Anda di halaman 1dari 53

MENYELAM

PENGERTIAN, JENIS DAN SEJARAH SINGKAT

1. Pengertian
Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau
tanpa menggunakan peralatan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Jenis
Kegiatan menyelam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung antara lain
kepada, kedalaman, tujuan dan jenis peralatan yang digunakan.
Jika kedalaman yang dijadikan tolok ukur, penyelaman dapat dibedakan menjadi :
a. Penyelaman dangkal
Yaitu penyelaman dengan kedalaman maksimum 10 m
b. Penyelaman sedang
Yaitu penyelaman dengan kedalaman < 10 m s/d 30 m.
c. Penyelaman dalam
Penyelaman dengan kedalaman > 30 m.
Jika didasarkan kepada tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan itu, penyelaman
bisa dibedakan menjadi :
a. Penyelaman untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara, antara lain :
- Tactical (Combat) diving yaitu penyelaman untuk tugas-tugas tempur
- Submarine Rescue, penyelamatan kapal selam
- Search & Rescue (SAR)
- Inspection & Repair (inspeksi dan perbaikan)
- Ship Salvage
Penyelaman-penyelaman jenis ini pada umumnya dilaksanakan oleh para
penyelam Angkatan Bersenjata
b. Penyelaman komersial
Yaitu penyelaman professional antara lain untuk kepentingan konstruksi dibawah
permukaan air, penambangan lepas pantai (Off shore drilling). Salvage, dll.
c. Penyelaman Ilmiah (Scientific Diving)
Penyelaman yang dilakukan untuk kepentingan ilmiah, antara lain : penelitian
biologi, geologi, arkeologi dan kelautan pada umumnya.
d. Penyelaman Olah Raga (Sport Diving)
Penyelaman yang dilakukan untuk kepentingan mempertahankan atau
meningkatkan kondisi kesehatan dan kebugaran jiwa dan raga. Penyelaman olah
raga (sport diving) ini dapat dibedakan berdasarkan peralatan yang digunakan
yaitu :
- Skin Diving : penyelaman yang dilakukan dengan menggunakan peralatan
dasar selam (masker, snorkel dan fins).

1
- Scuba Diving : penyelaman menggunakan peralatan Scuba.
Pada umumnya seseorang harus terlebih dahulu mahir dalam skin diving
sebelum menjadi penyelam scuba (Scuba Diver).
Meskipun pada uraian-uraian selanjutkan pembahasan lebih dititikberatkan pada
hal penyelaman olah raga, namun juga berlaku bagi semua jenis penyelaman
yang lain, karena hampir semuanya menggunakan media/peralatan yang sama
yaitu : SCUBA.

3. Sejarah Singkat
Kapan manusia pertama kali menyelam ? Wallahualam ! tak seorangpun dapat
memastikannya. Tapi menyelam dapat dipastikan sebagai profesi yang sudah tua
usianya dalam sejarah peradaban umat manusia.
Dunia pewayangan kita misalnya, mengenal Raden Jayakatwang, salah seorang
putra dari Aria Bima, spesialisasinya adalah menyelam di laut. Penyelaman mutiara
sudah dilaksanakan oleh masyarakat Maluku berabad-abad yang lalu. Sayang, tak
ada catatan-catatan tentang kepiawaian bangsa Indonesia dalam soal menyelam.
Dari literature asing, sejarah penyelaman diuraikan secara ringkas dan kronologis
sebagai berikut :
415 S.M. Para penyelam Yunani menghancurkan boom/Dermaga bekas di Sirakusa.
Th. 1837. Augustus Siebe”s menciptakan pakaian selam dengan system saluran
udara dari permukaan, yang kemudian dikenal sebagai ASK (Alat Selam
Klasik).
Th. 1959. J.Y. Cousteau melaksanakan eksplorasi bawah air dengan kapal Calypso.

Penyelaman-penyelaman untuk tugas-tugas penelitian ilmiah terus berkembang


untuk mencapai dan menguak misteri dasar-dasar bumi yang terdalam dan penuh
misteri, untuk kemakmuran hidup semua makhluk ciptaan-Nya.

STANDAR JENJANG PENYELAMAN OLAH RAGA

1. Pengertian
Pelaksanaan Pendidikan Selam Olah Raga dilakukan secara bertahap yang
mewajibkan setiap calon penyelam mempelajarinya setingkat menurut jenjang-
jenjang yang telah dibakukan dan berlaku di Indonesia.

2. Tujuan
Dengan mengadakan penjejangan, diharapkan setiap penyelam akan menyelam
dalam batas-batas kewajaran dan keamanan sesuai dengan tingkat kemahiran yang
telah dicapainya.

2
3. Jenjang Selam Olah Raga di Indonesia terdiri atas :
3.1. Untuk Olahragawan :

Sertifikat Lama Sertifikat Baru


Skin Diver – A1 Skin Diver
Scuba Diver 3 – A2 Scuba Diver * - A1
Scuba Diver 2 – A3 x) Scuba Diver ** - A2
Scuba Diver 1 – A4 Scuba Diver ** - A2
Master Scuba Diver 2 – A5 Scuba Diver *** - A3
Master Scuba Diver 1 – A6 Master Scuba Diver – A4
x) ada tambahan materi yang diberikan oleh instruktur

Bagi pemegang sertifikat lama masih tetap berlaku, tetapi bila akan naik
jenjang maka yang keluar adalah sertifikat baru. Atau pemegang sertifikat
lama dapat menukar sertifikatnya (cross) dengan sertifikat baru yang sama
jenjangnya dengan sertifikat lama.
3.2. Untuk Instruktur :
a. One Star Instruktur Klab 2 – B1
b. Instruktur Klab 1 – B2
c. Instruktur Regional – B3

4. Keterangan
4.1. Skin Diver
Merupakan jenjang bagi seorang pemula yang mempunyai kemampuan atau
kemahiran selam bebas, dasar-dasar P.A.P. dan penggunaan peralatan
dasar selam.
4.2. One Star (A1)
Jenjang bagi seorang penyelam yang telah mampu menyelam dilingkungan
terbatas dengan kondisi perairan yang baik, jernih dan tidak terlalu dalam
(maks. 30 feet) dan diawasi oleh mitra selam yang berpengalaman.
Penyelaman wajib 3 x penyelaman dengan maksimum kedalaman 30 feet.
4.3. Two Star (A2)
Jenjang bagi penyelam Scuba Diver 3 yang sudah lebih berpengalaman,
tenang dan secara naluriah mampu mengendalikan peralatan selamanya.
Penyelaman wajib 15 x penyelaman, 5 penyelaman diantaranya kedalaman
60 feet.
Penyelam yang telah lebih tinggi baik kemampuan pengalaman maupun
ketrampilannya dan telah memiliki sertifikat selam Scuba Diver 2 (A3) selama
minimal 1 tahun.
Penyelaman wajib 25 x penyelaman, 10 diantaranya pada kedalaman 90 feet.
4.4. Three Star (A3)
Jenjang bagi penyelam yang telah dianggap layak bertindak sebagai
pemandu bawah air, dive master dan safety diver.

3
Penyelaman wajib 30 x penyelaman, 10 x diantaranya pada kedalaman 130
feet.
Disamping hal-hal tersebut diatas, mereka juga harus memiliki pengalaman :
a. Aktif sebagai asisten instruktur.
b. Minimal 2 kali menghasilkan karya tulis ilmiah aspek-aspek penyelaman.
c. Pernah bertindak sebagai asisten dive master dalam suatu LPT (Latihan
Perairan Terbuka).
4.5. Master Scuba (A4)
Jenjang olah raga selam tertinggi yang memberikan hak pada pemegangnya
untuk dapat mengikuti Pendidikan Instruktur Selam Olah Raga.
Penyelaman wajib 30 x penyelaman, 10 x diantaranya pada kedalaman 130
feet atau lebih, dan sekurang-kurangnya menguasai 3 macam ketrampilan
khusus dari 3 daftar di bawah ini :
• Decompression Dive (tiruan)
• Wreck Dive
• Night Dive
• Deep Dive (lebih dari 130 feet)
• Recovery Dive
• Drift Dive
• Survey and Search Dive
• Zero Visibility Dive
• Working Dive

Mereka juga harus memiliki pengalaman :


• Sebagai asisten instruktur
• Minimal 2 x menulis karya ilmiah aspek-aspek penyelaman
• Pernah bertindak sebagai Dive Master dalam LPT.
4.6. Instruktur
Khusus untuk jenjang instruktur persyaratan kemampuan dapat dibaca di
buku PPDSI dan buku standard Instruktur Selam Olah Raga.

5. PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SELAM OLAH RAGA

Hampir sebagian besar orang sepakat bahwa menyelam merupakan aktivitas yang
beresiko tinggi baik bagi kesehatan maupun keselamatan pribadi pelakunya. Karena
itu, pendidikan dan pelatihan selam harus dikelola sebagai suatu kegiatan belajar-
mengajar yang bersistem dalam arti mempunyai program yang jelas, terukur dan
terorganisir penyelenggaraannya, sehingga memungkinkan diadakan monitoring,
supervisi dan evaluasi guna mencapai tingkat keberhasilan yang optimal. Dari
pengertian tersebut di atas sistem pendidikan dan pelatihan selam harus
diekspresikan dalam bentuk program-program yang baku dan terwujud dalam
jenjang kurikulum yang berorientasi pada mutu sebagai salah satu komponen utama
yang menjamin keselamatan si penyelam.

4
Adapun program pendidikan & pelatihan selam ini disusun dalam tahapan-tahapan
sebagai berikut.
5.1. Pre-test
Untuk menjajaki pengetahuan dan kemampuan awal siswa, sebelum masuk ke
dalam proses pendidikan & pelatihan yang sebenarnya. Sedang tujuannya
adalah sebagai pembanding untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan &
pengetahuan siswa pada akhir diklat. Adapun materi yang diujikan dalam
kegiatan ini antara lain adalah :
5.1.1. Kesehatan Fisik :
a. mengisi riwayat kesehatan
b. mengikuti uji kesehatan, yang seyogyanya dilakukan oleh tenaga
medis hiperbarik.
5.1.2. Kemampuan renang :
a. Berenang sejauh 200 m (minimal dengan 2 gaya);
b. Berenang di bawah permukaan air sejauh 12 m.
c. Berada di permukaan air selama 15 menit.
d. Terapung dengan bantuan kaki saja selama 5 menit.
e. Menyelam ke kedalaman 3 m dan mengambil benda seberat 2,5 kg
serta membawa benda tersebut ke permukaan air.
5.1.3. Kemampuan Selam Dasar (Skin + Scuba Diving) :
5.1.3.1. Skin Diving :
a. entry;
b. snorkling sejauh 50 m;
c. surface dive dengan kepala terlebih dahulu;
d. snorkel clearing;ascent
5.1.3.2. Scuba Diving :
a. merakit Scuba
b. entry;
c. mask clearing;
d. buddy breathing;
e. ascent/exit
5.1.4. Pengetahuan Akademis Penyelaman untuk jenjang Scuba Diver 3 (A2).
5.2. Pengetahuan Akademis Penyelaman (PAP)
Menyelam mirip dengan terjun payung. Keduanya mengandung derajat bahaya
yang tinggi, terutama bila dilakukan dengan ceroboh tanpa ditunjang oleh
stamina, mental dan fisik yang memadai, serta pendidikan dan latihan yang
tekun. Pengetahuan Akademis Penerangan merupakan bekal teoritis yang
harus dimiliki oleh setiap penyelam agar ia belajar memahami baik piranti yang
digunakan, batas kemampuan fisik manusia dalam arti cara kerja tubuh
terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul dari aktivitas selam, penerapan
hukum-hukum fisika dalam penyelaman, daerah dan kondisi penyelaman, dan
sebagainya, yang akan membantunya menjadi penyelam yang kompeten dan
dapat melakukan penyelaman dengan aman dan penuh percaya diri.

5
5.3. Latihan Ketrampilan Kolam
Latihan ini bertujuan untuk membekali siswa dengan ketrampilan-ketrampilan
praktek selam setahap demi setahap, dari manuver yang paling sederhana
sampai pada yang paling sulit dan rumit, dengan metode yang tertib, konsisten
dan sederhana, di perairan tertutup, sedemikian rupa sehingga pada akhirnya
ketrampilan tersebut dapat dikuasai oleh siswa sebagai perilaku yang bersifat
naluriah.
5.4. Latihan Perairan Terbuka
Latihan praktek di medan penyelaman yang sesungguhnya yang merupakan
perwujudan dari perpaduan hasil penguasaan teori dan ketrampilan teknis
penyelaman dari latihan sebelumnya, baik di kelas maupun di perairan terbuka.
Semakin intensif berlatih di perairan terbuka, diharapkan akan menjadi semakin
tangguh dan semakin sadar akan kemampuan dan keterbatasan diri terhadap
lingkungan bawah permukaan air, serta semakin mampu menghayati
kenyamanan dalam melaksanakan aktivitas tersebut.
5.5. Post-test
Pada akhir proses pendidikan dan pelatihan diselenggarakan evaluasi berupa
test-test, baik untuk bidang PAP, LKK, maupun LPT, sehingga pada akhirnya
dapat ditarik kesimpulan tentang tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh
siswa selama mengikuti proses belajar-mengajar dalam pendidikan dan
pelatihan tersebut.

6. PENGETAHUAN AKADEMIS PENYELAMAN

6.1. Peralatan Dasar Selam


Penyelaman olah raga pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
Skin Diving dan Scuba Diving.
Skin Diving adalah penyelaman olahraga yang hanya menggunakan peralatan
dasar selam (Skin Diving Equipment), antara lain : Mask, Snorkel, Fins, Wet
Suit, Weight belt dan Buoyancy Vest.
6.1.1. M a s k
Pengertian mask/face mask adalah peralatan selam yang menutupi
sebagian wajah terutama mata dan hidung yang berfungsi :
a. menciptakan kantong udara antara mata penyelam dan air, sehingga
memungkinkan si penyelam melihat benda di bawah air.
b. mask mencegah air masuk ke hidung dan mata, sekaligus mencegah
timbulnya iritasi, mask haruslah nyaman, pas dan kedap air. Ia harus
sedemikian rupa mengikuti bentuk wajah si pemakai. Untuk menguji
kedepannya, kenakan mask tersebut di wajah tanpa mengenakan tali
kepala, tarik napas sedikit melalui hidung dan lepaskan tangan yang
memegang mask tersebut. Jika tidak jatuh berarti mask itu cocok
untuk anda. Jika jatuh carilah yang lain.

6
Ciri-ciri :
Jika memilih masker, perhatikan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Safety tempered glass;
b. Frame terbuat dari bahan anti karat;
c. Memiliki double seal yang lentur untuk wajah;
d. Dilengkapi dengan ikat kepala yang memiliki buckles/gesper
pengencang

Pemeliharaan dan penyimpanan :


a. Jangan dibiarkan kena panas matahari terlalu lama;
b. Cuci bersih dengan air tawar selesai dipakai;
c. Jangan sampai tergencet saat menyimpan;
d. Untuk penyimpanan jangka lama, berikan silicon spray/talk dan
masukkan dalam kantong plastik.
6.1.2. Snorkel
Snorkel merupakan alat survival penting yang digunakan oleh seorang
Skin maupun Scuba Diver, sebab berfungsi :
a. membantu penyelam bernafas di permukaan air tanpa mengangkat
kepalanya.
b. Membantu penyelam berenang menuju sasaran penyelaman tanpa
harus menggunakan udara dari tabung scuba;
c. Memungkinkan penyelam melihat pemandangan bawah air dengan
cara berenang dan menelungkupkan muka di permukaan air.
Cara memilih snorkel :
Jika memilih snorkel, perhatikan cirri-ciri sebagai berikut :
a. pas dan nyaman di mulut;
b. panjang antara 12 s/d 14 inci;
c. semi fleksible;tidak dilengkapi alat penutup apapun pada ujung atas,
misalnya bola pingpong.
6.1.3. F i n s
Fin yang diindonesiakan dengan istilah “sirip selam” atau “kaki katak”
diciptakan untuk memberi kekuatan pada kaki dan merupakan piranti
penggerak. Fins bukan dibuat demi menambah kecepatan berenang
namun menambah daya kayuh. Dengan bantuan fins kemampuan
renang kita bertambah 10 kali lebih besar disbanding tanpa
menggunakan fins.
Ada tiga macam jenis fins :
• Jenis Foot Pocket
Cocok untuk kegiatan skin diving atau fins swimming, biasanya lebih
fleksible, dengan letak lempeng lebih menyudut, yang menyebabkan
kaki tidak mudah lelah. Ukuran besar-kecil merupakan hal yang lebih
menentukan; lebih repot untuk dikenakan maupun mencopotnya
untuk kegiatan scuba diving.

7
• Jenis Open Heel
Cocok untuk kegiatan scuba diving, biasanya berlempeng lurus, semi
kaku dengan lempengan lebih panjang. Jenis ini memberikan
kekuatan lebih besar, namun membutuhkan waktu penyesuaian bagi
otot-otot kaki. Open heel fins mempunyai kelebihan dalam hal
kemudahan waktu mengenakan dan melepasnya.
• Adjustable Open Heel
Jenis ini paling cocok/sesuai untuk scuba diving di perairan karena
dibuat mempunyai kantong yang cukup besar untuk kaki kaki yang
memakai boots (semacam kaos kaki terbuat dari karet), mempunyai
lempengan yang lebih lebar untuk menghasilkan tenaga besar dan
biasanya terdapat lobang-lobang alur air di bagian atas lempengan
tersebut. Lobang alur air ini mengurangi kelelahan kaki yang
disebabkan oleh daerah negatif pada lempengan.
Boots
Pelindung kaki merupakan keharusan, terutama digunakan untuk
daerah-daerah berkarang dan batu-batuan juga perlindungan
terhadap kejang kaki disebabkan kedinginan dan kemungkinan kaki
lecet. Boots dari karet busa dengan sol keras adalah jenis
perlengkapan pelindung kaki yang umum dipakai penyelam, kaos
kaki yang umum dipakai penyelam, kaos kaki tebalpun dapat
digunakan sebagai pencegah lecet sewaktu latihan. Hal penting yang
perlu diperhatikan adalah pemilihan ukuran fins agar cocok dan pas
jika menggunakan pelindung kaki.
6.1.4. Wet Suit
Pakaian pelindung penyelam yang kini umum dipakai adalah FOAM
NEOPRENE WET SUIT, terbuat dari karet neoprene yang mempunyai
gelembung-gelembung busa berudara. Bahan ini tidak menyerap air dan
dibuat dalam berbagai ukuran ketebalan bahan.
Fungsi dari Wet Suit adalah untuk melindungi penyelam dari goresan
karang dan pengurangan panas badan di bawah permukaan air. Namun
Wet Suit sama sekali tidak membuat penyelam menjadi hangat, hanya
mencegah penyelam dari kedinginan, dan bukan berarti penyelam tidak
basah. Selain Wet Suit, ada juga pakaian selam yang bernama DRY
SUIT terbuat dari bahan kanvas dan dilapisi dengan wool dan atau
memakai T-shirt.
6.1.5. Weight Belt
Weight belt atau sabuk beban diperlukan guna mengatur daya apung
(buoyancy). Setiap penyelam mempunyai daya apung yang berbeda.
Seorang penyelam di air laut tanpa menggunakan wet suit memerlukan
berat antara 4 s/d 6 pounds untuk mengimbangi daya apung positifnya,
sedang bila menggunakan wet suit memerlukan tambahan pemberat
antara 10 s/d 12 pounds di atas daya apung normal, sehingga jumlah
total yang diperlukan oleh seorang penyelam berkisar antara 14 s/d 16
pounds. Sebagai pedoman untuk mempermudah penentuan berapa

8
berat yang diperlukan adalah 1/10 dari berat badan normal untuk wet
suit dengan ketebalan 3/16 inchi. Weight belt harus dilengkapi dengan
QUICK RELEASE BUCKLE yaitu suatu gesper pengancing yang dapat
dilepas secara cepat. Cara pemakaian weight belt dipasang paling
terakhir dan paling pertama dilepas, jika dalam keadaan darurat.
6.1.6. Buoyancy Vest
Buoyancy vest adalah perlengkapan penting bagi seorang penyelam.
Fungsi dari peralatan tersebut adalah :
• Untuk memberikan daya apung positif selama berenang di
permukaan air, dengan demikian seorang penyelam dapat bergerak
tanpa banyak mengeluarkan tenaga;
• Untuk memberikan daya apung agar dapat beristirahat atau
menyangga penyelam yang mengalami keadaan darurat;
• Untuk memberi daya apung netral (neutral buoyancy) terkendali di
dalam air.
Ada beberapa jenis Buoyancy Vest yang digunakan :
a. Standard Safety Vest
b. Buoyancy Compensator (BC)
Catatan :
Disamping alat-alat tersebut diatas biasanya masih ditambah lagi dengan
peralatan keamanan tambahan, yang diperlukan untuk menambah dan
mempertinggi tingkat keamanan dan keselamatan seorang penyelam antara
lain :
o Pisau, berfungsi untuk membantu melepaskan seorang penyelam jika
terjerat tali atau jaring, juga sebagai piranti pengungkit, palu dan lain-lain;
o Sarung tangan, di setiap penyelaman pada lokasi manapun sebaiknya
seorang penyelam menggunakan sarung tangan. Tangan penyelam akan
menjadi lembut jikalau terendam dalam air dan apabila tergores sangat sulit
untuk menghentikan pendarahan.
o Tas Selam (Gear Bag), untuk menyimpan piranti selam agar tidak tercecer,
serta melindungi peralatan dari panas matahari.
6.2. Peralatan Scuba
SCUBA : Self Contained Underwater Breathing apparatus
Penyelam harus yakin akan kemampuan dan keahliannya sendiri untuk
memakai SCUBA. Jadi scuba adalah peralatan pernafasan di bawah
permukaan air yang dapat dibawa sendiri oleh si penyelam.
Pada saat ini ada 4 macam sistem dasar SCUBA yang dipakai :
6.2.1. Sistim Sirkuit Tertutup
Suatu sistim yang menggunakan zat asam/oksigen murni dilengkapi
penyerap kimia untuk menghalau zat asam arang/CO2 yang keluar dari
paru-paru. Unit ini pada hakekatnya meniupkan kembali O2 tanpa
membuang udara ke dalam air. Ini merupakan suatu sistem tertutup
sama sekali. Unit ini digunakannya terbatas hingga kedalaman 33 feet.

9
Penggunaan SCUBA jenis ini dituntut keahlian tertentu karena sangat
berbahaya.
6.2.2. Sistem Sirkuit Terbuka
Terdiri dari Demand Regulator dan Tabung Udara yang dimampatkan
(Compressed Air Tank) adalah jenis alat scuba yang pada saat ini
merupakan alat yang paling aman dipergunakan. Udara yang
dimampatkan disalurkan melalui regulator ke penyelam, dan udara yang
telah dihisap dibuang langsung ke air tanpa dipergunakan lagi.
6.2.3. Sistem Sirkuit Semi Tertutup
Dipakai untuk operasi militer dan merupakan kombinasi dari sistim-sistim
sirkuit terbuka dan tertutup. Sistem ini mempunyai kantong udara, kotak
kimiawi, regulator dan tabung udara yang dimampatkan. Sistem ini
memungkinkan penyelam militer untuk bekerja pada kedalaman dan
jangka waktu yang lama. Sistim ini memerlukan pemanasan yang
khusus serta membutuhkan peralatan pendukung yang khusus pula,
hingga unit ini jarang dipakai umum.
6.2.4. Sistem Sirkuit Tertutup Gas Campuran
Sistem ini sangat rumit, memerlukan pemeliharaan khusus dan cukup
mahal. Unit ini mempunyai kantong pernafasan, kotak kimiawi dan suatu
alat elektronis penyaring oksigen yang dapat mengontrol jumlah O2 pada
kedalaman lebih dari 1.000 feet, yang memberikan cukup udara untuk
turun dan naik kembali ke permukaan untuk pekerjaan-pekerjaan ilmiah
dalam penggunaannya memerlukan latihan yang sangat khusus.
Tabung Selam / Aqualung
Sebuah tabung selam atau botol udara yang bertekanan tinggi dibuat
untuk menampung udara yang dimampatkan secara aman. Tabung-
tabung masa kini dibuat dari bahan Baja atau Campuran Aluminium, dan
dapat diperoleh dalam beberapa ukuran.
Sidik-sidik tabung buatan Amerika
Semua tabung bertekanan tinggi buatan Amerika diharuskan
mempunyai sejumlah tanda khusus, yang tertera di sekeliling bahu
tabung untuk memperlihatkan pemenuhan persyaratan peraturan yang
dikeluarkan oleh Department of Explosive and Department of
Transportation (DOT) atau Canadian Transport Commission (CTC).
Tabung-tabung lama kadang-kadang menggunakan tanda Interstate
Commerce Commission (ICC).
CONTOH :
DOT 3 AA 2250
H 456709
9 + 72 +
Keterangan :
DOT : Department of Transportation
3 AA : Kelas dan macam bahan penahan tekanan tinggi
(Chromenolybdenum stell-4130).

10
2250 : Tekanan kerja maksimum (PSI)
H 456709 : Nomer seri tabung
9 + 72 + : Tanggal pengujian
Tanda A Plus (+), yang mengikuti tanggal ini berarti bahwa tabung dapat
diisi lebih 10% dari tekanan maksimum (Working Pressure). Suatu
tekanan maksimum sebesar 2250 Psi, dapat diisi hingga 2475 Psi.
Tabung udara tekanan tinggi buatan negara-negara Continental
mempunyai sedikit perbedaan daripada buatan Amerika. Semua tabung
tekanan tinggi harus diuji/di tes kembali setiap 5 tahun sekali, dan
dibubuhi tanggal testing terakhir. Tes ini dilakukan pada stasiun
pengujian Hidrostatis. Di Indonesia pengujian tabung dapat dilakukan di
JATAS, Jl. Minangkabau No.25, Jakarta Selatan.
Macam-macam jenis tabung :
♦ Tabung Baja 71,2 Cuft
♦ Tabung Aluminium 71,2 Cuft
♦ Tabung Aluminium 3000 Psi 72,0 Cuft
♦ Unit Tabung Ganda
¾ Tabung Baja 71,2 Cuft
Standard tabung baja adalah 25 inch panjang, mempunyai berat kira-
kira 30 Lbs dalam keadaan kosong dan dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat melayang di air laut. Bila udara dimampatkan atau
dipompakan ke dalam tabung sampai tekanan maksimum sebesar
2250 Psi itu berarti kira-kira 65 Cuft udara bebas yang
ditampungnya. Dan apabila diisi hingga melampaui 10%, yaitu 2475
Psi, berarti tabung ini biasanya disebut Tabung Selam Standar 71
kubik feet (71 Cubic Feet Standard Diving Tank).
Berat Udara
Udara yang kita mampatkan ke dalam tabung mempunyai volume
71,2 Cuft. Udara beratnya kira-kira 5 ¾ Lbs, ini berarti selama
penyelaman kita lebih ringan 5 ¾ Lbs. Tabung ini sendiri berbobot
netral hingga kira-kira separuh penjelajahan ke kedalaman sewaktu
penyelaman. Dengan Buoyancy Vest (rompi Apung), kita dapat
menyesuaikan berat tambahan udara pada permulaan penyelaman
sehingga menjadi tidak memiliki berat sepanjang seluruh
penyelaman.
Exterior Coating / lapisan Luar
Tabung baja harus menggunakan pelapis luar, yaitu lapisan
“GALVANIZED ZINC” yang berfungsi melindungi dari karat. Dengan
cara ini air laut akan menyerang Zinc lebih dulu daripada baja
dibawahnya. Mungkin inilah cara pelapisan yang paling praktis dan
tahan lama yang dapat digunakan dalam air laut. Bila suatu lapisan
akhir yang lebih cemerlang diinginkan, tersedia tabung-tabung yang
berlapiskan Vinyl atau Epoxy. Lapisan ini penggunaannya harus di
atas lapisan Galvanized untuk menghindari karat. Sedang untuk

11
perlindungan bagian dalam dari tabung baja, tersedia tabung dengan
atau tanpa lapisan dalam epoxy, hal ini tergantung selera. Suatu
tabung tanpa lapisan akan lebih mudah diperiksa bila berkarat.
Sedang tabung berlapis memberi perlindungan lebih, tapi
kelembaban dapat meresap dibalik lapisannya, yang menyebabkan
pemeriksaan karat lebih sukar.
Tindakan pencegahan demi keamanan
Suatu tabung baja tidak boleh terdapat uap air didalamnya,
kelembaban/uap air dapat dengan mudah dikeluarkan dengan
penyerapan pembersih pad sistim Compressor. Sebuah tabung
janganlah dikosongkan sama sekali pada waktu penyelaman, air
dapat mengalir kembali kedalam tabung kosong melalui regulator,
katup tabung yang dibiarkan terbuka juga memungkinkan air masuk.
Berusahalah untuk selalu menyimpan udara bertekanan lebih kurang
100 Psi di dalam tabung anda. Selama ada tekanan tinggi
didalamnya tak ada uap air, debu, kotoran atau pencemaran yang
dapat menembus masuk.
Air di dalam tabung dapat merusak bagian alam tabung tersebut, dan
dalam waktu kurang dari 1 tahun menjadikan tabung anda sebuah
“bom berjalan”. Air asin 50 kali lebih merapuhkan/menyebabkan
karat dari pada air tawar, hingga perawatan intensif dan khusus
sangat diperlukan pada lingkungan tersebut. Periksalah tabung anda
secara visual sekali satu tahun.
Penanganan dan penyimpanan
Letakkan tabung anda selalu pada posisi mendatar, sebab apabila
tabung pada posisi berdiri akan lebih mudah terjatuh yang akan
merusakkan katup tekanan tingginya. Jangan sampai tabung
terbentur, karena ketebalan tabung hanya kira-kira 1/8 inchi saja,
goresan yang dalam bisa membahayakan. Bila membawa tabung
dengan tangan sebaiknya angkatlah pada katupnya, sebab bila
mengangkut pada penyandang tabung/harness dapat meleset.
Sebuah tabung apabila disimpan untuk waktu yang lama, sebaiknya
didirikan pada posisi tegak dan diberi penahan, sehingga
memungkinkan kelembaban dapat berkumpul pada dasar tabung
yang lebih tebal. Apabila anda akan membawa tabung dengan mobil,
letakkan dasar tabung menghadap kemuka untuk menghindari
cedera pada saat berhenti mendadak dan berikan penahan agar
tabung tidak terguling.
Pemeliharaan
Cucilah tabung bersih-bersih setiap kali selesai dipakai. Sebuah
baskom plastik besar berisi air kira-kira 2/3 nya sangatlah ideal untuk
mencuci semua alat-alat. Perendaman yang lama akan melepaskan
garam yang mengering dan mengendap daripada hanya penyiraman
saja.

12
¾ Tabung Aluminium 71,2 Cuft
Silinder aluminium 71,2 cuft, panjang 28 inchi dan mempunyai berat
kira-kira 27 Lbs dalam keadaan kosong. Tabung ini 3 inchi lebih
panjang dan 3 Lbs lebih ringan daripada tabung baja dengan ukuran
yang sama. Tekanan maksimum tabung adalah 2475 Psi. Tanda A
Plus (+) untuk pengisian lebih 10% tidak diperlukan. Silinder
aluminium dijamin anti karat dan proses perapuhan tidak perlu
dikhawatirkan lagi. Tabung ini tidak melayang didalam air laut, tetapi
jelas mempunyai daya apung 5 pounds bila penuh dan 9 pounds bila
kosong. Ini berarti penyelam sangat memerlukan timah beban yang
dapat diikatkan pada back pack/penyandang atau harness dan atau
langsung pada sabuk beban weight belt. Sampai saat ini tabung
scuba aluminium dibuat di Amerika oleh Luxver USA Ltd.
¾ Tabung Aluminium 3000 Psi 72,0 Cuft
Tabung ini panjangnya 26 inc, beratnya 30 Lbs dan berbobot netral
dalam air laut. Kapasitas tabung adalah 72,0 Cuft pada tekanan
maksimum 3000 Psi ada tekanan 2475 Psi tabung akan berisi lebih
kurang 60 kubik feet udara bebas.
¾ Unit Tabung Ganda
Unit tabung ganda ini disediakan untuk persediaan yang lebih lama.
Ini dapat disatukan dengan katup ganda atau dua tabung tunggal
yang digabungkan dengan pipa penyambung. Pipa penyambung
memungkinkan anda untuk menggunakan tabung tunggal tersebut
secara terpisah. Penyandang yang berbeda diperlukan untuk
masing-masing tabung tunggal maupun tabung unit ganda. Tabung
ganda 71 Cuft sangat berat diluar air, hal ini sangat memerlukan
latihan serta daya tahan tubuh yang besar dalam pemakaiannya.
Tipe unit ini sangat cocok untuk penyelaman air dalam, fotografi
bawah air atau penyelaman penyelamatan yang memerlukan bottom
time yang lama. Unit ini sering digunakan bila menyelam dari kapal
daripada penyelaman dari pantai. Untuk penyelaman yang
membutuhkan persediaan udara yang banyak, tabung ganda 53
merupakan suatu unit kompak yang baik dan tidak terlalu berat.
Katup Tabung / Valve
Ada 2 jenis katup standar yang dipakai pada tabung selam, yaitu :
A. Type Non Reserve / “K” Valve
Katup “K” tanpa cadangan adalah katup yang mudah ditutup dan
dibuka. Tabung dengan katup ini mengharuskan penyelam
menggunakan alat tambahan untuk memonitor seberapa banyak
udara yang masih ada dalam tabung. Alat itu disebut “Submersible
Pressure Gauge”.

13
B. Type Constant Reserve / “J” Valve
Katup ini hampir sama dengan katup “K” Valve, adapun
perbedaannya adalah Type Constant Reserve/ (J) Valve ini
dilengkapi dengan perlengkapan mekanisme cadangan pada
tekanan 300 Psi. Jadi apabila tekanan tabung turun sampai kira-kira
300 Psi, pegas akan menutup katup dan menimbulkan kontraksi
dalam pengadaan udara untuk pernapasan, dan dengan menarik ke
bawah batang penghubung yang tersambung pada katup cadangan
disisi kiri tabung, dapat melepaskan kembali katup yang tertutup,
maka mengalirlah sisa udara terakhir pada tabung. Katup cadangan
menyediakan udara cukup untuk penyelam segera naik ke
permukaan. Batang penarik katup cadangan harus selalu pada posisi
naik (up position) walaupun tabung dalam keadaan kosong, hal ini
untuk mengendorkan pegas pada katup cadangan tersebut. Katup
cadangan dapat dengan mudah ditarik ke bawah selama melakukan
penyelaman dan hal ini tidak mempengaruhi supply aliran udara,
hanya bila isi tabung dibawah 300 Psi akan ada penghentian aliran
udara. Unit tabung ganda mempunyai cadangan sebesar 600 Psi. Ini
hanya diisikan pada satu tabung saja yang mana akan disebarkan
merata pada tabung lainnya bila tangkai cadangan ditarik, sehingga
tersedia 300 Psi cadangan udara pada setiap tabung.
Penanganan dan perawatan
Bila membuka suatu katup, putarlah kearah buka sampai habis,
kemudian putar kembali kearah tutup setengah putaran, hal ini untuk
menghindari kemacetan atau kerusakan pada katup tabung. Bila
akan menutup katup tabung, lakukanlah secara halus namun rapat
dan tidak perlu keras-keras., sebab kebanyakan katup menggunakan
nilon yang dapat rusak bila ditutup secara paksa dan kuat-kuat.
Apabila ingin melakukan pengujian visual, maka tabung harus
dikosongkan perlahan-lahan untuk menghindari pengembunan di
sekeliling katup dan leher tabung bila kosong.
“Jangan sekali-kali membubuhi lemak atau pelumas apapun pada
katup anda. Bengkel perbaikan dan pemeliharaan hanya
menggunakan minyak pelumas silikon anti meledak”.
O-Ring seal
O-ring karet (gelang karet berbentuk O) yang kecil terletak pada
permukaan katup membuat suatu kedap tekanan tinggi antara
regulator dengan katup tabung. Bawalah selalu persediaan O-ring
dalam tas perlengkapan selam anda, sebab apabila o-ring tersebut
hilang maka regulator anda tidak dapat dipakai.
Pipa partikel
Semua katup tabung mempunyai pipa partikel yang menggantung ke
dalam tabung, gunanya untuk mencegah pencemaran butiran-butiran
besar tertiup masuk ke dalam regulator.

14
Pelat Keamanan/Savety disc
Letak pelat ini belakang katup tabung, berfungsi mencegah
kerusakan pada saat pengisian udara yang berlebihan atau apabila
terjadi kebakaran. Contoh tekanan pengisian yang dapat
merusakkan pelat pengaman :
1800 Psi – akan pecah pada tekanan 2800 Psi
2250 Psi – akan pecah pada tekanan 3400 Psi
3000 Psi – akan pecah pada tekanan 3900 Psi
Pada keadaan tertentu pelat (lempengan tipis) dapat pecah pada
tekanan yang rendah. Hal ini terjadi akibat pengisian yang terlalu
cepat atau pengisian panas tanpa merendam tabung dalam air.
Pelat-pelat pengaman ini dapat diganti pada fasilitas bengkel
perbaikan alat selam.
Pengisian tabung
Semua tabung harus diisi secara perlahan-lahan, direndam dalam
bak air apabila mengisinya dengan kompresor tekanan tinggi atau
sistim tabung gudang udara, maka tabung yang diisi akan panas, Hal
ini mengikuti hukum gas yang dikenal dengan “Hukum Charles” yang
berbunyi : “jika volume tetap konstan (sama), maka tekanan akan
berbanding sama/lurus dengan suhu”. Dengan kata lain jika suhu
naik maka tekanan akan naik pula. Pada tabung standard (71,2 Cuft)
kenaikan tekanan ini berkisar kira-kira 4 Psi untuk setiap derajat
Fahrenheit (1o F). Tabung yang diisi dengan tidak didinginkan maka
suhunya akan menjadi 130o F dan tekanan mencapai 2250 Psi. Jika
tabung tadi dimasukkan dalam air maka suhunya akan turun menjadi
50o F. berarti suatu penurunan suhu sebanyak 80 o F.
Telah diketahui bahwa jika terjadi penurunan tekanan sebesar 4 Psi
maka akan terjadi penurunan satu derajat F, tabung tersebut
kehilangan sebesar 320 Psi (4 Psi x 80 = 320 Psi). Tabung yang
semula diisi dengan tekanan 2250 Psi sesungguhnya kini hanya
mempunyai tekanan sebesar 1930 Psi saja, berarti jauh berkurang
dari tekanan normal. Hal serupa akan berbahaya jika suatu tabung
diisi secara perlahan-lahan hingga mencapai tekanan 2475 Psi. Jika
tabung demikian dibiarkan terjemur matahari, maka suhu dengan
mudah dapat naik antara 170 o sampai 180o F. Tabung yang semula
mempunyai tekanan 2475 Psi pada suhu 50o F kemudian naik
menjadi 130o F, akan mendapat tambahan tekanan 520 Psi, maka
tekanannya akan menjadi 3000 Psi (2995 Psi). Tekanan tersebut
sudah cukup untuk memecahkan pelat pengaman oleh karena itu
"Letakkan tabung yang diisi tekanan maksimum di tempat yang
rindang atau tempat yang tidak langsung terkena matahari".
Back Pack / Penyandang Tabung
Untuk menahan tabung anda pada tempatnya, maka diperlukan
"Penyandang Tabung" atau Backpack.
Peralatan masa dulu dilengkapi dengan penyandang yang biasanya
dihubungkan pada tabung dan sabuk dari logam. Macam

15
penyandang ini masih memungkinkan tabung bergerak atau terguling
di punggung penyelam. Untuk menahan tabung agar tidak bergerak,
suatu pengikat yang melalui selangkangan kaki dianggap perlu.
Backpack yang dirancang akhir-akhir ini memungkinkan letak tabung
pada ketinggian yang cocok bagi setiap penyelam.
Dengan adanya lengkungan keping pada type ini mencegah tabung
bergeser serta pengikat selangkangan tidak diperlukan lagi. Semua
Unit Backpack dan sabuk penyandang harus mempunyai gesper
luncur cepat pada ikat bahu kiri ikat pinggang.
Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penyelam melepas maupun
memasang kembali tabung di dalam air.

Regulator
Ada beberapa macam Regulator, yaitu :
a. Two Hose / Pipa Ganda
Regulator Demand yang biasa dikenal di Amerika sejak tahun
1949 terdiri dari satu bagian yang dipasang di atas katup tabung
dengan sebuah pipa penyalur udara napas, mouthpiece dan
sebuah pipa buang udara. Pada saat ini biasanya disebut Two
Hose Regulator.
Mouthpiece atau Genggam Mulut adalah suatu bagian yang
dimasukkan ke dalam mulut.
b. Two Stage / 2 Tingkatan
Tekanan tabung dibagi dalam 2 tingkatan.
Dari tekanan tinggi pada tingkat pertama (first stage) ke tekanan
lebih rendah kira-kira 140 Psi pada tingkat kedua (second stage).
Hal ini diatur di dalam ruang kecil pada regulator.
Bila penyelam menarik napas ia akan menciptakan keadaan
Vacum (hampa udara) dalam pipa pernapasan dan juga pada
ruang regulator. Sekat karet (membran) yang terkena langsung
dengan air menekan pengungkit tingkat kedua dan menyebabkan
udara bertekanan rendah mengalir ke penyelam.
Apabila penyelam berhenti bernapas, aliran udara secara cepat
menjadi seimbang dalam pipa dan ruang regulator, lalu sekat
akan kembali ke letak biasa dimana pengungkit tingkat kedua
menutup jalannya aliran udara.
Oleh karena tekanan air yang mengatur aliran udara, maka
dengan sendirinya tekanan disesuaikan dimana penyelam
berada.
Suatu Demand Regulator sebenarnya merupakan suatu
mekanisme sederhana, dimana udara mengalir hanya bila
penyelam menarik napas dan langsung menyesuaikan secara
otomatis dengan tekanan air pada kedalaman tersebut melalui
cara equalization yang sederhana.

16
Single Stage / Tingkat Pertama
Salah satu jenis regulator dengan pipa ganda yang menggunakan
sistem pengungkit sederhana, yang merubah tekanan langsung
pada First Stage. Unit regulator ini sudah tidak diproduksi lagi di
Amerika.
Single Hose / Selang Tunggal
Regulator yang paling umum digunakan pada saat ini adalah
Regulator Single Hose, yang terdiri dari :
1. First Stage / Tingkat Pertama dengan tekanan tinggi yang
dikembangkan ke katup tabung.
2. Pipa bertekanan antara.
3. Second Stage / Tingkat Kedua yang terdiri dari Sekat Karet
Pengungkit Tingkat Kedua, Katup Buang Udara dan Genggam
Mulut / Mouthpiece.
Regulator Single Hose / selang tunggal bekerja dengan dua (2)
tahap sama halnya Regulator Two Hose / Selang Ganda.
Perbedaan utamanya adalah bahwa kedua tingkatannya terpisah.
Dimana Second Stage terletak dekat mulut penyelam untuk
memudahkan bernapas, oleh karena itu sekat karet berada pada
permukaan yang sama dengan paru-paru dalam posisi berenang
biasa.
Gelembung udara yang dihembuskan / dibuang keluar melalui
saluran pembuang yang terbuat dari karet, yang letaknya di
bawah tingkat kedua. Regulator Two Hose untuk perbandingan,
membuang udara buangan kembali melalui bagian badan
regulator yang terletak di belakang dan agak di atas penyelam
melalui pipa pembuang yang terpisah.
Regulator ini menimbulkan suara terlalu banyak serta tidak
menghalangi pandangan penyelam, tetapi pengambilan napas
agak lebih sukar, disebabkan letak regulator yang berada di
belakang.
Tombol Kuras
Regulator Single Hose adalah unit yang terpadu, mudah dipakai,
mudah dikuras dan sebagai tambahan mempunyai tombol kuras
yang terletak di bagian depan tingkatan kedua, yang menempel
ke sekat karet demi melancarkan pengurasan.
Katup Pembuang
Udara dan air keduanya dapat dibuang keluar melalui katup
pembuang yang terbuat dari karet, yang terletak di bagian dalam
regulator.

17
Tolok Ukur Tekanan Tinggi (High Pressure Port Submersible
Pressure Gauge)
Terletak pada tingkat pertama adalah "High Pressure Port", ini
biasanya ditandai dengan huruf HP. Di sinilah "Submersible
Pressure Gauge" anda dipasang untuk dapat melihat langsung
tekanan tabung anda pada waktu menyelam. Alat ini merupakan
salah satu bagian yang penting digunakan bersama regulator
hingga penyelam dapat mengetahui secara langsung berapa
banyak udara yang tersisa di dalam tabung pada setiap saat. Alat
ini merupakan alat ukur anda selama penyelaman.
Anda dapat merencanakan seluruh penyelaman dengan
mengetahui kapan harus kembali ke kapal atau ke pantai untuk
mengadakan penyelaman berikutnya, atau untuk memper-
hitungkan naik yang aman pada waktu penyelaman yang lebih
dalam. Submersible Pressure Gauge dapat digunakan dengan
atau tanpa katup cadangan pada tabung Scuba, katup cadangan
hanya berfungsi sebagai unit penunjang bila anda lupa melihat
Gauge pada saat yang beraturan.
Adaptor
Kebanyakan First Stage juga mempunyai "Low Pressure Port"
yang dapat dipergunakan untuk piranti (tool) yang memakai udara
bagi penyelam pekerja, atau pemasangan "Second Stage
Regulator" dan pipa untuk patungan atau sebagai unit pendukung
untuk penyelaman. Octopus Rig / Pipa untuk Patungan dan
Bouyancy Compensator Vest dapat disambungkan dengan Low
Pressure Hose dan Adaptor untuk pengisian udara langsung dari
regulator. Alat-alat tersebut merupakan sebagian dari alat yang
digunakan untuk Advanced Diving.
Memasang Regulator pada tabung
Bila anda sudah siap untuk memasang regulator ke katup tabung,
bukalah tutup pelan-pelan untuk menghembuskan kotoran debu
pada O-ring yang melindungi inlet tekanan tinggi dan
tempatkanlah Yoke pada tingkatan pertama melingkupi katup
tabung berkedudukan pada O-ring. Tempatkanlah selalu pipa
regulator ke arah kanan melewati bahu kanan penyelam.
Keraskanlah pemutar sekuat tangan saja, kemudian bukalah
perlahan-lahan katup tekanan tingginya dengan penuh, lalu putar
kembali setengah putaran. Ingatlah selalu untuk menguji dengan
menarik dan menghembuskan napas, kadang-kadang katup
pembuang tersangkut bila kering, dengan menyiram bagian mulut
dengan air dan meniup keras-keras maka akan membuka
kembali.
“Periksalah selalu tekanan udara di tabung”
Bila Submersible Pressure Gauge pada regulator tidak
dipergunakan atau tidak memiliki peralatan tersebut untuk

18
memeriksa tekanan tabung, maka sebuah tank Pressure Gauge
dapat dipergunakan.
Melepas regulator
Setelah selesai penyelaman, biarkanlah air terlebih dulu menetes
hingga kering dari katup sebelum dibuka. Tutuplah katup sekuat
kewajaran tangan. Semua regulator masih mempunyai tekanan
udara pada tingkat pertama dan tingkat kedua, udara ini harus
dikeluarkan sebelum melepaskan regulator dari katup. Hal ini
dapat mudah dilakukan dengan menekan tombol kuras pada
single house regulator"s atau dengan meniup keluar udara sisa
pada Two House Regulator. Bila regulator dilepas tanpa
mengeluarkan udara sisa, maka dapat mengakibatkan terjadinya
sentakan pada O-ring yang kadang-kadang mengakibatkan O-
ring tersebut pecah.

6.3. Fisika penyelaman (Physics of Diving)


Pengetahuan terapan hukum-hukum fisika yang berhubungan dengan
penyelaman adalah persyaratan terpenting bagi tehnik penyelaman yang
aman. Banyak masalah kesehatan penyelaman yang secara langsung
diakibatkan oleh pengaruh-pengaruh fisiologis dari hukum-hukum tersebut
terhadap manusia. Suatu ikhtisar dari hukum-hukum fisika yang penting
berkenaan dengan kegunaan pengobatan secara klinis, perlu diketahui.
6.3.1. Satuan tekanan
Tekanan udara di permukaan laut pada suhu OoC pada dasarnya adalah
tekanan yang disebabkan oleh berat atmosfir di atasnya. Tekanan ini
konstan yaitu sekitar 760 mm Hg (14.7 Psi) dan dijadikan dasar ukuran
satu atmosfir.
Persamaan tekanan
1 Atmosfir = 10.07 (10) *meter air laut
= 33.05 (33) * kaki air Laut
= 33.93 (34) * kaki air tawar
= 1.033 kg/cm2
= 14.696 (14.7) * Lbs/ins2
= 1.013 bars
= 101 kilopascals
= 760 mm air raksa ( mm Hg)
= 760 torr
Tekanan akan menurun pada ketinggian karena atmosfir diatasnya
berkurang, sehingga berat udarapun berkurang. Demikian sebaliknya
tekanan akan meningkat bila seorang menyelam dibawah permukaan
air. Hal ini disebabkan karena berat dari atmosfir dan berat dari air
diatas penyelam. Ukuran-ukuran tekanan dari berbagai kedalaman
mengungkapkan bahwa tekanan 760 mm Hg (yaitu sama dengan
standard atmosferik pressure) akan terasa pengaruhnya kira-kira pada

19
kedalaman 10 m dari air laut (33 kaki). Berdasarkan Hukum Pascal yang
menyatakan bahwa tekanan yang terdapat di permukaan cairan akan
menyebar ke seluruh arah secara merata dan tidak berkurang pada
setiap tempat dibawah permukaan laut, tekanan akan meningkat
sebesar 760 mm Hg (1 atmosfir) untuk setiap kedalaman 10 m. Tekanan
yang terdapat pada suatu titik menunjukkan tekanan 1 atmosfir (tekanan
di permukaan + tekanan yang disebabkan oleh kedalaman air laut).
Satuan-satuan dari jumlah tekanan adalah Atmosfir Absolut (ATA) yaitu :
Kedalaman (depth) Tekanan Absolut (Gauge Pressure)
Di permukaan 1 ATA 0 ATG
10 meter 2 ATA 1 ATG
20 meter 3 ATA 2 ATG
30 meter 4 ATA 3 ATG
Ukuran tekanan (Gauge Pressure) menunjukkan tekanan yang terlihat
pada alat pengukur dimana terbaca 0 pada tingkat permukaan.
Karenanya tekanan ini selalu 1 atmosfer lebih rendah dari pada tekanan
absolut.
6.3.2. Hukum-hukum Gas
Udara yang kita hirup mengandung komponen-komponen sebagai
berikut :
- 78 % Nitrogen (N2)
- 21 % Oksigen (O2)
- 0,93 % Argon (Ar)
- 0,04 % Carbon Dioxide (CO2)
- Gas-gas mulia (Ne, He, dsb.)
Gas yang umumnya digunakan untuk tujuan penyelaman adalah :
- Udara (bebas kotoran)
- Campuran oksigen
- Campuran O2 dan Helium (He), kadang-kadang + N2
Hukum-hukum gas yang berlaku terhadap gas-gas di dalam rongga-
rongga tubuh seperti paru-paru, saluran yang menghubungkan hidung
dengan sinus dll., serta gas-gas di dalam larutan antara lain adalah :
a. Hukum Boyle
(Hukum Perubahan Tekanan dan Volume)
Hukum ini menegaskan hubungan antara tekanan dan volume dari
suatu kumpulan gas akan berbanding terbalik dengan tekanan
absolut, yaitu : V = 1/P
Jadi : PV = K atau P1V1 = P2V2
P = Tekanan
V = Volume
K = Konstan
Ini berarti bahwa bilamana tekanan meningkat, volume dari suatu
kumpulan gas akan berkurang atau sebaliknya.
Selama tekanan sebanding dengan kedalaman, maka volume akan
menjadi setengah volume dari semula.

20
Hubungan ini berlaku terhadap semua gas-gas di dalam ruangan-
ruangan tubuh sewaktu penyelam masuk ke dalam air maupun
sewaktu naik ke permukaan.

Hukum Boyle pada penyelaman tahan napas


Seorang penyelam yang menghirup napas penuh di permukaan akan
merasakan paru-parunya semakin lama semakin tertekan oleh air di
sekelilingnya sewaktu ia turun.
Contoh :
Bila seorang penyelam Scuba menghirup napas penuh (6 liter) pada
kedalaman 10 meter ( 2 ATA), menahan nafasnya dan naik ke
permukaan (1 ATA), udara di dalam dadanya akan berlipat ganda
volumenya menjadi 12 liter, maka ia harus menghembuskan 6 liter
udara selagi naik untuk menghindari agar paru-parunya tidak
meledak.
P1V1 = P2V2 P1V1 2x6
P1 = 2 ATA V2 = ----------- = ----------
V1 = 6 liter P2 1
P2 = 1 ATA
V2 =? V2 = 12 liter
Semua gas yang berada di dalam rongga tubuh akan terpengaruh
oleh hubungan tekanan volume ini. Dalam hal mengenai telinga
bagian tengah, tekanan air yang berperan di dalam tubuh akan
dihantar oleh cairan-cairan tubuh ke rongga udara di dalam telinga
bagian tengah. Selama tekanan meningkat volume akan berkurang,
karena telinga bagian tengah ada di dalam rongga tulang yang kaku,
rongga yang sebelumnya terisi oleh udara akan diisi jaringan yang
membengkak dan menonjol ke dalam gendang telinga.
Rangkaian kejadian yang menjurus ke perusakan jaringan dapat
dicegah dengan menyeimbangkan tekanan (Equalizing). Udara

21
ditiupkan ke dalam saluran Eustachius dari tenggorokan untuk
menjaga agar volume gas yang ada di telinga bagian tengah tetap
konstan, sehingga tekanannya menyamai tekanan air. Proses serupa
dapat terjadi di dalam rongga-rongga sinus, akan tetapi disini dapat
diseimbangkan sendiri (self equalizing) dalam keadaan normal,
karena rongga sinus punya hubungan terbuka dengan rongga
hidung. Perubahan terbesar volume gas yang mengikuti perubahan
air terjadi dekat permukaan.
Sebagai contoh :
1 liter gas di permukaan akan menyusut sampai ½ liter pada
kedalaman 10 meter ( 1 ATA sampai 2 ATA), sedang perubahan
volume antara 30 meter dan 40 meter (4 ATA sampai 5 ATA) hanya
akan kembali sebesar 5 % yaitu dari ¼ sampai 1/5 liter. Ini
menjelaskan mengapa tidak mungkin menghindari resiko-resiko pada
penyelaman dangkal.

Gambar :

b. Hukum Dalton (Tekanan Partial dari Campuran Gas).


Hukum ini berhubungan udara (suatu campuran Nitrogen dan
Oksigen) dan dengan pernafasan gas campuran. Dinyatakan bahwa
jumlah tekanan dari suatu campuran gas-gas adalah jumlah dari
tekanan secara tersendiri menempati seluruh ruang (volume),
selama tekanan secara menyeluruh meningkat, tekanan partial dari
tiap-tiap gas akan meningkat.
Karena udara adalah suatu campuran yang terdiri dari kurang lebih
80% bagian N2 dan 20% bagian O2, maka udara di permukaan terdiri
dari :
N2 = 80% dari 1 ATA (760 mm Hg).
= 0,8 ATA (608 mm Hg).
O2 = 20 % dari 1 ATA (760 mm Hg)
= 0,2 ATA (152 mm Hg)

22
Tekanan partial dari suatu gas di dalam campuran diperoleh dengan
mengkalikan persentasi gas dengan tekanan total. Dengan
kedalaman tertentu, peningkatan tekanan partial yang terjadi adalah
sebagai berikut :
Permukaan = 1 ATA = 0,8 ATA N2 + 0,2 ATA 02
(PP O2 = 20% x 1 ATA)
10 meter = 2 ATA = 1,6 ATA N2 + 0,4 ATA O2
(PP O2 = 20% x 2 ATA)
30 meter = 4 ATA = 3,2 ATA N2 + 0,8 ATA O2
(PP O2 = 20% x 4 ATA)
40 meter = 5 ATA = 4,0 ATA N2 + 1,0 ATA O2
(PP O2 = 20% x 5 ATA)
Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa pada kedalaman 40
meter (tekanan 5 ATA), penyelam yang bernafas dengan udara biasa
akan menghirup oksigen dengan tekanan partial yang sama (0,1
ATA) seperti saat ia sedang menghirup 100% O2 di permukaan air.
Hukum ini penting untuk mengetahui efek Toksik Gas Pernafasan
pada kedalaman, Penyakit Dekompresi dan Penggunaan Oksigen
maupun Campuran Gas untuk tujuan pengobatan.
Sebagai contoh :
Seorang penyelam yang menghirup suatu campuran 60% / 40%
Oksigen dan Nitrogen, resiko menderita keracunan Nitrogen terjadi
pada kedalaman sekitar 30 meter (4 ATA).
c. Henry (Larutan Gas dan Cairan)
Hal ini berhubungan dengan penyerapan gas di dalam cairan.
Dinyatakan bahwa pada suhu tertentu jumlah gas yang terlarut di
dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan partial dari gas
tersebut di atas cairan.

23
Di permukaan laut (1 ATA) dalam tubuh manusia terdapat kira-kira 1
liter larutan Nitrogen. Apabila seorang penyelam turun sampai
kedalaman 10 meter (2 ATA) tekanan partial dari Nitrogen yang
dihirupnya menjadi 2 kali lipat dan akhirnya yang telarut dalam
jaringan juga menjadi 2 kali lipat (2 liter). Waktu sampai terjadinya
keseimbangan tergantung pada daya larut gas di dalam jaringan dan
pada kecepatan suplai gas ke jaringan oleh darah. Pengaruh
fisiologis dari hukum ini terhadap seorang penyelam berlaku untuk
Penyakit dekompresi, keracunan gas dan pembiusan gas Lembam
(Inert Gas Narcosis). Bilamana tekanan yang terdapat dalam larutan
terlarut cepat berkurang, gas akan keluar dari larutan dalam bentuk
gelembung-gelembung gas. Pada penyelam, pelepasan gelembung-
gelembung ini dapat menyumbat pembuluh darah atau merusakkan
jaringan-jaringan, hal ini menyebabkan berbagai pengaruh dari
penyakit dekompresi atau “Bends”. Kita dapat melihat pengaruh yang
sama pada karbon dioxide di dalam larutan. Bila kita membuka botol
bir dengan tiba-tiba, maka akan terlihat gelembung-gelembung gas
yang naik ke permukaan botol.
d. Hukum Charles (Perubahan Suhu dan Volume)
Hukum ini menyangkut hubungan antara suhu, volume dan tekanan.
Dinyatakan bahwa bila tekanan tetap konstan, volume dari sejumlah
gas tertentu adalah berbanding lurus dengan suhu absolut. Hukum
ini ada hubungannya dengan kompresi dan dekompresi dari gas-gas
dan pengaruhnya terhadap silinder, regulator, chamber dan lain-lain,
serta menerangkan bahwa perubahan tekanan dapat dilihat bilamana
silinder yang berisi udara tekan terjemur di matahari. Bila volume
tetap konstan dan suhu meningkat, tekanan akan meningkat. Hukum
Charles dapat dilihat bila seorang yang secara tidak sengaja
melubangi tabung semprot (Spray Can) dan melihat gas yang
menguap di udara.
6.3.3. Daya Apung / Buoyancy
Hukum Archimedes menyatakan bahwa setiap benda yang dibenamkan
seluruhnya atau sebagian ke dalam cairan mendapat tenaga dorong
sebesar bobot cairan yang digantikan. Semakin padat cairan itu semakin
besar daya apungnya. Dengan demikian penyelam dan kapal-kapal
mengapung lebih tinggi di air laut daripada di air tawar. Dengan paru-paru
mengembang sepenuhnya, orang biasanya akan mengapung di atas
permukaan air laut, hal ini karena orang mempunyai daya apung positif.
Apakah penyelam dapat mengapung secara positif atau negatif
merupakan ciri dari setiap penyelam. Manfaat mengetahui apakah anda
termasuk memiliki daya apung positif atau negatif adalah untuk :
¾ Upaya yang diperlukan untuk penyelaman, daya apung positif
memberikan kesulitan pada saat turun, tetapi membantu saat naik;
¾ Kemungkinan hilangnya orientasi di bawah air. Bilamana perasaan
posisi penyelam sudah terganggu, seperti halnya pada daya apung

24
netral (Netral Buoyancy) yaitu tidak tenggelam atau mengambang,
pengurangan lebih lanjut pada setiap rangsangan pancaindra (Sensory
Stimulation) seperti berkurangnya penglihatan di dalam air yang
suram, dapat mengakibatkan disorientasi yang parah dengan
kemungkinan akibat-akibat yang berbahaya.
Tingkat daya apung setiap penyelam dipengaruhi oleh beberapa faktor,
berat alat-alat yang dipakai dapat menyebabkan penyelam tenggelam.
Silinder berisi udara tekan akan menjadi lebih terapung bila udara dipakai
hingga menjadikannya ringan. Pakaian selam (wet suit) yang terdiri dari
sel-sel karet busa berisi udara, bila kedalamannya bertambah, volume
udara di dalam sel-sel tersebut berkurang dengan demikian mengurangi
daya apung. Rompi-rompi yang dapat mengembang (Buoyancy
Compensator’s) dapat diisi udara untuk mendapat daya apung positif. Bila
penyelam menghirup nafas volume di dada akan meningkat, yang
cenderung membuatnya mengapung, sedang bila ia menghembuskan
akan cenderung tenggelam. Maka sering seorang penyelam
menghembuskan nafasnya pada saat meninggalkan permukaan untuk
memanfaatkan pengaruh tersebut dan hal itu membantunya untuk turun.
6.3.4. Suhu / Temperatur
Suhu air di sekeliling menentukan kenyamanan penyelam secara
maksimal. Hampir semua suhu perairan lebih dingin dari suhu badan yang
normal (37o C atau 98o F) dan karena itu seorang penyelam akan
kehilangan panas terhadap air karena konduksi. Lapisan-lapisan dari
lemak atau baju selam akan mengurangi pengaruh itu. Pada penyelaman,
pemeliharaan suhu badan penyelam menjadi suatu kebutuhan utama.
Suhu air makin berkurang secara nyata bersamaan dengan
bertambahnya kedalaman dan perubahan suhu terbesar terjadi setelah
kira-kira 10 meter pertama. Hal itu disebabkan karena hilangnya sebagian
besar panas matahari pada kedalaman yang lebih dalam. Air dingin dapat
menyebabkan gangguan-gangguan fisiologis yang gawat seperti
pusing/vertigo dan sakit kepala.
6.3.5. Penglihatan dan Cahaya
Penglihatan tanpa bantuan (cahaya) di bawah air akan buruk, yang
diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan dalam pembiasan sinar di bawah
air. Masalah ini sebagian dapat diatasi dengan memakai suatu masker
dimana terdapat suatu lapisan udara antara mata kita dengan air.
Pemakaian suatu mask meskipun memperbaiki penglihatan di bawah air
dapat menyebabkan suatu kesan palsu akan jarak, menjadikan benda-
benda terlihat kurang lebih ¼ lebih besar dan lebih dekat dari jarak
sebenarnya. Ini menerangkan mengapa penyelam yang daya
penglihatannya kurang baik akan meningkat sedikit di bawah air. Lensa
yang dapat memperbaiki penglihatan (corrective lens) dapat dipasang
pada mask untuk mereka yang memakai kacamata. Pemakaian lensa
kontak (contact lens) di bawah air telah berhasil baik untuk digunakan
pada face mask maupun pemakaian langsung. Ketajaman penglihatan di

25
bawah air sangat rendah, ini dikarenakan oleh penyebaran cahaya yang
membentuk bayang-bayang dari benda halus yang mengambang di dalam
air dan apabila kontras berkurang, penglihatan akan terganggu.
Kejernihan air, cuaca yang terang dan cahaya buatan akan membantu
menanggulangi masalah ini. Di bawah air warna-warna tidak akan tampak
seperti pada permukaan, hal ini disebabkan penyerapan terhadap panjang
gelombang tiap warna yang tidak sama besarnya.

Alat-alat ini masih sedang diuji di Luar Negeri. Biaya pembuatan dan kurangnya
perlindungan terhadap dingin dan air yang masuk ke hidung mungkin akan
membatasi pemakaian lensa-lensa selam.

Merah ----------------- Paling banyak diserap


Orange

Kuning ---------------- Sedikit kurang diserap

Hijau ---------------- Kurang banyak diserap


Biru
Indigo

Ungu --------------- Paling sedikit diserap

26
Di kedalaman sinar matahari yang merupakan kombinasi warna-warna
merah, orange, biru, indigo dan ungu akan lebih terlihat sebagai warna
biru tua.
6.3.6. Suara di bawah air sangat dipengaruhi oleh penghantarnya yaitu melalui
media cairan. Kecepatan suara di bawah permukaan air kira-kira 4 kali
lipat lebih cepat daripada di udara. Suara di udara akan cepat kehilangan
energinya bila dipancarkan ke dalam air, dengan demikian di dalam air
akan sukar mendengarkan suara yang dibuat di udara dekat permukaan
air. Pendengaran seseorang di bawah air akan berkurang akibat pengaruh
air terhadap gendang telinga dan beberapa frekwensi suara lebih
terpengaruh dari yang lain. Memakai penutup kepala akan lebih
mengurangi ambang pendengaran, akanlah sukar bagi penyelam
melokalisir arah suara di dalam air. Telinga manusia telah diciptakan
untuk melokalisir arah suara di udara. Mekanisme ini akan terganggu
karena suara berjalan 4 kali lebih cepat di dalam air. Lokalisasi suara lebih
dipersulit lagi oleh karena di bawah air suara akan dihantar ke organ
pendengaran lebih baik melalui tulang kepala daripada melalui gendang
telinga.

6.4. Fisologi Penyelaman


Pengertian tentang cara kerja tubuh yang normal dapat membantu untuk
memahami pengaruh-pengaruh penyelaman terhadap manusia.
6.4.1. Pernapasan
Bernapas itu perlu sekali supaya dapat mensuplai oksigen (O2) ke semua
jaringan tubuh dan untuk mengeluarkan karbon dioksida (CO2) yang
dihasilkan oleh darah melalui paru-paru. Udara masuk ke paru-paru
melalui sistem berupa pipa yang makin menyempit (Bronchi dan
Bronchioles) yang bercabang di kedua belah paru-paru dari saluran udara
utama (Trachea). Pipa ini berakhir di gelembung-gelembung paru-paru
(Alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan
karbon dioksida dipindahkan dari tempat dimana darah mengalir. Ada
lebih dari 300 juta kantong serupa di dalam paru-paru manusia. Ruang
udara ini dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia semacam
deterjen yang dapat menetralkan kecenderungan Alveoli untuk
mengempis.

27
G a m b a r

Permukaan bagian luar paru-paru ditutup oleh selaput (Pleura) yang licin
dan selaput serupa membatasi permukaan bagian dari dinding dada.
Kedua selaput tersebut terletak dekat sekali dan hanya dipisahkan oleh
lapisan cairan yang tipis, karenanya dapat dipisahkan dan terdapat suatu
rongga di antara selaput-selaput itu yang diberi nama ruang antar rongga
selaput dada (Intra Pleural Space). Sewaktu menarik napas (inspirasi),
dinding dada secara aktif tertarik keluar oleh pengerutan dinding dada,
dan sekat rongga dada (Diafragma) tertarik ke bawah.
Berkurangnya tekanan di dalam menyebabkan udara mengalir ke paru-
paru. Dengan upaya yang maksimal pengurangan ini dapat mencapai 60-
100 mm Hg di bawah tekanan atmosfir. Hembusan napas keluar
(ekspirasi) disebabkan karena mengkerutnya paru-paru dan dinding yang
mengikuti pengembangan. Tekanan yang meningkat di dalam dada
memaksa gas-gas keluar dari paru-paru. Ini terutama terjadi tanpa upaya
otot tetapi dapat dibantu oleh hembusan napas yang kuat. Pengukuran
fungsi pernapasan ada banyak dan bermacam-macam, tetapi hanya
beberapa hal yang penting saja yang ada hubungannya dengan
penyelaman yang akan diterangkan.
a. Kapasitas Total Paru-paru (Total Lung Capacity / TLC)
Merupakan jumlah volume gas yang dapat ditampung oleh kedua
paru-paru bila terisi penuh. Ini biasanya kurang lebih 5 liter.
b. Kapasitas Vital (Vital Capacity / VC)
Merupakan volume gas maksimal yang dapat dihembuskan keluar
setelah dihirup secara maksimal. Ini biasanya kurang lebih 4-5 liter.
Kadang-kadang juga disebut Daya Tampung Vital yang dipaksa
(Forced Vital Capacity / FVC).
c. Volume Sisa (Residual Volume / RV)
Adalah jumlah gas yang tertinggal dalam paru-paru setelah
dihembuskan secara maksimal. Ini biasanya kurang lebih 1,5 liter, dan
dapat dihitung sebagai berikut : TLC – VC = RV. Perhatian, bahwa RV
adalah kurang lebih 25 % dari TLC.

28
d. Tidal Volume / TV
Merupakan volume gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-
paru selagi suatu putaran pernapasan sedang istirahat secara normal.
Biasanya kurang lebih 0,5 liter.
e. Volume Pernapasan Permenit (Respiratory Minute Volume / RMV)
Merupakan jumlah gas yang bergerak masuk dan keluar dari paru-
paru dalam satu menit, yaitu TV x frekwensi pernapasan = RMV. Ini
biasanya kurang lebih 6 liter permenit dalam keadaan istirahat (5 x 12),
tetapi dapat melebihi 100 liter dengan latihan berat.
f. Kapasitas Vital Sewaktu (Time Vital Capacity / TVC)
Merupakan bagian dari Vital Capacity / VC, yang dapat dihembuskan
dalam waktu tertentu (biasanya satu detik). Ini sering disebut Volume
Ekspirasi yang dipaksakan (Forced Expiratory Volume / FEV 1).
Pada orang dewasa yang sehat ini harus melebihi 75 % dari FVC
tetapi biasanya berkurang pada penyakit-penyakit seperti Asma,
Bronchitis, Emphysema dan lain-lain, dimana gerakan udara melalui
saluran-saluran udara menjadi lemah karena penyempitan saluran
udara atau kekenyalan dari paru-paru yang berkurang disebabkan oleh
pengerasan, goresan dan lain-lain. Hal ini membantu untuk
menghindari mereka yang akan menjadi cenderung terkena penyakit
Pulmonary Barothauma (Burst Lung).
Parameter-parameter mekanis ini penting untuk memahami fisiologi
pernapasan, karena secara relatif akan dapat memungkinkan ramalan
tentang :
• Resiko Barotrauma paru-paru sewaktu naik,
• Kecepatan dimana penyediaan udara tekan akan terpakai habis,
• Kedalaman maksimal untuk penggunaan pipa udara (snorkel) yang
aman,
• Terjadinya kelelahan napas dikarenakan alat-alat pernapasan dari
peralatan selam yang kurang lengkap dan kurang berdaya-guna,
• Terjadinya kekurangan oksigen (Hypoxia) yang dikarenakan
ventilasi paru-paru yang tak cukup,
• Dan masih banyak lagi.
Alveoli paru-paru / kantong udara merupakan kantong kecil dan tipis
yang melekat erat dengan lapisan pembuluh darah halus (kapiler)
yang membawa darah yang bebas oksigen (deoxygenated) dari
jantung. Molekul oksigen dapat disaring melalui dinding pembuluh
darah tersebut untuk masuk ke aliran darah. Sama halnya dengan
karbondioksida yang dilepaskan dari darah ke dalam kantong udara
untuk dikeluarkan melalui pernapasan, menentukan jumlah oksigen
yang masuk ke dalam darah dan jumlah karbondioksida yang
dikeluarkan dari darah.

29
G a m b a r

Darah dari jantung kanan melewati arteri-arteri yang memisahkan ke


dalam jaringan pembuluh-pembuluh darah halus (capilair) yang
melingkupi Alveolus. Jaringan ini menyebarkan darah ke sekeliling
daerah yang luas dan memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara
Alveolus dan darah.
Gas buang cenderung untuk berdifusi dari daerah dengan tekanan partial
tinggi ke daerah lain dimana tekanan partialnya lebih rendah yaitu
dikarenakan selisih tekanan (Pressure Gradient). Selisih tekanan oksigen
dari Alveoli ke aliran darah dan sebaliknya selisih tekanan karbondioksida
dari saluran darah ke Alveoli menentukan pertukaran gas-gas tersebut di
dalam paru-paru. Keseimbangan terjadi dengan masuknya oksigen ke
aliran darah dari paru-paru dan dengan dikeluarkannya karbondioksida
dari aliran darah masuk ke paru-paru. Selisih tekanan yang sama terdapat
pada tingkatan jaringan darah, dimana CO2 dilepas oleh jaringan masuk
ke aliran darah dan O2 berdifusi ke dalam jaringan-jaringan. Ini terjadi
pada setiap pernapasan dan pertukaran peredaran darah. Pertukaran gas
terjadi karena difusi, dan ini ditentukan sampai tingkat tertentu di udara
oleh berat jenis gas yang bersangkutan.
Di Alveoli paru-paru, O2 berdifusi lebih cepat daripada CO2 karena berat
jenisnya lebih rendah. Difusi gas dalam jaringan tubuh sangat dipengaruhi
oleh daya larutnya di dalam cairan-cairan jaringan dan darah, dan oleh
karena CO2 kurang lebih 24 kali lebih mudah larut dalam darah dibanding
O2, maka keseluruhan kecepatan difusi CO2 melebihi kecepatan O2
sekitar 20 kali lipat. Difusi gas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain :
• Kelainan pada dinding Alveoli (Alveolar Walls).
• Peredaran pembuluh darah halus (Capillair) yang tak sempurna dapat
mengurangi suplai darah ke Alveoli.

30
• Mengecilnya Alveoli yang dapat mengurangi daerah pemindahan gas.
Salah satu dari semua itu dapat menyebabkan kurangnya O2 dalam darah
atau berkurangnya pengeluaran CO2 dari darah. Jadi Hypoxia
(kekurangan O2) atau Hipercapnia (kelebihan CO2) dapat terjadi.
6.4.2. Peredaran Darah
Peredaran atau suplai darah diberikan pada jaringan-jaringan tubuh,
darah beroksigen dari paru-paru dan mengalirkan sisa berupa CO2 ke
paru-paru untuk dikeluarkan. Sistem ini terdiri dari suatu pompa sentral
(jantung) dimana darah vena yang tidak mengandung O2 dipompakan ke
paru-paru. Darah dibawa dari jantung ke jaringan melalui suatu saluran
seperti pipa yang disebut arteri. Arteri ini akan bercabang-cabang dan
menjadi lebih kecil (arteriol), kemudian di jaringan dan paru-paru akan
menjadi pembuluh-pembuluh yang halus (kapiler). Pertukaran di paru-
paru dan jaringan terjadi melalui kapiler ini. Kapiler-kapiler meninggalkan
jaringan membawa darah yang tanpa O2 dan masuk ke pembuluh-
pembuluh darah kecil yang akan bergabung membentuk pembuluh darah
balik yang lebih besar yang disebut dengan Vena. Vena-vena membawa
darah kembali ke jantung. Istilah pada sirkulasi darah di paru-paru
berbeda dengan jaringan lain, karena disini arteri paru-paru membawa
darah yang tanpa O2, sedangkan vena paru-paru membawa darah yang
mengandung O2 dari paru-paru menuju ke jantung.
Diagram skematis berikut ini menjelaskan hal-hal yang perlu tentang
peredaran darah.
Gambar

31
Diagram tersebut secara skematis menunjukkan bagaimana darah
mengalir dari seluruh jaringan tubuh lewat serambi kanan, melalui
pembuluh nadi (arteri), Pulmonalis ke paru-paru.
Darah ini dating dari pembuluh balik (vena) tubuh dan mengambil O2 dari
paru-paru dan melepaskan CO2.
Darah yang kaya O2 ini dipompakan ke seluruh tubuh melalui vena
pulmonalis, serambi kiri, bilik kiri serta arteri.
Arteri membawa darah pada tekanan tertentu dan memiliki dinding-
dinding otot yang tebal.
Dinding vena cenderrung menipis dan tidak elastis karena tekanan darah
di dalamnya rendah.
Dinding-dinding kapiler terdiri dari hanya satu lapisan tunggal dari sel-sel
untuk mempermudah difusi gas.
Jantung itu sendiri merupakan satu unit yang terbagi dalam dua bilik
(vertical) dan dua serambi (atrium).
Katup-katup (valves) menjaga agar darah tidak mengalir ke dalam atrium
bila ventrikel mengkerut.
Setiap sisi jantung bebas daripada yang lainnya, tetapi masing-masing
mengkerut secara bersamaan pada setiap putaran.
Kecepatan mengkerut jantung atau denyut nadi berbeda pada setiap
orang, tetapi rata-rata kecepatan normal adalah :
¾ Istirahat : 60 - 80 permenit
¾ Bekerja : 80 - 150 permenit
Pada umumnya di dalam tubuh terdapat kurang lebih 6 liter darah yang
terdiri dari cairan-cairan serum, zat pembeku darah (plasma), sel-sel
darah merah yang mengandung O2 dan CO2 serta sel-sel darah putih
yang berguna untuk melawan infeksi. Volume darah biasanya konstan
selama hidup, tetapi kecepatan peredaran sangat berbeda tergantung
kebutuhan O2 oleh jaringan.
Oleh karena itu pada waktu bekerja denyut nadi atau denyut jantung
meningkat agar dapat mensuplai lebih banyak darah dan dengan
demikian lebih banyak CO2 yang dapat dikeluarkan dari jaringan-jaringan.
Pengisian jantung juga mengikat sebelum setiap siklus dengan demikian
meningkatkan pengadaan darah.
Jantung mampu memompa kurang lebih 4-5 liter darah per menit pada
waktu istirahat, dan bisa mencapai 20 liter pada waktu latihan.
Tekanan dan volume darah harus tetap berada pada batas tertentu agar
jaringan-jaringan tidak kekurangan oksigen, atau untuk mencegah
pecahnya arteri.
Tekanan darah tergantung pada kecepatan dan kekuatan pengerutan
jantung dan juga pada daya tahan arteri terhadap aliran darah.
Faktor-faktor ini ada di bawah pengawasan susunan syaraf yang pada
gilirannya dipengaruhi oleh alat-alat tubuh yang peka terhadap tekanan.
Tekanan darah saat istirahat normal adalah 120-140 mm Hg sewaktu
jantung mengkerut (sistolik).

32
Bila tekanan darah turun, peredaran darah ke jaringan tidak cukup hingga
menyebabkan kekurangan oksigen.
Ada beberapa sebab dimana hal itu terjadi, seperti kalau kita berdiri terlalu
lama yang menyebabkan darah berkelompok di kaki hingga aliran darah
yang kembali ke jantung menjadi lemah dan mengakibatkan turunnya
tekanan darah.
Pendarahan yang terlalu banyak akan mengurangi volume darah, dengan
demikian dapat menurunkan tekanan darah. Penurunan sirkulasi darah
yang hebat disebut “shock”. Bila shock ini tidak segera diatasi dapat
mengakibatkan kematian karena kekurangan suplai darah membawa
oksigen ke jaringan yang sangat diperlukan seperti otak. Shock sering
diatasi dengan jalan memberikan cairan cairan melalui pembuluh darah
(intra vena) untuk meningkatkan volume darah dan menaikkan tekanan
darah.

G a m b a r

6.4.3. Pengawasan Pernapasan


Untuk mempertahankan kadar oksigen dan karbondioksida, volume
pernapasan semenit (adanya ventilasi dari paru-paru) harus seimbang
dengan pemakaian oksigen dan kecepatannya menghasilkan karbon
dioksida. Pernapasan diatur oleh pusat pernapasan terutama dalam hal
terjadinya perubahan kadar karbondioksida darah, tapi juga sedikit

33
dipengaruhi oleh sensor di dalam aorta dan arteri katoris yang mengamati
perubahan-perubahan kadar oksigen di dalam darah.
Hal ini menerangkan mengapa ketidak-sadaran dapat terjadi bila
melakukan hyperventilasi sebelum penyelaman tahan napas. Pusat
pernapasan tidak dirangsang oleh karbondioksida, yang telah berkurang
oleh hyperventilasi dan gagal untuk bereaksi dengan baik terhadap
bahaya berkurangnya kadar oksigen selama penyelaman dan sewaktu
naik ke permukaan.

6.4. Keadaan Darurat pada Penyelaman


Keadaan darurat selalu dimungkinkan terjadi pada setiap penyelaman,
betapapun sempurnanya persiapan untuk itu telah dilakukan. Cukup banyak
variabel yang dapat diidentifikasikan sebagai faktor penyebabnya. Kondisi
penyelaman, panik, cuaca, kedalaman, kerusakan peralatan dan seterusnya.
Keadaan ini bila tidak segera ditanggulangi secara tepat dan cepat sangat
potensial menjadi penyebab terjadinya kecelakaan penyelaman.
Ironisnya sebagian besar kecelakaan penyelaman justru terjadi pada saat
seorang penyelam sudah mulai merasa berpengalaman (kawakan), merasa
cukup mampu menangani masalah penyelaman. Suatu keadaan yang
cenderung membuat orang menjadi lengah dan ceroboh. Kelengahan dan
kecerobohan di sini mencakup fisik maupun mental. Kelengahan mental
menyebabkan “human error”, atau kekhilafan manusiawi yang bila dihadapkan
pada kondisi rawan dapat berakibat fatal. Human error / kekhilafan manusiawi,
itulah sebab utama terjadinya kecelakaan penyelaman.
Karena itu tetap relevan untuk dianjurkan agar para penyelam senantiasa
bersedia melatih diri, mempersiapkan diri, briefing, de-briefing, dive planning,
check dan re-check peralatan sebelum menyelam, mempelajari kembali
prosedur-prosedur baku dalam penyelaman dan sebagainya. Filosofinya, lebih
baik belajar mengenali dan menghindari bahaya sebelumnya daripada
mengatasi bahaya setelah terjadi, karena hasilnya sangat spekulatif.
6.5.1. Keadaan Tanpa Udara
Dari sekian banyak keadaan darurat yang dapat terjadi setiap kali
menyelam, situasi “tanpa udara” merupakan hal yang paling riskan
penanggulangannya. Bertahun-tahun orang memperdebatkan jalan atau
cara apa yang terbaik untuk dilakukan jika menghadapi keadaan
“kehabisan udara”. Pada kenyataannya, tidak ada satu carapun yang
dapat disepakati sebagai cara yang memuaskan dan memberikan jaminan
keselamatan bagi pelakunya. Persatuan Olah raga Selam Seluruh
Indonesia, menawarkan beberapa cara atau prosedur yang dianggap
“layak” untuk mengatasi keadaan darurat tersebut.
Cara menghadapi keadaan darurat dapat dibedakan dalam 2 kategori,
yaitu :
a. Dengan “bantuan”
Menghadapi keadaan darurat penyelaman dengan bantuan
dibagi menjadi 2 ialah :

34
1. Octopus Assisted Ascent (OAA)
OAA dapat dilakukan dalam hal seorang penyelam
memberikan bantuan udara kepada mitranya yang
kehabisan udara, melalui “extra second stage” yang lazim
disebut “octopus”. Cara ini relatif aman dan mudah
pelaksanaannya karena masing-masing penyelam bernapas
melalui sebuah “second stage” tersendiri.
2. Buddy Breathing (BB)
Dilakukan dengan cara bergantian bernapas melalui satu
“Second Stage” dari satu regulator dari si penolong (Donor).
Hendaknya terus menerus dilakukan sambil naik ke
permukaan secara terkendali, karena itu BB sering juga
disebut buddy breathing ascent (BBA).
b. Dengan “Berdikari”
Cara menghadapi keadaan darurat yang terjadi dalam
penyelaman, khususnya kehabisan udara, mungkin harus
dilakukan sendiri oleh si penderita, dalam hal tidak ada lagi
mitra yang bisa dimintai bantuan.
Ada dua macam cara “berdikari” yang bisa dilakukan yaitu :
1. Emergency Swimming Ascent (ESA)
Ini adalah cara menghadapi keadaan darurat secara
berdikari yang terpenting, dimana si penyelam yang
kehabisan udara berenang ke permukaan secara terkendali
sambil terus menerus menghembuskan udara keluar, untuk
menjaga agar tidak terjadi pengembangan paru-paru yang
berlebihan.
2. Buoyancy Ascent (BA)
Adalah prosedur ”Berdikari” pilihan terakhir. Dilakukan
dengan cara membuang weight belt dan menggunakan daya
apung positif yang diperoleh dengan mengembangkan BC di
kedalaman. Buoyancy ascent dipraktekkan jika penyelam
serius meragukan bahwa ia tidak mungkin dapat mencapai
permukaan dengan berenang. Buoyancy ascent dari
kedalaman sangat berbahaya karena ada kemungkinan
gerak laju ke permukaan menjadi tidak terkendali. Buoyancy
ascent ini sering disebut pula emergency / exhaling
buoyancy ascent.
Apabila anda sungguh-sungguh menghadapi keadaan darurat dalam arti
kehabisan udara, cobalah mengikuti prosedur di bawah ini melalui urutan
teratas yaitu :
1. Berhenti dan berpikir. Hentikan manuver anda dan berpikir secara
wajar tentang situasi yang sedang anda alami;
2. Hembuskan udara lambat-lambat (kalau masih ada) dan perhatikan
SGP anda;

35
3. Jika SGP masih menunjukkan :
- adanya tekanan udara, maka tekanlah tombol kuras;
- tidak ada tekanan udara, cek katup tabung, mungkin tombol katup
masih dalam posisi “off” yang biasanya terjadi pada awal
penyelaman.
4. Usahakan untuk menarik napas lagi kalau masih ada hantaran udara,
beri isyarat pada mitra anda dan jelaskan keadaannya. Bila tekanan
udara pada posisi cadangan, hentikan penyelaman dan naik saja ke
permukaan.
5. Bila tidak ada hantaran udara, mintalah mitra anda untuk melakukan
OAA / BB. Bila mitra telah jauh, pilih manuver ESA / EBA (sebagai
alternatif terakhir).
6. Bila mitra anda tidak bisa diajak komunikasi dan tidak mengerti
siatuasi yang anda hadapi, maka lakukanlah ESA / EBA sebagai
alternatif terakhir.

Catatan :
Latihan naik ke permukaan dalam keadaan darurat (apapun teknik /
prosedurnya) merupakan bagian vital dalam pendidikan dan pelatihan
selam, demi menghasilkan penyelam yang kompeten. Khusus tentang
ESA perhatikanlah beberapa prinsip di bawah ini :
1. Buang weight belt anda untuk memperoleh / meningkatkan daya
apung anda.
2. Anda sedang melaju ke permukaan dengan menggunakan upaya
renang kendali.
3. Hembuskan udara keluar selagi melaju ke permukaan (karena menarik
napas juga tidak dimungkinkan).

6.5. Lingkungan Penyelaman


Kenalilah medan penyelaman
Bagaimanapun juga (perencanaan penyelaman) dan latihan yang betul
membantu penyelaman menjadi aman, tidak perduli apakah penyelaman ini
dilakukan di laut, di danau besar/kecil, sungai, lubang galian (quarries),
daerah karang, dermaga, oil rig’s di laut.
Jika anda berada di daerah yang asing, sebaiknya berkonsultasi dengan
penduduk setempat. Mereka biasanya akan dengan senang hati memberikan
keterangan tentang lokasi penyelaman yang menarik serta tentang hal-hal
yang mungkin harus anda hadapi.
Penyelaman dari pantai
Jika memungkinkan periksa dahulu daerah-daerah penyelaman dari suatu
ketinggian. Anda dapat mengamati kondisi air, menentukan daerah entry dan
exit yang baik dan aman. Persiapkan alat sebaik mungkin karena bisa jadi
anda harus melewati jalan setapak. Jika jarak diving area yang dituju dekat,

36
anda bisa memakai pakaian separuh lengkap dan mengangkat peralatan
selam sekali jalan.
Ground Pad / Tikar Alas
Alas yang diletakkan di tanah merupakan sarana yang baik untuk meletakkan
tas perlengkapan dan jika anda terpaksa harus memakai pakaian selam di
pantai pasir yang basah. Alas ini dapat berupa terpal dari bahan ringan
dengan ukuran kira-kira 4 x 5 feet. Setelah selesai digunakan alat ini dapat
dengan mudah dilipat dan disimpan dalam tas.
Letakkan perlengkapan yang berat dekat dengan tepian air, tapi jauh dari
garis batas pencapaian ombak, siapkanlah peralatan hingga siap pakai.
Berpakaian dan pengecekan peralatan hendaknya dilakukan secara team.
Diving dapat diadakan dari pantai maupun dari kapal, untuk penyelaman dari
pantai memerlukan perencanaan lebih matang.
Ombak dan Gelombang
Jika anda hendak menyelam di laut yang mempunyai dasar berpasir dan
bergelombang, maka amati tinggi gelombang dan frekuensi (kekerapan
ombak besar). Gelombang besar sangat berbahaya dan membuat jarak
pandang / Visibility sangat kurang. Jangan sekali-kali mencoba menyelam
pada saat gelombang besar.
Rangkaian Gelombang
Ombak yang ditimbulkan di daerah yang berbeda letaknya dapat bertemu
dan membentuk satu alun yang besar dan menghasilkan gelombang lebih
besar. Inilah perlunya mengamati rangkaian ombak. Rangkaian ini dapat
terdiri dari pasangan tiga atau empat ombak normal dan kemudian disusul
oleh satu ombak yang lebih besar. Memilih waktu yang tepat adalah unsur
terpenting dalam upaya Entry Undertow (Arus bawah). Aliran air kembali ke
laut akibat gelombang yang memecah di pantai dinamakan Undertow dapat
dengan mudah menjatuhkan seorang penyelam yang berperlengkapan berat.
Undertow ini mengalir kembali ke laut dengan jarak pendek dan melalui
bawah gelombang yang sedang menuju ke pantai. Dengan sendirinya pantai
yang agak curam mempunyai aliran Undertow lebih besar.
Foot Pocket Fins dengan mudah dapat terlepas di dalam Undertow jika
penyelam berdiri lama di garis gelombang (Surf line). Gunakanlah Heel Strap
Retainer (Ikat Tumit Khusus) untuk mencegah Fins jenis ini terlepas.
Sand Entry
Jika anda telah siap masuk ke air, adakan Equipment Check terakhir dalam
rangka Buddy Team. Air On, Reserve Up, Vest Infletor Ok, Fins dapat dipakai
dengan menopang Buddy untuk menjaga keseimbangan, Mask – Snorkel –
Sarung Tangan Ok. Dalam air tenang, penyelam dapat masuk ke air dengan
saling berpegangan tangan untuk menjaga keseimbangan. Berjalan mundur,
Mask terpasang dan dipegangi baik, snorkel berada dalam mulut, Vest
dikembangkan sebagian untuk positive buoyancy selagi berenang di
permukaan. Jika air sudah mencapai mulut, balikan badan, tengkurap dan
bersama-sama memulai snorkeling. Dalam keadaan air bergelombang, Entry
dengan Buddy Team dapat dilakukan dengan bersamaan. Sedang dalam

37
keadaan laut bergelombang besar, maka rekan Buddy yang memegangi
apungan (Floot), masuk ke air terlebih dahulu, dengan memperhitungkan
waktu yang tepat, yaitu menghitung timing untuk Entry pada saat redanya
diantara rangkaian gelombang-gelombang. Jangan sesaatpun berdiri di garis
gelombang sambil membetulkan atau menyetel perlengkapan.

“Sekali anda siap …………………………….. Langsung Go !!!”

Usahakanlah secepatnya anda lepas landas dan disangga air. Ikuti arah air
yang menuju ke laut lepas, memecah gelombang dengan cara menyelam di
bawahnya. Ingatlah "Kekuatan terbesar gelombang adalah terletak di bagian
pucuk/ujungnya. Begitu anda berada di daerah aman terbesar dari
gelombang, tambahkan udara ke B.C. anda agar daya apungnya bertambah
serta perhatikan rekan / Buddy anda yang kini giliran untuk Entry. Kekuatan
dari sistem ini adalah penyelam setiap waktu memperhatikan rekan /
Buddynya saat Entry dan selalu siaga jika Buddy nya memerlukan
pertolongan.
Medan Berbatu
Daerah berbetu-batu (Rock Areas), biasanya merupakan daerah penyelaman
yang lebih mempesona dan beragam panorama keindahannya. Namun perlu
diperhatikan beberapa langkah pengamanannya. Perhatikanlah terutama
jalan setapak yang biasanya hanya selebar jalan tikus, apalagi anda sedang
menggendong peralatan selam melalui daerah ini. Batu-batu yang terdapat di
pinggir garis air, biasanya akan licin karena tumbuhan lumut, renik-renik
kerang yang tajam dan algae. Pelindung kaki harus dipergunakan dan Entry
dari daerah batu-batuan, boots yang baik akan melindungi kaki anda.
Sarung Tangan
Setiap penyelaman harus menggunakan sarung tangan. Hal ini
menyebabkan anda harus berlatih dan mampu menangani masalah
perlengkapan selam selagi memakai sarung tangan.
Dive Planning
Sebelum penyelaman dimulai, tentukan siapa diantara Buddy yang menjadi
petunjuk jalan, kemana arah yang dituju, kedalaman berapa yang akan
dicapai serta dimana exit yang direncanakan. Hal ini sangat perlu karena
akan dapat diketahui berapa waktu yang aman untuk kegiatan penyelaman.
Navigasi
Jika menggunakan kompas sebaiknya anda menyelam menyusuri dasar dan
terus menuju ke kedalaman. Menyusuri dasar yang landai untuk
memudahkan usaha Equalizing, dibandingkan menukik turun ke kedalaman
dengan mengalami perubahan tekanan air dengan cepat. Mengendalikan
arah di bawah air adalah hal yang amat penting, kompas digunakan untuk
menentukan arah dari dan ke pantai, sehingga menghindari setiap kali
muncul ke permukaan air untuk mengecek arah. Letakkan kompas di muka
anda sedatar mungkin jika mengecek arah. Jarum kompas datar dipengaruhi
oleh kumpulan logam, maka jangan menggunakan kompas terlalu dekat

38
dengan tabung buddy. Jarak kompas tidak terpengaruh oleh logam adalah
minimum 2 – 3 feet. Deviasi (kesalahan) kompas dapat terjadi, hal ini
tergantung dari kekuatan magnetis dari jarum kompas itu sendiri. Tabung
Scuba yang terbuat dari aluminium tidak mempengaruhi kompas.
Ada 3 jenis kompas yang digunakan untuk navigasi :
a. Dome Type merupakan kompas yang penunjuk arahnya menghadap
terdekat kepada penyelam.
b. Flat atau Horizontal Type adalah kompas yang mempunyai jarum petunjuk
arah utara, dibaca melintasi muka kompas dan juga dilengkapi dengan
"garis bidik lurus" yang digunakan untuk mengendalikan arah dengan cara
mempertahankan jarum kompas tetap menunjukkan pada arah kompas
yang dituju.
c. Jenis ini merupakan kompas yang paling efisien untuk navigasi karena
dilengkapi dengan lingkaran tepi yang dapat diputar (rotating bezel).
Lingkaran ini diberi tanda dan tanda ini dapat disetel sedemikian rupa
hingga ditempatkan di atas jarum kompas sebagai pengendali arah.
Setiap saat arah penyelaman dapat dicek dengan kompas jenis ini.
Dengan memutar lingkaran tepi kompas atau membalik arah penyelaman
180o, penyelam dapat berenang kembali pada starting point semula.
Sudut tubuh merupakan faktor terpenting. Berenanglah selurus mungkin
jika menggunakan kompas yang dipakai di pergelangan tangan. Selain
dengan kompas navigasi dapat dilakukan dengan melihat bentuk dasar
laut.

Belajarlah mengenal pola umum suatu dasar laut.

6.6. Mengunakan Tabel Selam


6.7.1. Konsep Haldane
Pada tahun 1900, Haldane seorang dokter Inggris yang banyak
berkecimpung dalam kegiatan penyelaman menemukan bahwa gas yang
diserap oleh tubuh dapat ditahan di dalamnya bila penurunan tekanan
adalah 2 banding 1. Seorang penyelam dapat bekerja pada kedalaman 33
feet (10 m) untuk waktu yang lama, tanpa terjadi pembentukan
gelembung-gelembung bila dia kembali ke permukaan. Pada kedalaman
lebih dari 33 feet penyerapan gas bertambah besar melebihi 2 : 1, maka
semakin besar kedalamannya makin singkat waktu di dasarnya (Bottom
time). Dari tabel selam dapat dilihat sampai seberapa lama kita dapat
tinggal di kedalaman tertentu untuk kembali ke permukaan secara
langsung dan aman.
6.7.2. Tabel U.S. Navy No. 1-10
Tabel selam US Navy diberi nomor 1-9 sampai dengan 1-13. Tabel No.1-9
mencakup petunjuk umum. Tabel No.1-10 merupakan tabel dekompresi
standart. Sedang Tabel No.1-11 sampai dengan 1-13 untuk penyelaman
ulang, yaitu penyelaman lebih dari satu kali yang dilakukan dalam kurun
waktu kurang dari 12 jam. Pada tabel No. 1-10 ada 6 (enam) kolom

39
vertikal. Pada kolom pertama tertulis kedalaman mulai dengan 40 feet.
Penambahan kedalaman sebesar 10 feet bagi seorang penyelam harus
menjadi patokan untuk penentuan kedalaman selam. Bila kedalaman
sebesar 62 feet maka harus dihitung menjadi 70 feet, dan bila
kedalamannya 75 feet maka dihitung menjadi 80 feet dan seterusnya.
Selalu harus dihitung kedalaman paling besar yang dicapai. Misalnya bila
kedalaman penyelaman 60 feet tetapi karena sesuatu hal tiba-tiba harus
turun ke 80 feet untuk beberapa saat saja, maka kedalaman penyelaman
harus dihitung menjadi 80 feet.
Pada kolom kedua ditulis waktu di dasar (Bottom time) dalam menit. Arti
waktu di dasar (BT) ialah waktu antara saat permukaan ditinggalkan
sampai saat akan naik ke permukaan. Bila waktu penurunan sampai
kedalaman yang hendak dicapai 5 menit dan waktu yang digunakan
sebelum naik adalah 20 menit, maka waktu BT adalah 25 menit.

Permukaan Permukaan

Turun 5 menit Naik

20 menit penyelaman

Pada kolom ini setiap kedalaman dimulai dengan angka yang


menunjukkan waktu maksimal pada kedalaman tersebut yang belum
memerlukan dekompresi, artinya muncul sampai di permukaan dapat
dilakukan tanpa perlu berhenti untuk membiarkan kelebihan gas yang
diserap oleh tubuh dapat lepas secara wajar. Laju kecepatan naik adalah
60 feet / menit atau 1 feet / detik.
Waktu maksimal ini disebut "Batas Tanpa Dekompresi" atau lazim disebut
"No Decompressi Limit" atau "Waktu Nol".
Pada penyelaman pertama batasan-batasan aman sebagai berikut :

Kedalaman NDL Kedalaman NDL


(feet) (menit) (feet) (menit)

40/12 m 200 100/33 m 25


50/17 m 100 110/35 m 20
60/20 m 60 120/40 m 15
70/24 m 50 130/43 m 10
80/28 m 40 140/47 m 10
90/30 m 30 150-190 / di atas 50 m 5

Bila melampaui batasan tersebut maka harus dilihat BT yang


bersangkutan dan perlu berhenti untuk dekompresi. Kolom ketiga adalah
waktu sampai pemberhentian dekompresi pertama (dalam menit dan
detik). Kecepatan naik 1 feet/detik harus diambil sebagai patokan. Kolom
keempat adalah kedalaman pemberhentian dekompresi (dalam feet).

40
Seorang penyelam scuba harus selalu berusaha agar jangan melampaui
batas tanpa dekompresi (NDL). Pada kolom ini dapat dilihat bahwa
pemberhentian dekompresi dapat dimulai pada kedalaman 500 feet.
Biasanya pemberhentian dekompresi dibuat pada 10 feet.
Ingat tabel ini disusun untuk kegiatan selam “Hardhat”, dimana persediaan
udara bukan merupakan masalah. Bila perlu dilakukan pemberhentian
dekompresi maka letak posisi paru-paru harus pada kedalaman yang
ditentukan, bukan pinggang atau kepala.
Kolom kelima menjelaskan waktu total yang dibutuhkan untuk naik ke
permukaan dengan kecepatan 1 feet/detik ditambah waktu pemberhentian
dekompresi. Pada kolom terakhir tercatat kode grup kelompok ulang atau
“Repetitive Group (GR) yang harus dipakai bila dilakukan penyelaman
ulang.
Tanpa faktor keamanan
Tabel ini disusun untuk penyelam-penyelam AL. Amerika yang terlatih
dengan kondisi fisik yang prima. Sebagai penyelam tempur maka tidak
ada faktor keamanan, oleh karena itu bila melakukan penyelaman sampai
batas “Tanpa Dekompresi”, maka tetap ada kemungkinan akan terjadi
gejala pembentukan gelembung, oleh karena itu janganlah sampai
mencapai pada batas tersebut. Ambillah toleransi sedikit, kurangi BT
sampai kira-kira 5 menit lebih kecil dari waktu “Tanpa Dekompresi”
supaya aman. Demikian pula bila dilakukan penyelaman yang lama dan
atau dalam, berhentilah untuk beberapa menit pada kedalaman 10 feet
demi keamanan anda sendiri.
Muncul Darurat
Jikalau tidak ada tabung reserve hingga penyelam harus timbul di
permukaan, maka ia harus mengikuti prosedur darurat Angkatan laut
Amerika. Penyelam harus dalam waktu 3 menit muncul, mamakai tabung
baru dan segera turun kembali ke kedalaman 40 feet. Pada kedalaman ini
penyelam harus membuat “Decompression Stop” selama ¼ waktu
dekompresi yang seharusnya ia buat pada 10 feet. Lalu naik ke 30 feet
dalam waktu tepat 1 menit, kemudian melakukan dekompresi stop selama
1/3 waktu dekompresi yang seharusnya pada 10 feet, naik lagi ke 20 feet
dalam waktu 1 menit tepat dan melakukan dekompresi stop 1 waktu
dekompresi 10 feet, dan terakhir naik ke 10 feet dalam waktu 1 menit
tepat untuk melakukan dekompresi stop selama 1,5 waktu dekompresi
stop kedalaman 10 feet, kemudian muncul ke permukaan. Prosedur ini
harus diikuti apabila tidak ada “Recompression Chamber” didekatnya.
Maka dari itu sediakanlah selalu tabung untuk reserve.
“Harap diingat !!!”
¼ pada 40 feet; 1/3 pada 30 feet;
½ pada 20 feet; 1/5 pada 10 feet
Dengan kecepatan 10 feet / menit.

41
Contoh :
Waktu dekompresi seharusnya 3 menit pada 10 feet. Maka bila mengikuti
prosedur di atas adalah sebagai berikut :
0,75 menit pada 40 feet
1 menit pada 30 feet
1,5 menit pada 20 feet
4,5 menit pada 10 feet

Total 7,75 + 4 menit untuk naik


Total di bawah air : 11,75 menit
Dari contoh sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa, suatu
penyelaman memerlukan perencanaan secara baik dan benar untuk
menghindari timbulnya persoalan/masalah.
Penjelasan tentang prosedur penggunaan tabel selam untuk keperluan
praktek akan diberikan oleh instruktur pada saat dilaksanakan PAP
dengan menggunakan format-format terlampir.

7. LATIHAN KETRAMPILAN KOLAM

7.1. Masuk ke air (Entry)


Ada 4 macam cara yang lazim digunakan oleh seorang penyelam untuk masuk
ke bawah permukaan air, yaitu :
7.1.1. Standing Front Entry
Seorang penyelam dapat masuk ke air dari geladak kapal, perahu dan
dermaga dengan menggunakan posisi masuk berdiri.Ini cara yang paling
aman untuk digunakan.Penyelam akan masuk dengan kaki terlebih
dahulu, dengan posisi “Melangkahkan kaki (Giant Step)”.Pada waktu kaki
menyentuh air, kedua kaki dikatupkan kembali untuk menjaga posisi
penyelam agar tetap di permukaan.Satu tangan memegang mask dan
regulator agar tidak lepas pada saat bersentuhan dengan air, sedangkan
satu tangan lagi memegang bagian bawah B.C. untuk menjaga supaya
tabung tidak mengenai tengkuk seandainya tabung tidak terikat pada B.C.
secara sempurna, kemudian kepala menunduk.Jika sudah siap,
langkahkan kaki ke depan tanpa adanya gerakan lompatan.Jangan
miringkan ke belakang ataupun ke depan. Biarkan kaki tetap terentang
hingga menyentuh permukaan air.
7.1.2. Sitting front entry
Cara ini akan sangat berguna jika akan masuk air dari dermaga yang
rendah ataupun plat form. Dalam posisi duduk, fins berjuntai keluar,
tempatkan tangan di kedua sisi, berputarlah dan masuk ke air, kedua kaki
mengayuh agar tidak menyembul ke permukaan.

42
7.1.3. Back Roll Entry
Jika akan masuk ke air dari kapal kecil atau perahu karet, maka back roll
entry adalah cara yang terbaik dan termudah. Dengan cara duduk di
pinggir perahu karet, posisi kaki rapat, satu tangan di mask dan regulator
sedang yang lain di B.C. Gulingkan badan ke belakang.
7.1.4. Said Roll Entry
Cara lain untuk masuk ke air dari perahu karet adalah dengan dengan
said roll entry. Baringkan badan di pinggiran perahu karet kemudian
bergulir ke air. Cara ini lazim digunakan oleh under water demolation team
(UDT) atau regu penghancur bawah air, yang harus masuk ke air
sementara perahu karet tetap melaju cepat.

7.2. Muncul ke permukaan (safety ascent)


Untuk menghindari cedera pada waktu muncul ke permukaan penyelam harus
selalu melihat ke atas, menggapai dan kemudian muncul perlahan-lahan
berputar 360o sambil tetap mengawasi permukaan. Manufer ini penting sekali,
terutama pada tahap 10 feet terakhir untuk sampai di permukaan.
7.2.1. Tehnik muncul terkendali (slow ascent)
Penyelam harus selalu naik ke permukaan dengan lambat. Kecepatan
aman untuk naik adalah 60 feet per menit. Cara mengetahui kecepatan
yang paling mudah adalah melihat gelembung udara yang paling kecil dan
tidak boleh mendahului.
7.2.2. Tehnik muncul bebas
Penyelam melakukan surface dive, berenang ke dasar kemudian
melepaskan snorkel dan naik ke permukaan secara perlahan-lahan sambil
menghembuskan nafas terus-menerus hingga muncul ke permukaan.
Posisi kepala menengadah, pandangan dan tangan mengarah ke atas.
7.2.3. Tehnik muncul darurat (esa)
Pada saat terjadi udara pada tabung habis, seorang penyelam harus
melakukan tehnik muncul darurat dengan cara melepaskan regulator dari
mulut, naik ke permukaan secara vertikal dengan perlahan-lahan dan
menghembuskan nafas secara terus-menerus hingga mencapai
kedalaman 10 feet, pada kedalaman tersebut posisi badan berubah
menjadi horizontal, kepala menengadah keatas, tangan mengembang,
hingga sampai ke permukaan. Pada keadaan tertentu weight belt dapat
dilepas untuk mendapatkan tambahan daya apung positif.

7.3. Menjelajah di bawah permukaan air


Penyelam harus dapat menguasai peralatan dengan baik dan benar. Peralatan
dasar selam dan peralatan scuba merupakan alat bantu kita melakukan
kegiatan penyelaman. Latihan yang rutin di kolam sangat membantu agar kita
familier dengan semua peralatn tersebut seperti melakukan skin diving, scuba
diving, regulator clearing, mask clearing equalization muncul secara lambat
(slow ascent) dan bongkar pasang peralatan scuba.

43
7.4. Menguras kaca muka (mask clearing)
Tujuan mask clearing adalah untuk menghilangkan pengembunan pada mask
saat penyelaman di kedalaman. Pengembunan akan terjadi karena adanya
perbeedaan suhu dalam air. Dengan cara mengisi air ke dalam mask
pengembunan akan hilang, dan dengan menekan bagian atas mask serta
menghembuskan udara melalui hidung, maka air akan terdorong keluar melalui
sela-sela mask, sehingga pandangan akan menjadi jelas kembali.

7.5. Menguras mouthpiece


Pada saat melakukan penyelaman kadang terjadi regulator terlepas dari mulut
kita. Sering dari kita melakukan kecerobohan dengan segera measukkan
mouthpiece ke dalam mulut dan menghisapnya. Akibatnya bukan udara yang
kita peroleh melainkan air, sehingga kita mengalami tersedak dan panik. Cara
yang benar untuk menguras mouthpiece adalah dengan menghembuskan
udara terlebih dahulu untuk menguras air yang ada di dalam mouthpiece
kemudian menghisapnya.
7.5.1. Pada snorkel
a. Popping
Cara menghilangkan air dari snorkel dengan cara menghembuskan
udara ke dalam snorkel sehingga air di dalam snorkel hilang dan kita
dapat bernafas lagi.
b. Water displacing method
Cara snorkel clearing dengan metode ini sangat membantu, karena
tidak perlu meniup udara dengan keras. Pada saat penyelam
mendekati permukaan dengan tangan ke atas tengadahkan kepala
sehingga ujung atas snorkel mengarah ke bawah dengan
menghembuskan secara perlahan dan terus-menerus akan
mengakibatkan udara yang dihembuskan menahan air masuk ke
snorkel sewaktu penyelam menuju ke atas. Setelah penyelam sampai
di permukaan dan posisi berenang, maka ia akan dapat menghirup
udara tanpa harus meniup snorkel karena snorkel telah bersih dari air.

7.6. Sistim mitra selam dan patungan udara


Menyelam adalah kegiatan yang berisiko tinggi, terlebih-lebih bila penyelaman
itu dilakukan seorang diri. Bila terjadi suatu keadaan darurat yang
membahayakan keselamatan jiwa dan raga, tidak akan ada orang yang
mengetahui dan membantu kesulitan tersebut. Oleh karena itu dunia
penyelaman menganut dan mempraktekan prinsip penyelaman yang
mengatakan never dive alone. Jadi menyelamlah selalu dalam suatu team
dengan sitim mitra (buddy sistim). Keadaan darurat pada penyelaman lazim
diidentikkan dengan keadaan tanpa atau kehabisan udara. Salah satu cara
yang paling efektif mengantisipasi situasi ini adalah dengan melakukan “buddy
breathing” (patungan udara). Jika keadaan masih dapat dikendalikan dan

44
buddy berada di dekat, udara dapat dipakai bersama (patungan) di dalam air
atau ketika naik ke atas.

7.7. Pengendalian romphi apung di permukaan dan di kedalaman


Di permukaan
Penyelam berada di tempat dalam dengan posisi berdiri dengan mulut meniup
penuh BC nya melalui oral inflator. Pengendalian romphi apung dengan cara
mengatur udara di BC sampai batas permukaan air berada di mata.

Di kedalaman
Penyelam di kedalaman mengatur netral buoyancy dengan cara mengisi udara
ke BC baik lewat oral inflator maupun mekanikal inflator.

7.8. Menghadapi masalah di bawah permukaan air


Tehnik penyelamatan dengan vest sangat penting dikuasai. Hal ini sangat
berguna apabila terjadi masalah di bawah permukaan air pada saat melakukan
penyelaman. Dengan tambahan daya apung dari vest tersebut kita dapat
mengangkat korban dari dasar menuju ke permukaan dan segera memberikan
bantuan pernafasan dari mulut ke mulut sebelum sampai di pantai.

7.9. Weight belt


Setiap penyelam harus mahir mengambil dan memasang kembali peralatan
weight belt di bawah permukaan air. Hal ini dikarenakan bisa saja terjadi weight
belt terlepas pada saat penyelam melakukan manuver-manuver di bawah air.

7.10. Renang snorkel dengan peralatan lengkap


Pada saat penyelam sudah berada di permukaan, namun jauh dari kapal maka
penyelam dapat berenang menuju ke kapal. Berhubung penyelam masih
menggunakan peralatan selam lengkap, maka cara yang terbaik dan tidak
melelahkan adalah dengan mengisi udara ke BC untuk mengurangi beban
tersebut dan berenang dengan menggunakan snorkel menuju ke kapal.

7.11.Penanganan peralatan di dasar


Seorang penyelam harus dapat secara mudah menangani peralatannya di
bawah permukaan air apabila mengalami kesulitan. Maka seorang bpenyelam
dituntut untuk mampu membongkar pasang peralatan secara benar di bawah
air.
Cara membongkar peralatan
¾ Melepaskan ikat pinggang
¾ Angkat lewat atas kepala
¾ Atur regulator agar tidak terjepit

45
Cara memasang peralatan :
¾ Raih regulator, pasang mouth piece ke dalam mulut dan hembuskan
udara agar air terkuras;
¾ Angkat tabung melewati atas kepal, usahakan agar regulator tidak
terbelit;
¾ Atur ikat pinggang/gesper supaya BC terpasang dengan nyaman.

8. LATIHAN PERAIRAN TERBUKA (LPT)

Pengertian
Latihan yang diselenggarakan di perairan terbuka misalnya laut, danau dan lain-lain)
dan merupakan urutan dari manuver yang sederhana sampai kepada manuver yang
paling sulit, yang dilakukan secara berangsur-angsur di kedalaman yang semakin
meningkat. LPT harus merupakan latihan ketrampilan lapangan yang wajar, masuk
akal dan penerapannya berlaku bagi kondisi medan penyelaman yang aman.
Pada dasarnya LPT dibagi dalam 3 (tiga) kategori :
a) Latihan awal
Berlaku bagi para pemula dengan jenjang / tingkat kemahiran scuba diver 3
(A2) dan scuba diver 2 (A3).
b) Latihan pengembangan kecakapan
Khusus dilatihkan untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman
penyelam dengan jenjang scuba diver 1 (A4).
c) Latihan untuk kecakapan khusus
Latihan yang dititik beratkan kepada prosedur penanganan keadaan darurat
dan memimpin suatu kegiatan selam. Ini berlaku bagi pemegang sertifikat
jenjang master scuba diver, sebagai persiapan untuk memasuki kegiatan
keinstrukturan.

Latihan awal
8.1. Latihan ketrampilan menggunakan peralatan dasar selam di perairan terbuka.
Pada hakekatnya merupakan penerapan lebih lanjut dari latihan menggunakan
peralatan selam di kolam (LKK) yang antara lain meliputi :
8.1.1. Berenang di permukaan (Fins swimming)
Berenang di permukaan air dengan peralatan dasar selam
8.1.2. Surface dive
Yang dilakukan menukik ke kedalaman dengan kepala lebih dahulu,
kemudian mengayuh dengan kaki sampai ke dasar pada kedalaman 10
s/d 15 kaki dan muncul kembali ke permukaaan sambil membawa benda
yang dipungut dari dasar.
8.1.3. Turun terkendali
Masuk ke bawah permukaan air dengan menelusuri :
- lengkung landas

46
- tali jangkar kapal / perahu
- tali yang dijulurkan dari pantai sampai ke dasar
- tali pemandu vertikal
8.1.4. Mask Clearing
8.1.5. Snorkel Clearing
8.1.6. Muncul ke permukaan (Ascent)
8.2. Latihan ketrampilan menggunakan pperalatan scuba di perairan terbuka.
Sebagai bagian terakhir dari rangkaian proses pendidikan dan pelatihan.
Latihan ini ditujukan untuk menciptakan seorang penyelam scuba yang
berdaulat (mandiri), percaya diri, aman serta mampu secara santai manikmati
kenikmatan penyelaman. Yang penting disini adalah, latihan ini mewujudkan
tingkat penguasaan ketrampilan selam dalam pengertian : mahir, bukan
sekedar selasai mengikuti semua mata acara latihan secara lengkap. Oleh
karena itu dalam latihan ini setiap peserta dituntut untuk mampu melaksanakan
tehnik dan prosedur penyelaman scuba di medan yang sebenarnya secara
urut, lugas dan tepat, yang antara lain meliputi :
8.2.1. Persiapan perlengkapan
Kemampuan melaksanakan pemeriksaan kelengkapan, pengaturan dan
penyetelan peralatan masing-masing untuk selalu berada dalam kondisi
“siap pakai” sebelum dimulainya penyelaman.
8.2.2. Suiting Up
Kemampuan mengenakan peralatan selam dengan lengkap tanpa harus
menjadi kelelahan dan kepanasan. Dalam hal ini prinsip ke-mitraan
(Buddy System) sudah harus membudaya.
8.2.3. Pre Dive Safety Drill
Mitra yang telah lengkap mengenakan peralatan selam (kecuali mask,
snorkel, fins dan sarung tangan) saling berhadapan dan secara
bergantian melakukan pemeriksaan antara lain :
• BC : terpsang dengan sempurna/tidak,
Berfungsi dengan baik/tidak
• Weight belt pastikan bebas dari hambatan sehingga dalam kondisi
“Quick Release”
• Ketahui dan pastikan “Gesper Luncur” berfungsi normal.
• Tabung : supplay udara;
Katup terbuka sempurna;
Regulator berfungsi sempurna;
SPG berfungsi sempurna
• Pemeriksaan diakhiri dengan memberikan isyarat OK.
8.2.4. Buoyancy control
Melatih penyelam agar mampu memenetukan beberpa pemberat yang
ia perlukan, sehingga tidak mengalami kesulitan untuk turun dan naik
dari kedalaman. Latihan ini masih dipraktekkan di kolam.

47
8.2.5. Briefing
Sebelum atau sesaat suatu penyelaman akan dimulai, hendaknya
diberikan penjelasan atau pengarahan tentang segala aspek yang
bersangkutan dengan kegiatan selam yang akan dilakukan agar
penyelaman itu dapat berlangsung dengan aman, selamat,
menyenangkan, berhasil guna dan berdaya guna.
8.2.6. Entry dan Exit
Pada waktu “entry”
Tehnik entry senantiasa berbeda-beda tergantung pada lokasi/daerah
penyelamannya. Yang penting dalam entry adalah hindari “bertabrakan”
dengan air, karena air :
a. Selalu pegang mask;
b. Maouthpiece selalu ditempatnya;
c. Hindarkan tehnik entry dengan berguling, karena dapat
menyebabkan disorientasi;
d. Jangan mengadakan penyetelan peralatan pada titik entry.
e. Usahakan daya apung yang benar, periksa posisi peralatan, istirahat
sejenak baru melanjutkan latihan.
Pada waktu “exit”
a. Berhenti dan istirahat sejenak sebelum exit;
b. Saling memperhatikan antara sesama mitra;
c. Dalam situasi exit ke kapal / daerah berbatu, terlebih dahulu,
lepaskan perlengkapan yang berat-berat.
8.2.7. Manuver-manuver di bawah permukaan, antara lain meliputi :
- equalzing;
- mask clearing;
- buddy breathing;
- trimming
8.2.8. Adaptasi
Setiap penyelam harus mampu beradaptasi baik secara fisiologis
maupun pskologis terhadap lingkungan bawah air yang sedang
diselaminya, sehingga ia merasa betah dan nyaman waktu melakukan
penyelaman itu.
8.2.9. De-briefing
Latihan perairan terbuka diakhiri dengan acara de-briefing di dekat
lokasi penyelaman dengan tujuan :
a. Menyimpulkan dan evaluasi atas proses dan detail latihan selagi
masih segar dalam ingatan;
b. Merupakan tambahan pengalaman melalui pembahasan bersama
atas acara latihan.
8.2.10. Perawatan peralatan
Membiasakan dan menumbuhkan kesadaran penyelam untuk merawat
perlengkapan/peralatannya setiap selesai dari suatu penyelaman,
sehingga awet dan selalu siap pakai.

48
8.2.11. Logging penyelaman
Membiasakan penyelam membuat catatan setelah selesai acara
latihan, secara cermat tentang :
a. kedalaman;
b. bottom time;
c. jarak pandang;
d. temperature;
e. repetitive dive
Catatan tersebut ditulis pada sebuah buku yang wajib dimiliki oleh
setiap penyelam yang lazim disebut “Diver Log Book”.

KEPUSTAKAAN

Jacques-Yves Cousteau, The Ocean World of Jacques Cousteau,Vol. 20, Revised


Edition, The Danbury Press, Santa Anna, 1975.

Jeppesen, Sport Diver Manual, Vol. II, Jeppeson-Sanderson, Inc., Denver, Colorado,
1980.

P.B. Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia, Persyaratan & Persatuan Dasar
Selam Olahraga Indonesia, Jakarta, 1980.

-----------, Standart Instruksi Selam Olahraga Indonesia, Jakarta, 1979

Robert W. Smith, New Science of Skin and Scuba Diving, Sixth Edition, New Century
Publishers, Inc., 1980.

Santosa, Kesehatan Kelautan, Jakarta, 1983.

49
ISYARAT TANGAN STANDART PENYELAMAN

50
ISYARAT TANGAN STANDART PENYELAMAN

51
ISYARAT TANGAN STANDART PENYELAMAN

52
DIVE PROVILE
SIT SIT

Group Group Group Group Group

Time down Time Up Time down Time Up Time down Time Up

10 Ft 10 Ft 10 Ft

Stop Stop Stop

Dive Number Dive Number Dive Number

Planned Actual Planned Actual Planned Actual


Depth : ft Depth : ft Depth : ft Depth : ft Depth : ft Depth : ft

NDL : ABT : NDL : TBT := NDL : TBT :=

RNT : - RNT : + RNT : - RNT : +


ABT : Actual Bottom Time ANDL : = ABT : ANDL : = ABT :
TBT : Total Bottom Time
SIT : Surface Interval Time
NDL : No – Decompression Limit
Substract Down Add Up Substract Down Add Up
RNT : Residual Nitrogen Time
NDL Less RNT = ANDL ABT Plus RNT =
ANDL : Adjusted No-Decompression Limit
TBT

53

Anda mungkin juga menyukai