MAKALAH
Dbuat dalam rangka memenuhi tugas matakuliah
Hisab Kontemporer yang diampu oleh
Dr. Rupii Amri, M.Ag.
Oleh
AHMAD ADIB ROFIUDDIN
NIM: 135212001
A. Pendahuluan
Ilmu Falak yang merupakan Ilmu Eksak paling tua berkembang dari waktu
ke waktu baik dalam teori maupu praktek. Al-Battani (2007), sebagaimana dikutip
oleh Al-Banjary (2013: 29) mengatakan bahwa apa yang diperoleh dari Imu Falak
merupakan anugrah penalaran dan pemikiran. Ilmu Falak (Astronomi)
dapatmenjadi media untuk menetapkan Tauhid kepada Allah set., mengetahui
keagungan-Nya, kebesaran dan keluasan hikmah-Nya. Pengetahuan manusia
terhadap ilmu falak pada awalnya hanya sebatas pengamatan alami yang bersifat
praktis-pragmatis yaitu mengamati terbit dan tenggelam benda-benda langit untuk
kepentingan peradaban, perdagangan, pertanian, menentukan menentuan ritualritual keagamaan dan sosial serta kegiatan lainnya. Ilmu Falak sebagai ilmu yang
mempelajari benda-benda angkasa selalu dibutuhkan oleh manusia. Dari
penelaahan berbagai benda-benda angkasa ini, manusia dapat mengetahui dan
menganalisis banyak hal mulai dari waktu sholat, arah kiblat, gerhana serta
peristiwa-peristiwa penting lainnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan ilmu falak juga
merambah ke berbagai aspek, termasuk teknologi. Hal ini terjadi seiring dengan
semakin berkembangnya ilmu astronomi dan teknologi informasi dari hasil
pengamatan dan perhitungan astronomi. Selain itu, banyaknya peminat ilmu
astronomi di berbagai belahan dunia juga berdampak positif bagi perkembangan
ilmu falak khususnya di Indonesia. Adanya software astronomi dan ilmu falak
merupakan salah satu bukti berkembangnya ilmu falak pada tataran modernitas.
Salah satu software yang cukup mencuri perhatian berbagai pegiat ilmu
falak adalah software Accurate Times. Accurate Times diluncurkan pada tanggal 26
Juni 2005 oleh Mohammad Shawkat Odeh (Azhari, 2008:10). Dengan
menggunakan software ini, kita dapat mengetahui berbagai bidang kajian ilmu falak
seperti waktu sholat, arah kiblat, penentuan awal bulan qomariyah dan lainnya.
Dalam makalah ini kami akan mencoba membedah software Accurate Times
sehingga nantinya kita dapat memahami software ini secara lebih mendalam.
B. Pembahasan
1. Biografi Mohammad Odeh
aktif mengikuti kegiatan hisab rukyat baik nasional maupun internasional. Karya
monumentalnya di bidang falak adalah program Accurate times 5.1. program ini
digunakan oleh para ahli falak di berbagai negara. Sementara itu karya tulisannya
di bidang falak antara lain: Calculation Prayer Time, the Software Accurate
times, Universdal Hejric Calendar (UHC) & the Crescent Visibility Criteria, dan
Applications of Astronomical Calculation to Islamic Issues (Azhari, 2008: 149).
Ilmu astronomi merupakan hobi beliau semenjak remaja. Maka tak heran
jika Odeh secara luar biasa mampu memunculkan terobosan-terobosan gemilang
dalam ilmu falak. Beliau saat ini juga merupakan bagian dari anggota tim Arab
Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS), yang fungsi dari organisasi
ini adalah menetapkan waktu shalat dan melaksanakan rukyatul hilal. Al-Amin
(2008) mengatakan bahwa Odeh telah mengikuti lebih dari 10 sesi seminar
internasional dalam bidang ilmu falak dan rukyat. Diantaranya di negara Maroko
(Al Hill Baina Hisbt Falakiyyah Wa Rukyat), Emirat Arab (Al Farqu Baina al
Qamar al Markaziyyah wa al Sathahiyyah), Indonesia (Thatbiqt Tiknulujiya al
Malumt li iddi Taqwim Hijri al lami)
2. Accurate Times
Software Accurate Times merupakan software yang direkomendasikan
untuk dimiliki oleh setiap orang yang bergelut dalam ilmu falak. Accurate Times
dirancang oleh Muhammad Odeh (Audah) yang merupakan pendiri organisasi
nirlaba Islamic Crescent Observation Project (ICOP) dan berpusat di Yordania.
Accurate Times dapat diunduh di URL (Anugraha, 2012: 156).
Accurate Time versi 5.1 yang diluncurkan pada 20 Juni 2005 adalah
program komputer yang dikembangkan oleh Mohammad Shawkat Odeh. Program
ini memiliki kemampuan menghitung: 1) Waktu Sholat, 2) fase bulan, 3) waktu
matahari (terbit, transit, tenggelam, twilight), 4) waktu bulan (terbit, transit,
teggelam), 5) data visibilitas hilal old & mnew moon, 6) Ephimeris bulan dan
matahari, 7) arah kiblat dari suatu lokasi, 8) waktu menentukan arah kiblat dengan
bayang matahari, 9) konversi kalender masehi-hijriyah dan sebaliknya. Accurate
Time pertama kali diluncurkan dalam versi 3.1 dan telah mengalami sepuluh kali
perbaikan sebelum akhirnya versi 5.1 diluncurkan. (Azhari, 2008: 10).
a. Waktu Sholat
Waktu shalat merupakan waktu-waktu pelaksanaan sholat yang telah
diisyaratkan oleh Allah SWT dalam ayat al-Quran, dan kemudian dijelaskan
oleh Nabi SAW dengan amal perbuatannya sebagaimana hadits-hadits yang
ada (Khazin, 2008: 79).
panjang atau hari-hari pendek ini terjadi secara berturut-turut, perbedaan yang
terkumpul bisa mencapai hampir 17 menit lebih awal atau lebih dari 14 menit
terlambat. Perbedaan antara waktu Matahari nyata dan waktu Matahari ratarata itu dinamakan persamaan waktu (Ilyas, 1984: 52).
d. Waktu bulan
Waktu bulan merupakan waktu yang penentuannya didasarkan pada
peredaran bulan mengelilingi bumi sebagaimana bumi mengelilingi matahari
(Bell & Trundle, 2008: 347).
e. Visibilitas bulan
Visibilitas bulan adalah tampaknya bulan secara jelas dan sangat
mungkinmempunyai banyak perbedaan dalam pengamatannya di setiap
daerah yang mengamatinya. Visibilitas bulan sangat berpengaruh dalam hal
ibadah umat Islam karena banyak dari beberapa ibadah umat Islam
bergantung pada awal bulan. Sebagai contoh adalah bulan puasa (Ramadhan)
dan bulan haji (Dzulhijjah) (Ilyas, 1994: 428).
Ephemeris bulan
Ephemeris biasa disebut dengan Astronomical Handbook merupakan
tabel yang memuat data-data astronomis benda langit. Dalam bahasa arab
biasa disebut dengan Zij atau Taqwim (Azhari, 2008: 62). Dalam aplikasi ini
disajikan secara lengkap data-data ephemeris bulan sehingga sangat
membantu dalam pelaksanaan perhitungan pergerakan bulan.
g. Arah kiblat
Menurut tinjauan fiqh pada waktu menunaikan sholat, baik fardhu
maupun sunah, kita diwajibkan menghadap kiblat. Hal ini dikarenakan
menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sah sholat (Mussafi &
Rofiuddin, 2013: 3). Pada aplikasi ini, diberikan banyak data setiap kota di
bumi sehingga dengan mudah kita dapat menentukan arah kiblat kota yang
kita tentukan.
h. Waktu menentukan arah kiblat dengan bayang matahari
Pada aplikasi ini, untuk menentukan arah kiblat kita juga bisa
menggunakan azimuth matahari dan bayang-bayang matahari.
i. Konversi kalender
Kalender merupakan sebuah sistem untuk mengorganisir beberapa
bagian waktu dan diterapkan dalam keadaan tertentu. Sampai saat ini,
diperkirakan ada sekitar 40 macam model kalender yang digunakan di muka
f.
bumi (al-Modarresi & White, 2004: 511). Salah satu dari 40 macam jenis
kalender tersebut adalah kalender hijriyah dan kalender masehi. Pada aplikasi
ini akan disajikan konversi dari kalender hijriah dan kalender masehi yang
didasarkan pada Julian Day.
3. Telaah program Accurate Times
Ketika diinstall di dalam komputer, maka biasanya dipilih seluruh file
tersimpan di dalam folder C:\Program Files\Accurate Times\. Di dalam folder
tersebut, terdapat file accu.exe yang ketika di-klik akan menjalankan program
Accurate Times. Ada beberapa file-file penting lainnya yang perlu diketahui.
a.
b.
c.
d.
e.
adalah dari Egyptian General Authority of Survey dengan sudut berturutturut 19,5 dan 17,5, Islamic Society of North America sebesar 18 dan 18,
World Moslem League sebesar 18 dan 17, University of Islamic Sciences,
Karachi sebesar 18 dan 18. Selain itu juga ada Custom, dimana kita bisa
memilih sendiri, sebagai contoh sudut 20 untuk Fajr dan 18 untuk Isya,
seperti yang biasa digunakan di Indonesia oleh Kementerian Agama. Satu
hal yang jelas, perbedaan satu derajat saja akan menyebabkan terjadinya
perbedaan datangnya waktu sholat hingga beberapa menit lamanya.
2) Addition, yaitu penambahan (addition) beberapa menit untuk datangnya
waktu sholat Zhuhur, Ashr dan Maghrib, serta pengurangan (substract)
beberapa menit untuk datangnya waktu sholat Fajr. Opsi ini berfungsi
sebagai kehati-hatian (ikhtiyath). Yang menarik, jika angka negatif
(misalnya -1) dimasukkan pada penambahan, itu berarti mengurangi atau
mempercepat datangnya waktu sholat, sedangkan jika angka negatif
dimasukkan pada pengurangan maka berarti menambahkan atau
mengundurkan datangnya waktu sholat. Sayangnya, tidak ada opsi
penambahan untuk datangnya waktu sholat Isya, demikian juga opsi
pengurangan untuk datangnya terbit matahari. Disini, khusus untuk
waktu Zhuhur perlu diisikan waktu penambahan minimal 2 menit, sebab
jika 0 menit, maka itu adalah waktu transit atau waktu ketika titik pusat
matahari tepat melewati garis meridian yang membelah langit dari titik
utara ke titik selatan. Padahal Zhuhur dimulai sejak matahari tergelincir
ke sebelah barat, sebab ada hadits Nabi yang melarang sholat tepat saat
tengah hari. Hal ini perlu dituliskan, sebab secara default, dalam Accurate
Times ini penambahan Zhuhur adalah 0 menit.
3) Summer Time. Untuk kita yang berada di Indonesia, tentu pilihannya
adalah No Summer Time. Sedangkan bagi mereka yang tinggal di negara
yang menerapkan Daylight Saving Time, maka opsi Consider Summer
Time yang harus dipilih, dengan waktu mulai dan berakhirnya
disesuaikan dengan negara tempat tinggal.
4) Asar Prayer. Yang biasa digunakan adalah Standard atau Jumhur, yaitu
datangnya waktu Ashar adalah ketika panjang bayangan saat itu sama
dengan satu kali tinggi benda ditambah panjang bayangan saat transit.
Sedangkan jika dipilih Hanafi, maka datangnya waktu Ashar adalah
ketika panjang bayangan saat itu sama dengan dua kali tinggi benda
ditambah panjang bayangan saat transit. Tentu waktu Ashar menurut
c. Date
Ada tiga opsi untuk date setting, yaitu menggunakan waktu pada
sistem anda (computer anda), waktu dipilih untuk satu hari tertentu saja, dan
waktu dipilih untuk rentang hari tertentu. Setting ini akan berpengaruh pada
perhitungan waktu sholat, waktu-waktu bulan (moon times) saat terbit, transit
dan terbenam, serta waktu untuk menentukan arah kiblat (qiblah times)
menggunakan bayangan matahari.
d. Prayer Alert
Ini adalah penanda menjelang datangnya adzan.
e. Prayer Times
2) Ada dua opsi bulan sabit, yaitu bulan sabit muda (new crescent) atau
bulan sabit tua (old crescent). Jika mengubah salah satunya, kembali
tekan Preview.
3) Perhitungan juga ada dua opsi, yaitu secara geosentrik atau toposentrik.
Jika semula geosentrik lalu ingin diubah ke toposentrik, atau sebaliknya,
maka juga tekan Preview.
4) Day of Calculation terdiri dari tiga opsi, yaitu tanggal yang sama
dengan tanggal terjadinya konjungsi, tanggal sehari setelah tanggal
konjungsi, dan tanggal dua hari setelah tanggal konjungsi.
5) Selanjutnya, waktu perhitungan (time of calculation) juga bisa dipilih.
Jika new crescent, maka pilihan waktu perhitungan adalah apakah pada
saat matahari terbenam (sunset), saat bulan terbenam (moonset), saat
waktu terbaik (best time) di antara sunset dan moonset, atau pada waktu
lokal tertentu. Sedangkan jika old crescent, maka pilihan waktu
perhitungan adalah apakah pada saat matahari terbit (sunrise), saat
bulan terbit (moonrise), saat waktu terbaik (best time) di antara
moonrise dan sunrise, atau pada waktu lokal tertentu.
6) Setelah semua dipilih sesuai dengan diinginkan, tekan Calculate.
Hasilnya adalah data-data yang meliputi:
1) bulan dan tahun Hijriyah sesuai pilihan, new atau old crescent.
2) tanggal perhitungan visibilitas bulan sabit tersebut.
3) waktu
perhitungan
bulan
sabit
(apakah
sunrise/sunset,
moonrise/moonset, best time atau waktu lokal tertentu)
4) tipe perhitungan (geosentrik yang ditandai huruf G, atau toposentrik
huruf T)
5) tempat pengamatan sesuai lokasinya.
Setting ada tidaknya summer time
1) dipilih tidaknya opsi "Height above mean sea-level affects rise and set
events" pada Preferences
2) setting suhu dan tekanan udara
3) nilai Delta T.
Selanjutnya disajikan hasil-hasil sebagai berikut:
1) kapan terjadinya konjungsi (secara geosentrik atau toposentrik
tergantung pilihan)
2) konversi waktu konjungsi tersebut ke Julian Date (Julian Day)
3) waktu pada tanggal tersebut kapan matahari dan bulan terbit/terbenam
10
4) moon age (selisih antara waktu saat bulan terbit/terbenam dengan waktu
terjadinya konjungsi)
5) moon lag time (selisih antara bulan terbit/terbenam dengan matahari
terbit/terbenam).
Kemudian ditampilkan data-data secara numerik posisi bulan dan
matahari pada saat perhitungan dilakukan (lihat Calculations are done at ...),
yang meliputi :
1) right ascension
2) deklinasi
3) bujur ekliptika (longitude)
4) lintang ekliptika (latitude)
5) ketinggian dari horison (altitude)
6) sudut arah mata angin (azimuth)
7) ketinggian relatif (relative altitude) yaitu selisih antara altitude bulan
dengan altitude matahari
8) azimuth relatif (relative azimuth) yaitu selisih antara azimuth bulan
dengan azimuth matahari
9) sudut elongasi (elongation) yaitu sudut antara bulan, matahari dan bumi
10) sudut fase bulan (phase angle)
11) lebar bulan sabit (crescent width)
luasan cakram bulan yang memantulkan cahaya matahari yang
menghadap kebumi (illumination)
1) sudut jari-jari bulan (moon semi-diameter), yaitu sudut perbandingan
antara jarijari bulan dengan jarak bumi-bulan
2) sudut parallaks bulan (horizontal parallax)
3) magnitude cahaya bulan sabit
4) jarak bumi-bulan.
Berdasarkan data-data tersebut kemudian disajikan kesimpulan
visibilitas bulan sabit (the crescent visibility) berupa satu kesimpulan dari
beberapa kemungkinan di bawah ini:
1) Easily Visible by Naked Eye
2) Could be Seen by Naked Eye
3) Need Optical Aid
4) Not Possible
5) Impossible
Disini ada perbedaan antara Not Possible dengan Impossible. Not
Possible berarti secara perhitungan, misalnya pada new crescent, moonset
11
i.
j.
terjadi setelah sunset tetapi selisih waktunya sangat dekat sehingga nilai
illumination juga sangat kecil. Sedangkan Impossible, misalnya pada new
crescent, maka yang terjadi moonset sebelum sunset, atau pada saat moonset
konjungsi belum terjadi.
Kembali ke menu Crescent Visibility, jika yang diklik adalah Crescent
Visibility Map, maka akan ditampilkan Crescent Vibility World Map. Jika
mouse komputer kita gerakkan di atas peta tersebut, maka akan tertera data
bujur dan lintang geografis yang ditunjukkan oleh mouse tersebut. Ada tiga
kriteria yang ditawarkan di situ, yaitu kriteria Odeh, Yallop dan SAAO.
Kemudian ada tiga pilihan tanggal yang bisa dipilih salah satu. Kemudian
klik Draw untuk menggambar peta visibilitas bulan sabit di seluruh dunia
pada tanggal yang dipilih tersebut. Warna pada peta tersebut menggambarkan
visibilitas bulan sabit, misalnya Merah untuk Impossible, Tak ada warna
untuk Not Possible, Biru untuk Need Optical Aid, Magenta untuk Could be
Seen by Naked Eye, Hijau untuk Easily Visible by Naked Eye, dan Sian
untuk Unknown. Akhirnya setelah seluruh peta selesai digambar, peta
visibilitas bulan sabit tersebut dapat disimpan dengan mengklik Save Image.
Sun Moon Ephemeris
Menu ini adalah untuk menentukan posisi matahari dan bulan dalam
rentang waktu tertentu
1) Pilih obyek: sun atau moon
2) Pilih time reference: local (UT1) atau local (TD1). Local UT berarti
sudah memperhitungkan nilai Delta T, sedangkan local TDT belum.
3) Pilih location reference: geocentric yaitu berbasis di pusat bumi, atau
topocentric yaitu berbasis di lokasi tertentu di permukaan bumi
4) Pilih Start Local Time dan End Local Time, mulai dari tahun, bulan dan
seterusnya hingga detik.
5) Pilih Increment (penambahan) berupa angka dengan satuan hari, jam,
menit atau detik.
6) Summer Time tidak perlu diklik untuk kasus di Indonesia.
7) Selanjutnya tekan Calculate
Hasilnya adalah data ephemeris untuk matahari/bulan di tempat lokasi
yang sudah ditentukan sebelumnya. Data posisi yang diperoleh antara lain R.
A. (Right Ascension), Declination, Altitude, Azimuth, Lintang ekliptika
(Latitude), Bujur ekliptika (Longitude), Jarak, Semi Diameter (SD), sudut
parallax dan nilai Delta T. Terdapat pula menu Telescope.
Hejric Gregorian
12
13
lain dalam perhitungan ilmu falak. Melalui perbandingan tersebut, diharapkan ilmu
falak semakin berkembang dan dapat menjadi ikon baru keilmuan Islam ditengah
tepuruknya kondisi para ilmuan Islam yang cenderung berada di bawah ilmuan
barat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Banjary, Nur Hidayatullah, 2013, Penemu Imu Falak, Pandangan Kitab Suci dan
Peradaban Dunia, Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Al-Modarresi, S.M.T. & N.M. White, 2004, Calendar Conversion for Real-time
Systems, Journal of Advances in Engineering Software, Vol 35, 7 (Juli), 511516.
Anugraha, Rinto, 2012, Mekanika Benda Langit, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Azhari, Susiknan, 2008, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bell, Randy L. & Kathy Cabe Trundle, 2008, The Use of Computer Simulation to
Promote Scientific Conception of Moon Phases, Journal of Research in
Science Teaching Wiley Peroidecals, Vol 45 No 3, 7 (Juli), 346-372.
Ilyas, Mohammad, 1984, Islamic Calendar, Times & Qibla. Kuala Lumpur: Berita
Publishing.
Ilyas, Mohammad, 1994, Lunar Crescent Visibility Criterion and Islamic Calendar,
Journal of NASA Astrophysics Data System, Vol 35, 5 (Mei), 425-461.
Khafid, 2013, Telaah Pedoman baku Hisab Jadwal Sholat Makalah, Temu Kerja
Badan Hisab Rkyat Kementerian Agama RI, Cibinong, 19 Juni.
Khazin, Muhyiddin, 2008, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Buana
Pustaka.
Mussafi, Noor Saif Muhammad & Ahmad Adib Rofiuddin, 2013, panduan Praktis
Penentuan Arah Kiblat: Tinjauan Fiqih, Matematis, dan Astronomis.
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
14
Sumber Intenet:
http://qamazaidun.blogspot.com/2008/03/mohammad-odeh-dan-upaya-penyatuan.html.
diakses pada Jumat, 16 Mei 2014 pukul 22.30 WIB.
15