Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PROGRAM ACCURATE TIMES

MAKALAH
Dbuat dalam rangka memenuhi tugas matakuliah
Hisab Kontemporer yang diampu oleh
Dr. Rupii Amri, M.Ag.

Oleh
AHMAD ADIB ROFIUDDIN
NIM: 135212001

PROGRAM MAGISTER IMU FALAK


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
Analisis Program Accurate Times Mohammad Odeh1
1 Makalah disampaikan dalam kuliah Hisab Kontemporer Program Pascasarjana Ilmu Falak IAIN
Walisongo Semarang Semester Genap Tahun Akademik 2013-2014.

Oleh: Ahmad Adib Rofiuddin

A. Pendahuluan

Ilmu Falak yang merupakan Ilmu Eksak paling tua berkembang dari waktu
ke waktu baik dalam teori maupu praktek. Al-Battani (2007), sebagaimana dikutip
oleh Al-Banjary (2013: 29) mengatakan bahwa apa yang diperoleh dari Imu Falak
merupakan anugrah penalaran dan pemikiran. Ilmu Falak (Astronomi)
dapatmenjadi media untuk menetapkan Tauhid kepada Allah set., mengetahui
keagungan-Nya, kebesaran dan keluasan hikmah-Nya. Pengetahuan manusia
terhadap ilmu falak pada awalnya hanya sebatas pengamatan alami yang bersifat
praktis-pragmatis yaitu mengamati terbit dan tenggelam benda-benda langit untuk
kepentingan peradaban, perdagangan, pertanian, menentukan menentuan ritualritual keagamaan dan sosial serta kegiatan lainnya. Ilmu Falak sebagai ilmu yang
mempelajari benda-benda angkasa selalu dibutuhkan oleh manusia. Dari
penelaahan berbagai benda-benda angkasa ini, manusia dapat mengetahui dan
menganalisis banyak hal mulai dari waktu sholat, arah kiblat, gerhana serta
peristiwa-peristiwa penting lainnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu falak juga
merambah ke berbagai aspek, termasuk teknologi. Hal ini terjadi seiring dengan
semakin berkembangnya ilmu astronomi dan teknologi informasi dari hasil
pengamatan dan perhitungan astronomi. Selain itu, banyaknya peminat ilmu
astronomi di berbagai belahan dunia juga berdampak positif bagi perkembangan
ilmu falak khususnya di Indonesia. Adanya software astronomi dan ilmu falak
merupakan salah satu bukti berkembangnya ilmu falak pada tataran modernitas.
Salah satu software yang cukup mencuri perhatian berbagai pegiat ilmu
falak adalah software Accurate Times. Accurate Times diluncurkan pada tanggal 26
Juni 2005 oleh Mohammad Shawkat Odeh (Azhari, 2008:10). Dengan
menggunakan software ini, kita dapat mengetahui berbagai bidang kajian ilmu falak
seperti waktu sholat, arah kiblat, penentuan awal bulan qomariyah dan lainnya.
Dalam makalah ini kami akan mencoba membedah software Accurate Times
sehingga nantinya kita dapat memahami software ini secara lebih mendalam.
B. Pembahasan
1. Biografi Mohammad Odeh

Nama lengkapnya Mohammad Syawkat Odeh, salah seorang penggagas


Islamic Cresents Observation Project (ICOP), dilahirkan di Kuwait, 6 Maret
1979. Kini ia bermukim di Amman Yordania. Ia merupakan tokoh muda yang
2

aktif mengikuti kegiatan hisab rukyat baik nasional maupun internasional. Karya
monumentalnya di bidang falak adalah program Accurate times 5.1. program ini
digunakan oleh para ahli falak di berbagai negara. Sementara itu karya tulisannya
di bidang falak antara lain: Calculation Prayer Time, the Software Accurate
times, Universdal Hejric Calendar (UHC) & the Crescent Visibility Criteria, dan
Applications of Astronomical Calculation to Islamic Issues (Azhari, 2008: 149).
Ilmu astronomi merupakan hobi beliau semenjak remaja. Maka tak heran
jika Odeh secara luar biasa mampu memunculkan terobosan-terobosan gemilang
dalam ilmu falak. Beliau saat ini juga merupakan bagian dari anggota tim Arab
Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS), yang fungsi dari organisasi
ini adalah menetapkan waktu shalat dan melaksanakan rukyatul hilal. Al-Amin
(2008) mengatakan bahwa Odeh telah mengikuti lebih dari 10 sesi seminar
internasional dalam bidang ilmu falak dan rukyat. Diantaranya di negara Maroko
(Al Hill Baina Hisbt Falakiyyah Wa Rukyat), Emirat Arab (Al Farqu Baina al
Qamar al Markaziyyah wa al Sathahiyyah), Indonesia (Thatbiqt Tiknulujiya al
Malumt li iddi Taqwim Hijri al lami)
2. Accurate Times
Software Accurate Times merupakan software yang direkomendasikan
untuk dimiliki oleh setiap orang yang bergelut dalam ilmu falak. Accurate Times
dirancang oleh Muhammad Odeh (Audah) yang merupakan pendiri organisasi
nirlaba Islamic Crescent Observation Project (ICOP) dan berpusat di Yordania.
Accurate Times dapat diunduh di URL (Anugraha, 2012: 156).
Accurate Time versi 5.1 yang diluncurkan pada 20 Juni 2005 adalah
program komputer yang dikembangkan oleh Mohammad Shawkat Odeh. Program
ini memiliki kemampuan menghitung: 1) Waktu Sholat, 2) fase bulan, 3) waktu
matahari (terbit, transit, tenggelam, twilight), 4) waktu bulan (terbit, transit,
teggelam), 5) data visibilitas hilal old & mnew moon, 6) Ephimeris bulan dan
matahari, 7) arah kiblat dari suatu lokasi, 8) waktu menentukan arah kiblat dengan
bayang matahari, 9) konversi kalender masehi-hijriyah dan sebaliknya. Accurate
Time pertama kali diluncurkan dalam versi 3.1 dan telah mengalami sepuluh kali
perbaikan sebelum akhirnya versi 5.1 diluncurkan. (Azhari, 2008: 10).
a. Waktu Sholat
Waktu shalat merupakan waktu-waktu pelaksanaan sholat yang telah
diisyaratkan oleh Allah SWT dalam ayat al-Quran, dan kemudian dijelaskan
oleh Nabi SAW dengan amal perbuatannya sebagaimana hadits-hadits yang
ada (Khazin, 2008: 79).

Khafid (2013: 1) menyatakan bahwa Ibadah Shalat adalah ibadah


yang ada waktunya untuk mengetahui masuknya waktu Shalat tersebut Allah
telah mengutus malaikat Jibril untuk memberi arahan kepada Rasulullah
SAW tentang waktu-waktunya Shalat tersebut dengan acuan Matahari dan
fenomena cahaya langit yang notabene juga disebabkan oleh pancaran sinar
Matahari. Jadi sebenarnya petunjuk awal untuk mengetahui masuknya awal
waktu Shalat adalah dengan melihat (rukyat) Matahari.
Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan umat Islam semakin mudah
dalam menentukan awal waktu sholat tanpa harus melakukan perhitungan dan
pengamatan yang akan menghabiskan waktu yang cukup banyak.
b. Fase Bulan
Bulan (moon) adalah benda langit yang tidak memiliki cahaya sndiri.
Cahaya bulan yang dilihat manusia sesungguhnya adalah pantulan/refleksi
cahaya matahari yang sampai ke bumi. Setiap saat, posisi bulan relatif
terhadap bumi dan matahari mengalami perubahan. Akibatnya, luasan cakram
bulan yang terkena sinar matahari setiap saat dan setiap hari mengalami
perubahan (Anugraha, 2012: 112).
Dengan adanya perubahan posisi dan pencahayaan, maka bulan juga
mengalami perubahan bentuk jika diamati dari muka bumi. Bentuk
penampakan bulan inilah yang dinamakan dengan fase bulan. Dalam ilmu
falak, kita mengenal 4 macam fase bulan; bulan baru (new moon), seperempat
pertama (First quarter), bulan purnama (full moon), dan seperempat akhir
(last quarter). Keempat fase bulan ini akan disajikan dalah software ini
dengan hitungan yang cukup akurat dan presisi.
c. Waktu matahari
Waktu Matahari itu didasarkan dari ide bahwa saat matahari mencapai
titik tertinggi di langit, saat tersebut dinamakan tengah hari.Waktu Matahari
nyata itu didasarkan dari hari Matahari nyata, di mana interval di antara dua
kali kembalinya matahari ke lokal meridian. Waktu Matahari bisa diukur
dengan menggunakan jam Matahari.Waktu Matahari rata-rata (mean solar
time) adalah jam waktu buatan yang dicocokan dengan pengukuran diurnal
motion (gerakan nyata bintang mengelilingi bumi) dari bintang tetap agar
cocok dengan rata-rata waktu Matahari nyata. Panjangnya waktu Matahari
rata-rata adalah konstan 24 jam sepanjang tahun walaupun jumlah sinar
matahari di dalamnya bisa berubah. Satu hari Matahari nyata bisa berbeda
dari hari Matahari rata-rata (yang berisi 86.400 detik) sebanyak 22 detik lebih
pendek sampai dengan 29 detik lebih panjang. Karena banyak hari-hari

panjang atau hari-hari pendek ini terjadi secara berturut-turut, perbedaan yang
terkumpul bisa mencapai hampir 17 menit lebih awal atau lebih dari 14 menit
terlambat. Perbedaan antara waktu Matahari nyata dan waktu Matahari ratarata itu dinamakan persamaan waktu (Ilyas, 1984: 52).
d. Waktu bulan
Waktu bulan merupakan waktu yang penentuannya didasarkan pada
peredaran bulan mengelilingi bumi sebagaimana bumi mengelilingi matahari
(Bell & Trundle, 2008: 347).
e. Visibilitas bulan
Visibilitas bulan adalah tampaknya bulan secara jelas dan sangat
mungkinmempunyai banyak perbedaan dalam pengamatannya di setiap
daerah yang mengamatinya. Visibilitas bulan sangat berpengaruh dalam hal
ibadah umat Islam karena banyak dari beberapa ibadah umat Islam
bergantung pada awal bulan. Sebagai contoh adalah bulan puasa (Ramadhan)
dan bulan haji (Dzulhijjah) (Ilyas, 1994: 428).

Ephemeris bulan
Ephemeris biasa disebut dengan Astronomical Handbook merupakan
tabel yang memuat data-data astronomis benda langit. Dalam bahasa arab
biasa disebut dengan Zij atau Taqwim (Azhari, 2008: 62). Dalam aplikasi ini
disajikan secara lengkap data-data ephemeris bulan sehingga sangat
membantu dalam pelaksanaan perhitungan pergerakan bulan.
g. Arah kiblat
Menurut tinjauan fiqh pada waktu menunaikan sholat, baik fardhu
maupun sunah, kita diwajibkan menghadap kiblat. Hal ini dikarenakan
menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sah sholat (Mussafi &
Rofiuddin, 2013: 3). Pada aplikasi ini, diberikan banyak data setiap kota di
bumi sehingga dengan mudah kita dapat menentukan arah kiblat kota yang
kita tentukan.
h. Waktu menentukan arah kiblat dengan bayang matahari
Pada aplikasi ini, untuk menentukan arah kiblat kita juga bisa
menggunakan azimuth matahari dan bayang-bayang matahari.
i. Konversi kalender
Kalender merupakan sebuah sistem untuk mengorganisir beberapa
bagian waktu dan diterapkan dalam keadaan tertentu. Sampai saat ini,
diperkirakan ada sekitar 40 macam model kalender yang digunakan di muka
f.

bumi (al-Modarresi & White, 2004: 511). Salah satu dari 40 macam jenis
kalender tersebut adalah kalender hijriyah dan kalender masehi. Pada aplikasi
ini akan disajikan konversi dari kalender hijriah dan kalender masehi yang
didasarkan pada Julian Day.
3. Telaah program Accurate Times
Ketika diinstall di dalam komputer, maka biasanya dipilih seluruh file
tersimpan di dalam folder C:\Program Files\Accurate Times\. Di dalam folder
tersebut, terdapat file accu.exe yang ketika di-klik akan menjalankan program
Accurate Times. Ada beberapa file-file penting lainnya yang perlu diketahui.

a.

b.
c.
d.
e.

Adapun file-file tersebut antara lain adalah:


File elp.ode paling baik dibuka dengan (Open with) Wordpad. Di dalam file
tersebut terdapat 1324 baris suku-suku koreksi dari algoritma ELP untuk
menentukan posisi bulan.
File mterm.ode mengandung 183 baris suku-suku untuk menghitung nutasi
dan obliquity rotasi bumi.
File termfull.ode mengandung 2425 baris suku-suku koreksi dari algoritma
VSOP87 untuk menentukan posisi matahari.
File term.ode mengandung 248 baris suku-suku koreksi dari algoritma Meeus
untuk menentukan posisi matahari.
File loc.txt mengandung daftar kota-kota di seluruh dunia, lengkap dengan
koordinat bujur dan lintang geografis, zona waktu lokal dan ketinggian
tempat.

Gambar 2.1. Tampilan awal aplikasi Accurate Time setelah di install


Adapun beberapa menu yang ada dalam aplikasi Accurate Times adalah:
a. Preferences
Disini terdapat beberapa pilihan yang berhubungan dengan waktu
sholat, seperti:
1) Twilight yaitu pemilihan sudut altitude untuk twilight atau sudut untuk
waktu Fajr (Shubuh) dan Isya. Fajr sendiri disebutkan berarti beginning
of twilight, sedang Isya berarti end of twilight. Maksudnya, waktu
sebelum Fajr langit tampak gelap, demikian juga waktu setelah Isya.
Pilihan yang tersedia adalah Standard, yaitu sudut 18 untuk Fajr dan 18
untuk Isya, yang maksudnya sudut 18 derajat di bawah ufuk atau altitude
-18 derajat. Angka 18 ini biasanya angka standar dirujuk dalam referensi
astronomi sebagai batas dari astronomical twilight. Pilihan yang lain

adalah dari Egyptian General Authority of Survey dengan sudut berturutturut 19,5 dan 17,5, Islamic Society of North America sebesar 18 dan 18,
World Moslem League sebesar 18 dan 17, University of Islamic Sciences,
Karachi sebesar 18 dan 18. Selain itu juga ada Custom, dimana kita bisa
memilih sendiri, sebagai contoh sudut 20 untuk Fajr dan 18 untuk Isya,
seperti yang biasa digunakan di Indonesia oleh Kementerian Agama. Satu
hal yang jelas, perbedaan satu derajat saja akan menyebabkan terjadinya
perbedaan datangnya waktu sholat hingga beberapa menit lamanya.
2) Addition, yaitu penambahan (addition) beberapa menit untuk datangnya
waktu sholat Zhuhur, Ashr dan Maghrib, serta pengurangan (substract)
beberapa menit untuk datangnya waktu sholat Fajr. Opsi ini berfungsi
sebagai kehati-hatian (ikhtiyath). Yang menarik, jika angka negatif
(misalnya -1) dimasukkan pada penambahan, itu berarti mengurangi atau
mempercepat datangnya waktu sholat, sedangkan jika angka negatif
dimasukkan pada pengurangan maka berarti menambahkan atau
mengundurkan datangnya waktu sholat. Sayangnya, tidak ada opsi
penambahan untuk datangnya waktu sholat Isya, demikian juga opsi
pengurangan untuk datangnya terbit matahari. Disini, khusus untuk
waktu Zhuhur perlu diisikan waktu penambahan minimal 2 menit, sebab
jika 0 menit, maka itu adalah waktu transit atau waktu ketika titik pusat
matahari tepat melewati garis meridian yang membelah langit dari titik
utara ke titik selatan. Padahal Zhuhur dimulai sejak matahari tergelincir
ke sebelah barat, sebab ada hadits Nabi yang melarang sholat tepat saat
tengah hari. Hal ini perlu dituliskan, sebab secara default, dalam Accurate
Times ini penambahan Zhuhur adalah 0 menit.
3) Summer Time. Untuk kita yang berada di Indonesia, tentu pilihannya
adalah No Summer Time. Sedangkan bagi mereka yang tinggal di negara
yang menerapkan Daylight Saving Time, maka opsi Consider Summer
Time yang harus dipilih, dengan waktu mulai dan berakhirnya
disesuaikan dengan negara tempat tinggal.
4) Asar Prayer. Yang biasa digunakan adalah Standard atau Jumhur, yaitu
datangnya waktu Ashar adalah ketika panjang bayangan saat itu sama
dengan satu kali tinggi benda ditambah panjang bayangan saat transit.
Sedangkan jika dipilih Hanafi, maka datangnya waktu Ashar adalah
ketika panjang bayangan saat itu sama dengan dua kali tinggi benda
ditambah panjang bayangan saat transit. Tentu waktu Ashar menurut

Hanafi akan lebih mundur datangnya dibandingkan dengan menurut


Jumhur.
5) Precision. Ada dua opsi, waktu sholat dinyatakan dalam menit atau detik.
Jika dalam menit, maka maksudnya adalah pembulatan ke menit terdekat.
Sebagai contoh kalau 12:08:18 dibulatkan ke 12:08, sedangkan 15:16:32
dibulatkan ke 15:17. Menurut penulis, sebaiknya pembulatan itu ke atas,
demi kehati-hatian (12:08:18 dibulatkan ke 12:09).
6) Elevation. Opsi Height above sea level affect rise and set events
(ketinggian di atas permukaan laut akan mempengaruhi waktu peristiwa
terbit dan terbenam) harus diberi tanda .
7) Opsi High latitude Alternative Prayer Times yaitu Enable Alternative
Prayer Time Calculation bisa dipilih, meskipun itu tidak berpengaruh
bagi yang tinggal di Indonesia (karena Indonesia bukan high latitude).
8) Opsi Langauge ada dua yaitu Inggris dan Arab.
b. Location
Accurate Times sudah menyediakan sekitar 2000 tempat di seluruh
dunia berikut nama negara dan kota. Sayangnya untuk Indonesia hanya ada 8
kota, yaitu Bandung, Biak, Bogor, Denpasar, Jakarta, Medan, Menado dan
Surabaya. Kota-kota besar lainnya harus kita tambahkan sendiri. Untuk
menambahkan, ketik nama negara dan kota, kemudian isi bujur (longitude)
hingga menit busur atau detik busur dengan E untuk bujur timur dan W untuk
bujur barat, kemudian isi lintang (latitude) dengan N untuk lintang utara dan
S untuk lintang selatan. Isi pula time zona atau zona waktu lokal yaitu selisih
antara waktu lokal dengan Greenwich. Untuk yang berada di timur
Greenwich diberi angka positif, sedangkan di barat Greenwich diberi angka
negatif. Ketinggian (elevation) tempat di atas permukaan laut juga bisa diisi
angka. Jika diisi angka positif, maka semakin besar angkanya, maka Shuroq
(terbit matahari) semakin awal, sedang maghrib (terbenam matahari) semakin
mundur. Sebaliknya, jika diisi angka negatif, maka terbit matahari semakin
mundur sedangkan terbenam matahari semakin awal. Angka negatif itu
berarti tempat tersebut berada di bawah permukaan laut. Refraction biasa diisi
suhu 10 derajat C dan tekanan 1010 mb (1 atmosfer). Adapun City Setting,
jika diisi angka beberapa km maka akan berpengaruh pada awal waktu Fajr
dan Shuroq. Untuk melakukan perubahan pada bujur, lintang, zona waktu
atau ketinggian, maka klik
Modify, kemudian OK. Sedangkan untuk menambahkan tempat baru,
klik Add, kemudian OK.

c. Date

Ada tiga opsi untuk date setting, yaitu menggunakan waktu pada
sistem anda (computer anda), waktu dipilih untuk satu hari tertentu saja, dan
waktu dipilih untuk rentang hari tertentu. Setting ini akan berpengaruh pada
perhitungan waktu sholat, waktu-waktu bulan (moon times) saat terbit, transit
dan terbenam, serta waktu untuk menentukan arah kiblat (qiblah times)
menggunakan bayangan matahari.
d. Prayer Alert
Ini adalah penanda menjelang datangnya adzan.
e. Prayer Times

Disini kita akan memperoleh waktu-waktu sholat, dimana tanggalnya


sesuai dengan date setting yang kita pilih sebelumnya (ada tiga opsi, silakan
lihat tentang Date di atas), demikian juga bergantung pada Preference dan
Location.
f. Moon Times
Disini akan disajikan data kapan bulan terbit (moon rise), bulan transit
dan bulan terbenam (moon set). Sayangnya tidak diberikan data di azimuth
berapa bulan terbit dan terbenam, serta pada ketinggian dan azimuth berapa
bulan mengalami transit. Tanggal sesuai dengan date setting serta bergantung
pula pada location.
g. Moon Phases

Menu ini akan menampilkan pilihan koordinat secara geosentrik atau


toposentrik. Juga waktu bisa dipilih local UT maupun Local TDT. Maksud
Local UT adalah waktu lokal di suatu tempat (bukan waktu di Greenwich)
dengan sudah memperhitungkan nilai Delta T. Sedangkan Local TDT adalah
waktu lokal di suatu tempat tetapi belum memperhitungkan Delta T. Seperti
diketahui, Waktu UT = Waktu TD - Delta T. Nilai Delta T juga bisa diisikan
sendiri. Hasilnya akan menampilkan fase-fase bulan dalam satu tahun
tertentu, bergantung dari presisi (menit atau detik) dan ada tidaknya Summer
Time di dalam Preferences, serta lokasi.
h. Crescent Visibility
Menu ini akan menampilkan data visibilitas bulan sabit.
1) Dimulai dari menentukan kapan kira-kira terjadi konjungsi. Bisa dipilih
menurut tanggal Gregorian, atau menurut bulan dan tahun Hijriyah.
Selanjutnya tekan Preview.

2) Ada dua opsi bulan sabit, yaitu bulan sabit muda (new crescent) atau

bulan sabit tua (old crescent). Jika mengubah salah satunya, kembali
tekan Preview.
3) Perhitungan juga ada dua opsi, yaitu secara geosentrik atau toposentrik.
Jika semula geosentrik lalu ingin diubah ke toposentrik, atau sebaliknya,
maka juga tekan Preview.
4) Day of Calculation terdiri dari tiga opsi, yaitu tanggal yang sama
dengan tanggal terjadinya konjungsi, tanggal sehari setelah tanggal
konjungsi, dan tanggal dua hari setelah tanggal konjungsi.
5) Selanjutnya, waktu perhitungan (time of calculation) juga bisa dipilih.
Jika new crescent, maka pilihan waktu perhitungan adalah apakah pada
saat matahari terbenam (sunset), saat bulan terbenam (moonset), saat
waktu terbaik (best time) di antara sunset dan moonset, atau pada waktu
lokal tertentu. Sedangkan jika old crescent, maka pilihan waktu
perhitungan adalah apakah pada saat matahari terbit (sunrise), saat
bulan terbit (moonrise), saat waktu terbaik (best time) di antara
moonrise dan sunrise, atau pada waktu lokal tertentu.
6) Setelah semua dipilih sesuai dengan diinginkan, tekan Calculate.
Hasilnya adalah data-data yang meliputi:
1) bulan dan tahun Hijriyah sesuai pilihan, new atau old crescent.
2) tanggal perhitungan visibilitas bulan sabit tersebut.
3) waktu
perhitungan
bulan
sabit
(apakah
sunrise/sunset,
moonrise/moonset, best time atau waktu lokal tertentu)
4) tipe perhitungan (geosentrik yang ditandai huruf G, atau toposentrik
huruf T)
5) tempat pengamatan sesuai lokasinya.
Setting ada tidaknya summer time
1) dipilih tidaknya opsi "Height above mean sea-level affects rise and set
events" pada Preferences
2) setting suhu dan tekanan udara
3) nilai Delta T.
Selanjutnya disajikan hasil-hasil sebagai berikut:
1) kapan terjadinya konjungsi (secara geosentrik atau toposentrik
tergantung pilihan)
2) konversi waktu konjungsi tersebut ke Julian Date (Julian Day)
3) waktu pada tanggal tersebut kapan matahari dan bulan terbit/terbenam

10

4) moon age (selisih antara waktu saat bulan terbit/terbenam dengan waktu

terjadinya konjungsi)
5) moon lag time (selisih antara bulan terbit/terbenam dengan matahari
terbit/terbenam).
Kemudian ditampilkan data-data secara numerik posisi bulan dan
matahari pada saat perhitungan dilakukan (lihat Calculations are done at ...),
yang meliputi :
1) right ascension
2) deklinasi
3) bujur ekliptika (longitude)
4) lintang ekliptika (latitude)
5) ketinggian dari horison (altitude)
6) sudut arah mata angin (azimuth)
7) ketinggian relatif (relative altitude) yaitu selisih antara altitude bulan
dengan altitude matahari
8) azimuth relatif (relative azimuth) yaitu selisih antara azimuth bulan
dengan azimuth matahari
9) sudut elongasi (elongation) yaitu sudut antara bulan, matahari dan bumi
10) sudut fase bulan (phase angle)
11) lebar bulan sabit (crescent width)
luasan cakram bulan yang memantulkan cahaya matahari yang
menghadap kebumi (illumination)
1) sudut jari-jari bulan (moon semi-diameter), yaitu sudut perbandingan
antara jarijari bulan dengan jarak bumi-bulan
2) sudut parallaks bulan (horizontal parallax)
3) magnitude cahaya bulan sabit
4) jarak bumi-bulan.
Berdasarkan data-data tersebut kemudian disajikan kesimpulan
visibilitas bulan sabit (the crescent visibility) berupa satu kesimpulan dari
beberapa kemungkinan di bawah ini:
1) Easily Visible by Naked Eye
2) Could be Seen by Naked Eye
3) Need Optical Aid
4) Not Possible
5) Impossible
Disini ada perbedaan antara Not Possible dengan Impossible. Not
Possible berarti secara perhitungan, misalnya pada new crescent, moonset

11

i.

j.

terjadi setelah sunset tetapi selisih waktunya sangat dekat sehingga nilai
illumination juga sangat kecil. Sedangkan Impossible, misalnya pada new
crescent, maka yang terjadi moonset sebelum sunset, atau pada saat moonset
konjungsi belum terjadi.
Kembali ke menu Crescent Visibility, jika yang diklik adalah Crescent
Visibility Map, maka akan ditampilkan Crescent Vibility World Map. Jika
mouse komputer kita gerakkan di atas peta tersebut, maka akan tertera data
bujur dan lintang geografis yang ditunjukkan oleh mouse tersebut. Ada tiga
kriteria yang ditawarkan di situ, yaitu kriteria Odeh, Yallop dan SAAO.
Kemudian ada tiga pilihan tanggal yang bisa dipilih salah satu. Kemudian
klik Draw untuk menggambar peta visibilitas bulan sabit di seluruh dunia
pada tanggal yang dipilih tersebut. Warna pada peta tersebut menggambarkan
visibilitas bulan sabit, misalnya Merah untuk Impossible, Tak ada warna
untuk Not Possible, Biru untuk Need Optical Aid, Magenta untuk Could be
Seen by Naked Eye, Hijau untuk Easily Visible by Naked Eye, dan Sian
untuk Unknown. Akhirnya setelah seluruh peta selesai digambar, peta
visibilitas bulan sabit tersebut dapat disimpan dengan mengklik Save Image.
Sun Moon Ephemeris
Menu ini adalah untuk menentukan posisi matahari dan bulan dalam
rentang waktu tertentu
1) Pilih obyek: sun atau moon
2) Pilih time reference: local (UT1) atau local (TD1). Local UT berarti
sudah memperhitungkan nilai Delta T, sedangkan local TDT belum.
3) Pilih location reference: geocentric yaitu berbasis di pusat bumi, atau
topocentric yaitu berbasis di lokasi tertentu di permukaan bumi
4) Pilih Start Local Time dan End Local Time, mulai dari tahun, bulan dan
seterusnya hingga detik.
5) Pilih Increment (penambahan) berupa angka dengan satuan hari, jam,
menit atau detik.
6) Summer Time tidak perlu diklik untuk kasus di Indonesia.
7) Selanjutnya tekan Calculate
Hasilnya adalah data ephemeris untuk matahari/bulan di tempat lokasi
yang sudah ditentukan sebelumnya. Data posisi yang diperoleh antara lain R.
A. (Right Ascension), Declination, Altitude, Azimuth, Lintang ekliptika
(Latitude), Bujur ekliptika (Longitude), Jarak, Semi Diameter (SD), sudut
parallax dan nilai Delta T. Terdapat pula menu Telescope.
Hejric Gregorian

12

Ini merupakan menu untuk melakukan konversi dari Hijriyah ke


Masehi atau sebaliknya. Tanggal Hiriyah paling awal adalah 1 Muharram 1 H
yang bersesuaian dengan 16 Juli 622 M. Yang menarik, konversi ini sudah
memperhitungkan peralihan kalender Julian ke Gregorian, yaitu dari 4
Oktober 1582 M (16 Ramadhan 990 H) ke 15 Oktober 1582 M (17
Ramadhan 990 H). Namun ada yang lucu, konversi itu bisa digunakan untuk
menkonversi tahun yang sangat besar, seperti tanggal 1 Muharram tahun
10000000 H (tahun sepuluh juta Hijriyah) bertepatan dengan Selasa 16 Mei
tahun 9702851 M, tetapi sebaliknya tidak bisa karena akan mengakibatkan
error. Perlu dicatat disini, konversi kalender ini tidak menggunakan kriteria
visibilitas bulan sabit, sehingga perbedaan satu hari dimungkinkan.
k. Qiblah
Pada menu kiblat, arah kiblat dapat ditentukan dari suatu lokasi
tertentu, yang dinyatakan oleh angka azimuth beserta arahnya. Selanjutnya
pada Qiblah Times, ada dua alternatif, yaitu waktu ketika matahari berada
pada arah kiblat, dan waktu ketika bayangan matahari berada pada arah
kiblat. Untuk memperoleh waktu-waktu tersebut, klik Find Qiblah Times.
Sedangkan untuk mengetahui peta kiblat dari seluruh dunia, klik Show
Qiblah Map.
Di bagian bawah menu tersebut terdapat jadwal sholat di kota yang
kita pilih pada tanggal yang sesuai dengan tanggal di komputer.
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan percobaan terhadap software Accurate time
dapat diambi ksimpulan bahwa software ini kan salah satu software yang sangat
akurat dan presisi jika digunakan dalam perhitungan ilmu falak. Software ini
menggunakan data dan koreksi yang diambi dari data VSOP (untuk menentukan
data matahari) dan ELP (untuk menentukan data dan posisi bulan). Telah kita
ketahui bersama bahwa kedua data tersebut sampai saat ini merupakan data yang
sangat akurat dalam menentukan posisi pergerakan matahari dan bulan dalam
astronomi.
Melalui software ini, Mohammad Odeh, mencoba untuk memberikan
perhitungan terhadap hal-hal yang berkatan dengan Ilmu falak dengan akurasi yang
sangat tinggi. Melalui softwre ini, kita dapat menentukan perhitungan lmu falak
dengan mudah tanpa harus melalui perhitungan yang panjang namun mempunyai
tingkat akurasi tinggi.
Menurut penulis, software ini cukup layak untuk direkomendasikan kepada
para pegiat ilmu falak sebagai khazanah dan perbandingan terhadap metode-metode

13

lain dalam perhitungan ilmu falak. Melalui perbandingan tersebut, diharapkan ilmu
falak semakin berkembang dan dapat menjadi ikon baru keilmuan Islam ditengah
tepuruknya kondisi para ilmuan Islam yang cenderung berada di bawah ilmuan
barat.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Banjary, Nur Hidayatullah, 2013, Penemu Imu Falak, Pandangan Kitab Suci dan
Peradaban Dunia, Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Al-Modarresi, S.M.T. & N.M. White, 2004, Calendar Conversion for Real-time
Systems, Journal of Advances in Engineering Software, Vol 35, 7 (Juli), 511516.
Anugraha, Rinto, 2012, Mekanika Benda Langit, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Azhari, Susiknan, 2008, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bell, Randy L. & Kathy Cabe Trundle, 2008, The Use of Computer Simulation to
Promote Scientific Conception of Moon Phases, Journal of Research in
Science Teaching Wiley Peroidecals, Vol 45 No 3, 7 (Juli), 346-372.
Ilyas, Mohammad, 1984, Islamic Calendar, Times & Qibla. Kuala Lumpur: Berita
Publishing.
Ilyas, Mohammad, 1994, Lunar Crescent Visibility Criterion and Islamic Calendar,
Journal of NASA Astrophysics Data System, Vol 35, 5 (Mei), 425-461.
Khafid, 2013, Telaah Pedoman baku Hisab Jadwal Sholat Makalah, Temu Kerja
Badan Hisab Rkyat Kementerian Agama RI, Cibinong, 19 Juni.
Khazin, Muhyiddin, 2008, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Buana
Pustaka.
Mussafi, Noor Saif Muhammad & Ahmad Adib Rofiuddin, 2013, panduan Praktis
Penentuan Arah Kiblat: Tinjauan Fiqih, Matematis, dan Astronomis.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
14

Sumber Intenet:
http://qamazaidun.blogspot.com/2008/03/mohammad-odeh-dan-upaya-penyatuan.html.
diakses pada Jumat, 16 Mei 2014 pukul 22.30 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai