Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PREKLINIK II

DISUSUN:

Randa

Samuel Kawau Radambulu

Mikael Dairo Bili

Yakub Heingu Tara

Nadia Sri Wunu

Yufitania Usfinit Lay

Natalia Pedi Kalunga

Meti Rofenti Aoetpah

Febria Natara

Stepanus Dama Lero

Asrianus Mali
A. PENGKAJIAN
Pengkajian ini di ambil dari PROFIL KESEHATAN KABUPATEN
SIDOARJO, Profil kesehatan Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu
produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang menggambarkan berbagai
data tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun
yang memuat data derajat kesehatan, sumber daya kesehatan, dan capaian
indikator hasil pembangunan kesehatan di wilayah Kabupaten Sidoarjo
yang tersaji dalam bentuk narasi, tabel dan gambar. Dalam situasi derajat
keshatan menjelaskan tentang berbagai masalah kesehatan, seperti peyakit
menular maupun tidak menular.
Setelah dikaji bersama ada berbagai masalah kesehatan yang
terjadi di kota sidoarjo, misalnya;
1. Penyakit menular
a. TB paru, Pada tahun 2018, kasus TB pada anak (0-14
tahun) di Kabupaten Sidoarjo ditemukan 189 orang (6,04%)
dari perkiraan pasien anak yang ada di Sidoarjo 353 orang.
b. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Angka
kesakitan DBD (Inciden Rate) di Kabupaten Sidoarjo pada
tahun 2018 adalah sebesar 12,3 per 100.000 penduduk
Dibanding tahun 2017 (23,63 per 100.000 penduduk),
angka ini cenderung turun.
c. Penyakit diare, Pada tahun 2018, kasus diare yang
ditangani di Kabupaten Sidoarjo adalah sebanyak 64.541
kasus dari 59.854 perkiraan kasus yang ada atau sebesar
107,8%. Semua kasus diare yang ditemukan telah
mendapatkan penanganan sesuai standar
2. Penyakit tidak menular
a. Tekanan darah tinggi (hipertensi), Dikabupaten Sidoarjo,
tahun 2018 sejumlah 834.275 penduduk telah dilakukan
pengukuran hipetensi (49,33%). Persentase Hipertensi
sebesar 35,53% atau sekitar 134.015 penduduk, dengan
proporsi laki-laki sebesar 15,63% (52.239 penduduk) dan
perempuan sebesar 16,35% (81.776 penduduk).
b. Obesitas, Pemeriksaan Obesitas di Kabupaten Sidoarjo
sebesar 38,30% atau sebanyak 647.714 penduduk dan yang
terkena obesitas sebesar 37,80% atau sebanyak 98.442
penduduk dengan proporsi laki-laki sebesar 12,29%
(31.572 penduduk) dan perempuan sebanyak 17,11%
(66.870 penduduk).
c. Kanker leher rahim dan kanker payudara, Dari
pemeriksaan kanker leher rahim dan payudara yang
dilakukan di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2018 terhadap
384.178 perempuan usia 30-50 tahun, diperoleh hasil
bahwa IVA positif sejumlah 226 orang (1,78%). Sedangkan
dari hasil pemeriksaan tersebut yang terdapat tumor/
benjolan sebanyak 93 (0,73%).

B. TABULASI DATA

N NAMA PENYAKIT TAHUN ANGKA


O
1 TB PARU 2018 353 org
2 DBD 2018 8.130 org
3 DIARE 2018 64,541 org
4 HIPERTENSI 2018 134,015 org
5 OBESITAS 2018 98.442 org
6 KANKER LEHER RAHIM DAN 2018 226 org
KANKER PAYUDARA

C. MASALAH PRIORITAS
Masalah prioritas yang kami ambil adalah hipertensi karena dilihat dari
jumlah angka yang cukup banyak di bandingkan dengan jumlah angka
masalah kesehatan lainnya yang terjadi di kabupaten sidoarjo,
a. HIPERTENSI
1) Pengertian
hipertensi atau tekananan darah tinggi merupakan gangguan
pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan
tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg.
Pengukuran dilakukan pada penduduk yang berusia lebih dari atau
sama dengan 15 tahun dengan jumlah sasaran dihitung ber
dasarkan prevalensi 22,3 dari jumlah penduduk.
Pengukuran dapat dilakukan di dalam unit pelayanan kesehatan
primer, pemerintahan swasta, di dalam maupun diluar gedung. Di
kabupaten Sidoarjo, tahun 2018 sejumlah 834.275 penduduk telah
dilakukan pengukuran hipetensi (49,33%). Persentase Hipertensi
sebesar 35,53% atau sekitar 134.015 penduduk, dengan proporsi
lakilaki sebesar 15,63% (52.239 penduduk) dan perempuan sebesar
16,35% (81.776 penduduk) (tabel 24). Hal-hal yang telah
dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan pada penderita hipertensi
antara lain :
1. Kegiatan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) di masyarakat.
2. Pelayanan di FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama).
2) Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua
golongan menurut (Aspiani, 2014) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga
hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor
yang memengaruhi yaitu : (Aspiani, 2014)
Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik
ini tidak dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga
yang memliki tekanan darah tinggi.
Jenis kelamin dan usia
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia
bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak dapat
dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada
perempuan
Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan
dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB
ideal) dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan
darah atau hipertensi.
Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola
hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu
merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok
yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan
berapa putung rokok dan lama merokok berpengaruh dengan
tekanan darah pasien

3) Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac
output (curah jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac
output (curah jantung) diperoleh dari perkalian antara stroke
volume dengan heart rate (denyut jantug). Pengaturan tahanan
perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi
hormon. Empat sistem kontrol yang berperan dalam
mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor
arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin
angiotensin dan autoregulasi vaskular (Udjianti, 2010).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi
hipertensi masih belum jelas, banyak faktor diduga memegang
peranan dalam genesis hiepertensi seperti yang sudah
dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf, ginjal, jantung
pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin, angiotensin,
sodium, dan air (Syamsudin, 2011).

4) Tanda dan Gejala Hipertensi


Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani, 2014)
menyebutkan gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi
atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap orang, bahkan
terkadang timbul tanpa tanda gejala. Secara umum gejala yang
dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut:
 Sakit kepala
 Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
 Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin
jatuh
 Berdebar atau detak jantung terasa cepat
 Telinga berdenging yang memerlukan penanganan
segera
Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014) klien hipertensi
mengalami nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi
penyempitan pembuluh darah akibat dari vasokonstriksi
pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan
vasculer cerebral, keadaan tersebut akan menyebabkan nyeri
kepala sampe tengkuk pada klien hipertensi.

5) Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau
ditanggulangi, dalam jangka panjang akan menyebabkan
kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ yang mendapat
suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi yang dapat terjadi
pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani, 2014)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan
darah tinggi di otak dan akibat embolus yang terlepas dari
pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang
arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium dan apabila membentuk 12 trombus yang bisa
memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah.
Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen
miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi
ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah
tinggi. Penderita hipertensi, beban kerja jantung akan
meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak
mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang
dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut
gagal jantung.
d. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan
ginjal. Merusak sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal
tidak dapat membuat zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang
masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan dalam
tubuh.
6) Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya
hidup sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan mengobati
tekanan darah tinggi , berbagai macam cara memodifikasi gaya
hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu : (Aspiani, 2014)
b. Pengaturan diet
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan
tekanan darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan
konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sistem renin-
angiostensin sehingga sangata berpotensi sebagai anti
hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100
mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
2) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena
dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi
oleh oksidanitat pada dinding vaskular.
3) Diet kaya buah sayur.
4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung
koroner.
c. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara
menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah,
kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan
voume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa
obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi
ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yangs
angat efektif untuk menurunkan tekanan darah.
d. Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki
kedaan jantung..

e. Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara


berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting
untuk mengurangi efek jangka oanjang hipertensi karena asap
rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ
dan dapat meningkatkan kerja jantung.
f. Penatalaksanaan Farmakologis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan :
(a) Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone,
Dyrenium Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk
mengurangi curah jantung dengan mendorong ginjal
meningkatkan ekskresi garam dan airnya. Sebagai diuretik
(tiazid) juga dapat menurunkan TPR.
Penghambat enzim mengubah angiostensin II atau inhibitor
ACE berfungsi untuk menurunkan angiostenin II dengan
menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah
angiostenin I menjadi angiostenin II. Kondisi ini menurunkan
darah secara langsung dengan menurunkan TPR, dan secara
tidak langsung dengan menurunakan sekresi aldosterne, yang
akhirnya meningkatkan pengeluaran natrium

D. INTERVENSI

n Diagnosa Tujuan jangka Tujuan jangka Strategi Rencana


o panjang pendek intervensi kegiatan
1 Resiko Setelah dilakukan Sesudah 1.bekerjasama 1.memenuhi
meningkatnya tindakan melakukan dengan fasilitas di
kasus hipertensi keperawatandalam tindakan pemerintah pelayanan
di kabupaten waktu 1 tahun keperawatan setempat kesehatan
sidoarjo. diharapkan dalam waktu 1 untuk tingkat
penderita bulan memenuhi pertama
Data; Persentase hipertensi dapat diharapkan. fasilitas yg (puskesmas,
Hipertensi menurun atau 1.meningkatny kurang. klinik, dll)
sebesar 35,53% berkurang. a pelayanan di
atau sekitar FKTP (Fasilitas 2.komunikasi 2.bekerjasama
134.015 Kesehatan informasi dan dengan
penduduk. Tingkat motivasi masyarakat
Pertama). masyarakat untuk
2.berjalan menyukseskan
dengan baik kegiatan pos
Kegiatan pembinaaan
Posbindu (Pos terpadu
Pembinaan (posbindu).
Terpadu) di
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai