ini diberi- vasi orang tua untuk mengasuh anak
kan sebagai pengayaan metode pe­ dengan baik, dan (7) memberdayakan
ngasuhan yang diterapkan oleh orang pikiran dengan dunia luar.
tua. Pengayaan dilakukan dalam ben- Menurut Moedzakir (2010) da-
tuk studi kasus, seperti bagaimana lam Rasyad (2015) model pelatihan
menangani masalah yang berkaitan parenting tranformatif harus mampu
dengan mengasuh anak dan bagaima- mengasilkan perubahan (tranforma-
na mendidik anak dengan baik. Se- si). Namun bila tidak terjadi peruba-
cara umum, strategi yang diterapkan han dalam hal pola pikir, persepsi,
dalam model pengasuhan ini adalah paradigma, kepribadian, atau ke-
(1) memusatkan perhatian pada ke- percayaan, berarti hanya mengalami
butuhan orang tua, (2) memicu orang proses belajar - tapi bukan transfor-
tua untuk aktif dan selalu ingin tahu, matif. Perubahan yang besar yang da-
(3) membuat orang tua mengguna- pat diidentifikasi antara lain dalam
8
kan pengalaman sehari-hari mereka hal persepsi, pola pikir, asumsi, sikap,
mendidik anak-anak mereka dengan keyakinan, keinginan, pendapat, dan
baik, dalam
(4) hal pola pikir, persepsi,
meningkatkan paradigma, kepribadian,
kerjasama kemauan.atau Untukkepercayaan,
mencapai berarti hanya
perubahan
mengalami proses belajar - tapi bukan transformatif.
dan meningkatkan kualitas diri dan itu maka diperlukan peran aktif Perubahan yang besar yang dapat
orang
diidentifikasi antara lain dalam hal persepsi, pola pikir, asumsi,
kualitas keluarga mandiri, (5) berbagi tua untuk berpartisipasi dalam prosessikap, keyakinan, keinginan,
pendapat,
informasi, dan kemauan.
tidak hanya Untuk mencapai perubahan
mentransfor- itu maka diperlukan peran aktif orang
parenting.
tua untuk berpartisipasi dalam proses parenting.

Feeling Thinking Awareness Action

Transformative Results

Perception
Thinking pattern
Assumption
CHANGE
Attitude
Belief
Wants
Opinion
Willingness
(Sumber: Rasyad, 2015: 56)

Bagan 2. Pendekatan transformatif digunakan dalam


Bagan 2. model pelatihan parenting
Pendekatan transformatif digunakan dalam model pelatihan(Sumber:
parentingRasyad, 2015: 56)

KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Konsep pendidikan keluarga men-
Dari Dari
uraian
uraiantentang konsep
tentang konsep pen- keluarga
pendidikan
syaratkan peran aktif orangtua
menurut Ki Hajar Dewantara, definisi
didikan keluarga menurut Ki Hajar dan orang dewasa
parenting education dan pendekatan transformatif yang yang diimplementasikandi alam keluarga
dalam
Dewantara, definisi parenting educa- berperan
pelatihan parenting, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain: sebagai penuntun, pen-
tion dan pendekatan
1. Konsep pendidikan transformatif gajar,
keluarga mensyaratkan peran aktifdan pendamping
orangtua (ing ngarsa
dan orang dewasa di
yang yang diimplementasikan dalam sungtuladha, ing madya
alam keluarga berperan sebagai penuntun, pengajar, dan pendamping (ing ngarsa mangun
parenting,
pelatihansungtuladha, ing dapat karsa, tutwuri karsa,
disimpul-
madya mangun tutwuri handayani).
handayani).
kan beberapa
2. Dalam hal, antara
Parenting 2. DalamempatParenting
lain: orangtua mempunyai
Education Education
peran yaitu memberikan
lingkungan yang protektif, memberikan pengalaman-pengalaman baru, menjadi
penasehat, pemenuhan kasih sayang.
3. Pendekatan transformatif dalam pelatihan parenting memerlukan patisipasi aktif
orangtua dalam proses parenting.
Dari ketiga pernyataan tersebut maka dapat ditarikJPNF
kesimpulan bahwa
Vol. 19, model 2018
No.2 pendekatan21
transformatif dalam pelatihan parenting sangat sesuai dengan konsep pendidikan keluarga
menurut Ki Hajar Dewantara dan konsep parenting education.
Raharja, Pembelajaran Transformatif dalam Parenting Education

orangtua mempunyai empat per- Dari ketiga pernyataan tersebut


an yaitu memberikan lingkungan maka dapat ditarik kesimpulan bah-
yang protektif, memberikan pe­ wa model pendekatan transformatif
ngalaman-pengalaman baru, men- dalam pelatihan parenting sangat se­
jadi penasehat, pemenuhan kasih suai dengan konsep pendidikan ke-
sayang. luarga menurut Ki Hajar Dewantara
3. Pendekatan transformatif dalam dan konsep parenting education.
pelatihan parenting memerlukan
patisipasi aktif orangtua dalam
proses parenting.

DAFTAR PUSTAKA

Ach. Rasyad. 2015. “Developing a Parenting Training Model of


Character Education for Young Learners from Poor Families by
Using Transformative Learning Approach” dalam International
Education Studies; Vol. 8, No. 8; 2015 Canadian Center of Science
and Education

Jane Brooks, The Process of Parenting. Terjemahan Muhammad Fajar.


2011. Yogjakarta: pustaka Pelajar

Direktorat Pembinaan PAUD. 2014. Program pemberdayaan orang tua pada


PAUD. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal

Mukodi. 2017. Pendidikan Kanak-Kanak dan Pendidikan Keluarga: Studi


Kritis Pemikiran Ki Hadjar Dewantara. www.academia.edu/9750630 diunduh
tanggal 05 Desember 2017

Neni Yohana. 2017. “Konsepsi Pendidikan Dalam Keluarga” dalam OASIS


Jurnal Ilmiah Kajian Islam. Vol 2. No 1 Februari 2017

Tim Taman Siswa. 1977. Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian Pertama.


Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.

-----------------------. 1976. Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian Kedua.


Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
Wardaya, C. U. (2015). Pengembangan pendidikan karakter anak usia dini
dalam Keluarga. Diakses 8 November 2017. http://www.tkplb.org/
index.php/11-warta/73-pengembangan-pendidikan-karakteranak-
usia-dini-dalam-keluarga

22 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

PENGASUHAN HIDUP SEHAT PADA ANAK USIA DINI

Widya Ayu Puspita

Abstrak

Pengasuhan bukanlah sesuatu yang diperoleh secara otomatis dan


berdasarkan insting atau naluri semata, melainkan merupakan serangkaian
pengetahuan, pengalaman dan keahlian yang diperoleh dan dipelajari
sepanjang waktu. Dengan demikian, pengasuhan adalah pengetahuan,
pengalaman, keahlian dalam melakukan pemeliharaan, perlindungan,
pemberian kasih sayang dan pengarahan kepada anak. Pengasuhan
adalah suata masa ketika orangtua memberikan sumber daya paling dasar
kepada anak, pemenuhan kebutuhan anak, kasih sayang, memberikan
perhatian dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada anak. Tujuan
dari penelitian ini adalah memberikan gambaran mengenai pengasuhan
pada anak usia dini dan hidup sehat sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal dengan status kesehatan yang baik. Metode
penelitian yang digunakan adalah potong lintang (crossectional study),
dengan responden 20 orangtua, yang dilakukan pada bulan Pebruari –
Maret 2018, pada empat satuan PAUD di Kota Surabaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan hidup sehat
dilakukan baik di rumah maupun di satuan PAUD. Namun demikian ada
beberapa hal yang frekuensinya jarang dilakukan, yaitu memotong kuku
secara berkala, menggosok gigi dengan benar dan mencuci tangan dengan
tujuh langkah cuci tangan. Terkait dengan makanan kesukaan anak, pada
dasarnya anak menyukai semua jenis makanan, namun banyak anak
yang tidak suka sayur. Olahraga yang disukai anak antara lain senam dan
kegiatan gerak berirama.
Kesimpulan dari penelitian adalah pengasuhan hidup sehat merupakan
suatu proses pengalaman, keterampilan, kualitas dan tanggung jawab
sebagai orangtua dalam mendidik dan merawat anak, proses yang
kompleks, melibatkan banyak unsur, dan hasilnya sebagiannya sangat
tergantung pada interaksi antar unsur tersebut. Pengasuhan yang positif
akan mampu menanamkan kebiasaan hidup sehat pada anak, yang akan
berdampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kata kunci : Pengasuhan, hidup sehat, pertumbuhan dan perkembangan

JPNF Vol. 19, No.2 2018 23


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Abstract

Child rearing is not something that is obtained automatically and by


instinct, but rather a set of knowledge, experience and expertise, gained
and learned over time. Thus, child rearing is the knowledge, experience,
expertise in maintenance, protection, giving love and direction to the child.
Parenting is a time when parents provide the most basic resources to the
child, the fulfillment of children’s needs, affection, attention and teach the
values ​​of goodness to the child. The purpose of this study was to provide an
overview of care in early childhood and healthy living so that children can
grow and develop optimally with good health status. The research method
used is cross-sectional study, with respondents 20 parents, conducted in
February - March 2018, at four early childhood education in Surabaya.
The results showed that good health care was performed both at home
and in early childhood education, but there were some rarely frequent
occasions, like cutting nails periodically, brushing teeth properly and
washing hands with seven handwashing steps. The conclusion of the study
was that the care of healthy living is a process of experience, skills, qualities
and responsibilities as parents in educating and caring for children, a
complex process, involving many elements, and the result partly depends
on the interaction between the elements. Positive parenting will be able to
instill healthy habits in children, which will have a positive impact on the
growth and development of children.
Keywords : child rearing, healthy life style, growth and development

24 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

PENDAHULUAN ini menunjukkan bahwa pengasu-


Latar Belakang han sering memiliki pola yang sama
Pengasuhan memiliki peranan dan diwariskan dari satu generasi ke
yang sangat penting dalam memben- generasi. Warisan ini seringkali me-
tuk kualitas hidup anak, dan sepan­ nyebabkan sulitnya perubahan pola
jang sejarah kehidupan manusia, asuh, terutama dengan selalu ter-
pengasuhan menjadi suatu alat pe- jadinya perkembangan jaman, yang
nyampai pesan kepada anak tentang menuntut dinamika dalam pola asuh.
tata nilai. Oleh karena itu, pengasu- Keterampilan pengasuhan meru-
han menjadi sangat bervariasi antar juk kecakapan yang dimiliki oleh
budaya dan masyarakat sehingga orangtua dalam memfasilitasi anak
membentuk pola yang beragam. Pola agar tumbuh dan berkembang secara
yang beragam menyebabkan kualitas optimal. Keterampilan tersebut dapat
hidup anak bervariasi antar budaya berupa cara berkomunikasi, cara men-
dan masyarakat. Keberagaman terse- erapkan disiplin positif, kecakapan
but membuat studi tentang pengasu- menangani anak dengan berbagai usia
han berlangsung dinamis, dan dalam dan karakteristik, strategi mengem-
dinamikanya terdapat keunikan yang bangkan kecakapan sosialisasi dan
mungkin hanya dijumpai pada buda- komunikasi, dan sebagainya. Kete­
ya-budaya tertentu. rampilan yang dimiliki oleh orangtua
Pengasuhan sering disebut sebagai mencakup kecakapan untuk mengeta-
“child-rearing”, yaitu pengalaman, hui karakteristik anak, kemampuan
keterampilan, kualitas dan tanggung berkomunikasi secara efektif, mema-
jawab sebagai orangtua dalam men- hami kebutuhan anak, sehingga dapat
didik dan merawat anak. Pengasuhan memberikan stimulasi yang sesuai,
juga merupakan suatu proses untuk agar anak dapat tumbuh dan berkem-
menumbuhkan dan mendidik anak. bang secara optimal.
Dengan demikian, pengasuhan se­ Keterampilan orangtua bukanlah
sungguhnya suatu proses yang ko­m­ sesuatu yang diwariskan, tetapi di-
pleks, melibatkan banyak unsur, dan tumbuhkan dan ditingkatkan, serta
hasilnya sebagiannya sangat tergan- disesuaikan dengan kondisi peruba-
tung pada interaksi antar unsur terse- han zaman yang terjadi, sehingga
but. Pengasuhan dipengaruhi pula pola pengasuhan juga sesuai dengan
oleh banyak hal, yaitu : (1) pengala- perkembangan jaman. Perkemba­
man; (2) keterampilan; (3) kualitas ngan jaman di dalamnya termasuk
orang tua; dan (4) tanggung jawab. perkembangan teknologi informasi
Pengalaman yang dimiliki oleh dan komunikasi, yang berjalan pesat
orangtua, misalnya cara orangtua da- dan mau tidak mau, harus diikuti oleh
hulu diasuh, akan mempengaruhi cara orangtua. Pada saat ini, orangtua di-
orangtua mengasuh anak-anaknya, tuntut memiliki keterampilan untuk
demikian pula dengan nilai-nilai pe­ mengasuh anak di era digital, sehing-
ngasuhan yang diperoleh dan di­­wa­­ ga anak memiliki kebijaksanaan da-
ris­kan dari generasi ke generasi. Pe­ lam pemanfaatan teknologi.
ngalaman yang dimiliki oleh orangtua Orangtua diharapkan memiliki
sangat mempengaruhi cara yang di- keterampilan pendampingan anak,
lakukan oleh orangtua dalam me­ yang memang terus berubah secara
ngasuh anak, sehingga seringkali ter- cepat seiring perkembangan teknolo-
lihat cara orangtua mengasuh anak gi, sementara di sisi lain, orangtua
hampir sama dengan cara yang di- juga disibukkan oleh berbagai aktivi-
lakukan oleh orangtua mereka. Hal tas karena adanya tuntutan ekonomi

JPNF Vol. 19, No.2 2018 25


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

yang terus meningkat. Teknologi akan pengetahuan, pengalaman, keahlian


sangat berpengaruh terhadap sikap, dalam melakukan pemeliharaan, per-
pengetahuan dan keterampilan anak, lindungan, pemberian kasih sayang
sehingga pengasuhan yang tepat ha­ dan pengarahan kepada anak. Pe­
rus dapat mengakomodir perubahan- ngasuhan adalah suata masa ketika
perubahan tersebut, yang pada akhir­ orangtua memberikan sumber daya
nya, diharapkan perilaku anak tetap paling dasar kepada anak, pemenuhan
positif, yaitu memiliki akhlak mulia, kebutuhan anak, kasih sayang, per-
cerdas, sehat dan bahagia. hatian yang memadai dan mengajar-
Kualitas orangtua mencakup ting- kan nilai-nilai kebaikan kepada anak.
kat pendidikan, kondisi sosial ekono- Melalui pengasuhan terjadi transfer
mi, persepsi, nilai dan norma yang nilai dari generasi ke generasi. Pada
dianut, kematangan atau kedewasaan akhirnya, pengasuhan juga merupa-
orangtua, personalitas, dan hal-hal kan suatu proses yang terjadi dalam
lain secara individu, yang terdapat keluarga, yang di dalamnya terlibat
dalam diri orangtua dan berpengaruh interaksi intensif antara orang de-
terhadap kualitas pengasuhan. Kuali- wasa dan anak, sehingga terjadi pula
tas orangtua akan mempengaruhi pembentukan karakter. Pembentukan
pengetahuan, sikap, keterampilan karakter secara efektif terjadi keti-
orangtua dalam melakukan pengasu- ka anak berada dalam usia dini, dan
han. Kualitas orangtua sangat dipe­ berada dalam lingkungan keluarga.
ngaruhi oleh persepsi orang lain, pe­ Karakter positif yang terbentuk sejak
ngalaman, tingkat pendidikan, status dini dalam keluarga, kelak akan mam-
sosial, ekonomi, budaya, kesehatan, pu membentengi anak dari berbagai
maupun akses ke sumber-sumber in- situasi dan kondisi lingkungan yang
formasi. kurang baik bagi kehidupan anak.
Tanggung jawab merupakan ke- Agar anak dapat tumbuh dan
mampuan untuk menunjukkan integ- berkembang dengan baik, diperlukan
ritasnya dalam proses pengasuhan, dua faktor yang saling berkaitan, yaitu
menghindari pengabaian, memi- interaksi ibu dan anak secara timbal
liki empati dan pemahaman terh- balik dan pemberian stimulasi. Ke­
adap setiap detail pertumbuhan dan dua faktor tersebut terhubung dalam
perkembangan anak. Tanggung jawab bentuk pengasuhan. Proses pengasu-
orangtua terhadap anak sangat ber- han akan mencakup interaksi antara
pengaruh terhadap pola pengasuhan. anak, orangtua dan masyarakat ling-
Orangtua yang memiliki tanggung kungannya, penyesuaian kebutuhan
jawab penuh terhadap pertumbuhan hidup dan temperamen anak dengan
dan perkembangan anak akan senan- orangtua, pemenuhan tanggung jawab
tiasa berusaha untuk memberikan untuk membesarkan dan memenuhi
yang terbaik untuk anak dan sedapat kebutuhan anak, proses mendukung
mungkin menghindarkan anak dari atau menolak keberadaan anak dan
hal-hal yang merugikan pertumbuhan orangtua, proses mengurangi risiko
dan perkembangannya. dan perlindungan terhadap individu
Peran pengasuhan bukanlah se­ dan lingkungan sosialnya.
suatu yang diperoleh secara otomatis Pengasuhan adalah sebuah pro­
dan berdasarkan insting atau naluri ses panjang dalam kehidupan seorang
semata, melainkan merupakan serang- anak. Mulai dari masa prenatal, hing-
kaian pengetahuan, pengalaman dan ga kanak-kanak berakhir, masa usia
keahlian yang diperoleh dan dipelajari sekolah, masa remaja dan dewasa.
sepanjang waktu. Pengasuhan adalah Pengasuhan dilakukan untuk semua

26 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

area perkembangan dan perilaku anak, vokasi), bina suasana (social support)
termasuk hidup sehat, sehingga akan dan pemberdayaan masyarakat (em-
sangat berpengaruh terhadap pertum- powerman) sebagai suatu upaya un-
buhan dan perkembangan anak se- tuk membantu masyarakat mengenali
lama masa kehidupannya. Demikian dan mengatasi masalahnya sendiri,
pula dengan pengasuhan hidup sehat, dalam tatanan masing-masing, agar
akan sangat berpengaruh pada status dapat menerapkan cara-cara hidup
kesehatan anak pada saat ini maupun sehat, dalam rangka menjaga, meme-
di masa mendatang. lihara dan meningkatkan kesehatan
Hidup sehat merupakan salah (Maryunani A, 2013). Paparan ini me-
satu bentuk perilaku yang hendaknya nyatakan bahwa perilaku hidup sehat
ditanamkan sejak usia dini, karena pada anak merupakan upaya untuk
menentukan status kesehatan anak memberikan pengalaman belajar agar
di masa depan. Perilaku hidup sehat mengenali dan mengatasi masalahnya
diawali dengan perilaku sehat. Pe- sendiri, agar dapat menerapkan cara-
rilaku sehat adalah adalah pengeta- cara hidup sehat, dalam rangka men-
huan, sikap dan tindakan proaktif un- jaga, memelihara dan meningkatkan
tuk memelihara dan mencegah risiko kesehatan.
terjadinya penyakit, melindungi diri Penanaman perilaku tersebut
dari ancaman penyakit, serta ber- salah satunya dilakukan di keluarga
peran aktif dalam gerakan Keseha- dalam bentuk pola pengasuhan. Pola
tan Masyarakat (Maryunani A, 2013). pengasuhan hidup sehat menjadi
Hidup sehat dapat dicapai melalui penting dalam upaya pembentukan
pembiasaan perilaku sehat dan pe- tumbuh kembang anak, karena sta-
rubahan dari perilaku tidak sehat tus kesehatan dan gizi yang dicapai
menjadi perilaku sehat, dapat pula se- oleh anak akan menentukan kualitas
bagai suatu pola hidup yang didalam- perkembangan pada saat ini dan se-
nya terdapat berbagai upaya untuk lanjutnya.
meningkatkan status kesehatan secara Pengasuhan hidup sehat seba-
sadar dan mandiri. Hidup sehat dapat gaimana lima pesan dalam perilaku
membangun karakter positif, yang di- hidup bersih dan sehat, diantaranya
harapkan dapat mempengaruhi orang mencakup (1) pola makan, (2) me­
lain untuk hidup sehat pula. njaga kebersihan diri dalam bentuk
Perilaku hidup sehat adalah se- mencuci tangan dan menggosok gigi
mua perilaku yang dilakukan atas dengan langkah-langkah yang benar,
kesadaran sehingga anggota kelu- buang air kecil dan air besar di tem-
arga atau keluarga dapat menolong patnya, membuang sampah pada tem-
dirinya sendiri di bidang kesehatan patnya, mandi secara teratur, (3) men-
dan berperan aktif dalam berbagai jaga kebersihan lingkungan, (4) olah
kegiatan kesehatan di masyarakat. raga yang benar dan (5) istirahat yang
Perilaku hidup sehat juga merupa- teratur.
kan upaya untuk memberikan pen- Pengasuhan hidup sehat salah sa-
galaman belajar atau menciptakan tunya dimaksudkan agar anak men-
suatu kondisi bagi perorangan, ke- capai kompetensi fisik dan non fisik.
luarga, kelompok dan masyarakat, Kompetensi fisik antara lain bebas
dengan membuka jalan komunikasi, dari penyakit ataupun infeksi yang
memberikan informasi dan melaku- mengganggu tubuh. Ini dapat dilihat
kan edukasi, untuk me­ningkatkan dari penampilan dan aktivitas fisik
pengetahuan, sikap dan perilaku, yang lincah dan banyak bergerak, se-
melalui pendekatan pimpinan (ad- hingga keberhasilan dari pengasuhan

JPNF Vol. 19, No.2 2018 27


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

hidup sehat dapat dilihat dari status positif. Ketika anak masih berada da-
gizi, angka morbiditas (kesakitan), lam kandungan, pengasuhan hidup
dan angka kematian bayi dan balita. sehat yang dapat dilakukan antara
Sementara itu, kompetensi non fisik lain :
yang hendak dicapai antara lain in- 1. Dukungan ayah terhadap keseha-
telektual, emosi, sosial, moral serta tan fisik dan psikis ibu, yang akan
kepercayaan. berpengaruh terhadap kesehatan
Dari uraian di atas, maka secara janin yang berada dalam kand-
umum tulisan ini akan mendeskripsi- ungan. Dukungan ayah dapat be­
kan gambaran pengasuhan anak dan rupa:
secara khusus pengasuhan hidup sehat a. Memastikan ketersediaan sum-
pada anak usia dini. Deskripsi terse- ber daya yang memadai bagi
but menguaraikan tentang pengasu- ibu hamil
han hidup sehat, peran orangtua, fak- b. Memastikan bahwa selama ke-
tor yang mempengaruhi pengasuhan hamilan, ibu hamil memerik-
hidup sehat dan dampak pengasuhan sakan diri ke fasilitas keseha-
hidup sehat bagi tumbuh kembang tan minimal 4 kali
anak. c. Menghindarkan ibu hamil dari
segala bentuk tekanan/stres
Kajian Pustaka yang berat
Pentingnya Pengasuhan Hidup Sehat d. Membantu dalam pelaksanaan
Pengasuhan hidup sehat meme- tugas-tugas kerumahtanggaan
gang peranan yang sangat penting e. Berpikiran terbuka
bagi kehidupan anak pada saat ini dan f. Berkomunikasi dengan ibu se-
masa mendatang. Kita dihadapkan cara baik dan positif
pada banyak sekali permasalahan ke­ g. Memberikan perhatian dan
sehatan yang mengancam kehidupan. kasih sayang yang memadai
Antara lain, penyakit degeneratif yang h. Selalu siap membantu, dan se-
makin tinggi prevalensinya, ancaman bagainya
perusakan lingkungan sehingga mem- 2. Ibu mengkonsumsi makanan sehat
bahayakan kesehatan, berbagai infek- yang seimbang
si virus dan bakteri, penurunan sistem 3. Mengajak janin berbicara
kekebalan tubuh manusia, semakin 4. Menghindari rokok dan obat-obat­
sulitnya mendapatkan makanan yang an yang berbahaya
aman, sehat dan bergizi, maraknya 5. Menghindari stres
penggunaan alkohol, tingginya kon- 6. Istirahat teratur
sumsi rokok, praktek penggunaan 7. Olahraga ringan
obat-obatan yang tidak rasional dan 8. Mencegah timbulnya trauma, baik
ilegal, serta berbagai permasalahan secara fisik maupun psikologis,
lainnya yang semakin kompleks. Atas dan lain-lain
dasar ini, penting sekali setiap upaya Ketika bayi sudah dilahirkan, pe­
untuk membekali anak sejak dini, se- ngasuhan hidup sehat yang dapat di-
hingga memiliki sikap, pengetahuan lakukan antara lain :
dan keterampilan yang benar tentang 1. Memberikan ASI sesuai dengan
kesehatan. kebutuhan bayi
Pengasuhan hidup sehat dimu- 2. Sering memeluk dan menimang
lai sejak dalam keluarga, ketika anak bayi dengan lembut dan penuh
masih berada dalam kandungan, di- kasih sayang
hayati dan dipraktikkan oleh orang- 3. Menatap mata bayi, tersenyum,
tua dalam keseharian sebagai perilaku mengajak berbicara dan menyanyi

28 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

atau bersenandung bangan, personalitas, gender)


4. Memutarkan musik/lagu yang me- Jenis kelamin anak-anak tampaknya
nenangkan mempengaruhi hubungan antara
5. Memberikan makanan dan minu- kesehatan dan kelas sosial. Analisis
man yang sehat sesuai kebutuhan data kesehatan pada sampel di
dan usia anak
atas 60.000 anak-anak Finlandia
6. Memperkenalkan anak dengan
menunjukkan bahwa anak laki-laki
lingkungan sekitar
7. Menjaga hubungan keluarga yang memiliki kesehatan secara keseluruhan
harmonis lebih besar risikonya dibanding anak
8. Berkomunikasi secara positif perempuan. Akan tetapi, perbedaan
9. Menerapkan disiplin positif gender dalam indikator kesehatan itu
10. Menjadi teladan dan membiasa- lebih berbasis kelas sosial (misalnya
kan perilaku hidup sehat resiko tertunda pembangunan, ditunda
11. Memastikan imunisasi dasar wajib mulai sekolah, kehadiran dalam
lengkap, dan sebagainya program pendidikan khusus) secara
Perilaku hidup sehat pada anak substansial lebih besar dari pada
diperoleh melalui mekanisme sosial-
indikator kesehatan anak yang berbasis
isasi dan internalisasi, yang terutama
biologis.
diawali oleh keluarga, yang kemudian
2. Lingkungan di luar keluarga (te-
dipengaruhi oleh lingkungan. Terda­
man sebaya, media, sekolah)
pat dua hal yang mempengaruhi so-
Lingkungan di luar keluarga sa­
sialisasi dan internalisasi, yaitu :
ngat berpengaruh terhadap pe-
1. Kesempatan untuk mempelajari
rilaku dan perubahan perilaku
perilaku yang penting bagi keseha-
pada anak, terutama yang secara
tan anak. Apabila anak memiliki
intensif dilihat dan didengar oleh
kesempatan yang memadai untuk
anak. Hal ini sesuai dengan tahap
belajar, maka kemampuan untuk
perkembangan anak yang salah
meniru dan mempraktekkan peri-
satunya adalah belajar melalui
laku hidup sehat dengan baik.
imitasi atau meniru.
2. Mekanisme yang terjadi dalam ke-
3. Hubungan antara orangtua dan
luarga maupun lingkungan, seh-
anggota keluarga yang lain
ingga anak dapat mempelajari pe-
Hubungan antara anak dengan
rilaku hidup sehat. Mekanisme ini
orangtua dan anggota keluarga
termasuk keteladanan dan pembi-
yang lain juga sangat berpengaruhi
asaan yang dilakukan oleh seluruh
terhadap perilaku dan perubahan
anggota keluarga. Melalui kete-
perilaku, karena keeratan tersebut
ladanan, anak dapat mengamati
sangat berpengaruh pada perkem-
contoh atau model perilaku positif
bangan fisik dan psikologis, yang
untuk ditiru. Melalui pembiasaan,
pada akhirnya berpengaruh pada
akan akan mempelajari perilaku
perilaku anak.
hidup bersih dan sehat secara be­
4. Penelitian menunjukkan bahwa
rulang, sehingga menjadi perilaku
orangtua dan anggota keluarga
yang menetap.
memberikan model perilaku kese-
hatan, menunjukkan, mengajarkan
Pada beberapa studi, ditemukan
dan pada akhirnya memperkuat
bahwa kedua hal di atas sangat dipe­
perilaku kesehatan anak. Hal ini
ngaruhi oleh :
disebut sebagai latar belakang
1. Latar belakang dan karakteristik
karakteristik dan personalitas
anak (kondisi demografis, perkem-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 29


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

orangtua. Oleh karena itu, apabila Seiring dengan perkembangan


orangtua memiliki latar belakang anak yang mencapai tahap perkem-
dan personalitas yang positif ten- bangan operasional konkret, terjadi
tang kesehatan, hal ini akan mem- perkembangan pemikiran tentang
pengaruhi perilaku hidup sehat kesehatan, prinsip kesehatan dan pe-
yang ditunjukkan oleh anak. nyakit, dan pola pemikiran anak mulai
menyerupai orang dewasa, meskipun
Pemahaman Anak tentang Kesehatan cukup sederhana. Misalnya, anak-
Pemahaman anak tentang keseha- anak pada tahap ini telah menemu-
tan dapat dilihat dari dua hal. Per- kan kepercayaan bahwa kuman me-
tama, fokus pada pemahaman anak nyebabkan semua penyakit, kesehatan
terhadap konsep kesehatan, termasuk bergantung pada layanan kesehatan
penyebab penyakit, pengetahuan ten- tertentu yang tersedia dalam suatu
tang kesehatan serta isu-isu lainnya. wilayah, penyakit dapat dicegah den-
Hal ini merefleksikan perkemban- gan pola hidup bersih, makan maka-
gan struktural-kognitif, sebagaima- nan yang sehat dapat meningkatkan
na dikemukakan oleh Piaget. Hal ini kebugaran tubuh, dan sebagainya.
difokuskan pada perkembangan pe- Di masa operasional formal, perkem-
rilaku dan pemikiran sesuai dengan bangan kognitif lebih lebih baik lagi.
usia anak. Agar anak dapat memprak- Konsep seperti infeksi dan perilaku
tekkan pola hidup sehat sesuai dengan preventif adalah upaya-upaya untuk
usianya. Misalnya, mencuci tangan, menjaga kesehatan, dan hal ini cukup
menggosok gigi, makan makanan se- dimengerti oleh anak, sehingga cukup
hat, dengan pemantauan orang dewa- mudah untuk melakukan sosialisasi
sa atau orangtua atau guru. pentingnya hidup sehat pada anak.
Perspektif yang kedua memper- Pendekatan Piagetian untuk me-
timbangkan perilaku kesehatan dari mahami konsep anak tentang kese­
perbedaan individual anak. Terkait hatan dan penyakit mengalami tan-
dengan perilaku hidup sehat pada tangan. Eiser (1989) mengemukakan
anak, beberapa aspek terkait sebe- model pengembangan kognitif non-
narnya sudah banyak diteliti. Hal ini Piagetian untuk memahami kognisi
termasuk pemikiran, pengetahuan anak-anak tentang kesehatan dan pe-
dan pemahaman tentang kesehatan nyakit. Secara khusus, dia menawar-
dan penyakit. Pemahaman terhadap kan teori naskah dan model peruba­
kerja tubuh dipahami oleh anak yang han konseptual sebagai teori alternatif
berusia 9 tahun ke atas, dan dapat model untuk menjelaskan sikap anak
menjelaskan sistem tubuh dan meka- tentang kesehatan dan penyakit. Teori
nismenya. naskah, menurut Nelson (1986), anak
Penelitian yang lainnya menemu- mengembangkan skrip, sekuensial,
kan bahwa pada anak usia 4–8 tahun, representasi sehari-hari, kejadian bi-
cukup dapat menerapkan perilaku asa seperti pergi ke toko atau sarapan
hidup sehat apabila dibandingkan pagi. Anak-anak dapat mengatur ke­
dengan anak yang lebih berusia lebih gi­atan yang terkait dengan kesehatan,
muda. Hal ini dimungkinkan karena seperti pergi ke dokter, mengingat dan
pada anak usia 4 – 8 tahun, perkem- mengurutkan kondisi spesifik yang
bangan fisik motorik serta kognitif- terjadi dalam suatu hari.
nya jauh lebih tinggi dibandingkan Perspektif Vygotskian mungkin
anak-anak yang berusia di bawahnya, juga menjelaskan hubungan antara
sehingga pemahamannya juga sudah perkembangan kognitif anak dan so-
berkembang lebih baik. sialisasi kesehatan. Untuk anak usia

30 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

dini, orangtua menciptakan situa- lan dan hasilnya pada pertumbuhan


si belajar yang didukung di mana dan perkembangan anak. Orangtua
anak-anak, sehingga dapat memper- merupakan guru yang utama dan per-
luas keterampilan dan pengetahuan tama bagi anak, sehingga pemahaman
mereka ke tingkat kompetensi yang nilai-nilai positif terkait pola hidup
lebih tinggi (Rogoff, 1997). Keterli- sehat sangat memerlukan peran ak-
batan orang tua dalam proses ini, da- tif orangtua. Peran orangtua tersebut
pat dijelaskan dalam enam tahap: (1) mencakup :
mendapatkan minat anak, (2) menye- 1. Transfer nilai-nilai positif
derhanakan tugas dengan mengurangi Transfer nilai-nilai terjadi dalam
jumlah langkah untuk solusi masalah kehidupan sehari-hari, berbaur
yang masuk akal, jumlah yang dapat dengan berbagai aktivitas yang
dikelola, (3) memotivasi anak untuk dilakukan oleh orangtua, anggota
mempertahankan minat dan partisi- keluarga lain dan anak. Dalam
pasi dalam tugas tersebut, (4) men- transfer nilai, terutama bagi anak
catat perbedaan penting antara kedu­ usia dini, maka biasanya dilaku-
anya kinerja tugas anak dan solusi kan dalam proses pembiasaan (ha-
ideal, (5) mengendalikan frustrasi dan bituasi) dan keteladanan.
risiko, dan (6) memodelkan versi ideal 2. Pendampingan perilaku hidup se-
dari tindakan tersebut. Setiap lang- hat
kah ini menyiratkan bahwa orang tua Orangtua memiliki peran dalam
bertindak sebagai respons terhadap melakukan pendampingan, da-
anak tersebut kemajuan dan merevisi lam arti memastikan bahwa pola
perancah untuk menanggapi prestasi hidup sehat dipahami dan dilak-
anak. sanakan oleh anak sesuai dengan
Proses ini bisa diterapkan pada usia, termasuk memberikan peng-
cara anak belajar. Jumlah tugas baru, hargaan apabila anak menunjuk-
termasuk namun tidak terbatas pada kan perkembangan dan memberi-
kesehatan dan keselamatan perilaku kan motivasi apabila anak belum
seperti menyikat gigi, pemilihan ma- mencapai perkembangan.
kanan, dan merawat anak di bawah 3. Pengulangan
umur. Penelitian dalam perbedaan in- Anak usia dini belajar secara ber-
dividu tradisi dalam sikap kesehatan tahap, dengan pengulangan-pe­
anak dan perilaku telah berfokus pada ngulangan sesuai dengan kondisi
dua bidang: kerentanan yang dira- anak. Perilaku positif hendaknya
sakan anak-anak untuk masalah kes- diulang-ulang, sehingga menjadi
ehatan dan motivasi kesehatan anak. perilaku yang menetap dan men-
Beberapa peneliti telah mengonsep- jadi kebiasaan. Agar menjadi ke-
tualisasikan motivasi kesehatan anak biasaan yang menetap, maka perlu
sebagai anak keyakinan tentang kon- penguatan (reinforcement).
trol mereka terhadap kesehatan me­ 4. Penguatan
reka. Penguatan perilaku positif dapat
dilakukan oleh orangtua melalui
Peran Orangtua pemberian penghargaan. Penghar-
Orang tua mempengaruhi keseha- gaan yang diberikan kepada anak
tan anak-anak mereka melalui ber- hendaknya tidak berupa materi,
bagai mekanisme, termasuk keyaki- dan penghargaan diberikan atas
nan dan perilaku mereka. Keyakinan perilaku yang ditunjukkan oleh
dan perilaku orangtua mempenga­ anak. Penghargaan yang tidak
ruhi sikap, pengetahuan, keterampi- berupa materi antara lain acungan

JPNF Vol. 19, No.2 2018 31


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

jempol, senyuman, tepuk tangan, tentang kesehatan anak menunjukkan


kata-kata positif, anggukan, dan hal tersebut merupakan faktor penting
sebagainya. dalam perilaku anak dan sosialisasi
5. Pengkondisian perilaku kesehatan anak-anak mer-
Orangtua dapat mengkondisikan eka. Perilaku terkait kesehatan tam-
situasi, sehingga pola hidup sehat paknya mencerminkan pengasuhan
dapat dipelajari oleh anak terinte- orangtua, peran dan kontrol orang-
grasi dalam setiap aktivitasnya se- tua terhadap banyak aspek perilaku
hari-hari. Pengkondisian tersebut anak (Hartup, 1979). Lau dan rekan-
dapat dilakukan dengan: rekannya pada tahun 1990 menemu-
a. Menyediakan sarana yang kan bahwa ibu mempengaruhi anak
diperlukan, misalnya perleng- mereka secara tidak langsung, melalui
kapan untuk menggosok gigi, transmisi keyakinan kesehatan, atau
menyediakan makanan sehat secara langsung melalui pelatihan ek-
di rumah, menyediakan alat splisit di empat bidang perilaku kes-
main yang aman ehatan, yaitu olahraga, diet, penggu-
b. Memberikan kesempatan ke- naan alkohol, dan penggunaan sabuk
pada anak untuk melakukan pengaman
aktivitas hidup sehat sehari- Dalam penyelidikan hubungan
hari, misalnya berolahraga, is- antara keyakinan kesehatan ibu dan
tirahat yang memadai anak-anak mereka, Dielman dan re-
c. Menjadi “teman” bagi anak kannya menemukan bahwa persepsi
ketika melakukan aktivitas ibu dana anak tentang keseriusan
hidup sehat dan kerentanan terhadap penyakit
Peran orangtua dipengaruhi oleh secara signifikan terkait. Penelitian
dua hal, yaitu keyakinan orangtua terbaru lainnya menyiratkan dampak
akan kesehatan dan nilai-nilai orang- signifikan dari perlakuan orang tua
tua tentang kesehatan. Kedua hal dan kerentanan kesehatan anak-anak
tersebut saling berinteraksi, memben- mereka. Terdapat pula temuan pene-
tuk berbagai pola peran yang ditun- litian tentang sindrom anak rentan,
jukkan oleh orangtua. Pola-pola peran yang ditandai dengan meningkatnya
inilah yang akan membedakan antara persepsi orangtua tentang kerentanan
keluarga dan hasilnya dalam pemben- anak untuk sakit atau cedera, yang
tukan pola hidup sehat pada anak. nyata atau ditakuti.
Kecemasan orangtua tentang sta-
Keyakinan Orang Tua tus kesehatan anak juga berhubun-
Studi tentang sikap dan keper- gan dengan perilaku orangtua untuk
cayaan orangtua menunjukkan bah- mencari layanan kesehatan. Orangtua
wa proses sosialisasi yang dilakukan yang mengalami lebih banyak kece-
orangtua dipandu oleh konteks bu- masan tentang gejala bayi mereka
daya. Data pendukung hubungan ini lebih cenderung untuk mencari pera-
ditemukan paling menonjol dalam watan kesehatan dibanding orang tua
domain perkembangan kognitif dan yang kurang cemas. Apalagi beberapa
pengembangan sosial. Cara utama penelitian telah menunjukkan bahwa
orangtua mempengaruhi kesehatan orangtua yang cemas tidak menun-
anak terkait dengan sikap mereka ten- jukkan penilaian yang baik tentang
tang kesehatan, dan biasanya berfung- keparahan penyakit anak-anak mer-
si melalui pengaruhnya pada perilaku eka. Orangtua cenderung memiliki
orangtua dan bukan dengan interaksi persepsi yang buruk tentang kondisi
dengan anak. Sikap dan keyakinan anak-anak, dan mungkin salah me-

32 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

nafsirkan informasi yang diberikan (misalnya penguatan positif) juga te-


selama kunjungan pediatrik. Studi ini lah terjadi terkait dengan perkem-
menyoroti pentingnya persepsi dan bangan perilaku adaptif anak-anak.
keyakinan orangtua tentang status Selanjutnya, orangtua memainkan
kesehatan mempengaruhi status kese­ peran penting dalam membantu anak
hatan anak dan penyampaian infor- mengatasi penyakit dan perawatan
masi kesehatan serta hubungan de­ medis. Melalui peran-peran orangtua
ngan profesional kesehatan. inilah diharapkan meningkatkan ket-
Studi lain menunjukkan bahwa erampilan anak dalam menerapkan
wanita memainkan peran utama da- pola hidup sehat.
lam membangun perilaku kesehatan Peran penting orangtua tersebut
anak-anak mereka, membuat kepu- antara lain :
tusan tentang pemanfaatan layanan 1. Menjadi model perilaku hidup se-
kesehatan, mengantarkan anak un- hat bagi anak
tuk perawatan anak, dan memberikan 2. Memberikan dukungan pembi-
asuhan keperawatan bagi anak-anak asaan perilaku hidup sehat
yang sakit (Carpenter, 1990). Ibu mun- 3. Memberikan kesempatan pada
cul untuk melakukan sebagian besar anak untuk mempraktekkan hidup
penilaian kebutuhan dan akses me- sehat
dis formal layanan untuk anak-anak, 4. Memastikan tersedia fasilitas un-
dan selain itu biasanya mengantarkan tuk mempraktekkan perilaku
anak. Di banyak keluarga, keputusan hidup sehat, misalnya ketersedi-
tentang apakah akan memutuskan se- aan sarana mencuci tangan, air
orang anak yang sakit untuk tinggal di yang bersih, makanan sehat, dan
rumah, di tempat penitipan anak atau sebagainya
sekolah dan untuk keperluan medis, 5. Memberikan motivasi untuk selalu
termasuk pilihan layanan kesehatan, hidup sehat
diserahkan kepada ibu. Peran-peran 6. Menghindarkan lingkungan ru-
ibu ini hendaknya secara seimbang mah dari asap rokok, dan bahan-
didukung oleh keterlibatan aktif dari bahan berbahaya lainnya
ayah, sehingga ayah dan ibu, meru- 7. Menjaga kebersihan lingkungan
pakan satu tim utuh yang aktif dalam 8. Memastikan akses terhadap layan-
peningkatan kualitas hidup anak, ter- an kesehatan yang memadai, dan
masuk meningkatkan status keseha- sebagainya.
tan.
Orangtua tidak diragukan lagi Pengasuhan Hidup Sehat antar
apabila memiliki peran yang sangat Budaya
penting dalam mempromosikan kes- Pengasuhan hidup sehat ternyata
ehatan anak, akan tetapi ada banyak sangat bervariasi antar budaya karena
kendala untuk suksesnya sosialisasi terdapat keragaman nilai dan norma
kesehatan dan kesejahteraan anak. sosial budaya yang membentuk pola
Model baru perawatan kesehatan pikir dan perilaku masyarakat di In-
anak, melibatkan komponen biologi donesia. Keragaman budaya ini juga
dan pengalaman kesehatan anak- ditunjang oleh adanya teknologi in-
anak. Penelitian menunjukkan bahwa formasi yang masuk ke dalam tiap ke-
pemodelan orang tua terhadap pe- luarga Indonesia, yang juga mempe­
rilaku dan perilaku kesehatan berpo- ngaruhi pola interaksi dengan anak.
tensi mempengaruhi anak-anak mere- Pada penelitian yang dilakukan
ka, menghasilkan kesejahteraan anak oleh Hamzah, 2000, tentang pola asuh
yang lebih besar. Perilaku pengasuhan anak pada etnik Jawa Migran dan et-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 33


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

nik Mandar, ditemukan bahwa terda- mereka, dan kurang peduli tentang
pat perbedaan mendasar dalam hidup mereka daripada ibu dari anak laki-
sehat, yaitu pengasuhan makan, laki Tipe B. Selanjutnya, ibu dari anak
antara lain : gadis tipe A kurang cemas dengan
1. Etnik Mandar : ibu menyiapkan anak perempuan mereka daripada ibu
ASI secara sederhana, menyusui gadis tipe B. Akhirnya, sebuah studi
pada tempat tertentu dan secara pada tahun 1998 memberikan bukti
terbatas, memberi makan pada tambahan untuk hubungan antara
anak dengan cara anak menyuap praktik mengasuh anak orangtua dan
dirinya sendiri, dan melepaskan anak.
anak bebas bermain tanpa kontrol Teori belajar sosial berfokus pada
yang ketat dari orangtua. peran pembelajaran observasional dan
2. Etnik Jawa Migran : orang- penguatan dalam sosialisasi masa ka-
tua melakukan tindakan persia- nak-kanak. Perolehan nilai kesehatan
pan ASI yang lebih kompleks, internal dan perilaku kesehatan yang
menyusui kapan saja dan dimana jelas ditentukan oleh model peran
saja, pemberian makanan dengan orangtua. Perilaku orangtua menjadi
jalan disuapi, dan anak bermain model untuk meningkatkan keseha-
di bawah pengawasan ketat. Ibu tan atau merusak kesehatan, demiki-
Jawa migran juga mempersiap- an pula cara mencontohkan perilaku
kan ASI dengan minum jamu, pilis ini kepada anak-anak mereka. Anak-
susu, dan wowong, yang dianjur- anak dapat belajar dan menerapkan
kan oleh orangtuanya, sedangkan strategi perilaku serupa dengan me-
pada ibu Mandar tidak ditemukan niru hubungan yang berkaitan de­ngan
hal sedemikian. kesehatan dari perilaku pengasuh
Validasi lebih lanjut dari karya ini mereka (Garralda, 2000). Penelitian
ditemukan secara lintas etnis (Hark- menunjukkan bahwa pemodelan pe-
ness & Keefer, 2000). Serangkaian rilaku kesehatan adalah yang paling
penelitian tentang motivasi terkait efektif dalam teknik untuk mensosia­
strategi pemenuhan kebutuhan gizi, lisasikan perilaku kesehatan anak.
pada ibu Amerika Meksiko dari anak-
anak berusia 4 sampai 8 tahun menun- Faktor-faktor yang Mempengaruhi
jukkan bahwa yang melayani dan Pengasuhan Hidup Sehat
membantu anak-anak dengan maka- Studi klasik yang berkaitan de­
nan mereka dikaitkan dengan kepatu- ngan perilaku orangtua terhadap
han konsumsi makanan, dan anca- pe­rilaku kesehatan anak dilakukan
man. Dalam sebuah penelitian pada sejak tahun 1973 oleh Pratt.. Peneli-
tahun 1990, tentang sikap mengasuh tian dilakukan dengan wawancara
anak orangtua yang terkait dengan terhadap 273 keluarga (ibu, ayah, dan
perilaku tipeA (dicirikan dengan skor anak usia 9 sampai 13 tahun), untuk
tinggi pada waktu urgensi, prestasi menilai hubungan antara gaya me­
kompetitif-berjuang, dan agresivitas- ngasuh anak dan perilaku kesehatan
permusuhan, serta diidentifikasi se- anak (misalnya, menyikat gigi, olah-
bagai salah satu faktor yang menonjol raga, praktik nutrisi).
untuk penyakit jantung koroner) pada Pratt mengidentifikasi sebuah
anak prasekolah Jepang. gaya mengasuh yang disebut keluarga
Ibu dari anak laki-laki tipe A berenergi (energized family), yang ber-
kurang cemas tentang mereka, kurang hubungan dengan yang tertinggi ting-
sayang terhadap mereka, menuntut kat praktik kesehatan anak. Orang-
lebih banyak kepatuhan terhadap tua di keluarga berenergi ini memberi

34 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

anak mereka tingkat otonomi yang konsumsi air minum yang relatif
tinggi dan menggunakan penalaran kurang higienis, yaitu yang ber-
bukan hukuman sebagai strategi di- sumber dari sumur dan mata air
siplin. Meski sebagian besar kore- tak terlindungi. Status demografis,
lasi rendah, Pratt melaporkan bahwa khususnya status sosial ekonomi,
praktik mengasuh anak memiliki ber- secara tradisional menjadi fokus
pengaruh signifikan terhadap perilaku usaha untuk menggambarkan
kesehatan anak bahkan ketika peri- dan memprediksi kesehatan anak.
laku kesehatan sendiri dikendalikan. Kelas sosial bukanlah variabel
Sikap yang muncul pada anak antara utama, dan paling banyak kasus
lain tanggung jawab, yang dikait- itu hanya menggambarkan orang-
kan dengan perilaku kesehatan yang tua dan anak-anak yang berbeda
positif pada anak-anak (menyikat gigi, dalam sikap kesehatan, perilaku,
kebiasaan tidur yang baik, olahraga, dan kesehatan sebenarnya. Kelas
praktik nutrisi yang baik, dan mena- sosial dikonseptualisasikan seba-
han diri dari merokok). Sebaliknya, gai seperangkat lingkungan yang
anak-anak dibesarkan dalam keluar- luas karakteristik yang mungkin
ga dengan gaya pengasuhan autokra- terkait dengan sosialisasi keseha-
tik cenderung tidak mempraktikkan tan anak dalam kondisi kesehatan
perilaku semacam itu. atau kondisi yang menghambat
Dalam sebuah studi tentang orien- kesehatan.
tasi penyakit pada anak usia 6 - 12 ta- 2. Hambatan (kecatatan, gangguan
hun, untuk meneliti praktik pengasu- kesehatan, dan sebagainya)
han orang tua, menemukan hubungan Hambatan yang diderita oleh anak
antara pola asuh dengan status kese­ dapat membuat orangtua menga­
hatan anak. Orangtua yang banyak lami tekanan emosi dan stress
memberikan hukuman dan kontrol yang berat, sehingga mempe­
(yaitu, frekuensi pukulan, freku­ensi ngaruhi cara orangtua mengasuh
isolasi, ketekunan orang tua, dan anak, dan secara tidak langsung
pentingnya disiplin terhadap orang- juga akan mempengaruhi perilaku
tua) ditemukan sangat mempengaruhi anak, sehingga menjadi cenderung
harga diri anak-anak, yang pada gili­ lebih gelisah, tidak tenang, rasa
rannya, harga diri anak-anak meru- takut, gentar menghadapi orang
pakan prediktor yang signifikan bagi asing, dan sebagainya.
orientasi penyakit pada anak. 3. Kehidupan keluarga yang berisiko
Pengasuhan hidup sehat sangat terhadap anak, termasuk adalah
dipengaruhi oleh berbagai kondisi status sosial ekonomi yang rendah,
yang ada di sekitar anak dan keluar- konflik keluarga, kelainan mental
ganya, antara lain : salah satu anggota keluarga, kelu-
1. Kondisi ekologis di sekitar anak arga yang besar, lemahnya ikatan
Profil Kesejahteraan dan Perlin­ emosi kepada orangtua, disorga­
dungan Anak Indonesia tahun 2000 nisasi atau perpecahan keluarga
melaporkan bahwa anak usia 10 dan kelemahan komunikasi antar
– 21 tahun yang tinggal di rumah keluarga.
tangga yang mengkonsumsi air 4. Teman sebaya
minum yang bersih dan higienis, Tidak banyak studi yang terkait
yaitu yang bersumber dari ledeng, dengan pengaruh teman sebaya
pompa sumur dan mata air ter- pada perilaku hidup sehat, kare­na
lindung, hanya mencakup sekitar berbagai studi banyak yang ber-
73,85 persen, sisanya masih meng- fokus pada pengaruhnya terha­

JPNF Vol. 19, No.2 2018 35


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

dap perkembangan kognitif, pe- sehat pada anak, akan tetapi, apa-
nyesuaian sosial ataupun prestasi. bila yang terjadi sebaliknya, maka
Namun demikian, dalam ba­nyak perilaku hidup sehat juga tidak akan
kasus, misalnya peningkatan tumbuh dengan baik. Hal ini sejalan
prevalensi penyakit menular, pola dengan teori Lawrence Green se-
makan, juga banyak dipengaruhi bagaimana tertuang dalam Notoat-
oleh teman sebaya. modjo (2007), ada 3 faktor penyebab
5. Paparan media televisi seseorang melakukan perilaku hidup
Salah satu bahaya kesehatan uta- bersih dan sehat yaitu faktor pemu-
ma bagi anak-anak adalah kon- dah (predisposing factor), faktor pe-
sumsi mereka kebanyakan maka- mungkin (enabling factor) dan faktor
nan bergizi rendah, yang terkait penguat (reinforcing factor). Hal-hal
dengan obesitas, gigi bermasalah, yang mempengaruhi perilaku hidup
dan konsumsi makanan bergizi sehat sebagian terletak di dalam diri
lebih rendah. Paparan jangka pan- individu itu sendiri, yang disebut se-
jang terhadap iklan untuk maka- bagai faktor intern, tetapi ini pun
nan bergizi rendah, yaitu, maka- dipengaruhi oleh berbagai faktor luar,
nan tinggi gula, seperti soda, dan termasuk pengasuhan.
atau tinggi lemak, seperti kentang
goreng, memiliki pengaruh yang Pendekatan dalam Pengasuhan
signifikan terhadap perilaku ma- Hidup Sehat
kan anak-anak. Berbagai pendekatan dalam pen-
6. Keterlambatan perkembangan gasuhan hidup sehat sangatlah ber-
berhubungan dengan ketidak- beda-beda, tergantung pada kondisi
mampuan fisik, psikis dan mental, setiap keluarga. Berbagai pendeka-
yaitu kemampuan intelektual yang tan tersebut terutama terlihat dari
rendah, kemampuan sosialisasi kecenderungan penyampaian komu-
yang rendah, kurangnya perha- nikasi. Kecenderungan tersebut dapat
tian, dan sebagainya. Anak-anak dikelompokkan atas lima tipe, yaitu
seperti ini memiliki risiko menga­ penghukum atau punisher, pemberi
lami masalah kepercayaan diri, rasa bersalah atau guilter, pertema­
otonomi, keberanian dan kreativi- nan atau buddy, pengawas atau moni-
tas. tor dan pengelola atau manajer.
7. Kesulitan pengelolaan emosi, Orangtua yang bersikap sebagai
misal­nya penyiksaan terhadap penghukum akan cenderung mengk-
anak, tidak peduli, ketidakmatan- tirik, memiliki rasa amarah, bersikap
gan emosi, kejadian yang penuh memalukan, memberikan hukuman
stres, rendah diri, kontrol emosi fisik atau badan, dan biasanya dilaku-
rendah, permasalahan hubungan kan dengan berbagai bentuk ucapan
interpersonal, penolakan teman, yang memberikan ancaman. Contoh :
keterasingan dan isolasi. “Kamu lekas gosok gigi atau ibu akan
8. Permasalahan di luar keluarga, menghukummu”. Orangtua yang cen­
seperti sekolah atau lingkungan di derung bersikap seperti ini tidak mem-
luar keluarga. berikan kesempatan yang memadai
Berbagai faktor di atas sangat me- bagi anak untuk mandiri dan mam-
nentukan pola pengasuhan, sehingga pu bertanggung jawab pada dirinya
ketika faktor-faktor di atas dominan sendiri. Hukuman yang terlalu sering
dan memiliki pengaruh positif, maka dikatakan atau dilakukan hanya akan
akan cenderung memberikan dukun- memiliki efek jangka pendek, yang
gan pada tumbuhnya perilaku hidup tidak akan bertahan lama, sehingga

36 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

suatu ketika tidak akan efektif lagi, Untuk memperkuat perilaku hidup
dan bahkan anak akan melakukan pe- sehat, terdapat beberapa cara yang dapat
langgaran dengan sengaja, terutama dilakukan, antara lain :
apabila merasa tidak diawasi. 1. Menghargai perbuatan baik dan
Orangtua yang bersikap sebagai usaha anak dengan cara mem-
pemberi rasa salah biasanya mudah perhatikan, melihat, memberikan
menciptakan rasa bersalah pada anak, senyuman atau sentuhan. Peng-
cenderung mendiamkan atau menarik hargaan tidak selalu diungkap-
diri. Contoh : “Kalau kamu tidak man- kan dengan kata-kata, tetapi juga
di, ya, sudah, kalau gatal-gatal, kamu dapat disampaikan dengan mimik
tanggung sendiri”. Orangtua seperti muka seperti tersenyum danmen-
ini cukup efektif untuk membangun gacungkan jempol
perilaku anak yang cenderung menya­ 2. Dengan menggunakan kalimat ke-
lahkan diri sendiri atau oranglain, su- bajikan untuk memperbaiki per-
lit untuk menimbang dan mengambil buatan yang salah
keputusan, cenderung menarik diri, 3. Memberikan nama pada perbua-
dan tidak berkembang secara opti- tan anak, bukan pelakunya
mal. 4. Tidak mempermalukan anak atau
Orangtua yang bersikap seba- membuat rasa bersalah yang ber-
gai teman umumnya memperlakukan lebihan pada anak
anak sebagai teman, menggunakan 5. Orangtua bersikap sebagai pen-
humor kepada anak, misalnya : “Co- didik bukan penasehat.
balah kamu cuci tangan, kan nanti Oleh karena itu, ketika menum-
bersih”. Orangtua seperti ini cend- buhkan perilaku hidup sehat, anak
erung lebih dekat dengan anak, ber- akan menjadi pribadi yang mampu
sikap responsif, terbuka, apa adanya, menyadari kondisi kesehatannya, dan
dan menganggap anak adalah patner tumbuh menjadi individu yang men-
yang setara dan menyenangkan. erapkan hidup sehat dengan keya-
Orangtua yang bersikap menga- kinan, yaitu yakin bahwa kesehatan
wasi pada umumnya akan memakai akan menjadi prioritas, sehingga tidak
stimulus dan respon dalam setiap per- dengan mudah mengabaikannya, mo-
buatan yang dilakukan. Perkataan tivasi, selalu berusaha untuk menjaga
yang sering diucapkan contohnya : kesehatan, tanggung jawab atas kese-
“Kalau kamu tidur jam 9 malam, maka hatan diri dan lingkungan serta orang
besok pagi akan mama buatkan sara- sekitar, memiliki inisiatif untuk selalu
pan yang enak”. Orangtua cenderung menjaga kesehatan agar lebih baik,
melakukan pengawasan terhadap se- tuntas dalam setiap upaya menjaga
luruh perilaku anak. kesehatan, peduli terhadap kesehatan
Orangtua yang bersikap sebagai lingkungan dan orang lain, bekerjasa-
manajer akan memakai kombinasi ma untuk mewujudkan masyarakat
monitor atau teman, misalnya dengan yang sehat, penuh pertimbangan serta
mengatakan : “Bagaimana kamu bisa mampu menyelesaikan masalah se-
menggosok gigi dengan benar, ya?”. cara baik.
Dari kelima pendekatan tersebut, Untuk mengetahui pola asuh
pendekatan sebagai manajer diang- hidup sehat dalam keluarga, dapat
gap cukup tepat, nanmun demikian dilihat dari keberadaan berbagai in-
tidak tertutup kemungkinan untuk dikator, antara lain :
melakukan komunikasi sebagai te- 1. Keaktifan orangtua membawa
man atau pengawas, tergantung pada anak ke Posyandu
situasi dan kondisi yang terjadi. Orangtua yang aktif dan melak-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 37


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

sanakan tanggung jawab penuh ter- tambahan makanan bergizi.


hadap anak, dapat dipastikan akan 1. Keberadaan dan penggunaan Kar-
melakukan pemantauan pertumbu- tu Menuju Sehat (KMS)
han dan perkembangan anak secara Salah satu bukti terjadinya pe-
berkala. Salah satu upaya yang dapat mantauan kesehatan anak ada-
dilakukan adalah dengan membawa lah adanya Kartu Menuju Sehat
anak ke Pos Pelayanan Terpadu (Po- (KMS) yang terisi secara benar
syandu) secara berkala. Rutin mem- melalui proses yang benar.
bawa anak ke posyandu, maka orang- 2. Kelengkapan imunisasi dasar wa-
tua akan mendapatkan informasi jib
tentang: Anak usia dini hendaknya menda-
1. Berat badan anak patkan imunisasi dasar wajib, se-
2. Tinggi badan anak hingga terhindar dari berbagai pe-
3. Status gizi anak nyakit yang dapat dicegah dengan
4. Perkembangan anak menurut usia imunisasi, yang mungkin memiliki
Di sisi lain, orangtua juga dapat dampak buruk terhadap kehidu-
berkonsultasi dengan tenaga profe- pan anak kelak. Imunisasi dasar
sional, serta anak juga mendapatkan wajib disajikan berikut ini.
Tabel 1.
Imunisasi Dasar
Wajib Bagi Anak Usia Dini

Umur (Bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12+


Vaksin
HB-0 (0-7 hari) X
BCG X X XX
*Polio X X XX
*DPT-HB-Hib 1 X XX
*Polio 2 X XX
*DPT-HB-Hib 2 X XX
Polio 3 X XX
*DPT-HB-Hib 3 X XX
*Polio 4 X XX
*IPV X XX
Campak X XX

Keterangan : Untuk memastikan bahwa semua imu­


X : Jadwal tepat pemberian imu- nisasi wajib di atas sudah diterima
nisasi dasar lengkap anak, maka orangtua perlu memiliki
XX : Waktu pemberian imunisasi kartu imunisasi, yang biasanya dibe­
bagi anak di atas satu tahun rikan oleh layanan kesehatan. Orang-
yang belum lengkap imunisasi tua perlu memantau jadwal imunisasi
dasarnya dengan baik, sehingga tidak ada yang
* : Jarak antara (interval) pembe- terlewatkan.
rian vaksin DPT-HB-Hib mini- 1. Pembiasaan mencuci tangan de­
mal 4 minggu (1 bulan). Jarak ngan menggunakan sabun
antara pemberian vaksin polio Pembiasaan cuci tangan dimulai
minimal 4 minggu (1 bulan) dari keluarga, setiap hari, teru-
tama sebelum dan sesudah makan,

38 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

sesudah buang air besar/kecil, se- Pembiasaan berolahraga pada anak


sudah bermain, setelah memegang usia dini bertujuan untuk membangun
benda/binatang/tanaman. Men- kekuatan tulang dan kelenturan
cuci tangan hendaknya dilakukan atau fleksibilitas otot, sehingga
dengan menggunakan air mengalir,
meningkatkan kemampuan anak untuk
sabun yang higienis, serta dengan
langkah-langkah mencuci tangan
berdiri tegak, bergerak seimbang,
yang benar. Kegiatan mencuci ta­ lincah, sehat serta tumbuh secara
ngan diakhiri dengan mengering- optimal.
kan tangan menggunakan serbet/ 6. Ketersediaan sandal atau alas
sapu tangan/alat pengering. Apa- kaki untuk digunakan ketika ke-
bila tidak tersedia air mengalir luar rumah
dan sabun, dalam kondisi tertentu Alas kaki mampu melindungi anak
dapat menggunakan dari benda-benda berbahaya, ku-
2. Pembiasaan mencuci kaki sebelum man penyakit ataupun hewan-
tidur hewan berbahaya yang dapat me-
Sebelum tidur hendaknya anak nembus kulit dan membahayakan
dibiasakan mencuci kaki agar ter- kesehatan.
hindar dari berbagai kuman pe- 7. Kebersihan mainan anak
nyakit yang kemungkinan menem- Kebersihan mainan anak perlu
pel. Biasakan pula mencuci kaki dipastikan untuk menghindarkan
dengan bersih, dan menggunakan dari penularan penyakit, benda
air bersih pula. Mencuci kaki juga berbahaya, ataupun gigitan he-
menjadi salah satu upaya agar ti- wan. Oleh karena itu, hendaknya
dur lebih nyaman dan bersih. dilakukan pembersihan dan pen-
3. Pembiasaan menggosok gigi sebe- cucian alat main secara berkala.
lum tidur dan sesudah sarapan Juga perlu dipastikan bahwa tidak
pagi terdapat peralatan main yang
Pembiasaan menggosok gigi hen- membahayakan anak, misalnya :
daknya dilakukan sejak dini. Un- a. Berkarat
tuk itu, agar anak nyaman dan b. Menjadi sarang binatang yang
terbiasa menggosok gigi, beberapa beracun
hal yang perlu diperhatikan antara c. Mengandung bahan berbahaya
lain : pada cat atau peralatan main
a. Menggunakan sikat gigi yang d. Mudah tertelan
lembut e. Kotor
b. Gunakan pasta gigi yang tidak 8. Pembiasaan menggunting kuku
berasa tajam dan tidak me­ Menggunting kuku perlu dilaku-
ngandung deterjen kan secara rutin, untuk menghin-
c. Orangtua menjadi model me­ dari kemungkinan adanya kotoran
ng­gosok gigi yang berada di kuku dan memba-
4. Pemeriksaan telinga anak secara hayakan kesehatan anak. Perlu
berkala dipahami bahwa untuk mencegah
Periksalah telinga anak secara penularan penyakit, hendaknya
berkala untuk memastikan bah- gunting kuku tidak digunakan se-
wa tidak ada kotoran telinga atau cara bergantian, sehingga setiap
benda-benda berbahaya yang da- orang memiliki gunting kuku per-
pat mengganggu pendengaran sonal.
anak. 9. Kebersihan tempat main anak
5. Pembiasaan berolah raga Kebersihan tempat main anak per-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 39


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

lu dipastikan agar keamanan dan laku anak.


keselamatan anak terjamin. Me­ Contohnya, pola asuh yang terkait
njaga kebersihan anak termasuk makan. Anak usia dini hendaklah
didalamnya memastikan : dibiasakan sarapan pagi dengan menu
a. Tidak ada debu/binatang/ko- yang sehat berimbang, termasuk di
toran atau hal-hal lain yang dalamnya cukup jumlah glukosa.
mengganggu kesehatan dan Glukosa berperan penting dalam
keselamatan anak proses mielinisasi otak dan membantu
b. Apabila terdapat karpet, maka perkembangan kognitif anak. Namun
harus dipastikan bersih, dan demikian, jumlah glukosa hendaknya
tidak ada kotoran di sela-sela, tidak berlebihan, sehingga membuat
ujung, maupun bawah karpet anak menjadi obesitas yang pada
c. Menggunakan alat-alat keber- akhirnya dapat menderita diabetes
sihan yang aman mellitus. Pembiasaan sarapan akan
10. Pembiasaan mencuci rambut se­ menjadi suatu perilaku anak apabila
minggu sekali dilakukan berulang-ulang.
Mencuci rambut dengan bersih
dimaksudkan agar anak terhin- METODE PENELITIAN
dar dari kotoran rambut, kutu, Metode Penelitian
gatal di rambut, sehingga keseha- Penelitian yang dilakukan meng-
tan anak dapat terjaga. Rambut gunakan pendekatan kuantitatif, yaitu
yang kebersihannya terawat akan cross sectional study. Dalam pendeka-
tumbuh dan berkembang menjadi tan ini, data dikumpulkan dari lokasi
rambut yang sehat, yaitu memiliki penelitian secara bersamaan, kemu-
helaian kuat, tidak mudah rontok dian dilakukan analisis dan penyajian
karena akar yang kuat, berkilau data. Data disajikan secara deskriptif
(tidak kusam), serta lebat. dalam bentuk tabulasi frekuensi.
11. Pengetahuan dan keterampilan
dalam mengatasi diare Responden
Diare pada anak hendaknya dia- Responden penelitian adalah
tas dengan baik, sehingga da- orangtua sejumlah 20 orang.
pat menghindarkan anak dari
Waktu dan Tempat
kekurangan cairan dan dampak
Penelitian dilakukan pada empat
yang lebih buruk.
kelompok bermain di kota Surabaya
pada bulan Februari - Maret 2018.
Dampak Pengasuhan Hidup
Sehat pada Pertumbuhan dan Instrumen Penelitian
Perkembangan Anak Instrumen pengumpulan data
Pola asuh hidup sehat berpen- berupa kuesioner yang diisi oleh
garuh terhadap pertumbuhan dan orangtua dan dipandu oleh peneliti.
perkembangan anak selanjutnya, baik Metode Pengumpulan Data
secara positif maupun negatif. Pen- 1. Wawancara, dengan menggunakan
garuh tersebut ada yang bersifat se- kuesioner
mentara, tetapi ada pula yang memi- 2. Penelusuran data sekunder
liki kecenderungan menetap, apalagi
apabila terjadi pada anak usia dini. Teknik Analisis Data
Pola asuh yang ditampilkan oleh Data dianalisis dengan menggu-
orangtua cende­rung memberikan pen- nakan analisis statistik kuantitatif
garuh yang relatif menetap dan men- deskriptif, yaitu menggunakan distri-
jadi dasar dalam pembentukan peri- busi frekuensi.

40 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

PEMBAHASAN gan makanan kesukaan anak, pada


Pengasuhan hidup sehat dasarnya anak menyukai semua jenis
Pengasuhan hidup sehat dilaku- makanan, namun banyak anak yang
kan baik di rumah maupun di satuan tidak suka sayur. Olahraga yang disu-
PAUD, namun demikian ada beberapa kai anak antara lain senam dan kegia-
hal yang frekuensinya jarang dilaku- tan gerak berirama.
kan, yaitu memotong kuku secara Secara umum, pengasuhan hidup
berkala, menggosok gigi dengan be- sehat yang dilakukan di rumah seba-
nar dan mencuci tangan dengan tu- gai berikut.
juh langkah cuci tangan. Terkait den-
Tabel 2
Pengasuhan Hidup Sehat di Rumah

No. Pernyataan Selalu Jarang Tidak Pernah


N % n % n %
A. Kebiasaan Mencuci Tangan
1. Mencuci tangan sebelum makan 20 100%
2. Mencuci tangan setelah makan 20 100%
3. Mencuci tangan setelah buang air besar 20 100%
atau buang air kecil
4. Mencuci tangan setelah bermain 10 50% 10 50%
5. Mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci 5 75% 15 25%
tangan
5. Mencuci tangan dengan menggunakan 10 50% 10 50%
sabun
7. Mencuci tangan dengan menggunakan air 20 100%
mengalir
8. Mengeringkan tangan setelah mencuci 15 75% 5 25%
tangan
B. Kebiasaan menggosok gigi
9. Anak menggosok gigi setelah sarapan 8 40% 12 60%
pagi
10. Anak menggosok gigi dengan cara yang 2 10% 18 90%
benar
11. Anak menggosok gigi pada malam hari 9 45% 11 55%
C. Kebiasaan makan dan minum yang sehat
dan bergizi
12. Anak membawa bekal makanan dari 10 50% 10 50%
rumah
13. Bekal makanan anak sehat 10 50% 10 50%
14. Anak jajan di kantin sekolah 10 50% 10 50%
15. Anak jajan di luar sekolah 10 50% 10 50%
D. Kebiasaan membuang sampah pada
tempatnya
16. Anak membuang sampah pada 20 100%
tempatnya
17. Anak mengambil sampah yang 5 25% 15 75%
berceceran
E. Kebiasaan menggunting kuku
18. Kuku anak bersih 5 25% 15 75%
19. Kuku anak dipotong rapi 5 25% 15 75%
F. Kebiasaan olahraga
20. Anak suka bergerak 20 100%
21. Anak suka berolah raga 20 100%

JPNF Vol. 19, No.2 2018 41


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Dari tabel di atas tampak bahwa 2. Menjadi model perilaku hidup se-
belum semua perilaku hidup selalu hat
dilakukan oleh anak, sehingga perlu 3. Membiasakan anak mengkonsum-
terus didampingi dan dimotivasi oleh si makanan sehat seimbang
orangtua. 4. Menyediakan air putih yang me-
madai di rumah
Peran orangtua dalam pengasuhan 5. Menyediakan sarana menggosok
hidup sehat gigi
Peran orangtua dalam pengasuhan 6. Menyediakan sarana membuang
hidup sehat sangatlah penting karena sampah
pembiasaan hidup sehat akan lebih 7. Mendampingi anak dalam pembi-
baik apabila dimulai dari tingkat ke- asaan pola hidup sehat
luarga. Peran orangtua dalam pembi-
asaan hidup sehat antara lain : Kegiatan pembiasaan pola hidup
1. Menyediakan sarana mencuci ta­ sehat yang ditemui di lapangan disa-
ngan jikan berikut ini.

Tabel 3
Kegiatan Pembiasaan Hidup Sehat pada Anak Usia Dini

No. Kegiatan Proses yang Dilakukan Alat dan Bahan


1. Mencuci tangan 1. Mencuci sela-sela jari tangan den- Kran air
gan air mengalir. Wastafel
2. Memakai sabun bila setelah ber-
main pasir, plastisin
3. Mengeringkan tangan dengan kain
lap atau serbet
2. Membuang sampah 1. Memberi informasi/arahan pada Tempat sampah
pada tempatnya anak untuk membuang sampah
pada tempatnya bila selesai makan
yang ada bungkus makanan.
2. Makan berusaha tidak berceceran,
bila ada yang berceceran, maka
dibuang ke tempat sampah
3. Membantu menjaga lingkungan
dengan mengambil sampah yang
ada di sekitar, dan membuang ke
tempat sampah
4. Mencuci tangan setelah membuang
sampah basah.
3. Menggosok gigi 1. Menyiapkan sikat gigi, pasta gigi Sikat gigi
dan gelas Pasta gigi
2. Memberi pasta gigi pada sikat gigi Gelas
3. Berkumur-kumur Air
4. Menggosok gigi bagian depan atas
bawah lalu ke samping kanan dan
kiri
5. Menggosok gigi bagian geraham
bawah kanan kiri lalu geraham atas
kanan kiri
6. Berkumur-kumur sampai bersih
dan bersihkan sekitar mulut.
7. Bersihkan sikat gigi sampai bersih
4. Makan makanan Memberi aturan dan arahan makanan Gambar makanan 4 sehat
bergizi dan minuman yang sehat dan bergizi 5 sempurna

42 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

5. Olahraga 1. Melakukan gerakan pemanasan Bola


sebelum olahraga Tape recorder
2. Melakukan gerakan senam sesuai DVD
irama musik
3. Melakukan gerakan/olahraga ses-
uai minat anak, seperti main bola/
sepak bola.
4. Melakukan gerakan pendinginan
setelah olahraga.
6. Menggunting kuku 1. Memeriksa jari-jari tangan setiap Gunting kuku
anak
2. Memberi pujian dan penghargaan
bila sesuai harapan (kuku bersih)
3. Membantu anak bila ada kuku yang
belum digunting (Panjang dan ko-
tor)
7. Menjaga keamanan 1. Memberi pengetahuan dan informa- Rak sepatu
diri sendiri (peserta si dengan benda – benda yang aman Gambar macam benda
didik) dan berbahaya aman dan berbahaya
2. Menginformasikan benda – benda
berbahaya untuk dihindari/dijauh-
kan.
3. Meletakkan dan merapikan benda -
benda yang tidak dipakai pada tem-
patnya, seperti sepatu, kaos kaki,
sandal

Dari tabel di atas sudah tampak 3. Hambatan 16 4 20 (100%)


bahwa orangtua juga melakukan ber- anak
bagai upaya untuk menerapkan pe- 4. Teman sebaya 19 1 20 (100%)

rilaku hidup sehat pada anak, sesuai 5. Media 20 0 (0%) 20 (100%)


6. Kehidupan 10 10 20 (100%)
dengan pengetahuan dan keterampi-
keluarga yang
lan yang dimiliki, sehingga sa­ngat berisiko
bervariasi antar keluarga. Variasi 7. Pengetahuan 17 3 20 (100%)
tersebut juga menyebabkan adanya orang tua
keragaman pada perilaku yang dita- 8. Usia anak 15 5 20 (100%)
mpilkan oleh anak. 9. Pembiasaan di 20 0 (0%) 20 (100%)
sekolah
10. Status 16 4 20 (100%)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
pengasuhan hidup sehat anak
Pengasuhan hidup sehat sangat Dari tabel di atas, terdapat be-
dipengaruhi oleh berbagai faktor. berapa faktor yang mempengaruhi
Orangtua sebagai responden menye- pengasuhan hidup sehat, dan dapat
butkan berbagai faktor tersebut seba- diklasifikasikan :
gai berikut. 1. Faktor orangtua
Tabel 4 a. Kehidupan keluarga yang
Faktor yang Mempengaruhi Pengasuhan berisiko
Hidup Sehat Status sosial ekonomi yang
No. Faktor Ya Tidak Total rendah, konflik keluarga, ke-
1. Kondisi 18 2 20 (100%)
lainan mental salah satu ang-
lingkungan
fisik gota keluarga, keluarga yang
2. Ketersediaan 15 5 20 (100%) besar, lemahnya ikatan emosi
sarana dan kepada orangtua, disorganisasi
prasarana atau perpecahan keluarga dan

JPNF Vol. 19, No.2 2018 43


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

kelemahan komunikasi antar lingkungan, dan sebagainya.


keluarga Apabila lingkungan fisik baik,
b. Pengetahuan orangtua maka akan menguatkan pe-
Pengetahuan orangtua mem- rilaku hidup sehat pada anak,
pengaruhi kecakapan orangtua dan anak memiliki motivasi
tentang hidup sehat, termasuk yang kuat untuk membangun
berbagai upaya yang dilaku- kebiasaannya.
kan untuk membiasakan pada c. Media
anak. Media di dalamnya termasuk
2. Faktor anak tayangan iklan. Paparan jang-
a. Usia anak ka panjang terhadap iklan un-
Usia anak menentukan strategi tuk makanan bergizi rendah,
pembiasaan pola hidup sehat, yaitu, makanan tinggi gula,
termasuk di dalamnya aktivi- seperti soda, dan / atau tinggi
tas yang dapat dilakukan ber- lemak, seperti kentang goreng,
sama anak. memiliki pengaruh yang sig-
b. Teman sebaya nifikan terhadap perilaku ma-
Dalam banyak kasus, misalnya kan anak-anak.
peningkatan prevalensi penya-
kit menular, pola makan, juga KESIMPULAN
banyak dipengaruhi oleh te- Pengasuhan hidup sehat meru-
man sebaya pakan suatu proses pengalaman, ket-
c. Hambatan yang dialami anak erampilan, kualitas dan tanggung
Hambatan yang diderita oleh jawab sebagai orangtua dalam men-
anak dapat membuat orang- didik dan merawat anak, proses yang
tua mengalami tekanan emosi kompleks, melibatkan banyak unsur,
dan stres yang berat, sehingga dan hasilnya sebagiannya sangat ter-
mempengaruhi cara orang- gantung pada interaksi antar unsur
tua mengasuh anak, dan se- tersebut. Pengasuhan yang positif
cara tidak langsung juga akan akan mampu menanamkan kebiasaan
mempengaruhi perilaku anak, hidup sehat pada anak, yang akan
sehingga menjadi cenderung berdampak positif pada pertumbuhan
lebih gelisah, tidak tenang, dan perkembangan anak.
rasa takut, gentar menghadapi
orang asing, dan sebagainya. Saran
3. Faktor lingkungan Pengasuhan hidup sehat perlu di-
a. Pembiasaan hidup sehat tanamkan pada anak sejak dini, se-
Pembiasaan hidup sehat dapat hingga menjadi kebiasaan. Penana-
dilakukan di sekolah, keluarga man tersebut dimulai dari keluarga,
dan masyarakat. Ketiga ranah dikuatkan di satuan PAUD maupun
tersebut apabila bersama-sa- masyarakat. Oleh karena itu, perlu
ma membangun pembiasaan kerjasama antara orangtua, satuan
pada anak, maka pola hidup PAUD dan lingkungan masyarakat,
sehat akan cukup tertanam. sehingga pola hidup sehat dapat di-
b. Kondisi lingkungan fisik pahami, dimiliki, dan dipraktekkan
Kondisi lingkungan fisik me- secara terus menerus. Upaya pembi-
nyangkut ketersediaan sarana asaan dapat dilakukan melakukan
dan prasarana (sarana mencu- pemberian contoh yang baik (model
ci tangan, toilet, sarana keber- perilaku) dari orangtua, dukungan te-
sihan, dan lain-lain), sanitasi man sebaya, pengkondisian, pengua-

44 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Puspita, Pendidikan Inklusif dan Dukungannya Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

tan perilaku dalam bentuk penghar-


gaan (reward) yang proporsional bagi
anak.

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo, Anwar Hassan, Ella Nurlaela Hadi, Tria Krianto. 2012.
Promosi Kesehatan di Sekolah. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak usia Dini
Proverawati, Atikah, Eni Rahmawati. 2012. PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Nuha Medika. Yogyakarta
Sukarso, Ekodjatmiko. 1999. Pedoman Khusus Penyelenggaraan Pendidikan
Inklusif. Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta

JPNF Vol. 19, No.2 2018 45


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN


PADA KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR
SEBAGAI SATUAN PENDIDIKAN NON FORMAL

Moh. Muzaqi

Abstrak

Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan,


pengorganisasian, pengisian staf, pemimpinan, dan pengontrolan untuk
optimalisasi penggunaan sumber daya dan pelaksanaan tugas untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pencapaian tujuan
organisasi bisa tercapai dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi
manajemen yang dimulai dengan tahapan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian. Kepemimpinan pendidikan
diartikan sebagai ilmu kepemimpinan yang diterapkan dalam bidang
pendidikan untuk memimpin aktivitas pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan melalui proses pembelajaran. Sebagai pemimpin, maka kepala
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) mempunyai tugas untuk menyusun
perencanaan, melakukan pengorganisasian, menetapkan personalia yang
akan menjadi pelaksana program, memberikan pengarahan berkaitan
dengan proses dan mekanisme kepada bawahan, serta melakukan
pengawasan sebagai bagian dari pengendalian mutu pelaksanaan
program.
Deskripsikan implementasi fungsi manajemen pada kepemimpinan
pendidikan di SKB adalah sebagai berikut: 1) kepemimpinan kepala
dalam mengelola SKB, 2) pelaksanaan tugas dan fungsi SKB, dan 3)
penyelenggaraan program pemberdayaan di SKB. Pertama, implementasi
kepemimpinan kepala dalam mengelola SKB adalah: 1) mengupayakan
status kelembagaan dan merancang program, 2) kompetensi dan peran
kepala, 3) pelaksanaan tugas dan fungsi kepala, dan 4) penerapan model
kepemimpinan dalam mengelola SKB. Kedua, implementasi pelaksanaan
tugas dan fungsi SKB sebagai satuan PNF: 1) tahapan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program, 2) faktor pendukung pelaksanaan
tugas SKB, dan 3) faktor penghambat pelaksanaan tugas SKB. Ketiga,
implementasi program pemberdayaan di SKB dengan mengacu pada:
1) program yang berorientasi pada kebutuhan belajar masyarakat, 2)
penguatan kelembagaan SKB sebagai satuan PNF, 3) pengembangan
lembaga SKB sebagai satuan PNF yang terakreditasi, dan 4) pemberdayaan
partisipasi masyarakat.
Kata kunci: Fungsi manajemen, kepemimpinan pendidikan, satuan PNF

46 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

Abstract

Management can be defined as the planning proses, organizing,


staffing, leadership, and controlling to optimize the use of resources and
implementation of the tasks to accomplish a purpose of the organization
effectively and efficiently. The goals of organization can be achieved by
implementing the functions of management which is began with stages
of planning, implementation, supervision, and evaluation. Leadership of
education are defined as a knowledge of leadership applied in the field of
education to lead the activity of education in order to achieve the aim over
the learning process. As the leader, the head of Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB) has duties of planning, organizing, staffing, providing direction
relating to the process and mechanisms to staff, and monitoring as part of
program of quality control.
Management function on leadership of education on SKB such as:
1) implementation of leadership in managing SKB, 2) implemenion of
tasks and the function of SKB, 3) empowering SKB program. First, the
implementation leadership in managing SKB: 1) to seek institutional status
and designing programs, 2) competence and role, 3) the implementation of
tasks and the function, and 4) leadership applied by the head in managing
at SKB. Second, the implementation tasks dan function of SKB as a unit
of non formal education: 1) stage of planning, application, and evaluation
group, 2) supporting factors of SKB tasks implementation as a unit of non
formal education, and 3) the barrier joint task implementation of SKB.
Third, the implementation of managemen function of SKB empowering
program: 1) the program oriented on the learning needs of community,
2) institutional strengthening program of SKB as a unit of non formal
education, 3) development institution SKB as a unit of non formal education
can be accredited, and 4) empowerment public participation.
Key words: Function of management, the leadership of education, unit of
non formal education

JPNF Vol. 19, No.2 2018 47


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

PENDAHULUAN memiliki sikap kreatif yang tinggi,


Pasal 26 Undang-undang No. 20 penuh komitmen, dapat berprestasi,
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidi- serta lingkungan yang kondusif dan
kan Nasional menyebutkan bahwa: sinergis (Bambang, 2013).
1) PNF diselenggarakan bagi warga Pimpinan SKB harus memili-
masyarakat yang memerlukan laya- ki kreativitas karena kreativitas dari
nan pendidikan yang berfungsi seba- langkah yang dikembangkan pimpi-
gai pengganti, penambah, dan/atau nan untuk mencapai tujuan organisa-
pelengkap pendidikan formal; 2) PNF si merupakan salah satu keberhasilan
berfungsi mengembangkan poten- organisasi. Orisinalitas dan kreativitas
si peserta didik dengan penekanan tindakan pimpinan berkorelasi positif
pada penguasaan pengetahuan dan dan signifikan dengan prestasi dari
keterampilan fungsional serta pen- organisasi yang menjadi tanggungja-
gembangan sikap dan kepribadian; 3) wab serta hasil dari tipe dan model
PNF meliputi pendidikan: kecakapan kepemimpinannya. Keberhasilan dan
hidup, anak usia dini, kepemudaan, prestasi yang diraih yang dapat me-
keaksaraan dan kesetaraan, keteram- nunjukkan keunggulan dari kebera-
pilan dan pelatihan kerja, serta pen- daan lembaga yang dipimpinnya juga
didikan lain yang ditujukan untuk terkait dengan kinerja manajemen
mengembangkan kemampuan peserta seorang pemimpin dengan pengaruh
didik; 4) satuan PNF terdiri atas lem- lingkungan yang baik yang secara
baga kursus, lembaga pelatihan, ke- langsung maupun tidak langsung te-
lompok belajar, pusat kegiatan belajar rutama dalam memilih input dan da-
masyarakat, dan majelis taklim, serta lam menghasilkan output.
satuan pendidikan yang sejenis; dan Dalam pengelolaan SKB, tugas
5) lulusan PNF dapat dihargai setara dan tanggungjawab pimpinan sangat
dengan program pendidikan formal ditekankan pentingnya; 1) pimpinan
setelah melalui proses penilaian pen- SKB harus memiliki visi tentang lem-
yetaraan dengan mengacu pada stan- baga yang dipimpinnya, dan harus
dar nasional pendidikan. mampu untuk mengkomunikasikan
Salah satu satuan PNF di tingkat visi itu kepada seluruh sumber daya
kabupaten atau kota adalah Sanggar manusia (SDM) di lembaganya, ke-
Kegiatan Belajar (SKB). Keberadaan mitraan dan masyarakat umum, serta
SKB sebagai
�����������������������������
satuan PNF yang memi- membimbing bawahan menjabarkan
liki potensi sumber daya manusia dan visi itu menjadi program kerja berke-
agent of change dalam masyarakat sinambungan, 2) mampu berkomuni-
perlu memperhatikan sumber daya kasi dengan pamong belajar, pendidik
yang dimilikinya, terutama pimpinan dan tenaga kependidikan pendidikan
selaku pengelola dan penanggungja- lainnya, serta masyarakat, 3) mampu
wab lembaga. Ini karena persoalan memberikan perhatian utama pada
kualitas dan kinerja pendidikan akan peningkatan kualitas pelayanan ter-
banyak ditentukan oleh kualitas pen- hadap masyarakat dan stakeholders.
gelolanya, kualitas dan kinerja dalam Seiring dengan perubahan sistem
bidang pendidikan akan banyak ber- pemerintahan di Indonesia dari pe-
kaitan dengan soal bagaimana kom- merintahan sentralistis ke pemerinta-
petensi kepemimpinan individu dan han otonomi daerah, keberadaan SKB
kreativitas pimpinan serta faktor ling- menjadi tanggung jawab pemerintah
kungan dalam mengelola lembaganya. kabupaten/kota. Perubahan itu mem-
Oleh karena itu, diperlukan pimpinan buat status SKB adalah sebagai unit
yang berkualitas, berkemampuan, pelaksana teknis (UPT) di bawah Dinas

48 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

Pendidikan kabupaten/kota yang ber- jadi satuan PNF, maka pemerintah


tugas melaksanakan program percon- wajib memberikan pemenuhan jum-
tohan dan tugas tambahan yang spe- lah ketenagaan yang cukup, anggaran
sifik sesuai dengan kebutuhan daerah. serta sarana dan prasarana yang me-
Kondisi SKB setelah diserahkan kepa- madai, dan pembinaan untuk men-
da daerah masih belum menunjukkan capai standar nasional pendidikan
prestasi yang menggembirakan. Hal (terakreditasi).
ini disebabkan beberapa hal, yaitu: 1) Pemberlakuan Undang-undang
status SKB masih sebagai UPT belum Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemer-
sebagai satuan PNF sehingga sulit intahan Daerah mengatur pengelolaan
berkembang dan memperoleh dukun- dan penyelenggaraan program PAUD
gan, 2) tugas dan fungsi SKB bersing- dan PNF menjadi kewenangan Dinas
gungan dengan kepala bidang, kepala Pendidikan kabupaten dan kota. Per-
seksi, dan penilik di dinas pendidikan an dan fungsi SKB sebagai penyeleng-
kabupaten/kota, 3) SKB yang tidak gara program PNF memegang peranan
mampu menunjukkan fungsi sebagai yang sangat penting. Peran dan fungsi
pembuat percontohan program PNF, tersebut dapat dilaksanakan ketika
dan 4) dukungan pendidik dan tenaga SKB sudah menjadi satuan PNF. Oleh
kependidikan, pendanaan, dan sarana karena itu, pemerintah kabupaten dan
prasarana sangat rendah (Direktorat kota diharapkan melakukan alih sta-
Jenderal PAUD dan Dikmas, 2016). tus SKB menjadi satuan PNF.
Dalam rangka pemerataan akses Namun demikian, upaya untuk
dan peningkatan mutu PNF oleh pe- mengubah status SKB menjadi satu-
merintah kabupaten/kota, perlu dila- an PNF tersebut masih menghadapi
kukan alih fungsi SKB menjadi satuan beberapa kendala. Baik itu bersifat
PNF yang memiliki tugas dan fung- eksternal yang berkaitan dengan ke-
si pengelolaan dan penyelenggaraan bijakan pemerintah daerah maupun
program PNF. Pemerintah kabupaten/ internal seperti pengelolaan (manaje-
kota masih banyak yang belum me- men), ketenagaan, kelembagaan, dan
mahami fungsi dan keberadaan SKB. kepemimpinan (Fauzi Eko Pranyono:
Kondisi tersebut disebabkan karena 2016). Pertama, pemerintah kabu-
selama ini SKB belum bisa menunjuk- paten/kota masih banyak yang belum
kan karya nyata yang signifikan ter- memahami fungsi dan keberadaan
hadap peningkatan kualitas sumber SKB. Kedua, ada sebagian SKB be-
daya manusia di daerahnya. lum mampu memberikan argumentasi
Alih fungsi ini b����������������
erdasarkan Pera- yang kuat karena merasa posisinya
turan Menteri Pendidikan dan Ke- akan tergeser. Dalam aturan SKB  se-
budayaan Nomor 4 Tahun 2016 ten- bagai satuan PNF kepala dijabat oleh
tang Perubahan Fungsi SKB Menjadi pamong belajar yang mendapat tugas
Satuan PNF. Perubahan tersebut di- tambahan.
harapkan dapat mengoptimalkan Oleh karena SKB adalah satuan di
akses layanan PAUD dan pendidikan jalur PNF, maka kepemimpinan yang
masyarakat bagi warga masyarakat diterapkan adalah kepemimpinan
yang membutuhkan. Berubahnya PNF. Sesuai status sebagai pemimpin,
status sebagai satuan PNF membuat kepala SKB mempunyai tugas un-
SKB dapat menyelenggarakan ujian tuk menyusun perencanaan program
nasional program kesetaraan (Paket lembaga, melakukan pengorganisa-
A, Paket B, dan Paket C) sendiri tanpa sian untuk melaksanakan program
harus bergabung dengan satuan pen- kegiatan, menyusun dan menetapkan
didikan yang lain. Setelah SKB men- personalia yang akan menjadi pelak-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 49


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

sana program kegiatan, memberikan lembaga pendidikan yang kompeten


pengarahan berkaitan dengan proses mampu merancang program yang se-
dan mekanisme kepada bawahan, suai dengan kebutuhan masyarakat.
serta melakukan pengawasan sebagai Lembaga pendidikan yang dipimpin
bagian dari pengendalian mutu pelak- oleh pimpinan yang kompeten mampu
sanaan program kegiatan. menyelenggarakan program-program
Adapun status sebagai pemimpin pembelajaran yang sesuai dengan tu-
pendidikan, maka idealnya peranan gas dan fungsinya.
kepemimpinan kepala SKB adalah se-
bagai: 1) tokoh yang diteladani yang PEMBAHASAN
dapat mempengaruhi, mengarahkan, Implementasi Fungsi Manajemen
dan mengembangkan stafnya secara Pada Kepemimpinan Dalam
efektif; 2) komunikator yaitu dapat Mengelola SKB
mengkomunikasikan dan mengimple- Implementasi fungsi manajemen
mentasikan visi dan misi serta meng- pada kepemimpinan dalam mengelola
gunakan visi dan misi; 3) respon- SKB sebagai satuan PNF, mulai dari
sif terhadap perubahan; 4) pemecah tahap perencanaan, pengorganisa-
masalah yang muncul, dan 5) sebagai sian, pelaksanaan, dan pengawasan
pengambil keputusan. dalam rangka: 1) Proses dan tahapan
Kepala SKB bertanggung jawab perubahan status kelembagaan SKB,
kepada kepala Dinas Pendidikan ka- 2) kompetensi dalam mengelola SKB,
bupaten/kota. Dalam melaksanakan 3) kepemimpinan efektif di SKB, dan
kegiatan, kepala SKB dikoordinasi 4) model kepemimpinan dalam men-
oleh kepala bidang yang membidangi gelola SKB.
PAUD dan Dikmas di Dinas Pendidi- 1. Proses perubahan status kelem-
kan kabupaten/kota. Kepala SKB bagaan
mempunyai tugas merencanakan, Pada tahap ini langkah-langkah
mengatur, melaksanakan, dan men- yang dilakukan oleh kepala SKB
gendalikan program PNF di lingkun- adalah: a) kepala secara proaktif
gan SKB. membuat usulan draf naskah aka-
Keberhasilan kepemimpinan demik tentang perubahan status
kependidikan kepala SKB sangat kelembagaan SKB menjadi satu-
diperlukan dalam pengelolaan SKB an, dan b) merancang/menyusun
sebagai satuan PNF sejenis. Oleh program yang bisa diselenggara-
karena itu, diperlukan adanya kom- kan setelah memperoleh status
petensi kepala SKB dalam menerap- kelembagaan.
kan fungsi-fungsi manajemen. Kom- Mengacu pada pendapat Brun-
petensi kepemimpinan merupakan rett (2003), proses dan tahapan
suatu persyaratan penting bagi efek- terbentuknya kepemimpinan pen-
tivitas atau kesuksesan pengelolaan didikan dilaksanakan melalui lima
dan kepemimpinan dalam mengem- tahapan, yaitu: a) mulai memun-
ban peran, tugas, fungsi, atau pun culkan kepemimpinannya, b) pros-
tanggung jawabnya. es membangun kepemimpinan, c)
Seorang pemimpin kelembagaan tahap melaksanakan kepemimpi-
harus mempunyai pengetahuan dan nan, d) tahap pengembangan dan
kemampuan yang terkait dengan tu- evaluasi kepemimpinan, dan e) ta-
gas dan fungsinya. Ini karena den- hap percontohan kepemimpinan.
gan pengetahuan dan kemampuan Dalam konsep manajemen Rob-
yang memadai, pemimpin dapat men- bins (2012), langkah pertama yang
garahkan bawahannya. Pemimpin dilakukan adalah menyusun per-

50 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

encanaan. Telaah tentang peren- gram PAUD dan Dikmas. Sta-


canaan proses dan tahapan pe- tus SKB sebagai lembaga di
rubahan status kelembagaan SKB bawah naungan pemerintah
sebagai satuan PNF, maka tinda- kabupaten/kota, maka kordi-
kan yang dilakukan oleh kepala nasi dilakukan dengan pejabat
adalah: a) tahap merintis status yang berwenang membuat ke-
kelembagaan, dan b) tahap setelah bijakan di tingkat kabupaten/
memperoleh status kelembagaan kota.
sebagai satuan PNF. Seiring dengan keharusan
a. Tahap merintis status kelem- SKB untuk segera menjadi
bagaan satuan PNF, maka kepala berk-
Kebijakan Kementerian oordinasi dengan pemerintah
Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten/kota dan menyusun
melalui Direktorat Jender- draf naskah usulan perubahan
al PAUD dan Dikmas, bah- status kelembagaan. Tujuan
wasanya semua SKB harus dari koordinasi adalah untuk
berubah statusnya sebagai memastikan landasan hukum
satuan PNF. Tujuannya agar untuk mendapatkan kekuatan
SKB bisa melaksanakan tugas yuridis formal perubahan sta-
dan fungsinya serta bisa men- tus SKB sebagai satuan PNF.
gakses fasilitas bantuan pen- Upaya yang dilakukan oleh
danaan dan pembinaan, maka kepala untuk mendapat status
kepala bersama ketenagaan SKB sebagai satuan PNF da-
harus melakukan upaya agar pat bermanfaat untuk mem-
status kelembagaan sebagai berikan gambaran bahwa: 1)
satuan PNF segera tercapai. pembentukan SKB sebagai
Langkah-langkah yang di- satuan PNF merupakan keg-
lakukan kepala SKB untuk iatan teknis operasional dan
memperoleh status kelem- atau kegiatan teknis penun-
bagaan sebagai satuan PNF jang dinas pendidikan; 2) SKB
adalah: 1) mempelajari pera- sebagai satuan PNF penyedia
turan dan kebijakan yang bahan ajar bagi peserta didik
terkait dengan perubahan PAUD dan Dikmas yang ber-
status kelembagaan, 2) proak- langsung terus menerus; 3)
tif dan berkordinasi dengan SKB sebagai satuan PNF mem-
pengambil kebijakan di ting- berikan kontribusi dan man-
kat pemerintah pusat dan pe- faat langsung dan nyata kepa-
merintah kabupaten/kota, dan da masyarakat, pemerintahan,
3) melakukan koordinasi den- dan satuan PNF yang dikelola
gan ketenagaan lembaga un- oleh masyarakat; 4) SKB se-
tuk menyusun draf perubahan bagai satuan PNF mempunyai
kelembagaan. ketenagaan jabatan fungsional
Predikat sebagai pimpinan dan teknis sesuai dengan tu-
lembaga SKB, maka kepala gas dan fungsi; 5) SKB sebagai
melakukan langkah-langkah satuan PNF memiliki standar
koordinasi dengan berbagai operasional prosedur dalam
pihak yang berwenang un- melaksanakan tugasnya, dan
tuk merumuskan kebijakan 6) SKB dapat menyelenggara-
pendidikan, khususnya yang kan program PAUD dan Dik-
terkait dengan kebijakan pro- mas.

JPNF Vol. 19, No.2 2018 51


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

Langkah yang dilakukan bagi peserta didik.


dalam proses dan tahapan Langkah selanjutnya setelah
kepemimpinan pendidikan lembaga SKB menjadi satuan
kepala memastikan untuk PNF adalah melakukan lang-
mendapatkan status kelem- kah-langkah untuk mendap-
bagaan SKB sebagai satuan atkan hak-hak tersebut. Un-
PNF bukanlah sebuah lang- tuk mendapatkan status yang
kah yang mudah. Sebagaima- terakreditasi dari BAN PAUD
na yang disampaikan oleh dan PNF, maka perlu meny-
Pranyono (2016), bahwa salah usun perencanaan dan pelak-
satu kendala dalam perubahan sanaan program PAUD dan
status kelembagaan SKB ada- Dikmas yang memenuhi de-
lah karena sebagian pejabat di lapan Standar Nasional Pen-
pemerintah kabupaten/kota didikan (SNP).
belum memahami fungsi dan Berdasarkan pada konsep
keberadaan SKB. dan teori penguatan kelem-
b. Tahap setelah status kelem- bagaan PNF, upaya ini dilaku-
bagaan kan agar SKB sebagai satuan
Salah satu tugas utama PNF bisa menyelenggarakan
pemimpin pada lembaga pen- program dengan prinsip pe-
didikan adalah mengembang- layanan prima. Untuk bisa
kan organisasi dan membela- menyelenggarakan program
jarkan anggotanya. Upaya itu dengan pelayanan prima,
dilakukan agar kelembagaan maka rangkaiannya adalah
bisa menyesuaikan den- penerapan fungsi manajemen,
gan kebutuhan belajar dan yaitu perencanaan, pengor-
masyarakat. Sebagaimana ganisasian, pelaksanaan, pen-
yang disampaikan oleh Sange gawasan, dan penilaian. Oleh
(1998), organisasi harus senan- karena itu, tugas kepala ada-
tiasa membelajarkan dan men- lah menjadikan lembaga dan
ingkatkan kemampuannya program di SKB bisa menda-
melalui proses adaptasi den- pat status terakreditasi.
gan perkembangan kebutuhan Langkah yang dilaku-
pelanggannya dan tuntutan kan oleh kepala SKB setelah
perubahan lingkungan. mendapat status satuan PNF
Lembaga SKB yang telah antara lain : 1) koordinasi den-
mendapat status sebagai sat- gan pemerintah kabupaten/
uan PNF maka berhak untuk: kota sebagai pengambil kebi-
1) memperoleh Nomor Pokok jakan; 2) mematuhi regulasi
Satuan Nasional/NPSN, 2) atau kebijakan yang ada; 3)
mengajukan permohonan dan kepala memahami posisinya
memperoleh status terakredi- sebagai pemimpin dan pen-
tasi, 3) memperoleh pembinaan gelola; 4) memberdayakan
dan pendanaan dari pemerin- sumberdaya manusia; 5) men-
tah (pusat maupun daerah), 4) ciptakan suasana kerja yang
menyelenggarakan ujian na- kondusif; dan 6) memiliki visi
sional pendidikan kesetaraan, dan misi kepemimpinan untuk
5) menyelenggarakan uji kom- kemajuan SKB.
petensi, dan 6) menerbitkan Berubahnya status SKB dari
ijazah atau sertifikat kelulusan kantor UPTD menjadi satuan

52 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

PNF menuntut adanya pe- rial berarti bisa diartikan seba-


rubahan yang terus menerus. gai kompetensi dalam mengelola
Oleh karena itu, tugas kepala suatu lembaga atau organisasi.
adalah sebagai agen perubah- Dalam kaitannya dengan pengelo-
an untuk membawa SKB men- laan SKB sebagai satuan PNF,
jadi yang lebih baik lagi. Hal maka kepala SKB harus memiliki
ini sesuai dengan pendapat kemampuan manajerial yang baik.
yang disampaikan Yukl (2000), Keberadaan SKB dapat meleng-
bahwa pemimpin harus bisa kapi kebutuhan masyarakat da-
membawa perubahan pada lam bidang PNF yang menyadari
organisasi pendidikan yang bahwa jalur PNF adalah sebagai
lebih baik lagi daripada sebe- penambah, pelengkap dan peng-
lumnya. Jika sudah berubah ganti pendidikan formal melalui
menjadi satuan, maka SKB program kesetaraan.
berhak untuk mendapatkan Kepala SKB harus bisa me-
anggaran penyelenggaraan mancing minat masyarakat un-
program, pengadaan ketena- tuk memilih SKB sebagai lembaga
gaan (pamong belajar maupun yang sesuai untuk mendapatkan
tenaga fungsional umum) yang pendidikan yang berbasis pada
cukup, pengadaan sarana dan keterampilan (vokasi) dan masuk
prasarana pembelajaran, serta sebagai pilihan pribadinya menja-
pembinaan untuk mencapai di peserta didik di lembaga terse-
standar nasional pendidikan but. Dalam memimpin SKB selalu
dan terakreditasi. Pemenuhan berupaya untuk melengkapi ket-
hak-hak SKB sebagai satuan ersediaan sarana dan prasarana
PNF menjadi tanggung jawab yang dikelola.
pemerintah pusat maupun pe- a. Kompetensi manajerial
merintah daerah. Kepala SKB adalah tenaga
fungsional pamong belajar
yang mendapat tugas tamba-
2. Kompetensi kepala dalam men- han untuk mengelola program
gelola SKB PAUD dan Dikmas di SKB.
Kepemimpinan merupakan Dalam kapasitasnya sebagai
perilaku pemimpin yang dilaku- pengelola, kepala perlu mem-
kan untuk memengaruhi aktivitas bekali diri dengan kompetensi
para bawahan untuk mencapai agar proses pengelolaan pro-
tujuan yang diinginkan. Konsep gram di SKB bisa berlangsung
kepemimpinan menurut Robbin lancar.
(2012), yang mendefinisikan seba- Berkaitan dengan kom-
gai leadership as ability to influen- petensi kepala lembaga pen-
ce a group toward the achievement didikan, Wirawan (2003) mer-
goals yang artinya bahwa seorang umuskan 5 (lima) kompetensi
pemimpin harus mempunyai ke- yang harus dikuasai oleh pen-
mampuan untuk mempengaruhi gelola, yaitu: a) kepribadian, b)
anggota kelompok untuk bersa- manajerial, c) kewirausahaan,
ma-sama mencapai tujuan yang d) supervisi, dan e) sosial.
diinginkan. Kepala SKB juga harus
Kemampuan seorang pemimpin memiliki kompetensi manaje-
tidak lepas dari kemampuan rial dalam mengelola SKB se-
manajerial. Kemampuan maneje- bagai satuan PNF yang ditun-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 53


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

jukkan dengan kemampuan: a) fungsional pamong belajar


menyusun usulan perencanaan maupun tenaga fungsional
program PAUD dan Dikmas; b) umum).
menciptakan struktur organ- Temuan hasil penelitian ten-
isasi yang sesuai; c) menjadi- tang kompetensi kepala seba-
kan SKB sebagai organisasi gai pengelola adalah: a) mam-
pembelajaran yang efektif bagi pu bersikap bersikap proaktif
warga masyarakat; d) mampu dan berusaha jemput bola
mendayagunakan tenaga fung- dalam mengusulkan program
sional pamong belajar sesuai PAUD dan Dikmas; b) memi-
dengan tugas dan fungsinya; liki kompetensi paedagogik
dan e) menciptakan iklim kerja dan andragogik; c) mampu un-
yang kondusif di SKB. tuk menyusun rancangan keg-
b. Kompetensi kewirausahaan iatan; d) kemampuan melak-
Kompetensi kewirausahaan sanakan tugasnya senantiasa
kepala SKB dalam mengelo- berpedoman pada aturan dan
la SKB sebagai satuan PNF dipertanggungjawabkan; e)
ditandai dengan kemampuan kemampuan menciptakan ke-
untuk: a) mengembangkan pro- sinambungan program; dan f)
gram yang inovatif; b) menye- mampu menjalin komunikasi
lenggarakan program secara dengan pihak-pihak terkait.
swadaya; dan c) mengelola aset Kompetensi sebagai pen-
dan sumberdaya manusia yang gelola, kepala SKB mempu-
dimiliki oleh SKB. nyai tugas untuk memimpin,
c. Kompetensi supervisi mengawasi, dan mengkoordi-
Kompetensi supervisi nasikan pelaksanaan program,
kepala SKB dalam mengelola serta mengendalikan urusan
SKB ditunjukkan dengan ke- kepegawaian dan keuangan,
mampuan untuk: a) menyusun maupun perlengkapan rumah
jadwal kegiatan supervisi pro- tangga SKB. Status sebagai
gram PAUD dan Dikmas; b) pengelola membuat kepala
mampu melaksanakan super- SKB dapat disejajarkan den-
visi yang bermanfaat dalam gan seorang manajer. Dalam
pengendalian mutu program; sebuah organisasi, manajer
dan c) mampu menindaklan- adalah pembuat keputusan
juti hasil supervisi untuk men- (decision maker).
ingkatkan profesionalisme dan Menurut Drucker (1993),
kinerja pamong belajar. dalam sebuah organisasi seo-
d. Kompetensi sosial rang manajer mempunyai lima
Kompetensi sosial kepala tugas pokok, yaitu: a) mene-
dalam mengelola SKB sebagai tapkan sasaran dan tujuan;
satuan PNF yang ditunjukkan b) melakukan pengorganisa-
dengan kemampuan untuk: sian; c) memberikan motivasi
a) mampu melakukan kor- dan komunikasi; d) melaku-
dinas dan kerjasama dengan kan pengukuran kinerja; dan
pengambil kebijakan; b) ikut e) mengembangkan kapasitas
berpartisipasi dalam kegiatan orang lain dan dirinya.
sosial kemasyarakatan; dan c) Kepala SKB harus mem-
memiliki kepekaan terhadap punyai kemampuan untuk a)
kondisi bawahannya (tenaga menyusun dan menetapkan

54 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

sasaran dan tujuan program description) yang jelas; c) menum-


PAUD dan Dikmas di SKB se- buhkan kesadaran bersama kepala
lama 1 tahun; b) menetapkan dan bawahan untuk mengerjakan
organisasi pelaksana program tugas-tugas dengan rasa tang-
di SKB maupun yang di ma- gungjawab; d) menerapkan prin-
syarakat; c) proses dilaksana- sip dan nilai-nilai keagamaan da-
kan dengan diskusi bersama lam mengelola program PAUD dan
kepala dan tenaga fungsional Dikmas di SKB; e) menyelengga-
pamong belajar serta tenaga rakan program berdasarkan hasil
administarsi lainnya; d) mela- identifikasi kebutuhan belajar; f)
kukan supervisi sebagai ba- menjalin kerjasama yang harmon-
gian dari pegendalian mutu is dan saling menguntungkan den-
pelaksanaan program; dan e) gan pengambil kebijakan di pe-
memprogramkan kegiatan un- merintah daerah; serta g) menjalin
tuk meningkatkan kompetensi kerjasama dan sinergitas dengan
dirinya dan ketenagaan lain- satuan PNF lainnya.
nya di SKB melalui kegiatan Berkaitan dengan peran se-
magang, pelatihan, workshop, bagai pemimpin, Witasah (2011)
dan kegiatan lainnya. menyampaikan bahwa peran
Idealnya sebagai seorang adalah perilaku yang diatur dan
pengelola, maka kepala SKB yang diharapkan dari seorang
diharapkan mempunyai kom- pemimpin pada struktur organ-
petensi untuk: a) menyusun isasi. Jika dikaitkan dengan den-
perencanaan program PAUD gan kepemimpinan yang efektif
dan Dikmas yang akan dilaks- di SKB, maka kepala SKB harus
anakan oleh SKB; b) meny- mempunyai kemampuan untuk: a)
usun dan menetapkan struktur membangun visi, misi, dan strate-
organisasi SKB sesuai dengan gi lembaga; b) membangun dan
ketentuan Kementerian Pendi- mengembangkan program yang
dikan dan Kebudayaan; c) pro- inovatif; c) memberikan motivasi
gram PAUD dan Dikmas yang yang membangkitkan produktivi-
dilaksanakan adalah hasil dari tas; d) berkomunikasi dan mendis-
identifikasi kebutuhan belajar kusikan segala hal dengan staf;
masyarakat; d) mampu men- dan e) mengambil dan membuat
dayagunakan pamong belajar keputusan yang tepat.
dan staf secara optimal dalam Implementasi kepemimpinan
penyelenggaraan program; pendidikan yang efektif sebagai
dan e) menjadikan SKB seba- pimpinan organisasi, maka kepala
gai lembaga pembelajaran dan SKB harus mampu untuk meny-
percontohan PAUD dan Dik- usun perencanaan progam PAUD
mas bagi satuan lainnya. dan Dikmas untuk jangka pendek,
3. Kepemimpinan yang efektif di jangkah menengah, maupun jang-
SKB ka panjang. Selain itu, kepala juga
Kepemimpinan efektif bisa di- harus bisa memberdayakan dan
laksanakan oleh kepala SKB pada memanfaatkan sumberdaya ma-
saat mampu untuk: a) mencip- nusia (pamong belajar dan staf
takan suasana lingkungan kerja serta anggota masyarakat) dan
yang harmonis dan kondusif; b) aset yang tersedia dengan sebaik-
memberdayakan ketenagaan yang baiknya, meskipun kondisinya
ada dengan deskripsi tugas (job terbatas.

JPNF Vol. 19, No.2 2018 55


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

Dalam kepemimpinan pendidi- hadiah bahkan hukuman yang


kan, posisi seorang pemimpin ada- diterapkan secara proporsional,
lah sebagai agen perubahan, yang sehingga bagi siapa saja yang kin-
diharapkan bisa menciptakan in- erjanya baik dan berprestasi layak
ovasi dan perubahan yang terus mendapat penghargaan baik fin-
menerus di lembaga. SKB adalah ansial, peningkatan karier mau-
salah satu bentuk satuan PNF pun promosi jabatan, begitu se-
yang tentu saja program-program baliknya apabila memiliki kinerja
yang diselenggarakan. Oleh kar- yang kurang baik, pemberlakuan
ena itu, pemimpin/kepala harus rotasi maupun mutasi merupakan
mempunyai strategi dan terobosan jalan keluarnya.
untuk menuju kondisi yang lebih Kepala SKB adalah tenaga
baik lagi. fungsional pamong belajar yang
Idealnya dengan adanya pe- mendapat tugas tambahan sebagai
rubahan yang harus dilakukan oleh kepala yang dalam kepemimpi-
SKB yang sudah berubah status nannya dikenal sebagai orang
dari kantor UPTD menjadi satuan yang terbuka, humoris dan me-
PNF adalah mengubah paradigma naruh kepercayaan yang besar ke-
baru bahwa kepala SKB jaba- pada para staf. Khususnya kepada
tan tambahan bersamaan dengan tenaga fungsional pamong belajar.
posisinya sebagai tenaga fung- Keberadaan tenaga fungsional pa-
sional pamong belajar. Berarti po- mong belajar yang sangat menen-
sisi kepala hampir sejajar dengan tukan berhasil tidaknya program
tenaga fungsional pamong belajar pendidikan masyarakat yang di-
lainnya. Selain itu dengan adanya laksanakan. Jalinan kerjasama
perubahan status sebagai satuan dan hubungan dengan Dinas Pen-
PNF, maka diharapkan permas- didikan kabupaten/kota sangat
alahan-permasalahan yang terkait akrab, melalui anggaran Dinas
dengan: a) ketidakpastian ban- Pendidikan mendapat anggaran
tuan program dan pendanaan dari khusus program-program percon-
pemerintah pusat maupun pemer- tohan di SKB dan ternyata pro-
intah daerah, dan b) kelangsungan gram-program percontohan dari
dan keberlanjutan program sudah dana APBD tersebut menjadikan
tidak lagi menjadi permasalahan. SKB menjadi maju dan terkenal.
Model kepemimpinan yang
4. Pelaksanaan model kepemimpi- bisa diterapkan dalam men-
nan kepala gelola SKB sebagai satuan PNF
Kepala SKB mampu mencip- antara lain model birokrasi, model
takan iklim organisasi yang kon- kepemimpinan demokratis, dan
dusif, yang berbasis kinerja serta model kepemimpinan transfor-
menyenangkan (comfortable bu- masional.
reaucracy) sehingga para pamong a. Kepemimpinan birokrasi
belajar dan ketenagaan yang lain Dalam struktur organisasi
merasa nyaman dalam bekerja, birokrasi, kedudukan SKB
bersemangat dan memiliki dedi- adalah bagian dari pemerin-
kasi yang tinggi dalam tugasnya tah kabupaten/kota di bawah
sebagai aparat negara yang digaji naungan Dinas Pendidikan.
pemerintah, serta penerapan alat- Oleh karena itu, kepala SKB
alat pendidikan dalam kepemimpi- adalah bagian dari jabatan
nannya seperti pujian, larangan, di lingkungan pemerintahan/

56 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

birokrasi. Secara administra- tugas dan kewajiban.


si, kepala SKB bertanggung Dikaitkan dengan pen-
jawab kepada kepala Dinas erapan model kepemimpinan
Pendidikan. Pembinaan secara birokrasi oleh kepala, acuan-
edukatif dilaksanakan oleh nya adalah posisi dan kedudu-
kepala bidang PAUD dan Dik- kan sebagai tenaga fungsional
mas. SKB juga mendapatkan pamong belajar yang menda-
pembinaan dan fasilitasi dari pat tugas tambahan. Secara
Direktorat Jenderal PAUD dan struktural, kedudukan dan
Dikmas yang berkaitan den- jabatan kepala SKB dalam
gan pengembangan program. kepemimpinan birokrasi yang
Selain itu, untuk peningkatan bertanggungjawab kepada
mutu pendidik dan tenaga kepala Dinas Pendidikan.
kependidikan di SKB menda- Penerapan model
patkan pembinaan dari Direk- kepemimpinan birokrasi oleh
torat Pembinaan GTK PAUD kepala dalam mengelola SKB
dan Dikmas Kementerian Pen- sebagai satuan PNF dalam
didikan dan Kebudayaan. bentuk: 1) melaksanakan tu-
Kepemimpinan birokrasi gas dan fungsinya senantiasa
adalah model memimpin da- mengacu pada perundang-un-
lam organisasi/ lembaga yang dangan dan peraturan kepe-
ditandai dengan adanya prose- gawaian yang berlaku; 2) me-
dur dan administrasi ketat nyelenggarakan program dan
yang diberlakukan untuk kegiatan dengan mengacu
pimpinan maupun anak buah- pada kebijakan dan penetapan
nya. Keputusan yang dibuat dari Dinas Pendidikan; 3) pe-
dalam kepemimpinan birokra- nyelenggaraan program yang
si berdasar-kan peraturan yang menggunakan dana APBD dan
berlaku yang cenderung tidak APBN; 4) penyelenggaraan
fleksibel. Segala kegiatan dan program diarahkan untuk
programnya berpusat pada akuntabilitas dan kinerja lem-
pimpinan dan tidak boleh me- baga SKB; dan 5) menyusun
lepaskan dari ketentuan yang laporan pelaksanaan tugas
berlaku. dan fungsinya kepada kepala
Prinsip kepemimpinan Dinas Pendidikan.
birokrasi yang ideal menurut Model kepemimpinan
Max Weber (dalam Wirawan, birokrasi yang ideal di SKB
2003) terdiri atas: 1) adanya sebagai satuan PNF adalah:
pembagian kerja berdasarkan 1) mempunyai kewenangan
spesifikasi jabatan fungsion- yang sesuai dengan tugas dan
al, 2) adanya hierarki otori- fungsinya sebagai satuan pen-
tas organisasi/sistem sosial, 3) didikan; 2) memperoleh alokasi
sistem aturan yang diajarkan anggaran yang bisa digunakan
kepada semua aparat, 4) sistem untuk penyelenggaraan pro-
prosedur yang mengatur pros- gram; 3) mampu menyeleng-
es melaksanakan tugas, 5) im- garakan program dan kegiatan
personalitas hubungan antar secara reguler sehingga tidak
persnal, dan 6) seleksi dan pro- semuanya menunggu dan ter-
mosi berdasarkan kompetensi gantung pada penetapan angg-
teknis dalam melaksanakan aran dari pemerintah; 4) kepala

JPNF Vol. 19, No.2 2018 57


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

mendapatkan dana teknis op- tuk membahas rencana dan


erasional yang bisa digunakan pelaksanaan program; dan 6)
untuk melaksanakan tugas memunculkan nilai-nilai ke-
dan fungsinya; dan 5) mendap- bersamaan di SKB.
atkan tambahan tenaga fung- Penerapan model
sional pamong belajar yang se- kepemimpinan demokratis
suai dengan kebutuhan. oleh kepala dalam mengelo-
b. Kepemimpinan demokratis la SKB sebagai satuan PNF
Model kepemimpinan SKB membawa dampak dan
demokratis adalah adanya manfaat: 1) terciptanya sua-
kebersamaan bawahan dan sana kerja yang harmonis dan
pimpinan untuk melaksana- lingkungan yang kondusif se-
kan kegiatan. Ciri lain adalah hingga memotivasi seluruh
kemampuan pemimpin untuk ketenagaan untuk melaksana-
mempengaruhi orang lain un- kan tugas-tugasnya; 2) selu-
tuk kerjasama dalam organisa- ruh ketenagaan yang ada bisa
si. Kewenangan pimpinan da- diberdayakan dengan pembe-
lam kepemimpinan demokratis rian tugas yang sesuai dengan
tidak mutlak karena ada pen- potensi dan kompetensinya;
delegasian kepada bawahan. dan 3) kebersamaan dalam
Pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan dan
pembahasan dilaksanakan program yang dilandasi untuk
dengan musyawarah. keberhasilan mencapai tujuan.
Menurut Wirawan (2003) c. Kepemimpinan Transfor-
bahwa organisasi yang men- masional
erapkan kepemimpinan Penerapan model
demokratis cenderung sangat kepemimpinan transfor-
dinamis karena semua ang- masional oleh kepala dalam
gota mempunyai hak untuk mengelola SKB sebagai sat-
berperan dan menyampaikan uan PNF menunjukkan: a)
gagasannya. Pemimpin or- kepala bersama pamong bela-
ganisasi biasanya dipilih oleh jar merumuskan visi dan misi
anggota melalui musyawarah kelembagaan; b) kepala mem-
dan pilihan bersama. Peren- berdayakan seluruh karyawan
canaan kegiatan disusun dan dalam pelaksanaan program
dirancang serta dilaksanakan di SKB; c) kepala menjadi te-
bersama-sama sesuai dengan ladan yang positif bagi kary-
rincian tugas masing-masing. awan dengan prestasi yang te-
Model kepemimpinan lah diraihnya; d) menjadi agen
demokratis dalam mengelola perubahan dengan menyusun
SKB sebagai satuan PNF ada- program yang inovatif; dan e)
lah: 1) kepala mendelegasi- karyawan mengikuti peruba-
kan tugas dan kewenangan; han yang diterapkan kepala
2) menciptakan suasana kerja dengan melaksanakan tugas
yang harmonis dan kondusif; yang sesuai dengan potensin-
3) pembentukan kordinator pa- ya.
mong belajar untuk memudah- Sebagaimana yang disam-
kan informasi dan komunikasi; paikan oleh Bass (2003), bah-
4) menyusun deskripsi tugas wa kepemimpinan transfor-
yang jelas; 5) musyawarah un- masional merupakan model

58 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

kepemimpinan yang dilandasi dan pemerintah daerah (mela-


adanya rasa saling percaya, lui Dinas Pendidikan Kabu-
adanya kekaguman, mun- paten Ponorogo). Kepala sudah
culnya rasa kesetiaan, sikap melakukan tugas dan peran-
hormat terhadap pimpinan, nya dalam mengelola SKB
berusaha untuk melakukan dengan melibatkan karyawan
yang lebih. Kepemimpinan untuk menyusun perencanaan,
transformasional adalah suatu melaksanakan kegiatan, serta
model kepemimpinan untuk melakukan pemantauan dan
meningkatkan dan mengem- evaluasi.
bangkan kapasitas sumber-
daya manusia. Kepemimpinan Implementasi Fungsi Manajemen
yang mampu mendatangkan Pada Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
perubahan di dalam diri set- SKB
iap individu yang terlibat atau Fungsi SKB sebagai satuan PNF
bagi seluruh organisasi untuk adalah: 1) pembentukan rombongan
mencapai performa yang se- belajar; 2) pembelajaran dan pem-
makin tinggi. bimbingan; 3) pengembangan kuri-
Penerapan model kulum, bahan ajar, dan media belajar;
kepemimpinan transfor- 4) evaluasi pembelajaran; 5) program
masional oleh kepala dilaku- percontohan; 6) desa binaan; 7) hubun-
kan untuk mengubah agar gan kerjasama dengan orang perserta
SKB menjadi semakin lebih didik; dan 8) administrasi SKB.
baik. Upaya yang positif terse- 1. Tugas dan fungsi yang sudah di-
but diawali dengan bagaimana laksanakan
agar SKB segera mendapat Pelaksanaan tugas dan fungsi
status sebagai satuan PNF. Pe- SKB sebagai satuan PNF ada-
rubahan status tersebut se- lah penyelenggaraan pembelaja-
bagai bagian dari upaya pen- ran program PAUD dan Dikmas,
guatan kelembagaan sehingga yaitu a) Program PAUD; b) pro-
keberadaannya tetap diakui gram keaksaraan; c) program ke-
dan bisa menyelenggarakan setaraan; d) program kursus; e)
kegiatan dan program yang se- program pendidikan keluarga dan
suai dengan tugas dan fungsin- remaja; dan f) implementasi model
ya sebagai satuan PNF. pembelajaran PAUD dan Dikmas.
Berdasarkan konsep Sebagian besar fungsi yang
kepemimpinan transfor- sudah bisa diselenggarakan oleh
masional, maka idealnya se- SKB sebagai satuan PNF adalah
orang kepala melakukan tu- pelaksanaan pembelajaran dan
gas dan peranya dengan baik pembimbingan. Hal ini sesuai
yang juga mendapat dukungan dengan fungsinya sebagai satuan
dari seluruh karyawan. Kar- pendidikan yang sejak awal tugas
ena SKB merupakan lembaga dan fungsinya adalah berkaitan
birokrasi sehingga semua keg- dengan kegiatan belajar menga-
iatan dan program yang dilak- jar dan program percontohan pen-
sanakan serta ketentuan yang didikan yang dilaksanakan di luar
diterapkan harus mengacu sistem pendidikan persekolahan.
pada kebijakan dari pemerin- Program pembelajaran dan pem-
tah pusat (melalui kementerian bimbingan yang diselenggarakan
pendidikan dan kebudayaan) oleh SKB ditujukan untuk me-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 59


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

layani masyarakat yang karena 2. Tahap perencanaan


sesuatu hal tidak bisa memperoleh Berdasarkan temuan penelitian
layanan pendidikan formal. pada tahap perencanaan tugas
Hal ini sesuai dengan pendapat dan fungsi yang dilakukan ada-
yang disampaikan oleh Napitupu- lah sebagai berikut: a) melakukan
lu (1981) bahwa penyelenggaraan kordinasi dan komunikasi dengan
pendidikan luar sekolah atau pen- Dinas Pendidikan untuk menge-
didikan non formal adalah proses tahui penetapan dan persetujuan
pendidikan yang dilaksanakan di program-program yang akan dise-
luar ssitem pendidikan perseko- lenggarakan di SKB; b) konsolida-
lahan untuk mengaktualisasikan si dengan seluruh karyawan untuk
potensi pengetahuan, sikap, dan merancang penyelenggaraan pro-
keterampilan sehingga menjadi gram sesuai dengan penetapan dan
manusia yang berdaya dan gemar persetujuan dari pengambil kebi-
belajar. Meskipun demikian, pro- jakan; c) melakukan identifikasi
gram PNF tetap diselenggarakan kebutuhan belajar masyarakat
secara terstruktur dan berjenjang yang sesuai dengan rancangan
tetapi pelaksanaanya lebih fleksi- program; dan d) melakukan dis-
bel sesuai dengan kebutuhan bela- kusi dengan mitra dan masyarakat
jar dan karakteristik masyarakat yang akan menjadi penyelenggara
sebagai peserta didiknya. program di luar SKB.
Tugas dan fungsi yang sudah Sebagaimana diketahui bahwa
dilaksanakan serta disesuaikan salah satu karakteristik penye-
dengan konsep teori tentang pro- lenggaraan program PAUD dan
gram PNF, maka kondisi ideal Dikmas adalah selalu diawali den-
adalah sebagai berikut: a) adanya gan identifikasi kebutuhan belajar
jaminan pendanaan untuk penye- masyarakat. Hasil dari identifikasi
lenggaraan program PAUD dan selanjutnya dijadikan sebagai ba-
PNF di SKB sebagai satuan PNF; han untuk menyusun perencanaan
b) pelaksanaan pembelajaran program. Tahap perencanaan di-
tetap dilaksanakan dengan pe- maksudkan untuk memudahkan
menuhan komponen pembelajaran langkah selanjutnya.
untuk menjamin kualitas lulusan Hal ini sesuai dengan yang dis-
program; dan c) penerapan fungsi ampaikan oleh Sudjana (2004)
manajemen mulai dari tahap per- salah satu tahapan dalam peren-
encanaan, pelaksanaan, dan pen- canaan adalah merumuskan tu-
gendaliannya. juan yang hendak dicapai ber-
Tujuan utama perubahan sta- sama, keberadaan potensi yang
tus SKB dari kantor UPTD men- dimiliki, langkah-langkah yang
jadi satuan PNF adalah agar akan dilaksanakan, dan peluang
keberadaan SKB dan lulusan pe- yang bisa dimanfaatkan sebagai
nyelenggaraan programnya diakui sarana mencapai tujuan tersebut.
di masyarakat dan bisa diterima Oleh karena itu, dalam menyusun
di dunia usaha. Selain itu, dengan perencanaan dilakukan dengan
adanya status sebagai satuan PNF, berdasarkan pada data dan infor-
diharapkan SKB bisa mendapat- masi yang dimiliki.
kan dukungan pendanaan untuk Oleh karena itu, yang bisa di-
penyelenggaraan program dan lakukan untuk mendapat data dan
kegiatannya. informasi sebagai bahan untuk
menyusun perencanaan pelaksan-

60 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

aan tugas dan fungsi SKB sebagai hubungan antara kinerja dan po-
satuan PNF adalah dengan cara: a) tensi yang dimiliki masing-masing
melakukan identifikasi kebutuhan orang. Tujuannya, untuk menca-
belajar masyarakat dan peruba- pai tujuan yang diharapkan. Pen-
han peraturan kebijakan di pusat gorganisasian dilakukan agar se-
maupun daerah berkaitan den- tiap orang dalam organisasi bisa
gan program PAUD dan Dikmas; saling bekerjasama secara efektif
b) mengevaluasi penyelenggaraan dan efisien.
program dan kegiatan tahun sebe- Pengorganisasian untuk melak-
lumnya sehingga bisa diketahui sanakan tugas dan fungsi dituang-
apa kekurangan dan kelemahan kan dalam bentuk struktur organ-
maupun kelebihan dan keunggu- isasi. Kepala SKB menetapkan
lannya untuk diambilkesimpulan langsung struktur kepanitian atau
apakah program bisa dilanjut atau musyawarah terlebih dahulu den-
dihentikan; dan c) berdasarkan gan karyawan. Pengorganisasian
persetujuan dan penetapan pro- dalam rangka pelaksanaan tugas
gram dari dinas pendidikan. dengan menyusun struktur organ-
Bentuk perencanaan pelaksan- isasi. Selanjutnya struktur organ-
aan tugas dan fungsi SKB dituang- isasi tersebut ditetapkan secara
kan secara tertulis dalam bentuk formal dengan surat keputusan
dokumen usulan maupun rancan- kepala SKB.
gan program. Rancangan kegiatan 4. Tahap pelaksanaan
dan program yang mendapatkan SKB sebagai satuan PNF sesuai
dana dari APBN dan APBD dis- dengan Peraturan Menteri Pen-
usun dalam bentuk proposal men- didikan dan Kebudayaan Nomor
gacu pada Juknis satuan PNF SKB 81 tahun 2013 tentang Pendirian
berdasarkan Peraturan Ditjen Satuan PNF mempunyai tugas un-
PAUD dan Dikmas No.1453 tahun tuk melaksnakan kegiatan pem-
2016 maupun peraturan dari pe- belajaran yang sesuai dengan ke-
merintah kabupaten/ kota. butuhan belajar masyarakat. Oleh
3. Tahap pengorganisasian karena itu, pelaksanaan tugas dan
Tahap pengorganisasian tugas fungsi sebagai satuan PNF dalam
dan fungsi SKB sebagai satuan kegiatan belajar mengajar terbagi
PNF yang sudah dilakukan ada- ke dalam kegiatan pembelajaran,
lah dengan: a) inventarisir po- pelatihan, dan pembimbingan
tensi dan kompetensi karyawan; teknis.
b) pendelegasian kewenangan Hal ini sesuai dengan temuan
kepada karyawan sesuai dengan penelitian bahwa SKB melaksan-
posisi dan tanggung jawabnya; c) akan tugas dan fungsinya pada:
menetapkan panitia atau penang- a) kegiatan belajar mengajar yang
gungjawab yang akan melaksana- dikelola dan dilaksanakan oleh
kan kegiatan; dan d) menyusun tenaga fungsioanl pamong belajar;
deskripsi tugas masing-masing dan b) peran tenaga fungsional
personalia kepanitiaan dan men- pamong belajar pada satu sisi se-
ciptakan sistem kerja yang har- bagai pendidik yang terlibat lang-
monis. sung dalam proses belajar menga-
Berkaitan dengan itu, penda- jar dengan menjadi tutor program
pat yang disampaikan oleh Terry kesetaraan, juga sebagai tenaga
(2012), pengorganisasian meru- kependidikan dengan menjadi
pakan upaya untuk membangun pengelola program PAUD.

JPNF Vol. 19, No.2 2018 61


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

Oleh karena itu, kondisi ideal toring yang dilakukan oleh tenaga
yang harus ada dalam pelaksan- fungsional pamong belajar untuk
aan tugas dan fungsi adalah: a) mengetahui kondisi awal/persia-
kepala sebagai pimpinan senan- pan pelaksanaan, proses kegiatan
tiasa memberikan motivasi dan sedang berlangsung, dan bagaima-
dukungan serta aktif berinter- na hasil dari pelaksanaan kegiatan
aksi dengan pendidik dan tenaga pembelajaran.
kependidikan; b) tenaga fungsion- Pengawasan menurut definisi
al pamong belajar melaksanakan Robbin (2012) adalah proses untuk
kegiatan belajar mengajar sesuai memantau, membandingkan, serta
tugasnya dengan menyusun desain memberikan koreksi terhadap
pembelajaran, silabus rencana pelaksanaan dan hasil pekerjaan.
pelaksanaan pembelajaran, dan Pengawasan terhadap pelaksan-
laporan pelaksanaan pembelaja- aan tugas dan fungsi SKB adalah
ran; c) keterlibatkan masyarakat melihat proses pengelolaan pro-
dalam pelaksanaan kegiatan, baik gram, membandingkan antara
sebagai pengelola maupun sebagai proses dengan standar pencapaian
peserta didik; dan d) adanya moti- yang direncanakan, dan mengko-
vasi yang tinggi dari peserta didik reksi penampilan hasil penyeleng-
atau warga belajar untuk mengi- garaan. Oleh karena itu, idealnya
kuti proses pembelajaran. pengawasan dilaksanakan den-
5. Tahap pengawasan gan melakukan tiga hal berikut:
Tahap pengawasan yang di- a) melakukan pengukuran capa-
lakukan lebih pada upaya pengen- ian kinerja yang sedang dilakukan
dalian penyelenggaraan program. dengan melihat hasil capaian se-
Pengawasan secara simultan ber- mentara; b) membandingkan kin-
samaan dengan fungsi pelaksan- erja yang sedang dicapai sekarang
aan yang tujuannya adalah untuk dengan indikator standar yang su-
mengetahui kendala dan kesulitan dah ditetapkan; dan c) melakukan
yang dihadapi, bagaiman proses tindak lanjut dengan kebijakan
pembelajaran berlangsung, dan manajerial untuk memperbaiki
apa solusi yang diberikan untuk kekurangan dan kelemahan.
mengatasi kesulitan-kesulitan
tersebut. Implementasi Fungsi Manajemen
Tahap pengawasan dilakukan Pada Program Pemberdayaan di SKB
oleh kepala SKB melalui kegiatan Proses pemberdayaan masyarakat
supervisi pada pertengahan waktu melalui program PNF sebagai upaya
pelaksanaan kegiatan, dan kegia- untuk memungkinkan masyarakat
tan monitoring yang dilaksanakan terlibat dalam kegiatan sesuai den-
oleh tenaga fungsional pamong gan potensinya. Pemberdayaan da-
belajar pada masa awal, perten- lam konteks PNF sebagaimana yang
gahan, maupun akhir kegiatan. disampaikan oleh Kindervetter (da-
Supervisi yang dilaksanakan oleh lam Widodo, 2015) adalah upaya un-
kepala bertujuan untuk melihat tuk memberikan kekuatan kepada
kesesuaian penyelenggaraan pro- masyarakat agar mempunyai daya ta-
gram dengan perencanaanya, kes- war yang bagus, mampu mengendali-
esuaian kinerja panitia dengan job kan sosial ekonominya, ikut berparti-
description yang disusun, serta sipasi dalam kegiatan di masyarakat,
untuk mengetahui permasalahan dan kemampuan mengambil kepu-
yang muncul. Sedangkan moni- tusan dalam rangka pengembangan

62 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

masyarakat. lengga-raan program PNF. Karak-


Keterlibatan dan peran serta teristik penyelenggaraan program
masyarakat dalam penyelenggaraan PAUD dan Dikmas antara lain:
program PAUD dan Dikmas di SKB a) berorientasi pada masalah dan
merupakan kekuatan yang dibu- kebutuhan belajar masyarakat,
tuhkan. Ini karena pada satu sisi b) mempunyai komitmen un-
masyarakat berperan sebagai obyek tuk melakukan perbaikan secara
dan pada sisi lainnya kadangkala juga berkelanjutan, dan c) memuncul-
sebagai subyek dalam penyeleng- kan kemandirian.
garaan program. Program-program Program pemberdayaan ber-
yang diselenggarakan oleh SKB men- orientasi pada kebutuhan di
garah kepada upaya pemberdayaan SKB sebagai satuan PNF adalah
masyarakat, sehingga dengan PNF program pembelajaran, pelati-
masyarakat mempunyai pengetahuan, han, dan pembimbingan dengan
sikap, dan keterampilan untuk men- mengedepankan layanan sosial
jalani proses kehidupannya untuk masyarakat yang termar-
Proses pemberdayaan masyarakat jinalkan. Penyelenggarakan pro-
melalui program PNF merupakan up- gram berorientasi pada kebutuhan
aya yang memungkinkan kepada ang- perlu adanya pengelolaan yang
gota masyarakat dengan segala ket- profesional dengan mengacu pada
erbatasan dan keberadaannya dapat fungsi manajemen, mulai dari
memberdayakan dirinya. Masyarakat tahap perencanaan, pengorgan-
yang berdaya bisa ikut berpartisipa- isasian, pelaksanaan, dan penga-
si Keberdayaan masyarakat apabila wasan/evaluasi.
mampu mengubah potensinya menjadi a. Tahap perencanaan
kekuatan yang dapat mengubah diri Tahap perencanaan pro-
dan keadaannya yang bisa memberi- gram berorientasi kebutuhan
kan kontribusi bagi kehidupannya. masyarakat dilaksanakan se-
Oleh karena itu, program yang dis- cara bersama antara kepala
elenggarakan oleh SKB perlu dilaku- dan tenaga fungsioal pamong
kan melalui proses manajemen yang belajar. Hampir semua program
tepat dan bertahap. Fungsi manaje- PNF yang diselenggarakan
men pada program pemberdayaan di oleh SKB berdasarkan hasil
SKB melalui program yang diselengg- identifikasi kebutuhan belajar.
arakan dengan mengacu pada konsep Persiapan untuk identifikasi
theory of empowering and sustainable dengan menyusun instrumen
(Sudjana, 2004). Maka SKB menyusun yang akan diselenggarakan.
program pemberdayaan yang ber- Identifikasi dilakukan untuk
dasarkan pada: 1) programnya berori- program-program pembelaja-
entasi pada kebutuhan masyarakat, 2) ran pendidikan keaksaraan,
adanya penguatan lembaga, 3) men- kesetaraan, dan pendidikan
garah pada pengembangan lembaga, keterampilan.
dan 4) munculnya peran serta dan Identifikasi yang dilakukan
partisipasi masyarakat. pada tahap perencanaan pem-
1. Berorientasi pada kebutuhan belajaran, yaitu: 1) materi dan
Program yang diselenggarakan kurikulum program, 2) sarana
oleh SKB selalu diawali dengan dan prasarana, 3) waktu dan
tahapan identifikasi kebutuhan tempat kegiatan, 4) metode dan
belajar, karena tahapan itu meru- media pembelajaran, 5) biaya
pakan salah satu prinsip penye- yang dibutuhkan, 6) struktur

JPNF Vol. 19, No.2 2018 63


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

organisasi kepanitiaan, dan 7) dahara, d) seksi pembela-


pendidikan dan tenaga kepen- jaran, e) seksi administra-
didikan, si, dan f) seksi evaluasi dan
Sudjana (2004) mendefinisi- pelaporan.
kan perencanaan merupakan 2). Uraian tugas
proses yang sistematis dalam Masing-masing jabatan
pengambilan keputusan tinda- dalam struktur organisasi
kan yang akan dilakukan pada penyelenggaraan program
waktu yang akan datang. Da- yang meliputi hak dan ke-
lam kaitannya dengan peren- wajiban dalam pelekasan-
canaan program PNF tahapan- aan kegiatan. Uraian tugas
nya melalui proses identifikasi masing-masing personil
kebutuhan belajar masyarakat. dirumuskan bersama-sa-
Agar proses identifikasi meng- ma dalam organisasi yang
hasilkan data dan informasi sudah ditetapkan oleh
yang tepat, maka perlu meny- kepala SKB.
usun rancangan dan perangkat c. Tahap pelaksanaan
identifikasi yang tepat. Tahap pelaksanaan program
Oleh karena itu, langkah yang berorientasi kebutu-
ideal pada tahap perencanaan han dalam bentuk penyeleng-
identifikasi kebutuhan belajar garaan program pembelajaran
adalah: 1) menyusun rancan- dan pelatihan. Adapun pro-
gan identifikasi yang sesuai gram yang dilaksanakan oleh
dengan program; 2) menetap- oleh SKB adalah: 1) PAUD;
kan skala prioritas tahapan- 2) pendidikan keaksaraan; 3)
tahapan yang akan dilakukan; pendidikan kesetaraan; serta 4)
dan 3) menyusun draft rencana kursus dan pelatihan. Pelaksa-
pelaksanaan program yang se- naan program tersebut dengan
suai dengan hasil identifikasi. melibatkan pamong belajar se-
b. Tahap pengorganisasian bagai pendidik maupun seba-
Tahap pengorganisasian gai tenaga kependidikan.
dengan menyusun personil Pelaksanaan program ber-
kepanitiaan yang akan bertu- orientasi kebutuhan dengan
gas untuk melaksanakan keg- melibatkan dan menggerak-
iatan yang berasal dari unsur kan sumberdaya manusia yang
tenaga fungsional pamong be- ada. Pelaksanaan program di-
lajar dan tenaga administrasi. upayakan bisa menggerakkan
Pengorganisasian dalam pro- orang-orang yang ada untuk
gram yang berorientasi pada mencapai tujuan secara efektif
kebutuhan ditetapkan oleh dan efisien.
kepala SKB. Karenanya itu pelaksan-
1). Struktur kepanitian aan program yang berorien-
Struktur panitia dalam tasi kebutuhan secara ideal
penyelenggaraan program dilaksanakan dengan: 1) peny-
PAUD, program pendidi- usunan perencanaan sebagai
kan keaksaraan dan ke- gambaran program yang akan
setaraan, serta program dilaksanakan, 2) pembentu-
pendidikan kursus dan kan kepanitiaan dan penang-
pelatihan terdiri atas: a) gungjawab penyelenggaraan
ketua, b) sekretaris, c) ben- dengan rumusan tugas yang

64 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

jelas, 3) mengoptimalkan per- akan pada akhir semester dan


an tenaga fungsional pamong akhir tahun.
belajar sebagai pendidik dan Berdasarkan pemikiran pe-
tenaga kependidikan, dan 4) neliti, maka idealnya dalam
konsep pengelolaan yang pro- program yang berorientasi
fesional dan penyelenggaraan pada kebutuhan diselengga-
yang inovatif. rakan dengan prinsip: 1) pro-
d. Tahap pengawasan dan evalu- gram yang bisa memberikan
asi sentuhan untuk menyelesai-
Pengawasan dan evalu- kan permasalahan pendidikan
asi terhadap program sebagai berkaitan dengan keterbatasan
bagian dari pengendalian un- akses dan kemampuan untuk
tuk mengawasi kegiatan yang mengikuti layanan pendidi-
sudah dan yang sedang ber- kan sekolah; 2) program yang
langsung. Hal ini dilakukan mengarah pada pendidikan
untuk mengendalikan pelak- vokasi dan kecakapan hidup
sanaan program sesuai dengan yang secara langsung berman-
rencana yang ditetapkan. Den- faat untuk menumbuhkan se-
gan adanya pengawasan seh- mangat berusaha; dan 3) pro-
ingga kesalahan dan kendala gram yang berkaitan dengan
dapat diantisipasi. Selain itu upaya pengembangan diri dan
dengan evaluasi dapat diketa- peningkatan kesejahteraan
hui seberapa jauh tingkat pen- hidupnya.
capaian hasil pembelajaran 2. Penguatan kelembagaan
program PAUD dan Dikmas di Salah satu tujuan kepemimpi-
SKB. nan adalah mengelola organisasi
Robbins (2012) menyampai- agar bisa melaksanakan kegiatan
kan controlling it is the process dengan baik dan bisa mencapai tu-
of monitoring, comparing, and juan yang diharapkan. Meskipun
correcting. Pengawasan adalah SKB adalah lembaga pemerintah
proses untuk memantau, mem- yang juga mendapatkan dukungan
bandingkan, dan memberikan dana maupun fasilitas dari pemer-
perbaikan. Pengawasan ada- intah, tetapi status kelembagaan
lah kegiatan mencari umpan tetap harus dikuatkan sebagai
balik dari hasil yang dicapai antisipasi adanya perubahan ke-
dan tindak lanjutnya, mem- bijakan dan peraturan yang bisa
bandingkan tingkat pencapa- mengancam keberadaan kelem-
ian dengan rencana, dan upaya bagaan maupun keberlanjutan
penyesuaian apabila terdapat program di SKB.
penyimpangan Kepemimpinan harus bisa men-
Pengawasan dan evaluasi gupayakan keberadaan lembaga
terhadap pelaksanaan pembe- dan keberlangsungan programnya
lajaran dilaksanakan secara tetap eksis. Oleh karena itu, pen-
simultan dan kordinasi antara guatan kelembagaan bisa dilaku-
kepala dengan tenaga fung- kan melalui pengelolaan program
sional pamong belajar. Penga- yang profesional dan mandiri. Pro-
wasan dilakukan oleh kepala fesional dan kemandirian sebagai
secara priodik sebagai bagian salah satu dari prinsip penguatan
dari pelaksanaan supervisi dan kelembagaan sehingga penyeleng-
monitoring. Evaluasi dilaksan- garaan program di SKB sebagai

JPNF Vol. 19, No.2 2018 65


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

satuan tidak hanya bergantung ancang program penguatan kelem-


pada bantuan dana pemerintah bagaan dan program.
dan mengandalkan program reg- Perencanaan program pengua-
uler semata. tan kelembagaan dilakukan den-
Menurut Caldwell (2014), lem- gan terlebih dahulu melakukan
baga pendidikan yang profesional identifikasi kebutuhan dan ket-
dan mandiri mempunyai karak- ersedianan sumber belajar. Kegia-
teristik sebagai berikut: a) adanya tan ini dilaksanakan melalui ker-
tantangan; b) tumbuhnya senang jasama dengan tokoh masyarakat
untuk belajar; c) hasil proses setempat untuk memastikan adan-
pembelajaran dan produksinya ya dukungan dari masyarakat set-
bermutu; d) mampu memeahkan empat. Oleh karena itu, perlu ada
masalah sendiri; e) pelatihan dan perencanaan penguatan program
mengembangkan setiap karyawan; dan kelembagaaan yang berkelan-
dan f) mengembangkan diri secara jutan. Sebagaimana yang disam-
berkelanjutan dan siap menye- paikan oleh Pidarta (1999) bahwa
suaikan dengan perubahan. perencanaan berkelanjutan meru-
Penguatan kelembagaan di- pakan suatu cara untuk membuat
lakukan agar SKB bisa menye- organisasi tetap tegak bisa berdi-
lenggarakan program pembelaja- ri dan maju sebagai bagian dari
ran, pelatihan, dan pembimbingan sistem pendidikan dalam suasana
yang memberdayakan masyarakat kebijakan yang berubah dan ber-
dapat diupayakan melalui: a) pen- ganti.
guatan status perijinan/legali- Berdasarkan pada temuan dan
tas lembaga; b) mengembangkan pandangan teori, maka idealnya
pengetahuan dan kompetensi se- SKB menyusun tujuan yang in-
luruh karyawan; dan c) menjalin gin dicapai, menyusun strategi
hubungan komunikasi dan kor- penguatan lembaga, melakukan
dinasi dengan kemitraan lintar koordinasi dengan karyawan, dan
sektoral yang saling menguntung- melakukan komunikasi dengan
kan. Penguatan kelembagaan se- pengambil kebijakan.
bagai upaya untuk menciptakan b. Tahap pengorganisasian
layanan prima sehingga produk Tahap pengorganisasian di-
yang dihasilkan bermanfat bagi lakukan melalui penyusunan
masyarakat. struktur kepanitian dan ura-
a. Tahap perencanaan ian tugas masing-masing per-
Menciptakan lembaga yang di- sonalia.
akui keberadaannya, baik yang 1). Struktur kepanitian
diakui oleh pemerintah maupun Struktur panitia dalam
masyarakat maka kepemimpinan penyelenggaraan program
harus bisa menciptakan kemandi- PAUD, program pendidi-
rian lembaga melalui perbaikan kan keaksaraan dan ke-
kualitas layanan. Oleh karena itu setaraan, serta program
perlu ada upaya perencanaan tin- pendidikan kursus dan
dakan yang bisa dilakukan yaitu: pelatihan terdiri atas: a)
1) merancang strategi layanan ketua; b) sekretaris; c) ben-
pendidikan yang sesuai kebutu- dahara; d) seksi pembe-
han masyarakat, 2) merancang lajaran; e) seksi adminis-
program yang inovatif dan bisa trasi; dan f) seksi evaluasi
menjadi percontohan, dan 3) mer- dan pelaporan. Struktur

66 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

kepanitiaan ditetapkan jakan tentang pentingnya ke-


oleh kepala sebagai bagian beradaan SKB sebagai satuan
dari dokumen administrasi di PNF.
organisasi. d. Tahap pengawasan dan evalu-
2). Uraian tugas asi
Masing-masing jabatan Tahap evaluasi dilakukan
dalam struktur organisasi untuk mengetahui keberhasi-
penyelenggaraan program lan penyelenggaraan program
yang meliputi hak dan ke- penguatan kelembagaan. In-
wajiban dalam pelaksan- formasi dari Kepala SKB da-
aan kegiatan. Uraian tugas lam melaksanakan evaluasi
masing-masing personil sebagai bagian dari sistem pen-
dirumuskan bersama-sa- gendalian internal program.
ma dalam organisasi yang Kepala sebagai pimpinan,
sudah ditetapkan oleh pengendalian mutu dilakukan
kepala SKB. dengan melaksanakan moni-
c. Tahap pelaksanaan toring, evaluasi dan pelaporan
Program penguatan kelem- pelaksanaan program kegia-
bagan harus dilaksana- tan UPTD SKB sebagai Sat-
kan dengan prinsip sinergi- uan PNF. Pelaksanaan evalu-
tas antara berbagai unsur. asi dilakukan dalam bentuk
Kepemimpinan pendidikan supervisi oleh kepala dengan
(kepala dan karyawan) harus menggunakan format yang su-
berusaha mengelola lembaga dah disiapkan sesuai dengan
dan menyelenggarakan pro- jenis evaluasi programnya.
gram secara profesional dan Selanjutnya, hasil dari evalu-
mandiri, masyarakat sebagai asi tersebut disusun menjadi
pengguna layanan juga harus sebuah laporan hasil pelaksa-
merasakan adanya manfaat naan tugas yang disampaikan
yang nyata dengan mengikuti kepada kepala Dinas Pendidi-
program PNF, dan pengambil kan.
kebijakan senantiasa member- Evaluasi juga dilaksana-
ikan informasi dan kepastian kan oleh tenaga fungsional
kebijakan yang trekait den- pamong belajar berkaitan
gan PAUD dan Dikmas. Pen- dengan tugas dan fungsinya
guatan kelembagaaan SKB dalam pelaksanaan kegiatan
melalui penyelenggaraan pro- belajar mengajar. Rangkaian
gram yang profesional untuk dengan tugas dan fungsi dalam
menciptakan program percon- melaksanakan kegiatan bela-
tohan. Pengelolaan yang pro- jar, maka kepala SKB melak-
fesional mengacu pada pener- sanakan evaluasi/penilaian
apan fungsi manajemen. kegiatan program penguatan
Dengan demikian, tahap kelembagaan. Langkah awal
pelaksanaan program pen- yang dilakukan adalah dengan
guatan kelembagaan dilaku- menyusun instrumen penilaian
kan melalui: a) pengelolaan hasil pembelajaran, kemudian
lembaga dan penyelenggaraan melaksanakan penilaian dan
program yang profesiona dan mengevaluasi hasil pembelaja-
mandiri, dan b) meyakink- ran, selanjutnya menganalisis
an kepada pengambil kebi- dan melaksanakan diskusi ter-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 67


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

fokus hasil penilaian pembela- tidak terpisahkan. Pemberdayaan


jaran tersebut. yang bisa memunculkan partisi-
Proses penilaian penguatan pasi menyeluruh dari masyarakat
kelembagaan dilaksananan se- tersebut bisa dilakukan dengan
cara berkala dengan terjadwal keterlibatan sebagai: peserta didik/
yang akan dilaksanakan setiap warga belajar, pengelola atau pen-
pertengahan dan akhir semes- angung jawab kegiatan, dan ket-
ter dan akhir tahun. Evalu- erlibatannya dalam pembiayaan.
asi yang dilakukan dalam pro- Partisipasi masyarakat sangat
gram penguatan kelembagaan bermakna untuk keberlangsungan
tersebut melalui supervisi yang program PAUD dan Dikmas yang
dilakukan oleh kepala SKB dilaksanakan SKB. Keterlibatan
sesuai dengan tugas maupun menyeluruh masyarakat dalam
fungsinya dan monitoring oleh proses pengelolaan sebagai beri-
tenaga fungsional pamong be- kut.
lajar sebagai bagian dari pen- a. Tahap perencanaan
gendalian mutu penyelengga- Perencanaan program
raan program PAUD dan Dikmas mempu-
3. Program Partisipasi Masyarakat nyai karakteristik yang luwes
Pemberdayaan dan partisipasi dan adaptif sesuai dengan
merupakan satau rangkaian yang situasi dan kondisi yang bisa
saling terkait. Masyarakat yang berubah mengikuti perkem-
sudah berdaya secara sosial ekono- bangan dan perubahan situasi.
mi, pengetahuan, dan kemampuan Perencanaan merupakan pros-
yang dimiliki sangat dimungkink- es menetapkan secara matang
an untuk berpartisipasi dalam keg- mengenai arah, tujuan, dan
iatan yang diselenggarakan oleh tindakan dengan mempertim-
masyarakat. Konsep participatory bangan potensi dan sumber-
approaches merupakan pendeka- daya yang dimiliki. Pidarta
tan yang menekankan pada upaya (1999) menyatakan bahwa per-
untuk melibatkan masyarakat da- encanaan adalah proses me-
lam seluruh tahapan dan proses nyeleksi dan menghubungkan
pelaksanaan kegiatan. pemgetahuan, fakta-fakta, im-
Pidarta (1999) menyatakan ajinasi-imajinasi, dan asumsi
bahwa peran serta dan partisipasi untuk masa yang akan datang
masyarakat bisa dilibatkan dalam dengan menformulasikan hasil
proses perencanaan yang menye- yang diinginkan.
luruh, pengambilan keputusan Partisipasi dalam menyusun
secara menyeluruh, maupun terli- perencanaan program di SKB
bat dalam proses pengawasan dan sangat diperlukan. Keterliba-
penilaian. Partisipasi menyeluruh tan pihak luar dalam peren-
dalam perencanaan, pelaksan- canaan seperti pengurus/ pen-
aan, dan pengawasan merupakan gelola, tutor/pendidik, tenaga
bagian dari integrasi keterlibatan kependidikan, dan warga bela-
masyarakat dalam penyelengga- jar/peserta didik. Keterlibatan
raan program menuju tercapainya semua pihak dibangun melalui
keinginan yang diharapkan. kegiatan yang bisa memuncul-
Keterlibatan masyarakat secara kan rasa memiliki terhadap
menyeluruh dalam penyelengga- penyelenggaraan program
raan program di SKB bagian yang PAUD dan Dikmas di SKB.

68 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

Partisipasi perencanaan yang menyampaikan bahwa


program PNF dengan melibat- partisipasi masyarakat meru-
kan dalam kegiatan dengan pakan faktor yang berkontri-
memperhatikan potensi dan busi terhadap keberhasilan
sumberdaya manusia yang program PNF yang diselengga-
ada. Dalam hal ini tenaga rakan oleh Community Learn-
fungsional pamong belajar ing Centre (CLC).
mendiskusikan dengan calon Hal ini sesuai dengan ha-
pengelola dan pendidik pen- sil temuan penelitian, partisi-
didikan keaksaraan dan kes- pasi dalam pelaksanaan pro-
etaraan berkaitan dengan ren- gram pemberdayaan dengan
cana teknis pengelolaan dan mengoptimalkan peran serta
proses pembelajaran. Partisi- masyarakat melalui: 1) pembe-
pasi masyarakat dalam peren- rian kesempatan kepada pen-
canaan sangat dibutuhkan ter- gelola untuk mengatur jalannya
utama untuk penyelenggaraan penyelenggaraan pembelaja-
program di luar kampus SKB, ran, 2) menciptakan hubungan
karena masyarakat nanti yang yang harmonis antara pegawai
akan menjadi pengelola dan SKB dengan masyarakat, 3)
pendidik. berbagi informasi terbaru ten-
b. Tahap pelaksanaan tang peraturan dan kebijakan
Pelaksanaan program penyelenggaraan program, 4)
PAUD dan Dikmas di SKB di- pemberian kesempatan untuk
harapkan dapat menjadi solusi mengembangkan pengetahuan
bagi warga masyarakat yang dan kompetensi melalui kegia-
membutuhkan pendidikan. tan fasiltasi sumberdaya, dan
Keterlibatan dan partisipasi 5) perbaikan fasilitas pembe-
masyarakat dalam pelaksa- lajaran dan peningkatan kes-
naan program dalam kapasi- ejahteraan.
tasnya sebagai peserta didik, c. Tahap pengawasan dan evalu-
pengelola, pendidik, maupun asi
pendukung pembiayaan, serta Keterlibatan masyarakat
sebagai pengelola. secara menyeluruh mulai dari
Kekuatan utama penyeleng- perencanaan, pelaksanaan,
garaan program PAUD dan sampai dengan evaluasi san-
Dikmas di SKB adalah peran gat diperlukan dalam penye-
dan dukungan masyarakat. Se- lenggaraan program di SKB.
bab masyarakat sebagai peng- Maksud utama perlunya ket-
guna layanan kegiatan dan erlibatan masyarakat adalah
program yang dilaksanakan, memperlancar proses pembe-
baik sebagai pengelola, pen- lajaran dan efektivitas men-
didik, maupun peserta didik. capai tujuan yang diinginkan.
Program PNF yang telah dis- Keterlibatan masyarakat da-
usun sepenuhnya diperuntuk- lam tahapan evaluasi dilaku-
kan untuk masyarakat yang kan untuk memunculkan kesa-
membutuhkan. Partisipasi daran diri terhadap yang sduah
masyarakat sangat penting se- dilaksanakan, baik itu yang
bagaimana yang disampaikan terkait dengan proses pelaksa-
oleh Zolfaghari (dalam Wido- naan maupun hasilnya.
do, 2017) melalui penelitiannya Evaluasi merupakan aktivi-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 69


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

tas penilaian terhadap pelak- menjadikan SKB sebagai satuan


sanaan fungsi manajemen PNF dan merancang program yang
untuk menyesuaikan dengan bisa dilaksanakan secara optimal,
ketercapaian tujuan. Hal ini b) kompetensi kepala dalam men-
sesuai dengan yang disampai- gelola SKB, c) peran kepala da-
kan oleh Sudjana (2004) bah- lam kapasitasnya sebagai tenaga
wa evaluasi merupakan proses kependidikan, manajer, supervisor,
yang sistematis untuk menilai dan inovator kegiatan SKB, dan d)
kelayakan, tujuan, efektivitas implementasi model kepemimpi-
maupun kecocokan dari ses- nan yang diterapkan oleh kepala
uatu yang sesuai dengan krite- dalam mengelola SKB sebagai
ria dan tujuan yang pasti. Hasil satuan PNF.
akhir dari evaluasi adalah un- 2. Implementasi pelaksanaan tugas
tuk membuat sebuah kesimpu- dan fungsi SKB sebagai satuan
lan dan keputusan alternatif. PNF dalam bentuk: a) perenca-
Proses evaluasi dalam pe- naan program yang didasarkan
nyelenggaraan program di SKB pada hasil identifikasi kebutuhan,
dengan melibatkan peran serta b) pengorgani-sasian program
dan partisipasi masyarakat da- dengan menentukan personalia
lam rangka perbaikan di masa dan pendelegasian wewenang, c)
yang akan datang. Semua un- pelaksanaan program pembelaja-
sur dilibatkan dalam evaluasi ran dan pelatihan, d) pengawasan
dengan tujuan untuk mengeta- program melalui kegiatan supervi-
hui kesesuaian hasil kegiatan si maupun pemantauan program,
dengan indikator yang sudah e) faktor pendukung: memiliki
ditetapkan sebelumnya, un- pendidik dan tenaga kependidi-
tuk mengetahui kendala dan kan, ketersediaan sarana dan pras-
masalah yang dihadapi dalam arana, dan lokasi SKB yang strat-
pelaksanaan program PNF. egis, dan f) faktor penghambat:
Hasil partisipasi masyarakat jumlah peserta didik yang kurang,
dalam proses evaluasi dalam motivasi peserta didik yang masih
bentuk minta pendapat dan rendah, pencairan dana yang ter-
masukan masyarakat dengan lambat sehingga penyelenggaraan
menggunakan format evalu- program tidak dapat diprediksi,
asi. Selanjutnya masukan dan dan kompetensi keahlian penun-
pendapat masyarakat tersebut jang kegiatan kursus dan pelati-
dianalisis dan ditindaklanjuti han masih kurang.
untuk perbaikan dan penyem- 3. Implementasi program pember-
purnaan program. Tindak lan- dayaan di SKB sebagai satuan PNF
jut dalam pengembangan pro- adalah: a) program yang berorien-
gram PNF didasarkan pada tasi pada kebutuhan masyarakat,
permasalahan yang dihadapi b) penguatan kelembagaan SKB
dan sesuai dengan kebutuhan melalui penguatan legalitas lem-
perbaikan. baga, menyiapkan SDM yang
mempunyai pengetahuan dan
kompetensi, dan menjalin kemi-
KESIMPULAN traan, c) pengembangan lembaga
1. Implementasi fungsi manajemen dalam rangka terpenuhinya pe-
pada kepemimpinan di SKB seba- nyelenggaraan program SKB seba-
gai satuan PNF melalui: a) upaya gai satuan PNF yang terakreditasi,

70 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

dan d) pemberdayaan partisipasi bagai pengelola atau penanggung


masyarakat dalam bentuk sebagai jawab kegiatan, dan pendukung
peserta didik/warga belajar, se- pendanaan program.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pengembangan Pendidikan anak Usia Dini, Non Formal dan


Informal Regional II, 2015, Program Pemetaan Mutu Program
PAUDNI di SKB
Balai Pengembangan Pendidikan anak Usia Dini, Non Formal dan
Informal Regional II, 2015, Media Pendidikan dan Aksi: Transformasi
SKB di Depan Mata
Bambang HS, 2013, Kepemimpinan Pendidikan Pada Lembaga PNF,
Disertasi S3 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang
Bass, Bernard . 2003. Preciding Unit Perfor-mance by Assesing
Transformational and Transacsional Leadership. Journal of Applied
Psychology, 2003, (88). No. 2.
Caldwell, B. 2014. The principal as leader of the self managing scholl in
Australia. Journal of Educational Administration, 2(3), 6-19.
Drucker, P.F. 1993. Manajemen: tugas, tanggung jawab, dan praktek.
Jakarta: Gramedia
Napitupulu, W.P. 1981. Advokasi program PLS. Seminar Nasional
Pengembangan PLS.Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
standar kompetensi kepala sekolah/madrasah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 tahun 2013,
tentang Pendirian Satuan
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan
Masyarakat Nomor 1453 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis
Satuan Pendidikan Nonformal SKB
Pidarta, Made. 1999. Perencanaan pendidikan partisipatoris dengan
pendekatan sistem. Jakarta: Rineka Cipta.
Pranyono. Fauzi. 2016. SKB dalam pusaran satuan PNF. Jogjakarta: CV.
Karunia.
Robbins, Stephen P. 2012. Managemen and organization behavior, 11th
edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Sange, Peter. 1998. The leaders’s new work building learning organization.
New York: Doubleday
Sudjana. 2004. Manajemen program PNF dan pengembangan sumberdaya
manusia. Bandung: Falah Production.
Terry, George R. 2012. Guide to management, edisi terjemah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional.
Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah daerah.

JPNF Vol. 19, No.2 2018 71


Muzaqi, Implementasi Manajemen Kepemimpinan

Yukl, Gary. 2000. Kepemimpinan dalam Organisasi (Terj. Yusuf Udaya). New Jersey:
Prentice-Hall Inc.
Widodo. 2015. Kontruksi Kepemimpinan PNF Pada PKBM Yalatif Kabupaten
Jombang. Universitas Negeri Malang.
Wirawan. 2013. Kepemimpinan (teori, psikologi, perilaku organisasi, aplikasi dan
penelitian). Depok: Radja Grafindo Persada.
Witasah. 2011. Pengaruh kinerja kepemimpinan pendidikan berbasis nilai terhadap
pengembangan budaya sekolah di wilayah perbatasan Indonesia Malaysia. Jurnal
Penelitian Pendidikan, 12(1), 97-109.

72 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Widhiartha, Menumbuhkan Minat Wirausaha Sosial

MENUMBUHKAN MINAT WIRAUSAHA SOSIAL

Putu Ashintya Widhiartha

Abstrak

Salah satu bentuk kewirausahaan yang saat ini berkembang pesat di


masyarakat Indonesia maupun dunia adalah wirausaha sosial atau social
entrepreneurship. Wirausaha sosial memiliki karakteristik utama adanya
misi sosial untuk menyelesaikan permasalahan di masyarakat tanpa
mengabaikan keberlanjutan usaha. Untuk itu perlu adanya keseimbangan
antara misi bisnis dan misi sosial yang dijalankan. Wirausaha sosial
sangat sesuai untuk diterapkan di Indonesia mengingat saat ini jumlah
wirausaha di Indonesia masih rendah dan berbagai permasalahan sosial
di masyarakat membutuhkan peran serta dari segenap pihak.
Permasalahan tersebut membutuhkan inovasi dan ide segar dari para
pelaku wirausaha. Pendidikan nonformal sebagai bentuk pendidikan
yang sangat dekat dengan berbagai upaya pemberdayaan masyarakat
dalam mengatasi masalah sosial memiliki peluang yang sangat besar
untuk mengembangkan wirausaha sosial. Program-program pendidikan
kecakapan wirausaha pun saat ini sudah difasilitasi oleh pemerintah
melalui pendidikan nonformal. Memasukkan wirausaha sosial sebagai
salah satu materi kegiatan pendidikan wirausaha maka pendidikan
nonformal dapat berperan dalam lahirnya wirausaha sosial baru di
masyarakat.
Kata kunci: wirausaha sosial

Abstract

Social entrepreneurship is currently developing rapidly in Indonesia


and whole world. Social entrepreneurships’ main characteristics is the
existence a social mission to solve problems in the community without
ignoring business sustainability. Therefore balancing between the business
mission and the social mission is needed. Social entrepreneurship is
suitable to be applied in Indonesia considering the number of entrepreneurs
in Indonesia is still low and various social problems in the community
need the participation of all community members and stakeholders.
These problems require innovation and fresh ideas from entrepreneurs.
Non-formal education as a form of education, which is close to various
efforts to empower the community in overcoming social problems, has
many opportunities to develop social entrepreneurship. Entrepreneurship
education programs are currently facilitated by the government through
non-formal education. By incorporating social entrepreneurship as one of
the materials for entrepreneurial education activities, non-formal education
can have bigger role in the emergence of new social entrepreneurs.
Keywords: social entrepreneurship

JPNF Vol. 19, No.2 2018 73


Widhiartha, Menumbuhkan Minat Wirausaha Sosial

PENDAHULUAN membedakannya dengan kewirausa-


Saat ini di Indonesia tingkat haan konvensional. Kewirausahaan
perkembangan wirausaha masih ren- sosial menekankan pada tujuan yang
dah apabila dibandingkan dengan lebih mulia, salah satunya adalah me-
negara-negara maju. Walaupun data nanggulangi kemiskinan yang masih
Kementerian Koperasi dan UKM ta- merupakan permasalahan dan ken-
hun 2017 menyatakan sudah ada dala bagi kemajuan Indonesia. Kon-
perkembangan dari 1,5% di tahun sep wirausaha sosial atau social en-
2014 menjadi 3,1% di tahun 2018 na- trepreneur berbeda dengan konsep
mun jumlah wirausaha tersebut masih business entrepreneur. Pada business
rendah. Sekalipun dibandingkan entrepreneur meskipun bisa mencip-
dengan sesama negara ASEAN sep- takan kegiatan-kegiatan ekonomi
erti Malaysia yang penduduknya 5% baru tetapi tujuan utamanya tetap
berwirausaha atau Singapura yang pada bagaimana mendapatkan keun-
berada di angka 7%. Berdasar data tungan sebesar-besarnya. Sebaliknya
Ernst and Young tahun 2015, Indo- wirausaha sosial adalah melakukan
nesia hanya menduduki peringkat ke kegiatan ekonomi yang memberikan
19 dari negara-negara G20 dalam hal keuntungan bagi masyarakat walau-
budaya wirausaha. Wirausaha di In- pun kadangkala keuntungan ini bu-
donesia pun masih didominasi usaha kan berupa keuntungan finansial.
mikro, menurut data Kementerian Menurut Bill Drayton selaku peng-
Koperasi dan UKM RI (2012), propor- gagas social entrepreneurship terda-
PENDAHULUAN
si usaha besar Indonesia hanya 0.01% pat dua hal kunci dalam social entre-
dari Saat
total ini
unitdiusaha,
Indonesia tingkatwajar
sehingga perkembangan wirausaha
preneurship. masihadanya
Pertama, rendah inovasi
apabila
dibandingkan dengan negara-negara maju. Walaupun data Kementerian
jika Indonesia masih membutuhkan sosial yang mampu mengubah kondisi Koperasi dan UKM
tahun 2017 menyatakan sudah ada perkembangan dari 1,5% di tahun 2014 menjadi 3,1% di
banyak penanaman modal asing un- yang ada di masyarakat menjadi lebih
tahun 2018 namun jumlah wirausaha tersebut masih rendah. Sekalipun dibandingkan dengan
tuk mengolahkekayaan sumber daya baik. Kedua, hadirnya individu bervi-
sesama negara ASEAN seperti Malaysia yang penduduknya 5% berwirausaha atau Singapura
alam. Salah satu bentuk kewirausa- si, kreatif, berjiwa wirausaha (entre-
yang berada di angka 7%. Berdasar data Ernst and Young tahun 2015, Indonesia hanya
haan yangperingkat
menduduki saat ini berkembang
ke 19 pe- G20
dari negara-negara preneurial),
dalam hal dan
budayaberetika di belakang
wirausaha. Wirausaha
sat di masyarakat Indonesia maupun gagasan inovatif tersebut.
di Indonesia pun masih didominasi usaha mikro, menurut data Kementerian Koperasi Berbagai
dan
duniaRIadalah
UKM wirausaha
(2012), proporsi usahasosial atau kelebihan
besar Indonesia hanya 0.01% wirausaha sosial
dari total unit inisehingga
usaha, sangat
social jika
wajar Indonesia masih membutuhkan sesuai
entrepreneurship. banyakuntuk diterapkan
penanaman modal diasing
Indonesia
untuk
mengolahkekayaan sumber daya alam. Gambar Salah satu
I. bentuk kewirausahaan yang saat ini
berkembang pesat di Grafik
masyarakat Indonesia
peringkat maupun
budaya dunia adalah
wirausaha wirausaha
negara G20 sosial atau social
entrepreneurship. (sumber Ernst and Young 2014)

Gambar I. Grafik peringkat budaya wirausaha negara G20 (sumber Ernst and Young 2014)
Kewirausahaan sosial atau so- sebagai negara yang membutuhkan
cial entrepreneurship merupakan berbagai alternatif solusi dan peran
Kewirausahaan sosial atau social entrepreneurship merupakan bagian dari
bagian dari kewirausahaan
kewirausahaan umunya meskipunumunya
memiliki besar anggota
ciri khas yangmasyarakat sendiri
membedakannya atas
dengan
meskipun memiliki ciri khas yang berbagai permasalahan yang ada.
kewirausahaan konvensional. Kewirausahaan sosial menekankan pada tujuan yang lebih
mulia, salah satunya adalah menanggulangi kemiskinan yang masih merupakan permasalahan
dan kendala bagi kemajuan Indonesia. Konsep wirausaha sosial atau social entrepreneur
berbeda dengan konsep business entrepreneur. Pada business entrepreneur meskipun bisa
menciptakan kegiatan-kegiatan ekonomi baru tetapi tujuan utamanya tetap pada bagaimana
74 JPNF keuntungan
mendapatkan Vol. 19, No.2 2018
sebesar-besarnya. Sebaliknya wirausaha sosial adalah melakukan
kegiatan ekonomi yang memberikan keuntungan bagi masyarakat walaupun kadangkala
keuntungan ini bukan berupa keuntungan finansial.
Widhiartha, Menumbuhkan Minat Wirausaha Sosial

PEMBAHASAN Pemberdayaannya pun bersifat


Konsep Wirausaha Sosial self-empowerment yang memiliki
Hulgard (2010) dalam Utomo tujuan bisnis untuk meningkatkan
(2014) menyatakan karakteristik kehidupan masyarakat.
wirausaha sosial antara lain adalah: Umumnya, bisnis sosial ini da-
1. Social Value. Ini merupakan ele- pat ditemui dalam bentuk kop-
men paling khas dari kewirausa- erasi. Contohnya adalah Koperasi
haan sosial yakni menciptakan Serba Usaha (KSU) Putera Mekar.
manfaat sosial yang nyata bagi Seperti pola umum pendirian ko-
masyarakat dan lingkungan seki- perasi, KSU Putera Mekar didi-
tar. rikan dengan tujuan sederhana,
2. Civil Society. Kewirausahaan so- yaitu untuk meningkatkan kes-
sial pada umumnya berasal dari in- ejahteraan petani teh selaku ang-
isiatif dan partisipasi masyarakat gotanya. Berdiri sejak 9 Maret
dengan mengoptimalkan modal 2009, saat ini KSU Putera Mekar
sosial yang ada di masyarakat. beranggotakan 454 petani yang
3. Innovation. Kewirausahaan sosial memiliki perkebunan teh rakyat
memecahkan masalah sosial den- seluas 406,51 hektare. KSU Putera
gan cara-cara inovatif antara lain Mekar pun masih menjadi satu-
dengan memadukan kearifan lokal satunya pabrik teh Indonesia yang
dan inovasi sosial. dimiliki oleh petani.
4. Economic Activity. Kewirausa-
haan sosial yang berhasil pada um- 2. Not-for Profit Social Enterprise
umnya dengan menyeimbangkan Berbeda dari yang sebelumnya,
antara aktivitas sosial dan aktivi- tipe bisnis sosial yang kedua ini
tas bisnis. Aktivitas bisnis/ekono- fokusnya ditujukan kepada pem-
mi dikembangkan untuk menjamin berdayaan masyarakat. Motivasi
kemandirian dan berkelanjutan dari pendirian wirausaha jenis ini
misi sosial organisasi. berangkat dari kepedulian demi
mengatasi suatu masalah dalam
Di samping karakteristik wirau- masyarakat dengan ruang ling-
saha sosial juga memiliki bentuk yang kup yang lebih luas. Tentu, hal ini
berbeda dengan wirausaha konven- menuntut organisasi untuk men-
sional. Misi sosial yang diemban me- ciptakan transformasi yang nya-
munculkan beberapa pengelompokan ta pada masyarakat. Untuk itu,
bentuk wirausaha sosial. Berbagai dibutuhkan pengelolaan yang leb-
bentuk wirausaha sosial menurut DBS ih profesional dengan tenaga kerja
Indonesia (2015) antara lain adalah: yang kompeten dalam mengelola
1. Community-based Social Enter- bisnis sosial jenis ini.
prise Contohnya, Greeneration Indo-
Sesuai dengan konsepnya, bis- nesia, bisnis sosial yang memiliki
nis sosial berbasis masyarakat atau misi untuk menjadikan lingkun-
community-based social enterprise gan Indonesia lebih baik. Salah
memiliki konsentrasi pada kebu- satunya, dengan sistem pendan-
tuhan komunitasnya sendiri. Jika aan yang menyalurkan kembali
organisasi pada umumnya memi- hasil penjualan produknya berupa
liki struktur yang terasa kaku, tas ramah lingkungan untuk ke-
maka dalam bentuk ini wirausaha pentingan pengelolaan sampah.
yang dijalankan akan terasa ba- Strategi ini membuat masyarakat
gaikan dalam sebuah keluarga. bisa merasakan kedua manfaat

JPNF Vol. 19, No.2 2018 75


Widhiartha, Menumbuhkan Minat Wirausaha Sosial

sekaligus, baik dari kegunaan tas bagai konsumen. Untuk menjang-


maupun lingkungan yang bersih kau konsumennya, PT KKI me-
lewat manajemen sampah yang masarkan produknya melalui toko
baik. sendiri yaitu The Ethno Gourmet
Shop. Selain itu, hasil tani Javara
3. Hybrid Social Enterprise sendiri sudah merambah super-
Pada bisnis sosial ini, orienta- market lokal bahkan hingga ke
si memang ditargetkan pada ke- toko bahan pangan di luar negeri.
sinambungan dan pengembangan
atau sustainable development. Tapi Dalam mencapai suatu tujuan,
bukan itu saja, sumber dana yang penting untuk menyusun strategi. De-
digunakan untuk mendukung bis- mikian pula dalam wirausaha sosial,
nis sosial campuran ini juga lebih strategi juga menjadi salah satu kom-
beragam dan cenderung seimbang, ponen penyelenggaraan yang harus
mulai dari dana sosial, semi kom- diperhatikan. Berikut ini adalah be-
ersial, hingga komersial. berapa strategi yang dapat diterapkan
Contohnya adalah Yayasan dalam menjalankan wirausaha sosial:
Cinta Anak Bangsa (YCAB). Tar- 1. Merumuskan visi dan tujuan
get penerima manfaatnya adalah Tentukan visi atau tujuan sebe-
remaja prasejahtera usia 10-24 ta- lum memulai wirausaha. Visi yang
hun dan ibu-ibu prasejahtera, se- baik adalah dasar dalam menjalani
dangkan, konsumen yang membeli proses bisnis. Tujuan dari pendi-
produk hasil unit bisnis adalah rian usaha dapat dicapai apabila
donatur perorangan maupun lem- seorang wirausaha mampu meng-
baga donatur atau pemberi hibah. gambarkan visi dan menggunakan
berbagai sumberdaya yang dibu-
4. Profit-for Benefit Social Enter- tuhkan. Visi sebaiknya penuh den-
prise gan impian tetapi tidak keluar dari
Berbeda dari ketiga bentuk realita sehingga dapat dicapai.
yang lain, wirausaha sosial pada 2. Mulai dengan inovasi baru dan so-
bentuk ini memiliki bentuk yang lutif
paling mendekati perusahaan be- Wirausaha sosial identik den-
sar. Bisnis dijalankan dengan tu- gan menyelesaikan permasalahan
juan mencari profit tetapi juga di masyarakat (solutif) dengan
dengan tetap memperhatikan misi membuat berbagai inovasi baru.
sosial yang diemban. Modal pun Hal ini menjadi salah satu karak-
didapat secara komersial sehingga teristik yang seharusnya ada sebe-
bisnis harus dijalankan dengan lum suatu usaha dikategorikan
profesional dengan mempertim- sebagai wirausaha sosial. Mem-
bangkan berbagai resiko. buat inovasi baru yang solutif dan
Salah satu contohnya, PT KKI disukai masyarakat akan mem-
atau Kampung Kearifan Indonesia buat bisnis yang dibangun men-
yang memiliki aktivitas berhubun- jadi identik dengan inovasi terse-
gan dengan dua bagian pengguna. but dan masyarakat akan selalu
Keduanya adalah petani lokal yang mengingatnya.
menanam produk pangan organ- Contohnya adalah penggu-
ik asli Indonesia dan masyarakat naan transportasi daring saat ini
kelas menengah atas yang sa- yang dapat dikategorikan sebagai
dar akan gaya hidup sehat untuk wirausaha sosial. Kemunculan Go-
mengkonsumsi makanan alami se- Jek di Indonesia sebagai pelopor

76 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Widhiartha, Menumbuhkan Minat Wirausaha Sosial

menjadikan jasa transportasi dar- akan dicapai melalui wirausaha


ing identik dengan mereka walau- sosial ini dan memberikan segenap
pun di luar negeri sebenarnya kemampuannya untuk perkem-
Uber lebih dahulu muncul. Upaya bangan bisnis yang dibangun.
memberdayakan masyarakat yang
berprofesi sebagai pengemudi ojek Ada berbagai asumsi salah yang
membuat Go-Jek mampu men- beredar tentang wirausaha sosial
gangkat taraf hidup sebagian dari saat ini. Contohnya, wirausaha sosial
mereka. Tidak hanya itu, kemun- adalah wirausaha melalui media so-
culannya juga menjadi gebrakan sial, wirausaha sosial adalah kegiatan
dan pemicu bagi bentuk usaha lain amal, wirausaha sosial hanya mung-
untuk memberi solusi di masa kini kin bisa mencapai skala Usaha Kecil
seperti pada layanan Go-Food, dan Menengah (UMKM), dan berba-
Go-Clean, dan lainnya. gai anggapan minor lainnya. Berikut
ini adalah beberapa sifat wirausaha
3. Berdayakan masyarakat sosial yang bisa menjadi jawaban dari
Saat wirausaha sosial mulai asumsi yang beredar saat ini:
berkembang, penting untuk selalu 1. Wirausaha sosial bukanlah kegia-
mengingat misi atau perubahan tan amal
sosial yang ingin diwujudkan dari Walaupun wirausaha sosial
awal. Wirausaha sosial haruslah memperjuangkan perubahan-pe-
menyatu dengan masyarakat seh- rubahan untuk masyarakat yang
ingga memberi dampak positif bagi lebih baik dan tidak menutup
mereka. Membangun hubungan diri dari bantuan, tetapi fokus
emosional dapat menjamin berba- utamanya adalah menyediakan
gai solusi apabila ada permasala- produk barang atau jasa yang bisa
han yang berhubungan dengan menghasilkan pemasukan sehing-
masyarakat secara langsung.Saat ga bisa menjamin keberlangsun-
masyarakat bisa menerima usaha gan usaha.
yang dibangun berarti salah satu
karakteristik wirausaha sosial te- 2. Wirausaha sosial bukanlah seke-
lah dapat terpenuhi. dar Corporate Social Responsibil-
ity (CSR)
4. Membangun kepemimpinan yang Wirausaha sosial bertujuan
baik dan tim yang solid memberikan pengaruh sosial un-
Kepemimpinan yang baik akan tuk masyarakat yang lebih baik,
menjamin jalannya roda organisa- sedangkan kegiatan CSR oleh pe-
si secara lancar. Demikian pula di rusahaan profit cenderung untuk
dunia wirausaha sosial. Kelompok pengenalan produk dan memak-
yang solid dengan kepemimpinan simalkan keuntungan. Perbedaan
yang baik akan membuat usaha misi tersebut menjadikan wirau-
yang dibangun mencapai tujuan- saha sosial berbeda dengan CSR,
nya dan mengatasi berbagai ham- walaupun berbagai karakteristik
batan dan persoalan yang terjadi. yang hampir sama.
Penting untuk memilih pemimpin 3. Wirausaha sosial bukan wirausaha
yang memiliki kemampuan me- melalui media sosial
nyeimbangkan antara bisnis yang Kata “sosial” pada wirausaha
dijalankan dan misi sosial yang sosial seringkali diartikan sebagai
ingin dicapai. Tim yang dibentuk wirausaha dengan memanfaatkan
juga harus memahami tujuan yang media sosial. Hal ini muncul kar-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 77


Widhiartha, Menumbuhkan Minat Wirausaha Sosial

ena kepopuleran media sosial se- karena sebenarnya para pelaku


lama satu dekade terakhir. Walau- wirausaha yang berusia lebih tua
pun penggunaan media sosial juga juga bisa menjalankan wirausaha
terjadi terutama dalam pemasaran sosial sepanjang cara menjalankan
produk tetapi lebih daripada itu bisnisnya sesuai dengan karakter-
wirausaha sosial berfokus pada istik wirausaha sosial.
perubahan yang lebih baik bagi
masyarakat dengan menjalankan 6. Wirausaha sosial tidak hanya ter-
bisnis yang menguntungkan dan batas pada sektor nonprofit
berkesinambungan. Konsep yang salah tentang
wirausaha sosial adalah wirau-
4. Wirausaha sosial bisa berkembang saha sosial haruslah selalu ber-
menjadi perusahaan global hubungan dengan usaha nonprofit
Banyak anggapan bahwa atau amal. Perlu dipahami bahwa
wirausaha sosial hanya cocok un- seorang pelaku wirausaha sosial
tuk sebuah bisnis sederhana atau wajib mengoptimalkan seluruh
skala UMKM. Hal ini tidak be- sumberdaya dan sarana yang ada
nar karena terlepas dari tujuan- untuk kesinambungan usaha. Art-
nya untuk memberikan peruba- inya batas antara profit dan non-
han sosial bagi masyarakat sekitar profit pun menjadi semakin kabur.
ada berbagai contoh wirausaha Wirausaha sosial juga menuntut
sosial yang berkembang menjadi adanya keuntungan untuk tetap
perusahaan berskala besar baik memutar roda perusahaan. Oleh
dari segi keuangan maupun daya karena itu, tugas seorang pendi-
jangkaunya. Contohnya adalah ri wirausaha sosial cukup berat.
Grameen Bank yang didirikan Menjaga keseimbangan antara
oleh Muhammad Yunus di Bangla- perubahan di masyarakat yang
desh. Bank yang semula bertujuan diinginkan dan menjaga keber-
memberikan kredit bagi warga langsungan usaha menjadi kunci
yang terpinggirkan dari sistem sukses bagi para pelaku wirausa-
perbankan ternyata berkembang ha sosial.
menjadi salah satu lembaga keuan-
gan terbesar di Bangladesh. Ber- Memulai wirausaha sosial memili-
modalkan semangat, keyakinan, ki beberapa perbedaan dengan wirau-
kesabaran, dan konsistensi, pada saha konvensional. Pada wirausaha
tahun 2013 Grameen Bank sudah sosial, sebelum memulai sebuah bisnis
memiliki 2.914 cabang, hampir biasanya diawali dengan adanya per-
22.000 orang karyawan, 8,54 juta masalahan di masyarakat. Permasala-
anggota, dan total aset sekitar han tersebut mengundang munculnya
USD2,3 miliar. Tingkat pengem- empati. Dari empati tersebut muncul
balian kreditnya pun dapat terus ide untuk memberikan solusi melalui
dijaga di atas 95%. wirausaha. Produk baik berupa ba-
rang atau jasa yang dihasilkan akan
5. Wirausaha sosial bisa dijalankan menjadi alternatif solusi bagi per-
oleh semua usia masalahan tersebut. Berikut adalah
Wirausaha sosial lahir dari diagram dari salah satu cara memulai
evolusi berbagai bentuk wirau- wirausaha sosial:
saha sebelumnya. Pemikiran bah-
wa wirausaha sosial hanya untuk
kaum muda menjadi tidak tepat

78 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Widhiartha, Menumbuhkan Minat Wirausaha Sosial

Gambar 2.
Memulai wirausaha sosial

1. Identifikasi masalah bagai konsep solusi dan strategi


Meskipun sudah melihat atau mengatasi permasalahan yang su-
merasakan sebuah permasalahan dah diidentifikasi. Solusi tersebut
di masyarakat dan memunculkan dirumuskan menjadi sebuah ben-
empati tetapi belum menjamin se- tuk wirausaha yang menghasilkan
orang calon wirausaha memahami produk barang atau jasa.
seluk beluk dari permasalahan
tersebut. Untuk memahami per- 3. Menentukan sumber dana
masalahan secara lebih mendalam Dana adalah sumber daya yang
harus dilakukan identifikasi. Ber- menjadi penggerak untuk memu-
bagai aspek dari permasalahan, lai usaha apa pun, termasuk bisnis
solusi yang pernah dicoba, dan sosial. Dalam berwirausaha, ban-
hambatan apa yang menyebabkan yak orang yang memulai usahanya
solusi tersebut menemui kega- tidak dengan modal sendiri. Keter-
galan harus diketahui oleh seorang batasan informasi seringkali men-
calon wirausaha. Jika hal ini tidak jadi kendala bagi para wirausaha
dilakukan maka solusi yang dita- pemula. Mereka tidak mengetahui
warkan hanya akan mengulang beberapa perusahaan dan lembaga
kegagalan sebelumnya. baik pemerintah maupun non pe-
merintah memberikan dana hibah
2. Merumuskan konsep solusi dan yang tidak perlu dikembalikan
produk yang akan dihasilkan untuk kegiatan yang bersifat so-
Setelah berhasil memetakan sial. Meski biasanya dana ini tidak
permasalahan maka langkah se- besar tetapi sangat membantu un-
lanjutnya adalah membuat ren- tuk menjalankan wirausaha sosial.
cana usaha. Rencana usaha dapat Walaupun demikian para wirau-
dimulai dengan merumuskan ber- saha sosial harus proaktif karena

JPNF Vol. 19, No.2 2018 79


Widhiartha, Menumbuhkan Minat Wirausaha Sosial

terkadang sosialisasi terhadap membentuk tim yang solid dan


berbagai program termasuk pro- memiliki tujuan yang sama da-
gram yang mendorong kewirausa- lam menjalankan usaha. Tim yang
haan sosial masih terbatas. solid dapat terbentuk apabila (1)
Bentuk dana lain adalah dana anggotanya berkualitas; (2) tujuan
semi komersial. Dana ini harus yang sama dari tiap anggotanya;
dikembalikan tetapi menawarkan dan (3) masing-masing anggota
skema pengembalian yang lunak. tim memahami perannya.
Di antara sumber dana jenis ini 5. Menentukan segmentasi pasar
adalah: Dalam membangun bisnis baru,
a. Dana iuran atau patungan seringkali para wirausaha pemula
anggota. lalai dalam menentukan segmen-
b. Dana pinjaman lunak (misal- tasi pasar yang hendak dituju. Ke-
nya dengan masa pengembalian banyakan bahkan tidak melaku-
yang lebih lama, melonggar- kan pengamatan atau survei
kan persyaratan agunan, atau apapun berkaitan dengan hal ini.
menerapkan suku bunga yang Padahal seharusnya sebelum me-
rendah). lempar suatu produk ke pasaran
c. Dana bergulir program pemer- wajib sebelumnya bagi seorang
intah yang menawarkan biaya wirausaha untuk memahami seg-
jasa atau bunga di bawah har- mentasi pasar yang dituju. Seg-
ga pasar. mentasi harga, segmentasi lokasi,
d. Dana dari lembaga angel inves- segmentasi demografi, segmentasi
tor atau impact investor yang waktu adalah contoh segmentasi
pada umumnya tidak memin- yang harus dipahami terlebih da-
jamkan dana melainkan mena- hulu sebelum melepas produk ke
namkan modal pada suatu bis- pasaran. Ekspektasi yang sesuai
nis sosial dengan konsekuensi juga harus dibuat oleh tim sehing-
bagi hasil dari laba usah yang ga target yang ingin dicapai sesuai
tidak berat. dengan kondisi masyarakat.
Dana komersial adalah dana-
dana yang berasal dari lembaga 6. Memulai usaha
keuangan komersial seperti bank Setelah semua persiapan ma-
dan perusahaan pembiayaan yang tang, usaha dapat dimulai. Perlu
berupa pinjaman dengan suku untuk selalu mengingat bahwa
bunga sesuai harga pasar atau pe- wirausaha sosial harus mampu
nanaman modal dari perusahaan menyeimbangkan antara bisnis
modal ventura komersial yang yang dibangun dengan misi sosial
memiliki target deviden atau pen- yang diemban. Keberhasilan suatu
ingkatan nilai perusahaan terten- wirausaha sosial adalah apabila
tu. berhasil menyeimbangkan antara
keuntungan usaha dan misi sosial
4. Membentuk tim yang ingin dicapai di masyarakat.
Seorang wirausaha seringka-
li membutuhkan bantuan orang Hubungan dengan Pendidikan
lain dalam memulai usaha. Kebu- Nonformal
tuhan akan rekan kerja ini akan Pendidikan nonformal adalah
semakin meningkat saat bisnis jalur pendidikan yang sangat dekat
mulai berkembang. Dengan de- dengan berbagai permasalahan di
mikian penting untuk sedari awal masyarakat. Pada pendidikan nonfor-

80 JPNF Vol. 19, No.2 2018


Widhiartha, Menumbuhkan Minat Wirausaha Sosial

mal terdapat berbagai bentuk pem- masalahan sosial di masyarakat


berdayaan masyarakat untuk menga- membutuhkan peran serta dari se-
tasi berbagai permasalahan mereka. genap pihak. Permasalahan terse-
Di sisi lain berbagai program pen- but membutuhkan inovasi dan ide
didikan nonformal baik dari pemer- segar dari para pelaku wirausaha.
intah ataupun pemangku kepentingan Tidak jarang suatu permasala-
lainnya pun sangat peduli tentang han bisa berubah menjadi suatu
pengembangan kewirausahaan di In- cara meningkatkan kesejahteraan
donesia. Di lingkup kursus misalnya masyrakat berkat wirausaha so-
sebagai salah satu satuan pendidikan sial.
nonformal di Indonesia dalam beber- 2. Pendidikan nonformal sebagai
apa tahun terakhir Direktorat Pem- bentuk pendidikan yang san-
binaan Kursus dan Pelatihan Kemen- gat dekat dengan berbagai upaya
terian Pendidikan dan Kebudayaan pemberdayaan masyarakat dalam
telah meluncurkan berbagai program mengatasi masalah sosial memiliki
pengetasan kemiskinan dan pengang- peluang yang sangat besar untuk
guran melalui wirausaha. Program- mengembangkan wirausaha so-
program tersebut antara lain Kursus sial. Program-program pendidikan
Wirausaha Kota, Kursus Wirausaha kecakapan wirausaha pun saat ini
Desa, hingga yang terbaru Pendidikan sudah difasilitasi oleh pemerintah
Kecakapan Wirausaha. melalui pendidikan nonformal.
Peluang untuk menyusun suatu Dengan memasukkan wirausaha
pendidikan kewirausahaan yang sosial sebagai salah satu materi
berorientasi pada wirausaha sosial kegiatan pendidikan wirausaha
sangat terbuka di bawah naungan maka pendidikan nonformal dap-
pendidikan nonformal. Dengan men- at berperan dalam lahirnya wirau-
goptimalkan karakteristik pendidi- saha sosial baru di masyarakat.
kan nonformal yang sangat dekat
dengan pemberdayaan masyarakat
dan merancang program pendidikan
kecakapan wirausaha sosial maka
diharapkan dapat hadir para pelaku
wirausaha sosial baru di masyarakat
beserta solusi yang mereka rancang
untuk mengatasi berbagai permasala-
han di masyarakat.

KESIMPULAN
1. Wirausaha sosial memiliki karak-
teristik utama adanya misi sosial
untuk menyelesaikan permasalah-
an di masyarakat tanpa mengabai-
kan keberlanjutan usaha. Dengan
demikian perlu adanya keseim-
bangan antara misi bisnis dan misi
sosial yang dijalankan. Wirausaha
sosial sangat sesuai untuk diterap-
kan di Indonesia mengingat saat
ini jumlah wirausaha di Indonesia
masih rendah dan berbagai per-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 81


Widhiartha, Menumbuhkan Minat Wirausaha Sosial

DAFTAR PUSTAKA

Haryanti, D., Hijrah Hati, S.R., Wirastuti, A., Kumala, S. (2015). “Berani Jadi
Wirausaha Sosial? Membangun Solusi atas Permasalahan Sosial secara
Mandiri dan Berkelanjutan”. DBS Foundation, Jakarta
Muniri, A. S.,(2016). “Pengembangan Kewirausahaan Sosial bagi Pemuda
Muslim Pengangguran dari Ruang Kelas”. Proceedings of the International
Conference on University Community Engagement, Surabaya
Utomo, H. (2014). “Menumbuhkan Minat Kewirausahaan Sosial” Jurnal Among
Makarti Vol 7, No.14 . STIE AMA, Salatiga
Wibowo, H., Nulhaqim, S. A. (2015). “Kewirausahaan Sosial, Merevolusi Pola
Pikir Menginisiasi Mitra Pembangunan”. UNPAD PRESS, Lembang
www. depkop.go.id diakses 20 November 2018
www.dbs.com/indonesia-bh/blog/live-kind/ingin-mengembangkan-
wirausaha-sosial-ketahui-5-strategi-ini diakses 21 November2018

82 JPNF Vol. 19, No.2 2018


PROFIL PENULIS
AMATU NAROPA L
Abdul Rahmat, lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 5 Maret
1978. Pendidikan sarjana diselesaikan di Fakultas Dakwah
dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ka-

A
lijaga Yogyakarta (2002). Gelar Magister Pendidikan diraih
-rem aratna nagnubuh ap
di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 2004 dan pada
-nep nagned gnitnab noc
2012 merengkuh predikat sebagai doktor dari Universitas
-ni nad lamrofnon nakidid
Negeri Jakarta (UNJ). Sejak 2008, mengajar di Jurusan Pen-
akij ,ipaT .ada kadit saleJ ?lamrof
didikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Negeri Gorontalo
adapek nakuja adna ini naaynatrep
(UNG) sambil menulis sejumlah buku. Dua bukunya ber-
-apubaK ,oduG BKS DTPU alapeK
judul Super Teacher and Kearifan Cinta Sang Guru menjadi
ajrahaR ijumsaK ,gnabmoJ net
,ogorP nbest
oluKseller.
ilsa aiPendiri
rp akamdan
,)64Direktur
( Eksekutif Institute Devel-
opment for Empowerment
-naksalejnem naka ini atrakaygoY (Independent) and Ideas Commu-
nity ini juga aktif
gnay nocreM .rabel gnajnap ayndi BKKBN Provinsi Gorontalo dalam isu
kesehatan reproduksi
-em ini gnitnabid nagned ajrekeb remaja.
igab gnitnep isaripsni nakkadel
Novianty Djafri, .lahir ijumsadi K Gorontalo, 23 November 1974. Ge-
lar Sarjana
id gnitnabid ini nocrem ualaK“ Kependidikan Islam diraih pada tahun 2004 di
kubub nSekolah
agned taTinggi pet gnaAgama y tapmeIslam t Negeri (STAIN) Sultan Amai
Gorontalo.
-nakadel kefe ,tauk gnay nasatep Pada 2008, merengkuh gelar Magister pada Ju-
rusan Pendidikan
.ijumsaK raju ”,tayshad naka ayn dan Keguruan Islam di Universitas Islam
-aggnemNegeri satnal (UIN) aid iniAlauddin
s iraD Makassar. Pada tahun 2012, gelar
nocrem“Doktor naartiManajemen
mek igetartsPendidikan sag diraih di Universitas Negeri
,ijumsaK Jakarta
igolana(UNJ). malaD Sejak .”gnitn 2005,
ab mengajar pada Jurusan Manaje-
margorpmen halaPendidikan
da ”gnitnab di nocFakultas
rem“ Ilmu Pendidikan (FIP) Univer-
adap ”rsitasapmeNegeri lid“ gnaGorontalo
y naartime(UNG) k dan telah menulis lima buku
saniD ubertema
tiay ,tapemanajemen t gnay narapendidikan sas yang menjadi bahan ajar
,liceK ,odalam
rkiM aperkuliahan
hasU nad isarepoK
-ubaK )MKMU pokniD( hagneneM
Halim K. Malik, .gnabmlahir oJ netdi apGorontalo, 23 Desember 1971. Pen-
nuhat adidikan
dap alum reb aumpada
sarjana eS jurusan Pendidikan Luar Sekolah
-nareb (PLS)
ijumsaK t a a s m a l i s 2 1 0 2
diselesaikan pada tahun 2000 di Universitas Negeri
-naujuTGorontalo.
.pokniD adaPada pek an asgnaj2006, meraih gelar magister pada
tahun
-alagnepProgramgnatnetStudi isasilPLSaisosdi,aUniversitas
yn Negeri Yogyakarta (UNY).
malad BSejakKS na2005, upmam ek nad pengajar
menjadi nam di Jurusan PLS Fakultas Ilmu
nahitalePendidikan
p iagabreb(FIP) raleUniversitas
ggnem Negeri Gorontalo (UNG). Te-
-ipmarelah tek menulisnahitalepsembilan aynsusubuku hk bertema pendidikan non formal
ijumsaK gnabmoJ ,oduG BKS alapeK gnayneKdan .namenjadi
ahasuariweditor ek naddalam nal penyusunan dua buku bergenre
etak audek arauj iagabes naagrahgnep
anoisaN takgniT 3102 nuhaT INDUAP ,nahitalfiksi
ep aidan nud non id m a r
fiksi. a g m a sa
BKS anaras napakgnelek habmatid
askalep malad gnitnep iradKasmuji
sinket rebRaharja, musaran lahir tukiredi b Kulon Progo, Yogyakarta, 11 Feb-
eb gnay nahitalep hKasmuji
-ruari
adum1967. em ,Raharja,jaleb gnolahir
raKepala m a p di Kulon Progo, Yogyakarta, 11 Februari
Satuan Pendidikan Nonformal (SPNF)
nakukalid hanrep 1967.
-iapmayKepala nKegiatan
em ijum Satuan K nakPendidikan
saBelajar Nonformal (SPNF) Sanggar
Sanggar Gudo, Kab. Jombang ini menye-
,aynhotnoC .pok Kegiatan .Belajar
aynnaraGudo,
,lisahlApendidikan naKab.
pap sarjana k Jombang ini menyelesaikan pendidikan
lesaikan pada Jurusan Pendidikan Ba-
nap nanusuyn sarjana
. t u b m pada
a s r e b Jurusan
n u p g
hasa Inggris di IKIP PGRI Kediri (1992). n Pendidikan
u y a g Bahasa InggrisGelar
di IKIPMagister
PGRI Kediri
lave ,lanoisarepo (1992). Gelar
- r
Pendidikane k e b u j u t
padaMagister
e s p o k n
ProgramiPendidikan
D
Studi pada Program Bahasa
Pendidikan Studi Pendidikan
dan
irad nahitalep -nu BKdan
Bahasa S naSastra
gned am asaj di Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
diraih
Sastra diraih di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada
,rihka iapmas -aigetahun
pada k nakanaskalPada em kut
tahun 2006. 2006.Pada tahuntahun 2008,2008, berhasil
berhasil menjadi
menjadi juara
juara pertama
perta-
p nagnipmadnep .nahitalep nat
mapada pada Jambore
Jambore PTKPTK PNF Kategori PamongPamong
PNF Kategori Belajar yang dihelat
Belajar yangDinas
.nahitalep igabreb imak ,idaJ“
ud nahutajek kaB
Pendidikan
-gnisam nataukek iauses sagut
dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur dan juara pertama
bmem kat nup BKS ,hutnur ,edotem Pamong ikilimemBelajar BKS Berprestasi
.gnisam di wilayah kerja BP-PNFI Regional IV
huruleS .ini same natapmesek -gnades rebmusaran nad ,anaBP-PAUD
Surabaya (nama lama ras dan Dikmas Jatim). Di tahun yang
arekid BKS ikilimid gnay isnet nad margsama, orp ikijuga limemmenjadi pokniD finalis nak Jambore PTK PNF Kategori Pamong
nahitalep naklisahgnem kutnu gnomap Belajarnatnam Tingkat salej ”,nNasional.
araggna Pada JPNFtahun
Vol. 2013, terpilih
19, No.2 menjadi
2018 83 juara
kiab aman anerak anrupmes satu dalam Apresiasi .ini rajaPTK leb PAUDNI Berprestasi Tingkat Provinsi
gnirieS .inisid nakhuratrepid aguj BKSJawa ,aid Timur
tujnalpada ,nakkategori
haB Kepala SKB dan juara dua dalam Apresiasi
dihelat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Timur dan juara pertama Pamong Belajar Berprestasi di
wilayah kerja BP-PNFI Regional IV Surabaya (nama lama
BP-PAUD dan Dikmas Jatim). Di tahun yang sama, juga
menjadi finalis Jambore PTK PNF Kategori Pamong Belajar
Tingkat Nasional. Pada tahun 2013, terpilih menjadi juara
satu dalam Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi Tingkat
Provinsi Jawa Timur pada kategori Kepala SKB dan juara
dua dalam Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi Tingkat Na-
sional pada kategori Kepala SKB.

Widya Ayu Puspita, lahir di Malang, Jawa Timur, tanggal 27


Agustus 1975. Pendidikan sarjana dengan fokus pada Bio-
statistik diselesaikan pada tahun 1997 di Fakultas Kesehatan
Masyarakat (FKM), Universitas Airlangga (Unair), Suraba-
ya, dengan predikat cumlaude. Gelar magister pada Admin-
istrasi dan Kebijakan Kesehatan, diraih pada tahun 2001 di
Universitas Indonesia (UI), dengan predikat cumlaude. Se-
lanjutnya, pada tahun 2011, meraih gelar doktor, pada Ju-
rusan Ilmu Kedokteran Dasar Unair, dengan predikat cum-
laude. Pada tahun 2006, Pamong Belajar Madya BP PAUD
dan Dikmas Jawa Timur ini menjadi juara pertama pada
Lomba Karya Nyata PNFI Tingkat Nasional. Pada tahun
2007, meraih juara kedua Lomba Karya Tulis Tingkat Na-
sional Forum Widyaiswara. Beberapa kali mengikuti kursus
singkat dan lokakarya di luar negeri. Antara lain, “Commu-
nity Learning Centre Development Workshop” yang digelar
UNESCO di Bangkok, Thailand (2004); “Early Childhood
Professional Development Shortcourse” yang diselenggara-
kan Bank Dunia di Universitas Monash, Melbourne, Aus-
tralia (2010) dan beasiswa dari Pemerintah Australia untuk
mengikuti “Strengthening Leadership on Early Childhood
Shortcourse” di Queensland University Technology (QUT),
Brisbane, Australia (2015).

Moh. Muzaqi, lahir di Gresik, 19 Juni 1975. Gelar sarjana


pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) diselesaikan
pada tahun 1998 di IKIP Surabaya. Pada tahun 2004, me-
rengkuh gelar Magister pada Program Studi Pengembangan
Sumber Daya Manusia (PSDM) di Universitas Airlangga
(Unair), Surabaya. Pada tahun 2018, menyelesaikan studi
doktoral pada Jurusan Manajemen Pendidikan di Univer-
sitas Negeri Surabaya (Unesa). Sehari-hari bertugas seba-
gai Pamong Belajar Madya di BP-PAUD dan Dikmas Jawa
Timur.

84 JPNF Vol. 19, No.2 2018


dan Dikmas Jawa Timur ini menjadi finalis pada “Apresiasi Guru
dan Tenaga Kependidikan (GTK) PAUD dan Dikmas Berprestasi
6102 nuhat I iside Tingkat Nasional” pada kategori Pamong Belajar UPT Pusat.

Putu
Putu Ashintya
Ashintya Widhiartha,
Widhiartha, lahir dilahir di Surabaya
Surabaya, Jawa tanggal
Timur, 22 Juli 1977.
Pamong
tanggal Belajar
22 Juli 1977. Madya
PamongBP PAUD
Belajar dan pada
Madya Dikmas Jawa Timur ini
Pokja
Kursus di BP PAUD dan Dikmas Jawa Timur ini menyele-
menyelesaikan gelar sarjana di Institut Teknologi 10 November (ITS)
saikan gelar sarjana di Institut Teknologi 10 November (ITS)
Surabaya
Surabaya tahun
tahun 2000.
2000. PadaPada
tahuntahun
20042004 melanjutkan
melanjutkan studistudi master di
jurusan
master Teknologi
di jurusan Informasi
Teknologi Universitas
Informasi Ritsumeikan,
Universitas Ritsumei- Jepang hingga
lulus tahun 2006. Karyanya pernah menjadi nominator
kan, Jepang hingga lulus tahun 2006. Karyanya pernah men- Indonesia
jadi nominator Indonesia ICT Awards tahun 2008 kategori
ICT Awards tahun 2008 kategori e-education. Keikutsertaannya
e-education. Keikutsertaannya dalam “JICA Training for
dalam “JICA
Promoting Training
Nonformal for Promoting
Education” di HiroshimaNonformal
University,Education” di
Hiroshima
Jepang University,
dan UNESCO Jepang
Bangkok, dan UNESCO
Thailand pada tahunBangkok,
2010 Thailand
mengantarkannya menjadi peserta terbaik.
pada tahun 2010 mengantarkannya menjadi peserta terbaik.
gnay )IPE( xednI ycneiciforP naujuT .iregen raul id ajrekeb kutnu nagned ajrek aganet arap isnetepmok
,ulal 3102 nuhat FE helo nakukalid -aragen halada akerem amatu malad isakifitres margorp iagabreb
nad 47,25 roks hiarem aisenodnI aisA nad hagneT rumiT aragen ajreK isnetepmoK radnatS akgnarek
.hagnenem irogetak itapmenem aragen aud nagned araggneT/rumiT ayapU .)INKKS( aisenodnI lanoisaN
23 takgnirep id adareb aisenodnI barA nad aisyalaM halada rasebret natubmas tapadnem halet aguj ini
takgnirep id adareb aguj nad ainud nakkujnunem IKT2PNB ataD .iduaS ayniggnit nagned ajrek ainud irad
aragen-aragen aratna id agitek gnaro atuj 3,4 irad gnaruk kadit irad ajrekeb amiretid esatnesrep
nad arupagniS haletes NAESA raul id ajrekeb imser gnay aisenodnI .iseforp takifitres gnagemep arap
hisam aisenodnI takgnireP .aisyalaM imser kadit gnay nakgnades ,iregen satitnauk araces naikimed nupualaW
gnay nad ,manteiV ,dnaliahT sata id .ayntapil ilak tapme iapacnem asib aratna gnabmireb kadit tagnas
sata id aguj naktujegnem pukuc halmuj irad naikimed nupikseM iseforp takifitres gnagemep halmuj
sirggnI asahab napacugneP .anipilihP ajrekeb akerem irad %57 tubesret 000.01 ratikes habmatreb aynah gnay
hisam paggnaid nup aisenodnI gnaro netsisa /kitsemod ajrekep iagabes nakgnidnabid nuhat rep gnaro
gnadak nupualaw imahapid hadum .aggnat hamur gnay ajrek natakgna halmuj nagned
irad latnek gnay neska nagned 5102 nuhat ieM nalub adaP .gnaro naatuj iapacnem
uti nialeS .gnisam-gnisam haread dammahuM ajreK aganeT iretneM nial kitsiretkarak utas halaS
ajrek aganet retkarak aparebeb ada nakraulegnem irikahD finaH ajrekeb gnay aisenodnI ajrek aganet
igab amaturet ,iakusid gnay aisenodnI naka aisenodnI nakajibek ,aynnamalah gnupmak raul id
.iregen raul id ajrekeb gnay akerem gnay IKT mirignem nakitnehgnem halada ,iregen raul id kusamret
lanekid aisenodnI ajrek aganeT kitsemod ajrekep iagabes iseforpreb akerem nanamayneK .isnedneped
:nial aratna fitisop ukalirep ikilimem nakukalid ini laH .aragen 12 ek tagnas aynmumu ajrek tapmet id
ulalret kadit nad ,hutap ,ajrekeb nijar aud padahret itam isukeske haletes gnaro satinumok irad gnutnagreb
.satilisaf tutnunem kaynab .iduaS barA id aisenodnI ajrekep .aynratikes id ada gnay aisenodnI
nad nahamelek iagabreb nagneD :halada tubesret aragen-arageN aisenodnI gnaro nupualaW
aisenodnI ajrek aganet nahibelek ,rataQ ,barA tarimE inU ,iduaS barA ajrenik ipatet isatpadareb hadum
hisam ,sata id nakrapapid itrepes ,narI ,qarI ,riazajlA ,riseM ,niarhaB helo huragnepret gnires akerem
gnay hamur naajrekep kaynab ,okoraM ,aybiL ,nonabeL ,tiawuK kutnu nagnuredneceK .aynsatinumok
ukgnamep arap nakukalid surah ,natsikaP ,namO ,ainatiruaM ajrek tapmet hadnipreb hadum
akgnar malad nagnitnepek ,airyS ,nataleS naduS ,anitselaP gnires tagnas namet nakaja anerak
aganet satilauk naktakgninem .ainadroJ nad ,namaY ,aisinuT adap amaturet idajret ini laH .idajret
.ini AEM are id aisenodnI ajrek nakanacnerem aguj nairetnemeK .adum aisureb ajrek aganet
aparebeb irad laggnitret hisam atiK adap tatek hibel gnay nataraysrep nahalasamrep iagabreb nagneD
lah malad nial gnay NAESA aragen id kitsemod ajrekep natapmenep ajrek aganet hakapa tubesret
helo nakhutubid gnay nalipmaretek nad rumiT aisA aragen-aragen nasala ikilimem kadit aisenodnI
nupualaW .NAES86 A id aJPNF
jrek aiVol.
nud 16, No.1 2017
k u t n e b u t a s h a l a S . a r a g g n eT a i s A u t n eT ?ini AEM are id simitpo kutnu
patet aguj emsimitpo naikimed huruleynem tidua halada natategnep natiakreb gnay lah aumes kadit ajas
ayapu alages tagnignem nakhubmutid .ini taas isareporeb gnay IKTJP adap ajrek aganet isnetepmok nagned
araces ini amales nakukalid gnay naktakgninem nagned nakparahiD asar nagned amiretid surah aisenodnI
gnay hara adap adareb hadus mumu nalipmaretek ini IKTJP satilibiderk gnay nahibelek aparebeb adA .simisep
.raneb gnay rotkes nupuam ajrek aganet igab emsimitpo nakhubmunem asib
.satilaukreb hibel naka kidiJPNF b akerVol.
em 19, No.2 agane2018
t halada85aynutas halas ,atik
rajaleB gnomaP halada siluneP )* halada nial fitisop laH pais tagnas hadus aisenodnI ajrek
rumiT awaJ samkiD nad DUAP-PB gnaro sirggnI asahab naupmamek paiT .aynaragen raul id ajrekeb kutnu
PETUNJUK PENULISAN ARTIKEL DI JURNAL PNF
BP-PAUD DAN DIKMAS JAWA TIMUR

1. Artikel yang ditulis meliputi hasil pemikiran dan hasil penelitian di bidang
kependidikan dan pembelajaran, utamanya Pendidikan Nonformal dan In-
formal. Naskah dibuat dalam program MS Word dengan huruf Times New
Roman, ukuran 12 pts, dengan spasi 1.0, dengan ukuran kertas A4, dan pan-
jang naskah maksimum 15 halaman. Pengiriman naskah dalam bentuk at-
tachment e-mail ditujukan ke alamat: jurnal_bppaudnisby@yahoo.co.id
2. Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik dan ditempatkan
di bawah judul artikel. Jika penulis terdiri dari 4 orang atau lebih, yang
dicantumkan di bawah judul artikel adalah nama penulis utama; nama
penulis-penulis lainnya dicantumkan pada catatan kaki halaman pertama
naskah. Dalam hal naskah ditulis oleh tim, penyunting hanya berhubungan
dengan penulis utama atau penulis yang namanya tercantum pada urutan
pertama. Penulis dianjurkan mencantumkan alamat e-mail untuk memu-
dahkan komunikasi.
3. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris dengan format esai, di-
sertai judul pada masing-masing bagian artikel, kecuali bagian pendahu-
luan yang disajikan tanpa judul bagian. Judul artikel dicetak dengan huruf
besar-kecil di tengah-tengah, dengan huruf sebesar 16 poin. Peringkat judul
bagian dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda (semua judul bagian
dan sub-bagian dicetak tebal atau tebal dan miring ), dan tidak mengguna-
kan angka/nomor pada judul bagian:
PERINGKAT 1 (HURUF BESAR SEMUA, TEBAL, RATA TEPI KIRI)
Peringkat 2 (Huruf Besar Kecil, Tebal, Rata Tepi Kiri)
Peringkat 3 (Huruf Besar Kecil, Tebal-Miring, Rata Tepi Kiri)

4. Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar
akademik); abstrak (maksimum 150 kata); kata kunci; pendahuluan (tanpa
judul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruang lingkup tulisan;
bahasan utama (dapat dibagi ke dalam beberapa sub-bagian); penutup atau
kesimpulan; daftar rujukan.
5. Sistematika artikel hasil penelitian adalah: judul; nama penulis (tanpa ge-
lar akademik); abstrak (maksimum 150 kata) yang berisi tujuan, metode,
dan hasil penelitian; kata kunci; pendahuluan (tanpa judul) yang berisi la-
tar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasil;
pembahasan; kesimpulan dan saran; daftar rujukan.
6. Sumber rujukan sedapat mungkin merupakan pustaka-pustaka terbitan 10
tahun terakhir. Rujukan yang diutamakan adalah sumber-sumber primer
berupa laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, disertasi) atau artikel-
artikel penelitian dalam jurnal dan/atau majalah ilmiah.
7. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama,
tahun). Pencantuman sumber pada kutipan langsung hendaknya disertai
keterangan tentang nomor halaman tempat asal kutipan. Contoh: ( Davis ,
2002: 47).
8. Daftar Rujukan disusun dengan tata cara seperti contoh berikut ini dan
diurutkan secara alfabetis dan kronologis.
Buku:
Anderson , D.W., Vault, V.D. & Dickson, C.E. 1999. Problems and Prospects

86 JPNF Vol. 19, No.2 2018


for the Decades Ahead: Competency Based Teacher Education . Berkeley:
McCutchan Publishing Co.

Buku kumpulan artikel:


Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmi-
ah (Edisi ke-4, cetakan ke-1). Malang: UM Press.
Artikel dalam buku kumpulan artikel:
Russel, T. 1998. An Alternative Conception: Representing Representation.
Dalam P.J. Black & A. Lucas (Eds.), Children’s Informal Ideas in Science
(hlm. 62-84). London: Routledge.
Artikel dalam jurnal atau majalah:
Kansil, C.L. 2002. Orientasi Baru Penyelenggaraan Pendidikan Program
Profesional dalam Memenuhi Kebutuhan Dunia Industri. Transpor , XX (4):
57-61.
Artikel dalam koran:
Pitunov, B. 13 Desember, 2002. Sekolah Unggulan ataukah Sekolah
Pengunggulan?Majapahit Pos , hlm. 4 & 11.
Tulisan/berita dalam koran (tanpa nama pengarang):
Jawa Pos. 22 April, 1995 . Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.
Dokumen resmi:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan
Laporan Penelitian. Jakarta: Depdikbud. Undang-undang Republik Indo-
nesia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional . 1990. Jakarta: PT Ar-
mas Duta Jaya.
Buku terjemahan:
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. 1976. Pengantar Penelitian Pendidikan
. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian:
Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum Pelatihan Magang di STM Na-
sional Malang Jurusan Bangunan, Program Studi Bangunan Gedung: Suatu
Studi Berdasarkan Kebutuhan Dunia Usaha Jasa Konstruksi . Tesis tidak
diterbitkan. Malang: PPS IKIP MALANG.
Makalah seminar, lokakarya, penataran:
Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah . Makalah disajikan dalam
Seminar Lokakarya Penulisan Artikel dan Pengelolaan Jurnal Ilmiah, Uni-
versitas Lambungmangkurat, Banjarmasin , 9-11 Agustus.
Internet (karya individual):
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals,
1990-1995: The Calm before the Storm , (Online), http://journal.ecs.soton.
ac.uk/survey/survey.html , diakses 12 Juni 1996).
Internet (artikel dalam jurnal online):
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya.
Jurnal Ilmu Pendidikan . (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id ,
diakses 20 Januari 2000).
Internet (bahan diskusi):
Wilson, D. 20 November 1995 . Summary of Citing Internet Sites. NET-
TRAIN Discussion List, (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu , di-
akses 22 November 1995).
Internet (e-mail pribadi):
Naga, D.S. (ikip-jkt@indo.net.id ). 1 Oktober 1997. Artikel untuk JIP . E-

JPNF Vol. 19, No.2 2018 87


mail kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id ).

9. Tata cara penyajian kutipan, rujukan, tabel, dan gambar mengikuti keten-
tuan dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Universitas Negeri Malang,
2000) atau mencontoh langsung tata cara yang digunakan dalam artikel
yang telah dimuat. Artikel berbahasa Indonesia menggunakan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Depdikbud, 1987).
Artikel berbahasa Inggris menggunakan ragam baku.
10. Semua naskah ditelaah secara anonim oleh mitra bestari (reviewers) yang
ditunjuk oleh penyunting menurut bidang kepakarannya. Penulis artikel
diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan (revisi) naskah atas dasar
rekomendasi/saran dari mitra bestari atau penyunting.
11. Pemeriksaan dan penyuntingan cetak-coba dikerjakan oleh penyunting dan/
atau dengan melibatkan penulis. Artikel yang sudah dalam bentuk cetak-
coba dapat dibatalkan pemuatannya oleh penyunting jika diketahui ber-
masalah. Penyunting tidak berkewajiban mengembalikan artikel yang tidak
dimuat.
12. Segala sesuatu yang menyangkut perijinan pengutipan atau penggunaan
software komputer untuk pembuatan naskah atau ihwal lain yang terkait
dengan HAKI yang dilakukan oleh penulis artikel, berikut konsekuensi
hukum yang mungkin timbul karenanya, menjadi tanggung jawab penuh
penulis artikel tersebut.

88 JPNF Vol. 19, No.2 2018

Anda mungkin juga menyukai