E ISSN : 2354-6301
Oleh :
Mohammad Nurul Huda
STAI Luqman al Hakim Surabaya
Abstrak
Jenis studi yang banyak mengkaji keberadaan sekolah pada tingkat
mikro adalah studi mengenai keefektifan sekolah yang melihat faktor input, proses,
dan output atau outcome sekolah secara keseluruhan serta bagaimana hubungan
yang terjadi antara input dan proses dengan output atau outcome sekolah.
Pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa studi keefektifan sekolah
telah banyak membantu dalam memecahkan masalah pendidikan dalam kaitan
dengan peningkatan mutu pendidikan. Pemahaman terhadap institusi sekolah
secara menyeluruh sangat penting karena basis utama pendidikan adalah sekolah.
Pentingnya pemahaman terhadap keefektifan sekolah tidak saja dalam
kaitan dengan meningkatkan mutu pendidikan tetapi juga sejalan dengan
kebijakan nasional yaitu desentralisasi pendidikan dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah. Berkenaan dengan desentralisasi pendidikan tersebut, di bidang
pendidikan dasar, Depdiknas telah menyiapkan konsep otonomi sekolah yaitu
manajemen berbasis sekolah. Dengan konsep ini, pemerintah tidak hanya berharap
pada meningkatnya mutu pendidikan melainkan juga tercapainya pemerataan,
relevansi, dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan.
Kata Kunci: Sekolah, Efektif
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang sangat serius dalam bidang pendidikan di tanah air
kita saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenis dan jenjang
pendidikan. Banyak pihak berpendapat bahwa rendahnya mutu pendidikan
merupakan salah satu faktor yang menghambat penyediaan sumber daya manusia
yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi tuntutan pembangunan
bangsa di berbagai bidang. Rendahnya mutu pendidikan terkait dengan skenario yang
dipakai oleh pemerintah dalam membangun pendidikan, yang selama ini lebih
menekankan pada pendekatan input dan output.
Pemerintah berkeyakinan bahwa dengan meningkatkan mutu input maka
dengan sendirinya akan dapat meningkatkan mutu output. Dengan keyakinan tersebut,
kebijakan dan upaya yang ditempuh pemerintah adalah pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, pengadaan guru, menatar para guru, dan menyediakan dana
operasional pendidikan secara lebih memadai. Namun, output yang muncul tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan. Misalnya, pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan ternyata tidak serta merta meningkatkan mutu pendidikan. Sarana dan
prasarana yang memadai malah dapat menjadi pemicu stagnasi dalam perkembangan
pendidikan di sekolah tertentu. Kenyataan tersebut memberi gambaran umum bahwa
pendekatan input dan output secara makro belum menjamin peningkatan mutu sekolah
dalam rangka meningkatkan dan meratakan mutu pendidikan. Hal ini tidak saja
terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi di negara-negara lain. Hasil penelitian untuk
sekolah dasar negeri di Amerika Serikat dan Inggris menunjukkan bahwa input
sekolah mempunyai pengaruh yang kecil terhadap hasil belajar siswa.1
Pendekatan input dan output yang bersifat makro tersebut kurang
memperhatikan aspek yang bersifat mikro yaitu proses yang terjadi di sekolah.
Dengan kata lain, dalam membangun pendidikan, selain memakai pendekatan makro
juga perlu memperhatikan pendekatan mikro yaitu dengan memberi fokus secara
lebih luas pada institusi sekolah yang berkenaan dengan kondisi keseluruhan sekolah
seperti iklim sekolah dan individu-individu yang terlibat di sekolah baik guru, siswa,
dan kepala sekolah serta peranannya masing-masing dan hubungan yang terjadi satu
sama lain. Dalam kaitan ini Brookover (1979) mengungkapkan bahwa input sekolah
memang penting tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana mendayagunakan
input tersebut yang terkait dengan individu-individu di sekolah.
Jenis studi yang banyak mengkaji keberadaan sekolah pada tingkat mikro
adalah studi mengenai keefektifan sekolah yang melihat faktor input, proses, dan
output atau outcome sekolah secara keseluruhan serta bagaimana hubungan yang
terjadi antara input dan proses dengan output atau outcome sekolah. Pengalaman di
1
Abbas Ghozali, Tinjauan Literatur : Effective School Research, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No. 021. Tahun ke-5, Januari 2000, Balitbang Depdiknas
umum sekolah efektif juga berkaitan dengan perumusan apa yang harus dikerjakan
dengan apa yang telah dicapai. Sehingga suatu sekolah akan disebut efektif jika
terdapat hubungan yang kuat antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan
dengan hasil-hasil yang dicapai oleh sekolah, sebaliknya sekolah dikatakan tidak
efektif bila hubungan tersebut rendah (Getzel, 1969).
2
Abbas Ghozali, Tinjauan Literatur : Effective School Research, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No. 021. Tahun ke-5, Januari 2000, Balitbang Depdiknas
3
Juanda Kasim , ContextualTeaching and Learning (CTL), Sebagai Salah Satu
Alternatif Untuk Dunia Pendidikan Indonesia, UNJ, 2005
4
Sutomo, dkk. . Manajemen Sekolah.Semarang.UPT MKK Universitas Negeri Semarang,2007
Output dari aktivitas sekolah segala sesuatu yang kita pelajari disekolah yaitu
seberapa banyak yang dipelajari dan seberapa baik kita mempelajarinya. Output
sekolah yaitu berupa kelulusan siswa, siswa yang lulus dengan sangat baik dan
siswa yang lulus dengan biasa-biasa saja. Output sekolah berfokus pada siswa
yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Output sekolah adalah lulusan
yang berguna bagi kehidupan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, dan
lingkunganya. Artinya, lulusan semacam ini mencakup outcome.
Outcome pada pendidikan dasar dan menengah adalah siswa yang dapat
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan jika tidak
melanjutkan maka dalam kehidupannya dapat mencari nafkah dengan bekerja
kepada orang lain atau mandiri, hidup layak, dapat bersosialisasi, dan
bermasyarakat.5
5
Wayan Koster, Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah Tidak Efektif,
www.depdiknas.go.id/jurnal/12.htm,2001
6
Komariah, A. & Triatna. Visionary Leadership :menuju Sekolah Efektif.
Bandung:Bumi Aksara.2004
7
Haedin, C.J. Effective Classroom Management. New Jersy: Merril Prentice Hall, 2004
D. Kesimpulan
Dalam membangun pendidikan dan mengelola sekolah secara efektif
dan efisien selain memakai pendekatan makro juga perlu memperhatikan
pendekatan mikro yaitu dengan memberi fokus secara lebih luas pada institusi
sekolah yang berkenaan dengan kondisi keseluruhan sekolah seperti iklim
sekolah dan individu-individu yang terlibat di sekolah baik guru, siswa, dan
kepala sekolah serta peranannya masing-masing dan hubungan yang terjadi satu
sama lain. Dalam kaitan ini bahwa input sekolah memang penting tetapi yang
jauh lebih penting adalah bagaimana mendayagunakan input tersebut yang
terkait dengan individu-individu di sekolah maupun dengan individu-individu
di luar sekolah seperti komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat yang
berada disekitarnya.
Pentingnya pemahaman terhadap keefektifan sekolah tidak saja dalam
kaitan dengan meningkatkan mutu pendidikan tetapi juga sejalan dengan
kebijakan nasional yaitu desentralisasi pendidikan dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah yang sekaligus terkait dengan adanya otonomi sekolah.
Diharapkan sekolah dapat lebih leluasa mengelola sumber daya pendidikan
dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta sekolah
dapat lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat dan mampu
melibatkan masyarakat dalam membantu dan mengontrol pengelolaan
pendidikan pada tingkat sekolah.
Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan program-progamnya perlu
didukung oleh semua pihak baik kepala sekolah, guru, penjaga sekolah, komite
sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian iklim sekolah akan benar-benar
kondusif bagi terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan serta terjalinnya hubungan yang harmonis antara sekolah dan
masyarakat.
Apabila pilar-pilar pendidikan: sekolah, orang tua, dan masyarakat
sudah benar-benar saling mendukung program-progam sekolah, maka tujuan
yang diinginkan sekolah akan tercapai. Oleh karena itu penciptaan iklim
sekolah yang kondusif tidak semata-mata dari aspek fisik, melainkan juga aspek
psikologis dan sosial. Bahkan kalau boleh ditegaskan aspek-aspek nonfisik
justru memegang peran yang sangat penting pencapaian tujuan pendidikan
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Ghozali, Tinjauan Literatur : Effective School Research, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No. 021. Tahun ke-5, Januari 2000, Balitbang Depdiknas.
Juanda Kasim 2005, Penerapan KBK di SD Hanya Menambah Beban Kerja Guru? Suatu
Kajian “Isu-isu Baru Dalam Paedagogis”, UNJ, 2005
Juanda Kasim 2005, ContextualTeaching and Learning (CTL), Sebagai Salah Satu Alternatif
Untuk Dunia Pendidikan Indonesia, UNJ
Wayan Koster 2001, Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah Tidak
Efektif, www.depdiknas.go.id/jurnal/12.htm
Komariah, A. & Triatna, C. (2004) Visionary Leadership :menuju Sekolah Efektif.
Bandung:Bumi Aksara
Haedin, C.J (2004). Effective Classroom Management. New Jersy: Merril Prentice Hall
Sutomo, dkk. 2007. Manajemen Sekolah.Semarang.UPT MKK Universitas Negeri
Semarang
Syaiful Sagala,2009 Manajemen Strategic dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung;
Alfabeta, hlm. 3.
Sallis, Edward. (2006). Total Quality Mananagement in Education Manajemen Mutu
Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD, p169