Anda di halaman 1dari 9

sumber:www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume XXIII, Nomor 3 & 4, 1998 :1 - 9 ISSN 0216-1877

ASPEK GEOLOGI DAN SEJARAH TERBENTUKNYA


TERUMBU KARANG

Oleh

Ricky Rositasari *)

ABSTRACT

GEOLOGICAL ASPECTS AND THE ORIGINOF CORAL REEF.


Reefs which is built by coral and associated organisms are widespread between
latitudes 30°N and 30°S in the West part of The Pacific, Indian and Atlantic oceans.
They arc also well developed in the Caribean Sea, the Red Sea, and Indonesia. The
origin, characteristics and the behavior of those reefs is different from one to another
especially from one archipelago to the other, therefore each of those have their own
classification and physical component parts. There are various factors influence on
physical characteristics of coral -reefs as described on this article.

PENDAHULUAN menyatakan bahwa pertumbuhan dan


perkembangan terumbu karang erat
Menurut BIRD (1976) terdapat tiga hubungannya dengan perubahan perubahan
teori terbentuknya terumbu karang berdasarkan paras muka laut akibat perubahan massa es
bidang ilmu geologi. Ketiga teori tersebut mulai dari jaman Pleistosen sampai resen.
adalah ’Subsidence theory’ yang diusulkan
oleh Darwin, ’Anthecendent platform theory’ SEJARAH TERBENTUKNYA
yang diusulkan Murray dan ’Glacial control TERUMBU KARANG
theory’ yang diusulkan oleh Daly. ’Subsidence
theory’ atau teori penurunan lempengan kerak Sejarah terbentuknya terumbu karang
bumi di dasar samudra akibat aktivitas gunung menurut dugaan beberapa pakar geologi seperti
berapi. 'Anthecendent platform theory' adalah SHEPARD (1971), KUENEN (1960), BIRD
teori yang mengemukakan bahwa keberadaan (1976) dan MATER & BENNET (1984)
terumbu karang bermula saat terbentuknya berbeda-beda, namun intinya serupa yaitu
koloni antara koral dengan alga di dasar laut. bahwa 75 % dari seluruh terumbu karang
Teori ini tidak membahas mengenai terjadinya terbentuk pada masa Pleistosen. Menurut
perubahan pada permukaan tanah ataupun laut, MATHER & BENNETH (1984) saat itu terjadi
sehingga teori ini dianggap memiliki terlalu "tectonic subsidence” (penurunan lapisan kerak
banyak kelemahan oleh para pakar geologi. bumi di dasar samudra akibat letusan gunung
'Glacial control theory' adalah teori yang berapi) dan fluktuasi paras muka laut akibat

*). Balitbang Oseanografi, Puslitbang Oseanologi – LIPI, Jakarta.

Oseana, Volume XXIII no. 3 & 4, 1998 1


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

terjadinya perubahan massa es mulai jaman disebut teori titik panas (hotspot teori) adalah
Pleistosen hingga perioda resen yang sebagai berikut: (1) terjadi aktivitas magmatik
mengakibatkan variasi pada kedalaman laut di pada suatu titik panas (hotspot); (2) titik panas
sepanjang paparan kontinental (continental tersebut kemudian tumbuh dan berkembang
shelf). Terjadinya variasi pada kedalam laut menjadi gunung berapi yang berada di dasar
di sepanjang paparan kontinental inilah yang samudra; (2) setelah gunung berapi dasar
menyebabkan tumbuhnya karang secara samudra itu meletus dan menjadi tidak aktif;
berkesinambungan. Menurut teori Darwin baik (3) dalam beberapa juta tahun gunung berapi
atol maupun barrier reef berasal dari gunung tersebut berubah menjadi pulau yang
berapi bawah laut, dengan demikian kemudian mengalami pergeseran dari posisi
terbentuknya terumbu karang erat hubungan- semula oleh pergerakan kerak bumi; (4)
nya dengan proses pemekaran kerak bumi. pulau tersebut kemudian ditumbuhi beberapa
Menurut skenario GUILLE et al. (1996) formasi karang menjumbai (fringing reefs)
sejarah terbentuknya atol berdasarkan hasil yang kemudian berkembang menjadi barrier
penelitian berbagai dasar ilmu geologi seperti reefs, atol dan terakhir menjadi sebuah
pengukuran umur (dating) pada batuan gunung kecil di laut (guyot). Secara garis
vulkanik, penelitian struktur geologi dengan besar perkembangan gunung berapi menjadi
menggunakan seismik dan penelitian atol adalah demikian, dan proses tersebut akan
paleomagnetik untuk mengetahui kemung- terulang kembali pada gunung berapi yang
kinan terjadinya perubahan kandungan terbentuk kemudian. Untuk lebih jelasnya
magnetik (polarisasi atau anomali) secara lokal gambaran skematis tentang skenario
maupun regional selama terjadinya perekahan terbentuknya atol dari gunung api, dapat di
lempengan kerak bumi. Model sederhana yang lihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Gambaran skematis perkembangan suatu gunung api menjadi atol


(GUILLE et. al 1996).

Oseana, Volume XXIII no. 3 & 4, 1998 2


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Berdasarkan penelitian geologi dapat diketahui (subsidence) setelah letusan gunung api
bahwa setiap atol memiliki skenario mereda (cessation), sebagian besar bentukan
pembentukkan yang berbeda. GUILLE et al. bekas gunung api tersebut terendam dan
(1996) telah menyusun suatu model evolusi menyisakan bentukan pulau/gunung kecil.
dari atol Mururoa di perairan Polinesia sejak Bentukan pulau tersebut dikelilingi oleh cincin
dari kemunculannya yang pertama yakni yang terbentuk dari hasil sedimentasi karbonat;
sebagai berikut: (1) 12 juta tahun yang lalu (4) mulai dari 9,5 juta tahun yang lalu hingga
terbentuk gunung berapi bawah laut; (2) 0,2 5 juta tahun yang lalu seluruh bentukan bekas
juta tahun kemudian (11,8 juta tahun yang gunung api tenggelam, yang tersisa adalah
lalu) berkembang menjadi gunung merapi cincin karbonat yang kemudian disebut sebagai
dewasa (massif), (3) 2,3 juta tahun kemudian (9,5 atol. Gambar skematik dari model ini dapat
juta tahun yang lalu) terjadi penurunan kerak bumi dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Model skema evolusi sebuah atol (GUILLE et al. 1996)

Oseana, Volume XXIII no. 3 & 4, 1998 3


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

KLASIFIKASI nental coast). Kedalaman air pada


TERUMBU KARANG danau pemisah bervariasi mulai dari
20 meter hingga lebih dari 100
BIRD (1976) mengklasifikasikan meter. Umumnya 'barrier reefs' ini
karang menjadi dua, yakni karang yang tumbuh mengikuti panjang pantai
menjumbai (fringing reefs) dan karang-karang dengan beberapa lokasi terputus oleh
laut lepas (off shore reefs). 'Barrier reefs' dan berbagai ukuran saluran. Saluran
atol mempakan terumbu karang yang masuk terlebar dari terumbu ini dapat
kedalam golongan karang-karang laut digunakan sebagai jalan masuk kapal
lepas. SHEPARD (1973) menyebutkan tipe laut. Lebar terumbu karang ini
karang yang banyak ditemukan saat ini (resen) bervariasi mulai dari 500 meter,
adalah Fringing reefs, Barrier reefs dan kadang-kadang mencapai beberapa
Atolls (Gambar 3). 'faros', karang meja dan kilometer.
koral 'knoll'. KUENEN (1960) membuat
klasifikasi bentukan terumbu ini dengan 3. Atolls:
lebih detil sebagai berikut: Karang berbentuk oval yang muncul di
1. Fringing reefs: perairan laut dalam. Karang ini
Fringing reefs atau terumbu karang mengelilingi sebuah danau (lagoon)
yang berbentuk rumbai ini tumbuh dan dengan kedalam rata-rata 45 meter.
berkembang mulai dari daratan Pada atol ini kadang-kadang ditemukan
(pantai) kearah laut lepas. Karang yang daratan (pulau) yang sempit atau tidak
tumbuh kemudian menjumbai ke arah terdapat daratan sama sekali.
laut lepas (Gambar 4). Hamparan tipe 4. Faros:
terumbu ini dapat mencapai ratusan Karang ini berbentuk cincin, terdapat
meter dari pantai, banyak ditemukan pada suatu beting (laut dalam).
di perairan tropis. Selain tumbuh di
lingkungan pantai, kadang-kadang tipe 5. Karang meja (Coral bank):
terumbu ini tercecer di muara Karang yang tumbuh pada suatu
sungai atau di perairan yang perairan laut sempit, lebih menyerupai
kurang memenuhi persyaratan untuk dasar laut yang mendangkal, tanpa
perkembangannya. tepian yang jelas.

2. Barrier reefs: 6. Coral knolls:


Barrier reefs atau karang yang Tipe karang ini biasa disebut
berbentuk benteng penghalang ini penggalan karang (patch reef, berupa
tumbuh paralel dengan garis pantai sepenggal kecil karang yang tumbuh
dan terpisah dari daratan oleh suatu di dalam genangan air laut yang
danau yang dalam (lagoon). Danau terdapat di dalam ato1 (lagoon).
ini biasanya tidak ditumbuhi karang
karena terlalu dalam, walau kadang- ELEMEN UTAMA DARI
kadang ada pula grumulan karang TERTUMBU KARANG
(patches reefs) yang timbul ke
permukaan air. Pada umumnya 'barrier 1. Paparan terumbu
reefs' ini tumbuh di sekitar pulau Paparan terumbu adalah bagian
vulkanik. namun ada beberapa yang dapat terumbu yang berbentuk rataan, terdiri dari
juga tumbuh di sepanjang paparan (conti- batuan. Batuan tersebut berasal dari karang
mati. Rataan ini pada saat surut biasanya kering

Oseana, Volume XXIII no. 3 & 4, 1998 4


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 3. Gambar skematik tipe-tipe terumbu karang (BIRD 1976)

Gambar 4. Penampang melintang tipe karang menjuntai (berbentuk rumbailfringing reefs)

sebagian atau seluruhnya. Tumpukan pasir dan 3. Lereng (Seaward slope)


serpihan cangkang serta beberapa koloni Pada saat paparan terumbu berakhir di
karang keras tersebar di seluruh lingkungan perairan lepas, rataan ini akan menukik ke
ini. kedalam laut dengan tiba-tiba sehingga
membentuk lereng curam, pada beberapa
2. Saluran (Boat channel) tempat terdapat juga lereng yang lebih landai.
Diantara pantai dan 'fringing reefs' Bagian ini biasanya merupakan bagian yang
terdapat rataan terumbu yang terdepresi paling indah karena biasanya ditumbuhi
sehingga membentuk suatu alur (saluran) yang beraneka macam hewan karang. Kadang-
biasanya paralel terhadap pantai. Air laut kadang ditemukan pula lereng yang hanya
masuk ke dalam saluran ini dengan bantuan terdiri dari pasir. Pada beberapa atol, lereng
angin atau air pasang.

Oseana, Volume XXIII no. 3 & 4, 1998 5


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

tersebut membentuk sudut 70 derajat atau lebih 6. Pulau Pasir (Cays)


dengan kedalaman mencapai 200 meter. Ada Pada banyak rataan terumbu atau
pula beberapa terumbu yang memiliki lereng terumbu dangkal, gelombang membentuk
menggantung dan melengkung hingga ke dasar pulau pasir yang dapat berukuran kecil ataupun
laut. besar. Pulau pasir ini sifatnya semipermanem
dimana bentuk dan arah letaknya tergantung
4. Perbukitan lithothamnian (Lithothamnion pada musim namun bila telah ditumbuhi
ridge). vegetasi kemungkinan pasir-pasir tersebut
Bukit kecil yang terdapat di tepi menjadi lebih padat (fix). Lidah pasir yang
terumbu bagian luar (outer edge) karang- biasa terdapat di pulau pasir ini tetap akan
karang oseanik seperti daerah Talaud, pantai berubah tergantung dari arah angin walaupun
Selatan Jawa dan pantai Barat Sumatra BIRD pulau pasirnya telah terpadatkan oleh vegetasi.
(1976) menggambarkan bahwa lithothamnion
ini adalah timbunan algae gampingan yang 7. Bongkahan rampar (Shingle and boulder
membentuk dinding penghalang di tepi rampart)
terumbu bagian luar. Pada saat pasang tinggi Biasanya detritus kasar terbawa kearah
bukit kecil ini akan terendam. Pada tepi rataan terumbu, sehingga tertumpuk dan
kebanyakan terumbu yang berada di Lautan membentuk bukit kecil yang dinamakan
Pasifik dan Samudra Hindia 'lithothamnion' rampart. Ketinggian rampar ini bervariasi
ini ditemukan sepanjang tepian terluar. Di antara 1 sampai 2 meter. Pada rataan terumbu
terumbu-terumbu yang terletak di perairan yang memiliki bukit lithothamnion, zona
antar pulau (inland waters) seperti Laut Maluku bongkahan atau 'shingle rampart' terdapat
atau di danau-danau 'barrier reef' dan atol, tepat dibelakang bukit lithuthamnion tersebut.
bentukan lithothamnion ini tidak dapat
ditemukan. Menurut dugaan, ombak yang 8. Pulau (Elevated islands)
besar dan kuat yang disebabkan oleh Pulau yang menyembul di
gelombang oseanik merupakan faktor utama permukaan air dapat ditemukan hampir di
terbentuknya perbukitan lithothamnion. seluruh laut-laut berkarang. Pulau ini muncul
beberapa meter diatas pasang tertinggi dan
5. Kepala negro (Negro heads). terdiri dari pasir. pecahan cangkang atau
Sepotong besar karang kadang terlepas/ batuan karang yang solid. Fenomena ini
terkelupas dan terbawa ke rataan terumbu terbentuk selama perioda resen pada saat
selama terjadinya gelombang badai atau terjadinya penurunan lempeng kerak bumi
gelombang tsunami. Potongan karang yang (subsidence) di dasar samudra. Erosi selalu
terlepas ini dengan cepat ditumbuhi lumut terjadi disekeliling pulau ini sehingga
hitam (lichenes) sehingga menyerupai kepala keberadaan pulau ini secara alami hanya
negro. Di Indonesia beberapa kepala negro berlangsung beberapa saat.
dapai dijumpai di perairan sebelah Timur Laut.
dimana taifun sering terjadi. Di laut-laut FORMASI GEOLOGI DARI
tertutup (laut yang terlindung oleh TERUMBU KARANG
pulau-pulau), bentukan ini hanya dapat terjadi
akibat proses erosi. Satu-satunya perkecualian Menurut LADD (dalam KUENEN
adalah akibat gelombang pasang pada saat 1960) tidak ada satu pun teori yang mampu
terjadi letusan gunung berapi, seperti yang menerangkan semua fenomena terumbu
pernah terjadi di Krakatau dan Paloeweh di karang, karena lingkungan pertumbuhan,
Flores. morfologi, lithologi serta komleksitas masing-
masing terumbu berbeda. Secara garis besar

Oseana, Volume XXIII no. 3 & 4, 1998 6


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

lingkungan geologic pertumbuhan terumbu yang terdapat di Teluk Jakarta dan Pantai Barat
karang terbagi menjadi dua yakni daerah Sumatra merupakan salah satu contoh
sekitar gunung berapi bawah laut dan dasar terumbu karang yang tumbuh di atas formasi
laut dengan formasi lumpur Gambar 5. lumpur (muddy substratum) (KUENEN
Contoh terumbu karang yang tumbuh di 1960). Gambar 6 memperlihatkan tiga tipe
sekitar gunung berapi bawah laut adalah litologi sebuah atol yang berada di gugus
karang-karang yang terdapat di Polinesia terumbu karang Polinesia. Gambar 7
(GUTLI et al. 1996) dan Australia memperlihatkan penampang melintang
(SHEPARD 1973). Terumbu karang geologic atol Mururoa, gugus terumbu karang
Polenesia.

Gambar 5. Penampang melintang geologis terumbu karang yang tumbuh


di alas substrat (formasi) lumpur (KUENEN 1960).

Gambar 6. Tiga litologi tipikal hasil pemboran sebuah atol di gugus Polinesia
yang tumbuh di atas formasi vulkanik (GUILLE et al. 1996)

Oseana, Volume XXIII no. 3 & 4, 1998 7


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Gambar 7. Penampang melintang geologis dari Atol Muruora, gugus Polinesia (GUILLE et al. 1996)

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR seperti di danau-danau (lagoon) atol/'barrier


TERHADAP TERUMBU KARANG reef jarang pula ditemukan karang hidup.
Dengan demikian turbiditas bukan satu-
Menurut KEUNEUN (1960) terdapat satunya faktor yang dapat menghambat
beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh pertumbuhan hewan karang. kekurangan
dan berkembangnya terumbu karang. pasokan makanan dan oksigen yang selalu
Faktor-faktor tersebut adalah: terbarukan melalui pergerakan airpun sangat
Pengaruh sedimen berpengaruh terhadap kehidupan karang.
Kebanyakan karang-karang pem-
bangun terumbu dapat bercahaya di dalam air Pengaruh angin terhadap pulau karang
yang bening. Beberapa jenis sangat peka Angin sangat berpengaruh terhadap
terhadap kualitas air tempat hidupnya pertumbuhan terumbu karang. Oksigen dan
sehingga dapat membuang lanau (silt) yang makanan terbawa kedalam ekosistem terumbu
melekat pada jaringan mereka. melalui alur yang sesuai dengan arah angin.
Kemampuan ini biasanya terdapat pada sehingga pertumbuhan terumbu karang di
jenis yang hidup di tempat endapan tempat tersebut lebih cepat dan padat. Di
sedimen. Walaupun kemampuan untuk daerah yang terlindung dari angin kurang
melepaskan lanau ini terdapat pada disukai oleh karang karena keterbatasan
beberapa jenis hewan karang. namun terumbu pasokan oksigen dan makanan. Oleh
secara keseluruhan tidak dapat berkembang di karenanya di daerah yang terlindung dari angin
perairan dengan turbiditas tinggi. Fenomena jarang ditemukan karang hidup. Perbedaan
bahwa turbiditas mengurangi pasokan sinar antara daerah arah angin (windward) dan
matahari dan oksigen bagi hewan karang daerah terlindung (lee side) akan makin
tidak selamanya dapat diterima, mengingat di berkurang dengan bertambahnya kedalam air.
perairan yang bebas turbiditas

Oseana, Volume XXIII no. 3 & 4, 1998 8


sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Karang hidup cenderung untuk tumbuh baik pada pertumbuhan terumbu karang.
searah angin, sedangkan detritus akan Karang biasanya berhenti untuk beradaptasi
terkumpul di daerah terlindung (leeward). pada perubahan muka laut pada saat
Walaupun angin sedikit-banyak berpengaruh perubahan tersebut sudah terlalu cepat,
terhadap bentuk suatu pulau karang, namun sehingga tidak dapat lagi mengikuti perubahan
banyak faktor lain yang juga turut berperan. turbiditas dan pengurangan penetrasi
Banyak pula terumbu karang yang bentuknya cahaya. Perubahan elevasi yang terlalu besar
lebih tergantung pada bentuk dasar tempatnya akan membunuh hewan-hewan karang.
tumbuh, dengan kecenderungan kearah bentuk
bundar. Terdapat beberapa atol yang berbentuk
angular, belum dapat dipastikan apakah UCAPAN TERIMA KASIH
keangularannya ini berkembang dari bentuk
bulat atau bukan. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada 1r. Lukman Effendi Des. yang telah
Pengaruh arus memberikan inspirasi dan referens yang baik,
Tidak mudah untuk membedakan juga kepada Sdri. Suci Lasrini atas bantuannya
antara pergerakan arus dan gelombang karena dalam 'scanning' gambar-gambar yang
permukaan laut selalu digerakan oleh angin. dibutuhkan.
Bila angin dan gelombang memiliki arah yang
sama maka keduanya akan saling mendukung
DAFTAR PUSTAKA
satu dengan lainnya, namun hanya yang
terkuatlah yang akan mempengaruhi bentuk
suatu terumbu. Fenomena seperti itu terdapat BIRD.. E.C.F. 1976. Coast; An Introduction
di pulau-pulau terumbu Sibutu di Kalimantan to Systematic Geomorphology. Austra-
Utara. Arus yang kuat terdapat di antara Laut lian National University Press: 219 -
Sulu dan Laut Sulawesi melalui selat yang 243.
memisahkan Kalimantan dan Mindanao. Atol CLARK. J.R. 1988. Program Development for
dan 'barrier reef di lokasi itu berbentuk Management of Coastal Resources.
bulat-panjang (elongated) dengan struktur Nat. Park Serv. U.S. Dep. of the
perkembangan sesuai arah arus. Interior and U.S. Agency for Int. Dev.:
Pulau-pulau Seribu yang terletak di 13-14.
Utara Pulau Jawa membentuk pulau-pulau KUENEN, H. 1960.Marine Geology. John
karang bulat panjang (elongated) dengan arah Wiley & Sons. Inc. New York: 423 -
yang bergantian antara angin musim dengan 453.
arus. Arus bawah diantara pulau-pulau tersebut
SHEPARD. F.P. 1973, Submarine Geology.
mencapai kedalaman tertentu di bawah dasar
Harper & Row Publisher: 342 - 366.
perairan, terlihat dari pengikisan yang
diakibatkan oleh arus. Oleh sebab itu arus MATHER. P. and I. BENNE'IT (eds.) 1984. A
dianggap faktor utama yang menyebabkan Coral Reef Handbook. The Australian
formasi terumbu karang ini berbentuk Coral Reef Society: 4- 12.
memanjang (oblong). GUILLE, G.. G. GOUTIERE. J.F. SORNEIN,
D. BUIGUES. A. GACHON and C.
Pengaruh paras muka laut GUY 1996. The Atolls of Mururoa
Perubahan elevasi pada pulau-pulau and Fangataufa (Geology-
karang dalam skala kecil biasanya berpengaruh Petrology-Hydrogeology) : 172 pp.

Oseana, Volume XXIII no. 3 & 4, 1998 9

Anda mungkin juga menyukai