PROPOSAL TESIS
Oleh
MUHAMMAD ZAKARIYA
NIM : 020.10.IV.1023
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-KHOZINY
SIDOARJO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
rendahnya prestasi belajar siswa, hal ini diketahui dari laporan PISA (Programme
pemeringkatan tersebut dapat dilihat dari skor yang dicapai pelajar usia 15 tahun
Selain itu hasil publikasi lembaga Internasional salah satunya UNDP yang
menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa di Indonesia masih rendah bila dibandingkan
dengan negara lain di kawasan ASEAN. Hal tersebut perlu diperhatikan mengingat
Prestasi belajar dapat dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor internal yang
meliputi jasmaniah dan psikologis dan faktor eksternal yang meliputi sosial, budaya
dan lingkungan fisik. Faktor sosial yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar
dua faktor yang menurut peneliti dominan, yaitu faktor sosial dalam hal ini adalah
Oleh karena itu lingkungan sekolah sering disebut dengan lingkungan kedua setelah
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
sumber daya pendidikan yang tersedia. Kemajuan sekolah sangat tergantung pada
sosok kepemimpinannya, yakni kepala sekolah. Sebab kepala sekolahlah yang menjadi
Profesionalitas kepala sekolah menjadi syarat mutlak terwujudnya sekolah yang berdaya
saing tinggi. Selain itu kepala sekolah sebagai manager mempunyai peran yang
dan pengawasan. Dalam hal ini manajemen kepemimpinan sangat penting untuk
dilakukan demi terwujudnya tujuan yang ditentukan secara efektif dan efisien. Sejalan
dengan pendapat Ross dan Gray dalam James bahwa "Leadership has a minimal direct
Selain itu dirasa budaya sekolah juga berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa. Pemahaman budaya dapat memberi pemahaman akan realitas sehari-hari struktur
dalam (tersembunyi) dari dinamika yang akan terkait pada suatu organisasi termasuk
sekolah. Pemahaman tersebut akan dapat mendorong pada upaya perbaikan sekolah
melalui keterkaitan yang bermakna antara reformasi pendidikan dengan budaya sekolah
yang ada, serta upaya mendorong budaya menerima perubahan untuk perbaikan. Dengan
demikian budaya sekolah menduduki posisi penting dan akan berkorelasi pada
ditunjukkan dengan kemampuan siswa mencapai skor dalam tes dan kemampuan
kepemimpinan dan budaya sekolah tidak berkorelasi secara langsung terdapat prestasi
belajar siswa. Sebagaimana menurut penelitian yang dikemukakan oleh Hallinger dan
Heck dalam John A. Ross dan Peter Gray menunjukkan bahwa “the direct effect of
dari kepala sekolah terhadap prestasi belajar siswa adalah mendekati nol. Menurut
disimpulkan bahwa “that leaders can have indirect or mediated positive effects on
helping to develop the leadership capacities of staff and community. These stakeholders
such as parents and teachers can then assist with the creation of a positive school
climate that promotes teaching and learning, and consequently student’s achievement”
maksudnya para pemimpin dapat memiliki efek positif tidak langsung atau dimediasi
pemangku kepentingan seperti orang tua dan guru kemudian dapat membantu dengan
penciptaan iklim sekolah yang positif yang mempromosikan pengajaran dan
Selain itu dalam jurnal Xiouju Duan dkk dinyatakan bahwa “Teachers play an
essential role in all school activities. In fact, school’s culture cannot affect school
outcomes directly. The influence need go through teachers’ practice. Teachers play a
Maksudnya adalah Guru memainkan peran penting dalam semua kegiatan sekolah.
Bahkan, budaya sekolah tidak dapat mempengaruhi hasil sekolah secara langsung.
Pengaruh perlu melalui praktek guru. Guru memainkan bagian penting dalam
menghasilkan, mengubah dan menyebarkan budaya sekolah Dalam hal ini gurulah yang
dianggap menjadi faktor dominan terhadap peningkatan prestasi siswa. Karena guru
dikelola dan dilaksanakan di kelas. Kinerja guru merupakan kemampuan guru dalam
telah ditentukan. Kinerja guru menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa. Karena kinerja guru yang tinggi cukup penting dalam mewujudkan tujuan
pembangunan yang sesuai dengan pancasila, UUD 1945 serta tujuan Pendidikan
Nasional, begitu juga dengan terwujudnya siswa berprestasi diberbagai bidang, baik
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Heynem dan Loxely terhadap 29
melalui prestasi belajar peserta didik sepertiganya ditentukan oleh guru. Hasil
manajemen sebesar 23%, waktu belajar sebesar 22% dan sarana prasarana sebesar
19%.
salah satu halnya diakibatkan karena rendahnya kualitas guru yang ada. Dari 3,9 juta
guru yang ada masih terdapat 25% guru yang belum memenuhi syarat kualifikasi
akademik dan 52% guru belum memiliki sertifikat profesi. Di sisi lain seorang guru
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kualitas guru yang baik
semangat dan motivasi guru dalam mengajar, serta guru belum bisa menciptakan
pendidikan sangat diharapkannya pemimpin dan guru yang kreatif dan inovatif demi
prestasi siswa. Tingginya tingkat kinerja kepemimpinan dan guru di suatu lembaga
cukup penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Namun
pada kenyataannya kepala sekolah dan 30% guru MTs. Ma’arif NU Ngaban
pembelajaran khususnya. Hal ini ditunjukkan dengan kepala sekolah belum mampu
seharusnya guru tetap mendampingi siswa untuk aktif dalam pembelajaran namun
mayoritas guru sibuk dengan gedget dan siswa hanya diberi tugas, serta kurangnya
keterampilan guru dalam menggunakan media dan bahan ajar yang mengakibatkan
Terhadap Kinerja Guru Dalam Upaya Mewujudkan Prestasi Belajar Siswa Di MTs.
B. Rumusan Masalah
2. Adakah korelasi yang signifikan budaya sekolah terhadap kinerja guru di MTs.
3. Adakah korelasi yang signifikan kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa di MTs.
5. Adakah korelasi yang signifikan budaya sekolah terhadap prestasi belajar siswa di
Tanggulangin?
7. Apakah kinerja guru dapat memediasi korelasi budaya sekolah dengan prestasi
C. Tujuan Penelitian
dicapai adalah:
2. Untuk menganalisis korelasi yang signifikan budaya sekolah terhadap kinerja guru
3. Untuk menganalisis korelasi yang signifikan kinerja guru terhadap prestasi belajar
kepala sekolah terhadap prestasi belajar siswa dengan kinerja guru sebagai variabel
prestasi belajar siswa dengan kinerja guru sebagai variabel intervening di MTs.
lain:
1. Manfaat Teoritis
prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi
2. Manfaat Praktis
yang baik dan mewujudkan kinerja guru yang optimal baik dalam segi pengelolaan
siswa meningkat.
E. Sistematika Pembahasan
Untuk memperoleh kesimpulan yang utuh dan terpadu maka pembahasan yang
diberikan terbagi ke dalam beberapa bab. Setiap bab terdiri dari beberapa sub bab,
Bab I Pendahuluan adalah bab pertama dari tesis yang mengantarkan pembaca
untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian
dilakukan. Oleh karena itu dalam pendahuluan memuat: Latar Belakang Masalah,
Bab II: Landasan Teori, bagian tesis yang menekankan pada aspek elaborasi
teori dan riset terdahulu. Bagian ini amat penting untuk menunjukkan bahwa
bab terdiri dari beberapa sub bab, dengan rincian sebagai berikut: kajian terdahulu yang
dan teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian di lapangan. Sebisa mungkin
untuk menghindari pembahasan yang terlalu teoritis, seperti yang biasa tertulis di
buku teks atau diktat metodologi penelitian. Karena itu, pembahasan bab ini harus lebih
operasional “siap pakai”, dengan menggunakan bahasa sendiri yang selaras dengan fokus
Bab IV: Hasil Penelitian. Bab ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai intidari
penelitian di sinilah kondisi riil di lapangan dan hasil penelitian dipaparkan. Adapun
urutan sub babnya adalah sebagai berikut: deskripsi data umum, deskripsi data khusus,
Bab V: Pembahasan. Bab ini merupakan analisis data dari hasil penelitian,
Bab VI: Penutup adalah bab terakhir yang ada di dalam tesis. Bab ini
merumuskan ulang dan menyimpulkan dari jawaban rumusan masalah penelitian. Selain
itu perlu juga dibuatkan saran atau rekomendasi praktis terkait dengan rumusan
penelitian dan juga pembahasan singkat tentang keterbatasan penelitian. Adapun detail
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
kinerja guru dan prestasi belajar memang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
Pendidikan Islam IAIN Ponorogo Tahun 2019 dengan judul “Aktualisasi Fungsi
secara tidak langsung. Selain itu, kepala madrasah melakukan penilaian kinerja guru
serta mencari informasi dari guru lain. Dengan adanya aktualisasi fungsi manajemen
berefek pada prestasi dan peningkatan kualitas bagi madrasah. Persamaan penelitian
Siswa”. Adapun hasil penelitian tersebut adalah (1) Kepemimpinan Kepala Sekolah
kelas VII semester ganjil di SMP Negeri Kecamatan Nusaniw kota Ambon. (2) Kinerja
mengajar guru memiliki pengaruh yang signifikan yaitu 53 % terhadap prestasi belajar
siswa. (3) Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja mengajar guru bersama-sma
memiliki pengaruh yang kuat yaitu 67 % terhadap prestasi belajar siswa kelas VII
tahun ajaran 2014-2015. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
linier sederhana dan regresi linier ganda, karena menguji pengaruh variabel X ₁ , X ₂
data berupa analisis jalur (path analysis), di mana dalam penelitian ini menguji
Madrasah dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Guru di MA Darul Huda
2015/2016 dengan besar pengaruh 31,47%. 2) ada pengaruh yang signifikan antara
lingkungan kerja fisik terhadap kinerja guru MA Darul Huda Mayak Ponorogo
Tahun Akademi 2015/2016 dengan besar pengaruh 34,14%. 3) ada pengaruh yang
fisik terhadap kinerja guru MA Darul Huda Mayak Ponorogo Tahun Akademi
2015/2016 dengan besar pengaruh 59,94% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
jenis metode penelitian kuantitatif dengan 3 variabel, selain ini sama-sama membahan
sederhana dan regresi ganda. Sedangkan penelitian ini menguji pengaruh secara
langsung dan tidak langsung dengan menggunakan analisis data berupa analisis jalur
(path analysis).
Pascasarjana Program Studi Manajemen Pendidikan Islam IAIN Ponorogo Tahun 2018
dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
efektifnya sebesar 48,3%. 2) Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap
sebesar 69,2%. 3) Terapat pengruh yang signifikan budaya organisasi dan motivasi
linier sederhana dan ganda dan penelitian ini analisis datanya menggunakan analisis
jalur.
2017 dengan judul “Manajemen Peserta Didik Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa
Pada MAN Pacitan”. Adapun hasil penelitian tersebut adalah 1) manajemen peserta
didik dalam meningkatkan prestasi siswa di MAN Pacitan mencakup tiga aspek,
yang berupaya mengembangkan potensi, bakat dan minat peserta didik dari segi
akademis dan non akademis dengan ujian dapat meningkatkan prestasi siswa. 2)
dan kegemaran lebih dalam hal mata pelajaran diwadahi dengan kgiatan seperti
diskusi dengan membentuk group mata pelajaran, bedah SKL dan bimbingan
belajar lainnya. Sedangkan peserta didik yang memiliki kecerdasan dan kegemaran
pramuka, muhadhoroh, MTQ, PMR, UKS, teater, jurnalistik, KIR, seni musik dan
kaligrafi, dan olah raga. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
perbedaannya adalah dari segi jenis metode dalam penelitian tersebut digunakan metode
tersebut lebih mengkaji bagaimana manajemen peserta didik dalam upaya peningkatan
prestasi belajar siswa. Sedangkan dalam penelitian ini lebih mengkaji apakah
B. Kajian Teoretis
1. Prestasi Belajar
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan pengertian prestasi belajar
menurut Muhibbin Syah adalah taraf keberhasilan murid atau santri dalam
dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi
pelajaran tertentu
belajar adalah suatu perubahan pada diri siswa setelah mengalami proses belajar
dan dapat berupa angka, huruf, simbol-simbol lain sesuai dengan tingkat
kemampuan anak.
perbuatan pada siswa yang membawa ke arah perubahan tingkah laku dan didapat
melalui latihan maupun pengalaman siswa pada lingkungan belajar dan dapat
psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses pembelajaran.
Kunci pokok untuk memperoleh data hasil belajar adalah mengetahui indikator
apakah prestasi belajar siswa sudah memenuhi prinsip efisien dan efektif sehingga
tujuan yang ditentukan dapat tercapai. Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa
prestasi belajar merupakan kemampuan siswa yang meliputi tiga aspek, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat berubah sebagai akibat pengalaman
1) Kognitif
Hasil belajar dalam tingkatan ini merupakan hasil belajar yang tertinggi.
Dalam hal ini aspek kognitif dapat dikelompokkan menjadi 6 tingkatan, yaitu:
2) Afektif
Aspek afektif ialah ranah berfikir yang meliputi watak perilaku seperti
perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Prestasi yang bersifat afektif yaitu
3) Psikomotorik
peralatan dan lain sebagainya. Siswa yang telah mencapai dasar pada ranah ini
mampu melakukan tugas dalam bentuk keterampilan sesuai dengan standar atau
kriteria.
dan sesudah belajar peserta didik. Hal tersebut pada dasarnya dapat dijadikan
tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu kegiatan belajar mengajar. Menurut
Supardi indikator yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa
adalah hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar yang dimaksudkan di sini
adalah pencapaian prestasi belajar yang dicapai siswa dengan kriteria atau nilai
prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa (nilai yang
diperoleh siswa).
penting sekali, artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi
2) Faktor eksternal, yang meliputi: a) Faktor sosial yang terdiri dari, lingkungan
3) Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
mempengaruhi, yaitu :
dikelompokkan menjadi dua sub komponen yaitu, komponen psikis dan fisik.
2) Komponen yang berasal dari luar diri individu, komponen ini dikelompokkan
ekonomi. Untuk komponen yang berasal dari luar diri individu diperlukan
pendidikan.
bahwa manajemen berasal dari bahasa latin yang berasal dari kata “mantis” yang
berarti tangan dan “agare” yang berarti melakukan. Jika digabungkan menjadi kata
pengawasan terhadap anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya yang
tujuan bersama.31 Sedangkan definisi menurut Stoner dalam Hani Handoko bahwa
dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, agar ia mau berbuat
sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud dan tujuan. Sedangkan
organisasi.
kepemimpinan dapat dilakukan dari dua sudut pandang, yaitu suatu proses yang
organisasi dan sudut sifat yang dimiliki, maksudnya ialah sebagai seperangkat ciri
hal ini kepala sekolah pada dasarnya memiliki dua unsur, yaitu pengaruh dan
pencapain tujuan. Proses mempengaruhi dapat di mana saja selama tujuannya ada
itu dapat terjadi setiap saat selama kegiatan memiliki tujuan dan perilaku
orang lain untuk mau bekerja sama agar mau melakukan tindakan dan perbuatan
memimpin, mengarahkan dan mengajak orang lain menuju tujuan dengan cara yang
dan lain- lain, yang berisi tentang fungsi-fungsi manajemen dalam upaya
sekolah maka kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugasnya akan semakin baik,
1) Perencanaan (Planning)
membutuhkan data dan informasi agar keputusan yang diambil tidak lepas
kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada masa yang akan datang.
berjalan berjalan efektif dan efisien serta menghasilkan lulusan yang bermutu
menentukan tujuan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan.
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat dipergunakan
2) Pengorganisasian (Organizing)
pekerjaan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah untuk
3) Pelaksanaan (Actuating)
kelompok agar mau bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan
Menurut Hoy dan Miskel yang dikutip oleh Syaiful Sagala, pemimpin yang
4) Pengawasan (Controlling)
pemimpin dapat menjaga organisasi agar tetap berada dalam rel yang benar.49
diarahkan kejalan yang benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan
semula.
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi dengan melalui
dimensi manajemen. Hal tersebut dapat dianalogikan sebagai jantung dan urat
nadi yang menyalurkan darah keseluruh tubuh termasuk organ- organnya agar
unsur-unsur yang lebih kecil atau dispesialisasi, sehingga output (hasil kerja)
wewenang untuk melakukan suatu pekerjaan. Tetapi suatu hal yang perlu
diingat, wewenang tersebut berasal dari suatu tanggung jawab. Oleh karena itu,
saja dan juga bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Jika terlalu banyak
organisasi harus memiliki tujuan dan arah yang sama dan bekerja berdasarkan
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah upah atau gaji yang didasarkan
pada tugas yang dibebankannya. Kompensasi yang dimaksud ini dapat berupa
9) Rantai skalar (scalar chain), yaitu rantai skalar adalah garis wewenang dari
dalam hirarki organisasi. Garis wewenang ini akan menunjukkan apa yang
10) Tata tertib (order), yaitu tata tertib memegang peranan yang penting dalam
bekerja karena pada dasarnya semua orang tidak dapat bekerja dengan baik
dalam kondisi yang kacau dan tegang. Selain itu, untuk meningkatkan efisien
dalam bekerja, fasilitas dan perlengkapan kerja harus disusun dengan rapi dan
bersih.
11) Keadilan (eguity), yaitu manajer harus bertindak secara adil terhadap semua
karyawan. Peraturan dan perjanjian yang telah ditetapkan harus ditegakkan
14) Semangat kesatuan (esprits de corps), dalam prinsip ini, manajemen harus
tim.
kompensasi yang adil; 8) sentralisasi; 9) rantai skalar; 10) tata tertib; 11)
keadilan; 12) stabilitas kondisi karyawan; 13) inisiatif; dan 14) semangat
kesatuan.
3. Budaya Sekolah
antropologi soial. Dalam dunia pendidikan budaya dapat digunakan sebagai salah
pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang menajdi
semua produk llain dari karya serta pemikiran manusia yang mendirikan suatu
tingkah laku.
2) Adanya pola nilai, sikap, tingkah laku, hasil karya, termasuk segala
ketergantungan.
dengan tradisi. Tradisi dalam hal ini diartikan sebagai ide-ide umum, sikap dan
kebasaan dari masyarakat yang nampak dari perilaku sehari-hari yang menjalin
Budaya sekolah diartikan sebagai sistem makna yang dianut oleh warga
suasana kehidupan yang terlibat bebas, tenang, reflektif, seiring dengan itu
sekolah terdiri dari beberapa elemen kebenaran yang dapat dijadikan sandaran dan
petunjuk yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan nyata dalam sekolah.
Budaya sekolah merupakan suatu sistem nilai, norma dan aturan-aturan yang
sikap dan perilaku yang diajarkan kepada setiap anggota. Budaya sekolah
tindakan yang ditampilkan dan ditunjukkan oleh seluruh warga sekolah dalam
dan melakukan adaptasi dengan berbagai lingkungan yang ada dan 2) integrasi
memiliki sifat positif. Suatu organisasi termasuk sekolah harus memiliki pola
asumsi dasar yang dipegang bersama oleh warga sekolah. Memperhatikan konsep
di atas maka dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah merupakan pola
mendalam, kepercayaan nilai dan tradisi yang terbentuk dari rangkaian kebiasaan
Budaya sekolah yang baik akan mendorong seluruh warga sekolah untuk
menciptakan budaya sekolah sebagai identitas diri dan juga sebagai rasa
sekolah merupakan kerangka kerja yang disadari dan sudah menjadi kebiasaan
harapan di antara warga sekolah dan bila sudah terbentuk pada keyakinan
siswa takut salah, siswa takut bertanya, dan siswa jarang melakukan kerja sama
dalam memecahkan masalah.
peningkatan mutu pendidikan. Hal ini berupa arisan keluarga sekolah, seragam
pengetahuan sub variabel yang terkandung dalam budaya organisasi, karena kita
1) Inovasi dan pengambilan resiko (Innovation and risk taking), yang melputi
rekan kerja.
budaya sekolah, yaitu: 1) inovasi dan pengambilan resiko; 2) perhatian pada detil;
1) Faktor internal
2) Faktor eksternal
4. Kinerja Guru
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja
suatu program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
merupakan suatu tindakan proses atau cara bertindak atau melakukan fungsi
organisasi
Kinerja menurut Supardi yaitu hasil kerja seseorang dalam suatu periode
target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu. Sedangkan
berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam
merupakan hasil kerja baik secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan. Sejalan dengan pendapat Ilyas bahwa kinerja adalah penampilan hasil
karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi dan
definisi kinerja menurut Fattah adalah ungkapan kemampuan yang didasari oleh
target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan yang telah ditentukan dan
pekerjaan..
melaksanakan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawab yang telah
diberikan berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama jangka waktu
merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seluruh warga di lembaga
dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, kinerja
adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau selama melakukan
aktivitas pembelajaran.
dan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari
lain.
untuk mewujudkan hasil yang baik pula. Peningkatan kinerja guru ini pada
dasarnya diarahkan pada peningkatan kegiatan belajar mengajar, agar guru lebih
mampu menciptakan iklim proses belajar mengajar yang kondusif, sehingga
bahwa kinerja guru adalah prestasi yang dicapai oleh seorang guru dalam
kinerja memang memerlukan suatu teknik yang tepat, sehingga hasil pengukuran
juga menghasilkan hasil yang tepat dan benar. Untuk melakukan penilaian
untuk mengetahui apakah suatu kinerja karyawan telah memenuhi prinsip efisien
dan efektif.
(mutu) dari pekerjaan yang dihasilkan melalui proses tertentu. Dengan kata
lain bahwa kualitas merupakan tingkatan proses atau hasil dari penyelesaian
seseorang. Dapat ditunjukkan dalam bentuk satuan uang, jumlah unit, atau
kegiatan tersebut dapat diselesaikan, atau suatu hasil produksi dapat dicapai
dianggarkan tersebut merupakan acuan agar tidak melebihi dari yang sudah
dianggarkan.
kerjasama atau kerukunan antar karyawan dan antar pimpinan. Hubungan ini
sekolah dengan baik, menciptakan hal-hal baru yang lebih efektif dalam
berikut:
kerja adalah:
hasil pekerjaan yang baik, demikian pula sebaliknya, jika seseorang tidak atau
mempengaruhi kinerjanya.
3) Rancangan kerja, jika suatu pekerjaan memiliki rancangan yang baik, maka
akan memudahkan untuk menjalankan pekerjaan tersebut secara tepat dan
benar.
pekerjaan. Jika seseorang memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya
atau dorongan dari luar dirinya, maka orang tersebut akan terangsang atau
kebiasaan atau norma-norma ini mengatur hal-hal yang berlaku dan diterima
secara umum serta harus dipatuhi oleh segenap anggota suatu perusahaan atau
organisasi.
10) Lingkungan kerja, merupakan suasana atau kondisi di sekitar lokasi tempat
bekerja.
11) Loyalitas, merupakan kesetiaan karyawan untuk tetap bekerja dan membela
Kinerja guru tidak terwujud dengan begitu saja, tetapi juga dipegaruhi
3) Faktor tim, meliputi dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan
keeratan anggota,
4) Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh
organisasi sekolah.
internal.
kontekstual.
5. Pengaruh Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
Untuk memperoleh keberhasilan atau mutu kinerja yang optimal tentu saja
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja organisasi maupun individu. Dalam hal ini menurut Tempe
dalam Supardi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang antara
lain: lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan balik
dan administrasi pengupahan. Dari beberapa faktor tersebut menurut peneliti yang
paling dominan adalah perilaku manajemen. Perilaku manajemen di sini
berhubungan dengan bagaimana seorang manajer mengelola lembaga yang
dipimpinnya. Dalam hal ini seorang manager mempunyai peran yang menentukan
dalam pengelolaan sekolah, berhasil tidaknya tujuan sekolah dapat mempengaruhi
bagaimana kepala sekolah menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi
manajemen tersebut adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.
Sejalan dengan pendapat Jamal Ma’mur bahwa faktor penyebab rendahnya
kinerja guru adalah kepala sekolah, diantaranya pada aspek: kurangnya manajemen
kepala sekolah dalam pemberian kompensasi yang belum sesuai dengan kinerja,
penempatan kemampuan pendidik belum sesuai dengan bidangnya, dalam pemberian
semangat kinerja yang kurang serta dalam pengawasan yang dilakukan belum
maksimal.
Budaya sekolah merupakan kerangka kerja yang disadari dan sudah menjadi
kebiasaan terdiri dari sikap, nilai- nilai, norma-norma, perilaku-perilaku dan harapan-
harapan di antara warga sekolah dan bila sudah terbentuk pada keyakinan memiliki
pengaruh yang kuat terhadap sekolah. Budaya sekolah yang baik akan mendorong
seluruh warga sekolah untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik
mungkin dan akan meningkatkan kinerja dalam mencapai tujuan sekolah. Gurulah
yang memikul tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan program pengajaran.
Untuk itu perlunya memperhatikan terkait kinerja guru. Karena guru merupakan
ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan. Setiap sekolah menciptakan
budaya sekolah sebagai identitas diri dan juga sebagai rasa kebanggaan akan
sekolahnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah
berpengaruh terhadap kinerja guru.
Belajar
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
X 2 : Budaya Sekolah
Y 1 : Kinerja Guru
Y 2 : Prestasi Belajar
Berdasarkan landasan teori dan telaah pustaka di atas, maka dapat diajukan
5) Jika kinerja guru baik baik, maka prestasi belajar siswa baik.
6) Jika manajemen kepemimpinan kepala sekolah dimediasi kinerja guru baik, maka
7) Jika budaya sekolah dimediasi kinerja guru baik, maka prestasi belajar siswa baik.
D. Hipotesis Penelitian
Untuk mengetahui gambaran jawaban yang bersifat sementara dari penelitian ini
penelitian yang harus diuji kebenarannya. Adapun hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan manajemen kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja.
Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan budaya sekolah terhadap kinerja guru di MTs.
Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa di
Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan manajemen kepemimpinan kepala sekolah sekolah
Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan budaya sekolah terhadap prestasi belajar siswa di
Tanggulangin.
Ha7 : Kinerja guru dapat memediasi hubungan antara budaya sekolah dengan
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dependen, dua variabel independen dan satu variabel intervening. Pengaruh antar
Keterangan:
X 2 : Budaya Sekolah
Y 1 : Kinerja Guru
Y 2 : Prestasi Belajar
B. Variabel Penelitian
1. Variable Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, obyek atau
kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. Penelitian ini terdiri dari variable bebas, variable terikat
dan variable mediasi (intervening), kemudian menempatkan manajemen
kepemimpinan kepala sekolah (X₁) dan budaya sekolah (X₂) sebagai variable bebas
(independent), kinerja guru (Y₁) sebagai variabel intervening, dan prestasi belajar
2. Definisi Operasional
diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikkan kegiatan
atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk variabel dalam penelitian
a. Prestasi Belajar
proses pembelajaran. Hal tersebut pada dasarnya dapat dijadikan tolak ukur
berhasil atau tidaknya suatu kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar sebagai
variabel dependen (Y₂) untuk mengukurnya merujuk teori Supardi bahwa indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa adalah hasil belajar
yang dicapai siswa. Hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
total PAS dari keseluruhan mata pelajaran siswa MTs. Ma’arif NU Ngaban
adil; 8) sentralisasi; 9) rantai skalar; 10) tata tertib; 11) keadilan; 12) stabilitas
c. Budaya Sekolah
Dalam penelitian ini yang di maksud budaya sekolah adalah persepsi siswa
terkait filosofi dasar MTs. Ma’arif NU Ngaban Tanggulangin dan sudah menjadi
harapan-harapan di antara warga sekolah dan bila sudah terbentuk pada keyakinan
sebuah prsepsi umum yang dipegang oleh warga sekolah tentang suatu sistem
1) Inovasi dan pengambilan resiko (innovation and risk taking), yang melputi
2) Perhatian pada detil (Attention of detail), yang meliputi ketelitian dalam bekerja
5) Orientasi tim (tim orientation), yang melliputi kerjasama tim dan dukungan
rekan kerja.
inisiatif kerja.
d. Kinerja Guru
Dalam penelitian ini yang di maksud dengan kinerja guru adalah persepsi
siswa terkait hasil kerja yang telah dicapai oleh tenaga pendidik di MTs. Ma’arif NU
Ngaban Tanggulangin dalam tugas- tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam
kurun waktu tertentu. Kinerja guru sebagai variabel intervening untuk mengukurnya
dalam pembelajaran.
menciptakan hal-hal baru yang lebih efektif dalam menata administrasi sekolah.
mengelola KBM, mampu melakukan penilaian hasil belajar siswa, dan menguasai
landasan pendidikan.
pembelajaran.
C. Lokasi Penelitian
Madrasah menengah pertama yang terletak di Jl. Tangkis mewah No.01 Ngaban
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTs. Ma’arif NU Ngaban
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Arti lain dari sampel adalah kumpulan dari unsur atau individu
sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang
representatif (mewakili) dari populasi. Pengambilan sampel harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan
peneliti mengacu pada tabel penentuan jumlah sampel dari populasi yang
dikembangkan oleh Issac dan Michael untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan
10%.108 Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 212 siswa maka dengan
mengacu tabel tersebut untuk tingkat kesalahan 5% maka sampel yang digunakan
adalah 131 siswa. Untuk mengetahui berapa sampel yang diambil dari masing-
masing sekolah.
yang memberikan peluang yang sama kepada anggota populasi untuk dipilih
dengan undian. Undian ini dilakukan dengan cara membuat potongan kertas kecil-
kecil sejumlah siswa dalam satu kelas kemudian kita tuliskan nomor dari 1 – 22
dan sisanya berisi angka 0. Bagi siswa yang mendapatkan undian nomor 1 – 22
maka itulah yang menjadi sampel dan siswa yang mendapatkan undian angka 0
penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan dara. Dalam penelitian
1. Angket
Angket atau kuisioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data
likert yang memuat 4 pilihan jawaban, yaitu: (SL) selalu, (SR) sering, (KD)
kadang-kadang dan (TP) tidak pernah. Angket ini digunakan untuk menggali
dan kinerja guru. Berikut ini pedoman penskoran untuk menilai jawaban angket
2. Dokumentasi
film dokumenter, dan data yang relevan dengan penelitian. Dalam penelitian ini
1. Statistik Deskriptif
menganalisis data. Adapun cara untuk menggambarkan data adalah dengan melalui
teknik statistik seperti membuat tabel, distribusi frekuensi, dan diagram atau grafik.
Penelitian ini menggunakan bantuan komputer dengan program IBM SPSS Statistic
Version 16, di dalamnya dibahas mengenai harga rerata (Mean), standar deviasi (SD),
median (Me), modus (Mo), Range, nilai maksimum dan nilai minimum, yang
seluruh individu dalam kelompok itu dan membagi total nilai tersebut dengan
banyaknya sampel.
Median (Me) adalah suatu bilangan pada distribusi yang menjadi batas
tengah suatu distribusi nilai. Modus (Mo) adalah nilai atau skor yang paling sering
ini dibuat berdasarkan data frekuensi yang telah ditampilkan dalam tabel
Keterangan :
X : Skor
Mi : Mean ideal
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
penyebaran data yang tidak 100% normal (tidak normal sempurna) maka
dalam analisis hasil penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorof-Smirnov. Uji
normalitas ini dihitung dengan menggunakan bantuan SPSS versi 16.0. Apabila
b. Uji Linieritas
analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier ganda. Uji linieritas ini
bantuan SPSS versi 16.0. Apabila P-value >α maka Ho diterima sehingga
c. Multikolinieritas
bebas saling berhubungan secara linier. Jika seluruh variabel bebas berkorelasi
dalam suatu model regresi dapat dilakukan dengan berbagai rumus,yakni uji
VIF dan dihitung dengan menggunakan bantuan SPSS versi 16.0. Apabila
nilai VIF suatu variabel lebih dari 10 maka terdapat masalah multikolinieritas
pada variabel, dan sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 10 maka tidak
d. Uji Heterokedastisitas
Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikalinieritas. Terdapat tiga
metode yang dapat digunakan untuk uji heterokedastisitas, yaitu uji Rank
versi 16.0. Apabila nilai signifikansi dua sisi koefisien korelasi rank spearman >
sebaliknya apabila nilai signifikansi dua sisi koefisien korelasi rank spearman
Dasar analisis:
1) Ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0
homokedastisitas.
3. Uji Hipotesis
untuk mengetahui hubungan sebab akibat yang terjadi, dengan tujuan menerangkan
akibat langsung dan akibat tidak langsung seperangkat variabel, sebagai penyebab
terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.
(intervening). Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel ketiga yang
Uji analisis jalur ini dihitung menggunakan bantuan SPSS versi 16.0.
Apabila nilai sig < 0,05 maka Ho diterima sehingga terdapat pengaruh antara
variabel X terhadap Y baik secara langsung maupun tidak langsung. Apabila nilai
sig > 0,05 maka Ho ditolak sehingga tidak terdapat pengaruh antara variabel X