Anda di halaman 1dari 55

BENTUK MUKA BUMI DAN

PROSES PEMBENTUKNYA

OLEH :
•FIRDAYANTI.TAWIL
•AGROINDUSTRI XXIII
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI
PANGKEP
(SULAWESI-SELATAN)
PENGERTIAN GEOLOGI
Geologi adalah ilmu yang mempelajari
bumi; mengenai materi penyusunnya,
proses-proses yang dialami serta prubahan-
perubahan sebagai akibat dari proses yang
dialami.
Cabang-cabang geologi, antara lain:
Geomorfologi, Petrologi, Mineralogi, Geologi
Struktur, Geologi Dinamik, Geologi Teknik,
Geologi Pertambangan, Volkanologi,
Seismologi, Sedimentologi, Palaeontologi dan
sebagainya.
LITOSFER
Sebagian tertutup oleh air (hidrosfer) dan
diselubungi oleh udara (atmosfer). Jadi litosfer
hanyalah sebagian dari kerak bumi paling luar
yang tersusun dari batuan beku, sedimen, dan
metamorf. Menurut Clarke dan Washington,
litosfer mempunyai kedalaman (ketebalan) 16 km
tersusun dari :
a). Batuan beku yang berasal dari pembekuan magma
95%);
b). Batu lanau dan batu lempung (4%);
c). Batu pasir (0,75%);
d). Batu gamping (0,25%).
Komposisi Kimia Batuan Penyusun Kerak
Bumi
No. Unsur Kimia Prosentase
1. Oksigen (O) 46,40%
2. Silikon (Si) 27,72%
3. Aluminium (Al) 8,13%
4. Besi (Fe) 5,00%
5. Kalsium (Ca) 3,63%
6. Natrium (Na) 2,83%
7. Kalium (K) 2,59%
8. Magnesium (Mg) 2,09%
Jumlah: 98,59%
9. Unsur yang lain 1,41%
Total 100%
LAPISAN-LAPISAN BUMI

Bumi berbentuk seperti “bumi” (geoide), adalah


mirip bulatan yang pepat pada kedua kutubnya;
elips. Panjang Elipsitas =Jari-jari ke ekuator
=6.357 km, dan ke arah ekuator 6.378 km.
6.357
Jari-jari ke
Elipsitas = = 1/283
ekuator = 6.378
1.Kerak Bumi
Tebal lapisan kerak bumi berkisar 5 – 50 km;
di benua berkisar 20 – 50 km, dan di dasar laut
sekitar 5 km.
2. Selimut Bumi
Selimut bumi terdiri dari tiga lapisan yaitu Lithosfer,
Asthenosfer, dan Mesosfer. Tebal Lithosfer 50 – 100
Km, Asthenosfer 130 – 160 Km, Mesosfer 2. 400 – 2.
750 Km

3. Inti Bumi
Inti Luar (Outer Core) Ketebalan 2. 160 Km
Inti Dalam (Inner core) Ketebalan 1.320 Km
Bagian Inti Bumi
Susunan Bola (Sfera) Planet Bumi
1 ATMOSFER
.2.HIDROSFER
3. LITOSFER.

4 ATMOSFER

5
BARISFER
Hipotesis Keseimbangan
Susunan Bola (sfera) Planet Bumi
Sfera dan Berat Jenis/BJ (gravitasi/gaya tarik/gaya berat)
rata-rata. Standar ukur: 1 liter (1 dm3) air tawar = 1 kg = 1

1. Bahan gas (atmosfer), BJ = < 1


Rata-rata  0,001293
2. Bahan cair (hidrosfer), BJ air tawar = 1.
Rata-rata  1,5
3. Bahan padat, batuan (litosfer), BJ = > 2
Rata-rata  2,8
4. Bahan kenyal padat (astenosfer) = > 3
Rata-rata  3,2
5. Inti Besi Nikel (Nife, barysfer). BJ = > 9
Rata-rata  9 - 11

Bahan-bahan yang paling tinggi BJ-nya akan berada di


bagian inti dalam, sedangkan yang paling ringan BJ-nya
akan menempati bagian paling luar.
TEORI LEMPENGAN
Sebelum teori Tektonika Lempeng lahir tahun 1963,
telah berkembang teori-teori lain, seperti teori
kontraksi (Descartes), teori kehanyutan benua
(Wegener, 1910), Teori Geo-sinklinal/Geo-antiklinal

Teori Kontraksi Versus Teori Kehanyutan Benua


Descartes (Teori Kontraksi): Relieh muka bumi terbentuk
karena pengerutan ketika panasnya planet bumi berkurang
(pendinginan); ibarat jeruk yang mengering dan berkerut.
Teori Kontraksi dibantah oleh Wegner: “Meskipun Bumi ini
susut akan tetapi akibatnya tidak akan dapat mewujudkan
pegunungan tinggi dan laut dalam seperti yang ada sekarang
ini.
Wegener mengemukakan teori Kehanyutan benua (the
Continental Drift) tahun 1910
Wegener seorang ahli klimatologi meneliti atau
mengukur gerak (maju-mundurnya) es di
daratan utara Eropa, termasuk daratan Pulau
Hijau (Greenland) dan Amerika Utara. Bahwa
dari hasil pengukuran tahun 1823 – 1870 dan
1907 Pulau Hijau bergeser ke barat rata-rata 36
m per tahun dan Amerika Utara 0,32 m per
tahun makin menjauh dari pantai barat daratan
Eropa.
 Teori Kehanyutan Benua (the Continental Drift) :
“Benua bergeser bagaikan es terapung dan
hanyut di atas samudera.”
Wegener berpendapat, bahwa massa Benua yang
terdiri dari batuan SiAl (Silisium Aluminium)
terapung di atas massa SiMa (Silisium Magnesium),
bagaikan es yang terapung di atas Samudera
Pergeseran benua-benua menurut Wegener:
Kondisi 200 juta tahun yang lalu, sekarang, dan 50
juta tahun yang akan datang.
Sejarah (geologi) yang diperkirakan sesuai dengan
teori Wegener tentang The Continental Drift
(pergeseran benua-benua 200 juta tahun yang lalu).
Kontinen Induk Pangea di Samudera Induk
Panthalassa dipecah-pecah oleh retak-retak besar
menjadi tujuh bagian besar.
Letak Amerika terhadap Eropa-Afrika dahulu kala
menurut Wegener

EROPA

AMERIKA
UTARA

AFRIKA
AFRIKA
AMERIKA
SELATAN
180 juta tahun yang lalu dataran Pangea telah
terpecah-pecah untuk membentuk
Laurasia dan Gondwana. Daratan-daratan bergeser
ke arah barat. Lautan Atlantik mulai terbentuk dan
Lautan Thetys sedang menutup kembali.
TEORI GEO-SINKLINAL dan GEO-
ANTIKLINAL

Geo-sinklinal adalah daratan yang turun terus menerus


karena masih labil, menjadi laut-laut yang beribu-ribu
meter dalamnya karena gerakan tektonik. Sementara
bagian yang luarnya naik terus membentuk pegunungan
lipatan yang tinggi dan merupakan geo-antiklinal-nya.

Menurut Escher, lapisan sedimen yang banyak


diendapkan di laut itu menimbulkan tekanan yang besar,
dan terus-menerus pada dasarnya, sehingga turun
lambat-lambat dan menyeret tanah yang berada di
sekitarnya (masswasting, massmovement).
Sementara di bagian lain, tanahnya naik berupa lekuk-
lekuk pegunungan lipatan, sebaliknya pada bagian-bagian
yang rapuh terpecah-pecah dan bergeser. Lekuk daratan
yang tinggi dan panjang demikian itu, terdapat sekarang
berupa lubuk-lubuk laut yang dalam, dan berupa geo-
synclinal yang masih turun terus. Akan tetapi benua-benua
yang merupakan inti kontinen, relatif tetap tenang (stabil)
selama beberapa zaman geologi.

Sementara palung-palung laut berupa sebuah geo-


sinklinal yang masih turun terus; daratan di
sekitarnya naik dan melahirkan Pegunungan
Himalaya yang tinggi dan panjang.
TEORI PEMBENTUKAN PEMATANG
SAMUDERA
Penampang Vertikal menunjukkan Pembentukan Pematang
Samudera. Kondisi tekanan yang merenggang membuat
terbentuknya magma dan keluar membentuk tumpukan lava beku
yang ikut menjauh bersama lempeng Samudera dari daerah
rengkahan (dua lempeng yang saling menjauh)
PUNGGUNG atau
PEMATANG
SAMUDERA
lava beku

MAGMA

ASTENOSFER
TEORI TEKTONIKA LEMPENGAN ( Plate Tectonic
Theory )

(A) api (B)

Gbr. 8. Teori Terbentuknya Arus Konveksi. (A). Arus konveksi pada air yang dipanaskan dalam panci. (B). Arus
konveksi pada lapisan dalam bumi, akibat pemanasan dari inti bumi.

Magma Magma
Magma

L A P I S A N A S T E N O S F E R

Gbr. 9. Tahun 1962 Harry Hess menulis tentang Teori Konveksi. Arus Konveksi dan Pergeseran Lempeng
Menyebabkan Terbentuknya Relief Muka Bumi. Proses orogenesis terjadi pada bagian atas dari bidang pertemuan antara
dua lempeng (Mintakat Benioff ), karena di sini terbentuk pelipatan dan patahan yang diikuti oleh vulkanisme.
Tahun 1967, Dan McKenzie dan Robert Parker, ahli
geofisika dan astrofisika berkebangsaan Inggris,
merumuskan kembali teori-teori tersebut di atas; dengan
nama Teori Tektonika Lempengan (Plate Tectonic
Theory), Teori Lempeng Tektonik).
Berikut, illustrasi-illustrasi Teori Tektonika Lempengan:

Teori Terbentuknya Arus Konveksi. (A). Arus konveksi


pada air yang dipanaskan dalam panci. (B). Arus
konveksi pada lapisan dalam bumi, akibat pemanasan
dari inti bumi
Tahun 1962 Harry Hess menulis tentang Teori Konveksi.
Arus Konveksi dan Pergeseran Lempeng Menyebabkan
Terbentuknya Relief Muka Bumi. Proses orogenesis terjadi
pada bagian atas dari bidang pertemuan antara dua lempeng
(Mintakat Benioff ), karena di sini terbentuk pelipatan dan
patahan yang diikuti oleh vulkanisme.
Penampang Vertikal melukiskan Gerak Lempeng
Samudera yang terapung di atas lapisan astenosfer,
sementara massa benua terapung di atas lempeng
samudera

kawasan/jalur
orogenesis
endapan kerak
samudera

samudera benua

Lempeng
LITOSFER
Samudera

Arus Konveksi

ASTENOSFER ASTENOSFER
Daerah antara lempeng-lempeng yang berbatasan: A.
saling berjauhan (divergent), B. saling bertumbukan
(Convergent), dan C. bergeseran (Shear).
A

B
Penampang Vertikal menunjukkan Bidang Pertemuan
antara dua massa yang bergerak (lempeng bumi dengan
arus konveksi di astenosfer) disebut Mintakat Benioff.
Bagian massa arus yang bergerak naik disebut Mintakat
Obduksi, dan massa arus yang bergerak turun disebut
Mintakat Subduksi
Km:

50-

100-

150-
Mintakat Benioff Mintakat Obduksi
200-

Mintakat Subduksi
PERBATASAN ANTAR LEMPENG TEKTONIK

Adanya aliran konveksi di lapisan Asthenosfer, yaitu


aliran dengan arah, ada yang saling menjauh, saling
bertemu atau saling bergeseran secara horizontal,
mempengaruhi lempeng lithosfer yang terapung di
atasnya terpecah menjadi beberapa bagian.

Lempeng-lempeng besar masih terpecah lagi ke dalam


beberapa lempeng kecil, seperti Lempeng Filipina,
Lempeng Bering, Cocos, Nasca, Arab-Somali dan
sebagainya. Masing-masing lempeng bergerak kea rah
tertentu dengan kecepatan antara 1 -13 cm/tahun.
Berdasarkan arah gerak lempeng-lempeng tersebut
maka dikenal ada tiga tipe peratasan antar lempeng,
yaitu:
1. Divergent Boundaries, yaitu perbatasan lempeng di mana lempeng-
lempeng bergerak ke arah yang saling berlawanan atau saling
menjauhi. Sering pula disebut ”Constructive Plate Margins”, karena di
perbatasan lempeng semacam ini selalu terbentuk kerak bumi baru.

2. Convergent Boundaries, yaitu perbatasan lempeng, di mana lempeng


bergerak memusat dari arah berlawanan (tabrakan). Sering pula disebut
“Destructive Plate Margins” karena pada perbatasan lempeng tipe ini
terjadi perusakan pada kerak bumi.

3. Shear Boundaries, yaitu perbatasan lempeng di mana lempeng-


lempeng bergerak mendatar dalam arah yang berlawanan di
sepanjang bidang batas kedua lempeng.
Skema Sistem Hubungan Gaya-gaya Asal Dalam (Endogen)
pada Jalur (Mintakat) Orogenetik.

TEKTONISME

PEGUNUNGAN LIPATAN

PEGUNUNGAN PATAHAN
KAWASAN
atau JALUR OROGENESIS
pada pertemuan dua lempeng
bumi yang bertumbukan/
bergesekan

VOLKANISME

H
Hiposentrum (H) dan Episentrum (E)
GEMPABUMI

Seismogram
Pematang Samudera ( )

dan Trog Samudera ( )

DISKUSIKAN
Di mana dan bagaimana posisi serta kondisi geologis Indonesia menurut Gbr. 13 ini ?
Lempeng-lempeng Kulit Bumi merupakan sebuah jigsaw
puzzle potongan-potongan papan gambar teka-teki) yang
besar. = Saling menjauh =
Bertumbukan

DISKUSIKAN
Di mana dan bagaimana posisi serta kondisi geologis Indonesia menurut Gbr. 14 ini ?
Garis tebal menunjukkan Jalur Orogenetik dengan
persebaran Pegunungan Besar di Dunia.

DISKUSIKAN
Di mana dan bagaimana posisi serta kondisi geologis Indonesia menurut Gbr. 15 ini ?
Persebaran Hiposentrum di Dunia

DISKUSIKAN
Di mana dan bagaimana posisi serta kondisi geologis Indonesia menurut Gbr. 16 ini ?
TUGAS DISKUSI

1.Perhatikan secara cermat Peta Dunia, Peta


Asia Tenggara dan Peta Indonesia
2.Buat dan jelaskan atau Interprestasikan
peta pada Gbr serata tabel dibawah ini
3.Bagaimana Kesimpulan – kesimpulan
anda mengenai hal tersebut.
Ringkasan skala waktu geologi dan peristiwa-peristiwa 350
mega tahun terakhir.
MULAI
ZAMAN PERIODE KURUN PERISTIWA GEOLOGI PERISTIWA BIOLOGI
(Mega tahun)

Holosen 0,01 Manusia modern


Kuarter
Plestosen 1 Nenek moyang manusia paling tua.

SULAWESI. Kemungkinan adanya hubungan dengan


Pliosen 10 Kalimantan melalui laut dangkal Pemangsa yang besar
Doangdoangang atau Selat Makassar yang menyempit.
Keno-
Sula/Banggai bertabrakan dengan Sulawesi timur;
zoik
semenanjung utara mulai berputar; Sulawesi timur Hewan menyenggut berlimpah-
um Pliosen 25
Tersier dan barat mulai menyatu; volkanisme tersebar luas limpah.
di Sulawesi barat.
Bagian barat Indonesia dan bagian barat Sulawesi
Oligosen 40 Hewan pelari yang besar.
kurang lebih seperti posisinya sekarang.
Australia terpisah dari Antartika, volkanisme mulai timbul Hewan menyusui modern mulai
Eosen 60
di bagian barat Sulawesi. banyak berkembang.
Tumbuhan bunga pertama dan
Kapur 145 punahnya dinosaurus dan
amonit pada akhir kapur
Bagian barat Indonesia bersatu dengan Tibet, Birma, Burung dan hewan menyusui
Meso- Yura 215 Thailand, Malaysia dan Sulawesi barat terpisah pertama, dinosaurus, dan
Zoikum dari Benua Gondwana amonit melimpah-limpah
Pangea pecah menjadi dua: Laurasia dan Gondwana,
Dinosaurus pertama, pakis, dan
pulau-pulau dan bagian-bagian daratan Asia
Trias 250 pohon jarum melimpah-
tenggara merupakan bagian timur Benua
limpah.
Gondwana
Punahnya banyak bentuk-bentuk
Perm 280 Semua daratan menjadi satu benua, Pangea
hewan laut, termasuk trilobit

Paleo- Hutan-hutan pembentuk batubara


zoik yang luas dengan pohon-
um pohon biji telanjang, hewan
Karbon 350
melata pertama, hiu, dan
hewan anfibi melimpah-
Posisi Geologis Indonesia pada Lempeng-
Lempeng Kulit Bumi yang sedang Bergerak.
TUGAS

1. Perhatikan secara cermat peta lengkap (fisiografi)


Indonesia.
2 Sebut dan tunjukkan atau tulislah nama-nama
palung laut (trog) dan punggung laut serta pulau-
pulau yang dilalui oleh garis-garis pertemuan
lempeng bumi, sebagaimana tergambar dalam peta
(Gbr. 18).
3 Sebut dan tunjukkan pula daerah-daerah
depresi/patahan serta pegunungan di pulau-pulau di
Indonesia; sebagaimana ditunjukkan oleh Gbr. 18.
Blok diagram yang menggambarkan arah gerak Lempeng Samudera
(Lempeng India-Australia) menukik masuk di bawah Lempeng Benua
Asia (Sumatra dan Jawa). Di permukaan garis temu kedua lempeng
terbentuk palung sebelah barat Sumatera dan selatan Jawa; sementara
dari Mintakat Benioff magma bergerak naik membangun Pegunungan
vulkanik Bukit Barisan, Vulkan Krakatau (di Selat Sunda) dan
Pegunungan vulkanik di Jawa.
Penampang Vertikal yang menunjukkan Sebaran Hiposentrum gempa (  ),
mulai dari Hiposentrum Dangkal sampai Hiposentrum Dalam sepanjang
bidang (mintakat) Benioff di bawah Pulau Jawa. Hiposentrum dangkal
dikenal sebagai
busur atau jalur seismik dan gunungapi menunjukkan busur vulkanik.
Keduanya
adalah ”basur dalam” (yang vulkanik) dan ”busur luar” (yang seismik) pada
Sistem Pegunungan Sunda (Busur Mediterania).
SELATAN UTARA

P. Jawa Laut Jawa


Samudera Hindia

ASTENOSFER
Ciri-ciri tektonik Sulawesi.
Segitiga hitam = vulkan tidak
aktif;
segitiga putih = vulkan aktif;
garis-garis dengan segitiga
= mintakat subduksi;
garis-garis lain = patahan.
(Sumber: Anthony, 1987: Ekologi
Sulawesi, hlm. 8)
TUGAS

1. Perhatikan dengan teliti dan cermat peta detil Pulau


Sulawesi !
2. Sebut/tunjukkan dan tulislah nama-nama tempat (desa,
kota. pegunungan, gunung, bukit, sungai, laut, selat,
palung, dll.) yang dilalui atau ditempati oleh garis-garis
simbol gejala tektonik di Sulawesi dan sekitarnya;
sebagaimana tertera dalam gambar diatas
3. Berikan keterangan atau interpretasi/penjelasan
tambahan secukupnya.
POSISI GEOLOGIS dan
SEBARAN BLOK-BLOK LEMPENG BUMI
DI KEPULAUAN INDONESIA

Jika Teori Tektonika Lempengan tersebut di atas diterapkan


kedalam pembentukan Kepulauan Indonesia, maka
sedikitnya ada tiga lempeng besar yang bertemu di mana
Kepulauan Indonesia berada; yaitu:

1. Lempeng India – Australia; sedang bergerak ke Utara –


Timur Laut
2. Lempeng Asia; sedang bergerak ke Selatan – Tenggara;
diduga cenderung bertahan.
3. Lempeng Pasifik Barat; cenderung bergerak ke Selatan –
Barat daya.
Efek dari gerak dan pertemuan ketiga lempeng
bumi tersebut dapat ditelusuri dengan
memperhatikan:

1. Jalur-jalur pegunungan muda, pegunungan tua,


punggung-punggung dan ambang laut di
Indonesia. Jalur-jalur ini juga diterjemahkan
sebagai jalur orogenetik. Lihat teori Geo-
Sinklinal dan Geo-Antiklinal.
2. Jalur-jalur trog/slenk laut di Indonesia; yang
terdapat di sebelah Barat Sumatera, Selatan
Jawa, Selatan Kepulauan Sunda Kecil (Bali &
Nusa Tenggara), Kepulauan Maluku, sekitar
Sulawesi dan bagian Utara pada trog Karolin di
sebelah Utara Papua dan Palung Mindanao.
DENUDASI: GAYA DAN PROSES EKSOGEN

Pelapukan, masswasting, erosi, dan sedimentasi


merupakan proses-proses geologis yang
mengubah bentuk muka bumi. Ketiganya tak
dapat dipisahkan satu sama lain karena proses
yang satu berkaitan dengan proses yang
lainnya. Pelapukan merupakan proses yang
menyiapkan bahan-bahan untuk selanjutnya
mengalami erosi (mengambil dan mengangkut)
dan akhirnya diendapkan di tempat lain.
Masswasting (massmovement) adalah
perpindahan massa batuan dari
tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah yang disebabkan oleh gaya
beratnya sendiri
PELAPUKAN
Pelapukan (weathering) adalah proses perubahan batuan
yang semula berada dalam keadaan seimbang sebagai
akibat respons terhadap pengaruh kondisi sekitar seperti
udara, sinar matahari, air, ataupun organisme. Sering
pula disebut proses pengrusakan batuan yang semula
kokoh (utuh) lalu berubah menjadi lapuk.

Proses pelapukan tergantung pada factor-faktor batuan


(sifat fisik dan kimia), iklim, ada tidaknya vegetasi,
serta terbuka tidaknya terhadap penyinaran matahari
dan hujan.
GERAK MASSA BATUAN (Massmovement)

Proses gerak pindah massa batuan (masswasting,


massmovement) yaitu proses bergeraknya massa
batuan klastis (termasuk di dalamnya tanah)
secara besar-besaran menuruni lereng secara
lambat hingga cepat oleh pengaruh langsung
tenaga gravitasi. Jadi, bukan karena
pengangkutan oleh air. Fungsi air di sini, jika
ada, adalah menambah beban dan/atau
melicinkan jalannya perpindahan massa batuan.
Gerakan sangat lambat (Slow flowage, tipe rayapan)

1. Soil creep (rayapan tanah),


2. Talus creep (rayapan puing),
3. Rock creep (rayapan batu-batu),
4. Rock glacier creep,
5. Solifluction (rayapan lumpur, tanah jenuh air).
Gerakannya cepat (Rapid flowage, tipe aliran):

• Earth flow (gerakan material bumi/tanah yang


butirannya halus, jenuh air pada lereng yang
landai).
• Mud flow, gerakannya lebih cepat dari earth
flow, mengikuti atau terikat pada lembah dengan
kadar air yang lebih banyak.
• Debris avalanches, melalui saluran-saluran kecil
pada lereng-lereng curam (bercabang-cabang).
Gerakannya sangat cepat (Landslides, longsor
lahan, tipe longsoran)
• Slumping, yaitu peluncuran unit massa puing dari hancuran batuan
yang biasanya disertai putaran ke belakang (berguling).
• Debris slides, peluncuran cepat, bahannya gembur, tetapi tidak
disertai gerakan berguling.
• Debris fall, puing-puing runtuh.
• Rock slides, peluncuran / pelongsoran massa batuan pada bidang
struktur lapisan atau pada bidang retakan / patahan (eskarp).
• Rock fall, massa batuan yang belum lapuk jatuh begitu saja.
Peristiwa rock fall disebabkan oleh kondisi lereng tergantung (over
hanging), karena penggangsiran di kaki lereng oleh gelombang
(pantai), pengerukan oleh pekerjaan arus sungai pada tikungan
luar, penggalian batu oleh manusia (daerah pertambangan).
Terban (Subsedence, tipe jatuh, runtuh)

Perpindahan ke bawah tanpa ada gerakan


horizontal. Jatuh tegak lurus, merosot ke bawah.
Misalnya, runtuhnya atap gua di daerah karst,
atap gua galian pertambangan yang tidak dapat
menahan beban atapnya.
faktor-faktor penyebab terjadinya masswasting
(massmo-vement)
Passive:
– faktor litologi : tanah gembur, batuan klastis, lepas.
– faktor st ratigrafi : perlapisan-perlapisan batuan
yang berselang- seling antara yang lunak dan yang
keras.
– faktor struktur : terlipat, patah, retak-retak, miring
arah lapisannya dsb.
– faktor topografi : lereng yang curam.
– faktor organisme: banyak-tidaknya tumbuhan
(vegetasi).
– faktor iklim : ayunan (amplitudo) suhu; hal
pelapukan.
Aktif (pendorong)

a. karena ada pertambahan air (irigasi),


beban bertambah dan/atau licin.
b. bertambah besarnya kecuraman lereng
karena aktivitas air hujan, atau pekerjaan
sungai, ombak, pertambangan, dsb.
EROSI
Batuan yang telah mengalami pelapukan
mudah tererosi atau terkikis atau terambil oleh
tenaga angin, ombak, air mengalir dan gletser.
Di daerah beriklim tropis, aliran permukaan
merupakan tenaga erosi yang dominan; di
daerah gurun (= iklim kering) tenaga angin
yang dominan; sedangkan di pantai, ombak
merupakan tenaga yang dominan, dan di
daerah beriklim dingin gletser merupakan
tenaga yang dominan.
SEDIMENTASI
Proses pengendapan selain dipengaruhi oleh
kecepatan arus, juga oleh ukuran butir dan
komposisi bahan sedimen (termasuk di dalamnya
berat jenis/ BJ), serta kondisi lingkungan tempat
pengendapan. Karena itu, maka batuan sediment
yang dihasilkan mempunyai pola-pola keteraturan
tertentu menyangkut struktur sedimen, seperti
perlapisan pilihan (graded bedding), perlapisan
silang-siur (cross bedding) dan sebagainya.
THE END

Thank you for your kind


attention

Anda mungkin juga menyukai