Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
MUHAMMAD RIFKI
NIM: 1110034000017
Muhammad Rifki
1
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Konsonan
2 ب b 17 ظ ẓ
3 ت t 18 ع ʻ
4 ث ṡ 19 غ g
5 ج j 20 ف f
6 ح ḥ 21 ق q
7 خ kh 22 ك k
8 د d 23 ل l
9 ذ ż 24 م m
10 ر r 25 ن n
11 ز z 26 و w
12 س s 27 ه h
13 ش sy 28 ء ’
14 ص ṣ 29 ي y
15 ض ḍ
2. Vokal Pendek
xi
-َُ -- = u ُ يَ ْذ َهبyażhabu
3. Vokal Panjang
4. Diftong
ُ = اَ ْيai ُف
َ = َك ْيkaifa
6. Tasydid (-ّ--)
diberi syiddah. Namun, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda
xii
syiddah tersebut terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf
ḍarūrah.
7. Tā’ Marbūṭah
a. Bila berdiri sendiri atau dirangkai dengan kalimat lain yang menjadi
Contoh:
Indonesia dari bahasa Arab seperti zakat, salat, dan sebagainya, kecuali
Contoh:
penulisannya, contoh:
xiii
9. Singkatan
M = Masehi
H = Hijriah
w. = Wafat
h. = Halaman
xiv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................ 10
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................. 10
D. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 10
E. Metode Penelitian...................................................................... 13
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 13
v
C. BA’ÛDHAH (NYAMUK) ....................................................... 73
1. Klasifikasi .................................................................................. 74
2. Karakteristik .............................................................................. 74
3. Jenis-jenis Nyamuk.................................................................... 75
4. Siklus hidup Nyamuk ................................................................ 75
ANALISIS KANDUNGAN AYAT .......................................... 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 79
B. Saran-saran ................................................................................ 80
vi
BAB I
Pendahuluan
Memahami dan menggali makna dan isi kandungan al-Quran dengan pelbagai
metodenya, umpama orang yang haus meminum air asin di lautan, semakin
meminumnya maka semakin haus dan senantiasa ingin minum lagi. Perumpamaan
seperti ini tidaklah berlebihan, mengingat banyaknya para mufassir yang muncul dari
generasi ke generasi, mulai dari mufassir klasik hingga kontemporer. Metode yang
digunakan cukup beragam, mulai tahlilȋ, muqarron, mujmȃl atau pun maudu'ȋ.
membahas isi kandungan al-Quran juga menggunakan beberapa disiplin ilmu atau
orang yang berniat membahas ‘ilm majȃz al-quran, ia harus mengambil lafal-lafal al-
Quran yang berbentuk majaz, lalu menjelaskan dengan panjang lebar tentang bentuk-
bentuk lafal majaz yang ada dan segala macamnya.1 Seperti halnya orang yang
1
Ahmad Izzan, ‘Ulumul Quran: Edisi Revisi Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas al-
quran (Cet. V; Tafakur: Bandung, 2013), h. 9.
1
2
Antara lain adalah gaya pendekatan sastra. Bentuk sastra ini membawa pesan dengan
gaya yang penuh hidup dan bebas dari monoton.2 Salah satu jenis bentuk sastra dasar
matsal di Arab. Dalam bahasa Arab itu juga biasa diterjemahkan sebagai simile atau
arti dan kandungan al-Quran, khususnya ayat yang belum dipahami atau samar.
Keadaan ini berlangsung sampai Nabi wafat. Walaupun tidak semua kita ketahui
akibat riwayat-riwayat tentangnya atau karena memang Rasul Saw. sendiri tidak
menjelaskan semua isi kandungan al-Quran pada semua sahabat, maksudnya apa yang
tidak diketahui sahabat diketahui sahabat lain.4 Menafsirkan al-Quran berarti berupaya
menjelaskan maksud dan kandungan al-Quran yang merupakan sumber utama ajaran
Oleh sebab itu, penafsiran terhadap ayat-ayat bukan hanya merupakan hal
yang diperbolehkan, bahkan lebih dari itu, penafsiran merupakan suatu kewajiban
penafsiran al-Quran, maka hendaklah memperhatikan beberapa tafsir lain yang telah
dilakukan ulama terhadap tafsir ayat atau lafadz yang dimaksudkan. Hal ini tentu saja
2
Shahid Rasool, A Study on the Qur’anic Way of Coding Parables, The Dialogue,
Volume V Number 2, 2010, h. 127.
3
Otong Sulaeman, Estetika Resepsi dan Intertektualitas: Perspektif Ilmu Sastra terhadap
Tafsir al-Quran, 2015, h. 2.
4
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran (Bandung: Mizan, 2006), cet. XXIX. h. 71.
5
Ali Hasan al-„Aridhl, Tarikh Ilmu Tafsir wa Manahiju: Sejarah dan Metodologi Tafsir,
Penerjemah Ahmad Akrom (Jakarta: Rajawali Press, 1991), h. vii.
3
untuk menghindari kekeliruan dan untuk memperkuat alasan terhadap ayat yang
6
dimaksud. Salah satu pendekatan yang paling relevan dan paling berfaedah untuk
mufassir klasik yaitu tafsir bi Al-Ma‟tsur adalah bentuk penafsiran yang paling tua
al-Quran saling menafsirkan satu sama lain) atau dengan istilah modern disebut
Intertekstualitas.7
mempelajari serta memahaminya dengan baik akan memberikan manfaat yang besar
dari al-Quran yang berperan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Bahkan seseorang
dapat pula membahas al-Quran dengan pendekatan ilmu pengatahuan umum seperti
filsafat, sejarah dan lain sebagainya yang relevan dengan ayat yang dibahasnya. Sesuai
Artinya:
6
M. Hasbi Ash shidieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir (Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 1997), h.185.
7
M. Abdul Halim, Memahami al-Quran: Pendekatan Tema, Gaya dan Bahasa
(Bandung: Marja‟, 2002), h. 212.
8
Hamdani Anwar, Pengantar Ilmu Tafsir (Jakarta: Fikahati Aneska 1995), h. 12.
4
Dimana ayat ini mempertegas bahwa ilmu dan hikmat Tuhan yang terkandung al-
Quran tidak akan habis dipelajari atau digali oleh manusia sepanjang masa.9
bentuknya. ‘ilm dari segi bahasa berarti kejelasan, karena itu segala yang
Artinya:
9
Hamdani Anwar, Pengantar Ilmu Tafsir (Jakarta: Fikahati Aneska, 1995), h. 25.
10
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran (Bandung: Mizan, 2007), h. 569-572.
5
mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu dan membaca baik teks tertulis
maupun tidak. 11
mempersamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, baik dengan bentuk isti’arah,
tasybih, ataupun yang berbentuk majaz. Dalam al Qur‟an banyak ayat-ayat yang
bagi manusia agar lebih mudah difahami dan diterima dalam menanamkan
kekuasaan Allah belum mendapatkan apresiasi yang sewajarnya. Hal ini dapat
bidang lain khususnya salah satu bagian dari bidang biologi, yaitu zoologi.
terbatas.13 Sebagai contoh sementara para ahli menyebutkan bahwa ada lebih dari
sejuta jenis bintang yang telah dikenal oleh umat manusia. Di antaranya ada yang
11
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran (Bandung: Mizan, 2007), h. 569-572.
12
Muhammad Ali, ‘’Fungsi Perumpamaan Dalam al-Quran,’’ Jurnal Tarbawiyah, vol
10, no. 2 Edisi (Juli-Desember) 2013, h. 21.
13
Kementerian Agama RI, Tafsir al-Quran Tematik: Pelestarian Lingkungan Hidup
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012), h. 154.
6
telah punah dan ada juga yang baru ditemukan. Secara umum dapat dikatakan
bahwa ada enam kelompok utama binatang yang telah dikenal manusia: a.
Terdapat berbagai jenis serangga yang hidup di atas muka bumi ini.
serangga yang telah disebut di dalam al-Qur‟ān ialah nyamuk, lalat, belalang,
kutu, lebah, semut dan anai-anai. Namun begitu, serangga yang telah dijadikan
Di alam bebas ini, terdapat banyak macam jenis serangga yang hidup liar
di hutan dan dikeliling manusia, ada yang bersayap ada pula yang tidak bersayap.
Artinya:
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-
bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
14
M. Quraish Shihab, Dia di Mana-mana, (Jakarta: Lentera Hati, 2004), h. 241.
15
Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, „‟Perumpamaan
Serangga dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz‟‟, Jurnal Centre of Quranic Research International
Journal, h. 105.
7
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.16
Ringkasnya, menggali dan memahami al-Quran amat sangat
Quran yang telah penulis uraikan diatas. Dari ‘Ulȗm al-Quran tersebut, penulis
dengan menggunakan disiplin ilmu pengetahuan alam dan perpaduan dari Tafsir
yang sah dan diakui. Oleh karena itu Tafsir Ilmi yang terbitkan oleh Kemenag
Hal ini tidak lain karena keberadaan tafsir ilmi masih menjadi perdebatan
penyusun terdiri dari para ulama dan ilmuwan dalam menyusun kitab tafsir ini.
16
Q.S. An-Naml : 18 dalam al-Quran dan Terjemahannya.
8
Artinya:
‘’perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung
selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan
Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba
kalau mereka mengetahui.’’17
Qur‟an Surah Al- ankabȗt terdiri dari 69 ayat. Mayoritas ulama
Berhijrah ke Madinah. Ada juga yang berpendapat seluruh ayatnya justru turun
lainnya Madaniyah. Penganut pendapat ini, antara lain menyatakan bahwa ayat
pertama sampai dengan ayat ketiga turun sesudah Nabi saw. berhijrah. ada
pendapat lain menyatakan bahwa awal surah ini sampai dengan ayat 11 adalah
ayat-ayat yang turun setelah hijrah. Ulama yang menyatakan bahwa surah ini
pendapat tersebut, namun yang lebih terkenal adalah pendapat yang pertama.
Bentuk plural kata „ankabȗt adalah „anakib. Bentuk feminimnya ankabah dengan
„ankabutat. 19
17
Al-Qur’anul Karim, al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: PT Sygma Examedia
Arkanleema, 2009).
18
M. Quraish Shihab, Tafsir Ringkas untuk Orang Sibuk: Al-Lubâb (Tangerang: Lentera
Hati, 2012), h. 89.
19
Hisham Thalbah dkk, Al-I‟jaz Al Ilmi fi al-Qur‟an wa al Sunnah (diterj. Syarief Hade
Mansyah dkk), Bekasi: PT Sapta Sentosa, tth, h. 59
9
ayatnya yang ke-41. Tema utama surah ini adalah penjelasan tentang hakikat
iman, bahwa iman bukan sekedar ucapan dengan lidah, tetapi hakikatnya
godaan. Ini karena manusia tidak akan dibiarkan mengucapkan, “kami telah
beriman,” tanpa diuji untuk diketahui hakikat iman yang bersemai dalam hati
mereka. Hampir seluruh ayat surah ini berkisar pada tema tersebut. Awal surah
secara tegas berbicara tentang ujian hidup dan keimanan, sambil menyinggung
sikap orang mukmin dan muanfik. Disusul dengan kisah-kisah para Nabi dan
juga uraian tentang kaum „Ad, Tsamud, Qarun, Firaun, dan Haman yang
tujuan utamanya agar kaum Muslim tabah menghadapi aneka rintangan dan
pendekatan sains dalam tafsir ilmi dan mukjizat ilmiah lainnya oleh Kementerian
Agama.
20
M. Quraish Shihab, Tafsir Ringkas untuk Orang Sibuk: Al-Lubâb (Tangerang: Lentera
Hati, 2012), h. 89.
10
laba-laba, lalat dan nyamuk dalam kitab tafsir Kementerian Agama dan usaha
memilih uslub matsal dalam al-Quran agar manusia dapat i‟tibar darinya.
laba-laba, nyamuk dan lalat yang ditinjau dari konsep amtsalil quran.
D. Telaah Pustaka
ditulis pada tahun 2013 yang diajukan kepada Program Studi Pendidikan Islam
sebagai salah satu metode pembelajaran dalam al Quran dapat dijadikan metode
dalam bentuk yang hidup ataupun yang mati dengan cara menyerupakan sesuatu
yang gaib dengan yang nyata, yang abstrak dan yang konkrit dan dengan
menalogikan sesuatu dengan hal yang serupa. Betapa banyak makna yang baik,
dijadikan lebih indah, menarik dan mempesona oleh tamsil. Karena itulah, maka
tamsil lebih dapat mendorong jiwa untuk lebih mudah memahami dan menerima
makna yang dimaksudkan sebagai uslub Quran dalam penjelasan dari segi-segi
kemukjizatan.22
Sains Populer Terjemah: Keajaiban Pada Laba-Laba Karya Harun Yahya) Skripsi,
Islam Negeri Sunan Yogyakarta, 2013. Dalam penelitian ini menjelaskan tentang
21
Abd Halim, ‘’Efektivitas Penerapan Metode Amtsal (perumpamaan) dalam
Peningkatan Siswa pada Mata Pelajaran Akidah-Akhlak Madrasah Ibtidayyah Negeri Balik
Papan.’’ Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah, STAIN Samarinda, 2013.
22
Muhammad Ali, ‘’Fungsi Perumpamaan Dalam al-Quran,’’ Jurnal Tarbawiyah, vol
10, no. 2 Edisi (Juli-Desember) 2013, h. 30.
12
Terhadap al-„ankabȗt ayat 41 tentang laba-laba yang ditulis pada tahun 2015
dalam Al-Quran (Studi Komparasi atas Interpretasi Para Mufassir) diajukan pada
Fakultas Ushuluddin Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir 2016. Dalam penelitian
mufassir.
atas dan peneliti lainnya yaitu tentang perumpamaan/amtsal dari laba-laba yang
mufassir yang baik klasik maupun modern. Oleh karena itu, dengan tidak
mengabaikan penelitian sebelumnya, akan ada persamaan dalam kajian ini dengan
23
Muhammad Ma‟shum Syafi‟I, Pendidikan Aqidah Melalui Kajian Ayat Kauniyah
Mengenai Keajaiban Pada Laba-Laba (Telaah Materi Buku Pustaka Sains Populer Terjemah:
Keajaiban Pada Laba-Laba Karya Harun Yahya) Skripsi, Yogyakarta, 2013.
24
Ahmad Zamroni, ‘’Pemahaman Harun Yahya Terhadap al-‘ankabǔt ayat 41 tentang
laba-laba’’ Skripsi, Semarang, 2015.
13
E. Metode Penelitian
lebih sistematis dalam teknik pengumpulan data yang bersumber dari beberapa
kitab yang membahas tentang studi ulȗm al-Quran dan kitab tafsir Kementerian
1. Jenis Penelitian
yang bersifat kualitatif karena tehnik pengkajiannya berdasar dari sumber yang
tertulis.
2. Sumber Data
kitab tafsir ilmi dari Kementerian Agama RI dan buku primer dan sekunder yang
karya Manna Khalil al-Qaththan, al-Amtsal Fil Quran karya Mahmud bin Syarif
Adapun data-data sekunder adalah kitab atau buku yang memperkuat data
primer seperti; Memahami al-Quran: Pendekatan Tema, Gaya dan Bahasa karya
E. Sistematika Pembahasan
sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi ke dalam lima bab dengan
Bab pertama, adalah pendahuluan yang megurai masalah secara umum tentang
tema dari peneltian ini yang terangkum dalam latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, metode
amtsal, macam-macam amtsal dan fungsi perumpamaan dalam al-Quran dan pada
poin terakhir menjelaskan sekilas tentang Kitab Tafsir Ilmi Kementerian Agama
RI.
Bab ketiga, mengkaji secara umum term ayat-ayat yang yang berkaitan dengan
kata ‘Ankabut, Dzubâb, dan Baȗdhah dalam al-Quran, periodisasi ayat-ayat yang
mengandung ayat tentang ‘Ankabut, Dzubâb, dan Baȗdhah, dan pandangan ahli
serangga tersebut.
terkait ayat-ayat yang mengandung kata ‘Ankabut, Dzubâb, dan Baȗdhah dalam
al-Quran.
15
Bab kelima, merpakan penutup yang berisi kesimpulan dari penelitian ini,
serta saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki penelitian ini, agar
Amtsal adalah bentuk jamak dari matsâl. Adakala kata matsâl, mitsl dan
matsil serupa dengan syabah, shibh, baik lafazh maupun maknanya.1 Kata Matsal
atau perumpamaan dalam kamus bahasa Arab, Lisân al-„Arab dan al-Qâmûs al-
Muhîth, mempunyai bermacam-macam makna, antara lain: nazhîr (sifat), atau „ibrah
(peringatan, pelajaran). Makna kata matsal yang lain adalah yang menjadi contoh
bagi yang lain atau yang ditiru. Selain beberapa makna ini, kata matsal juga
Matsal dalam istilah termasuk diantara kata-kata bijak atau bagian dari kata-
kata yang mengandung hikmah. Hikmah atau kebijaksanaan dalam kata atau kalimat
yang muncul dalam sebuah kejadian karena kesesuaian dan keserupaan suatu
kata atau kalimat yang menimpanya kemudian tanpa mengubah makna, baik dalam
untuk menggambarkan akhlaknya yang sudah sirna.4 Penyair Zuhair dan Nabighah
1
Syaikh Manna‟ Al-Qaththan , Peengantar Studi Ilmu Al-Quran (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2005), h. 353.
2
Ja‟far Subhani, Wisata al-Quran (Jakarta: Al-Huda, 2007), h.1.
3
Ja‟far Subhani, Wisata al-Quran (Jakarta: Al-Huda, 2007), h.7.
4
Sayyid Qutb, At Tashwirul Fanni Fil Quran (Beirut: Darusy syuruq, 1982), h. 242.
16
17
digunakan untuk sesuatu keadaan dan sesuai kisah yang hebat. 5 Menyamakan
macam, yaitu amtsal dzahir (jelas), dan amtsal khafiy (tersembunyi). Sedangkan
Artinya:
5
Muhammad Chirzin, Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima
Yasa, 1998), h. 126.
6
Muhammad Shalahuddin Hamid, Study Ulumul Qur‟an, (Jakarta: Intimedia, 2002), h. 316.
7
Syaikh Manna‟ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Quran (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2005), h. 356.
8
Ali As-Sahbuny, Kamus dan Indeks al-Quran, (Jakarta: Shahih, 2016), h. 51.
18
seperti orang yang menyalakan api…”, karena di dalam api terdapat unsur cahaya;
dan matsal yang berkenaan dengan air ()الماء, “…atau seperti (orang-orang yang
ditimpa) hujan lebat dari langit…” karena di dalam air terdapat materi kehidupan.
Wahyu yang turun dari langit pun bermaksud untuk menerangi hati dan
menghidupkannya.10
Allah juga menyebutkan kedudukan dan fasilitas orang munafik dalam dua
keadaan. Di satu sisi mereka bagaikan orang yang menyalakan api untuk
materi dengan sebab masuk Islam. Namun di sisi lain Islam tidak memberikan
(nur) yang ada dalam api itu, “…Allah hilangkan cahaya (yang menyinari)
menyerupakan mereka dengan orang yang ditimpa hujan lebat yang disertai gelap
9
QS: Al-Baqarah: 17.
10
Syaikh Manna‟ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Quran (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2005), h. 405.
19
gulita, guruh dan kilat, sehingga terkoyaklah kekuatan orang itu dan ia meletakkan
jari jemari untuk menyumbat telinga serta memejamkan mata karena takut petir
larangan, dan khithabnya bagi mereka tidak ubahnya dengan petir yang turun
menyambar.
Artinya:
Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di
lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang
mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk
membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus
itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan
yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada
harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap
di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.12
Wahyu yang diturunkan Allah dari langit untuk menghidupkan hati
diserupakan dengan air hujan yang diturunkannya untuk menghidupkan bumi dan
11
Syaikh Manna‟ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Quran (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2005), h. 357.
12
Q.S. Ar-Ra‟d: 17.
20
lembah akan menghanyutkan buih dan sampah. Begitu pula hidayah dan ilmu bila
air (hujan) dari langit,…”. Demikianlah Allah membuat matsal bagi yang haq dan
yang bathil.13
Mengenai matsal النار, dalam firmanNya “…Dan dari apa (logam) yang
mereka lebur dalam api..”. Logam, baik emas, perak, tembaga, maupun
besi,ketika dituangkan ke dalam api, maka api akan menghilangkan kotoran dan
dimanfa‟atkan, sehingga karat itu hilang dengan sia-sia. Begitu pula syahwat akan
dilemparkan dan dibuang dengan sia-sia oleh hati orang mukmin seperti arus air
Abi Hatim meriwayatkan melalui jalur „Ali, dari Ibnu „Abbas yang berkata: “Ayat
ini merupakan perumpamaan tentang hati yang mengemban (suatu beban) menurut
ukuran keyakinan atau keraguannya. Dalam hal ini, ayat “…Adapun buih itu,
akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya…” merupakan sebuah
13
Syaikh Manna‟ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Quran (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2005), h. 357.
21
dalam api, yang murni akan diambil, sedangkan kerak atau kotorannya akan
ditinggalkan dalam api; demikian pula Allah hanya akan menerima keyakinan dan
Artinya:
14
Muhammad Ibn „Alawi Al-Maliki Al-Hasani, Samudra Ilmu-ilmu Alqur‟an: Ringkasan
Kitab Al-Itqan Fi Ulum Alqur‟an Karya Al-Imam Jalal Al-Din Al-Suyuthi, (Bandung: Mizan Pustaka,
2003), cet.1, h. 249.
22
yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; Maka kerjakanlah
apa yang diperintahkan kepadamu".15
Pada ayat ini yang menjadi amtsalnya adalah:
“…sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda;
pertengahan antara itu;…”
Firman Allah mengenai shalat yang disebut dalam surat Q.S. Al-Isrâ‟:
110
Artinya:
Artinya:
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong
dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang
15
QS. Al-Baqarah: 68
16
Q.S. Al-Isrâ‟: 110
23
Seperti:
Artinya:
Raja berkata (kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu
menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" mereka berkata:
"Maha sempurna Allah, Kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari
padanya". berkata isteri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, Akulah yang
menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan Sesungguhnya Dia
Termasuk orang-orang yang benar."
Pada ayat ini “…Berkata istri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu,…”
17
Q.S. An-Nisa‟: 123.
24
Artinya:
“Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah”18
Pada ayat ini, firman Allah pada kalimat "tidak sama yang buruk dengan yang baik
Artinya:
„‟Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, Sesungguhnya Kami adalah
utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu
kamu, sebab itu Pergilah dengan membawa keluarga dan Pengikut-pengikut
kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang
tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya Dia akan ditimpa azab yang
18
Q.S. An-Najm : 58.
19
Q.S. Al-Mâidah : 100.
25
Pertama, sebagian ahli ilmu memandang hal demikian sebagai telah keluar dari adab
Artinya:
Sudah menjadi tradisi orang, menjadikan ayat ini sebagai matsal (untuk
Misalnya, ia merasa sangat sedih dan berduka karena tertimpa bencana, sedangkan
“Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah.”
20
QS: Hūd : 81.
21
Syaikh Manna‟ Al-Qaththan , Pengantar Studi Ilmu Al-Quran (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2005), h. 408.
22
Q.S. Al-Kâfirûn : 6.
26
besar urgensi amtsal al-Quran, penulis perlu mengutarakan tujuh faedah.24 Menurut
Pertama, menonjolkan sesuatu yang ma‟qul (yang hanya bisa dijangkau akal,
abstrak) dalam bentuk kongkrit yang dapat dirasakan indra manusia, sehingga akal
dapat menerimanya, sebab pengertian abstrak tidak akan tertanam dalam benak
kecuali jika ia dituangkan dalam bentuk indrawi yang dekat dengan pemahaman.
Misalnya firman Allah mengenai keadaan orang yang menafkahkan harta dengan
riya‟; ia tidak akan mendapatkan pahala sedikitpun dari perbuatannya itu (QS. 2 :
264).
23
Muhammad Al-Khidr Husain, Balaghatul Qur‟an, (TP: TT), h. 33.
24
Muhammad Chirzin, Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima
Yasa, 1998), h. 131.
27
Artinya:
„‟Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan
si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada
manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak
bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka
usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir‟‟.25
Kedua, menyingkapkan hakikat-hakikat dan mengemukakan sesuatu yang
tidak tampak seakan-akan sesuatu yang tampak. Misalnya dalam (QS. 2 : 275).
Artinya:
25
QS. Al-Baqarah : 264.
28
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.‟‟26
Ketiga, mengumpulkan makna yang menarik lagi indah dalam ungkapan yang
Keempat, mendorong orang yang memeberi matsal untuk berbuat sesuai dengan isi
matsal, jika ia merupakan sesuatu yang disenangi jiwa. Misalnya firman Allah mengenai
orang yang menafkahkan harta di jalan Allah; Ia akan memberikan kepadanya kebaikan
Artinya:
„‟Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui‟‟.27
Kelima, untuk menjauhkan (tanfir), jika isi matsal berupa sesuatu yang dibenci
26
QS. Al-Baqarah : 275.
27
QS. Al-Baqarah : 261.
29
Artinya:
para sahabat.
Artinya:
28
QS. Al-Hujurāt : 12.
29
QS. Al Fatḥ : 29.
30
sifat yang dipandang buruk oleh orang yang dikarunia Kitabullah tetapi ia tersesat
Artinya:
„‟Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan
kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian Dia
melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu Dia diikuti oleh syaitan (sampai
Dia tergoda), Maka jadilah Dia Termasuk orang-orang yang sesat‟‟.
„‟Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya
dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan
hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu
menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia
mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka)
kisah-kisah itu agar mereka berfikir‟‟.30
30
QS. Al A'rāf : 175-176.
31
memberikan nasehat, lebih kuat dalam memberikan peringatan dan lebih dapat
Artinya:
ditemukan dalam kitab-kitab ulumul Qur‟an. Namun dari keterangan yang ada,
penulis dapat rumuskan sebagai berikut. Pertama, amstal itu mengandung penjelasan
kata atas makna yang samar atau abstrak, sehingga menjadi jelas, kongkrit dan
Jenis-jenis Amtsal
Dari segi jenisnya, tamtsîl dibedakan kepada dua jenis; (Ahmad al-Iskandariy,
1930).
31
Syaikh Manna‟ Al-Qathtẖan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, terjemah Mudzakir AS
(Jakarta: Litera Antar Nusa, 1993), h. 506-508.
32
biawak).
a. Pada tamtsîl haqiqiy asal usul munculnya adalah hal-hal yang terjadi di
b. Ungkapan pada tamtsîl haqiqiy tidak melalui cerita, sedangkan pada tamtsîl
suci al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad. Berbagai macam metodologi dan
corak penafsiran telah ditawarkan oleh muafassir. Aktifiktas penafsiran akan selalu
32
Hafni Bustami, „‟ Ayat-ayat Tamtsîl Qur‟an (Analisis Stilistika)‟‟ Jurnal Al-Ta‟lim, Jilid I,
no. 4 (Februari 2013): h. 286.
33
mengalami dinamika perkembangan dan tidak akan sampai pada titik final, hal itu
baik dari segi metodologi maupun karakteristik (corak) penafsiran. Hingga kini,ketika
berbicara tentang metodologi tafsir al-Quran, banyak orang merujuk pada Al-
urutan suratnya, dari awal surat hingga surat yang terakhir. Dilihat dari jenisnya,
tafsir ini adalah gabungan antara bi al-ra‟yî dan bi al-ma‟tsûr, walaupun bi al-
ma‟tsûr-nya lebih dominan.37 Dari pernyataan ini , dapat dikatakan bahwa manhaj
tafsir Depag tafsir bi al-ma‟tsûr. Ciri-ciri tafsir ini misalnya, bisa dilihat dari sumber
33
Jauhar Azizy, „‟Pluralisme Agama dalam Al-Qur‟an: Telaah Terhadap Tafsir Departemen
Agama,‟‟ (Tesis Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2007), h. 45.
34
„Abd al-Ḥayy al-Farmawî adalah seorang Dosen Tafsir Hadis pada Fakultas Ushuluddin
Universitas al-Azhar, Mesir. Metodologi penafsirannya banyak dijadikan rujukan para peminat studi
ilmu tafsir hadis, tak terkecuali para pemerhati kajian tafsir di Indonesia ketika berbicara tentang
metodologi tafsir al-Qur‟an.
35
Jauhar Azizy, „‟Pluralisme Agama dalam Al-Qur‟an: Telaah Terhadap Tafsir Departemen
Agama,‟‟ (Tesis Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2007), h. 46.
36
Dr. Mafri Amir, MA, Literatur Tafsir Indonesia (Ciputat: Mazhab Ciputat, 2013), h. 219.
37
Ahsin Sakho Muhammad, „‟Aspek-aspek Penyempurnaan Terjemah dan tafsir Kementerian
Agama,‟‟ Jurnal Lektur Keagaamaan, Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama
dan Diklat Keagamaan Departemen Agama RI, 2005), Volume 3, No.1, hal. 161.
34
menggunakan hadis-hadis marfû‟ dar Nabi saw, b) mengutip pendapat para sahabat,
Mengenai corak yang digunakan dalam Tafsir Depag ini M. Shohib Tahar
39
dalam penelitiannya menyatakan bahwa tafsir Depag bercorak sunni. Sementara
bercorak hidâ‟î.40 sebagai tafsir bercorak hidâ‟î misalnya, tafsir Depag ini selalu
Penyempurnaan al-Qur'an dan Tafsirnya, Dr. Ahsin Sakho adalah sebagai berikut:42
38
Syaikh Manna‟ Al-Qathtẖan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, terjemah Mudzakir AS
(Jakarta: Litera Antar Nusa, 1993), h. 201-202.
39
Shohib Tahar, „‟Telaah tentang Tafsir al-Qur‟an Departemen Agama RI,‟‟ Jurnal Lektur
Keagamaan, , Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan
Departemen Agama RI, 2003), Volume 1, No.1, hal. 54.
40
Depag RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya ( Edisi yang disempurnakan), (Jakarta: Depag RI,
2004), Jilid I, h. xxv.
41
Dr. Mafri Amir, MA, Literatur Tafsir Indonesia (Ciputat: Mazhab Ciputat, 2013), h. 219.
42
Ahsin Sakho, “Kata Pengantar” Ketua Tim Penyempurnaan al- Qur'an dan Tafsirnya,
dalam Mukadimah, h. xxxi-xxxii.
35
sesuai.
2004.
Contoh Penafsiran
Artinya:
Baghyan (3:19) akar katanya ﺑﻐﻰyang mempunyai arti kata dasar tuntutan
dipergunakan ubtuk dua pengertian, salah satunya digunakan untuk hal-hal terpuji,
seperti melampaui batasan definisi perbuatan yang adil kepada yang ihsan atau
yang disunahkan. Sedangkan pengertian al-baghyu yang kedua digunakan pada hal-
hal tercela, seperti perbuatan yang melampaui batas-batas yang hak, yaitu perbuatan
yang batil, diantara takabur, berbuat kerusakan, zalim, dengki dan sebagainya, secara
Munasabah:
disebabkan mereka sangat dipengaruhi oleh harta dan anak-anak, sifat takwalah yang
menyelamatkan manusia dari pengaruh harta benda itu. Maka dalam ayat-ayat ini
diterangkan dasar-dasar ketauhidan yang menjadi sumber dari takwa tersebut, dasar
Tafsir:
(19) Agama yang diakui Allah hanya Islam, agama tauhid, agama yang
mengesakan Allah. Dia menerangkan bahwasanya agama yang sah di sisi Allah
hanyalah Islam. Semua agama dan syariat yang dibawa nabi-nabi terdahulu intinya
satu, ialah “Islam‟‟, yaitu kepada Allah Yang Maha Esa, menjujung tinggi perintah-
43
Dr. Mafri Amir, MA, Literatur Tafsir Indonesia (Ciputat: Mazhab Ciputat, 2013), h. 221.
44
Dr. Mafri Amir, MA, Literatur Tafsir Indonesia (Ciputat: Mazhab Ciputat, 2013), h. 221.
38
Muslim yang benar adalah orang yang ikhlas dalam melaksanakan segala
amalnya, serta kuat imannya dan bersih dari syirik. Allah mensyariatkan agama untuk
1. Membersihkan jiwa manusia dan akalnya dari kepercayaan yang tidak benar.
Kesimpulan:
2. Semua agama yang dibawa oleh para nabi, adalah satu, Islam yaitu agama
agama-agama samawi itu tidak tepat, karena agama samawi hanya satu.
Dari sisi isi/kandungan, tafsir Depag juga memuat persoalan akidah, fikih,
sejarah, dan lainnya. Sebagai karya tafsir yang utuh menafsirkan seluruh ayat al-
Quran, sudah pasti seluruh aspek yang ada di dalamnya tidak luput untuk ditafsirkan.
Hanya, tentu saja porsi penafsiran atas bidang-bidang itu tidak sepenuhnya sama. Ada
yang ditafsirkan secara panjang lebar, seperti persoalan fikih dan akidah, dan
45
Depag RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya (Edisi yang Disempurnakan), (Jakarta: Depag RI,
2004), Jilid I, h. 313-332.
39
ekonomi.46
muslim asal Mesir, memuat kurang lebih 750-1000 ayat yang mengandung isyarat
ilmiah, sementara ayat-ayat hukum hanya berkisar 200-250 ayat. Kendati demikian
kita mewarisi dari par ulama ribuan judul kitab-kitab fikih, dan hanya beberapa judul
tersebut. Dari sini, upaya menjelaskan maksud firman Allah yang mengandung
isyarat ilmiah yang disebut dengan „‟Tafsir Ilmi‟‟ menjadi penting, sama halnya
dengan penjelasan ayat-ayat tentang hukum. Bedanya tafsir ilmî menyangkut hukum
Bahkan menurut sementara pakar, Tafsir ilmî dapat menjadi „‟ilmu kalam baru‟‟ yang
Oleh karena itu, Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama RI pada tahun 2011 telah melaksanakan kegiatan dan
penyusunan Tafsir ilmî atau Tafsir Ayat-ayat Kauniyah. Sebagai langkah awal, ayat-
ayat yang terkait dengan sebuah persoalan dihimpun untuk selanjutnya dianalisis
46
Jauhar Azizy, „‟Pluralisme Agama dalam Al-Qur‟an: Telaah Terhadap Tafsir Departemen
Agama,‟‟ (Tesis Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2007), h. 59.
47
Kementerian Agama RI, Tafsir Ilmi: „‟Hewan dalam Perspektif Al-Qur‟an dan Sains‟‟,
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012), h. xii.
40
tersebut. Hanya saja Tafsir Tematik yang saat ini juga sedang dikembangkan oleh
ibadah, dan sosial sedangkan Tafsir ilmi fokus pada kajian saintifik terhadap ayat-
Adapun korelasi antara ilmu pengetahuan alam (sains) dengan teks al-Quran
telah banyak dinyatakan oleh para pakar. Menurut Tanthawi Jawharî, terdapat 750
Sebagai contoh:
Perbedaan sidik jari setiap manusia yang diisyaratkan dalam surat al-Qiyâmah
(75: 3-4)
Artinya:
kauniyah atau yang bias juga kita sebut dengan sistematika metodologi tafsir ayat-
ayat-ayat kauniyah, yang pada saat nanti dapat menjadi pilihan utama guna
48
Kementerian Agama RI, Tafsir Ilmi: „‟Hewan dalam Perspektif Al-Qur‟an dan Sains‟‟,
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012), h. xiii.
49
Andi Rosadisastra, Tafsir Ayat Kauniyah: Relasi Metode Saintifik dengan Tafsir Al-Qur‟an,
(Serang: CV Cahaya Minolta, 2014), h. 3.
50
QS. al-Qiyâmah: 3-4.
41
melaksanakan tugas utama manusia tersebut dalam mengelola bumi dan alam raya
ini, terutama di era ilmu dan teknologi dewasa ini, tanpa adanya destruktif terhadap
Dalam beberapa tahun terakhir telah terwujud kerja sama yang baik antara
dan Tafsirnya. Hasil kajian ayat-ayat kauniyah ini dimasukkan ke dalam tafsir
tersebut sesuai tempatnya sebagai tambahan penjelasan atas tafsir yang ada, yang
Kerja sama dua instansi ini berlanjut ke arah kajian dan penyusunan Tafsir
Ilmi semenjak tahun 2009 silam. Hingga saat ini sudah ada enam judul buku yang
berhasil disusun dan diterbitkan. Lantas, kegiatan kajian dan penyusunan Tafsir Ilmi
pada Tahun Anggaran 2011 mengasilkan empat tema yang diterbitkan pada tahun
51
Andi Rosadisastra, Tafsir Ayat Kauniyah: Relasi Metode Saintifik dengan Tafsir Al-Qur‟an,
(Serang: CV Cahaya Minolta, 2014), h. 6.
52
Kementerian Agama RI, Tafsir Ilmi: „‟Hewan dalam Perspektif Al-Qur‟an dan Sains‟‟,
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012), h. xiii.
BAB III
Menafsirkan teks al-Quran terkait sains, masih dalam perdebatan para pakar.
Karena itu, diperlukan eksplorasi tentang perkembangan relasi sains dan agama dari
berbagai sudut pandang, baik dari para peneliti relasi agama atau juga dari ulama
aspek dunia, seperti, langit (QS. Ali-‘Imran : 191), hujan, tumbuhan (QS. Qâf : 6-10),
geografis (QS. Al-Mulk : 3). Cara untuk menyelidiki semua ini adalah melalui sains.
pada pengetahuan, kebijakan dan kekuasaan tanpa batas yang dimiliki Allah. Sains
adalah salah satu cara mengenal Allah dengan tepat dank arena itulah sepanjang
ayat-ayat al-Qur’an. Banyak metode ilmu pengetahuan yang digunakan, hal ini
tidak terlepas dari semakin banyaknya minat yang menarik perhatian para ilmuan
1
Andi Rosadisastra, Tafsir Ayat Kauniyah: Relasi Metode Saintifik dengan Tafsir Al-Qur’an,
(Serang: CV Cahaya Minolta, 2014), h. 23.
2
Harun Yahya, Al-Quran dan Sains, (Bandung: Dzikra, 2004), h. 6.
42
43
Qur’an seperti semut, anjing, laba-laba, dan burung, sungguh amat mencengangkan.
Rahasia keajaiban itu yang kemudian dikuak oleh berbagai penelitian modern,
semakin membuktikan bahwa segala sesuatu di dunia ada manfaat. Ketika al-Qur’an
itu. Terutama perihal kehidupan hewan-hewan yang ada di sekeliling manusia, tidak
A. Pengertian Serangga
ada lebih dari 800.000 jenis serangga yang sudah dikenal dan dideskripsi (dikenal
dalam ilmu pengetahuan). Jenis-jenis baru serangga masih terus bermunculan dalam
hitungan hari. Para ahli memperkirakan masih ada jutaan jenis serangga yang belum
5
dikenal. Dalam hal ini merupakan petunjuk bahwa serangga merupakan mahluk
3
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam Perspektif
al-Qur’an dan Sains, Lajnah Pentashih al-Qur’an,
h. xvii.
4
Masyhuri Putra,‘’Mengungkap Kemukjizatan Ilmiah’’ Jurnal An-Nur, Vol. IV, no. 2 (2015):
h. 175.
5
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam Perspektif
al-Qur’an dan Sains, Lajnah Pentashih al-Qur’an,
h. 228.
6
Rudy C Tarumingkeng PhD, Dinamika Populasi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), h.
280.
44
Serangga disebut pula insecta, berasal dari bahasa latin insectum, sebuah kaya
serapan dari bahasa Yunani adalah salah satu kelas avertebrata di dalam filum
enam kaki, dan banyak diantaranya bersayap empat. Serangga alias insekta adalah
kawasan tropis, dan hanya beberapa jenis yang hidup di kawasan dingin atau lautan.
Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian besar, yaitu kepala, dada (thorax), dan tubuh
bagian belakang (admoden). Pada bagian dada menempel semua kaki dan sayap
serangga. Bagian admoden adalah tempat bagi perut, jantung dan organ lainnya, serta
sistem pembuangan.8
termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo,
(misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan
ngengat). Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya
tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota
karena memiliki sayap. Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi
7
www.wikipedia.com
8
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam Perspektif
al-Qur’an dan Sains, Lajnah Pentashih al-Qur’an,
h. 228.
9
Rudy C Tarumingkeng PhD, Dinamika populasi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), h.
282
45
yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses
berkolonisasi di bumi.10
serangga yang demikian banyaknya dapat dibedakan. Misalnya, dari sekian banyak
serangga yang menjadi hama tanaman padi, perlu diketahui jenis-jenisnya, karena
mereka memiliki perilaku hidup yang berbeda, menyerang bagian tanaman yang
berbeda (daun, buah, batang, akar) menyebabkan kerugian yang berbeda sehingga
memilki sepasang sayap, sedangkan kupu-kupu dua pasang. Secara hirarki, dikenal
taksa-taksa (taxon, taxa) dalam klasifikasi, oleh karenanya maka ilmu mengenai
• Kelas - Insecta
• Ordo - Lepidoptera
• Famili - Plutellidae
• Genus - Plutella
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Serangga
11
http://www.nysaes.cornell.edu/ent/biocontrol/info/primer.html
12
Rudy C Tarumingkeng PhD, Dinamika populasi, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994),
h. 284.
46
dalam al-Quran. Jumlah tidak lebih dari sebelas ayat. Namun, bukan berarti serangga
ayat yang sedikit. Banyak ulama berpendapat apabila suatu permasalahan dibahas
berulang kali dalam al-Quran dan disebutkan dalam banyak ayat maka permasalahan
permasalahan hanya dibahas dalam beberapa ayat saja maka permasalahn tersebut
tidak begitu penting. Pendapat tersebut hemat penulis tidak sepenuhnya benar namun
Terdapat berbagai jenis serangga yang hidup di atas muka bumi ini.
yang terdiri daripada hampir 75% daripada seluruh spesies hewan. Akan tetapi
hanya menyebut beberapa jenis saja sebagai perwakilan dari jenis-jenis serangga
Jumlah ayat yang membahas tentang serangga ada sebelas ayat, yaitu dua ayat
tentang lebah, dua ayat tentang semut, dua ayat tentang belalang, satu ayat tentang
13
Asep Supriyanto, ‘’Serangga dalam Al-Quran (Kajian Tafsir dengan Hermeneutika
Muhammad ‘Abid Al-Jabiri), (Masters Thesis UIN SUNAN KALIJAGA, Yogyakarta, 2016), h. 45.
14
Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, ‘’Perumpamaan Serangga
dalam Al-Quran: Analisis ‘Ijaz’’, Jurnal Centre of Quranic Research International Journal, h. 105.
47
kutu, satu ayat tentang laron, satu ayat tentang laron, satu ayat tentang rayap, satu
tentang nyamuk dan satu ayat tentang lalat. Adapun bunyi ayat tersebut adalah
sebagai berikut: 15
1. Lebah
Artinya:
2. Semut
3. Rayap
Artinya:
‘’Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang
menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan
tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau
Sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap
dalam siksa yang menghinakan’’.18
4. Laron
Artinya:
5. Kutu
17
QS: An-Naml : 18-19.
18
QS: Saba’ : 14.
19
QS: Al-Qari’ah : 4.
49
‘’Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan
darahsebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan
mereka adalah kaum yang berdosa.’’20
6. Laba-Laba
7. Belalang
‘’Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan
darahsebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan
mereka adalah kaum yang berdosa.’’22
20
QS: Al-‘Arâf : 133.
21
QS: Al-‘Ankabût : 41.
22
QS: Al-‘Arâf : 133.
50
Artinya:
‘’Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari
kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan.’’23
8. Nyamuk
Artinya:
9. Lalat
Artinya:
23
QS: Al-Qamar : 7.
24
QS: Al-Baqarah: 26.
51
menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang
menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah.’’25
Dari sebelas ayat tentang serangga yang telah disebutkan di atas, satu ayat
yaitu, kenabian dan keilahian, kesaksian di hari kiamat, pembatalan syirik dan
Habasyah, dan yang terakhir pasca pengepungan dan persiapan nabi hijrah ke
dijadikan satu sub periode yaitu berkaitan dengan masalah hukum dan penerapannya
dalam bernegara.27
25
QS: Al-Hajj: 73
26
Muhammad Abid Al Jabiri adalah dosen filsafat dan pemikiran Islam di Fakultas Sastra,
Universitas Muhammad V, Rabat, Maroko.
27
Asep Supriyanto, ‘’Serangga dalam Al-Quran (Kajian Tafsir dengan Hermeneutika
Muhammad ‘Abid Al-Jabiri), (Masters Thesis UIN SUNAN KALIJAGA, Yogyakarta, 2016), h. 51.
52
Selain harus mengetahui bunyi ayat yang hendak hendak ditafsirkan, seorang
mufassir harus mengetahui letak ayat tersebut diturunkan. Apakah ayat tersebut turun
di Mekah? Atau Madinah? Hal ini penting untuk mengetahui karakter ayat tersebut.
sedangkan ayat yang turun di Mekah disebut dengan Makkîyah. Para ulama berbeda
ayat tersebut turun setelah hijrah nabi dan ayat madânîyah adalah ayat yang
diturunkan di Madinah. Sedangkan ulama yang sepakat dari segi waktu berpendapat
bahwa ayat makkîyah adalah ayat yang diturunkan sebelum nabi hijrah ke Madinah
dan ayat madânîyah adalah ayat setelah nabi hijrah ke Madinah. Adapun yang
berpendapat pengelompokan itu dari segi sasaran mengatakan bahwa ayat makîyah
adalah ayat yang khitabnya ditujukan pada masyarakat Mekah sedangkan madânîyah
disasarankan untuk masyarakat Madinah. Dari ketiga pendapat tersebut tidak ada
b. Asbâb al-Nuzûl
merupakan hal yang sangat penting agar terhindar dari kesalahan dalam menafsirkan
ayat tersebut. Manna’ Khalil Al-Qattan dalam kitab studi ilmu-ilmu Al-Quran
makna Qur’an dan menyingkap kesamaran yang tersembunyi dalam ayat-ayat yang
tidak dapat ditafsirkan tanpa mengetahui latar belakang turunnya ayat. Asbâb al-nuzûl
adalah ilmu yang mempelajari latar belakang atau sebab-sebab sesuatu atau beberapa
ayat yang diturunkan.29 Namun yang menjadi persoalan adalah tidak semua ayat
dalam al-Quran mempunyai asbâb al-nuzûl (dalam artian sempit). 30 Pada hakekatnya
asbâb al-nuzûl merupakan salah satu alat bantu untuk menjelaskan makna redaksi
28
Az-Zarqani, Manahil al Irfan Fi Ulum Al-Quran, Juz I (Kairo: al-Maktabah at Tawfiqiyah,
tt), h. 193-195.
29
Muchotob Hamzah, Studi Al-Qur’an Komprehensif, (Yogyakarta: Gama Media, 2003),
h.79.
30
Asep Supriyanto, ‘’Serangga dalam Al-Quran (Kajian Tafsir dengan Hermeneutika
Muhammad ‘Abid Al-Jabiri), (Masters Thesis UIN SUNAN KALIJAGA, Yogyakarta, 2016), h. 53.
54
ayat al-Quran, dan makna ayat tersebut tidak dikhususkan hanya terkait peristiwa itu
saja.31
Dari sebelas ayat yang berbicara tentang serangga hanya satu yang
mempunyai asbâb al-nuzûl yaitu pada ayat 26 surat al-Baqarah yang berbicara soal
nyamuk. Ayat tersebut turun dilatar belakangi tentang perkataan orang munafik saat
Allah mebuat perumpamaan pada ayat 17 dan 19. Orang tersebut berkata:
‘’Mungkinkah Allah yang maha tinggi dan maha luhur membuat perumpamaan
seperti itu?’’ (HR. Ibnu Jarir).32 Sedangkan menurut Ibn Abbas ayat ini berhubungan
dengan pernyataan orang Yahudi atas tuduhan bahwa perumpamaan yang terdapat
dalam al-Quran tidak memiliki nilai yang berarti. hal ini disebabkan didalamnya
Allah merumpamakan binatang yang kecil lagi hina, seperti lalat, Laba-laba dan
Kajian tentang konteks yang dibahas dalam teks al-Quran merupakan hal
yang sangat penting untuk dibicarakan. Hal ini dianggap penting karena membantu
penafsir untuk menghindari kekeliruan atau kesalahan dalam sebuah ayat. Pengkajian
kontek ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan ayat yang sedang dikaji ayat
31
Abd. Rahman Dahlan, Kaidah-Kaidah Tafsir, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 80.
32
Depag. Rabbani: Al-Quran Per Kata, Tajwid Warna, (Jakarta: Surprise, 2012), h. 6.
33
Depag, Al-Quran dan Tafsirnya, Jilid I, (Yogyakarta: PT Bakti Wakaf, 1990), h. 80.
34
Asep Supriyanto, ‘’Serangga dalam Al-Quran (Kajian Tafsir dengan Hermeneutika
Muhammad ‘Abid Al-Jabiri), (Masters Thesis UIN SUNAN KALIJAGA, Yogyakarta, 2016), h. 54.
55
Dalam thesis Asep Supriyanto yang berjudul ‘’Serangga dalam Al-Quran (Kajian
Tafsir dengan Hermeneutika Muhammad ‘Abid Al-Jabiri) menyebutkan secara garis besar
Setidaknya ada tiga ayat yang termasuk dalam kategori ini, yakni ayat yang
berbicara tentang Laron, Belalang, dan Kutu. Dalam surat Al-Qâri’ah ayat yang
keempat, Allah menceritakan gambaran umat manusia pada hari kiamat selayaknya
hewan laron yang mudah terombang-ambing dan tidak mempunyai tujuan. Dalam
ayat lain, yakni surat al-Qamar ayat yang ketujuh, keadaan manusia ketika
layaknya belalang dan setelah itu mereka bagaikan Laron tidak tahu kemana harus
pergi.
Berbeda dari kedua ayat tersebut di atas, dalam surat al-A’râf ayat yang ke-
133, Allah tidak menceritakan gambaran umat manusia pada hari kiamat kelak,
melainkan Ia memeberikan azab kepada kaum yang durhaka berupa taufan, belalang,
kutu, katak dan darah. Azab ini diberikan kepada Firaun dan pengkiutnya karena
dianugerahi akal oleh Allah, ia pasti bisa membayangkan bagaimana keadaan kutu
menceritakan sebuah cerita atas kehendaknya sendiri, cerrita ini bukanlah hendak
kelak dan bukan pula bertujuan membuat perumpamaan untuk manusia. Allah
sengaja menceritakan karena di dalamnya terkandung hal yang istimewa. Allah ingin
mengajak pada manusia agar memikirkan baik-baik keistimewaan apa saja yang
terkandung di dalamnya.
Adapun ayat yang termasuk dalam kategori ini adalah ayat yang berbicara
tentang Semut,Rayap dan Lebah. Dalam surat An-Naml ayat yang ke-18 dan 19,
Allah menceritakan tentang anugerah yang diberikan kepada nabi Sulaiman yakni ia
dapat mengetahui bahasa binatang, dalam hal ini adalah semut. Ketika nabi Sulaiman
tersebut lewat. Ia pun tertawa ketiak mendengar ucapan pemimpin semut tersebut,
setelah itu ia pun mengucapkan syukur kepada Allah karena diberi anugerah
melimpah.
Masih dalam kisah nabi Sulaiman, dalam surat Saba’ ayat yang ke-14, Allah
menceritakan bahwa sekuat apapun dan sepandai apapun manusia, ia tidak akan
mampu melawan takdir terutama ajal. Ketika memang sudah waktunya, manusia
detik saja. Selain itu, tidak ada yang mengetahui ajal seseorang (meskipun dari
golongan Jin sekalipun) kecuali bagian makhluk yang telah ditentukan oleh-Nya.
57
Dalam ayat ini Jin pun kaget dan ia baru mengetahui bahwa Sulaiman telah
Berbeda dari kedua ayat di atas, surat an-Naḥl ayat yang ke-68 dan 69, Allah
bagaimana Ia memberi perintah kepada makhluk kecil yang bernama Lebah. Mulai
dari bagaimana lebah itu membuat rumahnya, bagaimana ia makan dan apa saja yang
Ada tiga jenis serangga yang termasuk dalam kategori ini, yakni Laba-laba,
Lalat dan Nyamuk. Allah sengaja membuat perumpamaan dengan tiga serangga
tersebut untuk mengajak manusia berfikir dengan akal sehat. Dalam surat al-Ankabût
ayat ke-41 dan al-Ḥajj ayat yang ke-73, Allah memberikan perumpamaan bahwa
apapun. Baik itu kemampuan merebut kembali apapun yang telah direbut oleh lalat
ataupun membuat hewan yang kecil seperti lalat, meskipun mereka bersatu utnuk
menciptakannya. Oleh karena itu Allah memeberi perumpamaan bahwa orang yang
rumahnya. Rumah laba-laba dipandang lemah oleh al-Quran karena rumah laba-laba
tidak dapat melindungi laba-laba dari panasnya terik matahari dan dinginnya malam.
Dalam surat al-Baqarah ayat ke-26, Allah menyebutkan bahwa Ia tidak malu
membuat perumpamaan apapun, meskipun itu hanya seekor nyamuk ataupun hewan
yang lebih rendah atau lebih kecil dari nyamuk sekalipun. Allah pun menyebutkan
58
bahwa perumpamaan seperti ini tidak akan berdampak apapun bagi orang yang
ingkar, namun sebaliknya perumpamaan ini akan memeberikan manfaat yang cukup
nyamuk, lalat, belalang, kutu, lebah, semut dan anai-anai. Namun begitu, serangga
nyamuk dan lalat.1 Oleh yang demikian, kajian pada bab empat ini akan melihat
A. DZUBȂB (LALAT)
Indonesia. Beberapa spesies lebih umum daripada yang lainnya dan tertarik dengan
lingkungan yang berbeda sesuai dengan kebiasaan dan siklus hidup alami mereka.
Mengetahui ukuran, kebiasaan, musiman, dan siklus hidup dari spesies lalat yang
Lalat adalah jenis serangga dari keluarga Diptera,3 (berasal dari bahasa
Yunani di berati dua dan ptera berarti sayap)4 yakni hewan yang memiliki sepasang
1
Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, „‟Perumpamaan Serangga
dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz‟‟, Jurnal Centre of Quranic Research International Journal, h. 105.
2
http://www.rentokil.co.id/lalat/jenis-lalat/
3
Diptera bermaksud dua sayap, Di = two (dua), ptera= wings (sayap).
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Lalat
59
60
nama jenisnya.5 Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat
menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat
serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Subkelas : Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Superordo : Panorpida
Ordo : Diptera
b. Karakteristik
Keterangan:
A. Tarsus
B. Antena
C. Torax
D. Mata
5
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam Perspektif
al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 263.
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Lalat
61
c. Jenis-jenis Lalat
Pada beberapa jenis lalat telur-telur tetap dalam tubuh lalat dewasa sampai
menetap dan baru kemudian dilahirkan larva. Lamanya siklus hidup dan kebiasaan
tempat bertelur bisa berbeda antara berbagai jenis lalat. Demikian pula terdapat
perbedaan-perbedaan dalam hal suhu dan tempat hidup yang biasanya untuk masing-
7
www.depkes.go.id
62
Lalat disebut dua kali dalam al-Quran; dua-duanya berada dalam satu ayat.
Artinya :
‟ḍuriba‟ yaitu (َ)يأ يِا الٌاط ضشب هثل فاستوعْال. Sesungguhnya terdapat hikmah
tertentu apabila Allah Swt memulakan perumpamaan dengan „ḍuriba‟. Maksud asal
perkataan„ḍuriba‟ atau„ḍarb‟ dalam bahasa Arab adalah pukul atau ketuk. Jadi, apa
maksud dari redaksi ayat perumpamaan ini dalam al-Quran? Menurut Muhammad
Qutb, lafaz „ḍuriba‟ atau „ḍarb‟ disebut ketika ingin meninggalkan kesan, yaitu
8
Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, „‟Perumpamaan Serangga
dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz‟‟, Jurnal Centre of Quranic Research International Journal, h. 117.
9
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam Perspektif
al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 262.
10
QS. al-Hajj : 22 : 73.
63
seolah-olah perumpamaan yang didatangkan itu untuk mengetuk hati mereka dari
kelalainnya.11
Melalui ayat ini Allah memastikan berhala dan apapun yang disembah selain
Allah oleh manusia tidak akan dapat menciptakan satu pun makhluk, bahkan hanya
menciptakannya.12 Dalam ayat 73 surah al-Hajj ini, Allah Swt telah membuat
Lalat dalam kehidupan sehari-hari memiliki citra buruk dan bisa dikaitkan
dengan hal-hal yang kotor dan penyakit. Seakan menapik anggapan itu, Rasulullah
justru memberi petunjuk kepada para sahabatnya untuk mencelupkan lalat sekaligus
bila jatuh ke dalam gelas. Itu karena lalat tidak hanya membawa penyakit, tapi juga
فإ َّى في أحذ جٌا حيَ داء ّفي االخش شفاء، َإرا ّقع الزبا ب في ششاب أحذكن فليغوسَ ثن ليٌضع
11
Muhammad Qutb, Perumpamaan fi al-Qur‟ān, (Beirut: al-Maktabah al-`Asriyyah, 1993),
h. 7.
12
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam
Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 263.
13
Anis Ibrahim, et.al, al-Mu`jam al-Wasit, T.T.P: T.P, h. 308.
14
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam
Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 263.
64
omong kosong belaka yang tidak disertai bukti ilmiah. Ilmu pengetahuan
membuktikan bahwa lalat berperan besar dalam dunia pengobatan. Lalat memiliki
antidote, suatu bahan dalam bentuk antibakteria atau antibiotik yang sangat penting
bagi manusia.
lemahnya berhala-berhala yang disembah oleh orang kafir. Kebodohan orang kafir
itu menyebabkan mereka masih mengharapkan berhala-berhala yang lemah itu. Allah
yang mereka sembah tidak mampu untuk menciptakan walau seekor lalat sekalipun.
Dalam ayat ini, Allah Swt telah mendatangkan hujah dalam bentuk perumpamaan
Sekiranya makhluk yang lemah seumpama lalat itu tidak mampu dicipta, apa
lagi makhluk yang besar dan hebat seperti langit dan bumi, maka sudah tentu „jauh
panggang daripada api‟. Di samping itu, tuhan-tuhan yang disembah oleh orang kafir
itu langsung tidak bisa bergerak serta tidak mampu untuk menyelamatkan sesuatu,
tentang kebatilan orang kafir yang telah „berpegang pada dahan yang rapuh‟. Menurut
15
al-Qurtubiy, Al-Jami‟ li Ahkam al-Qur‟ān, j. 6. (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1993),
h. 65.
16
Ibnu „Āshūr, Muhammad al-Tāhir, Tafsīr al-Tahrīr wa al-Tanwīr, j. 17.( T.T.P: al-Dār al-
Tūnisiyyah, (t.t)) h. 340.
65
al-Qurtubi, Allah Swt mendatangkan hujah dalam bentuk perumpamaan dalam ayat
penyembahan mereka kepada selain daripada Allah merupakan suatu kebodohan dan
kejahilan yang amat nyata. Perumpamaan dalam ayat ini digambarkan melalui tiga
alasan yaitu:18
1. Manusia dan berhala yang disembah bersifat lemah dan tidak mampu untuk
2. Manusia dan berhala adalah makhluk yang dianggap lemah meskipun mereka
3. Berhala yang disembah manusia hanya bisa pasrah ketika ada seekor lalat
faktor khusus yang terdapat padanya yaitu hina, lemah, kotor dan jumlah yang
banyak.19
B. ‘ANKABÛT (LABA-LABA)
di muka bumi, mulai dari hutan sampai ditempat mukim. Lebih dari 90% bangunan
17
al-Qurtubiy, Al-Jami‟ li Ahkam al-Qur‟ān, j. 6. (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1993),
h. 64-65.
18
Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, „‟Perumpamaan Serangga
dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz‟‟, Jurnal Centre of Quranic Research International Journal, h. 188.
19
al-Qurtubiy, Al-Jami‟ li Ahkam al-Qur‟ān, j. 6. (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1993),
h. 65.
66
surat, yaitu al-„Ankabut. Hal ini tentu tidak lain karena laba-laba memiliki
keistimewaan dan rahasia yang belum bisa diketahui secara pasti oleh manusia.20
(arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap, dan tak
disebut arachnologi.22
Jenis laba-laba yang ada di alam banyak sekali bahkan kurang lebih mencapai
sebagian besar hidupnya dihabiskan di air. Ada laba-laba yang hidup di puncak
Everest, yang merupakan gunung tertinggi di dunia. Ada juga hidup yang di dalam
rumah, tempat penyimpanan gandum, dan gedung. Ada juga ang hidup pada dinding-
dinding di luar gedung, dan pada kusen pintu dan jendela. Ada juga yang hidup pada
lubang yang ia gali sendiri. Ia melawan mangsa dan musuh sendirian. Hanya sedikit
a. Klasifikasi
20
Ahmad Zamroni, „‟Pemahaman Harun Yahya Terhadap Surat Al-„Ankabut Ayat 41
Tentang Laba-laba‟‟, (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Semarang 2015), h. 20.
21
Araneae adalah ordo terbesar dalam arachnida dan peringkat ketujuh dalam total
keragaman spesies di antara seluruh ordoorganismse.
22
https://id.wikipedia.org/wiki/Laba-laba.
23
Thanthawi Jauhari, Jawahir fi Tafsir al-Quran, (Beirut: Darul Fikr, tth), h. 145.
67
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachinida
Ordo : Araneae
b. Karakteristik
Anatomi laba-laba:
(2) Cephalothorax25
(3) Opisthosoma
c. Jenis Laba-laba
Para ahli zoologi saat ini memperkirakan ada lebih dari 30.000 jenis laba-
laba di bumi dengan ukuran yang bervariasi (dari yang berukuran kurang dari satu
millimeter hingga yang berukuran Sembilan meter), serta bentuk dan warna yang
beragam. Kebanyakan laba-laba hidup di alam liar dan dalam kondisi soliter,
kecuali pada saat kawin dan bertelur. Mereka didapati hidup di daerah pantai
24
https://id.wikipedia.org/wiki/Laba-laba.
25
Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya memiliki dua.
Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari
kepala dan dada (toraks).
26
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam
Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 277.
68
Pada jenis laba-laba, di bagian ujung abdomen terdapat tiga pasang embelan
yang disebut spineretas. Bagian ini disebut juga organ pemintal. Organ tersebut
mempunyai pembuluh atau saluran yang sangat kecil tempat dimana suatu cairan
dari kelenjar sutra di bagian perut melaluinya. Cairan tersebut akan mengeras di
Reproduksi terjadi secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum dan sperma
yang terjadi di dalam tubuh betinaya (fertilisasi internal). Hewan jantan dan hewan
memberikan informasi tambahan tentang laba-laba. Jika para mufassir klasik sampai
modern menafsirkan hanya seputar kelemahan yang dimiliki laba-laba, maka dalam
27
Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik), (Bandung: Alfabeta, 2011),
h. 148-149
28
Sonja V. T. Lumowa, Zoologi Invertebrata, (Yogyakarta: Kepel Press, 2014), h. 124.
29
Ahmad Zamroni, „‟Pemahaman Harun Yahya Terhadap Surat Al-„Ankabut Ayat 41
Tentang Laba-laba‟‟, (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Semarang 2015), h. 35.
30
QS: Al-„Ankabût : 41.
69
Dilihat sekilas ayat ini akan tampak ada sedikit kontradiksi antara pesan yang
disampaikan ayat ini dengan apa yang telah dicapai oleh ilmu pengetahuan modern.
Di satu sisi, ayat ini melabeli rumah laba-laba sebagai sesuatu yang lemah,
Kata ittakhadats dalam ayat di atas berbentuk fi‟il muannats kata „kerja
bukan laba-laba jantan. Fakta ilmiah ini belum diketahui oleh seorang pun ketikan
ayat al-Quran diturunkan. Lafadz tersebut menurut sebagian ulama sudah termasuk
Beberapa petunjuk ilmiah yang terkandung dalam teks ayat al-Quran di atas
„ankabût. Kata „ankab dalam bahasa Arab mempunyai arti binatang yang membuat
rajutan di udara atau di mulut sumur, yang berupa jaring dari benang yang tipis.33
mudzakkar (jenis laki-laki) saat disebutkan dalam sebuah syair. Rumah laba-laba
disebut akdabah. 34
31
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam
Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 273-274.
32
Hisham Thalbah dkk, Al-I‟jaz Al Ilmi fi Alquran wa al sunnah, (diterjemahkan oleh
Syarief Hade Mansyah dkk), (Bekasi: Sapta Sentosa, 2008), h. 90-91.
33
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam
Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 274
34
Ahmad Zamroni, „‟Pemahaman Harun Yahya Terhadap Surat Al-„Ankabut Ayat 41
Tentang Laba-laba‟‟, (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Semarang 2015), h. 36.
70
Selain itu, kata ini disebut dalam format singular, tunggal. Ketiga hal ini:
makna kata, kefeminimannya, dan formatnya yang singular, memang saling berkait
dalam kehidupan nyata. Kelompok laba-laba yang didapati hidup dalam kondisi
soliter. Laba-laba betina adalah oknum yang paling berperan dalam pembuatan
“rumah”. Laba-laba jantan hampir tidak berkontribusi sama sekali. Kalaupun ada,
mereka hanya sesekali bertugas memperbaiki rumah itu atau tugas-tugas kecil
lainnya. format singular pada kata 'ankabût berbeda dari format yang digunakan
untuk menyebut serangga lain yang dijadikan nama surah, misalnya lebah (an-Naḥl)
perikehidupan kedua kelompok serangga ini yang bekerja dalam kelompok dan
Kedua, firman Allah ittakhadzat baita “membuat rumah”. Dalam teks al-
Quran ini terdapat sebuah isyarat yang jelas bahwa laba-laba yang membangun
rumah sebagai fondasi adalah laba-laba berjenis betina.36 Rumah laba-laba pada ayat
ini dinisbatkan sebagai sesuatu yang lemah dan dijelaskan sebagai berikut.37
dibentuk dari rajutan sutera. Rajutan tidak cukup rapat sehingga mudah
menyeluruh, bukan pada bahan benang sutra yang menjadi bahan rajutan.
35
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam
Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 274.
36
Hisham Thalbah dkk, Al I‟jaz Al Ilmi fi Alquran wa al sunnah, (diterjemahkan oleh
Syarief Hade Mansyah dkk), (Bekasi: Sapta Sentosa, 2008), h. 90-91
37
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam
Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 275.
71
Namun bukan bahan itu yang menjadi fokus pembicaraan ayat tersebut,
didapat sekian ratus tahun kemudian melalui jasa sekian ratus peneliti
kepada masyarakat.
“yang memiliki rumah yang paling lemah”. Jika dipandang secara kasat mata, ayat
Selama ribuan tahun, para ahli tafsir memandang sarang laba-laba hanya
terletak pada kelemahannya saja tanpa melihat sesuatu keistimewaan dan kelebihan
lainnya. Mufassir abad ke-7, misalnya Abdullah bin Abbas, sampai mufassir abad ke-
38
Ahmad Zamroni,„‟Pemahaman Harun Yahya Terhadap Surat Al-„Ankabut Ayat 41 Tentang
Laba-laba‟‟, (Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Semarang 2015), h. 23.
72
lemah karena tidak dapat melindungi dari panas dan dingin. Rumah laba-laba rapuh
disebutkan sebuah hadis ucapan Yazid bin Maisarah bahwa laba-laba adalah setan
dan bahwa Ali bin Abi Thalib menganggap adanya sarang laba-laba di dalam rumah
diketahui bahwa rumah laba-laba tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal.
Rumah juga berfungsi sebagai perangkap untuk menjerat mangsanya, seperti lalat dan
metafor dari tuhan-tuhan selain Allah yang disembah oleh orang-orang musyrik.
diperumpamakan seperti laba-laba membuat rumah dengan susah payah pula untuk
melindungi dirinya. Bahwa hal demikian itu perumpamaan mereka dan berhala-
39
Bambang Pranggono dan Dini Handayani, Percikan Sains Dalam Alqur‟an: Menggali
Inspirasi Ilmiah, (Bandung: Khazanah Intelektual, 2006), h. 67.
40
Muhammad Ibrahim Al-Hifnawi, (Terj. Mahmud Hamid Utsman). Tafsir Al-Qurthubi
Jus 13, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 881.
41
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam
Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 276.
73
para pelindung.42
C. BA’ŪDHAH (NYAMUK)
Nyamuk selalu digambarkan sebagai hewan penghisap darah, tapi pada kenyataannya
tidak semua benar. Pada hakikatnya hanya nyamuk betina yang menghisap darah,
2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan
enam kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.45
Siklus kehidupan nyamuk melalui empat tahap yaitu: telur, larva, pupa, dan
dewasa.46 Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu.
Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali
tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun
betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada
42
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Vol. 10 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 83.
43
Mosquito Taxonomic Inventory, http://mosquito-taxonomic-inventory.info.
44
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam
Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 268.
45
https://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk.
46
Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, „‟Perumpamaan Serangga
dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz‟‟, Jurnal Centre of Quranic Research International Journal, h. 3.
74
telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk
berkembang.47
Nyamuk memiliki 6 buah pisau pengiris yang bekerja seperti gergaji yang
suatu cairan ke luka, gunanya agar daerah di sekitar luka menjadi mati rasa,
sekaligus mencegah darah membeku, dan manusia tidak merasa terganggu oleh
gigitan nyamuk.48
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Unimaria
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Superfamili : Culicoidea
Famili : Culicidae
Sub-famili : Culicinae
Genus : Spesies
b. Karakteristik
47
https://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk.
48
Masyhuri Putra, “Mengungkap Kemukjizatan Ilmiah”, An-Nur, Vol. 4 No. 2, (2015): h.
178.
49
Srisasi Gandahusada, Atlas Parasitologi Kedokteran (Jakarta: PT Gramedia, 2000), h. 252.
75
1. Tubuh nyamuk terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.
3. Pada bagian kepala sepasang mata, antena filiform, palpi, dan sebuah
probosis.
c. Jenis-jenis Nyamuk
2. Nyamuk Culex
3. Nyamuk Aedes
4. Nyamuk Mansonia
sempurna yang stadiumnya terdiri dari telur, larva, pupa, dan nyamuk
dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup di dalam air sedangkan stadium dewasa
hidup bertebrangan. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies dan
suhu. Nyamuk dewasa betina biasanya mengisap darah manusia dan binatang.
50
Srisasi Gandahusada, Atlas Parasitologi Kedokteran (Jakarta: PT Gramedia, 2000), h. 253.
51
Srisasi Gandahusada, Atlas Parasitologi Kedokteran (Jakarta: PT Gramedia, 2000), h. 255.
76
Telur yang baru di letakan berwarna putih, tetapi sesudah 1-2 jam berupa menjadi
hitam.52
Nyamuk
Betina
Dewasa
Nyamuk Telur
Muda (1-2 hari)
Nyamuk disebut dalam surah al-Baqarah 2: 26. Dalam ayat ini betapa Allah
menegaskan bahwa Dia tidak segan membuat perumpamaan dengan nyamuk untuk
menantang manusia tidak akan pernah mampu menciptakan hewan bertubuh kecil ini.
Sekali lagi, tidak ada yang sia-sia dalam ciptaan Allah. Allah berfirman,
Artinya:
52
https://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk.
77
فال تقين لِن: ّ اقشء، إًَ ليأتي الشجل العظين السويي يْم القيا هت ال يٌضى عٌذهللا جٌاح بعْضت
Pada hari kiamat, datanglah seorang lelaki gemuk yang bobotnya bahkan
tidak mampu menandingi berat sayap nyamuk. Bacalah oleh kalian, “Dan kami tidak
memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari kiamat.” (riwayat al-
Bukhârî dan Muslim dari Abû Hurairah).
( سّاٍ التش هزي عي. لْكاًت الذًيا تعذل عٌذ هللا جٌا ح بعْضت هاسق كافشا هي ششبت هاء
) سِل بي سعذ
Andaikan dunia ini dalam pandangan Allah sama dengan bobot satu sayap
nyamuk saja, maka dia tidak akan memberikan orang kafir seteguk air pun. (Riwayat
at-Turmużi dari Sahl bin Sa‟d).
Makhluk kecil seperti nyamuk atau bahkan renik tidak selalu memiliki
komponen dan cara kerja yang lebih sederhana ketimbang makhluk yang berukuran
lebih besar. Sebut saja nyamuk misalnya, memiliki kerumitan organ tubuh yang dan
fungsinya yang spesifik. Salah satu organ yang tidak dimiliki makhluk lain, organ itu
53
QS: Al-Baqarah: 26.
54
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia, Hewan dalam
Perspektif al-Qur‟an dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, 2012), h. 268.
55
Kementerian Agama RI, Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Quran dan Sains,
(Jakarta: Kementerian Agama, 2012), h. 209.
78
Al-ba‟ûdh derivasi dari kata al-ba‟âdh yang dapat diartikan sebagian daripada
sesuatu. Pengertian ini menunjukkan pada bentuk dan ukuran yang kecil dari seekor
al-ba‟ûdhah hanya sekali disebutkan dalam al-Quran yang terdapat pada surah al-
perkara kecil seperti nyamuk bahkan lebih kecil dari itu atau pun perkara besar
untuk Allah merumpamakan sesuatu yang lebih kecil atau pun besar. Akan tetapi
seseorang untuk menerima makna yang dimaksudkan melalui akal pikiran yang
56
Al-Fakhr al-Raziy, Al-Tafsir al-Kabîr Mafâtihul Ghaib, (Beirut: Dar Ihya‟ al-Turath al-
„Arabiy, 1995), h. 364.
57
Syauqi Dhaif, al-Mu‟jam al-Wasith, (Mesir: Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah, 2011), h. 26.
58
Mohd Sukki Othman dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff, „‟Perumpamaan Serangga
dalam Al-Quran: Analisis „Ijaz‟‟, Jurnal Centre of Quranic Research International Journal, h. 107.
59
Muhammad „Ali al-Shabuniy, Safwah al-Tafasir, (Kairo: Dar al-Sabuniy, 1997), Juz 1, h.
45.
60
Wahbah al-Zuhayliy, Al-Tafsir al-Munir, (Beirut: Dar al-Fikr al-Mu`asir, 1991), Juz 1, h.
110-111.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bagian akhir bab kelima, penulis dapat menyimpulkan bahwa isi dari
keseluruhan skripsi ini yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan adalah
sebagai berikut :
Quran sesuai urutan suratnya, dari awal surat hingga surat yang terakhir.
Dilihat dari jenisnya, maka tafsir ini digolongkan kepada Tafsir bi al-ra’yi.
dalam al-Quran. Jumlah tidak lebih dari sebelas ayat. Dari sebelas ayat
79
80
4. Dalam ayat 73 surah al-Hajj ini, Allah Swt telah membuat perumpamaan
yang terdapat padanya yaitu hina, lemah, kotor dan jumlah yang
banyak.
5. Nyamuk disebut dalam surah al-Baqarah 2: 26. Dalam ayat ini betapa Allah
sesuatu yang lebih kecil atau pun besar. Akan tetapi kekuasaan Allah yang
B. SARAN
kajian terhadap penafsiran matsal serangga dalam al-Quran (studi kritis Tafsir
Kementerian Agama RI) ini , maka dalam upaya pengembangan dan penelitian di
disamping tema “matsal serangga” begitu juga kajian lebih mendalam sudut pandang
pendekatan disiplin ilmu modern saat ini. Dengan demikian, akan terlihat konstribusi
berkembang.
81
Penulis menyadari sepenuhnya kajian dalam skripsi ini masih jauh dari yang
diharapkan, masih banyak celah dan kekurangan. Kajian yang fokus terhadap matsal
serangga, tentu masih banyak yang perlu dielaborasi dan ditelaah terutama bagi dunia
akademik mahasiwa Tafsir hadis secara khusus dan masyarakat umum demi
alTūnisiyyah, T.T.
Jakarta, 2016.
Al-„Aridhl, Ali Hasan. Tarikh Ilmu Tafsîr wa Manâhiju: Sejarah dan Metodologi
82
83
Wakaf, 1990.
2011.
2000.
Samarinda, 2013.
2003.
http://mosquito-taxonomic-inventory.info.
http://www.nysaes.cornell.edu/ent/biocontrol/info/primer.html
http://www.rentokil.co.id/lalat/jenis-lalat/
https://id.wikipedia.org/wiki/Laba-laba.
https://id.wikipedia.org/wiki/Lalat
https://id.wikipedia.org/wiki/Nyamuk.
84
https://id.wikipedia.org/wiki/Serangga
Kementerian Agama RI. Tafsir Ilmi: Hewan dalam Perspektif Al-Qur‟an dan
Othman, Mohd Sukki dan M. Y. Zulkifli bin Haji Mohd Yusoff. “Perumpamaan
2015. h. 175.
Al-Kautsar, 2005.
85
Arkanleema, 2009.
Qutb, Sayyid. At Tashwirul Fanni Fil Quran. Beirut: Darusy Syuruq, 1982.
1993.
Al-Râzî, Al-Fakhruddîn. Tafsîr Mafâtiẖ al-Ghaîb. Beirut: Dar Iẖya al-Turaṯ al-
„Arabî, 1995.
Rosadisastra, Andi. Tafsir Ayat Kauniyah: Relasi Metode Saintifik dengan Tafsir
2011.
Yogyakarta, 2016.
Tahar, Shohib. ‟Telaah tentang Tafsir al-Qur‟an Departemen Agama RI.” Jurnal
1994.
www.depkes.go.id
Semarang 2015.
Tawfiqiyah, tt.