Anda di halaman 1dari 26

MINERALOGI DAN PETROLOGI

RESUME BUKU MENGENAL HASIL TAMBANG INDONESIA KARYA


BACHRAWI SANUSI, S.E.

Dosen Pengampu: 1. Drs. Sudarmi, M.Si.


2. Novia Fitri Istiawati, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 8:


1. Anggi Ayuningtiyas 1813034021
2. Dea Eryne Mawarni 1813034037
3. Aldi Firmansyah 1853034007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
I. ENERGI

1. Batu Bara
Batu bara merupakan hasil sedimentasi sisa tanaman air dan darat yang
terpendam di dalam tanah. Akumulasi bisa terjadi setempat atau dari sekitarnya
yang diangkut atau dihanyutkan oleh air sungai yang makin lama makin tebal.
Perubahan keadaan geologi mengakibatkan geologi mengakibatkan adanya
penimbunann oleh pasir dan tanah liat. Karena perubahan tersebut terjadi berulang
kali, maka terjadilah beberapa lapisan batubara yang diselang-selang oleh lapisan
pasir dan tanah liat.
Batu bara umumnya digunakan sebagai bahan bakar baik untuk angkutan
seperti kereta api, kapal laut, pembangkit tenaga listrik ataupun industri semen.
Kira-kira sekitar 78% digunakan untuk bahan bakar, sedangkan sisanya untuk
pembuatan pig iron, baja dan gas.
Endapan batubara Indonesia terdapat di Aceh, Sumatra Barat (Painan,
Sawah Lunto), Riau, Jambi, Sumatra Selatan (Bukit Sumur Ungu, Bukit Asam),
Jawa Barat (Bojongmanik, Bangkarang, Cimandiri, Gunung Buleud, Sukabumi),
Jawa Tengah (Pamotan Seb. Selatan), Yogyakarta (Nanggulan Utara), Jawa
Timur, Kalimantan Barat (Bukit Alit), Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur
(Bara Parapatan, S. Mahakam), Kalimantan Selatan (Pasir Timur, S. Samu, Pasir
Barat, G. Batu Besar, Kukusun, P. Laut, P. Sebuku), Sulawesi Selatan dan
Tenggara, serta Irian Jaya (Air Masu, Kg. Horna).

II. KELOMPOK LOGAM

A. MULIA
2. Emas
Emas merupakan logam mulia. Selain untuk mata uang atau perhiasan, emas
dapat dijadikan bahan penyepuh, membuat huruf emas, photografi, menambah
atau melapisi gigi yang rusak, perkakas laboratorium ilmiah.
Biji emas diperoleh di dalam cebakan dengan berbagai tipe di dalam batuan
beku, sediment dan metamorphik pada seluruh formasi geologi. Umumnya emas
yang dihasilkan terjadi dari larutan hydrothermal yang umumnya relatif muda.
Pelapukan membentuk biji placer.
Endapan yang mengandung biji emas di Indonesia terdapat di Aceh (Kreung
Teunom Ladang Geupoh, Kreung Woyla), Sumatra Utara (Muara Sipongi),
Sumatra Barat (Salida, Balimbing), Riau (Bengkalis), Bengkulu (Lebong Donok,
Lebong Sulit, Simau, Lebong Simpang, G. Megamendung, Banten Selatan,
Cikondang, Ciwangun, G. Cariu, G. Parang dan G. Sawal), Jawa Timur (Janglot,
Dawuhan, Tegalrejo, Domasan, Kasihan, Batu Ulu), Kalimantan Barat (Montrado,
Bengkayang, Melawi, Lubuk Embalu, Bunut), Kalimantan Tengah (Hulu Dayak,
Sampit, S. Barito), Kalimantan Selatan (Martapura, Pleihari, G. Lumut, S.Setiu),
Sulawesi Utara (Totok, Bolang), Sulawesi Selatan dan Tenggara (Seb. Barat
Mailili, Leboni), dan Nusa Tenggara Timur (Lalan Asun, Peg. Booi).

3. Perak
Dahulu perak digunakan untuk uang, namun sekarang perak digunakan
sebagai perhiasan. Selain itu, digunakan untuk membuat campuran-campuran
logam (alloy), solder perak potografi, di dalam industri kimia, untuk obat-obatan,
alat-alat listrik, keramik, high efficiency, batteries pada jet dan peluru kendali,
kamera, televisi, alat-alat presisi.
Perak yang dihasilkan di Indonesia pada umumnya terdapat atau dihasilkan
bersama-sama dengan emas, karenanya lebih dikenal dengan biji emas dan perak.
Sehingga endapan yang mengandung biji perak sama seperti yang terdapat di
daera-daerah biji emas.

4. Air Raksa
Hampir semua biji air raksa terjadi dari larutan hydrothermal pada suhu
rendah dalam bentuk cavity filling dan replacement. Biji placer terjadinya karena
proses pelapukan.
Kegunaan dari air raksa ialah sebagai cairan pada termometer atau
barometer; untuk alat-alat listrik, misalnya lapun, rectifiers, switches; untuk obat-
obatan, cat, industri, pengolahan emas dan perak, katalisator, dan lain sebagainya.
Endapan yang mengandung air raksa di Indonesia terdapat di Sumatra Barat
(dekat Sibalau, S. Tapir, Gade Talang, dekat Batu Anjung), Jambi (Sungai
Gelugur dan Sungai Salak), Jawa Barat (G. Parung, sepanjang sungai dari G.
Lembu, Ciseuti, Pantai Junti Karangampel, Cirebon), Jawa Tengah (Cilacap, S.
Donan, S. Tuntang/Demak), Jogyakarta (Sorogedung), Kalimantan Barat,
Kalimatan Tengah (Sampit, Kota Waringin), dan Kalimatan Selatan (Tanah Laut,
Martapura).

5. Platina
Adapun terjadinya biji platina yaitu secara magmatik concentration di dalam
suatu batuan beku ultra basa. Cebakan hydrothermal dan biji nikel di Ontraio juga
mengandung platina. Berdasarkan hasil penilitian ternyata satu-satunya cebakan
kontak metasomatic dijumpai di Afrika Selatan.
Platina kebanyakan digunakan dalam laboratorium untuk alat-alat handling,
molten glass, drawing fiberglass, thermocouples, anode, katalisator, electric
furnace, gas igniter, electrical contacts, dan sebagainya. Selain itu, juga dalam
kedokteran sebagai alat-alat kedokteran.
Endapan platina di Indonesia diperkirakan terdapat di Riau (Bengkalis)
denga keadaan endapan dalam daerah peridotit. Juga diperkirakan terdapat di
Kalimatan Selatan (Martapura).

B. BESI
6. Pasir Besi
Besi termasuk logam-logam besi (ferrous metals). Biji besi selain dilebur
menjadi besi dan baja, juga dapat digunakan untuk kebutuhan industri lain seperti
untuk cat, semen, basic refractories, flux pada peleburan logam non-ferous dan
juga sebagai katalisator. Kerikil-kerikil biji juga digunakan untuk jig bed.
Besi digunakan untuk alat-alat angkutan (baik darat, laut maupun udara),
mesin-mesin, alat-alat pertambangan, pertanian, dan tulang-tulang bangunan.
Endapan biji besi di Indonesia terdapat di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra
Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Bangka dan Biliton, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Flores di Riung dan Irian Jaya.

7. Manggan
Biji manggan memiliki kegunaan sebesar 95% lebih di dalam dunia industri
metallurgy. Sisanya digunakan di dalam industri battery dan kimia. Khusus di
dalam industri metallurgy biji manggan digunakan untuk membuat baja yang
tahan terhadap pengaruh belerang, baja kuat keras dan liat. Manggan digunakan
untuk membuat perunggu yang digunakan untuk propeller kapal, campuran logam
(alloy) yang sifatnya meredam getaran dan suara. Manggan digunakan untuk
pembuatan besi tuang, sedangkan di dalam industri kimia, manggan digunakan
untuk melindi biji uranium, welding rod (batang-batang las), bahan celup, cep
pernis, pupuk, obat-obatan, kaca.gelas, keramik, dan lain-lain.
Endapan biji maggan di Indonesia terdapat di Aceh, Sumatra Utara (Pantai
Timur), Sumatra Barat (Mangani dan Ulu Aer), Riau (S. Lumut), Sumatra Selatan,
Bengkulu, Bangka, Jawa Barat (Cikotok, Cibadong, Karangnunggal), Jawa
Tengah (Puger), Kalimatan Barat/Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara
Timu/Barat dan Maluku.

8. Chrom
Chrom (Chromium) berasal dari kata Yunani ‘chroma’ yang artinya warna.
Adapun terjadinya cebakan chromit yaitu terjadi secara magmatic segregation di
dalam batuan ultra basa yang berbentuk massa, lensa-lensa dan tersebar.
Sedangkan pada beberapa tempat terjadinya karena adanya proses pelapukan
butir-butir chromit yang menyebar yang dikonsentrir sebagai biji detrius.
Kegunaan dari chrom ialah dalam industri kimia untuk penyamakan kulit;
industri tekstil; industri kulit; obat-obatan; sebagai bahan yang tahan terhadap api
terutama untuk melapisi tungku furnance; untuk pigment sebagai bahan panahan
korosi, dan lain sebagainya.
Endapan yang mengandung chromit terdapat di Kalimantan Selatan (G.
Batara Bulu) serta Sulawesi Selatan (Latan).
9. Molibdenit
Adapun kegunaan dari molibdenit atau molybdenum yang terutama ialah
dalam dunia industri besi dan baja yang diperkirakan digunakan sekitar 80-90%
dari biji molybdenum. Sedangkan persenyawaan molybdenum digunakan sebagai
katalisator, minyak pelumas (lubricants) keramik, pigment, pupuk, insektisida
serta reagan-reagan kimia.
Secara asal, bahan galian biji molybdenum terdapat di dalam batuan beku
asam metamorfile sedimen dan sedikit pada batuan beku basa.
Endapan yang mengandung bahan galian molybdenum di Indonesia terdapat
di Aceh (Gayo Lues), Sumatra Barat (Tiembulun), Riau (Singkep dan Karimun
Besar, Sumatra Selatan (Klapa Kampit), Jebus (Bangka), Wai Kupang (T. Betung)
serta Kalimantan Barat (G. Bawang).

10. Nikel
Nikel merupakan logam yang sangat keras, berwarna putih, dan berkilau.
Nikel terdapat di dalam kerak bumi sekitar 0,02%. Biji nikel pada umumnya
dibedakan sesuai dengan mineralnya : biji sulfidik yang terjadi karena
replacement dan magmatic; serta biji silikat yang terjadi karena pelapukan
(laterisasi) dari batuan ultra basa.
Kegunaan utama nikel ialah dalam campuran logam bukan besi (non ferrous
alloys); sebagai baja tahan karat (stainless steel); untuk pelapis logam-logam
(electroplating); bahan campuran yang tanah akan listrik dan suhu tinggi; bahan
untuk besi tuang, katalisator, keramik, magnit dan sebagainya.
Endapan biji nikel di Indonesia terdapat di Sulawesi Tengah (Soroako dan
Bulubalang), Sulawesi Tenggara (Pomalaa, Tanjung Pakar, Pulau Maniang dan
Pulau Lemo).

C. BUKAN BESI
11. Timah Hitam
Timah hitam termasuk logam bukan besi (non ferrous). Secara geologi
rupanya termasuk logam timah hitam selalu terdapat bersama-sama dengan seng,
walaupun ternyata antara logam timah hitam dan seng mempunyai sifat kimia
yang ternyata sangat berbeda.
Kegunaan dari timah hitam ialah untuk pembungkus kabel listrik atau
telepon; campuran-campuran logam seperti bearing metal, tipe metal, solder;
bahan-bahan dalam industri cat, keramik, insecticide, kilang minyak, karet,
industri kimia dan stabilisir.
Endapan timah hitam di Indonesia terdapat di Aceh, Sumatra Utara,
Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur,
Kalimatan Barat, Kalimatan Tengah, Kalimatan Timur dan Sulawesi Selatan.

12. Timah Putih


Adapun terjadinya biji timah pada umumnya terjadi karena adanya instrusi
batuan granitik pada fase pneumatolytik. Pada pelapukan dan kensentrasi mekanik
menimbulkan pembentukan endapan-endapan timah putih alluvial dan ellluvial
yang ada di Indonesia dikenal dengan sebutan biji kulit dan kaksa.
Kegunaan timah putih pada umumnya untuk pelapis logam-logam seperti
baja, tembaga; untuk pembuatan perunggu; untuk kuningan, babbit, pewter, type
metal, die casting, glass, keramik pipa, stabilizir dalam plastik, pengawetan kayu,
fungicides, insecticides dan lain sebagainya.
Endapan timah putih terdapat di Riau (Singkep, Bangkinang, Karimun dan
Kundur), Jambi (Bukit Rayah), dan Sumatera Selatan (Bangka dan Biliton).

13. Seng
Sebenarnya seng terdapat bersama-sama dengan timah hitam. Walaupun
secra sifat kimia berbeda, namun secara geologi seng terdapat bersama-sama
dengan timah hitam.
Kegunaan seng ialah sebgaia bahan untuk bangunan; untuk proteksi logam
terhadap korosi; sebagai bahan campuran logam pigment, reducing agents,
lithographic plate, cell-cell kering; dalam industri keramik, karet, kosmetik, obat-
obatan tekstil, kimia dan sebagainya.
Endapan yang mengandung seng terdapat di Aceh (Kreung Beureng,
Kreung Isep, Pasir Putih dan Lokop), Sumatra Utara (Balulaga, Nias, Si Hayo,
Huta Bargot, Muara Soma), Sumatra Barat (Sumpu, Balung, Batang Bio, Matu
Menjulur), Sumatra Selatan (S. Tuboh, Aer Kulus, Aer Seri, Bukit Layah),
Lampung (Rajabasa, G. Ratai), Jawa Barat (Cirotan, G. Parang), Jawa Timur
(Janglot, Dawuhan, Domasa), Kalimantan Barat (daerah Mandor, Bengkayang),
Kalimatan Tengah (Sampit/Kampung Mangkup), Kalimantan Timur (S. Mara),
Sulawesi Selatan (daerah Sasak, daerah Masupu dan daerah Bobokan).

14. Bauksit
Kata bauksit berasal dari nama tempat di Peracis, yaitu Beaux, yang terletak
dekat St. Remy. Alumina yang berasal dari bauksit digunakan untuk pembuatan
aluminium; untuk apelas (abrasive); bahan tahan api; dan insdutri kimia. Yang
pasti sekitar 65,8% alumina digunakan sebagai bahan untuk membuat logam.
Bauksit terjadi sebagai akibat dari adanya pelapukan dari material yang
mengandung alumina. Endapan yang besar terjadi di daerah-daerah yang beriklim
tropis dan subtropis basah. Sepanjang tahun suhunya tetap. Penyaluran airnya
relatif baik. Bauksit yang dihasilkan dari Pulau Bintan berasal dari pelapukan
serpih pelitik yang sudah berubah menjadi homfels afanitik, yang disebabkan oleh
metamorfosa sentuh sebagai akibat dari intrusi batuan granitik.
Endapan bauksit di Indonesia terdapat di Riau (P. Bintan, Kep. Riau dan
Lingga, Kundur dan Batam), Sumatra Selatan (P. Bangka, P. Biliton) dan
Kalimantan Barat (Singkawang).

15. Tembaga
Tembaga merupakan logam-logam bukan besi. Biji tembaga terdapat
sebagai cebakan-cebakan dengan bermacam-macam tipe dalam batuan beku,
sedimen dan metamorphic. Sedangkan, sebagian besar dari cebakan-cebakan
tembaga terjadi dari larutan hydrothermal denga type replacement dan cavity
filling. Sebagian besar cadangan biji tembaga dunia ternyata terdiri dari type
replacement dalam bentuk porphyrycopper.
Tembaga digunakan untuk perkakas listrik dan mobil, lemari es, AC,
telegrap, amunisi, pesawat terbang, peluru kendali, campuran logam baik untuk
membuat perunggu maupun kuningan; dalam industri kimia; bahan celup dan
rayon; alat-alat rumah tangga; dekorasi atau perhiasan; dan lain sebagainya.
Endapan yang mengandung tembaga terdapat di Aceh, Sumatra Utara,
Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timu, dan Irian Jaya.

16. Bismut
Bismut merupakan bahan galian atau hasil tambang yang tergolong dalam
kelompok logam bukan besi. Adapun mineral biji bismut/yang tergolong dalam
kelompok, komersil yaitu bismut alam,bismuthnite, serta bismite. Bismut yang
dihasilkan ternyata merupakan hasil tambahan dan tambang-tambang dan
pengolahan biji-biji timah putih, timah hitam, tembaga, emas dan perak.
Bismut dapat digunakan dalam usaha campur mencampur logam-logam
seperti aluminium, besi dan baja; untuk peralatan pemotong seperti menambah
ketajaman dan kekuatan; berguna untuk thermoelectric dan nuklir; bahan untuk
obat-obatan, kosmetik.
Endapan bahan galian bismut terdapat di Sumatra Utara (P. Samosir), dan
Kalimantan Barat (Landak).

17. Antimon
Kata antimon berasal dari Gerika ‘anti’ dan ‘monos’ artinya logam yang
jarang terdapat menyendiri. Terjadi biji-biji antimon berasal dari larutan
hydrothermal suhu rendah dan dangkal, mengisi rekahan-rekahan celah dan
lubang-lubang dalam batuan. Terjadinya, pada umumnya dikaitakan dengan
adanya intrusi batuan beku asam seperti granit, granodiorit serta monzoit.
Antimon dimanfaatkan untuk kebutuhan logam babbit, type metal, logam
putih/white metal dan bahan solder; mencampur atau sebagai bahan campuran
dengan bahan logam timah hitam dalam pembuatan baterai, pipa dan pompa
kemis, pelapis tangki-tangki serta bahan pembungkus kabel.
Endapan antimon terdapat di Riau (Kep. Natina), Sumatra Selatan (Muaro),
Jawa Barat (Krawang, Purwakarta, Sukawajan, S. Cipieung), Kalimantan Barat
(Undan, G. Silubat), Kalimantan Tengah (Muara Tewe, Ketingan, Sejuran),
Kalimantan Timur (G. Nanta), Kaliamtan Selatan (Manuggul/Riam Kabok),
Sulawesi Selatan (Sassak), Nusa Tenggara Barat (Lomnok, G. Rawa,
G.Maria/Sumbawa), dan Nusa Tenggara Timur Kaie (Timor).
18. Titan
Titan sebenarnya termasuk dalam kelompok logam-logam bukan besi.
Mineral-mineral biji timah ialah ilmenit, rutil dan sedikit titanite. Terdapatya biji
primair sebagai cebakan metamorpik, magmatik serta replacement.
Dilihat dari kegunaannya, titan dapat dimanfaatkan untuk pigments,
welding, rod coatings, carbide, keramik, serta bahan kimia. Selain itu, digunakan
juga sebagai sumber dari besi pada pabrik semen, dalam industri-industri serta
untuk floor covering.
Endapan titan di Indonesia antara lain Jawa Barat (Jampang), Jawa Tengah
(Cilacap) dan Jawa Timur (Pantai Selatan Kediri).

III. BAHAN-BAHAN INDUSTRI

19. Obsidian
Obsidian merupakan batuan vulkanis yang terdiri dari massa glas yang
amorf. Yang mengandung beberapa kristal yang kecil, misalnya feldspar. Bentuk
obsidian terjadi karena adanya aliran lava yang bersinggungan dengan udara,
sehingga membuka begitu cepat. Memiliki warna hitam hingga jingga, unggu dan
merah. Pecahan dari obsidian begitu licin, konkodal. Bahkan jika obsidian
berbentuk tipis, maka dapat tertembus cahaya. Kegunaan dari obsidian yaitu
sebagai bahan perhiasan rumah.
Endapan yang mengandung obsidian terdapat di Lampung (P. Panjang),
Jawa Barat (G. Kiaraberes, G. Kendeng/Nagrek) dengan keadaan endapan aliran
lava dilapisi oleh blok-blok. Di G. Kiamis (Tarogong) dengan keadaan endapan
aliran lava tebal antara 1-5 m dan G. Rangkong (Banten) dengan keadaan endapan
aliran lava. Begitu juga terdapat di Kalimantan Selatan yaitu di Sampit dan Irian
Jaya yaitu P. Namatole.
20. Intan
Intan dijadikan sebagai perhiasan atau permata. Hanya batu yang transparan
dan tidak mengandung cacat dinilai sebagai batu permata, putih bersih dan
warnanya hijau bersih, biru atau merah muda, serta orange yang termahal. Selain
itu, digunakan juga pada pahat diamond driling, roda gerinda, gergaji, pahat alat
bor, untuk memotong dan menggosok batu permata, sebagai alat untuk pemotong
kaca. Intan merupakan kristal carbon yang memiliki indeks refraksinya sangat
tinggi dan transparan. Intan yang berkristal rendah dan berwarna gelap, sering
mempunyai struktur serabut dan disebut bortz atau kristal permata intan.
Terjadinya intan karena proses metamorfosa. Endapan intan primair
diperoleh di dalam batuan ultra basic (pridotite kimberlites). Adapun besarnya
kristal intan yaitu dari kecil hingga ratusan karat, bahkan mencapai ribuan karat.
Endapan intan di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat (Landak, Sangau),
Kalimantan Tengah (Purukcau), dan Kalimantan Selatan (Martapura, Pleihari).

21. Phosphat
Phospat merupakan earthy substance yang ternyata bervariasi dari batu
keras, butiran serta massa yang halus. Warnanya jingga, abu-abu, abu-abu kebiru-
biruan, hitam dan putih. Bataun phosphat merupakan batuan yang mengandung
apatit atau posporit. Batuan phosphat mengandung kristal yang tidak terlihat,
mengandung tricalcium, pospat, air dan sedikit calcium carbonat, flour, zat-zat
organic, oxsida besi dan oxsida aluminium biasanya terdapat sebagai impurities.
Terjadinya batuan phophat dari timbunan-timbunan tulang, kerang-kerang
laut, timbunan kotoran kelelawar dalam gua-gua, dan dari burung-burung quaono
yang terdapat di pulau-pulau kecil dimana pospatnyakemudian bersenyawa
dengan kalsium yang ada di gua-gua pegunungan kapur.
Sekitar 90% pospat digunakan untuk kebutuhan pembuatan bahan pupuk
dalam bentuk yang halus. Jika pospat diolah dengan asam belerang, maka akan
menjadi superpospat yang sifatnya lebih mudah dilarutkan. Jika pospat digunakan
sebagai pupuk alam yakni antara 22-29% P2O5 yang berukuran 80 mesh,
digunakan untuk membuat superpospat, asam pospat serta persenyewaan kimia
lainnya., serta banyak pula pospat digunakan untuk kebutuhan dunia
metallurgi/dapur O.H. digunakan sebagai bahan kimia dan pembuat elemen
pospat.
Di Indonesia endapan yang mengandung pospat terdapat di Sumatra Timur
(Karo), Jawa Barat (Krawang, Purawakarta, Cibarusa/Bogor, Pengandaran, dan G.
Kromong), Jawa Tengah (Ajibarang, Gombong, Sukolilo, Karangbolong,
Rembang/Jepara, Pacitan), Sulawesi Selatan (P. Karabia) dan Irian Jaya
(Ayameru).

22. Dolomit
Berdasarkan asal usulnya, bahan galian dolomit terdapat bersama-sam
dengan endpan batu kapur. Terjadinya karena batu kapur tersebut kemasukan io-
ion Mg, dengan demikian maka sebagian dari Ca diganti dengan Mg.
Kegunaan dari dolomit hampir sama dengan batu kapur. Namun, khusus
untuk dolomit yang mati digunakan sebagai bahan tahan api (refractories) pada
dapur basis. Selain itu, dolomit digunakan untuk pabrik kertas, pembuatan pupuk,
bahan bangunan, brick mortar, coat plasters, dan sebagainya. Sedangkan, dalam
dunia kimia dolomit digunakan untuk pjarmasi, karet, cat, tinta, cetak, pasta, dan
sebagainya.
Bahan galian dolomit biasanya dijumpai di bagian bawah dari suatu bukit
kapur, serta berkarateristik masif, butiran halus hingga kasar, abu-abu putih,
kebiru-biruan seperti pada batu kapur. Adapun kekerasannya anatar 3,5 – 4
dengan BD-nya antara 2,8 – 2,9.
Persebaran bahan galian ini di Indonesia yaitu di Kejae, Sumatra Tengah;
Jawa Timur di Pamotan, G. Sekapuk, G. Kaklak, Gresik, Tuban, Bancak Sedayu,
dan Madura; serta Sulawesi Selatan di Tonasa.

23. Potash
Bahan galian ini dinyatakan sebagai kalium oksida K 2O. Di alam bahan ini
dijumpai sebagai endapan garam potash yang dapat dilarutkan dan sebagai
mineral-mineral potash yang tidak dapat larut. Endapan potash yang dapat larut
sebagai endapan laut, rawa-rawa dan danau, mineral yang umum dan yang
terpenting ialah kyanite dan carnallite. Sedangkan, untuk mineral-mineral potash
yang tidak larut ialah aluminite, leucite, serta greensandmarl.
Tidak hanya memiliki kegunaan sebagai bahan dasar untuk membuat alum
(tawas); bahan pupuk dan pembuat persenyawaan kimia dari kalium; untuk
membuat sabun, glas, korek api, bahan peledak, tetapi juga berguna untuk
tanning, dyeing, mettalurgy, electroplating, photographic chemical.
Jika potash digunakan untuk pupuk, maka crude salt cukup dihancurkan
yang kemudian dapat digunakan. Dapat juga dengan cara proses pelarutan dan
rekristalisasi. Sedangkan, untuk jenis potash yang tidak larut, dapat dilakukan
dengan cara menghancurkan hingga ¼ inchi, dipanggang hingga 750⁰C. Dalam
rotary klin dengan maksud menguapkan sulphur dioxide dan trioxide residue
pottasium sulfat, dan alumina dilarutkan dengan air panas yang kemudian
disaring. Untuk cairan yang mengandung potassium sulfat dikeringkan dan terjadi
kritalisasi potash. Cara lain dengan flotasi.
Persebaran bahan galian potash di Indonesia yaitu Jawa Timur di G. Muria,
P. Bawean, G. Lurus, G. Ringgit, G. Besea (Besuki), adapun keadaan endapannya
berada dalam garam kusit analine dan feldspar.

24. Batu-batuan
Batu (stone) yang dimaksudkan ialah batuan yang ternyata mempunyai arti
untuk kepentingan bagi pembangunan, perdagangan dan sebagainya. Batuan-
batuan ini digolongkan menjadi tiga bagian besar.
Pertama, rough stone ialah yang banyak digunakan untuk kebutuhan bahan
bangunan rumah seperti dinding, tembok, fondasi, waduk air, jalan, jembatan,
bantalan rel, kereta api, kaki lima, teraso, dan yang halusnya untuk fillers.
Kedua, dimension stone, building block, ukuran dan bentuk sama, serta
dibuat daripada limestone, marble, sandstone, granit guna pembuatan monumental
stone yang dibuat dari granit dan marble. Falgging dan curbing yang dibuat dari
sandstone dan granit. Paving blocks yang dibuat dari granit sandstone, limestone
yang biasanya dikerjakak dengan tangan saja.
Ketiga, ornamental stone, yang biasanya dibuat dari batuan yang berwarna
misalnya dari marble; serpentin misalnya untuk tempayan, tangga, vas, tabletops.
Tipe-tipe dari batuan tersebar dimana-mana. Sifat batuan yang terpenting
dalam penggunaannya tergantung kepada mineralnta, komposisi, texture, warna,
kekuatan, kekerasan, keliatan porosity, berat jenis dan tahan akan segala
pelapukan.
Adapun contoh-contoh batuan yang paling umum digunakan antara lain :
 Granit, suatu batuan asam yang terutama terdiri dari mineral feldspar, quartz,
warannya terang misalnya abu-abu, merah muda.
 Trachite, yang termasuk batuan asam berkristal halus yang mempunyai mineral
utamanya berupa orthoclase (sanidine).
 Batuan Andesite, ialah batuan basis yang berkristal halus sekali yang
mempunyai mineral utama plagioclase.
 Batuan Basalt, yang merupakan batuan basis dan berkristal halus sekali,
warnanya gelap dan terdiri dari plagioclase feldspar serta augite.
 Batuan Sanstone, ialah butiran pasir kwarsa yang disemen sehingga keras dan
kuat.
 Batuan Limestone, batuan kapur yang terdiri dari kalsium karbonat.
 Batuan yang termasuk Geneis ialah suatu kristalin yang dibentuk dari granite.
 Batuan yang termauk Schists, yang termasuk batuan metamorphoc yang
berserabut.
 Batuan yang tergolong Quarzite yang metamorphoc dari sandstone.
 Batuan marble yang metamorfose dari batuan kapur alam dolomit.
Endapan batuan di Indonesia antara lain endapan trachite/granit terdapat di
Siberlabuh/Bangko – Sumatra Barat, Singkawan - Kalimatan dan di Cirebon –
Jawa Barat. Endapan andesit/basalt di Jampang Kulon, Tangkuban Perahu, dan
Kebumen – Jawa Tengah. Serta endapan trachite di Tebaung.

25. Batu Tulis


Slate atau batu tulis merupakan batuan metamorfose yang berasal dai tanah
liat (clay). Batu ini memiliki sifat khusus yaitu dimana batu tulis memepunyai
garis belahan menurut seri yang hampir sejajar, sehingga menghasilkan lembaran-
lembaran yang mempunyai permukaan yang rata. Sedangkan, letak dari bidang-
bidang belahan sangat tergantung daripada arah dari tekanan metamorfose, dan
sama sekali tidak bergandengan pada letak asal dari batuan itu. Adapun warna dari
batu tulis itu permanen seperti hitam, abu-abu, kebiruan, merah, hijau muda,
ungu, jingga kekuning-kuningan, dan jingga.
Sebenarnya batu tulis merupakn gabungan dari bemacam-macam mineral
misalnya muscovite, chlorite, quartz, hematite, rutile, carbonates, graphite, biotite,
feldspar, pyrite dan lain-lain.
Kegunaan dari batu tulis ialah untuk membuat atap; sebagai bahan-bahan
bangunan serta alat-alat rumah sakit; termasuk untuk membuat lantai (tegel) dan
anak tangga; sebagai bahan penutup dinding, kamar mandi dan tempat duduk
dalam gedung-gedung sandiwara atau gedung-gedung bioskop; untuk membuat
batu nisan sebagai pelapis meja billiard; serta untuk keperluan sekolah seperti
papan tulis.
Endapan batu tulis di Indonesia terdapat di Alahan Panjang – Sumatra Barat
dan Sindikalang – Sumatra Utara.

26. Garam Batu


Garam Batu sebenarnya garam biasa dengan rumus kimia NaCL, yaitu
mineral yang rapuh dengan pecahan yang konkoidal. Garam batu (salt) merupakan
mineral yang sangat mudah larutnya. Terkadang garam batu terdapat dengan
sangat murni. Walau pada umumnya masih tercampur dengan calsium, chlorida,
magnesium chlorida, calsium sulfat, sedikit sulfat, megnesium bromida (yodium)
serta magnesium sulfat.
Adapun warna garam batu yaitu putih, abu-abu, bitu, jingga atau merah.
Sedangkan kekerasannya 2,5 dan BD-nya antara 2,1 – 2,6. Bentuk pada umumnya
berkristal kubus, berserabut dan ada juga yang berbentuk stalaktit.
Kegunaan dari garam batu ialah sebagai garam dapur, industri gula dan
industri bahan makanan; untuk pembuatan bahan-bahan kimia berat seperti alkali
soda, sebagai sumber chlorine serta persenyawaan lainnya; serta sebagai bahan
soda ash, kaustik soda, natrium sulfat serta persenyawaan natrium lainnya.
27. Diatomea
Secara kenyataannya bahan galian diatomea banyak digunakan untuk bahan
peyerap (absorbsi); sebagai bahan tahan api; digunakan dalam industri pabrik-
panrik karet; sebagai bahan pembuat bedak untuk kaki; bahan penggosok mobil
serta sebagai bahan induustri email, bahan poles logam dan bahan pemoles kuku.
Didasarkan penelitian, bahan galian diatomea merupakan bahan silika yang
berasal dari sisa-sisa rangka silika dari tumbuh-tumbuhan diatom dan algae (isi
SiO2 tinggi). Terbentuknya bahan galian ini yaitu di laut, air tawar, danau bahkan
di dasar-dasar paya.
Endapan bahan galian diatomea di Indonesia terdapat di P. Samosir dan
Pahae (Tarutung) – Sumatra Utara; Darma – Jawa Barat; daerah Temon – Klaten,
Jawa Tengah; serta Magetan (Madiun), Ngumpak, Ploso, G. Kendeng serta
Nanggulan – Jawa Timur.

28. Batu Pualam


Batu pualam merupakn hasil metamorfosa dari batu kapur. Rekristalisasi
terjadi karena suhu dan tekanan. Strukturnya kompak, gugusan kristalnya sama
dan halus sampai agak kasar, sebgai variasi dari batu kapur. Batu pualam putih
dihasilkan dari metamorfosa batu kapur murni dan batu kapur dolomit.
Sedangkan, batu pualam yang berwarna berasal dari metamorfosa batu kapur tidak
murni. Distribus warnanya tergantung dari alam dan impuritis yang
dikandungnya. Adapun variasi dari batu pualam yaitu Statuary marble (fine
texture) bersih putih; Architectural marble (warna texture, mutu dan kekuatannya
bagus); Ornamental marble yang warnanya indah; Onix marble jernih terdiri dari
agonit dan kalsit; Cipolin marble yang banyak mengandung mika dan talk; Ruin
marble texturenya halus dan seginya tak teratur; Breccia marble yang teksturnya
besar-besar persegi; serta Shell marble yang terdiri dari fosil-fosil.
Batu ini digunakan sebagai bahan bangunan misalnya untuk dinding, tegel,
papan nama, papan peringatan suatu gedung (batu peresmian), dekorasi, keperluan
listrik (papan sambungan), perabot rumah tangga seperti meja, meja cuci asbak
dan sebagainya.
Di Indonesia, batu pualam dihasilkan dari Sumatra Utara (P. Nias), Jawa
Barat (Palimanan), Jawa Tengah (Purwerejo, Banjarnegara, G. Jiwa) serta Jawa
Timur (Panggul/Madura, Besole).

29. Belerang
Sulphur atau belerang dijumpai dalam keadaan sebagi belerang alam dan
sebagai persenyawaan dengan logam-logam lain. Belerang alam dijumpai dalam
bentuk belerang yang berkristal (hampir murni) dan yang berbentuk lumpur
(antara 40 – 60%). Warna belerang yang berkristal yaitu kuning atau agak gelap
karena adanya kotoran-kotoran, goresan putih, berkilat, rasa batu ambar,
belahannya berbentuk konkoidal dan rata. Adapun kekerasannya antara 1,5 – 2,5
dan BD-nya 2,05. Jika belerang dibakar akan berwarna biru dan menghasilkan gas
yang baunya tidak enak.
Kegunannya ialah bahan pembuat pupuk, yaitu dengan mengubah menjadi
asam belerang (asam sulfat H2SO4); bahan pembuat ter; penghalus minyak; bahan-
bahan kimia berat dan batu bara.
Endapan yang mengandung belerang di Indonesia terdapat di Sumatra Utara
(G. Sorikmerapi, Tapanuli, Namora, Sibaggon); Jawa Barat (G. Tangkuban
Perahu/Parahiyangan, G. Puteri, G. Galunggung, G. Wayang, Kawah Putih,
Telaga Bodas, G. Malang, Kawah Saat, Kawah Mas/G. Papandayan, G. Ciremei);
Jawa Tengah (G. Telaga Terus); Jawa Timur (G. Arjuna, G. Welirang, Creater
Ijen, G. Dieng); Sulawesi Utara (G. Mahawu, G. Soputan, Kawah Maseun) serta
Maluku (P. Damar).

30. Batu Gamping


Limestone (batu kapur atau batu gamping) merupakan salah satu bahan
galian industri (batuan padat) dengan komposisi berupa kalsium karbonat.
Warnanya putih, abu-abu, kuning tua, abu kebiruan, jingga, hitam. Adapun BD-
nya 2,6 – 2,8. Bentuknya berupa pegunungan gamping/kapur yang berupa kalsit
(krital kapur) dan kapur yang sudah lapuk.
Batu ini digunakan untuk bahan bangunan seperti batu, serbuk kapur,
pengeras jalan, bangunan dam-dam; sebagai bahan mentah utama pembuat
portland cement; untuk pembuatan kalk zandteen, serta semen alam. Selain itu,
berperan juga di dalam industri keramik dan pembuatan gelas.
Endpaan batu gamping terdapat di Aceh, Sumatra Utara (Penen/Medan dan
Tarutung); Sumatra Barat (Karang Putih); Jawa Barat (Klapa Nunggal,
Kuripan/Bogor, Cipanas/Kromong/Cirebon); Jawa Tengah; Jawa Timur (Madura,
Bluto); Kalimatan Barat; serta Sulawesi Selatan (Tonasa/Makassar).

31. Grafit
Garfit merupakan bentuk dasar dari karbon. Garfit termasuk bahan yang
lunak, warnanya hitam dan rasa lemak; mempunyai daya tahan terhadap
kebanyakan persenyawaan-persenyawaan kimia; serta merupakan suatu konduktor
yang baik sekali terhadap panas dan listrik, juga merupkan bahan pencair yang
begitu baik.
Terjadinya grafit pertama karena magmatic concentration; kedua karena
contact metasomatic; ketiga karena hydrothermal deposition in vein; serta
keempat karena metamorphism. Namun, pada umumnya terjadi karena melalui
suatu proses metamorphose yang berbentuk kristal.
Kegunaan grafit ialah untuk membuat pensil, cat, baterai kering, dapur
pemanas, alat penuang benda-benda panas, membuat permukaan tuangan; serta
sebagai bahan tahan api. Selain itu, digunakan juga untuk membuat crucible,
untuk bundaran pada dinamo, penggosok dapur, bahan untuk membuat ketel uap,
bahan peledak tinggi, dan lain sebagainya.
Endapan grafit di Indonesia terdapat di Sumatra Barat (Ombilin, Danau
Singkarak, Siberlabuh, dan Payakumbuh).

32. Feldspar
Feldspar terjadi di dalam batuan granit, metamopic dan pegmatite. Feldspar
merupakan aluminousilicate dari pada potassium, kalium, dan terkadang barium.
Warnanya cukup indah yaitu putih, abu-abu, kemerah-merahan, jingga, kuning,
dan hijau. Adapun kekerasannya anatar 6-6,5. BD-nya 2,55-2,75. Mineral feldspar
orthoclase dan microcline, potash feldspar yang paling umum; komposisinya yang
sama, KAl Si3 Os. Bedanya hanya dalam bentuk kristal. Anorthoclase yaitu
feldspar dimana sebagian potasnya diganti dengan soda (Na), anorthitenya sedikit,
sedangkan soda lime feldspar merupakan kelompok glagioclase.
Kegunaan dari feldspar di dalam industri keramik ialah untuk pembuatan
gelas, barang-barang pecah belas, email, ubin, porselin dan kebutuhan pembuatan
keramik lainnya.
Endapan feldspar di Indonesia terdapat di Sumatra Selatan (Tanjung
Pandan), Lampung (Way Tuba Lunik, Sulan, Pubian dan Way Seputih), Jawa
Timur (Lodoyo, Trenggalek dan Ponorogo), Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah
(Daerah Nikel) dan Maluku (Saparua).

33. Tanah Liat


Tanah liat merupakan salah satu bahan galian industri; agregat mineral
berupa tanah yang terutama terdiri dari hydrous aluminium silicates. Bersifat
plastis jika dihaluskan dan dibahasi. Keras dan kaku jika kering. Vitreous jika
dibakar pada suhu yang begitu tinggi.
Tanah liat digunakan dalam kegiatan industri keramik. Baik digunakan
untuk membuat pot, asbak, mainan boneka kecil, tempayan dan lain-lain. Tanah
liat dalam dunia industri sangat berperan yaitu untuk batu tahan api. Sebagai
bahan baku dalam pembuatan portland semen. Sebagi bahan pembuat genteng,
bahan batu bata, tegel, perabot rumah tangga, bahan pembuat tungku dan banyak
lagi.
Endapan tanah liat di Indonesia terdapat di Sumatra Barat (Indarung),
Sumatra Selatan (Beliton), Jawa Barat (Plered, Cibinong), Jawa Tengah
(Pamotan) dan Jawa Timur (daerah Sedan).

34. Gips
Gips merupakan salah satu dari bahan galian industri berupa mineral lunak.
Wanrnya putih atau tidak berwarna jika murni, tetapi menjadi abu-abu, kuning,
merah, jingga, hitam jika tidak murni. Kekerasan gips antara 1,5-2 dan BD-nya
2,3. Bentuk gips antara lain kristalin, serabut, masif. Gips mempunyai bidang
belahan dalam tiga arah.
Gips yang telah dikalsinir digunakan untuk hiasan dinding, lembaran-
lembaran kaca, batu potong, barang-barang antik, tuangan besi, plaster Paris,
cetakan alat-alat keramik. Selain itu, gips juga digunakan sebagai bahan pengikat
amoniak, bahan pembuatan warna dalam industri cat, email, flux untuk benda-
benda porselin, mortar, semen marmer, industri kertas.
Gips di Indonesia terdapat di Jawa Tengah (Jatingaleh/Semarang,
Tegalombo), Jawa Timur (Ponorogo, Bojonegoro, Kawah Ijen,
Kalianget/Madura), Sulawesi Selatan (Bugis Mandar) dan Nusa Tenggara (G.
Karabokai Sumbawa).

35. Magnesit
Magnesit adalah megnesium karbonat, yang dijumpai dalam bentuk
kompak, berupa kristal halus dan ada juga yang berkristal kasar.
Pada umumnya, magnesit yang terbentuk kristal halus terdapat di dalam
bentuk urat (vein) atau massa di dalam serpentin dan peridotite. Sedangkan, untuk
magnesit kristal dapat merupakan massa besar yang berbentuk biasa. Biasanya
dijumpai bersam-sama dengan dolomit.
Kegunaan dari magnesit ialah untuk pembuat obat, pembuat bahan tanah api
chrom. Dead burned magnesit digunakan untuk bahan pelapiss (lineng), sebagai
dapur basis, dapur baja terbuka (open heart stell furnace) yaitu dimana magnesit
digunakan di dalam bentuk butir-butir pada dasar dapur, baik dalam bentuk bata
maupun yang lain. Selain itu, digunakan juga dalam industri karet.
Di Indonesia endapan ini terdapat di Sulawesi Selatan (Sasak) dan Sulawesi
Tenggara (D. Towuti dan P. Padamarang).

36. Asbes
Terjadinya asbes biasanya bersamaan dengan serpentin yaitu sebagai hasil
ubahan hydrothermal dari batuan ultra basa yang banyak mengandung magnesia
(peridotite, dunite). Dan hanya sedikit yang terjadi dari hasil pelapukan gamping
magnetic (dolomite).
Jenis asbes dibagi dalam dua kelompok mineral yaitu asbes sepertin dan
asbes amphibole. Asbes yang mempunyai serabut panjang yang sering digunakan
sebagai bahan campuran dalam semen asbes untuk membuat pipa-pipa dan
lembaran-lembaran asbes untuk atap dan cardboard. Selain itu, digunakan juga
dalam bahan untuk lapisan rem mobil, kaos tangan, sumbu kompor juga sebagai
kaos lampu.
Endapan asbes di Indonesia terdapat di Kebumen – Jawa Tengah dan
Maluku (Weda/Halmahera).

37. Aspal
Asal aspal kemungkinan berasal dari metamorfose dari minyak bumi. Aspal
merupakn semi solid dari family hydrocarbon. Terdapatnya sebagai semen pada
sandstone di dalam bentuk asphaltic sandstone, sebagai residual atau protreleum
disitillation.
Selain peranan aspal sebagai bahan untuk meperkuat dan memperlicin jalan,
aspal digunakan juga untuk lapisan atap, bahan pelapis pisa, pipa besi, bahan
pembuat baterai, pigment di dalam industri tinta cetak.
Endapan aspal di Indonesia terdapat di Jawa Barat (G. Kromong) dan
Sulawesi Tenggara (Kabungka dan Lawele, Buton).

38. Talk
Talk merupakan mineral yang begitu lunak dan bentuknya masif. Oleh
karena itu, talk digunakan sebagi bahan untuk pembuat bedak. Sedangkan,
soapstone merupakan hasil variasi dari talk juga. Mineralnya bukan hanya berisi
talk saja, tetapi juga mengandung batu metamorfose lain, strukturnya lunak dan
terasa berlemak. Jika murni maka warnanya putih, putih perak, abu-abu, hijau
muda, hitam, kuning, jingga dan kalau tidak murni warnanya berupa merah.
Kegunaan dari talk antara lain untuk pembuatan bahan kosmetik, industri
cat, industri keramik, industri keras dan karet, pembuat atap, permukaan tuangan,
bahan astiseptis, bahan pelincir, bahan pembuat beton dan plester, dan sebagainya.
Endapan talk di Indonesia terdapat di Jawa Tengah (Kebumen), Sulawesi
Tenggara dan Irian Jaya (di sebelah utara Danau Selatan).
39. Yodium
Yodium merupakan salah satu bahan galian industri atau termasuk bahan
hasil tambang. Selain itu, merupakan unsur bukan logam yang terberat dan yang
terdapat pada tumbuh-tumbuhan laut, dan air sumber garam yang berasal dari laut.
Yodium seringkali dijumpai bersama-sama dengan minyak dan bromium.
Yodium sangat berguna bagi kesehatan manusia, khususnya dalam luka,
penyakit gondok. Selain itu, yodium juga digunakan sebagai bahan dalam dunia
industri kimia, photographic emulsions, filem, kertas.
Endapan yang mengandung bahan galian yodium terdapat di Jawa Barat
(Seuseupan), Jawa Tengah (Kroya, Selokaton), dan Jawa Timur (Mindi Tuban,
Watudakon).

40. Tawas
Terjadinya tawas secara alami berasal dari dua bentuk. Pertama, sebagai
batu yang dijumpai di Ciater (dekat Bandung) dan kedua sebagai air kawah yang
terdapat di gunung berapi (solfatar) yaitu yang dijumpai di kawah Gunung Ijen.
Tawas terjadi sebagai pelapukan dari sulfida-sulfida yang dapat dijumpai di
daerah-daerah vulkanis (solfatar), juga di daerah tanah liat (clay), slate yang
mengandung pyrite dan marcasite, yang juga bersama-sama dengan biji. Tetapi
pada umumnya tawas diperoleh dari alum shale, salte dan clay.
Kegunaan dari tawas ialah untuk pembersih air, terutama air minum; bahan
cat; industri kulit (menyamak kulit); industri batik (tekstil); bahan persenyawaan
kimia lainnya; sumber natrium dan kalium; serta bahan-bahan antiseptik.
Endapan yang mengandung tawas di Indonesia terdapat di Jawa Barat
(Ciater, Kawah Wayang), Jawa Tengah (Telaga Sari/Banyuwangi), Jawa Timur
(Kawah Ijen dan Gua Prusi/Kediri).

41. Oker
Oker merupakan tanah lunak yang mengandung atau terdiri dari campuran
oksida besi, tanah liat, kapur atau bahan yang bentuk pasir. Bahan yang terbentuk
disebabkan oleh adanya proses pelapukan lanjut. Warnanya meliputi kuning,
coklat, merah, hitam, hitam coklat, dan abu-abu.
Kegunaan oker ialah untuk dijadikan bahan zat pewarna di dalam
pembuatan cat, karet, kertas, tegel semen, plaster, permadani; pembuatan tinta
pena; pemoles logam dan gelas.
Endapan yang mengandung oker di Indonesia terdapat di Jawa Barat
(Ciater, Telagawarna, Karaha, Kuningan), Jawa Tengah (Pacitan), dan Jawa
Timur (Panggul dan Songgoriti Malang).

42. Barit
Barit merupakan salah satu dari bahan galian. Penggunaannya adalah
sebagai bahan pembuat cat, seperti cat barium, putih atau putih permanen,
lithopone; sebagai bahan cat putih di dalam pabrik karet, linoleum; sebagai bahan
untuk tutup meja, lak dan sebagainya; untuk kebutuhan di dalam industri kimia;
untuk membuat suatu persenyawaan dari barium; sebagai bahan poles; serta untuk
membuat tegel di dalam industri yang betenperatur tinggi.
Barit merupakan mineral barium yang paling utama. BD-nya 4,5 dan
umumnya terdapat dalam bentuk butiran atau kristal berwarna putih, kuning
muda, abu-abu, biru, merah, jingga, dan jingga gelap. Yang jernih dapat tembus
cahaya.
Endapan barit terdapat di Jawa Barat (Pasir Angin/Ciseuti), Jawa Tengah
(Sermo, Wates), dan Nusa Tenggara Timur (Kecamatan Lomblen Timur,
Kabupaten Flores Timur).

43. Batu Apung


Batu apung merupakan hasil dari gunung api yang kaya akan silika dan
yang mempunyai struktur porous, dan yang terjadi karena keluarnya uap dan gas-
gas yang larut di dalamnya pada waktu terbentuk. Berbentuk block padat, fragmen
hingga pasir atau ercampur dengan yang halus dan kasar. Adapun batu apung itu
sendiri ternyata terdiri dari silika, alumina, potash, soda, besi oksida. Warnanya
ialah abu-abu, putih, abu-abi kebiruan, abu-abu gelap, kemerah-merahan,
kekuning-kuningan, dan jingga.
Kegunaan batu apung yaitu sebagai bahan mentah untuk membuat bahan-
bahan poles, untuk logam, mortar dan beton; bahan bangunan yaitu bata ringan
atau bata yang tahan terhadap api; sebagai bahan toilet/sabun tangan; sebagai
bahan untuk mengasah; sebagai bahan plester, filler; untuk membuat genteng dan
bahan cat, tooth paster, powder, abrazive, rubber filler, asphalt filler; serta dalam
industri keramik.
Endapan batu apung terdapat di Sumatra Tengah, Sumatra Selatan,
Lampung (Kep. Krakatau), Jawa Barat (Ciomas, G. Kiaraberes, Cicurug, dan
Nagreg), Indonesia bagian timur (jalur vulkanis dari bagian timur kepulauan
Indonesia).

44. Mika
Mika merupakan nama golongan untuk mineral-mineral hydrous potasium
alumunium silicate yang kompleks yang berbeda-beda dalam komposisi kimia
dan sifat-sifat fisiknya. Tetapi ditandai oleh belah dasar sempurna yang dapat
terbelah dalam lembaran-lembaran tipis, liat, elastis, fleksibel dan yang paling
penting yaitu sulit terbakar. Kalau mika yang tipis mudah tembus cahaya, kalau
tebal gelap (opaque). Di alam umumnya mika berkristal kecil, walau terkadang
ada yang berkristal antara 10-20 cm, bahkan terkadang ada yang berkristal di atas
50 cm lebarnya. Adapun warna mika yaitu putih, kuning merah, jingga, abu-abu,
hitam, ambar.
Mika banyak digunakan sebagai alat atau bahan isolasi untuk peralatan
listrik, misalnya untuk tabung radio, alat komunikasi, magneto condensor, alat-
alat radar, busi kapal terbang, dan setrika. Selain itu, digunakan juga untuk jendela
tungku, cerobong lampu, lubang intai dapur-dapur, kaca mata yang tak dapat
pecah, serta bahan dekorasi yang tahan terhadap sinar matahari.
Endapan yang mengandung mika di Indonesia terdapat di Aceh Timur,
Sumatra Utara (Pangaribuan), Sulawesi Selatan (Majene), Sulawesi Tengah
(Towuti dan P. Peleng) dan Irian Jaya (Wandamen).

45. Kaolin
Kaolin merupakan salah satu contoh dari tanah liat yang high grade, lunak
dan tidak plastis. Adapun warna kaolin adalah putih, kuning, abu-abu putih,
jingga, abu-abu, atau kemerah-merahan. Mineral kaolin yaitu kaolinite, nackrite,
deckite. BD-nya 2,6-2,63 dengan kekerasannya 2-2,5.
Kaolin digunakan untuk pabrik keramik; sebagai bahan tahan api; dalam
pabrik kertas digunakan untuk bahan filler dan coating; dalam pabrik tekstil;
pabrik alat-alat asah; pabrik karet; industri cat; industri kimia; obat-obatan; semir,
tapal gigi; soap compound; wall plaster dan binding agent.
Kaolin terdapat di Sumatra Utara (Pahae/Tarutung, Aek Parih/Sibolga dan
Padang Sidempuan), Sumatra Barat (Swah Lunto, Batang Kapas), Riau
(Karimun), Sumatra Selatan (Aer Batu/Palembang, Belinyu/Bangka, Pangkal
Pinang, Pangkal Lalang/Biliton, Aer Rayah/Biliton, Aer Batu/Biliton, dan
Manggae/Biliton), Lampung (Gihan), Jawa Barat (K. Karaha, Panokolan), Jawa
Timur (Poj Gajih, Pojok), Kalimatan Barat (Selimbau, Riau/Danau), Kalimantan
Selatan (Banjarmasin, Sampit) dan Kalimantan Timur (Sungai Ritam).

46. Tras
Tras termasuk salah satu bahan galian industri yang digunakan untuk bahan
galian semen alam (hydraulic cement). Selain itu, dapat dijadikan bahan untuk
pembuatan bata. Tras merupakan bahan galian yang mudah sekali kontak dengan
air, yang kemudian menjadi keras, dan tidak akan tembus dengan air. Warnanya
putih kekuning-kuningan dan telah mengalami tingkat pelapukan lebih lanjut.
Endapan tras terdapat di Jawa Barat (Cilegon dan Cicurug); Jawa Tengah
(Limbangan Pekalongan); Kedundang-Yogya; serta Jawa Timur (Jepara-
Rembang).

47. Pasir Kwarsa


Pasir Kwarsa atau pasir putih terdiri dari kristal-kristal silika. Ada yang
berukuran halus, ada pula yang agak kasar. Warnanya putih bening. Pasir ini
terjadi dari pelappukan batuan yang mengandung kristal kwarsa yang di
konsentrir atau dicuci oleh alam, misalnya oleh sungai, danau, serta gelombang air
laut di pantai, sehingga terdapat bahan galian ini.
Kegunaan dari pasir kwarsa ialah dalam kegiatan pengecoran besi; industri
kimia; industri cat, abrasive; refractories; mineral fillers (bahan galian); industri
keramik (gelas, lembar kaca dan sebagainya).
Endapan pasir kwarsa terdapat di Aceh (Banda Aceh), Sumatra Utara (S.
Asahan Kisaran), Sumatra Selatan (Bangka – Koba, Sungailiat; Tanjung
Bitua/Biliton), Bengkulu, Lampung (Tulang Bawang), Jawa Barat (Rangkas
Bitung, Cibadak, Jampang Kulon), Jawa Tengah (Beji/Surakarta), Jawa Timur
(Tuban, Bangkalan/Madura, Sepanjang pantai utara), Kalimantan Selatan
(Martapura), Kalimantan Timur (Balikpapan, beberapa tempat sebelah timur
pantai Kawah Danau Kutai), serta Irian Jaya.

Anda mungkin juga menyukai