Latar Belakang
-
Pendahuluan
Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang
kemudian dipublikasikan oleh Dana pada tahun
1873.
Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya
endapan batuan sedimen yang sangat tebal, ribuan
meter dan memanjang seperti pada Pegunungan
Himalaya, Alpina dan Andes.
Konsep tersebut menyatakan bahwa geosinklin
terbentuk memanjang atau seperti cekungan
dalam skala ribuan meter, yang terus menurun
akibat dari akumulasi batuan sedimen dan volkanik
Teori Geosinklin
Pada
Teori
kasus
Coba amati peta seluruh lempeng dunia, akan langsung
terlihat bahwa lempeng2 kombinasi justru
mendominasi. Ketujuh lempeng besar itu (IndiaAustralia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan,
Eurasia, dan Antarktika) adalah lempeng2 kombinasi
benua-samudra. Hanya satu yang merupakan lempeng
satu jenis, yaitu Pasifik (lempeng samudra). Kalau
lempeng2 kecil, memang kebanyakan sudah terbagi
jadi lempeng benua atau samudra, Misalnya : Nazca
(samudra), Arab (benua), Filipina (samudra), dll. Harap
diperhatikan, bahwa lempeng2 kecil itu bukan
pembagian dari yang besar ke yang kecil. Tetapi, sebab
ada tepi2nya sendiri (transform/subduction/MOR) ya
harus dijadikan satu lempeng. Tepi2 itu menentukan
batas lempeng. Nah kalau di dalam satu lempeng
ada benua dan samudra tetapi tanpa kehadiran
tepi2 itu, maka tak memenuhi syarat untuk
didefinisikan sebagai satu lempeng.