Anda di halaman 1dari 15

Asimetry

Information
Dosen Pengasuh :
Dr. Naz’aina, S.E., M.Si., Ak.

Oleh :
Syahrulllah
Raja Bintan
Irmawati
Menurut Jogiyanto (2010:387)
“Asimetri informasi adalah kondisi yang menunjukan
sebagian investor mempunyai informasi dan yang
lainnya tidak memiliki”

Menurut Suwarjono (2014:584)


“Asimetri informasi adalah dimana manajemen
sebagai pihak yang lebih menguasai informasi
dibandingkan investor/kreditor”

Menurut Mamduh M. Hanafi (2014:217),


“Konsep signaling dan asimetri informasi berkaitan
erat, teori asimetri mengatakan bahwa pihak-pihak
yang berkaitan dengan perusahaan tidak
mempunyai informasi yang sama mengenai prospek
dan risiko perusahaan, pihak tertentu mempunyai
informasi lebih baik dibandingkan dengan pihak luar.”
Menurut Scoot (2009:105) sebagai
berikut :
“Frequently, one type of participant in the market
(sellers, for example) will know something about the
assets being traded the another type of participant
(buyers) does not know. When this situation exits, the
market is said to be characterized by information
asymmetry”

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, asimetri


informasi merupakan salah satu pihak yang terlibat
dalam transaksi tersebut memiliki keunggulan dan
kelebihan informasi mengenai aset yang
diperdagangkan dibandingkan dengan pihak lain.
Asimetri Informasi
Dalam bidang ekonomi, asimetri informasi adalah
ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh
manajemen perusahaan dan pemegang saham
perusahan

Manajemen perusahaan mengetahui detail kondisi


perusahaan dibanding pemegang saham

Seperti diketahui manajemen adalah agen dari


pemegang saham yang mana keduanya berada
dalam sebuah hubungan kerjasama
Bagaimana Asimetri Informasi
Terjadi ?
Asimetri informasi terjadi karena pemegang
saham tidak terlibat dan ikut campur
dalam manajemen perusahaan sehingga
keseluruhan proses dilakukan oleh
manajemen perusahaan.

Jadi, manajemen lebih mengetahui secara


detail semua hal yang berkaitan dengan
perusahaan dibanding pemegang saham.
Masalah Yang Muncul Akibat
Asimteri Informasi
Ketidakseimbangan informasi tersebut memunculkan
adanya potensi konflik yang terjadi antara manajemen
perusahaan dengan pemegang saham dengan saling
memanfaatkan untuk kepentingan masing-masing.

Disatu sisi, keunggulan informasi yang dimiliki oleh


manajemen memicu untuk melakukan tindakan-
tindakan diluar ketentuan dan pengetahuan
pemegang saham untuk kepentingan pribadi.

Pemegang saham memiliki kesulitan dalam


mengawasi manajemen perusahaan karena
terbatasnya informasi
Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat
dasar manusia yang menjadi penyebab konflik yaitu:

1. Manusia umumnya mementingkan diri sendiri (self interest)


2. Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi
masa mendatang (bounded rationality)
3. Manusia selalu menghindari resiko (risk adverse)
Contoh Kasus
Salah satu contohnya adalah laporan keuangan yang
merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan
kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Laporan
keuangan memiliki kelemahan tertentu sekalipun
pembuatan laporan keuangan diatur oleh suatu standar
yang telah ditetapkan namun perlu disadari bahwa
laporan keuangan mengandung banyak asumsi,
penilaian, serta pemilihan metode perhitungan yang
dapat digunakan oleh pembuatannya.

Adanya pemilihan kebijakan akuntansi dalam standar


yang dapat digunakan tersebut membuat manajemen
memiliki cukup keleluasaan untuk memanipulasi laporan
keuangan tersebut pilihan metode akuntansi yang secara
sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu
dikenal dengan sebutan manajemen laba
Schipper (1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai
suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses
pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk
memperoleh beberapa keuntungan pribadi

Contoh :
Suara.com - Sebagai akibat mempermainkan Laporan
Keuangannya, pada hari Jum’at (28/6) kemarin, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) serta Bursa Efek Indonesia (BEI) telah
menjatuhkan hukuman kepada Garuda Indonesia. Bahkan
semua direksi dijatuhkan denda masing-masing Rp100 juta
dan akuntan publik yang menangani LPK PT Garuda (persero)
Tbk telah dibekukan selama satu tahun. Hal ini merugikan
sekali bagi Bursa Efek Indonesia (BEI) dimana PT Garuda juga
menjual sahamnya kepada masyarakat umum jadi hal ini
dapat kita kategorikan sebagai penipuan publik.
sumber : https://www.suara.com/bisnis/2019/07/02/200807/manipulasi-
laporan-keuangan-dirut-garuda-didesak-segera-dicopot
Dampak Asimetri Informasi
Scott membagi asimetri informasi menjadi dua jenis
berdasarkan bagaimana suatu pihak memiliki informasi
yang lebih unggul dari pada pihak lainnya.
1. Adverse selection
“type of information asymmetry whereby one or more
parties to a business transaction, or potential transaction,
have an information advantage over other parties”

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan


bahwa salah satu pihak unggul dalam informasi
dibanding pihak lainnya. Seperti manajemen
perusahaan lebih mengetahui tentang keadaan dan
prospek perusahaan dibanding pemegang saham.
Dan informasi tersebut tidak diberikan sehingga
pengambilan keputusan oleh pemegang saham tidak
berdasar dengan informasi yang sebenarnya dan
kondisi real perusahaan.
2. Moral hazard
“type of information asymmetry whereby one or
more parties to a business transaction, or potential
transaction, can observe their actions in fulfillment of
the transaction but other parties cannot”.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disumpulkan


bahwa, jenis informasi dimana satu atau lebih pihak
dalam suatu transaksi bisnis, atau transaksi potensial,
dapat mengamati tindakan mereka dalam
pemenuhan transaksi tetapi pihak lain tidak bisa
karena adanya pemisahan kepemilikan dan
pengendalian yang merupakan karakteristik
kebanyakan perusahaan besar. Manajer melakukan
tindakan yang sebenarnya secara etika atau norma
tidak layak untuk dilakukan
Solusi
Menurut Wats (2003) Corporate governance merupakan
salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi
ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara
manajemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang
saham dan stakeholders lainya untuk membatasi perilaku
oportunis oleh manajemen dengan menerapkan good
corporate governance dengan prinsip-prinsip pokok yang
perlu diperhatikan untuk terselenggaranya praktik good
corporate governance meliputi:
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Keadilan
4. Tanggung jawab

Corporate governance bisa berfungsi sebagai alat untuk


memberikan keyakinan kepada pemegang saham dan juga
diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi antara
manajemen dan pemegang saham
Kesimpulan
Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior
dalam menguasai informasi dibanding pihak lain
(pemilik atau pemegang saham). Dengan asumsi
bahwa individu-individu bertindak untuk
memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan
informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong
agent untuk menyembunyikan beberapa informasi
yang tidak diketahui principal.

Sehingga dengan adanya asimetri informasi antara


manajemen dengan pemilik atau pemegang saham
memberikan kesempatan kepada manajer untuk
melakukan tindakaan diluar ketentuan.
Melalui good corporate governance yang melipuiti
transparansi, akuntabilitas, keadilan dan tanggung
jawab diharapkan dapat mencegah praktik
penyimpangan yang dilakukan oleh manajamen
Agar terciptanya hubungan kepercayaan yang tinggi
antara manajemen sebagai agent dari perusahaan
dengan pihak lainnya seperti pemegang saham,
pemiliki atau pun kepada calon investor.
Sekian dan Terimakah

Anda mungkin juga menyukai