Anda di halaman 1dari 4

Nama : ELYSA OKTRINA M

NIM : N1A119016

Kelas : 2C

SKRINNING (TES PENYARINGAN)

Pengertian Skrinning

 Screening adalah upaya mendeteksi/ mencari penderita dengan penyakit tertentu


dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada
atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan
sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan

Tujuan Skrinning
1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang-
orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit, yaitu orang yang
mempunyai resiko tinggi terkena penyakit (Population at risk).
2. Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara
tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya atau lingkungan dan tidak menjadi
sumber penularan penyakit.
3. Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Bentuk pelaksanaan Skrinning

a. Massal adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu


b. Populasi tertentu adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu,
contoh pemeriksaan ca paru pada perokok; pemeriksaan ca servik pada wanita
yang sudah menikah
c. Satu jenis adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit

Kriteria Program Penyaringan


o Penyakit yang dipilih merupakan masalah kesehatan prioritas
o Tersedia obat potensial untuk terapi nya
o Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan terapinya nya
o Penyakit lama dan dapat dideteksi dengan test khusus
o Screeningnya memenuhi syarat sensitivitas dan spesivisitas

Validitas
Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang
benar sakit terhadap yang sehat. Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan setiap
individu dalam keadaan yang sebenarnya (sehat atau sakit). Validitas berguna karena
biaya screening lebih murah daripada test diagnostic
Komponen Validitas
- Sensitivitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka
yang positif betul-betul sakit
- Spesivicitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka
yang negatif betul-betul tidak sakit

Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemampuan suatu test memberikan hasil yang sama/ konsisten bila
test diterapkan lebih dari satu kali pada sasaran yang sama dan kondisi yang sama
Ada 2 faktor yg mempengaruhi;
 Variasi cara screening: stabilitas alat; fluktuasi keadaan (demam)
 Kesalahan/perbedaan pengamat: pengamat beda/ pengamat sama dengan hasil
beda

Bentuk Screening
 Screening Seri adalah screening yang dilakukan 2 kali penyaringan dan hasilnya
dinyatakan positif jika hasil kedua penyaringan tersebut positif.
 Screenig paralel adalah screening yang dilakukan 2 kali penyaringan dan
hasilnya dinyatakan positif jika hasil salah satu hasil penyaringan adalah positive.
Nilai Ramal (Predictive Value)
Nilai Prediktif adalah besarnya kemungkinan sakit terhadap suatu hasil tes
Ada dua nilai ramal :
 Nilai prediktif positive adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes positive
yang benar benar sakit
 Nilai prediktif negative adalah porsentase dari mereka dengan hasil tes negative
yang benar benar tidak sakit

Derajat Screening (Yied)


Yied adalah kemungkinan menjaring mereka yang sakit tanpa gejala melalui screening,
sehingga dapat ditegakan diagnosis pasti serta pengobatan dini

Faktor yg mempengaruhi:
- Derajat sensitivitas tes
- Prevalensi penyakit
- Frekuensi penyaringan
- Konsep sehat masyarakat sehari-hari
Sensitivitas dan spesifisitas rapid test covid-19
Indonesia memilih metode pendeteksian virus dengan Antibodi. Hal ini disebabkan,
Antibodi mudah didapat, bisa dari sampel darah, darah utuh, bisa serum dan juga
plasma.
Penguji rapid test akan mengambil sampel darah dari peserta untuk dilihat antibodinya.
Memang virus corona ini tidak hidup dalam darah, akan tetapi seseorang yang sudah
terinfeksi corona umumnya akan membentuk antibodi. Disinilah peneliti akan mencari
Immunoglobulin G dan Immunoglobulin M.
Metode pendeteksian corona dengan rapid test ini memang terbilang cepat, yaitu hanya
membutuhkan waktu 20 menit saja, kemudian hasilnya muncul. Jika satu garis maka
negatif, sedangkan dua garis tandanya positif.
Sensitivitas adalah kemampuan alat menunjukkan orang yang sakit dites dengan alat
tersebut memang benar sakit dan hasilnya menunjukkan positif. Spesifitas
menunjukkan jika alat tersebut dites pada orang yang tidak sakit, maka hasilnya negatif.
Pemerintah Indonesia mulai mengimpor alat rapid tes pada 19/03 dari China. Rapid
Test IgM dan IgG antibody immunoassay dari Zhejiang Orient Gene Biotech memiliki
sensitivitas 87,9% dan 97,2 %, spesifisitas IgG dan IgM 100%.
Pada rapid test ini, tingkat sensitivitas (ketepatan deteksi) hanya 36% saja dari 100
kasus Covid-19. Jadi dari 100 kasus yang terkonfirmasi Covid-19 dia bisa mendeteksi
sekitar 30. Metode rapid test hanya bisa mendeteksi penderita yang sudah terinfeksi 7-
10 hari. Jika masa infeksi di bawah angka tersebut, penderita masih bisa lolos dari
pemeriksaan. Ini merupakan kekurangan dari rapid test ini. Artinya, rapid test ini bisa
memberikan hasil yang negatif, padahal jika dilihat dari gejala pasien menandakan
sebenarnya positif Covid-19. Tingkat persentase ini, membuat pemerintah harus hati-
hati. Hal ini bisa saja terjadi, karena sistem imun yang membuat Antibodi tersebut akan
terbentuk secara optimal dalam waktu dua minggu.

Anda mungkin juga menyukai