Anda di halaman 1dari 42

RAMALAN BINTANG MENURUT PERSPEKTIF

AL-QUR`AN
(Kajian Tafsir Tematik)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ag)

Disusun Oleh:
Safiera Fairuzyana
NIM: 10210413

JURUSAN TAFSIR HADIS


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)
JAKARTA
1437 H/2016 M
i
ABSTRAK

Ramalan bintang atau yang lebih dikenal dengan astrologi


merupakan fenomena yang sudah ada sejak ribuan tahun yang
lalu dan masih berkembang hingga saat ini. Hal-hal yang erat
kaitannya dengan astrologi modern dapat dijumpai di sejumlah
media cetak ataupun acara-acra televisi. Hal ini menjadikan
ramalan bintang seakan-akan sesuatu yang biasa dan tidak
berbahaya bagi kehidupan beragama seorang muslim. Oleh
karena itu, perlu diketahui bagaimana sebenarnya fungsi
bintang yang Allah ciptakan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur`an,
dan bagaimana perspektif Al-Qur`an tentang ramalan bintang.
Melalui tulisan ini, penulis berupaya menggali makna-
akna Al-Qur`an yang berkaitan dengan bintang, dengan
menggunakan metode kajian pustaka melalui kitab-kitab tafsir
dan pendekatan kaidah-kaidah ushul fiqh, seperti menerapkan
kaidah umum terhadap ayat-ayat yang erat kaitannya dengan
ramalan bintang
Dari hasil penelitian yang dilakukan, mayoritas ulama
membatasi fungsi binatang menjadi tiga, yaitu: penghias langit,
petunjuk arah dan pelempar setan. Selain tiga hal tersebut,
sejumlah ayat dalam Al-Qur`an menolak kebenaran ramalan
bintang, karena hanya Allah yang mengetahui akan hal-hal

xvi
gaib. Seperti yang dinyatakan dalam sejumlah ayat, antara lain
disebutkan dalam surat An-Naml ayat 65, yang secara tegas
menafikan pengetahuan akan hal gaib dari selain diri-Nya.
Tidak ada satu makhluk pun yang Allah ciptakan mengetahui
hal-hal yang belum terjadi. Allah menciptakan bintang
bukanlah untuk meramal, orang yang menjadikan bintang
sebagai media untuk meramal telah menyalahgunakan tujuan
diciptakannya bintang.

xvii
MOTTO

“Diam itu emas”


DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................. ii
PERNYATAAN PENULIS ................................................ iii
MOTTO .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................ v
PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................ xiii
ABSTRAK ........................................................................... xiv

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah9
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah .................... 9
D. Tujuan Penelitian ................................................ 10
E. Manfaat Penelitian ............................................... 10
F. Tinjauan Pustaka ................................................ 11
G. Metodologi Penelitian ........................................ 13
H. Teknik dan Sistematika Penulisan ...................... 16

xiii
BAB II: PANDANGAN UMUM TENTANG RAMALAN
BINTANG
A. Pengertian Ramalan .......................................... 19
B. Bintang dan Ilmu Perbintangan ......................... 26
C. Ilmu Nujum dan Astrologi ................................ 32
D. Sekilas Sejarah Awal Mula Ramalan Bintang .. 38
E. Zodiak ............................................................... 40

BAB III: RAMALAN BINTANG DALAM AL-QUR`AN


A. Kosakata Bintang dalam Al-Qur`an .................. 51
1. An-Najm........................................................ 52
2. Kaukab ......................................................... 53
3. Al-Buruj ........................................................ 54
4. Al-Mashabih ................................................. 55
5. At-Thariq ...................................................... 56
6. Asy-Syi’ra ..................................................... 56
B. Ayat-ayat Fungsi Bintang ................................. 57
1. Bintang Sebagai Penghias Langit ................. 58
2. Bintang Sebagai Petunjuk Arah ................... 63
3. Bintang Sebagai Pelempar Setan ................. 71

xiv
BAB IV: RAMALAN BINTANG MENURUT AL-QUR’AN
A. Perspektif Al-Qur`an Tentang Ramalan Bintang79
B. Hukum Ramalan Bintang .................................. 99
C. Sebab Manusia Percaya dengan Ramalan Bintang106

BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................... 111
B. Saran .................................................................. 112

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 115

xv
PEDOMAN TRANSLITERASI

Skripsi ini ditulis dengan mneggunakan pedoman transliterasi


sebagaimana diuraikan di bawah ini. Trasliterasi ini ditulis
dengan menggunakan pedoman transliterasi huruf Arab ke
huruf latin yang telah disusun oleh Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta Tahun 2011.

1. Konsonan
‫أ‬ :a ‫ط‬ : th
‫ب‬ :b ‫ظ‬ : zh
‫ت‬ :t ‫ع‬ :„
‫ث‬ : ts ‫غ‬ : gh
‫ج‬ :j ‫ف‬ :f
‫ح‬ :h ‫ق‬ :q
‫خ‬ : kh ‫ك‬ :k
‫د‬ :d ‫ل‬ :l
‫ذ‬ : dz ‫م‬ :m
‫ر‬ :r ‫ن‬ :n
‫ز‬ :z ‫و‬ :w

ix
‫س‬ :s ‫ه‬ :h
‫ش‬ : sy ‫ء‬ :„
‫ص‬ : sh ‫ي‬ :y
‫ض‬ : dh

2. Vocal

Vocal Tunggal VocalPanjang : Vocal Rangkap:

Fathah : a ‫أ‬: â ْ‫ي‬...: ai

Kasrah : i ‫ي‬: î ْ‫…و‬: au

Dhammah :u ‫و‬: û

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (‫ )ال‬qamariyah


ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, Contoh:

: Al-Baqarah : Al-Maidah

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (‫ )ال‬syamsiyah


ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan
di depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
: ar-rajulu : as-Sayyidah

x
: asy-Syams : ad-Dârimî

c. Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab


digunakan lambang ( ّ_), sedangkan untuk alih aksara
dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara
menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di
tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah
kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.
Contoh:
: Âmannâbillâhi : Âmana as-

Sufahâ’u
: Inna al-ladzîna : waar-

rukka’i
d. Ta Marbûthah(‫)ة‬
Ta Marbûthah (‫ )ة‬apabila berdiri sendiri, waqaf atau
diikuti oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih
aksarakan menjadi huruf “h”. Contoh:
: al-Af`idah : al-Jâmiah

al-Islâmiyah

xi
Sedangkan ta marbûthah (‫ )ة‬yang diikuti atau
disambungkan (di-washal) dengan kata benda (ism),
maka dialih aksarakan menjadi huruf “t”. Contoh:
Âmilatun Nâshibah

e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf
kapital, akan tetapi apabila telah dialih aksarakan maka
berlaku ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf
awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.
Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam
alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak
tebal (bold) dan ketentuan lainya.

xii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis


panjatkan kehadirat Allah swt.., yang senantiasa melimpahkan
curahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Ramalan bintang
menurut perspektif Al-Qur`an (Kajian Tafsir Tematik)”.
Shalawat serta salam semiga selalu tercurahkan kepada
sang Rasul pilihan, Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga
dan para sahabatnya hingga hari akhir tiba.
Dalam penyusuanan skripsi ini, tidak mungkin selesai
tanpa bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA., selaku Rektor
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta atas
kebijaksanaannya beliau sebagai pimpinan IIQ Jakarta
dan telah berjasa dalam kemajuan perguruan ini.
2. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfa, MA., selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang
telah memberikan arahan, motivasi dan dedikasinya
atas kemajuan Fakultas Ushuluddin. Semoa Fakultas ini
senantiasa melahirkan generasi-generasi yang
profesional dan berkompetensi.
3. Doesn pembimbing Bapak Dr. H. M. Ulinnuha
Khusnan, Lc. MA., yang telah meluangkan waktu,
pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
arahan dan saran demi kebaikan skripsi ini. Semoga
beliau dalam lindungan Allah dan diberikan kesehatan.
4. Kepada papa dan mama tercinta, Ayahanda Hasyim
Musa dan Ibunda yang selalu memotivasi dan
memberikan doa yang tidak pernah putus, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Untuk suami tercinta, Ahmad Suryana, yang telah
banyak memberikan dorongan dan motivasi, mengukir
jiwa ragaku dengan penuh cinta dan kasih sayang.
6. Seluruh dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
yang telah membimbing, memberikan bekal
pengetahuan kepada penulis, baik seacra teoritis
maupun praktis selama penulis berada di bangku
perkuliahan.
7. Para instruktur Tahfidz Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)
yang tiada henti memotovasi penulis untuk rajin
menghafal Al-Qur`an.
8. Seluruh Staf Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah membantu penulis dari
proses awal hingga terselesaikannya penulisan skripsi
ini.
9. Teman-teman fakultas ushuluddin angkatan 2010 yang
penulis sayangi. Terimakasih ats dukungan moeril dan
materil sejak penulis bergabung dalam lingkaran civitas
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ).
Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat
khusunya bagi penulis dan umumnya bagi semua
pembaca. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran selalu dinantikan demi kesempurnaan karya
selanjutnya. Semoga semua bantuan yang telah
diberikan kepada penulis dicatat sebagai amal kebaikan
yang diterima Allah dan dibserikan pahala yang berlipat
ganda. Akhirnya semoga Allah memberikan manfaat
bagi penulis dan siapapun yang membacanya. Amin ya
Rabbal „Alamin.

Jakarta 18 Agustus 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ribuan tahun yang lalu, ketika manusia yang masih hidup pada
zaman jahiliyah melihat ke angkasa, mereka mulai bertanya
tentang apa yang mereka lihat disana. Dengan kerangka
berpikir yang masih mempercayai tahayul, mereka melihat
angkasa sebagai sesuatu yang menakjubkan. Mereka
beranggapan hal-hal yang aneh terjadi di sana, seperti
kemunculan komet, gerhana dan lain sebagainya, bagi mereka
hal itu merupakan isyarat akan terjadinya malapetaka, seperti
kematian, kehancuran, wabah penyakit, kekeringan dan banjir
di bumi.1
Mereka percaya bahwa bintang-bintang dan benda-benda
langit adalah dewa-dewa yang mempengaruhi bumi dan isinya.
Merekapun beranggapan bahwa dengan mantera para dukun
atau peramal dapat bermohon kepada dewa bintang-bintang itu
agar mempercepat datangnya sesuatu yang diharapkan atau

1
Robin Kerrod, Bengkel Ilmu Astronomi, (Erlangga, 2005), h. 6
1
2

menghindarkan sesuatu yang mencelakakan.2 Kepercayaan


akan hal-hal semacam ini terus berkembang dan masih ada
sampai sekarang, yang lebih dikenal dengan nama ramalan
bintang.
Perhitungan ramalan bintang didasarkan pada rasi
bintang, yaitu sekumpulan bintang yang terletak berdekatan,
membentuk suatu pola yang dinamai dengan zodiak. Menurut
perhitungan zodiak, satu tahun ada dua belas bintang, yang
masing-masing bintang itu mempunyai pengaruh pada
karakteristik dan nasib seseorang, seperti cara berpikirnya,
sikapnya, perbuatannya, bahkan pada nasib baik buruknya.
Ramalan bintang atau zodiak biasa digambarkan untuk
mengetahui keadaan seseorang dalam janga waktu 1 minggu
atau sebulan mendatang bahkan setahun kedepan.3
Cara memperoleh ramalan bintang di zaman sekarang ini
tidak perlu susah payah sampai ke rumah tukang ramal. Setiap
orang disuguhkan cara mudah untuk membaca ramalan
bintang. Banyak surat kabar atau majalah yang membuka
rubrik khusus untuk membicarakan apa yang ditunggu-tunggu
banyak orang mengenai nasib baik atau nasib buruk yang akan

2
M. Quraish Shihab, Mistik, Seks, dan Ibadah, (Jakarta:
Republika, 2005) cet. II, h. 58
3
Efendi Zarkasi, Khutbah Jumat Aktual, (Jakarta: Gema Insani,
2008), cet. VI, h.30
3

menimpa mereka hari itu atau keesokan harinya. Rubrik seperti


itu biasanya diberi judul “Nasib Anda Hari Ini”, “Apa Kata
Horoskop Anda dan bintang anda”, dan lain-lainnya.4 Bahkan
yang lebih mudah lagi pada era modern ini yaitu melalui
internet yang bisa diakses kapan saja, dimana saja dan oleh
siapa saja.
Begitu besar pengaruh ramalan bintang dalam kehidupan
manusia bahkan telah menyusup di kalangan kaum muslimin.
Contohnya ialah banyak kaum muslimin yang lebih tahu dan
hafal bintang zodiaknya dibandingkan dengan bulan hijriah
kelahirannya. Penyebab banyaknya kaum muslim yang percaya
dan menggantungkan nasibnya kepada ramalan bintang
dikarenakan dia tidak memahami bahwa sesungguhnya Allah
Yang Maha Mengetahui akan nasib baik dan buruk seseorang.5
Manusia diciptakan oleh Allah swt.. Karena itu, tidak
satu pun manusia yang mengetahui secara pasti akan nasib
dirinya, melainkan hanya Allah yang menciptakan manusia
itu.6 Seseorang yang mempercayai ramalan bintang, secara
langsung maupun tidak langsung menyatakan bahwa ada zat
selain Allah yang mengetahui perkara gaib. Padahal Allah telah

4
Yusuf Qardhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer 2, (Jakarta: Gema
Insani, 2008), cet. V, h. 241-242
5
Efendi Zarkasi, Khutbah Jumat Aktual, h.31
6
Efendi Zarkasi, Khutbah Jumat Aktual, h.31
4

menegaskan dalam Al-Qur`an bahwa tidak ada yang


mengetahui perkara yang gaib kecuali Dia. Dalam firman-Nya
dikatakan:

          


)56 :72 /
“Katakanlah: "tidak ada seorangpun di langit dan di bumi
yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan
mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan”.(QS.
An-Naml [27]: 65)

Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad


supaya menerangkan kepada orang musyrik Mekah bahwa
tidak ada seorang pun yang mengetahui perkara yang gaib baik
di langit maupun di bumi selain Allah7, sesuai dengan firman-
Nya:

         

          

/‫ (سورة لقمان‬         
)13 :13
7
Departemen Agama RI, AlQuran dan Tafsirnya, (Edisi yang
disempurnakan), (Jakarta: Departemen Agama RI, 2007), Jilid. 7, h. 233-
234
5

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah


pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang
menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam
rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan
pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan
mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.(QS. Lukman [31]: 34)

Maksud perkara gaib disini ialah persoalan-persoalan


yang ada hubungannya dengan keadaan dan kehidupan di
akhirat dan persoalan-persoalan di dunia yang berada dalam
lingkungan hidup manusia, dapat dirasakan tetapi di luar
kemampuan manusia mencapainya. Pada ayat ini disebutkan
salah satu di antara yang gaib itu ialah mereka tidak
mengetahui bila akan dibangkitkan dari kubur pada hari
Kiamat, karena kiamat itu datangnya secara tiba-tiba.8
Meskipun demikian, manusia tidak boleh pasrah begitu
saja pada ketentuan Allah, bukan berarti kita tidak melakukan
apa-apa. Manusia tetap diperintahkan oleh Allah untuk
senantiasa bekerja dan berusaha agar dapat memperoleh nasib
hidup yang lebih baik dan selamat di dunia dan akhirat.
Sebagaimana ayat Al-Qur`an berbunyi:

8
Departemen Agama RI, AlQuran dan Tafsirnya, Jilid. 7, h. 234
6

(…            …


)33 :31 /
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. dan apabila” (QS. Ar-Raad[13]: 11)

Penyebab lain seseorang percaya dan menggantungkan


nasibnya kepada ramalan bintang ialah kerena ia tidak
menyadari bahwa percaya dan menggantungkan nasib kepada
ramalan bintang merupakan bagian dari perbuatan syirik
(menyekutukan Allah), karena beriman kepada takdir Allah
merupakan salah satu rukun iman yang keenam. Jika ada
seseorang yang mengingkari ketentuan Allah serta percaya
kepada ketentuan ramalan bintang, berarti telah rusak imannya
dan telah menyekutukan Allah, sedangkan orang yang
menyekutukan Allah termasuk orang yang melakukan dosa
besar, yang tidak akan diampuni kecuali dengan cara bertobat.9
Coba saja kita bayangkan, bagaimana mungkin ratusan
juta orang yang berzodiak Leo atau Capricorn di seluruh dunia
menghadapi kejadian yang sama dalam hidupnya pada hari
atau minggu yang sama.10 Selain itu di setiap majalah yang

9
Efendi Zarkasi, Khutbah Jumat Aktual, h.32
10
I. Ophelia, Sukses Finansial Lewat Astrologi dan Peta
Kehidupan, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010), h. 32
7

mencantumkan rubrik “Ramalan Bintang” mempunyai ramalan


yang berbeda-beda. Ini membuktikan bahwa ramalan atau
prediksi tersebut tidak bisa dijadikan pegangan serta sandaran
untuk menjalani hidup, karena ramalan tersebut dibuat oleh
manusia.
Inilah yang ditolak oleh Islam. Bintang-bintang itu tidak
lain hanyalah sebagian makhluk Allah di dalam alam semesta
yang luas terbentang ini, ada yang tinggi dan ada yang rendah,
ada yang terang dan ada yang redup, berkilauan di langit
angkasa. Dengan jaraknya yang sangat jauh terlihat berdekatan
dan membentuk pola yang disebut dengan rasi bintang.11 Tidak
ada hubungannya dengan nasib manusia di bumi.
Pada dasarnya seluruh makhluk yang diciptakan Allah di
alam ini ialah untuk kemaslahatan manusia, begitu pula hikmah
di balik penciptaan bintang. Bintang yang Allah ciptakan
bukanlah media untuk menentukan nasib seseorang ataupun
kejadian yang terjadi di muka bumi. Bintang diciptakan
sebagai pelengkap kehidupan manusia, sebagaimana firman-
Nya:

11
Yusuf Qardhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer 2, h. 245
8

         

(        


)72 : 5 /
“Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar
kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan
di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda
kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.”(QS.
Al-An’am[6]: 97)

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah menciptakan


bintang-bintang untuk kepentingan hidup manusia yaitu
menjadi petunjuk arah ketika malam, baik di daratan maupun
di lautan, karena langit dapat terlihat di bagian bumi manapun.
Ini merupakan bentuk kekuasaan Allah yang tidak ada
seorangpun yang dapat menandinginya. Dan banyak lagi
hikmah dari penciptaan bintang yang telah dijelaskan oleh Al-
Qur`an.
Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini, penulis akan
meneliti dan mengkaji hubungan antara fenonema ramalan
bintang dengan hikmah dibalik penciptaan rasi bintang yang
telah banyak diterangkan dalam Al-Qur`an, akhirnya penulis
menitikberatkan skripsi ini pada judul: “Ramalan Bintang
Menurut Perspektif Al-Qur`an”.
9

B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah penulis paparkan,
maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah diantaranya:
1. Ramalan Bintang adalah budaya bangsa-bangsa
terdahulu sebelum islam.
2. Ramalan bintang masih ada dan berkembang
sampai zaman sekarang.
3. Mudahnya mendapatkan informasi tentang ramalan
bintang.
4. Meyakini ramalan bintang tidak diperbolehkan
dalam islam.
5. Lemahnya iman umat Islam yang masih percaya
ramalan bintang.
6. Hanya Allah yang mengetahui perkara-perkara gaib
terhadap makhluknya
7. Bintang-bintang yang diciptakan Allah bukanlah
untuk menentukan nasib manusia.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, agar pembahasan
lebih terarah dan mudah difahami maka penulis akan
membatasi ruang lingkup masalah ini pada: Pandangan Al-
10

Qur`an terhadap fenomena ramalan bintang yang masih ada


dan berkembang hingga saat ini.
Setelah membatasi masalah yang akan diteliti agar
pembahasan lebih terarah, maka penulis merumuskan masalah
dalam poin-poin sebagai berikut:
1. Bagaimana sebenarnya fungsi bintang menurut Al-
Qur’an?
2. Bagaimana perspektif Al-Qur’an tentang ramalan
bintang?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka yang
diharapkan menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui fungsi bintang menurut Al-
Qur’an.
2. Untuk mengetahui perspektif Al-Qur`an tentang
ramalan bintang.

E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian skripsi ini, penulis berharap akan
mendapatkan suatu manfaat diantaranya:
1. Agar dapat mengungkap kebenaran berdasarkan sumber
hukum Islam.
11

2. Sebagai motivasi bagi kaum muslimin secara umum


dan bagi pembaca secara khusus agar mengetahui
penjelasan tentang Ramalan Bintang menurut Al-
Quran.
3. Menambah keimanan dan kecintaan kita terhadap Al-
Quran.
4. Dan untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka
mendapatkan gelar S1 Prodi Tafsir Hadis Fakultas
Ushuuddin Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta.

F. Tinjauan Pustaka
Untuk pembuktian keaslian penelitian ini, selama proses
pembuatannya penulis telah melakukan kajian pustaka. Dalam
hal ini, penulis menemukan beberapa karya ilmiyah yang
berkaitan dengan Ramalan Bintang ataupun Astrologi. Namun,
penulis tidak menemukan buku atau karya ilmiyah yang
berjudul sama dengan judul skripsi ini. Diantara karya ilmiyah
yang berkaitan dengan ramalan bintang adalah sebagai berikut:
1. Sukses Finansial Lewat Astrologi dan Peta
Kehidupan karya I. Ophelia. Penerbit Kompas Media
Nusantara tahun 2010. Pembahasan Ramalan bintang
di dalam buku ini ialah membahas tentang
bagaimana cara untuk mencapai sukses secara
12

finansial dengan menggunakan ilmu astrologi yang


sesungguhnya dan bukan sekedar ramalan bintang.
Buku ini jauh dari ajaran agama islam, karena
meyakini bahwa kesuksesan dapat dicapai dengan
ilmu astrologi.
2. Tinjauan Hadis Terhadap Praktek Paranormal,
Skripsi karya Rachmat Hidayatullah, jurusan Tafsir
Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pembahasan dalam skripsi
tersebut bukanlah membahas tentang ramalan
bintang melainkan tentang pandangan hadis terhadap
praktek paranormal, pembahasan yang berkaitan
dengan skripsi penulis ialah kesamaan yang
meyakini adanya sesuatu yang bisa mengetahui
perkara-perkara gaib, seperti nasib dan sebagainya
selain Allah melalui paranormal. Sedangkan
perbedaannya adalah pada cara mengetahuinya.
3. Dimensi Kemusyrikan perspektif Al-Qur`an: Studi
Kasus Masyarakat Desa Pili NTT Nusa Tenggara
Timur. Skripsi karya Amiruddin Natois, jurusan
Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddi dan Filsafat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam skripsi tersebut
membahas tentang kemusyrikan yang dilakukan oleh
13

masyarakat Desa Pili NTT, adapun hal yang


berkaitan dengan ramalan bintang ialah penelitian
mengenai adanya kekuatan lain selain Allah dengan
melakukan ritual-ritual adat yang tidak sesuai
dengan syariat Islam.
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Untuk mendapatkan data dan fakta yang objektif dalam
penelitian dan kajian ini, penulis menggunakan
penelitian kepustakaan (library research), yaitu
penelitian yang penulis lakukan terhadap literatur yang
berkaitan dengan penulisan skripsi ini.12 Jenis penelitian
telaah pustaka ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu
suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasar
pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena
sosial dan masalah manusia. Penelitian ini lebih fokus
pada makna dan terkait nilai.13

12
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: yayasan
Obor, 2004), h. 3
13
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2009), cet. I, h. 11
14

2. Sumber Data
Untuk mendapatkan data dalam penulisan skripsi ini,
penulis menggunakan sumber data yang relevan.
Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini terdiri
dari sumber primer dan sumber sekunder. Adapun
sumber-sumber primer dalam penulisan skripsi ini
adalah:
a. Al-Quran dan Terjemahannya,
b. Kitab-kitab Tafsir,
Sedangkan sumber-sumber sekunder yang digunakan
ialah:
a. Ensiklopedi Al-Quran,
b. Kamus-kamus Bahasa,
c. Buku-buku yang berkaitan dengan
pembahasan,
d. Majalah-majalah dan artikel yang berkaitan
dengan pembahasan,
3. Metode Pengumpulan data
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan
metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah
metode dokumentatif, yaitu dengan mengumpulkan,
memeriksa dan mencatat data-data yang relevan dengan
tema yang dibahas dan bersumber dari kitab-kitab,
15

buku-buku, kamus, jurnal, majalah, artikel dan lain


sebagainya 14
4. Metode analisis data
Pembahasan skripsi ini menggunakan metode
penulisan yang bersifat Deskriptif Analitis. Deskriptif
adalah suatu metode yang bermaksud untuk
menggambarkan data-data dalam menguji atau
menjelaskan sebuah tulisan guna menjawab pertanyaan
yang menyangkut dengan pokok masalah. Sedangkan
analitis adalah sebuah tahapan guna menguraikan data-
15
data yang terkumpul dan tersusun secara sistematis.
Jadi metode deskriptif analitis adalah sebuah metode
pembahasan untuk memaparkan data yang telah tersusun
dengan melakukan kajian terhadap data-data tersebut.16
5. Validitas Data
Untuk membuktikan penelitian yang dilakukan
oleh penulis itu bisa dijadikan sebuah karya ilmiyah,
maka dalam penelitiannya penulis mengumpulkan data-
data yang dianggap valid untuk dijadikan refrensi.
Pemeriksaan validitas data digunakan sebagai

14
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 64
15
Winarto, Ilmu Pengantar Ilmiah Dasar Metode Teknik,
(Bandung: Trasinto, 1978), h. 10
16
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.ke-I, h. 73
16

klarifikasi temuan atau data yang dinyatakan adalah


valid apabila tidak ada perbedaan antara yang
dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti.

H. Teknik dan Sistematika Penulisan


Teknik dalam penulisan skripsi ini mengacu ke buku
pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan IIQ.
Adapun sistematikanya untuk memudahkan pembahasan
dalam skripsi ini, penulis membagi pembahasan menjadi empat
bab,dengan sistematika sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang terdiri
dari: latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
kajian pustaka, kemudian metode penelitian dan teknik serta
sistematika penulisan.
Bab kedua, membahas segala hal yang berkaitan
dengan pandangan umum tentang ramalan bintang, yang
termasuk di dalamnya yaitu pengertian tentang ramalan
bintang. Menjelaskan tentang bintang dan ilmu perbintangan.
Kemudian menjelaskan pula tentang ilmu nujum dan astrologi,
sejarah serta contoh-contoh ramalan bintang.
17

Bab ketiga, bab ketiga berisi pembahasan tentang kosa


kata bintang dalam Al-Qur’an, penafsiran ayat-ayat fungsi
bintang yang Allah swt. ciptakan, yang mana hal tersebut
dalam penulisan di sini merupakan pembahasan dari rumusan
masalah pertama.
Bab keempat, ini merupakan pembahasan dari rumusan
masalah kedua, yaitu mencermati perspektif Al-Qur’an terkait
ramalan bintang. Membahas juga tentang hukum ramalan
bintang dan sebab manusia percaya dengan ramalan bintang.
Bab kelima atau bab terakhir dalam penulisan skripsi
ini yaitu, bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
dari apa yang telah penulis paparkan dalam skripsi ini. Dan
kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan yang telah diuraikan dalam bab-bab
sebelumnya dari pandangan umum sampai pada penafsiran
ayat-ayat yang berkaitan dengan ramalan bintang, lalu pada bab
ini akan disimpulkan bahwa
1. Allah menciptakan bintang bukanlah untuk meramal,
orang yang telah menjadikan bintang sebagai media
untuk meramal, telah menyalahgunakan tujuan
diciptakannya bintang. Dalam Al-Qur`an bintang hanya
memikili tiga fungsi, yaitu untuk menghias langit,
sebagai petunjuk arah dan pelempar setan. Barang siapa
yang menjadikan bintang selain tiga fungsi tersebut maka
dia hanya mengada-ada saja atau membuat-buat.
2. Al-Qur`an tidak menyebutkan perihal ramalan bintang
secara langsung di salah satu ayat-ayatnya. Namun
meskipun demikian, terdapat lafaz-lafaz umum dalam Al-
Qur’an yang secara tidak langsung menunjukkan hakikat
dari ramalan dan hukumnya, yakni melalui pendekatan
kaidah-kaidah Ushul Fiqh.
Al-Qur`an menolak ramalan bintang, karena hanya
Allah Swt yang mengetahui akan hal-hal gaib. Seperti
111
112

yang dinyatakan dalam sejumlah ayat dalam Al-Qur’an,


antara lain QS. An-Naml [27]: 65, yang secara tegas
menafikan pengetahuan akan hal gaib dari selain diri-
Nya. Tidak ada satu makhlukpun yang Dia ciptakan
mengetahui hal-hal yang belum terjadi.
Dalam hal ini penulis berusaha menjelaskan bahwa
kegiatan meramal dan sejenisnya adalah perbuatan syirik.
Jangan sampai kita terjebak dalam hal-hal kemaksiatan
yang tidak kita sadari ada di sekeliling kita. Karena
ramalan bintang dapat ditemui dan mudah didapatkan
dimana saja, apalagi pada zaman modern ini.

B. SARAN
1. Kepada seluruh komponen masyarakat, dengan
mengetahui ramalan bintang tidak diperbolehkan dalam
agama islam, diharapkan bisa meluruskan iman
manusia agar jauh dari perbuatan syirik. Dan semoga
dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah swt.
2. Aktifitas penelitian yang menggali khazanah Islam
seperti penelitian mengenai ramalan bintang yang
berkembang dimasyarakat mulai dilupakan, karena
sibuk dengan dunia dan lupa akan akhirat. Maka
perhatian dan kepedulian terhadap ilmu-ilmu Allah
113

berdasarkan pada ayat-ayat Al-Qur`an dan hadis serta


kitab tafsir karya ulama-ulama Islam sangatlah perlu
digalakkan. Karena selain menambah khazanah ilmu
keislaman, aktifitas tersebut juga mampu meningkatkan
kemampuan secara personal dan juga pasti bermanfaat
untuk pengetahuan bagi orang lain yang
mempelajarinya, termasuk dalam hal memahami ayat
Al-Qur`an dengan benar.
3. Kepada instansi-instansi pemerintanh dan lembaga-
lembaga swasta terkait, sedapat mungkin memberikan
peluang sebanyak-banyaknya secara terbuka dan
dukungan seluas-luasnya berupa beasiswa atau
sumbangan dana kepada para mahasiswa atau setiap
individu yang concern terhadap ilmu-ilmu keislaman
agar dapat melakukan penelitian yang serupa dengan
kualitas yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
-------------------------, Ensiklopedi Islam Jilid 2, Jakarta: PT
Ichtiar Baru van Hoeve, 2005

‘Asyur Muhammad Thahir bin, at-Tahrir wat-Tanwir, Tunis:


Dar Tunisia, 1984

Abdul Baqi Muhammad Fuad, Al-Mu’jam Al-Mufahros li Al-


Fadhil Qur’an, Beirut: Darul Fikr, 1992, cet. III

Abdulbarr Abu Umar Yusuf bin Abdullah bin, al-Kafi fi Fiqhi


Ahlil Madinah al-Maliki, Beirut: Darul Kutub al-
Ilmiyyah, 1407 H, cet. I

Abidin Danial Zainal, 7 Formula Individu Cemerlang,


Bentong, Pahang: PTS Publications , 2004

Al-‘Asqallani Ahmad bin Hajar, Fath al-Bari bi Syarhi Sahih


al-Bukhari, Beirut: Darul Ma’rifah

Al-Andalusi Abu Muhammad Abdul Hayy bin Ghalib bin


‘Atiyyah, Al-Muharrar al-Waziz fi Tafsir al-Kitab al-
‘Aziz, Kairo: Darul Kitab al-Islami

Al-Andalusi Muhammad bin Yusuf Abu Hayyan, Tafsir al-


Bahr al-Muhit, Beirut: Darul Kutub al-Islamiyah,
1993, cet. I

Al-Baghawi Abu Muhammad Husein bin Mas’ud, Ma’alim at-


Tanzil, Riyadh: Dar Tayyibah, 1409 H

115
116

Al-Baihaqi Abu Bakar Ahmad bin Husein, as-Sunan al-Kubra,


Beirut: Al-Maktabah al-Ilmiyyah

Al-Bastiy Muhammad bin Muhammad, Ma’alimus Sunan,


Kairo: As-Sunnah al-Muhammadiyyah, 1367 H

Al-Hakami Hafizh bin Ahmad, Ma’arijul Qabul, Beirut: Darul


Kutub al-‘Ilmiyah, 1403 H, cet. I

Al-Jawhari Ismail bin Hammad, As-Sihah, Beirut: Darul ‘Ilmi


lil-Malayin, 1404 H, cet. II

al-Mawardi Abu al-Hasan Ali bin Sulaiman, Al-Insaf fi


Ma’rifat ar-Rajih min al-Khilaf, Beirut: Dar Ihya’ut
Turats al-‘Arabi, 1406 H

Al-Qarrafi Syihabuddin Abu al-Abbas, Al-Furuq, (Beirut:


Darul Ma’rifah)

Al-Qurtubi Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu


Bakar, al-Jami’ liahkam al-Qur’an, Beirut: Muassasah
ar-Risalah, 2006, cet. I,

Al-Qurtubi Abu al-Walid Ibn Rusyd, Al-Bayan wa at-Tahsil,


Beirut: Darul Gharb al-Islami, 1404 H

Anas Malik bin, Al-Muwatta, Beirut: Darul Afaq al-Jadidah

An-Naisaburi Abul Husein Muslim bin al-Hajjaj, Al-Jami’ as-


Sahih, Kairo: Al-Matba’ah al-Amirah- Kairo, 1334 H

An-Naisaburi Al-Hakim, Al-Mustadrak Beirut: Darul Fikr,


1398 H
117

An-Nawawi Yahya bin Syaraf, Rawdah at-Talibin wa ‘Umdat


al-Muftin, Beirut: Al-Maktab al-Islami, 1405 H, cet. II

Ar-Razi Fakhruddin Muhammad bin Umar, at-Tafsir al-Kabir,


Beirut: Darul Fikr, 1981, cet. I,

As-Sijistani Sulaiman bin al’Asy’ats, Sunan Abu Daud,


Riyadh: Maktabah ar-Riyadh al-Haditsah

Asy-Syafi’i Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Tafsir Imam


Syafi’I, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyyah, 2009, cet. II,

Asy-Syahrastani Abul Fatah, Al-Milal wa an-Nihal, Beirut:


Darul Ma’rifah

Asy-Syinqithi Muhammad al-Amin bin Muhammad al-


Mukhtar, Adwa’ul Bayan Fi Idhah al-Qur’an bil-
Qur’an, Beirut; ‘Alam al-Kutub

Az-Zamakhsyari Abul Qasim Mahmud bin Umar, al-Kasysyaf


‘an Haqaiq Ghawamidh at-Tanzil wa ‘Uyun al-
Aqawil, Riyadh: Maktabah al-‘Obeikan, 1998, cet. I

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, (Edisi yang


disempurnakan), (Jakarta: Departemen Agama RI,
2007)

Faisal Sanapiah, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya:


Usaha Nasional, 1982
118

Hanbal Ahmad bin, Al-Musnad, Beirut: Darul Ma’mun


litturats, 1404 H, cet. I

Highfield Roger, Sains Harry Potter, judul asli The Science of


Harry Potter, penerjemah T.T Agustinus dan Andya
Primanda, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia,
2006

Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Gaung


Persada Press, 2009

Jazuli Dr. Ahzami Samiun, Hijrah dalam pandangan Al-


Quran, judul asli Al-Hijrah fil-Quranil Karim
penerjemah Eko Yulianti, Penerbit Daruth Thuwaiq,
Jakarta; Gema Insani, 2006, cet. I

Kerrod Robin, Bengkel Ilmu Astronomi, Erlangga, 2005

Khaldun Abu Zaid Abdurrahman bin, Muqaddimah, Beirut:


Darul Qalam, 1984, cet.V

Khalifah Haji, Kasyf azh-Zhunun, Beirut: Darul Ulum al-


Haditsah

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Manfaat Benda-Benda


Langit Dalam Persfektif Al-Qur’an dan Sains, Jakarta:
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2012 cet.I

Lippincott Kristen, Jendela Iptek Astronomi, Jakarta: Balai


Pustaka, 2007

Manzhur Jamaluddin Muhammad bin Mukrim bin, Lisan al-


‘Arab, Beirut: Dar Shadir
119

Ophelia I., Sukses Finansial Lewat Astrologi dan Peta


Kehidupan, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010

Pratiwi Lidia, Zodiac and Shio for Lover, Jakarta: Bukune,


2012

Qardhawi Yusuf, Fatwa-Fatwa Kontemporer 2, Jakarta: Gema


Insani, 2008

Qardhawi Yusuf, Fatwa-Fatwa Kontemporer 2, Jakarta: Gema


Insani, 2008, cet.V

Qudamah Abu Muhammad Abdullah ibn, Al-Mughni, Kairo:


Maktabah al-Jumhuriyyah al-‘Arabiyah

Qutub Sayyid, Fi Zhilal al-Qur’an, Beirut: Darul ‘Arabiyyah,


cet. IV

Rahman Afzalur, Ensiklopediana Ilmu Dalam Al-Qur`an:


Rujukan Terlengkap Isyarat-Isyarat Ilmiah Dalam Al-
Qur`an, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007

Sharp Damian, Astrologi Cina Praktis, Jakarta: Arcan, 2004

Shihab M. Quraish, Mistik, Seks, dan Ibadah, Jakarta:


Republika, 2005

Shihab M. Quraish, Tafsir Al-Misbah: Pesan, kesan, dan


keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002
120

Suriasumantri Jujun S., Ilmu Dalam Perspektif, Jakarta:


Yayasan Obor Indonesia, 2006

Syah Arman, Ramalan Imam Mahdi akankah ia datang pada


2015: sebuah jawaban untuk Jabber Bolushi, Jakarta:
Serambi, 2008

Taimiyah Syaikhul Islam Ahmad bin, Majmu’ Fatawa, Kairo:


Idarah al-Masahah al-Askariyah

Tharayyarah Nadiah, Buku Pintar Sains dalam Al-Quran,


Jakarta: Zaman, 2013

Winda A.A.Oka Dhermawan, Tjokorda Rai Sudharta, I Goesti


Oka Dhermawan, Winawan W. , Kalender 301 tahun
(tahun 1800 s/d 2100), Jakarta: Balai Pustaka, 2001

Xaxa Madame, Astro-Nurmerologi Pisces, Yogyakarta:


MedPress, 2008, cet. I

Zain Badudu dan Sutan Mohammad, Kamus Besar Bahasa


Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996

Zarkasi Efendi, Khutbah Jumat Aktual, Jakarta: Gema Insani,


2008

Zed Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta:


Yayasan Obor, 2004

http://afifamous.blogspot.com/2012/08/pengertian-
horoskopzodiak-dan-astrologi.html, diakses tanggal 2
Oktober 2014, pukul 09.45
121

http://meikhal.paramadina.web.id/hukum-percaya-ramalan-
menurut-syariat-islam/diakses tanggal 20 Mei 2015

http://meikhal.paramadina.web.id/hukum-percaya-ramalan-
menurut-syariat-islam/diakses tanggal 20 Mei 2015

http://my.Bukukuning.blogspot.co.id/2012/04/rasi-bintang-
dalam-al-quran.html/diakses tanggal 20 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai