DALAM MUSHAF
AL-QUR’AN
Tauqifi Atau Ijtihadi?
Cece Abdulwaly
Susunan Surah dalam Mushaf Al-Qur’an
Penulis: Cece Abdulwaly
ISBN: on process
Diterbitkan oleh:
Farha Pustaka
Anggota IKAPI Nomor 376/JBA/2020
Nagrak Jl. Taman Bahagia, Benteng, Warudoyong, Sukabumi
WA +62 877-0743-1469, FB Penerbit Farha Pustaka.
Email: farhapustaka@gmail.com
َ َّ
َـا... â (a panjang), contoh السَلم : as-Salâmu
ِـي... î (i panjang), contoh ال َع ِظيم : al-‘Azhîmu
َ
ـو... û (u panjang), contoh الغفور : al-Ghafûru
Penutup............................................................................. 87
Daftar Pustaka .................................................................. 91
Tentang Penulis ................................................................ 97
11
Umat Islam meyakini bahwa al-Qur’an adalah sumber
ajaran agama yang paling utama, dan ia merupakan
Kalâmullâh sekaligus juga sebagai mukjizat dan bukti
kerasulan Muh̲ammad saw..
Al-Qur’an sebagai pedoman dan panduan kehidupan,
tidaklah memberikan fungsi yang maksimal jika tidak
diamalkan. Demikian pula pengamalan terhadap isinya juga
tidak dapat berjalan dengan baik ketika isi kandungan al-
Qur’an tidak dipahami. Untuk memahami isi al-Qur’an,
dibutuhkan pengkajian isi kandungannya. Pengkajian isi
kandungan al-Qur’an sudah pasti membutuhkan suatu alat
berupa ilmu-ilmu al-Qur’an yang digunakan untuk
membedahnya.
Ruang lingkup kajian ilmu-ilmu al-Qur’an sangat luas
sekali. Tidak hanya membahas tentang penafsiran ayat al-
Qur’an saja, namun juga segala hal yang berkaitan dengan
al-Qur’an. Misalnya, dari sisi tulisannya lahir pula ilmu
tersendiri seperti ilmu rasm ‘utsmânî, syakl wa dhabth,
serta ilmu-ilmu lainnya. Dari sisi bacaannya kemudian lahir
ilmu qirâ’ât, tajwîd dan lain-lain. Karena itu, tidak
mengherankan jika banyak umat Islam bahkan nonmuslim
sekalipun merasa kagum dan tertarik untuk mengkaji al-
Qur`an. Tentu saja hal ini menjadi salah satu tanda bahwa
begitu menarik dan luasnya ilmu yang terdapat di dalam al-
Qur`an.
Di antara ilmu al-Qur’an yang juga sangat penting
demi membantu dalam pengkajian tafsir dalam rangka
1
Fahd ibn ‘Abdurraẖmân ibn Sulaimân Ar-Rûmî, Dirâsât fî ‘Ulûm al-
Qur’ân al-Karîm (Riyâdh: Maktabah al-Malik Fahd al-Wathaniyah, 2005), hlm.
114.
17
Sebelum membahas lebih dalam tentang susunan atau
urutan surah-surah dalam al-Qur’an, dalam bagian ini,
penulis ingin terlebih dahulu membahas apa yang dimaksud
dengan tartîb as-suwar yang disampaikan oleh banyak
ulama di dalam karya-karya ulûm al-Qur’ân yang mereka
tulis. Apa itu surah, dari mana penamaannya, apa hikmah
adanya surah-surah dalam al-Qur’an itu, berapa jumlahnya,
serta kaitannya dengan urutan ayat-ayatnya, bisa disimak di
dalam bagian ini.
Pengertian As-Sûrah
2
Muẖammad ibn Muẖammad ibn ‘Abdirrazzâq Murtadhâ Az-Zabîdî,
Tâj al-‘Arûs (Dâr al-Hidâyah, t.thn.), juz 12, hlm. 101.
3
Lahir pada 8 Jumadil Ula 1283 H. Di antara karyanya adalah Maẖâsin
al-Ta’wîl yang disusunnya dalam rentang waktu selama 12 tahun, yaitu dari
tahun 1317-1329 H, atau 16 tahun menurut keterangan lainnya. Beliau wafat
tahun 1332 H.
4
Muẖammad Jamâluddîn ibn Muẖammad Sa’îd Al-Qâsimî, Maẖâsin at-
Ta’wîl (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1418), juz 1, hlm. 268.
5
Lahir pada tahun 1928 M. Pernah menemati posisi tertinggi di al-
Azhar sebagai Grand Syaikh. Wafat pada pagi hari Kamis 24 Rabî’ul Awwal
1431 H atau 10 Maret 2010 M di Riyâdh, Saudi Arabia di umur 81 tahun serta
dimakamkan di Baqi’.
6
Abû ‘Abdillâh Muẖammad ibn Aẖmad ibn Abî Bakr al-Qurthubî.
Penulis kitab tafsir al-Jâmi’ li Aẖkâm al-Qur’ân. Lahir tahun 600 H, wafat
tahun 671 H.
7
Muẖammad Sayid Thanthâwî, at-Tafsîr al-Wasîth li al-Qur’ân al-Karîm
(Kairo: Dâr Nahdhah, 1998), juz 10, hlm. 77.
8
Salah seorang ulama al-Azhar, Mesir. Wafat tahun 1367 H atau 1948
M di Kairo.
9
Muẖammad ‘Abdul’azhîm Az-Zurqânî, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-
Qur’ân (Beirut: Dâr al-Fikr, t.thn.), juz 1, hlm. 242.
10
Seorang ulama terkenal yang juga pernah menjabat sebagai Ketua
Mahkamah Tinggi di Riyâdh. Lahir tahun 1345 H atau 1925 M di Mesir. Wafat
pada hari Senin 6 Rabîul Âkhir 1420 H atau 19 Juli 1999 M.
11
Mannâ’ ibn Khalîl Al-Qaththân, Mabâẖits fî ‘Ulûm al-Qur’ân
(Maktabah al-Ma’ârif, 2000), hlm. 140.
12
Seorang ulama yang dikenal sebagai ahli Fiqih dan Ushul Fiqih dari
kalangan Madzhab asy-Syâfi’i. Lahir pada tahun 745 H di Kairo Mesir, dan
wafat pada tahun 794 H.
13
Burhânuddîn Ibrâhîm ibn ‘Umar ibn Ibrâhîm al-Ja’barî asy-Syâfi’î.
Memiliki banyak karya, di antaranya dalam bidang qira’at, hadits, dan sejarah.
Wafat tahun 732 H.
14
Abû ‘Abdillâh Badruddîn Muẖammad ibn ‘Abdillâh Az-Zarkasyî, al-
Burhân fî ‘Ulûm al-Qur’ân (Dâr Iẖyâ’ al-Kutub al-‘Arabiyah, 1957), juz. 1, hlm.
264.
15
Ar-Rûmî, Dirâsât fî ‘Ulûm al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 29.
16
Ibid., hlm. 31.
17
Muẖammad Sâlim Muẖaisin, Târîkh al-Qur’ân al-Karîm (Da’wah al-
H̲ aqq, 1403), hlm. 74.
18
Abû ‘Abdillâh Muẖammad ibn Ismâ’îl Al-Bukhârî, al-Jâmi’ al-Musnad
ash-Shaẖîẖ al-Mukhtashar min Umûr Rasûlillâh saw. wa Sunanih wa
Ayyâmih; Shaẖîẖ al-Bukhârî (Dâr Thauq an-Najâh, 1422), juz. 6, hlm. 188, no.
5008.
19
Abû al-H̲ asan Muslim ibn al-H̲ ajjâj Al-Qusyairî, al-Musnad ash-Shaẖîẖ
al-Mukhtashar bi Naql al-‘Adl ‘an al-‘Adl ilâ Rasulillâh saw. (Beirut: Dâr Iẖyâ’
at-Turâts al-‘Arabî, t.thn.), juz 1, hlm. 553, no. 804.
20
Ibid., juz 1, hlm. 555, no. 809.
21
Abû ‘Îsâ Muẖammad ibn ‘Îsâ At-Tirmidzî, Sunan at-Tirmidzî (Mesir:
Mushthafâ al-Bâbî al-H̲ alabî, 1975), juz 5, hlm. 163, no. 2889.
22
Abû Bakr Aẖmad ibn al-H̲ usain Al-Baihaqî, Syu’ab al-Îmân (Riyâdh:
Maktabah ar-Rusyd, 2003), juz 4, hlm. 119, no 2268.
23
Jalâluddîn ‘Abdurraẖmân ibn Abî Bakr As-Suyûthî, al-Itqân fî ‘Ulûm
al-Qur’ân (al-Hai’ah al-Mishriyyah al-‘Âmmah li al-Kitâb, 1974), hlm. 186.
24
Muẖaisin, Târîkh al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 76-80. Namun nampak ada
yang keliru dari rincian tersebut. Pada bagian pertama tercantum surah al-
Bayinah, dan pada bagian kedua ada surah Lam Yakun. Sementara surah at-
Taghâbun tidak masuk pada dua bagian tersebut. Namun jika dilihat pada
pembahasan setelahnya, yang betul adalah bahwa at-Taghâbun masuk pada
bagian pertama, dan al-Bayinah masuk di bagian kedua bersatu dengan Lam
Yakun yang memang merupakan nama lainnya.
25
As-Suyûthî, al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 187–91.
26
Muẖaisin, Târîkh al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 83.
27
As-Suyûthî, al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, hlm. 191-192.
28
Muẖaisin, Târîkh al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 85.
29
Ibid., hlm. 86-107.
30
Dâwud Al-‘Aththâr, Mûjaz ‘Ulûm al-Qur’ân (Beirut: Mu’assasah al-
A’lamî, 1995), hlm. 183.
31
Seorang ulama yang dikenal sebagai al-muqri’ dan al-mufassir dari
kalangan tabi’in. Berguru kepada ‘Abdullâh ibn ‘Abbâs ra., ‘Abdullâh ibn
‘Umar ra., dan ‘Â’isyah ra. Lahir di Kufah tahun 46 H, dan wafat syahid pada
11 Ramadhân tahun 95 H, atau 714 M.
32
Muẖaisin, Târîkh al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 108-109.
33
Ibid., hlm. 109.
34
Az-Zarkasyî, al-Burhân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 244.
35
Muẖaisin, Târîkh al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 110.
36
Ibid., hlm. 110-111.
37
Al-‘Aththâr, Mûjaz ‘Ulûm al-Qur’ân, hlm. 180-182.
38
Abû al-Qâsim Maẖmûd ibn ‘Amr ibn Aẖmad. Az-Zamakhsyarî, al-
Kasysyâf ‘an H̲ aqâ’iq wa Ghawâmidh at-Tanzîl (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Arabî,
1407), juz 1, hlm. 98.
39
Seorang ulama pakar hadits dan tafsir. Lahir tahun 1332 H, dan wafat
tahun 1403 H. Memiliki banyak karya tulisan, di antaranya al-Madkhal di
Dirâsât al-Qur’ân al-Karîm dan al-Isrâ’îliyât wa al-Maudhû’ât fî Kutub at-
Tafsîr.
40
Muẖammad ibn Muẖammad ibn Suwailim Abû Syuhbah, al-Madkhal
li Dirâsah al-Qur’ân al-Karîm (Kairo: Maktabah as-Sunnah, 2003), hlm. 319-
320.
41
Az-Zarkasyî, al-Burhân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 265.
42
As-Suyûthî, al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 229–30.
43
Ibid., juz 1, hlm. 225.
44
Syuhbah, al-Madkhal li Dirâsah al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 320.
45
Ibid.
46
Az-Zarkasyî, al-Burhân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 2, hlm. 37.
47
Syuhbah, al-Madkhal li Dirâsah al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 288.
مهللا إنا نستعينك ونستغفرك ونثني عليك ولا نكفرك ونخلع ونترك
من يفجرك مهللا إياك نعبد ولك نصلي ونسجد وإليك نسعى ونحفد
48
Syihâbuddîn Maẖmûd ibn ‘Abdillâh Al-Alûsî, Rûẖ al-Ma’ânî fî Tafsîr
al-Qur’ân al-‘Azhîm wa as-Sab’ al-Ma’ânî (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah,
1415), juz 1, hlm. 26.
49
Az-Zurqânî, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 234.
50
Al-Qaththân, Mabâẖits fî ‘Ulûm al-Qur’ân, hlm. 140.
51
Az-Zurqânî, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 235.
52
Fâshilah yaitu kata terakhir atau paling ujung yang ada di dalam
sebuah ayat.
53
Syuhbah, al-Madkhal li Dirâsah al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 309.
54
As-Suyûthî, al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 211.
56
Abû ‘Abdillâh Aẖmad ibn Muẖammad ibn H̲ anbal Asy-Syaibânî,
Musnad al-Imâm Aẖmad ibn H̲ anbal (Ar-Risâlah, 2001), juz 29, hlm. 441, no.
17917.
57
Al-Bukhârî, al-Jâmi’ al-Musnad ash-Shaẖîẖ al-Mukhtashar min Umûr
Rasûlillâh saw. wa Sunanih wa Ayyâmih; Shaẖîẖ al-Bukhârî, juz 6, hlm. 29, no.
4530.
58
Az-Zurqânî, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 239–40.
43
Sebelumnya, sudah dipaparkan tentang apa itu surah,
maksud dari tartîb as-suwar, dan lain-lain berkaitan dengan
surah al-Qur’an. Termasuk telah disinggung juga berkaitan
dengan urutan ayat-ayat al-Qur’an yang disepakati tauqîfî,
tanpa ada perbedaan pendapat. Pada bagian ini, penulis
akan mencoba menyajikan perbedaan pandangan para
ulama tentang susunan atau urutan surah-surah dalam
mushaf al-Qur’an seperti yang kita jadikan pegangan saat
ini yang memang diketahui terdapat perbedaan tentang
apakah ia adalah tauqîfî atau bukan. Sampai saat ini, tema
ini masih saja menjadi pembahasan yang hangat untuk
dibicarakan.
Namun, terlebih dahulu penulis ingin menekankan
yang dimaksud dengan tauqîfî dalam hal ini artinya adalah
bahwa penetapan susunan atau urutan surah-surah al-
Qur’an sebagaimana di dalam mushaf saat ini, itu adalah
berdasarkan petunjuk dan arahan dari Nabi saw. Sedangkan
yang dimaksud dengan ijtihâdî adalah bahwa urutan
tersebut disusun berdasarkan usaha para sahabat.
59
Thâhâ ‘Âbidîn Thâhâ, “Tartîb Suwar al-Qur’ân al-Karîm: Dirâsah
Taẖlîliyah li Aqwâl al-‘Ulamâ,” Majallah al-Buẖûts wa ad-Dirâsât al-
Qur’âniyah 5–6 (2010): hlm. 32.
60
Lahir pada tahun 1217 H atau 1802 M di Kurkh, Baghdad, Irak. Wafat
pada hari Jum’at, 25 Dzulqa’dah 1270 H atau tahun 1854 M dan dimakamkan
di pemakaman keluarga, Kurkh, Baghdad, Irak. Beliau adalah seorang Muftî
Baghdâd, seorang pendidik, pemikir, sosok yang berpengetahuan luas,
ulama besar (al-‘allâmah). Kitab tafsir Rûẖ al-Ma’ânî adalah karya beliau yang
cukup kental dengan corak sufistiknya.
61
Al-Alûsî, Rûẖ al-Ma’ânî fî Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm wa as-Sab’ al-
Ma’ânî, juz 1, hlm. 27.
َ ْ َ ََ َ َ ْ َ ْ َ َ ََ
ثلاث َوخ ْمس َو َس ْبع َو ِت ْسع َو ِإحدى عش َرة َوثلاث عش َرة َو ِح ْز ُب
ْ َ َّ
ال ُمفص ِل
62
Ibn Mâjah Abû ‘Abdillâh Muẖammad ibn Yazîd Al-Qazwînî, Sunan Ibn
Mâjah (Dâr Iẖyâ’ al-Kutub al-‘Arabiyah, t.thn.), juz 1, hlm. 427, no. 1345.
65
Ar-Rûmî, Dirâsât fî ‘Ulûm al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 120.
66
Thâhâ, “Tartîb Suwar al-Qur’ân al-Karîm: Dirâsah Taẖlîliyah li Aqwâl
al-‘Ulamâ,” hlm. 36.
67
Salah seorang sahabat Nabi saw. yang memiliki umur panjang.
Masuk Islam pada tahun 9 H. Wafat tahun 83 H atau 85 H menurut
keterangan lain.
68
Asy-Syaibânî, Musnad al-Imâm Aẖmad ibn H̲ anbal, juz 28, hlm. 188,
no. 16981.
69
Abû Bakr ibn Abî Syaibah ‘Abdullâh ibn Muẖammad ibn Ibrâhîm Al-
‘Absî, al-Kitâb al-Mushannaf fî al-Aẖâdîts wa al-Âtsâr (Riyâdh: Maktabah ar-
Rusyd, 1409), juz 1, hlm. 323, no. 3699.
70
Al-‘Itâq yang dimaksud adalah surah-surah yang memiliki keutamaan
dari sisi kandungannya akan kisah-kisah yang di luar kebiasaan, seperti kisah
isrâ’, Ashẖâb al-Kahf, dan kisah Maryam. Sementara maksud al-awwal adalah
bahwa surah-surah tersebut turun di awal-awal, yaitu di Mekkah sebelum
hijrah.
71
Al-Bukhârî, al-Jâmi’ al-Musnad ash-Shaẖîẖ al-Mukhtashar min Umûr
Rasûlillâh saw. wa Sunanih wa Ayyâmih; Shaẖîẖ al-Bukhârî, juz 6, hlm. 82, no.
4708.
72
Al-Gharnâthî, al-Burhân fî Tartîb Suwar al-Qur’ân, hlm. 53.
73
Thâhâ, “Tartîb Suwar al-Qur’ân al-Karîm: Dirâsah Taẖlîliyah li Aqwâl
al-‘Ulamâ,” hlm. 37.
74
Ibid., hlm. 38.
75
Mâlik ibn Anas ibn Abî ‘Âmir Abû ‘Abdillâh al-Madanî adalaha
seorang imam hadits, pendiri madzhab al-Mâlikî dalam fiqih. Beliau adalah
ahli fiqih dari kalangan tabi’in. Wafat tahun 179 H.
76
‘Utsmân ibn Sa’îd ibn ‘Utsmân ibn ‘Umar Abû ‘Amr Ad-Dânî, al-
Muqni’ fî Rasm Mashâẖif al-Amshâr (Kairo: Maktabah al-Kulliyyât al-
Azhariyah, t.thn.), hlm. 18.
77
Thâhâ, “Tartîb Suwar al-Qur’ân al-Karîm: Dirâsah Taẖlîliyah li Aqwâl
al-‘Ulamâ,” hlm. 39.
78
Ibid., hlm. 40-41.
79
Ar-Rûmî, Dirâsât fî ‘Ulûm al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 120.
80
Abû Bakr Muẖammad ibn al-Qâsim ibn Muẖammad al-Anbârî.
Seorang ulama pakar bahasa, tafsir, dan hadits. Wafat tahun 328 H.
81
Az-Zarkasyî, al-Burhân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 260.
82
An-Naẖẖâs lahir di Mesir dan tinggal dalam waktu yang lama di sana,
diperkirakan lahir pada tahun 260 H. Terkenal sebagai pakar gramatika
bahasa Arab (nahwu). Di natara karyanya adalah Ma’ânî al-Qur’ân dan an-
Nâsikh wa al-Mansûkh. Wafat tahun 338 H.
83
Az-Zarkasyî, al-Burhân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 258.
84
Abû Ja’far Aẖmad ibn Muẖammad ibn Ismâ’îl An-Naẖẖâs, an-Nâsikh
wa al-Mansûkh (Kuwait: Maktabah al-Falâẖ, 1408), hlm. 482.
85
Abû al-Qâsim Burhânuddîn Maẖmûd ibn H̲ amzah ibn Nashr al-
Kirmânî asy-Syâfi’î. Seorang ulama yang dijuluki sebagai Tâj al-Qurrâ’.
86
Muẖaisin, Târîkh al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 66.
87
Abû Muẖammad al-H̲ usain ibn Mas’ûd ibn Muẖammad Al-Baghawî
adalah seoranag ulama yang dijuluki Muẖyisunnah. Terkenal sebagai pakar
fiqih, tafsir, dan hadits. Di antara karyanya adalah at-Tahdzîb, Syarẖ as-
Sunnah, dan Ma’âlim at-Tanzîl. Wafat tahun 516 H.
88
Muẖyisunnah Abû Muẖammad al-H̲ usain ibn Mas’ûd ibn
Muẖammad Al-Baghawî, Syarẖ as-Sunnah (Beirut: al-Maktab al-Islâmî, 1983),
juz 4, hlm. 521–22.
89
Abû al-H̲ asan ‘Ali ibn Muẖammad ibn Muẖammad ibn Ibrâhîm ibn
Mûsâ al-Anshârî. Wafat 610 H atau 611 H menurut keterangan lain.
Mempunyai karya di antaranya tentang I’jâz al-Qur’an dan an-Nâsikh wa al-
Mansûkh.
90
As-Suyûthî, al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 216.
91
Abû Ja’far Aẖmad ibn Ibrâhîm ibn az-Zubair Al-Gharnâthî adalah
seorang ahli hadits dan mufassir. Lahir tahun 627 H, dan wafat tahun 708 H.
92
Abû Ja’far Aẖmad ibn Ibrâhîm ibn az-Zubair Al-Gharnâthî, Milâk at-
Ta’wîl al-Qâthi’ bi Dzawî al-Ilẖâd wa at-Ta’thîl fî Taujîh al-Mutasyâbih al-
Lafzhî min Ây at-Tanzîl (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.thn.), juz 1, hlm. 90.
93
Al-Gharnâthî, al-Burhân fî Tartîb Suwar al-Qur’ân, hlm. 54.
94
Ibid., hlm. 55.
95
Al-H̲ asan ibn Muẖammad ibn ‘Abdillâh Syarafuddîn ath-Thaibî,
seorang ulama yang memiliki banyak karya tulis, di antaranya adalah at-
Tafsîr li al-Qur’ân al-‘Azhîm dan al-H̲ âsyiyah ‘alâ Tafsîr al-Kasysyâf. Wafat
tahun 743 H.
96
As-Suyûthî, al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 217.
97
Ibid., juz 1, hlm. 219–20.
98
Seorang sejarawan yang juga fokus dalam ilmu hadits. Lahir dan
wafat di Mekkah. Di antara karyanya adalah Lisân az-Zamân.
99
Syamsuddîn Muẖammad ibn Aẖmad ibn Sa’îd Al-Makkî, az-Ziyâdah
wa al-Iẖsân fî ‘Ulûm al-Qur’ân (Markaz al-Buẖûts wa ad-Dirâsât Jâmi’ah asy-
Syâriqah al-Imârât, 1427), juz 2, hlm. 17.
100
Salah satu ulama al-Azhar. Lahir di Mesir 1315 H dan wafat tahun
1394 H. Dikenal sebagai seorang intelektual, pakar hukum Islam, dan penulis
produktif yang unggul. Pernah menjabat sebagai anggota Akademi
Penelitian Islam al-Azhar, Mesir.
101
Muẖammad ibn Aẖmad ibn Mushthafâ ibn Aẖmad Abû Zahrah, al-
Mu’jizah Kubrâ: al-Qur’ân (Dâr al-Fikr al-‘Arabî, t.thn.), hlm. 49.
102
Salah seorang pakar ilmu al-Qur’an kelahiran Mesir 1929 M. Wafat
pada bulan Mei 2001 M di usianya yang ke-72 tahun.
103
Muẖaisin, Târîkh al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 65.
104
Ibid., hlm. 72.
105
Salah seorang ulama ahli fiqih mazhab asy-Syâfi’î dan ahli hadits.
Dilahirkan pada tahun 1938 M di al-Maidân, Damsyiq.
106
Mushthafâ Dîb Al-Bughâ, al-Wâdhiẖ fî ‘Ulûm al-Qur’ân (Damsyiq:
Dâr al-Kalim ath-Thayib, 1998), hlm. 79.
107
Ar-Rûmî, Dirâsât fî ‘Ulûm al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 123.
108
Akram ‘Abd Khalîfah Ad-Dulaimî, Jam’ al-Qur’an: Dirâsah Taẖlîliyah
li Marwiyâtih (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2006), hlm. 211.
109
Ar-Rûmî, Dirâsât fî ‘Ulûm al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 121; Az-Zurqânî,
Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 353.
110
Az-Zurqânî, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 353.
111
Al-Qusyairî, al-Musnad ash-Shaẖîẖ al-Mukhtashar bi Naql al-‘Adl ‘an
al-‘Adl ilâ Rasulillâh saw., juz 1, hlm. 536, no. 772.
112
Abû al-Fadhl ‘Iyâdh ibn Mûsâ ibn ‘Iyâdh al-Yaẖshubî. Dikenal
sebagai imamnya ahli hadits di zamannya. Di antara karyanya adalah asy-
Syifâ bi Ta’rîf H̲ uqûq al-Mushthafâ. Beliau wafat tahu 544 H.
113
Abû Zakariyyâ Muẖyiddîn Yaẖyâ ibn Syaraf An-Nawawî, al-Minhâj
Syarẖ Shaẖîẖ Muslim ibn al-H̲ ajjâj (Beirut: Dâr Iẖyâ’ at-Turâts al-‘Arabî, 1392),
juz 6, hlm. 62.
114
Thâhâ, “Tartîb Suwar al-Qur’ân al-Karîm: Dirâsah Taẖlîliyah li Aqwâl
al-‘Ulamâ,” hlm. 54.
Abû Dâwud Sulaimân ibn al-Asy’ats ibn Isẖâq ibn Basyîr As-Sijistânî,
115
Sunan Abî Dâwud (al-Maktabah al-‘Ashriyah, t.thn.), juz 1, hlm. 208, no 786.
116
Syuhbah, al-Madkhal li Dirâsah al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 330.
117
Az-Zurqânî, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 361.
118
Thâhâ, “Tartîb Suwar al-Qur’ân al-Karîm: Dirâsah Taẖlîliyah li Aqwâl
al-‘Ulamâ,” hlm. 62.
119
Adalah salah seorang tokoh dari kalangan terbaik tabi’in dan juga
sebagai perawi hadits yang terpercaya. Wafat tahun 113 H.
الس َو ِر
ُّ
120
Al-Bukhârî, al-Jâmi’ al-Musnad ash-Shaẖîẖ al-Mukhtashar min Umûr
Rasûlillâh saw. wa Sunanih wa Ayyâmih; Shaẖîẖ al-Bukhârî, juz 6, hlm. 185,
no. 4993.
121
Thâhâ, “Tartîb Suwar al-Qur’ân al-Karîm: Dirâsah Taẖlîliyah li Aqwâl
al-‘Ulamâ,” hlm. 45.
122
Ibid.
123
Ar-Rûmî, Dirâsât fî ‘Ulûm al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 121.
124
Syuhbah, al-Madkhal li Dirâsah al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 328.
125
Az-Zurqânî, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 360.
126
Muẖaisin, Târîkh al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 72.
127
Seorang ulama pakar bahasa. Lahir tahun 329 H, dan wafat tahun
395 H. Mu’jam Maqâyis al-Lughah adalah di antara karyanya yang terbilang
masyhur.
128
As-Suyûthî, al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 216.
129
Lahir di Bashrah tahun 700 H. Pemilik kitab tafsir yang masyhur
dengan sebutan Tafsîr Ibn Katsîr. Wafat tahun 774 H.
130
Abû al-Fidâ’ Ismâ’îl ibn ‘Umar ibn Katsîr Ad-Dimasyqî, Fadhâ’il al-
Qur’ân (Maktabah Ibn Taimiyah, 1416), hlm. 73.
131
Seorang ahli fiqih dalam madzhab asy-Syâfi’î, juga dikenal sebagai
pakar ilmu al-Qur’an. Di antara karyanya berjudul an-Nâsikh wa al-Mansûkh
dan Manzhûmah fî Gharîb al-Qur’ân. Wafat tahun 791 H.
132
Aẖmad ibn ‘Umar ibn Muẖammad ibn Abî ar-Ridhâ Al-H̲ amawî, al-
Qawâ’id wa al-Isyârât fî Ushûl al-Qirâ’ât (Damsyiq: Dâr al-Qalam, 1986), hlm.
35.
133
Seorang ulama ahli tafsir yang lebih akrab disapa dengan Ibn ‘Âsyûr.
Lahir pada tahun 1879 dari sebuah keluarga terhormat yang berasal dari
Andalusia. Beliau adalah salah satu ulama besar di Tunisia. Pada tahun 1913
ia diangkat menjadi qâdhî (hakim) madzhab Mâlikî dan diangkat menjadi
pemimpin mufti madzhab Mâlikî pada tahun 1927.
134
Muẖammad ath-Thâhir ibn Muẖammad ibn Muẖammad ath-Thâhir
ibn ‘Âsyûr At-Tûnisî, at-Taẖrîr wa at-Tanwîr: Taẖrîr al-Ma’nâ as-Sadîd wa
Tanwîr al-‘Aql al-Jadîd min Tafsîr al-Kitâb al-Majîd (Tunis: ad-Dâr at-
Tûnisiyah li an-Nasyr, 1984), juz 1, hlm. 88.
135
Aẖmad ibn al-H̲ usain ibn ‘Alî ibn ‘Abdilâh ibn Mûsâ al-Baihaqî an-
Naisâbûrî. Salah satu ulama hadits terkemuka. Di antara kitab yang
141
Az-Zurqânî, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 256.
142
Thâhâ, “Tartîb Suwar al-Qur’ân al-Karîm: Dirâsah Taẖlîliyah li Aqwâl
al-‘Ulamâ,” hlm. 47.
143
Az-Zurqânî, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 358.
144
Ar-Rûmî, Dirâsât fî ‘Ulûm al-Qur’ân al-Karîm, hlm. 123.
79
Hukum Penerapan Urutan Surah dalam Penulisan
Mushaf
145
Al-Qazwînî, Sunan Ibn Mâjah, juz 1, hlm. 15, no. 42.
146
Thâhâ, “Tartîb Suwar al-Qur’ân al-Karîm: Dirâsah Taẖlîliyah li Aqwâl
al-‘Ulamâ,” hlm. 73-74.
147
Az-Zurqânî, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, juz 1, hlm. 358.
148
Abû Zakariyyâ Muẖyiddîn Yaẖyâ ibn Syaraf An-Nawawî, at-Tibyân fî
Âdâb H̲ amalah al-Qur’ân (Beirut: Dâr Ibn H̲ azm, 1994), hlm. 98-99.
149
Lihat pembahasan tentang pendapat sebagian ulama bahwa urutan
surah adalah ijtihâdî.
150
Abû al-H̲ asan ‘Alî ibn Khalaf ibn ‘Abdilmalik ibn Baththâl al-
Qurthubî, salah seorang ulama besar bermadzhab Mâlikî. Wafat tahun 449
H.
151
Abû ‘Abdillâh Muẖammad ibn Aẖmad ibn Abî Bakr Syamsuddîn Al-
Qurthubî, al-Jâmi’ li Aẖkâm al-Qur’ân: Tafsîr al-Qurthubî (Kairo: Dâr al-Kutub
al-Mishriyah, 1964), juz 1, hlm. 61.
152
An-Nawawî, at-Tibyân fî Âdâb H̲ amalah al-Qur’ân, hlm. 99.
153
Thâhâ, “Tartîb Suwar al-Qur’ân al-Karîm: Dirâsah Taẖlîliyah li Aqwâl
al-‘Ulamâ,” hlm. 76.
87
Diturunkannya al-Qur’an dalam banyak surah
memiliki banyak hikmah. Tidak ada bedanya baik surah
yang panjang maupun yang pendek sekalipun, semuanya
mengandung mukjizat yang tidak bisa ditandingi.
Sebagaimana diketahui, surah yang pendek hanya terdiri
dari tiga ayat saja. Namun, tidak ada satupun orang kafir
yang mampu menjawab tantangan al-Qur’an untuk
mendatangkan satu surah saja yang sebanding dengan al-
Qur’an. Adanya pembagian surah dalam al-Qur’an
menunjukkan betapa tinggi dan mulianya al-Qur’an,
sebagaimana arti kata surah itu sendiri.
Para ulama berbeda pendapat tentang susunan surah
dalam mushaf al-Qur’an. Setidaknya dalam hal ini mereka
terbagi menjadi tiga kelompok. Ada yang mengatakan
bahwa susunan surah dalam mushaf adalah tauqîfî, ada
yang mengatakan ijtihâdî, dan ada juga yang mengatakan
sebagian tauqîfî dan sebagiannya lagi ijtihâdî. Ketiga
pendapat tersebut sama-sama disebut sebagai pandangan
jumhur ulama oleh para pemegangnya masing-masing.
Meski demikian, menghormati dan mengikuti urutan
yang sudah ditetapkan sejak masa khalifah ‘Utsmân ibn
‘Affân ra. adalah wajib dalam penulisan mushaf al-Qur’an.
Sementara dalam hal bacaan, baik di dalam maupun di luar
shalat, tidak ada kewajiban untuk selalu mengikuti urutan
sebagaimana yang ada dalam mushaf. Termasuk dalam hal
mengajari anak-anak membaca dan menghafal al-Qur’an,
maka diperbolehkan dimulai dari surah-surah terakhir di
154
Namun tertulis tahun 1992 dalam data kependudukan.