Anda di halaman 1dari 10

KASUS

Seorang laki-laki berusia 65 tahun dating kerumah sakit dengan keluan kaki keram sejak
4 jam terussebelum masuk rumah sakit.Keram otot terus menerus sampai kaki sulit
digerakkan,sebelumnya 3 hari yang lalu pasien mengeluh demam naik turun,demam berkurang
setelah minum obat,lalu demam lagi.pasien mengeluh luka kotor di kaki akibat Diabetes melitus
yang dialami sejak 10 tahun yang lalu.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
 Pasien
 Nama : Tn. A
 Umur : 65 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pendidikan : .SMA
 Pekerjaan : Pegawai swasta
 Status perkawinan : Menikah
 Agama : Hindu
 Suku : Bali
 Alamat : Jl. Imam bonjol. No. 14 Denpasar
 Tanggal masuk : 28 Mei 2017
 Tanggal pengkajian : 30 Mei 2017
 Sumber Informasi : pasien dan keluarga
 Diagnosa masuk : DM
 Penanggung
 Nama : Ny. K
 Hubungan dengan pasien : Istri
2. Riwayat keluarga
 Genogram (kalau perlu) : -
 Keterangan genogram : - 3.
3. Status kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
 Keluhan utama (saat MRS dan saat ini): pasien mengeluh luka kotor di
kaki akibat Diabetes melitus yang dialami sejak 10 tahun yang lalu.
 Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini: pasien
datang kerumah sakit dengan keluhan kaki keram sejak 4 jam sebelum
masuk Rumah sakit.keram otot terus menerus sampai kaki sulit
digerakkan,sebelumnya 3 hari yang lalu pasien mengeluh demam
berkurang setelah minum obat,lalu demam lagi.
 Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya Apakah sebelum masuk
rumah sakit pasien minum obat penurun panas/parasetamol?
b. Status Kesehatan Masa Lalu
 Apakah sebelumnya pasien sudah pernah menderita DM?
 Apakah sebelumnya pasien pernah dirawat karena penyakit tertentu?
 Apakah sebelumnya pasien memiliki riwayat alergi obat atau makanan?
 Apakah sebelumnya pasien pernsh memiliki riwayat tranfusi?
 Apakah pasien memiliki kebiasaan merokok, minum kopi dan pengguna
alkohol?
4. Riwayaan Penyakit Keluarga :
 Apakah ada keluarga pasien dalam satu rumah yang saat ini mengalami DM?
 Apakah ada tetangga atau keluarga dalam jarak rumah yang berdekatan saat
ini mengalami DM?
5. Diagnosa Medis dan therapy:DM
6. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan:
 Apakah saat sakit pasien akan minum obat dan pergi ke petugas kesehatan
terdekat?
 Apakah menurut pasien kesehatan itu penting?
b. Nutrisi/ metabolic:
 Setelah masuk rumah sakit pasien mengalami mual (+) dan muntah (+)
 Menilai apakah pasien mengalami perubahan porsi dan nafsu makan
sebelum dan setelah sakit?
 Menilai bagaimana konsumsi makanan dan cairan pasien setelah sakit?
c. Pola eliminasi
 Berdasarkan pengkajian pasien mengalami BAB terakhir encer
d. Pola aktivitas dan latihan (ADL dan latihan)
a. Menilai apakah pasien mampu melakukan aktivitas dan latihan seperti
perawatan diri, makan, mandi, toileting, berpakaian, mobilisasi, dan berpindah
secara mandiri atau dibantu.
b. Pasien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas
e. Pola tidur dan istirahat
 Menilai frekuensi dan durasi periode istirahat dan tidur pasien sebelum
dan setelah sakit
 Apakah ada masalah yang dirasakan saat tidur?
f. Pola kognitif-perseptual
Berdasarkan pada kasus Pasien merasa nyeri lutut dan sering naik turunnya
demam yang hilang timbul
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Menanyakan pada pasien selama sakit apakah ada peruubahan peran, harga diri,
gambaran diri, ideal diri dan identitas diri
h. Pola seksual dan reproduksi
Apakah selama sakit pasien mengalami perubahan dalam pemenuhan kebutuhan
seksual
i. Pola peran-hubungan
Apakah terjadi perubahan peran hubungan dalam keluarga dan peran sosial
selama pasien sakit dan dirawat di rumah sakit?
j. Pola manajemen koping stress
Menilai apakah pasien mengungkapkan keluhan yang dirasakan baik pada petugas
kesehatan maupun keluarga
k. Pola keyakinan-nilai
Menilai apakah pasien mampu melakukan persembahyangan selama sakit atau
hanya berdoa di tempat tidur.
7. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :  Baik  Sedang  Lemah
Kesadaran: Composmentis
TTV TD: 170/90 Nadi : 85 Suhu: 35,5C RR: 22X/Mnt
A. Kulit :
- Inspeksi : Menilai warna kulit sawong matang,bengkak di kaki kanan kiri,kulit
kering,turgor kulit di ekstermitas bawah buruk.
- Palpasi :turgor kulit di ekstermitas bawah buruk

B. Kepala:

- Inspeksi : Melihat keadaan rambut dan kulit kepala, melihat adanya mesochepal

- Palpasi : Menilai adanya nyeri tekan dan edema

C. Mata

- Inspeksi : Menilai apakah pandangan kabur atau tidak, menilai warna konjuctiva
dan sklera

- Palpasi : -

D. Telinga

- Inspeksi : Melihat apakah telinga simetris, menilai ada tidaknya lesi

- Palpasi : -

E. Hidung

- Inspeksi : Melihat ada tidaknya lesi, melihat apakah terdapat sekret, saat anak
bernafas terdapat cuping hidung

- Palpasi : -
F. Mulut

- Inspeksi : Melihat warna mukosa mulut dan serta apakah mukosa mulut lembab
atau kering

- Palpasi : -

G. Leher

- Inspeksi : Melihat ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid pada leher

- Palpasi : Menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid atau kelenjar limfe

H. Dada Payudara

- Inspeksi :

Areola : Menilai warna areola

Puting : Menilai apakah puting susu menonjol atau tidak

- Palpasi : -

Paru-paru

- Inspeksi : Menilai apakah gerakan dada kanan dan kiri simetris

- Palpasi : Menilai bagaimana retraksi dinding dada

- Auskultasi : Menilai suara nafas klien (suara nafas anak mengi)

Jantung

- Inspeksi : Menilai apakah iktus kordis terlihat atau tidak

- Palpasi : Menilai tempat terabanya iktus kordis


- Auskultasi : Menilai suara jantung dan menilai apakah ada suara tambahan

I. Abdomen

- Inspeksi : Melihat keadaan perut dan tidaknya asites

- Palpasi : Menilai ada tidaknya nyeri tekan

- Perkusi : Apakah suara perkusi perut timfani atau tidak

- Auskultasi : Menilai bunyi bising usus J. Sistem gastrointestinal Pasien


mengalami mual (+) dan muntah (+)

K. Sistem muskuloskeletal Berdasarkan kasus pasien mengeluh nyeri otot di lutut

L. Genetalia - Inspeksi : Melihat kebersihan genitalia M. Anus dan rektum

- Inspeksi : Melihat keadaan dan kebersihan anus dan rektum

N. Muskuloskeletal

- Mengkaji refleks kaki dengan tes patella

O. Neurologi

- Menilai tingkat kesadaran pasien (Composmentis)

B. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena 110 110-199 >200
Darah kapiler <90 90-109 >110
Trombosit:370.000
( 150.000-450.000)dilakukan pemeriksaan GDS hasilnya GDS:289 (<200mg/dl)
b. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain

.GDS=252mg/dl

HbA1C=10%
Terapi yang didapatkan IV RL 20 tetes/menit dilengan sebelah kanan,paracetamol
3x500 mg,antacid syrup 3x1,captropil 3x12,5 mg,diet DM makan biasa 1700 kalori

Nacl 20 tetes per menit (infus)

Cefotaxim 2x1 gr (intravena)

Ranitidin2x2 ml (intravena)

BC tablet 3x100 mg (oral)

C. Analisa data

N Tgl Data Etiologi Masalah


o
1 Ds:pasien Intoleransi
Mengatakan kaki keram terus- aktivitas b/d
menerus sampai kaki sulit gaya hidup
digerakkan. kurang gerak
Do:dari hasil pemeriksaan lab yang dan kelelahan
akan menunjukkan
Kadar glukosa darah
sewaktu
Plasma vena 110
110-199 >200
Darah kapiler <90
90-109 >110
Trombosit. 370.000
( 150.000-
450.000)dilakukan
2. Ds:pasien mengelu demam
Do:saat dilakukan pemeriksaan
suhunya semakin naik turun.
-suhu tubuh 35,5 Hipertermi
-kulit pasien terasa panas saat
disentuh

3. Ds:pasien mengeluh luka kotor di Ketidakefektifan


kaki akibat Diabetes melitus yang perfusi jaringan
dialami sejak 10 tahun yang lalu perifer b/d
Do: diabetes melitus
Keadaan umum:Lemah
Kesadaran:Compos mentis
TTV:
TD:170/90 Mmhg
N:85X/mnt
S:35,5C
RR:22x/mnt

D. Diagnosa keperawatan
1.intoleransi aktivitas b/d gaya hidup kurang gerak dan kelelahan
2.ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d diabetes melitus
E. Perencanaan
1.Intoleransi aktivitas b/d gaya hidup kurang gerak dan kelelahan

Tujuan:setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka klien dapat
bertoleransi terhadap aktivitas.

2.hipertermi

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan


suhu tubu pasien kembali normal
SLKI:termoregulasi
1. Menggigil
2. Kulit merah
3. Suhu tubuh
4. Suhu kulit
SIKI: manajemen hipertermi
1. Identifikasi penyebab hipertermia
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor kadar elektrolit
4. Sediakan lingkungan yang dingin
5. Berikan cairan oral
6. Hindari pemberian antipretik atau aspirin
F. Implementasi
Dx kep.1
-memberikan injeksi cefotaxim dan ranitidin
Respon:
S:Klien menanyakkan fungsi obat cefotaxim dan ranitidin
O:klien kooperatif
-mengkaji faktor penyebab kelelahan
Respon:
S:klien mengatakan cepat lelah jika beraktivitas dan pusing.
O:klien kooperatif,ada bengkak di bagian otot kaki kanan dan kiri
Dx kep.2
a. Mengidentifikasi penyebab hipertermia
b. Monitor suhu tubuh
c. Monitor kadar elektrolit
d. Menyediakan lingkungan yang dingin
e. Memberikan cairan oral
f. Menghindari pemberian antipretik atau aspirin
G. Evaluasi

Dx 1.

S:klien mengatakan akan mencoba untuk melakukan aktivitas yang ringan


terlebih dahulu,jika merasa lelah klien akan beristirahat,klien mengatakan
akan menggunakan jadwal harian sebagai acuan untuk latihan beraktivitas

O:klien tampak bersemangat

-klien mengalami kemajuan dalam beraktivitas

A:sebagian masalah teratasi

P:lanjutkan intervensi

Dx 2.Hipertermi
S:klien mengatakan suhu tubuh berkurang
O:suhu 37,0 oC
A:masalah teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai