Oseana Xxiii (3&4) 1-9 PDF
Oseana Xxiii (3&4) 1-9 PDF
id
Oleh
Ricky Rositasari *)
ABSTRACT
terjadinya perubahan massa es mulai jaman disebut teori titik panas (hotspot teori) adalah
Pleistosen hingga perioda resen yang sebagai berikut: (1) terjadi aktivitas magmatik
mengakibatkan variasi pada kedalaman laut di pada suatu titik panas (hotspot); (2) titik panas
sepanjang paparan kontinental (continental tersebut kemudian tumbuh dan berkembang
shelf). Terjadinya variasi pada kedalam laut menjadi gunung berapi yang berada di dasar
di sepanjang paparan kontinental inilah yang samudra; (2) setelah gunung berapi dasar
menyebabkan tumbuhnya karang secara samudra itu meletus dan menjadi tidak aktif;
berkesinambungan. Menurut teori Darwin baik (3) dalam beberapa juta tahun gunung berapi
atol maupun barrier reef berasal dari gunung tersebut berubah menjadi pulau yang
berapi bawah laut, dengan demikian kemudian mengalami pergeseran dari posisi
terbentuknya terumbu karang erat hubungan- semula oleh pergerakan kerak bumi; (4)
nya dengan proses pemekaran kerak bumi. pulau tersebut kemudian ditumbuhi beberapa
Menurut skenario GUILLE et al. (1996) formasi karang menjumbai (fringing reefs)
sejarah terbentuknya atol berdasarkan hasil yang kemudian berkembang menjadi barrier
penelitian berbagai dasar ilmu geologi seperti reefs, atol dan terakhir menjadi sebuah
pengukuran umur (dating) pada batuan gunung kecil di laut (guyot). Secara garis
vulkanik, penelitian struktur geologi dengan besar perkembangan gunung berapi menjadi
menggunakan seismik dan penelitian atol adalah demikian, dan proses tersebut akan
paleomagnetik untuk mengetahui kemung- terulang kembali pada gunung berapi yang
kinan terjadinya perubahan kandungan terbentuk kemudian. Untuk lebih jelasnya
magnetik (polarisasi atau anomali) secara lokal gambaran skematis tentang skenario
maupun regional selama terjadinya perekahan terbentuknya atol dari gunung api, dapat di
lempengan kerak bumi. Model sederhana yang lihat pada Gambar 1.
Berdasarkan penelitian geologi dapat diketahui (subsidence) setelah letusan gunung api
bahwa setiap atol memiliki skenario mereda (cessation), sebagian besar bentukan
pembentukkan yang berbeda. GUILLE et al. bekas gunung api tersebut terendam dan
(1996) telah menyusun suatu model evolusi menyisakan bentukan pulau/gunung kecil.
dari atol Mururoa di perairan Polinesia sejak Bentukan pulau tersebut dikelilingi oleh cincin
dari kemunculannya yang pertama yakni yang terbentuk dari hasil sedimentasi karbonat;
sebagai berikut: (1) 12 juta tahun yang lalu (4) mulai dari 9,5 juta tahun yang lalu hingga
terbentuk gunung berapi bawah laut; (2) 0,2 5 juta tahun yang lalu seluruh bentukan bekas
juta tahun kemudian (11,8 juta tahun yang gunung api tenggelam, yang tersisa adalah
lalu) berkembang menjadi gunung merapi cincin karbonat yang kemudian disebut sebagai
dewasa (massif), (3) 2,3 juta tahun kemudian (9,5 atol. Gambar skematik dari model ini dapat
juta tahun yang lalu) terjadi penurunan kerak bumi dilihat pada Gambar 2.
lingkungan geologic pertumbuhan terumbu yang terdapat di Teluk Jakarta dan Pantai Barat
karang terbagi menjadi dua yakni daerah Sumatra merupakan salah satu contoh
sekitar gunung berapi bawah laut dan dasar terumbu karang yang tumbuh di atas formasi
laut dengan formasi lumpur Gambar 5. lumpur (muddy substratum) (KUENEN
Contoh terumbu karang yang tumbuh di 1960). Gambar 6 memperlihatkan tiga tipe
sekitar gunung berapi bawah laut adalah litologi sebuah atol yang berada di gugus
karang-karang yang terdapat di Polinesia terumbu karang Polinesia. Gambar 7
(GUTLI et al. 1996) dan Australia memperlihatkan penampang melintang
(SHEPARD 1973). Terumbu karang geologic atol Mururoa, gugus terumbu karang
Polenesia.
Gambar 6. Tiga litologi tipikal hasil pemboran sebuah atol di gugus Polinesia
yang tumbuh di atas formasi vulkanik (GUILLE et al. 1996)
Gambar 7. Penampang melintang geologis dari Atol Muruora, gugus Polinesia (GUILLE et al. 1996)
Karang hidup cenderung untuk tumbuh baik pada pertumbuhan terumbu karang.
searah angin, sedangkan detritus akan Karang biasanya berhenti untuk beradaptasi
terkumpul di daerah terlindung (leeward). pada perubahan muka laut pada saat
Walaupun angin sedikit-banyak berpengaruh perubahan tersebut sudah terlalu cepat,
terhadap bentuk suatu pulau karang, namun sehingga tidak dapat lagi mengikuti perubahan
banyak faktor lain yang juga turut berperan. turbiditas dan pengurangan penetrasi
Banyak pula terumbu karang yang bentuknya cahaya. Perubahan elevasi yang terlalu besar
lebih tergantung pada bentuk dasar tempatnya akan membunuh hewan-hewan karang.
tumbuh, dengan kecenderungan kearah bentuk
bundar. Terdapat beberapa atol yang berbentuk
angular, belum dapat dipastikan apakah UCAPAN TERIMA KASIH
keangularannya ini berkembang dari bentuk
bulat atau bukan. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada 1r. Lukman Effendi Des. yang telah
Pengaruh arus memberikan inspirasi dan referens yang baik,
Tidak mudah untuk membedakan juga kepada Sdri. Suci Lasrini atas bantuannya
antara pergerakan arus dan gelombang karena dalam 'scanning' gambar-gambar yang
permukaan laut selalu digerakan oleh angin. dibutuhkan.
Bila angin dan gelombang memiliki arah yang
sama maka keduanya akan saling mendukung
DAFTAR PUSTAKA
satu dengan lainnya, namun hanya yang
terkuatlah yang akan mempengaruhi bentuk
suatu terumbu. Fenomena seperti itu terdapat BIRD.. E.C.F. 1976. Coast; An Introduction
di pulau-pulau terumbu Sibutu di Kalimantan to Systematic Geomorphology. Austra-
Utara. Arus yang kuat terdapat di antara Laut lian National University Press: 219 -
Sulu dan Laut Sulawesi melalui selat yang 243.
memisahkan Kalimantan dan Mindanao. Atol CLARK. J.R. 1988. Program Development for
dan 'barrier reef di lokasi itu berbentuk Management of Coastal Resources.
bulat-panjang (elongated) dengan struktur Nat. Park Serv. U.S. Dep. of the
perkembangan sesuai arah arus. Interior and U.S. Agency for Int. Dev.:
Pulau-pulau Seribu yang terletak di 13-14.
Utara Pulau Jawa membentuk pulau-pulau KUENEN, H. 1960.Marine Geology. John
karang bulat panjang (elongated) dengan arah Wiley & Sons. Inc. New York: 423 -
yang bergantian antara angin musim dengan 453.
arus. Arus bawah diantara pulau-pulau tersebut
SHEPARD. F.P. 1973, Submarine Geology.
mencapai kedalaman tertentu di bawah dasar
Harper & Row Publisher: 342 - 366.
perairan, terlihat dari pengikisan yang
diakibatkan oleh arus. Oleh sebab itu arus MATHER. P. and I. BENNE'IT (eds.) 1984. A
dianggap faktor utama yang menyebabkan Coral Reef Handbook. The Australian
formasi terumbu karang ini berbentuk Coral Reef Society: 4- 12.
memanjang (oblong). GUILLE, G.. G. GOUTIERE. J.F. SORNEIN,
D. BUIGUES. A. GACHON and C.
Pengaruh paras muka laut GUY 1996. The Atolls of Mururoa
Perubahan elevasi pada pulau-pulau and Fangataufa (Geology-
karang dalam skala kecil biasanya berpengaruh Petrology-Hydrogeology) : 172 pp.