Mbs Indri
Mbs Indri
Syunu Trihantoyo1,
Prodi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
ABSTRACT
The complexity of global competition requires school as an educational institution to be
able to compete. One of the efforts carried out to improve the management at the primary
school level by implementing the concept of school-based management, where there are
pillars of participation, transparency, and accountability. performance accountability is
a form reporting of school accountability in carrying out the activities of school / school
program, which consists of the components of school performance input-process-output
simultaneously interrelated. Seven substance of school management has become a point
of identifying the performance of the school. The seventh thing is the management of the
curriculum, students, human resources, finance, infrastructure, public relations, and
specialized services. Accountability of school performance can help schools,
communities, and governments to recognize the profile and the achievement of more
schools in the program.
ABSTRAK
Kompleksnya persaingan global menuntut sekolah sebagai lembaga pendidikan untuk
mampu berkompetisi. Salah satu upaya yang dilakukan dengan memperbaiki
pengelolaan pada jenjang sekolah dasar dengan menerapkan konsep manajemen
berbasis sekolah, dimana terdapat pilar partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas.
Akuntabilitas kinerja merupakan bentuk pelaporan pertanggungjawaban sekolah dalam
melaksanakan aktifitas/ program sekolah, dimana kinerja sekolah terdiri dari komponen
input-proses-output yang secara simultan saling berkait. Tujuh substansi manajemen
sekolah menjadi poin dalam mengidentifikasi kinerja sekolah, ketujuh hal tersebut
adalah manajemen kurikulum, peserta didik, sumber daya manusia, keuangan, sarana
dan prasarana, hubungan masyarakat, dan layanan khusus. Adanya akuntabilitas kinerja
sekolah dapat membantu sekolah, masyarakat, maupun pemerintah untuk mengenali
profil dan ketercapaian program sekolah lebih dalam.
1Korespondensi: Syunu Trihantoyo, S. Pd, M. Pd, Dosen Program Studi S1 Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya . Email: Email: Email: syunutrihantoyo@unesa.ac.id
Syunu Trihantoyo: Manajemen Sekolah Dasar Berbasis Akuntabilitas Kinerja
91
PENDAHULUAN mandiri. Indonesia memiliki regulasi
Tantangan sistem pendidikan di abad ke- yang kuat terhadap hal ini, aturan yang
21 semakin kompleks. Hal ini terlihat berkait diantaranya adalah
dari ketatnya persaingan pendidikan yang (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
terjadi di beberapa negara berkembang,
Nasional Pasal 5 ayat (1)
seperti Indonesia. Berbagai upaya perlu menyebutkan bahwa “Pengelolaan
pendidikan anak usia dini,
dilakukan untuk berkompetisi supaya
pendidikan dasar, dan pendidikan
tetap survive dalam mengikuti ritme yang menengah dilaksanakan berdasarkan
standar pelayanan minimal dengan
ada. Diperlukan berbagai upaya dalam
prinsip manajemen berbasis
menciptakan suatu jenis sistem sekolah/madrasah”;
(2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun
pendidikan baru yang sesuai dengan
2000 tentang Program
perkembangan jaman. Sistem pendidikan Pembangunan Nasional Tahun
2000-2004 pada Bab VII tentang
yang mampu secara simultan
Bagian Program Pembangunan
merekonfigurasi kembali dirinya untuk Bidang Pendidikan, khususnya
sasaran yaitu terwujudnya
menciptakan sumber nilai kearifan lokal
manajemen pendidikan yang
baru dalam pendidikan. Hal ini berbasis pada sekolah dan
masyarakat (school community
mengidikasikan perlunya interaksi fungsi
based management)”;
tata kelola yang berbeda, bukan sesuatu (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar
hal yang statis tetapi dinamis mengikuti
Nasional Pendidikan, khususnya
perubahan yang ada. standar pengelolaan sekolah, yaitu
manajemen berbasis sekolah.
Tidak halnya sekolah dasar, pada
jenjang pendidikan ini juga diperlukan Bagi sekolah dasar yang telah
restrukturisasi tata kelola/ manajemen melaksanakan sistem MBS, maka sekolah
pendidikan yang dinamis. Adanya tersebut juga telah melakukan prinsipnya,
keleluasaan pengelolaan sekolah secara diantara pembelajaran inovatif, partisipasi
mandiri bisa menjadi jawaban dalam masyarakat, transparansi, dan
menghadapi tantangan yang ada. Saat ini akuntabilitas. Dalam tulisan ini berfokus
telah dilaksanakan sistem Manajemen terhadap akuntabilitas sekolah yang
Berbasis Sekolah (MBS). Konsep didasarkan pada kinerja sekolah dasar.
desentralisasi yang mengharuskan Akuntabilitas kinerja sekolah
sekolah dasar mampu secara dinamis merupakan bentuk pertanggungjawaban
mengatur pengelolaan lembaganya secara sekolah dalam melaksanakan program
92 Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015
kegiatan kepada seluruh warga dan dan dapat memberikan penilaian sesuai
pengguna jasa pendidikan. Untuk itu bidang keahlian mata pelajaran/ level
sekolah perlu melakukan pemetaan kelas yang dikelolanya (Lubna, 2014).
program sekolah di awal tahun baik
jangka pendek, menengah, atau jangka PEMBAHASAN
panjang. Dengan melihat potensi yang A. Manajemen Sekolah Dasar dalam
dimiliki sekolah berupa sumber daya Menerapkan MBS
yang ada, dapat dijadikan sebagai bekal Sekolah dasar tidak ubahnya
dalam menjalankan program-program sebuah institusi atau lembaga. Sekolah
yang berkaitan secara langsung atau tidak mengemban misi tertentu yaitu
langsung terhadap pembelajaran melakukan proses edukasi, proses
Kinerja dapat dilihat dari sosialisasi, dan proses transformasi
komponen input, proses, dan output. peserta didik, dalam rangka
Layaknya sebuah sistem, masing-masing mengantarkan siswa siap mengikuti
komponen memiliki keterkaitan satu pendidikan pada jenjang berikutnya.
dengan lainnya. Komponen input Sebagai institusi atau lembaga
berkaitan dengan aspek tenaga pendidikan, sekolah dasar
kependidikan, aspek siswa, aspek sarana menyelenggarakan berbagai aktivitas
dan pembiayaan. Komponen proses pendidikan bagi peserta didik dan
berkaitan dengan aspek kurikulum, aspek melibatkan banyak komponen, sehingga
pengelolaan kelas, aspek penilaian, dan aktivitas maupun komponen pendidikan
manajemen dan kepemimpinan. di sekolah dasar menuntut adanya
Komponen output berkenaan dengan manajemen yang baik dalam rangka
prestasi siswa, prestasi guru dan kepala mencapai tujuan institusional sekolah
sekolah, serta prestasi sekolah. dasar.
Masing-masing komponen Secara etimologis, manajemen
memiliki peran strategisnya sendiri, berasal dari kata ‘management’ (Bahasa
begitu juga dalam komponen proses, Inggris) yang berarti suatu proses
dimana penilaian kinerja guru berbasis penataan dengan melibatkan sumber-
profesional akan dapat mengukur kinerja sumber potensial baik yang bersifat
guru sesuai dengan bidang keahliannya, manusia maupun non manusia dalam
sehingga guru mampu menguasai materi rangka mencapai tujuan secara efektif
Syunu Trihantoyo: Manajemen Sekolah Dasar Berbasis Akuntabilitas Kinerja
93
dan efisien (Burhanuddin, 2003; Cranz, (Penjaskes), pembelajaran Muatan Lokal
2008). Sehingga dalam kegiatan (Mulok).
manajemen terdapat beberapa unsur, Kedua, aktivitas pembelajaran
diantaranya: proses, sumber daya ekstrakurikuler, seperti kegiatan
(manusia atau non manusia), tujuan, dan pramuka, usaha kesehatan sekolah
pencapaian secara efektif dan efisien. (UKS), olah raga, kesenian, dan patroli
Manajemen pendidikan dalam keamanan sekolah (PKS). Ketiga
jenjang pendidikan dasar menjadi aktivitas pembelajaran lainnya dalam
tuntunan dalam pengelolaan aspek bentuk upacara bendera yang
manajerial maupun pembelajaran. diselenggarakan pada setiap hari senin
Manajemen pendidikan berkaitan dengan dan senam pagi. Masing-masing jenis
penciptaan (creating and or discovering), aktivitas pembelajaran tersebut memiliki
pengorganisasian, pengawasan, bahkan tujuan kurikuler. Namun semua aktivitas
mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran harus dipadukan
dengan memperhatikan nilai-nilai sedemikian rupa dan diarahkan kepada
kearifan sebagai pedoman (Begley & pencapaian satu tujuan institusional
Leonard, 2005). sekolah dasar.
Secara garis besar aktivitas Dari ketiga aktivitas pokok di atas
pendidikan di sekolah dasar, baik negeri perlu manajemen sekolah dasar yang baik
maupun swasta dapat dibagi menjadi tiga sehingga antara aktivitas pembelajaran
kelompok. Pertama, aktivitas satu dan lainnya tidak tumpang tindih
pembelajaran kurikuler, seperti serta fasilitas sekolah dapat
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan didayagunakan secara maksimal. Dalam
Kewarganegaraan (PKN), pembelajaran menjalankan aktivitas tersebut diperlukan
Pendidikan Agama (PA), pembelajaran sumber daya masusia yang memiliki
Bahasa Indonesia (BI), pembelajaran tugas dan peran masing-masing. Personil
Matematika (Mat), pembelajaran Ilmu sekolah dasar terdiri dari kepala sekolah,
Pengetahuan Alam (IPA), pembelajaran guru kelas, guru mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS); Pendidikan Agama, guru mata pelajaran
pembelajaran Kerajinan Tangan dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dan
Kesenian (Kertakes), pembelajaran pesuruh sekolah.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
94 Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015
Adapun sumber daya lain di concerning the distribution and the use of
sekolah dasar terdiri dari ruang kelas, resources (e.g., finance, human and
ruang kepala sekolah, ruang administrasi, physical resources) by the central
buku teks, buku penunjang, buku bacaan, government to local schools. Dimana
berbagai alat peraga, dan sebagainya. sekolah memiliki kewenangan dalam
Agar dapat didayagunakan secara optimal mengatur sesuai dengan kemampuan
dalam mencapai tujuan institusional sumber daya yang dimiliki sekolah. MBS
sekolah dasar, semua komponen tersebut merupakan paradigma baru pendidikan,
dikelola dengan sebaik-baiknya. Semakin yang memberikan otonomi luas pada
banyak personil dan fasilitas yang tingkat sekolah dalam kerangka kebijakan
didayagunakan, semakin menuntut pendidikan nasional. Pada dasarnya
adanya manajemen sekolah dasar yang konsep MBS muncul sejalan dengan
kompleks. pelaksanaan otonomi daerah sebagai
Setelah memahami karakteristik paradigma baru dalam pengelolaan
sekolah dasar seperti dijelaskan di atas, sekolah.
dapat ditarik dalam kajian manajemen Hasil penelitian Lurah and
pendidikan. Dimana berbagai sumber Haryanto (2014) menjelaskan tentang
daya baik manusia maupun non-manusia praktik MSB di sekolah dasar sebagai
diuraikan dalam substansi manajemen berikut.
pendidikan. Terdapat tujuh substansi (1) SDIT Jabal Nur telah menerapkan
MBS dan hal tersebut dapat
manajemen pendidikan, yaitu (1)
diketahui melalui kemandirian
kurikulum atau pembelajaran, (2) yang dimiliki, baik kemandirian
fisik maupun non-fisik, serta
kesiswaan, (3) sumber daya manusia, (4)
adanya partisipasi aktif
sarana dan prasarana, (5) keuangan, dan stakeholder.
(2) Peran kepala sekolah yang dominan
(6) hubungan masyarakat, dan (7)
dalam penerapan MBS adalah
layanan khusus (Burhanuddin, 2003). peran manajerial, karena kepala
sekolah bisa memilih langsung
Pengelolaan substansi manajemen
siapa yang menjabat dalam
pendidikan tersebut perlu diwarnai struktur organisasi sekolah.
(3) Peran sekolah dalam konteks MBS
dengan konsep MBS. Zajda and Gamage
adalah sebagai motor penggerak
(2009) decentralisation in education can bagi kehidupan sekolah. Peran
tersebut adalah kepala sekolah
be defined as the process of delegating or
sebagai pendidik, manajer,
devolving authority and responsibility administrator, supervisor,
Syunu Trihantoyo: Manajemen Sekolah Dasar Berbasis Akuntabilitas Kinerja
95
pemimpin, wirausahawan, prinsip good governance atau corporate
motivator, dan klimator.
governance. Istilah ini banyak digunakan
(4)Faktor penghambat dalam
penerapan MBS adalah dalam dunia bisnis atau pemerintahan.
komunikasi yang belum berjalan
Seperti diungkapkan Martin (2006)
dengan baik di sekolah serta
kurangnya sosialisasi untuk bahwa ‘corporate governance contributes
penerapan MBS, sedangkan
to business prosperity but requires
faktor pendukung adalah peran
aktif warga sekolah dalam accountability’.
pelaksanaan MBS dan
Akuntabilitas dapat diartikan
pemberiaan wewenang atau
otonomi yang besar dari yayasan sebagai kegiatan pelaporan terhadap
kepada sekolah.
suatu program dengan melihat alur
Sekolah dasar yang telah kegiatan mulai dari input-proses-output.
menerapakan MBS akan memunculkan Kegiatan ini berfungsi untuk lebih
kemandirian sekolah dalam hal tata meningkatkan kinerja organisasi pada
kelola. Hal ini berkaitan dengan tata masa yang akan datang. McAdam et al.
kelola substansi manajemen pendidikan (2003) mendefinisikan ‘accountability is
yang kewenangan penuh ada di sekolah holding people responsible for meeting
masing-masing. Dengan meningkatnya standards’. Sebagai pengelola pendidikan
partisipasi masyarakat, sekolah dapat maka sangat penting mengetahui prinsip
melibatkan masyarakat dalam setiap akuntabilitas dalam sekolah agar dapat
aspek aktifitas sekolah. Hal ini perlu mendeskripsikan tanggung jawab yang
adanya komunikasi aktif antara sekolah dilaksanakan.
dan masyarakat juga kesadaran akan Terdapat banyak bentuk
pentingnya peran masing-masing. akuntabilitas di sekolah, mulai dari
manajemen lembaga, pembelajaran,
B. Akuntabilitas Kinerja Lembaga sampai mutu lulusan atau keterserapan
Pendidikan lulusan dalam melanjutkan di sekolah
Akuntabilitas dalam dunia unggul. Penulisan artikel ini fokus dalam
pendidikan merujuk pada akuntabilitas kinerja sekolah dasar,
pertanggungjawaban stakeholder (kepala dimana sekolah perlu memetakan
sekolah) lembaga pendidikan terhadap program sekolah guna menunjang visi
kegiatan yang telah dilakukan. dan misi sekolah. Kinerja berfokus pada
Akuntabilitas juga merupakan salah satu program sekolah dasar dengan
96 Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015
DAFTAR PUSTAKA
Begley, Paul T, & Leonard, Pauline E. (2005). The Values of Educational Administration.
New York: Taylor and Francis Group.
Burhanuddin, dkk. (2003). Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan Aplikasinya
dalam Institusi Pendidikan. Malang: UM Press.
102 Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015