Otonomi Daerah
1
KBBI ( Kamus besar Bahasa Indonesia ).
Kedua, dukungan kebijakan fiskal perlu diupayakan pada tahun 2021 dan
pengumuman terbaru di banyak negara langkah-langkah fiskal tambahan diterima;
tujuannya harus untuk menghindari pengetatan anggaran yang prematur pada saat
ekonomi masih rapuh.
Otonomi Daerah:
Otonomi daerah yang sudah berjalan sejak tahun 2001 telah mengalami
berbagai upaya perbaikan yang ditunjukkan dengan berbagai perubahan dasar
hukum yang melandasinya, mulai dengan UndangUndang Nomor 22 Tahun
1999 , Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 yang kemudian diperbarui dengan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan kemudian diperbarui lagi melalui
ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah. Dengan perubahan-perubahan tersebut telah membuktikan bahwa
pembenahan sistem pemerintahan daerah terus berjalan dinamis seiring dengan
tuntutan dan aspirasi masyarakat.
Halim (2001) menjelaskan bahwa ciri utama suatu daerah yang mampu
melaksanakan otonomi, yaitu (1) kemampuan keuangan daerah, artinya daerah
harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber
keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahannya, dan (2) ketergantungan
kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, agar pendapatan asli daerah
(PAD) dapat menjadi bagian sumber keuangan terbesar sehingga peranan
pemerintah daerah menjadi lebih besar.