Anda di halaman 1dari 87

MERAYAKAN HARI ULANG TAHUN

(STUDI PENGAMALAN HADIS TENTANG HARI LAHIR


MASYARAKAT KAMPUNG PASIR KONCI KECAMATAN CIKARANG
SELATAN KABUPATEN BEKASI)

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:
Gina Handayani
NIM: 1113034000097

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
PEDOMAN TRANSLITERASI

Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K

Nomor: 158 tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987

1. Konsonan

No. Arab Latin No. Arab Latin

1 ‫ا‬ tidak dilambangkan 16 ‫ط‬ ṭ

2 ‫ب‬ b 17 ‫ظ‬ ẓ

3 ‫ت‬ t 18 ‫ع‬ ʻ

4 ‫ث‬ ṡ 19 ‫غ‬ g

5 ‫ج‬ j 20 ‫ف‬ f

6 ‫ح‬ ḥ 21 ‫ق‬ q

7 ‫خ‬ kh 22 ‫ك‬ k

8 ‫د‬ d 23 ‫ل‬ l

9 ‫ذ‬ ż 24 ‫م‬ m

10 ‫ر‬ r 25 ‫ن‬ n

11 ‫ز‬ z 26 ‫و‬ w

12 ‫س‬ s 27 ‫ه‬ h

13 ‫ش‬ sy 28 ‫ء‬ ’

14 ‫ص‬ ṣ 29 ‫ي‬ y

15 ‫ض‬ ḍ

2. Vokal Pendek

---
َ =a ‫كَتَب‬ kataba

---
ِ =i َ‫سُِئل‬ su’ila

vi
---
ُ =u yażhabu

3. Vokal Panjang

a. Fatḥah + alif, ditulis ā (a garis di atas)

ditulis jāhiliyyah

b. Fatḥah + alif layyinah, ditulis ā (a garis di atas)

ditulis yasʻā

c. Kasrah + yā’ mati, ditulis ī (i dengan garis di atas)

ditulis majīd

d. Ḍammah + wāu mati, ditulis ū (u dengan garis di atas)

ditulis furūd

4. Diftong

= ai = kaifa

= au = ḥaula

5. Kata Sandang (‫)ال‬

Kata sandang dilambangkan dengan ‘al-’, baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun huruf qamariyyah.

6. Tasydid (-ّ--)

Syiddah atau tasydīd dilambangkan dengan menggandakan huruf yang

diberi syiddah. Namun, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda

syiddah tersebut terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf

vii
al-syamsiyyah. Misalnya, kata tidak ditulis ‫ الضَّ ُروِرَة‬aḍ-ḍarūrah melainkan al-

ḍarūrah.

7. Tā’ Marbūṭah

a. Bila berdiri sendiri atau dirangkai dengan kalimat lain yang menjadi

naʻt atau sifat, ditulis h

Contoh:

ditulis jizyah

ditulis al-jāmiʻah al-islāmiyyah

(ketentuan ini tidak berlaku terhadap kata-kata serapan bahasa

Indonesia dari bahasa Arab seperti zakat, salat, dan sebagainya, kecuali

dikehendaki lafal aslinya)

b. Bila diharakati karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t

Contoh:

ditulis niʻmat Allāh

ditulis zakāt al-fiṭr

8. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut

penulisannya, contoh:

ditulis żawī al-furūḍ

ditulis ahl al-sunnah

9. Singkatan

viii
swt. = subḥānah wa taʻālā

saw. = ṣallā Allāh ‘alaih wa salam

as. =‘alaih al-salām

ra. = raḍiya Allāh ‘anh

QS. = Quran Surat

M = Masehi

H = Hijriah

w. = Wafat

h. = Halaman

ix
ABSTRAK
Gina Handayani

“Living Hadis Memperingati Hari Ulang Tahun ( Studi Kasus kampung


Pasir Konci Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi)”

Perayaan hari ulang tahun melahirkan perbedaan pendapat dikalangan para


ulama, Sebagian ulama ada yang memperbolehkannya dan sebagian pula ada yang
melarangnya. Ulama yang memperbolehkannya adalah Ulama Mutakaddimin
Kerajaan Saudi Arabia yang bernama Syaikh Dr. Qais al-Mubarak menurutnya
tidak ada masalah bagi umat Islam untuk mengadakan perkumpulan memperingati
suatu peristiwa yang dipandang boleh di dalam agama dengan syarat bahwa
kegiatan itu tidak diyakini sebagai bagian dari syiar Islam. Al-Mubarak
mengatakan bahwa selama ini masyarakat selalu mengadakan acara terkait dengan
peristiwa kesuksesan seseorang atau keberhasilan salah seorang anak meraih gelar
sarjana (menyelesaikan pendidikan), atau berkaitan dengan ulang tahun atau
peristiwa lainnya, Patokan yang digunakan bahwa perkumpulan seperti itu
dibolehkan adalah tidak meyakini bahwa keterkaitan itu adalah bagian dari sunnah
yang dianjurkan atau termasuk ke dalam syiar Islam. Selaras dengan beberapa
alasan lain yakni pendapatnya Fakhruddin Nur Syam, Pertama Dalam Islam hanya
ada dua hari raya, Idul Adha dan Idul Fitri. Jika ada yang merayakan hari lain
berarti telah membuat bid’ah.

Salah satu daerah yang menerapkan pemahaman hadis tersebut adalah


Kampung Pasir Konci Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi. Di
kampung ini sebagian kecil masyarakat menjalankan puasa pada hari lahirnya,
mereka menyebutnya dengan puasa Wedal, hal ini menyatakan bahwa terjadinya
living hadis dalam bentuk praktek yang terjadi dikampung tersebut dengan
langkah penyelesaian Reinterpretasi hadis, kajian diarahkan pada upaya pebacaan
kembali terhadap teks-teks yang ada, konsep-konsep yang ada maupun yang
sesuai dengan konteks yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang pengumpulan data nya
dilakukan melalui dua jenis penelitian, yakni field research (penelitian lapangan)
dan library research (penelitian pustaka). Dan jenis penelitian ini adalah
kualitatif.
Kesimpulan skripsi ini bahwa sebagian besar masyarakat tidak begitu
mengetahui hadis tersebut tetapi ada sebagian yang melakukannyan sesuai dengan
apa yang telah dicontohkan oleh Nabi, Hal ini terbukti dari 74 responden yang
diteliti, hanya 31 responden yang mengetahui hadis tersebut dan melakukan puasa
wedal pada hari kelahirannya.

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah Swt., yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Yang senantiasa melimpahkan segala nikmat dan pertolongannya kepada penulis

berkat izin dari-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam

selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Semoga kita termasuk umatnya

yang mengikuti perintahnya dan mendapatkan syafa’at darinya pada hari kiamat

kelak.

Skripsi dengan judul “Living Hadis Memperingati Hari Ulang Tahun

(Studi Kasus Kampung Pasir Konci Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten

Bekasi) ” merupakan salah satu tugas akhir , melalui upaya yang melelahkan dan

penuh perjuangan alhamdulillah skripsi ini telah selesai disusun guna memenuhi

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strate satu dalam Ilmu Al-

Qur’an dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terlebih dahulu penulis sembahkan kado kecil ini kepada Kepada kedua

orang tua tercinta malaikat tanpa sayapku Appa Anda Bin Jufri dan Umi Saroh

yang telah berjuang dengan segala kemampuan baik berupa materil maupun

spiritual untuk kelancaran studi bagi penulis. Yang selalu mendo’akan kebaikan

dalam setiap aktifitas penulis, yang tidak henti-hentinya memberikan motivasi

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih telah menjadi orang

tua yang hebat.

ii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak.

Maka tidak lupa penulis sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

yang telah memberikan kesempatan kepada saya mengikuti perkuliahan di

Fakultas tersebut hingga akhir.

3. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA., (selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an

dan Tafsir) dan Dra. Banun Binaningrum, M.Pd., (selaku Sekretaris

Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir) yang selalu memberikan kemudahan,

baik dalam hal administrasi maupun yang lainnya.

4. Bapak Dr. HM Zuhdi Zaini, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan,

memberikan motivasi dan kemudahan, serta mengoreksi dalam penulisan

skripsi ini.

5. Bapak Hasanuddin, MA., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

banyak memberikan arahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah tulus dan ikhlas memberikan ilmu dan pengalaman berharga kepada

penulis. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan dalam segala

hal.

iii
7. Adikku Sekar Pungky Ariska dan Muammar Khadafi yang selalu memberi

warna dalam hidupku, yang menjadikan suasana rumah menjadi ramai.

Berkat merekalah aku semangat menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga di rumah Teteh Endah , A Asep, Fadlan, dan semuanya yang

selalu memberikan semangat dan do’a agar penulis segera menyelesaikan

skripsi ini dan selalu memberikan kebahagiaan serta dorongan yang

membuat penulis ingin segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga besar PMII Komfuspertum, para senior, yang memberikan

banyak hal selama penulis kuliah baik dalam hal akademik maupun yang

lainnya. Dan juga sahabat-sahabati yang lain semoga bisa segera menyusul

menyelesaikan tugas akhir.

10. Para sahabat satu jurusan Tafsir Hadis 2013, khususnya TH C 2013, Rika,

Rara, Syifa, Iffa, Aldila, Phera, Uyun, Dini. Dll. Semoga persahabatan kita

tak hanya berakhir sampai disini, terima kasih telah banyak memberikan

motivasi, saran dan semangat kepada penulis selama kuliah. Terimakasih

atas kebersamaannya selama empat tahun, terimakasih telah meluangkan

waktu untuk mendengarkan cerita dan suka duka penulis.

11. Teman Asrama Dedeh Solihat sebagai teman curhat dan cerita penulis baik

suka maupun duka, yang memberikan hiburan dan keceriaan ketika penulis

suntuk dalam menyusun skripsi, dan selalu menemani penulis ketika

kesepian. Juga teman asrama putri PMII yang Lainnya terimakasih atas

kebersamaan dan semangatnya, semoga segera menyusul menyelesaikan

tugas akhir.

iv
12. Dan seluruh pihak yang telah membantu proses perkuliahan dan penulisan

skripsi ini, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini sedikit banyak dapat

memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi awal untuk memotivasi penulis

agar terus berkarya. Semoga Allah Swt., selalu memberi limpahan berkah dan

membalas semua kebaikan pihak-pihak yang turut serta membantu dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

v
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ……………………………………………………………...
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………..iii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..........................iv

LEMBAR PERSEMBAHAN
PEDOMAN TRANSLITERASI……………………………………………………v

ABSTRAK…………………………………………………………………………..ix

KATA PENGANTAR………………………………………………………………x

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………1

B. Indentifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………………..7

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….......9

D. Kegunaan Penelitian…………………………………………………………..9

E. Metodologi Penelitian………………………………………………………..10

F. Tinjuan Pustaka……………………………………………………………...13

G. Sistematika Penulisan……………………………………………………......15

BAB II : TINJAUAN UMUM PERAYAAN ULANG TAHUN

A. Pengertian Ulang Tahun…………………………………………………......17

B. Perayaan Ulang Tahun……………………………………………………….18


C. Sejarah Ulang tahun………………………………………………………….20

1. Mengadakan Pesta dan Tiup Lilin…………………………………….....22

2. Mengadakan Tasyakkuran dan Potong Tumpeng………………………..22

3. Berdo’a Tanpa Mengadakan Kegiatan Apapun…………………………23

D. Problematika Ulang Tahun…………………………………………………..22

1. Ulama Yang Membolehkan Perayaan Ulang Tahun………………….....23

2. Ulama Yang Melarang Perayaan Ulang Tahun……………………….....24

E. Pandangan Penulis Terkait Perayaan Ulang Tahun……………………….....25

BAB III : SEPUTAR LIVING HADIS PERAYAAN ULANG TAHUN

A. Living Hadis dan Macam-Macamnya………………..…………………...…28

1. Apa itu Living Hadis…………………………………………………….28

2. Macam-Macam Living Hadis…………………....…………………...….29

B. Hadis Memperingati Ulang Tahun

1. Teks Hadis dan Terjemahannya………………………………………….33

2. Takhrij Hadis Memperingati Ulang Tahun………………………………33

C. Perayaan Ulang Tahun Sebagai Fenomena Living Hadis…………………...40

BAB IV : PENGAMALAN HADIS PERAYAAN ULANG TAHUN MASYARAKAT

KAMPUNG PASIR KONCI TENTANG HADIS PERAYAAN DAN PERINGATAN

ULANG TAHUN

A. Sekilas Gambaran Masyarakat Kampung Pasir Konci………………………41

B. Pengetahuan Masyarakat Tentang Hadis Tersebut…………………………..49


1. Data Penelitian…………………………………………………………...49

2. Kesimpulan Penelitian…………………………………………………...52

C. Pandangan Masyarakat Tentang Hadis Tersebut…………………………….53

1. Data Penelitian…………………………………………………………...53

2. Kesimpulan Penelitian…………………………………………………...57

BAB V : PENUTUPAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..59

B. Saran-saran…………………………………………………………………..60

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................61

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sempurna yang Allah SWT. diciptakan

dalam bentuk yang sempurna. Ini bermula dengan penciptaan manusia pertama,

yaitu nabi Adam as. dari tanah yang kering yang berasal dari lumpur hitam.1

Sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an :

Artinya:”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah


liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”(Qs. al-
Hijr 15:26).2

Selanjutnya, Allah SWT.Menciptakan Hawa dari dalam diri Adam

AS.3Sebagai bukti bahwa segala sesuatu diciptakan secara berpasang-pasangan

dan saling mempunyai daya tarik antara yang satu dengan yang lainnya.4Dari

pasangan inilah Allah SWT. Memulai menciptakan manusia dengan proses yang

sempurna dan terperinci. Sebagaimana Firman Allah SWT. :

Artinya:“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati


(berasal) dari tanah, kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
1
Tim Baitul Kilmah, Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadis, (Jakarta:Kamil
Pustaka, 2013), Jilid 4, h.19
2
Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an
dan Terjemahannya; Mushaf Aminah (Jakarta: Insan Media Pustaka, 2012 M/1433 H), h. 265.
3
Maksud dalam diri Adam a.s adalah Allah swt menciptakan Hawa dari rusuk Adam AS.
berdasarkan hadis ”Maka sesungguhnya perempuan itu (Hawa) diciptakan dari tulang rusuk
Adam" (HR. Bukhari-Muslim)
4
Daniel Djunaed, Antropologi al-Qur’an,(Jakarta: Erlangga, 2011), h. 122-123

1
2

disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami
jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta yang paling baik.” (QS.Al-Mu’minun 23:12-14)5

Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), proses pembentukan

manusia dimulai dari pertemuan antara sperma laki-laki dan sel telur perempuan

di dalam tuba fallopi. Tuba fallopi merupakan saluran kecil panjang yang

terbentang dari kornu lateral atas rahim ke daerah ovarium sisi yang sama, saluran

ini ditempelkan ke ligamentum latum oleh mesosalping, peniupan ruh ke dalam

janin dan sampai terbentuk unsur-unsur manusia, kurang lebih memakan waktu

selama sembilan bulan.6Setelah melalui proses yang lama, manusia akan terlahir

ke dunia. Saat itu manusia pertama kalinya menghirup udara, melihat dunia dan

memulai menapaki kehidupan di dunia. Wajar saja bila akhirnya manusia

memperingati hari dilahirkannya sebagai sejarah yang selalu dikenang

Penulis memandang dengan melihat sejarah, hari ulang tahun (ultah)

menjadi hal yang lumrah untuk dikenang, diperingati dan dirayakan. Dalam

pelaksanaannya, setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Sebagian orang

merayakannya dengan berpuasa, tasyakkuran, tahlil dan pengajian. Sebagian

orang merayakannya dengan cara pesta, mengundang kerabat-kerabatnya, tiup

lilin, makan-makan dan lain-lain. Sebagian orang tidak merayakannya, cukup

hanya berdo’a dan mengevaluasi diri sendiri.Hal ini tidak lepas dari teks yang

5
Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur’an
dan Terjemahan (Jakarta: al-Mahira, 2016), Cet.2, h.342
6
Kementrian agama RI, Tafsir Ilmi Penciptaan manusia dalam perspektif al-Quran dan
Sains, (Jakarta: Kementrian RI, 2012), h. 80
3

dipahami tentang ulang tahun tersebut dan keharusan untuk menghujjahinya,

sehingga berimplikasi pada pembudayaan secara masif dari generasi kegenerasi.

Perayaan hari ulang tahun melahirkan perbedaan pendapat dikalangan para

ulama. Sebagian ulama ada yang memperbolehkannya dan sebagian pula ada yang

melarangnya. Adapun ulama yang memperbolehkannya adalah Ulama Senior

Kerajaan Saudi Arabia yang bernama Syaikh Dr. Qais al-Mubarak mengeluarkan

fatwa bahwa tidak ada masalah bagi umat Islam untuk mengadakan perkumpulan

memperingati suatu peristiwa yang dipandang boleh di dalam agama dengan

syarat bahwa kegiatan itu tidak diyakini sebagai bagian dari syiar Islam. Al-

Mubarak mengatakan bahwa selama ini masyarakat selalu mengadakan acara

terkait dengan peristiwa kesuksesan seseorang atau keberhasilan salah seorang

anak meraih gelar sarjana (menyelesaikan pendidikan), atau berkaitan dengan

ulang tahun atau peristiwa lainnya, Patokan yang digunakan bahwa perkumpulan

seperti itu dibolehkan adalah tidak meyakini bahwa keterkaitan itu adalah bagian

dari sunnah yang dianjurkan atau termasuk ke dalam syiar Islam. Selaras dengan

beberapa alasan lain yakni pendapatnya Fakhruddin Nur Syam, Pertama Dalam

Islam hanya ada dua hari raya, Idul Adha dan Idul Fitri. Jika ada yang merayakan

hari lain berarti telah membuat bid’ah. Kedua : Perayaan hari ulang tahun tradisi

orang kafir, sedangkan menyerupai orang kafir itu hukumnya haram. Ketiga :

Pemborosan yang tidak ada manfaatnya sedangkan Islam melarang pemborosan

yang tidak ada manfaatnya7, hal ini berdasarkan argumen-argumen yang

menguatkannya. Perayaan hari ulang tahun dibolehkan karena tidak adanya nash

7
Fakhuddin Nur Syam, Hukum Mengucapkan Selamat Ulang Tahun, (Majalah
Hadila,Diakses hari Senin Tanggal 16 Juli 2012), Yayasan Solo Peduli Umat.
4

yang secara langsung melarangnya. Selama dalam perayaan tersebut tidak ada

perilaku yang bertentangan dengan aturan Islam, maka hal ini diperbolehkan

sebagai tanda syukur kita atas nikmat Allah SWT.8

Dibeberapa tulisan masih ada perbedaan diantara para ulama sendiri, salah

satunya adalah alasan mengapa kegiatan tersebut dilarang, acara perayaan ulang

tahun merupakan kebiasaan orang barat yang suka berpoya-poya tentunya yang

bukan beragama Islam.Orang muslim dilarang untuk mengikutinya karena dapat

mengurangi kadar keimanannya Kiranya para ulama itu memandang bahwa

perayaan ulang tahun itu identik dengan perilaku orang-orang kafir. Sehingga

mereka mengharamkan umat Islam untuk merayakannya secara ikut-ikutan.Selain

itu, oleh sebagian ulama, seringkali acara ulang tahun disertai dengan banyak

kemaksiatan. Seperti minuman keras, pesta musik, joget, dansa, campur baur laki-

laki dan wanita. Bahkan banyak yang sampai meninggalkan shalat dan kewajiban

lainnya. Seringkali juga pesta-pesta itu sampai melupakan niat utama, tergantikan

dengan semangat ingin pamer dan menonjolkan kekayaan. Sehingga

menimbulkan sifat riya’ dan sum’ah pada penyelenggaranya 9 Sebagaimana dalam

Hadis Rasullah SAW :

Artinya: "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk dari


golongan mereka."(HR. ahmad dan Abu Daud)10
8
Gayanti,http://Bahan/Ultah/makalah/agama/tentang/perayaan/ulang/tahun.htm,diakses
pada hari Rabu tanggal 10 Agustus 2012.
9
Thifal Izzah Ramdhani, Ulang Tahun Asalnya Adalah Pengganggu Terhadap Dewi
Artemi,http://almanhaj.or.id/content/1584/slash/0 html. Diakses pada hari selasa tanggal 9 Juli
2011.
10
Al-hafidz Abi Daud Sulaiman astajistani, Sunan Abu Daun, (Libanon: Dar al-Fikr, 2003
M/1424 H), juz 2, hal. 261. Dan Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibnu Hambal.
(bayrut: al-Maktabah al-Islami, 1978 M/1398 H, juz 2, hal.50
5

Argumen di atas tentunya memiliki perbedaan yang sangat urgen,

sehingga dalam benak diri kita. Menimbulkan pertanyaan Apakah kita

diperbolehkan untuk merayakan hari ulang tahun atau tidak? Kemudian

bagaimana dengan tradisi yang orang-orang dilingkungan kita yang selalu

merayakan hari ulang tahunnya ?

Berbagai macam argumen diatas itulah yang menyebabkan penulis

mencoba mengkaji persoalan tersebut. Sehingga pada saat mengantar sang adik

ke acara ulang tahun temannya11, penulis bertemu dengan seorang ustad yang

bernama Asep beliau adalah tokoh agama yang menjadi panutan di kampung Pasir

Konci, Pada saat itu penulis bertanya tentang hukum merayakan ulang tahun.

Ustad kemudian menjawab, “jangan terlalu pusing memikiran tentang hukum

diperbolehkannya merayakan hari ulang tahun, karena Nabi Muhammad saja

memperingati hari kelahirannya dengan cara berpuasa. Penulis kembali

bertanya, Apakah ustad tahu dalilnya ? Ustad menjawab : karna memang telah

jelas dikatakan dalam hadis bahwa Nabi Muhammad berpuasa pada hari senin

karena hari tersebut adalah hari kelahirannya beliau.

Dalil yang menjelaskan Nabi berpuasa pada hari senin yakni hari kelahiran

beliau sebagai mana berikut ini :

11
Wawancara di Kampung Pasir Konci kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi,
Rabu, 21 Desember 2016
6

Artinya: “Dari Abu Qotadah al-Anshory r.abahwa Rasulullah saw. pernah


ditanya mengenai puasa hari ’Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia
menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang." Beliau juga
ditanya tentang puasa hari ’Asyura, lalu beliau menjawab: "Ia
menghapus dosa-dosa tahun yang lalu." Dan ketika ditanya tentang
puasa hari Senin, beliau menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku, hari
aku diutus dan hari diturunkan al-Qur'an padaku." (HR. Muslim).12

Hadis tersebut diatas secara jelas menggambarkan tentang nabi

Muhammad memperingati hari kelahirannya, dengan cara berpuasa, Sedangkan

skripsi ini penulis hanya akan membahas sebagian hadis saja, yakni yang diberi

tanda garis bawah, Sesuai dengan tema yang akan penulis bahas.

Pembahasan tentang hadis, istilah yang sangat dikenal adalah penerapan

tentang : Living Hadis. Terkait erat dengan kebutuhan dan perkembangan

masyarakat yang semakin kompleks dan diiringi dengan adanya keinginan untuk

melaksanakan ajaran islam yang sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi

Muhammad saw.13

Living hadis menunjukan bahwa penelitian ini menjadikan masyarakat

(baik individu maupun kolektif) sebagai objek kajian.14 Ketika masyarakat

berinteraksi dengan hadis yang dipahami sebagai sumber ajaran agama Islam,

maka muncullah beragam bentuk dan model sebagai hasil dari perpaduan antara

12
Imam Al-Mundziri,Ringkasan Hadis Shahih Muslim, Bab Puasa (jakarta: Pustaka
Amani, 2003) h, 340.
13
M.Alfatih Suryadilaga, Aplikasi Penelitian Hadis Dari Teks ke Konteks. (Yogyakarta:
Kalimedia, 2016), h.174.
14
Muhammad Alfatih Suryadilaga, Model-model Living Hadis dalam Sahiron
Syamsuddin (ed.), Metodologi Penelitian Living al-Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: TH Press,
2007), h.114.
7

dua objek, yakni hadis dan masyarakat dengan berbagai macam kultur masing-

masing.15

Berdasarkan alasan tersebut, penulis mengambil Judul “Merayakan Hari

Ulang Tahun” (Studi Pengamalan Hadis Tentang Hari Ulang Tahun Masyarakat

Kampung Pasir Konci Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi) dengan

marujuk hadis Rasulallah saw. yang

Artinya " Dan ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: "Ia

adalah hari kelahiranku,16 Yang tujuannya adalah untuk mengetahui apakah

masyarakat di kampung tersebut memahami akan kandungan hadis ini dan apakah

mereka mengetahui hukum Islam merayakan hari ulang tahun.

A. Rumusan Masalah

a. Identifikasi Masalah

Adapun beberapan rumusan masalah diantaranya adalah:

1. Perayaan ulang tahun dinilai sebagian ulama sebagai tradisi barat yang

teradopsi kedalam ajaran Islam secara tidak langsung. Bagaimana

masyarakat muslim dinegara-negara timud dan barat.

2. Percampuran budaya keislaman dengan tradisi-tradisi masyarakat ikut

merubah atau memodifikasi serta menerapkan budaya ulang tahun di

masyarakat Islam.

3. Budaya meniup lilin oleh orang tua kepada anaknya dalam merayakn

ulang tahun, kontras dengan pelarangan Nabi dengan meniup makanan yang

15
Ahmad Muttaqin, Barzanji Bugis Dalam Peringatan Maulid: Studi Living Hadis di
Masyarakat Bugis, Soppeng, Sulsel, Jurnal Living Hadis : Vol.1, No.1, 2016
16
Imam Abi Dzakariya bin Yahya, Shahih Muslim, Op. Cit. h, 520.
8

masih panas, kemudian ada keterkaitan antara budaya meniup lilin ulang

tahun dengan hadis tersebut.

4. Masyarakat melaksanakan puasa pada hari kelahirannya, dan sebagian dari

mereka ada pula yang tidak melaksanakan puasa pada hari tersebut.

Berdasarkan dari identifikasi masalah diatas penulis memberikan batasan

dalam pembahasan tentang peringatan hari kelahiran atau perayaan hari ulang

tahun dengan merujuk kepada pandangan masyarakat kampung pasir konci.

b. Batasan Masalah

Untuk lebih mudahnya memahami penelitian ini, penulis telah membatasi

masalah diatas sebagai berikut : Pertama, Melihat pemahaman masyarakat tentang

hadis nabi berpuasa pada saat hari kelahirannya, Kemudian batasan masalah yang

kedua, adalah alasan masyarakat melaksanakan puasa pada hari kelahirannya, dan

kenapa sebagian dari mereka tidak melaksanakannya puasa pada hari tersebut

c. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di

atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan dengan sebuah pertanyaan,

1. Bagaimana hadis Rasulullah saw.

yang Artinya " Dan ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab:

"Ia adalah hari kelahiranku, dilaksanakan oleh masyarakat di kampung Pasir

Konci?

2. pertanyaan kedua bagaimanakah pengetahuan masyarakat kampung pasir

konci terhadap hadis tersebut serta implikasinya dalam kehidupan sehari-hari?


9

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui kualitas hadis Rasulullah saw.

yang Artinya " Dan ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau

menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku, yang kerap kali digunakan sebagai

dalil untuk dibolehkannya merayakan hari ulang tahun.

2. Untuk mengetahui seberapa banyak orang yang melakukan puasa pada saat

hari kelahirannya.

3. Untuk menambah khasanah wawasan keilmuan penulis dalam memahami

sebuah hadis, terutama hadis yang berkaitan tentang perayaan hari ulang tahun.

C. Kegunaan Penelitian

Kegunaan hasil penelitian antara lain sebagai berikut:

Dari Segi Akademis : Untuk menambah dan memperkaya dinamika wacana

tentang perayaan ulang hari tahun berdasarkan hadis Nabi.

Dari Segi Teoritis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

sebagai acuan pengembangan wawasan keilmuan yang berkaitan dengan parayaan

hari ulang tahun.

Sebagai ajang latihan untuk mengasah intelektual penulis yang diperoleh

selamaduduk di kursi perkuliahan, disamping untuki memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Program studi Tafsir Hadis,

Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


10

D. Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif yang

cara pengumpulan data nya menggunakan jenis penelitian lapangan (Field

Research) dan kepustakaan (Library Research).Penelitian lapangan (Field

Research) merupakan penelitian dengan terjun secara langsung ke lokasi yang

menjadi objek penelitian, dimana dalam memperoleh data-data penulis melakukan

wawancara secara langsung guna memperoleh data yang otentik.

Sedangkan penelitian kepustakaan (Library Research) merupakan penelitian

dengan cara mencari bahan pengetahuan dari buku, kitab, atau bahan bacaan yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

a. Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam sumber data, yaitu:

1. Sumber data primer. Dalam sumber ini, penulis mengacu dalam dua sumber,

yaitu pengumpulan data yang di dapat ketika dilapangan, seperti data yang

didapat dari responden yang diwawancarai, data dari kantor kelurahan, data

dari ketua Rumah Warga (RW) dan ketua Rumah Tangga (RT) serta dari

pihak yang bersangkutan. Kemudian data yang diperoleh dari referensi

pengumpulan hadis yang berhubungan dengan masalah yang telah dipaparkan

diatas, yakni kitab al- mu’jam mufahras li alfaz al-hadis.

2. Sumber data skunder, yaitu pengumpulan data yang diperolehdari buku-buku,

skripsi, artikel, majalah, dan yang lainnya yang ada relevansinya dengan

masalah yang sedang penulis teliti.


11

b. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menjawab sebuah penelitian, sudah jelas membutuhkan data. Data

diperoleh melalui kegiatan pengumpulan data17, untuk mendapatkan data yang

diperlukan harus ada tekniknya untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini

ada beberapa teknik pengumpulan data yang akan digunakan, yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis

mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu tehnik

pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian yang direncanakan dan

dicatat secara sistematis, serta dapat dipertanggung jawabkan keobjektifannya18.

2. Tehnik Wawancara

Wawancara merupakan teknik interaksi secara langsung antara peneliti dengan

responden. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan informasi

melalui tanya jawab dengan mengajukan beberapa pertanyaan19.

3. Tehnik Dokumentasi

Teknik Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-

dokumen yang bisa diberikan informasi tentang judul yang bersangkutan, alat

pengumpulan datanya disebut form pencatatan dokumen dan sumber datanya

berupa catatan atau dokumen yang tersedia20, tehnik mencari data dengan jalan

17
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (jakarta, PT.RajaGrafindo
Persada,2005), h.113.
18
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta, GP Press, 2009), h. 128
19
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, h. 130
20
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (jakarta, PT.RajaGrafindo
Persada,2005), h.53.
12

melakukan telaah dan analisis terhadap buku, kitab,majalah, dokumen, foto, dan

lain-lain21.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang diteliti adalah kampung Pasir Konci

Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi. Penelitian dilakukan dikampung

tersebut karna masyarakat kampung itu terlalu pragmatis dalam memahami

sebuah hadis yang disampaikan oleh seorang tokoh agama dikampung tersebut

kemudian menerapkannya kedalam kehidupan sehari-hari. Proses pelaksanaannya

dilakukan secara bertahap, yakni Tahap Perencanaan yang meliputi penyusunan

perangkat penelitian, mengajukan dan meminta data-data terkait tempat yang

sedang penulis kaji.Tahap Penyelesaian,meliputi proses analisis data dan

penyusunan laporan penelitian.

5. Sampel Purposif

Sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Dalam hubungan ini

lazimnya didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu, jadi tidak melalui

proses pemilihan sebagimana yang dilakukan dalam teknik random.22maksud dari

sampling ialah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan

teori yang muncul.oleh sebab itu pada penelitian kulitatif tidak ada sampling acak

tetapi sample bertujuan (purposive sample).23

Sesuai data yang diperoleh dari Ketua RW 06 dan Ketua RT 16,17 dan 18

kampung Pasir Konci. Dapat diketahui bahwasannya masyarakat kampung Pasir

21
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, h. 134
22
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, h.67.
23
Prof.DR.Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung,PT Remaja
Rosdakarya,2014). h.224.
13

Konci sebanyak 448 orang. Mengingat banyaknya jumlah populasi tersebut, maka

penulis akan membatasinya dengan mengambil sampel yang berusia diantara 21-

50 tahun. Dari 448 orang tersebut terdapat 147 orang yang berusia diantara 21-50

tahun, kemudian penulis mengambil sampel setengah lebih dari satu yakni Sample

Strata, yakni sebanyak 74 orang. dengan melihat karakteristik perbedaan jenis

kelamin, sehingga nantinya jumlaah laki-laki dan perempuan berjumlah sama,

yaitu 37 orang.

6. Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data mencangkup seluruh kegiatan mengklasifikasikan,

menganalisa, memaknai dan menarik kesimpulan dari semua data yang

terkumpul24. Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan, maka tehnik analisis

yang digunakan oleh penulis adalah analisis kualitatif. Penulis akan berusaha

untuk menggabungkan semua data yang ada untuk menjelaskan permasalahan

yang sedang dilakukan.

7. Tinjauan Pustaka

Penulisan ini dilakukan secara kaidah-kaidah ilmiah, sehingga penulis

melengkapinya dengan beberapa referensi yang berkaitan dengan judul

pembahasan dengan menggunakan beberapa buku dan tulisan yang berkaitan

dengan perayaan hari ulang tahun, antara lain sebagaiberikut:

Skripsi Nana Khairul Bariyah Studi Hadis-Hadis Puasa Sunnah Senin Kamis

(kajian tematik hadis) Dalam skripsinya ia mengumpulkan hadis-hadis tentang

24
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, h. 136
14

anjuran puasa senin kamis25, skripsi ini mencantumkan hadis yang sama seperti

yang penulis teliti, yang membedakan nya adalah pemaknaan satu hadis tentang

puasa senin dihari kelahiran Nabi.

Skripsi Misbacrul Munir,Tradisi Maulid Dalam Kultur Jawa (Studi Kasus

Terhadap Shalawatan Emprak di Klenggotan, Srimulyo, Piyungan), UIN Sunan

Kalijaga.Maulid merupakan tradisi peringatan hari kelahiran nabi setiap tanggala

12 Rabiul Awwal .Tradisi ini dirayakan oleh sebagian besar umat Islam diseluruh

dunia.Dalam perayaan ini umat Islam memiliki ragam prosesi perayaan.Ada yang

dengan mengadakan pesta, pengajian, atau dengan membaca shalawat.Namun

dibalik semua ini tradisi inipun menjadi pro-kontra di kalangan umat Islam

sendiri.Berkaitan dengan hukum dan ketetapan dari maulid.Sebab tradisi ini

diduga ada setelah periode Nabi Muhammad yaitu pada masa dinasti Fatimi di

Mesir.Dalam keragaman bentuk prosesi maulid, khasanah kebudayaan Jawa ikut

memberikan warna.Salah satunya yaitu Shalawatan Emprak.26

Skripsi yang akan penulis tekuni ini berbeda dengan apa yang telah disebutkan

diatas, yang mana pembahasannya lebih condong kepada dunia living hadis yaitu

dengan menganalisis hadis yang berbicara tentang peringatan hari kelahiran. Nabi

yang berpuasa di hari senin, selain itu, dalam pembahasannya dicantumkan pula

tentang aflikasi hadis ini di kehidupan masyarakat kampung Pasir Konci dalam

kehidupan sehari-hari, adapun jenis skripsi ini ialah penelitian lapangan (Field

Research), disamping sebagai penelitian kepustakaan (library Research).


25
Nana khairul Bariyah, Studi Hadis-Hadis Puasa Senin Kamis(kajian hadis tematik),
skripsi fakultas ushuluddin UIN syarif Hidayatullah, Jakarta,2009.
26
Misbacrul Munir, Tradisi Maulid dalam Kultur Jawa (Studi Kasus Terhadap
Shalawatan Emprak di Klenggotan, Srimulyo, Piyungan). Skripsi, UIN Sunan Kali
Jaga,Bandung,2012
15

8. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan sebuah hasil yang utuh dan sistematis, pembahasan

materi dalam skripsi ini dibagi kedalam 5 bab dengan rincian sebagai berikut:

Bab pertama, membahas pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuaan penelitian, kegunaan penelitian,

metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua akan memaparkan pembahasan tinjauan umum tentang pengertian

awal mula munculnya perayaan ulang tahun dan problematika serta larangan

perayaan hari ulang tahun.

Bab ketiga penulis akan memaparkan tentang seputar living hadis kemudian

macam-macam variantnya dan takhrij hadis yang berkaitan dengan pemahaman

hari kelahiran

Bab keempat akan membahas seputar pemahaman masyarakat kampung pasir

konci terhadap hadis perayaan hari ulang tahun dengan mencangkup pembahasan

gambaran sekilas masyarakat kampung pasirkonci,dan pemahaman mereka

terhadap hadis tersebut.

Sementara bab kelima penulis akan menyimpulkan dari seluruh bahasan dan

masalah yang menjadi skripsi ini dan saran-saran, disertai dengan daftar pustaka

yang menjadi sumber referensi


BAB II

TINJAUAN UMUM PERAYAAN ULANG TAHUN

A. Pengertian Ulang Tahun

Ulang tahun secara bahasa berasal dari kata walada yang berarti

memperlahirkan ataupun memperanakan yang dimaksud ialah kelahiran yang

dimana ini merupakan awal pertama seseorang lahir kemuka bumi 1, Pengertian

hari ulang tahun secara istilah adalah merupakan sebuah peristiwa penting terjadi

dan merupakan peringatan hari kelahiran seseorang serta berdirinya suatu

perkumpulan atau kelompok. 2 Sama halnya dengan Maulid Nabi yang mana kata

ini berasal dari kata yang sama yakni walada, secara etimologi Maulid Nabi SAW

bermakna hari tempat atau waktu kelahiran Nabi yakni peringatan hari kelahiran

Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini diadakan dengan harapan menumbuhkan

rasa cinta kepada Rasulullah SAW, meskipun dibeberapa daerah peringatan ini

menggunakan istilah yang berbeda pula, Maulid adalah sebuah peringatan atau

perayaan, ini merupakan ekspresi kegembiraan dan penghormatan kita kepada

baginda Nabi Muhammad SAW dengan cara bersahalawat, mengenang kehidupan

beliau, dan memuliakan serta mengikuti perilaku-perilaku terpuji dari Rasulullah

SAW. 3 Tujuan yang paling urgen sebenarnya dari peringantan ini adalah

bagaimana kehidupan pribadi rasulullah kita dapat meneladani dan mengikutinya

secara istiqomah bukan hanya sebatas kegiatan seremonial belaka.

1
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Munawwir, surabaya, cetakan 14, h.1580, 1997
2
departemen pendidikan nasional, kbbi, gramedia pustaka utama, jakarta, 2012, h, 1521
3
Hizbut Tahrir Indonesia, Peringatan Maulid Nabi SAW, Agar Tidak Menjadi Tradisi
dan Seremoni Belaka, Bulletin al-islam, hlm 1, Edisi 348/Tahun XIV, tahun 2007.

17
18

B. Perayaan Ulang Tahun

Pesta atau perayaan tentang ulang tahun erat hubungannya dengan anak-

anak. Suatu perayaan yang biasanya dilakukan oleh orang tua untuk merayakan

hari jadi anak mereka. Menjelang hari ulang tahun merupakan hari yang ditunggu-

tunggu oleh anak. Seperti halnya pernak-pernik pesta ulang tahun, kue tar, balon-

balon, serta hiasan-hiasan kecil yang meriah. Menurut Seto Muliadi, pakar

psikologi anak dalam artikelnya “ Arti ulang tahun anak” sejak usia tiga tahun,

anak mulai mengerti arti ulang tahun. Anak-anak mulai memahami bahwa

perayaan ulang tahun adalah sesuatu yang istimewa, dan sesuatu yang khusus

diperuntukkan bagi dirinya. Diumur tiga tahun, anak mulai mengembangkan

konsep bahwa mereka mempunyai identitas. Pada usia ini anak juga harus

mengembangkan konsep Initetative, dengan ide-ide baru, dan pertanyaan-

pertanyaan yang menuju ke diri anak itu sendiri. Setiap anak harus

mengembangkan identitas dirinya, mulai dari siapa namanya, siapa orang tuanya,

alamat rumahnya, tanggal lahirnya dan jenis kelaminnya dan lain sebagainya. 4

Kegiatan ulang tahun tujuannya membuat gembira dan senang seorang

anak hal ini merupakan tindakan yang harus ada dalam jiwa setiap manusia,maka

wajar saja untuk mewujudkan hal itu banyak orang tua yang rela melakukan apa

saja. Perayaan ulang tahun merupakan salah satu sumber yang bisa membuat

seorang anak merasa bahagia, meskipun orang tua harus mengeluarkan

pengeluaran yang sangat besar untuk mewujudkan hal itu, dikatakan dalam Hadis

Nabi SAW yang menyatakan tentang membuat bahagia orang itu pahala yakni:

4
Seto Mulyadi, Artikel Peringatan dan Perayaan Ulang Tahun,
thesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2012-2-01620-DS%20Bab1001.pdf. diakses hari senin 1 mei 2017.
19

‫ﻮل‬ َ ‫ ﻓَـ َﻘ‬, ‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬


َ ‫ ﻳَﺎ َر ُﺳ‬: ‫ﺎل‬ َ ‫ ) أَ ﱠن َر ُﺟﻼ َﺟﺎءَ إِﻟَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ‬: ‫َﻋ ِﻦ اﺑْ ِﻦ ُﻋ َﻤ َﺮ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻬﻤﺎ‬

: ‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬ ِ ُ ‫ﺎل رﺳ‬


َ ‫ﻮل اﻟﻠﱠﻪ‬
ِ
ُ َ َ ‫ﺐ إِﻟَﻰ اﻟﻠﱠﻪ ؟ ﻓَـ َﻘ‬
‫َﺣ ﱡ‬
َ ‫ﺎل أ‬ َ ‫ﺐ إِﻟَﻰ اﻟﻠﱠ ِﻪ ؟ َوأَ ﱡ‬
ِ ‫ي اﻷَ ْﻋﻤ‬ ‫َﺣ ﱡ‬ ‫اﻟﻠﱠ ِﻪ ! أَ ﱡ‬
ِ ‫ي اﻟﻨ‬
َ ‫ﱠﺎس أ‬

‫ أ َْو‬, ‫ور ﺗُ ْﺪ ِﺧﻠُﻪُ َﻋﻠَﻰ ُﻣ ْﺴﻠِ ٍﻢ‬ ِ ِ ‫ﺐ اﻷَ ْﻋﻤ‬


ٌ ‫ﺎل إِﻟَﻰ اﻟﻠﱠﻪ ﺗَـ َﻌﺎﻟَﻰ ُﺳ ُﺮ‬ َ ‫َﺣ ﱡ‬ ِ ‫ﱠﺎس إِﻟَﻰ اﻟﻠﱠ ِﻪ ﺗَـ َﻌﺎﻟَﻰ أَﻧْـ َﻔﻌُ ُﻬ ْﻢ ﻟِﻠﻨ‬
َ ‫ َوأ‬, ‫ﱠﺎس‬ ِ ‫ﺐ اﻟﻨ‬
‫َﺣ ﱡ‬
َ‫أ‬

‫َﻲ ِﻣ ْﻦ‬
‫ﺐ إِﻟ ﱠ‬
‫َﺣ ﱡ‬ ٍ ‫َخ ﻓِﻲ ﺣ‬
َ ‫ﺎﺟﺔ أ‬
َ َ ِ ‫ َوﻷَ ْن أ َْﻣ ِﺸ َﻲ َﻣ َﻊ أ‬, ‫ﻮﻋﺎ‬
ً ‫ أ َْو ﺗَﻄ ُْﺮ ُد َﻋﻨْﻪُ ُﺟ‬, ‫ﻀﻲ َﻋﻨْﻪُ َدﻳْـﻨًﺎ‬ ْ َْ ُ ‫ﺗَ َﻜ ِﺸ‬
ِ ‫ أَو ﺗَـ ْﻘ‬, ً‫ﻒ َﻋ ْﻨﻪُ ُﻛﺮﺑﺔ‬

( ‫ﻒ ﻓِﻲ َﻫ َﺬا اﻟ َْﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ – ﻳَـ ْﻌﻨِﻲ َﻣ ْﺴ ِﺠ َﺪ اﻟ َْﻤ ِﺪﻳﻨَ ِﺔ – َﺷ ْﻬ ًﺮا‬


َ ‫أَ ْن أَ ْﻋﺘَ ِﻜ‬

Artinya : “Amal yang paling dicintai Allah ‫ ﺳﺒﺤﺎﻧﮫ وﺗﻌﺎﻟﻰ‬yaitu rasa senang yang
engkau masukkan ke dalam hati seorang muslim, atau engkau
hilangkan rasa laparnya, atau engkau lunaskan hutang-hutangnya,
atau engkau hilangkan kesulitannya. Sungguh, aku menemani
saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya lebih aku sukai dari pada
i’tikaf di masjid nabawi selama sebulan.”(HR. at-Thabrani) 5

Sama halnya ketika kita merayakan hari kelahiran Nabi sebagaimana Allah

berfirman dalan Al-Qur’an :

ِ ‫ﻴﻞ ﻳﺄْﻣﺮﻫﻢ ﺑِﺎﻟْﻤﻌﺮ‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ‫ﱠ‬ ِ َ ‫اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ ﻳَـﺘﱠﺒِﻌُﻮ َن اﻟ ﱠﺮ ُﺳ‬


‫وف‬ ُ ْ َ ْ ُ ُ ُ َ ِ ‫ﻮل اﻟﻨﱠﺒ ﱠﻲ اﻷ ﱢﻣ ﱠﻲ اﻟﺬي ﻳَﺠ ُﺪوﻧَﻪُ َﻣ ْﻜﺘُﻮﺑًﺎ ﻋ ْﻨ َﺪ ُﻫ ْﻢ ﻓﻲ اﻟﺘـ ْﱠﻮَراة َواﻹﻧْﺠ‬ َ

ْ َ‫ﻼل اﻟﱠﺘِﻲ َﻛﺎﻧ‬


‫ﺖ‬ ْ ِ‫ﻀ ُﻊ َﻋ ْﻨـ ُﻬ ْﻢ إ‬
َ ‫ﺻ َﺮُﻫ ْﻢ َواﻷ ْﻏ‬ َ َ‫ﺚ َوﻳ‬ ِ ‫ﺎﻫﻢ َﻋ ِﻦ اﻟْﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ وﻳ ِﺤ ﱡﻞ ﻟَﻬﻢ اﻟﻄﱠﻴﱢﺒ‬
َ ِ‫ﺎت َوﻳُ َﺤ ﱢﺮُم َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ُﻢ اﻟْ َﺨﺒَﺎﺋ‬َ ُ ُ َُ ُ ْ ُ ‫َوﻳَـ ْﻨـ َﻬ‬

١٥٧) ‫ﻚ ُﻫ ُﻢ اﻟ ُْﻤ ْﻔﻠِ ُﺤﻮ َن‬


َ ِ‫ﱡﻮر اﻟﱠ ِﺬي أُﻧْ ِﺰ َل َﻣ َﻌﻪُ أُوﻟَﺌ‬ ِ
َ َ‫آﻣﻨُﻮا ﺑِﻪ َو َﻋ ﱠﺰُروﻩُ َوﻧ‬
َ ‫ﺼ ُﺮوﻩُ َواﺗﱠـﺒَـﻌُﻮا اﻟﻨ‬
ِ‫ﱠ‬
َ ‫َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ْﻢ ﻓَﺎﻟﺬ‬
َ ‫ﻳﻦ‬

Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis didalam taurat dan injil yang ada disis
mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang
mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan

5
Abul Qoshim Sulaiman bin Ahmad Al-Lakhmiy At-Thabrani,Mu’jam Al-
kabir,(Jakarta,Pustaka Azzam,2010), Juz 1, h.196.
20

membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada


pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya
memuliakannaya,menolongnya dan mengikuti caha yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al-qur’an), mereka itulah orang-orang yang
beruntung. (Q.S Al-A’raf 157).

Dalam ayat ini dinyatakan dengan tegas bahwa orang memuliakan Nabi

Muhammad SAW, adalah orang yang beruntung. Merayakan Maulid Nabi

termasuk dalam rangka memuliakannya. Ayat diatas sangat umum dan luas.

Artinya, apa saja yang dikerjakan kalau diniatkan untuk memuliakan Nabi maka

akan mendapat pahala. Yang dikecualikan ialah kalau memuliakan Nabi yang

dengan susuatu yang setelah nyata haramnya dilarang oleh Nabi seperti

merayakan maulid Nabi dengan judi, mabuk-mabukan dan lain sebagainya. 6

C. Sejarah Ulang Tahun

Sejarah ulang tahun dalam Islam identik dengan perayaan maulid Nabi

Muhammad SAW, Karena perayaan maulid hakikatnya memperingati hari

lahirnya Nabi Muhammad SAW, seluruh ulama sepakat bahwa maulid nabi tidak

pernah diperingati pada masa Nabi Muhammad SAW. Ketika beliau masih baik di

Makkah maupun di Madinah, dan tidak juga di peringati pada masa

khulafaurrasyidin. Al-Maqrizi (seorang ahli sejarah Islam), dalam bukunya

al’Khuttath menjelaskan bahwa peringatan hari kelahiran Nabi, mulai diperingati

pada abad IV Hiriyah oleh dinasti Fatimiyun di Mesir, dinasti Fatimiyun mulai

menguasai Mesir pada tahun 362 H. Dengan raja pertamanya Al-Muiz Lidinillah,

di awal tahun menaklukkan Mesir dia membuat Enam perayaan hari lahir

sekaligus; hari lahir (maulid) Nabi, hari lahir Ali bin Abi Thalib, hari lahir

6
Sirajuddin Abbas, 40 Masalah Agama 2.pustaka Tarbiyah, Jakarta,2004, hal. 183-184
21

Fatimah, hari lahir Hasan, Hari lahir Husein dan hari lahir raja yang berkuasa.

Kemudian pada tahun 480 H. Pada masa pemerintahan Al-Afdal peringatan hari

lahir tersebut dihapuskan dan tidak diperingati, Raja ini meninggal pada tahun

515 H. Pada tahun tersebut dilantik raja yang baru bergelar Al-Amir liahkamillah,

dia menghidupkan kembali peringatan Enam Maulid tersebut, begitulah

seterusnya peringan maulid Nabi SAW. Yang jatuh pada bulan Rabiul Awal

diperingati dari tahun ke tahun hingga zaman sekarang dan meluas hampir

keseluruh dunia. 7 Dari uraian diatas sangat jelas sejarah bagaiamana peringatan

maulid Nabi dirayakan atau dengan bahasa sekarang ulang tahun.

Sedangkan perayaan ulang tahun pertama kali diadakan di Eropa, dimulai

dengan ketakukan dengan adanya roh jahat yang akan datang pada saat seseorang

berulang tahun, untuk menjaga hal-hal yang jahat teman-teman dan keluarga

diundang datang saat seseorang berulang tahun untuk memberikan doa serta

pengharapan yang baik bagi yang berulang tahun. Memberikan kado juga

dipercaya dapat memberikan rasa gembira bagi orang yang berulang tahun

sehingga dapat mengusir roh-roh jahat tersebut. 8

Perayakan ulang tahun merupakan sejarah lama. Orang orang zaman dahulu

tidak mengetahui dengan pasti hari kelahiran mereka. Karena waktu itu mereka

menggunakan tanda waktu dari pergantian bulan dan musim. Sejalan dengan

peradaban manusia. Diciptakan kalender-kalender memudahakan manusia untuk

mengingat dan merayakan hal hal penting setiap tahunnya.dan ulang tahun

7
Nasir Moh. Al Hanin, Sejarah Peringatan Maulid Nabi SAW. (Maktabah Dakwah dan
Bimbingan Jaliyat Rabuwah, Islam House.Com) Edisi 1428-2017 h. 1
8
Fathurrahman, jurnal Perayaan Ulang tahun Dalam Perspektif Islam, Universitas negeri Malang,
hal. 307
22

merupakan salah satunya. Pada pesta ulang tahun pertama kalinya. Pesta diadakan

karena orang menduga akan adanya roh jahat yang mengganggu mereka. Jadi

mereka mengundang teman dan kerabat untuk menghadiri pesta ulang tahun

mereka sehingga roh-roh jahat tidak jadi mengganggu yang berulang tahun.

Dalam pesta-pesta selanjutnya banyak dari keluargadan teman yang membawa

kado atau bunga untuk yang berulang tahun. Saat ini kebanyakan pesta ulang

tahun diadakan untuk bersenang senang. Jika orang yang di undang tidak bisa

menghadiri pesta ulang tahun. Biasanya mereka akan mengirimkan kartu ucapan

selamat ulang tahun. Tradisi mengirimkan kartu ucapan dimulai di inggris sekitar

seratus tahun yang lalu pada awal mulanya hanya raja saja yang dirayakan ulang

tahunnya mungkin disini ulang tahun bermula. Seiring waktu berlalu anak anak

diikut sertakan dalam pesta ulang tahun. Pesta ulang tahun untuk anak pertama

kali terjadi di jerman dan dinamakan “ kinderfeste” tetapi saat ini pesta ulang

tahun bisa diadakan oleh siapa saja terutama yang punya uang. 9

D. Polemik Ulang Tahun

Perayaan ulang tahun tentunya tidak pernah diperintahkan oleh Nabi saw.,

tidak pula disinggung secara langsung dalam dalil-dalil syar‘i dan tidak ada pula

ayat-ayat al-Quran atau hadits Nabawi yang memerintahkan kita untuk merayakan

ulang tahun. Sebaliknya, tidak ada pula larangan yang bersifat langsung untuk

melarang perayaan ulang tahun tersebut. 10

9
Banny Adam Wibowo, jurnal Acamedia perayaan ulang tahun MC Donald’s sebagai
perilaku konsumtif orang tua, (malang, Universitas Brawijaya), h.3
10
Fathurrahman, jurnal Repository Perayaan Ulang tahun Dalam Perspektif Islam, Universitas
negeri Malang, hal. 5
23

1. Membolehkan Perayaan Ulang Tahun

Ada beberapa ulama maupun fakar ilmuan yang cenderung membolehkan

merayakan ulang tahun dengan landasan yang kuat. Diantaraanya :

a. Perayaan ulang tahun bukanlah ibadah ritual sehingga selama tidak ada

larangannya yang secara langsung disebutkan di dalam nash al-Qur`an atau

sunnah, maka hukum asalnya adalah boleh. Ini sesuai dengan kaidah ushul

fiqih “‫ ”اﻻﺻﻞ ﻓﻲ اﻟﻤﻌﺎﻣﻠﺔ ا ﻻﺑﺎﺣﺔ اﻻ ان ﯾﺪل دﻟﯿﻞ ﻋﻠﻰ ﺗﺤﺮﯾﻤﮭﺎ‬Hukum asal dalam sebuah

bentuk muammalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang

mengharamkan. 11Kemudian ulama Ahulussunnah berpendapat bahwasannya

boleh menampakan kegembiraan dan membagi-bagikan makanan dalam

rangka merayakan kelahiran Nabi Muhammad SWA. 12

b. Hadisnya

‫ﺻ ْﻮِم ﻳَـ ْﻮِم‬ ِ ِ َ ‫ي رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ) أَ ﱠن رﺳ‬


َ ‫ﻮل اَﻟﻠﱠﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ُﺳﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ‬ َُ ‫ﺼﺎ ِر ﱢ‬ َ َ‫َﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ ﻗَـﺘ‬
َ ْ‫ﺎد َة اَْﻷَﻧ‬

‫ﺎﺿﻴَﺔَ َو ُﺳﺌِ َﻞ‬


ِ ‫ﺴﻨَﺔَ اَﻟْﻤ‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ ﻳُ َﻜ ﱢﻔ ُﺮ اَﻟ ﱠ‬:‫ﺎل‬ َ ‫ َو ُﺳﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ ﺻﻴَ ِﺎم ﻳَـ ْﻮم َﻋﺎ ُﺷ‬, َ‫ﺴﻨَﺔَ اَﻟ َْﻤﺎﺿﻴَﺔَ َواﻟْﺒَﺎﻗﻴَﺔ‬
َ َ‫ ﻗ‬.َ‫ﻮراء‬ ‫ ﻳُ َﻜ ﱢﻔ ُﺮ اَﻟ ﱠ‬:‫ﺎل‬
َ َ‫ ﻗ‬.َ‫َﻋ َﺮﻓَﺔ‬

‫ أ َْو أُﻧْ ِﺰ َل َﻋﻠَ ﱠﻲ ﻓِ ِﻴﻪ ( َرَواﻩُ ُﻣ ْﺴﻠِﻢ‬,‫ﺖ ﻓِ ِﻴﻪ‬ ُ ‫اك ﻳَـ ْﻮمٌ ُوﻟِ ْﺪ‬
ُ ْ‫ت ﻓِﻴﻪ َوﺑُِﻌﺜ‬ َ َ‫ ﻗ‬,‫ﺻ ْﻮِﻣﻴَـ ْﻮِم اَِﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ‬
َ َ‫ ذ‬:‫ﺎل‬ َ ‫َﻋ ْﻦ‬

Artinya: “Dari Abu Qotadah al-Anshory r.a bahwa Rasulullah saw.


pernahditanya mengenai puasa hari ’Arafah, lalu beliau menjawab:
"Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang." Beliau
juga ditanya tentang puasa hari ’Asyura, lalu beliau menjawab: "Ia
menghapus dosa-dosa tahun yang lalu." Dan ketika ditanya tentang
puasa hari Senin, beliau menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku,
11
Abu Abdillah Ahmad bin Amr bin Musa’id Al-Khadzimi, Syrah Li Al-Qawaidi Al-
Ushul wa Ma’aqid Al-fushul, juz 1, Bab Anasir Al-Dars, h.14
12
Lemabaga Kajia Islam Ahulussunnah Wal jama’ah,Hujjah Ahlussunnah Wal Jama’ah
Atas Penyimpangan Kaum Wahabiyah Pengikut Ibn Taimiyah dan Muhammad Ibn Abdul Wahab,
(Tangsel,pustaka Asyari,2011),h.4
24

hari aku diutus dan hari diturunkan al-Qur'an padaku." (HR.


Muslim). 13

Hadis diatas merupakan salah satu rujukan bagi orang untuk melaksanakan

ibadah puasa, dimana hal tersebut juga dianggap bagian dari pelegalan atas

kegiatan ulang tahun.

1. Ulama yang Melarang Perayaan Ulang Tahun

Cukup banyak ulama tidak menyetujui perayaan ulang tahun yang

diadakan tiap tahun. Tentu mereka datang dengan dalil dan hujjah yang kuat. Di

antara alasan penolakan mereka terhadap perayaan ulang tahun adalah itu diimpor

begitu saja dari barat yang nota bene bukan beragama Islam sebagai bentuk

adaptasi terhadap pengaruh westernisasi 14. Mengadakan pesta ultah dengan cara

sebagaimana dilakukan oleh orang non mulim seperti menyalakan lilin, lagu-

laguan, dan lain-lain semua itu tidak ada dalam ajaran islam dan hukumnya

haram. Alangkah baiknya bila biaya yang digunakan pesta itu dimanfaatkan untuk

yang lebih baik, misalnya diberikan kepada fakir miskin, dakwah islam atau untuk

orang yang membutuhkan. 15

Hal tersebut dikuatkan oleh dalil yang melarang umat Islam meniru-niru

perbuatan orang-orang kafir.Nabi shallallahu alaihi wasallam telah bersabda

dalam hadits Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma:

‫ﺸﺒﱠﻪَ ﺑَِﻘ ْﻮٍم ﻓَـ ُﻬ َﻮ ِﻣ ْﻨـ ُﻬ ْﻢ‬


َ َ‫ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻗﺎل ﻗﺎل رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ و ﺳﻠﻢ َﻣ ْﻦ ﺗ‬

13
Imam Abi Dzakariya bin Yahya, Shahih Muslim, Bab Puasa h, 520.
14
Proses dimana masyarakat berada dibawah atas pengadopsin budaya barat
15
tanya jawab tentang Islam oleh Ustad Muksin Matheer, Penerbit HB Lembar Lngit ,2015, h.60

1001
25

Artinya: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk


dari mereka”. 16

Demikian juga dengan pujian dari Ibnu Katsir, sama sekali tidak bisa

dijadikan landasan perintah untuk melakukan seremonial khusus dihari itu. Sebab

ibnu katsir hanya memuji malam hari dimana nabi Muhammad SAW lahir, namun

tidak sampai memerintahkan penyelenggaraan seremonial. Demikian juga dengan

alasan bahwa Rasulullah SAW berpuasa dihari senin, karena hal itu merupakan

hari kelahirannya. Hujjah ini tidak bisa dipakai, karena yang saat dilakukan bukan

berpuasa, tapi melakukan berbagai macam aktifitas setahun sekali. 17

2. Pandangan Penulis Terkait Perayaan Ulang Tahun

Dalam persoalan ini penulis mencoba untuk mempelajari lebih dalam

perihal perayaan hari ulang tahun. Penulis akan mencoba merumuskan dan

memberikan pertimbangan terkait boleh atau tidaknya merayakan ulang tahun

yang Pertama, pikirkan tujuan apa yang ingin kita capai. Apakah sebagai bukti

rasa syukur atau menghambur-hamburkan uang ? atau hanya sekedar mengikuti

tradisi orang? Kedua, manfaat apa yang akan kita dapatkan dari perayaan tersebut.

Apakah untuk menguatkan dan menambah keimanan atau malah sebaliknya?

Ketiga, bagaimana acara itu dilaksanakan. Apakah sesuai dengan ketentuan syar’i

atau malah bertolak belakang ?

Bila perayaan ulang tahun sejalan dengan syar’i dan memiliki manfaat yang

positif, itu boleh-boleh saja karena sebagai wujud nyata rasa syukur kita kepada

16
Al-hafidz Abi Daud Sulaiman astajistani, Sunan Abu Daun, (Libanon: Dar al-Fikr, 2003
M/1424 H), juz 2, hal. 261. Dan Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad ibnu Hambal.
(bayrut: al-Maktabah al-Islami, 1978 M/1398 H, juz 2, hal.50

17
Hammad Abu Muawiyah as-Shalafi, Studi Kritis Perayaan maulid Nabi, al-Maktabah al-
Atsariyah Ma’had Tanwir as-Sunnah, PKG Goa-Sulawesi Selatan, 2007, hal. 201
26

Allah. Sebaliknya, bila perayaan itu bertentangan dengan syar’i dan berdampak

negatif, apa ruginya bila kita tidak merayakannya.


BAB III

MERAYAKAN HARI ULANG TAHUN


(STUDI PENGAMALAN HADIS TENTANG HARI LAHIR
MASYARAKAT KAMPUNG PASIR KONCI KECAMATAN CIKARANG
SELATAN KABUPATEN BEKASI)
Meski menjadi sumber ajaran Islam nomor dua setelah al-Qur’an, hadis

merupakan sesuatu yang sangat penting bagi umat Islam karena di dalamnya

terungkap berbagai tradisi-tradisi yang berkembang pada masa Nabi saw. Tradisi-

tradisi tersebut mengacu kepada pribadi Nabi saw. sebagai utusan Allah swt.

Tradisi-tradisi maupun ajaran-ajaran yang dilakukan oleh Nabi saw. terus

berlanjut, berjalan dan berkembang sehingga umat manusia di zaman sekarang ini

mampu memahami, merekam dan melaksanakan tuntunan ajaran-ajaran Islam

yang sesuai dengan ajaran-ajaran yang dicontohkan Nabi saw. 1

Namun, terkait erat dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat

zaman sekarang yang semakin kompleks dan diiringi adanya keinginan untuk

melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi

saw., maka hadis menjadi sesuatu yang hidup dalam masyarakat. Fenomena-

fenomena kontemporer baik itu spiritual, politik dan sosail harus diproyeksikan

kembali sesuai dengan penafsiran hadis yang dinamis. Hal inilah yang kemudian

dalam ilmu hadis dikenal sebagai hadis yang hidup (living hadis). 2

1
M. Alfatih Suryadilaga, Aplikasi Penelitian Hadis Dari Teks ke Konteks (Yogyakarta:
Teras, 2009), h.1
2
Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: TH
Press, 20070, Cet.1, h.100

27
28

A. Living Hadis dan Macam-Macamnya

Living Hadis adalah sunah Nabi yang secara bebas ditafsirkan oleh para

ulama, penguasaan dan hakim sesuai dengan situasi yang meraka hadapi, atau

disebut juga dengan “Suunah ayang hidup” 3.Sedangkan menurut jumhur al-

muḥaddiṡīn, hadis diartikan sebagai :

‫ﻒ ﻟﻠﻨّﺒِ ﱢﻲ ﺻﻠّﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠّﻢ ﻗَـ ْﻮﻻً او ﻓِ ْﻌﻼً او ﺗَـ ْﻘ ِﺮﻳْـ ًﺮا او ﻧَ ْﺤ َﻮ َﻫﺎ‬ ِ ُ‫ﻣﺎ ا‬
َ ‫ﺿ ْﻴ‬
Artinya: “Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. baik
berupa perkataan, perbuatan, pernyataan dan yang
sebagainya”. 4

Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw. bukan dikatakan

sebagai hadis saja, tetapi dikatakan pula sebagai sunnah. Di kalangan ulama hadis

terjadi perbedaan pendapat tentang istilah hadis dan sunnah. Menurut ulama

mutaqaddimīn, hadis merupakan segala perkataan, perbuatan atau ketetapan yang

disandarkan kepada Nabi saw. pasca kenabian. Sedangkan sunnah merupakan

segala sesuatu yang diambil dari Nabi saw. tanpa membatasi waktu. Menurut

ulama muta’akhkhirīn, hadis dan sunnah memiliki arti yang sama, segala ucapan,

perbuatan, atau ketetapan Nabi saw. 5

Di zaman sekarang ini, hadis harus ditafsirkan di dalam situasi-situasi

yang baru untuk menghadapi problema-problema yang baru, baik dalam bidang

sosial, moral, dan lain-lainnya. Sebab itulah perlu reevaluasi, reinterpretasi dan

3
M.Khoiril Anwar, Living Hadis (http://Journal iaingorontalo.ac.id./Index.php./fa (UIN
Sunan Kalijaga, Juni 2015). h.1.
4
Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul Hadits (Bandung: al-Ma’arif, 1974),
Cet.Pertama, h.20
5
Ṣubḥī Ṣālīḥ, ‘Ulūm al-Ḥadīṡ wa Muṣṭalaḥuhū (Beirūt: Dār al-‘Ilm li al-Malāyīn, 1988),
h.3-5
29

yang sudah berubah. Inilah yang disebut dengan istilah living hadis (hadis yang

hidup). 6

Dengan kata lain, living hadis merupakan salah satu konsep

pengaplikasian hadis Nabi saw. yang dianggap sebagai salah satu konsep yang

bisa mengikuti laju globalisai dan modernitas yang melanda umat islam pada

zaman sekarang ini. 7

Fazlur Rahman menyebutkan bahwa hadis Nabi saw. sebagai “hadis yang

hidup” yang bersifat dinamis harus ditafsirkan secara situasional dan

diadaptasikan ke dalam situasi dewasa ini. 8

1. Macam-Macam Living Hadis

Hadis Nabi saw. yang menjadi acuan umat Islam telah termanifestasikan

dalam kehidupan masyarakat. Sebab itu, dalam living hadis paling tidak ada tiga

variasi, yaitu tradisi tulis, tradisi lisan dan tradisi praktik. 9

a. Tradisi Tulis

Masyarakat seringkali mengabadikan hadis dalam bentuk tulisan untuk

kepentingan-kepentingan tertentu sesuai dengan makna yang mereka pahami.

Tradisi tulis menulis ini sangat penting dalam perkembangan living hadis. Tulis

menulis sebagai bentuk ungkapan sering terpampang dalam tempat-tempat yang

strategis, seperti masjid, sekolah, pesantren, dan fasilitas umum lainnya. Banyak

tulisan yang terpampang di tempat-tempat tersebut bersumber dari hadis Nabi

6
Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: TH
Press, 20070, Cet.1, h.100
7
Arifuddin Ahmad, Metodologi Pemahaman Hadi : Kajian Ilmu Ma’anil al-
Hadis, (Makassar: Alauddin University Press 2013), h. 2
8
Fazlur Rahman, Membuka Pintu Ijtihad, terj. Anas Mahyuddin (Bandung: Pustaka,
1984), h.131
9
Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, h.116
30

saw., bahkan ada pula tulisan yang bukan hadis Nabi saw. namun di masyarakat

di anggap sebagai hadis Nabi saw., seperti ‫( اﻟﻨﻈﺎﻓﺔ ﻣﻦ اﻹﻳﻤﺎ‬kebersihan sebagian dari

iman) yang dipampang dengan tujuan untuk menciptakan suasana kenyamanan

dan kebersihan lingkungan.

Sebagai contoh tradisi tulis adalah hadis Nabi saw. yang berbunyi :

. 10‫ﻟﻦ ﻳﻔﻠﺢ ﻗﻮم وﻟﻮ اﻣﺮﻫﻢ إﻣﺮأة‬


Artinya:“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan
perkaranya kepada seorang perempuan.”

Dalam hadis tersebut terdapat isyarat bahwa pemerintahan yang dipimpin

oleh seorang wanita tidak akan makmur dan sukses. Menurut jumhur ulama,

khususnya imam al-Ghazali mengatakan bahwa syarat penting seorang pemimpin

diantaranya harus laki-laki. 11

Membahas dan menyarah hadis tidak dapat diartikan secara tekstual

belaka.Oleh karena itu, perlu membaca dan menelaah latar belakang adanya hadis

tersebut. Hadis tersebut tidak dapat berlaku umum karena ada peristiwa khusus,

yakni sebagai respon Nabi saw. terhadap kerajaan Persia yang telah mengangkat

perempuan, Buwaran binti Syairawaih ibn Kisra sebagai raja. 12 Dengan demikian,

pemahaman terhadap hadis Nabi saw. harus dilakukan dengan pendekatan

temporal, lokal, dan kontekstual, bukan hanya sekedar tekstual saja.

b. Tradisi Lisan

10
Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Matan Masykul Al-Bukhari
(Beirut: Daar Al-fikr, 2006), juz.3, hal.89.
11
Munawir Syadjali, Islam dan Tata Negara (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993), h.78
12
Ibn Hamzah al-Husaini al-hanafi al-Damsyiqi, Asbabul wurud; latar Belakang Historis
Timbulnya Hadis-hadis Rasul (Jakarta: Kamal Mulia, 2002), Cet.1, h.151
31

Tradisi lisan dalam living hadis sebenarnya muncul seiring dengan praktik

yang dijalankan oleh umat Islam. Seperti bacaan dalam melaksanakan shalat

shubuh di hari Jum’at. Dikalangan pesantren yang ustadnya hafiz al-Qur’an,

shalat shubuh hari Jum’at relatif panjang karena membaca dua surat panjang,

yaitu surat as-Sajdah dan al-Insan. Adapun dalam shalat Jum’ah membaca surat

al-Jumu’ah dan al-Munafiqun. 13 Sebagaimana sabda nabi saw. ;

‫اﺷ ٍﺪ َﻋ ْﻦ ُﻣ ْﺴﻠِ ٍﻢ‬


ِ ‫ﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ أَﺑﻮ ﺑ ْﻜ ِﺮ ﺑﻦ أَﺑِﻲ َﺷﻴﺒﺔَ ﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ َﻋﺒ َﺪةُ ﺑﻦ ﺳﻠَﻴﻤﺎ َن َﻋﻦ ﺳ ْﻔﻴﺎ َن َﻋﻦ ﻣ َﺨ ﱠﻮ ِل ﺑ ِﻦ ر‬
َ ْ ُ ْ َُ ْ َْ ُ ُْ ْ َ َْ ُْ َ ُ َ

‫ﺻ َﻼةِ اﻟْ َﻔ ْﺠ ِﺮ ﻳَـ ْﻮ َم‬ ِ ِ


َ ‫ﺎس أَ ﱠن اﻟﻨﱠﺒِ ﱠﻲ‬
َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ ﻋَﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻛﺎ َن ﻳَـ ْﻘ َﺮأُ ﻓﻲ‬
ِ ‫اﻟْﺒ ِﻄﻴ ِﻦ َﻋﻦ ﺳ ِﻌ‬
ٍ ‫ﻴﺪ ﺑْ ِﻦ ُﺟﺒَـ ْﻴ ٍﺮ َﻋ ْﻦ اﺑْ ِﻦ َﻋﺒﱠ‬ َ ْ َ

ُ‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻛﺎ َن ﻳَـ ْﻘ َﺮأ‬ ْ ‫ﺎن ِﺣﻴ ٌﻦ ِﻣ ْﻦ اﻟﺪ‬
َ ‫ﱠﻫ ِﺮ َوأَ ﱠن اﻟﻨﱠﺒِ ﱠﻲ‬
ِ ‫اﻹﻧْﺴ‬ ِ ‫اﻟْﺠﻤﻌ ِﺔ اﻟﻢ ﺗَـ ْﻨ ِﺰﻳﻞ اﻟ ﱠ‬
َ ِْ ‫ﺴ ْﺠ َﺪة َو َﻫ ْﻞ أَﺗَﻰ َﻋﻠَﻰ‬ ُ َُُ

ِ ٍ ْ‫ﻴﻦ و َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ اﺑْ ُﻦ ﻧُ َﻤ ْﻴ ٍﺮ َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ أَﺑِﻲ ح و َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ أَﺑُﻮ ُﻛ َﺮﻳ‬ ِِ ِ ‫ﻓِﻲ ﺻ َﻼةِ اﻟْﺠﻤﻌ ِﺔ ﺳﻮرةَ اﻟ‬
ٌ ‫ﺐ َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ َوﻛ‬
‫ﻴﻊ‬ َ ‫ْﺠ ُﻤ َﻌﺔ َواﻟ ُْﻤﻨَﺎﻓﻘ‬
ُ َ ُ َُُ َ

‫ﺎد ِﻣﺜْـﻠَﻪُ و َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ُﺪ ﺑْ ُﻦ ﺑَ ﱠ‬


‫ﺸﺎ ٍر َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ُﺪ ﺑْ ُﻦ َﺟ ْﻌ َﻔ ٍﺮ َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ُﺷ ْﻌﺒَﺔُ َﻋ ْﻦ‬ ِ َ‫اﻹﺳﻨ‬ ِ
ْ ِْ ‫ﻛ َﻼ ُﻫ َﻤﺎ َﻋ ْﻦ ُﺳ ْﻔﻴَﺎ َن ﺑِ َﻬ َﺬا‬

‫ﺎل ُﺳ ْﻔﻴَﺎ ُن‬ ‫ﺎد ِﻣﺜْـﻠَﻪُ ﻓِﻲ اﻟ ﱠ‬


َ َ‫ﺼ َﻼﺗَـ ْﻴ ِﻦ ﻛِ ْﻠﺘَـ ْﻴ ِﻬ َﻤﺎ َﻛ َﻤﺎ ﻗ‬ ِ َ‫اﻹﺳﻨ‬
ْ ِْ ‫ُﻣ َﺨ ﱠﻮ ٍل ﺑِ َﻬ َﺬا‬

Artinya:“Telah menceritakan kepada kami (Abu Bakar bin Abu


Syaibah)telah menceritakan kepada kami (Abdah bin Sulaiman)
dari (Sufyan) dari (Mukhawwal bin Rasyid) dari (Muslim Al
Bathin) dari (Sa'id bin Jubair) dari (Ibnu Abbas) bahwa biasanya
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika mengerjakan shalat
Shubuh pada hari Jum'at, beliau membaca: "ALIF LAAM MIIM
TANZIIL" (surat As Sajadah) dan, "HAL ATAA 'ALAL INSAANI
HIINUM MINAD DAHRI" (surat Al Insan). Dan dalam shalat
Jum'at beliau membaca surat Al Jumu'ah dan surat Al Munafiqun.
Dan telah menceritakan kepada kami (Ibnu Numair) telah
menceritakan kepada kami (bapakku) dalam jalur lain- dan Telah
menceritakan kepada kami (Abu Kuraib) telah menceritakan
kepada kami (Waki') keduanya dari (Sufyan) dengan isnad ini. Dan
13
Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis h.121
32

telah menceritakan kepada kami (Muhammad bin Basysyar) telah


menceritakan kepada kami (Muhammad bin Ja'far) telah
menceritakan kepada kami (Syu'bah) dari (Mukhawwal) dengan
sanad-sanad ini semisalnya pada dua shalat, sebagaimana yang
dikatakan Sufyan.
c. Tradisi Praktik

Tadisi praktek dalam living hadis ini cenderung banyak dilakukan oleh

umat Islam. Hal ini didasarkan atas sosok Nabi Muhammad saw. dalam

menyampaikan ajaran Islam. Salah satu contoh adalah masalah ziarah kubur bagi

perempuan. Persoalan ziarah kubur merupakan suatu yang terus hidup di

masyarakat, terutama di kalangan masyarakat Tradisional. Hadis Nabi saw. :

‫ﺎل‬
َ َ‫ﺎس ﻗ‬ ُ ‫ﺻﺎﻟِ ٍﺢ ﻳُ َﺤﺪ‬
ٍ ‫ﱢث َﻋ ْﻦ اﺑْ ِﻦ َﻋﺒﱠ‬ ُ ‫ﺎل َﺳ ِﻤ ْﻌ‬
َ ‫ﺖ أَﺑَﺎ‬ َ ‫َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ُﺪ ﺑْ ُﻦ َﻛﺜِﻴ ٍﺮ أَ ْﺧﺒَـ َﺮﻧَﺎ ُﺷ ْﻌﺒَﺔُ َﻋ ْﻦ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ِﺪ ﺑْ ِﻦ ُﺟ َﺤ‬
َ َ‫ﺎدةَ ﻗ‬

ِ ‫ﱠﺨ ِﺬﻳﻦ َﻋﻠَﻴـﻬﺎ اﻟْﻤﺴ‬


ِ ِ ِ ‫ﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ ﱠ ﱠ ِ ﱠ‬
‫ج‬
َ ‫ﺴ ُﺮ‬
‫ﺎﺟ َﺪ َواﻟ ﱡ‬ َ َ َ ْ َ ‫ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠ َﻢ َزاﺋ َﺮات اﻟْ ُﻘﺒُﻮِر َواﻟ ُْﻤﺘ‬ ُ ‫ﻟ ََﻌ َﻦ َر ُﺳ‬
14
َ

Artinya:“Rasulullah saw. melaknat peziarah kubur perempuan dan orang-


orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid dan bangunan
lainnya”.
.
Dalam masalah wanita pergi zaiarah kubur, ulama Hanafi memberikan

keringanan. Sedangkan di antara ulama ada yang menghukumi makruh bagi

wanita yang kurang tabah dan emosional. Adanya laknat tersebut oleh al-Qurtubi

dialamatkan kepada para wanita yang sering pergi ke makam dengan

menghiraukan kewajibannya terhadap masalah rumah tangga, tugas-tugas

keseharian dan sebagainya. 15

Abū Dāwūd, Sunan Abū Dāwūd, Bābu Fī Ziyārati al-Nisā al-Qubūr (Beirūt: Dār al-
14

Fikr, 1994), h.172


15
Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, 128
33

B. Hadis Memperingati Ulang Tahun

1. Takhrīj al-Ḥadīṡ Anna Rasūlallāh Suila ’an Ṣaumi Yaumi al-Iṡnain

Takhrīj berasal dari kata ‫( ﺧﺮج‬kharaja) yang berarti “tampak” atau “jelas”.

Para ahli bahasa mengartikan takhrīj dengan arti mengeluarkan (al-

istinbāṭ). 16Kegiatan takhrīj ini dilakukan dengan tujuan : Pertama, untuk

mengetahui asal-usul riwayat hadis yang sedang diteliti. Kedua, untuk mengetahui

seluruh riwayat hadis yang diteliti, karena mungkin saja hadis tersebut memiliki

lebih dari satu sanad, atau mungkin juga kwalitas sanad itu berbeda-beda. 17

Dalam hal ini, penulis akan melakukan takhrīj terhadap hadis yang ada

kaitannya dengan penelitian yang sedang penulis kaji (lihat hadis di atas). Setelah

melakukan penelitian dengan menggunakan metode lafal (metode kata) yang

terdapat dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaẓ al-Ḥadīṡ al-Nabawī dan

metode awal matan yang terdapat dalam kitab Miftāḥ al-Kunūz al-Sunnah, maka

diperoleh keterangan sebagai berikut :

18
‫ﺻ ْﻮِم ﻳَـ ْﻮِم اَِﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ‬
َ
197 ,196 ‫ ﺻﯿﺎم‬: ‫م‬

19
‫ﺻ ْﻮِم ﻳَـ ْﻮِم اَِﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ‬
َ

16
M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis (Bandung: Pustaka Setia, 2009),
Cet.ke-1, h.198.
17
M. syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi saw. (Jakarta: Bulan Bintang,
1992), Cet ke-1, h.44
18
A.J.Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaẓ al-Ḥadīṡ al-Nabawī (Leiden: E.J. Brill,
1936), Juz.3, h.464
‫‪34‬‬

‫م ‪ :‬ﺻﯿﺎم ‪198 ,197‬‬

‫ت ‪45 ,44 : 6 :‬‬

‫ن ‪70 ,36 : 22 :‬‬

‫‪Berikut adalah riwayat-riwayat hadis di atas dari setiap mukharrij‬‬

‫‪berdasarkan naskah aslinya.‬‬

‫‪Susunan yang terdapat dalam Ṣaḥīḥ Muslim :‬‬

‫ﻆ ِﻻﺑْ ِﻦ اﻟ ُْﻤﺜَـﻨﱠﻰ ‪ -‬ﻗَ َﺎﻻ‪َ :‬ﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ُﺪ ﺑْ ُﻦ َﺟ ْﻌ َﻔ ٍﺮ‪َ ،‬ﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ‬


‫ﺸﺎ ٍر‪َ - ،‬واﻟﻠﱠ ْﻔ ُ‬
‫َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ُﺪ ﺑْ ُﻦ اﻟ ُْﻤﺜَـﻨﱠﻰ‪َ ،‬وُﻣ َﺤ ﱠﻤ ُﺪ ﺑْ ُﻦ ﺑَ ﱠ‬

‫ي رِ‬
‫ﺿ َﻲ اﷲُ َﻋ ْﻨﻪُ‪ ،‬أَ ﱠن‬‫ﺼﺎ ِر ﱢ َ‬ ‫اﷲ ﺑْ َﻦ َﻣ ْﻌﺒَ ٍﺪ اﻟ ﱢﺰﱠﻣﺎﻧِ ﱠﻲ‪َ ،‬ﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ ﻗَـﺘَ َ‬
‫ﺎد َة ْاﻷَﻧْ َ‬
‫ُﺷ ْﻌﺒﺔُ‪َ ،‬ﻋﻦ ﻏَﻴ َﻼ َن ﺑ ِﻦ ﺟ ِﺮﻳ ٍﺮ‪ ،‬ﺳ ِﻤﻊ َﻋﺒ َﺪ ِ‬
‫َ َ ْ‬ ‫َ ْ ْ ْ َ‬

‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‪ ،‬ﻓَـ َﻘ َ‬


‫ﺎل ﻋُ َﻤ ُﺮ‬ ‫ﻀﺐ رﺳ ُ ِ‬
‫ﻮل اﷲ َ‬
‫ِ‬ ‫ﺻ ْﻮِﻣ ِﻪ؟ ﻗَ َ‬
‫ﺎل‪ :‬ﻓَـﻐَ َ َ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ُﺳﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ َ‬
‫رﺳ َ ِ‬
‫ﻮل اﷲ َ‬ ‫َُ‬

‫ﺎل‪ :‬ﻓَﺴﺌِﻞ َﻋﻦ ِ‬


‫ﺻﻴَ ِﺎم‬ ‫ِ‬ ‫ﺎﻹ ْﺳ َﻼِم ِدﻳﻨًﺎ‪َ ،‬وﺑِ ُﻤ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َر ُﺳ ً‬
‫ﻮﻻ‪َ ،‬وﺑِﺒَـ ْﻴـ َﻌﺘﻨَﺎ ﺑَـ ْﻴـ َﻌﺔً‪ .‬ﻗَ َ ُ َ ْ‬
‫ﺿﻴﻨَﺎ ﺑِ ِ‬
‫ﺎﷲ َرﺑًّﺎ‪َ ،‬وﺑِ ِْ‬ ‫ﺿﻲ اﷲ َﻋ ْﻨﻪُ‪ :‬ر ِ‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫َر َ ُ‬

‫ﺻ ْﻮِم ﻳَـ ْﻮَﻣ ْﻴ ِﻦ َوإِﻓْﻄَﺎ ِر ﻳَـ ْﻮٍم؟‬ ‫ﺎل‪ :‬ﻓَ ِ‬


‫ﺴﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ َ‬
‫ﺎم َوَﻣﺎ أَﻓْﻄََﺮ ‪ «-‬ﻗَ َ ُ‬
‫ﺻَ‬ ‫ﺎم َوَﻻ أَﻓْﻄََﺮ ‪ -‬أ َْو َﻣﺎ َ‬
‫ﺻَ‬ ‫ﱠﻫ ِﺮ؟ ﻓَـ َﻘ َ‬
‫ﺎل‪َ » :‬ﻻ َ‬ ‫اﻟﺪ ْ‬

‫ﺎل‪:‬‬ ‫ﺖ أَ ﱠن اﷲَ ﻗَـ ﱠﻮاﻧَﺎ ﻟِ َﺬﻟِ َ‬


‫ﻚ« ﻗَ َ‬ ‫ﺻ ْﻮِم ﻳَـ ْﻮٍم‪َ ،‬وإِﻓْﻄَﺎ ِر ﻳَـ ْﻮَﻣ ْﻴ ِﻦ؟ ﻗَ َ‬
‫ﺎل‪» :‬ﻟ َْﻴ َ‬ ‫ﻚ؟« ﻗَ َ ِ‬
‫ﺎل‪َ :‬و ُﺳﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ َ‬ ‫ﻴﻖ ذَﻟِ َ‬
‫ﺎل‪َ » :‬وَﻣ ْﻦ ﻳُ ِﻄ ُ‬
‫ﻗَ َ‬

‫ﺻ ْﻮِم‬ ‫ِ‬
‫ﺎل‪َ :‬و ُﺳﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ َ‬
‫ﺴ َﻼم ‪ «-‬ﻗَ َ‬ ‫اك ﺻﻮم أ ِ‬
‫َﺧﻲ َد ُاو َد ‪ -‬ﻋَﻠَْﻴ ِﻪ اﻟ ﱠ‬ ‫ﺻ ْﻮِم ﻳَـ ْﻮٍم‪َ ،‬وإِﻓْﻄَﺎ ِر ﻳَـ ْﻮٍم؟ ﻗَ َ‬
‫ﺎل‪» :‬ذَ َ َ ْ ُ‬
‫ِ‬
‫َو ُﺳﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ َ‬

‫ﺻ ْﻮ ُم ﺛََﻼﺛٍَﺔ ِﻣ ْﻦ‬
‫ﺎل‪َ » :‬‬ ‫ﺖ ‪ -‬أ َْو أُﻧْ ِﺰ َل َﻋﻠَ ﱠﻲ ﻓِ ِﻴﻪ ‪ «-‬ﻗَ َ‬
‫ﺎل‪ :‬ﻓَـ َﻘ َ‬ ‫اك ﻳَـ ْﻮٌم ُوﻟِ ْﺪ ُ‬
‫ت ﻓِ ِﻴﻪ‪َ ،‬وﻳَـ ْﻮٌم ﺑُِﻌﺜْ ُ‬ ‫ﻳَـ ْﻮِم ِاﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ؟ ﻗَ َ‬
‫ﺎل‪َ » :‬ذ َ‬

‫ﺴﻨَﺔَ‬ ‫ﺻ ْﻮِم ﻳَـ ْﻮِم َﻋ َﺮﻓَﺔَ؟ ﻓَـ َﻘ َ‬


‫ﺎل‪» :‬ﻳُ َﻜ ﱢﻔ ُﺮ اﻟ ﱠ‬ ‫ِ‬ ‫ﱠﻫ ِﺮ« ﻗَ َ‬
‫ﺎل‪َ :‬و ُﺳﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ َ‬ ‫ﺻ ْﻮ ُم اﻟﺪ ْ‬ ‫ﻀﺎ َن إِﻟَﻰ َرَﻣ َ‬
‫ﻀﺎ َن‪َ ،‬‬ ‫ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻬ ٍﺮ‪َ ،‬وَرَﻣ َ‬

‫‪Muḥammad Fu’ād ‘Abd al-Bāqī Miftāḥ al-Kunūz al-Sunnah (Lahor : Idārah Tarjamān‬‬
‫‪19‬‬

‫‪al-Sunnah, 1978), h.288‬‬


35

ِ ‫ﺎﺿﻴﺔَ« وﻓِﻲ َﻫ َﺬا اﻟْﺤ ِﺪ‬


ِ ِ ِ ‫ وﺳﺌِﻞ ﻋﻦ‬:‫ﺎل‬ ِ ِ
‫ﻳﺚ‬ َ ‫ »ﻳُ َﻜ ﱢﻔ ُﺮ اﻟ ﱠ‬:‫ﺎل‬
َ َ ‫ﺴﻨَﺔَ اﻟ َْﻤ‬ َ ‫ﻮراءَ؟ ﻓَـ َﻘ‬
َ ‫ﺻ ْﻮم ﻳَـ ْﻮم َﻋﺎ ُﺷ‬
َ ْ َ َ ُ َ َ َ‫اﻟ َْﻤﺎﺿﻴَﺔَ َواﻟْﺒَﺎﻗﻴَﺔَ« ﻗ‬

20
ِ ‫ﺴ َﻜ ْﺘـﻨَﺎ َﻋ ْﻦ ِذ ْﻛ ِﺮ اﻟْ َﺨ ِﻤ‬
‫ﻴﺲ ﻟَ ﱠﻤﺎ ﻧُـ َﺮاﻩُ َو ْﻫ ًﻢ‬ ِ ‫ﺻ ْﻮِم ﻳَـ ْﻮِم ِاﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ َواﻟْ َﺨ ِﻤ‬
َ َ‫ﻴﺲ؟ ﻓ‬
ِ َ َ‫ِﻣﻦ ِرواﻳ ِﺔ ُﺷ ْﻌﺒﺔَ ﻗ‬
َ ‫ َو ُﺳﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ‬:‫ﺎل‬ َ ََ ْ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami (Muhammad bin Al Mutsanna) dan


(Muhammad bin Basysyar)-lafazhnya dari Ibnul Mutsanna- keduanya
berkata, Telah menceritakan kepada kami (Muhammad bin Ja'far) telah
menceritakan kepada kami (Syu'bah) dari (Ghailan bin Jarir) bahwa
mendengar(Abdullah bin Ma'bad Az Zimani) dari (Abu Qatadah Al
Anshari) radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam pernah ditanya mengenai puasanya, maka serta merta
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah, lalu umar pun
mengucapkan, "Kami rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama
dan Muhammad sebagai Rasul. Kami berlindung kepada Allah, dari
murka Allah dan Rasul-Nya dan Bai'at kami sebagai suatu Bai'at."
kemudian beliau ditanya tentang puasa sepanjang masa, maka beliau
menjawab: "Sebenarnya, ia tidak berpuasa dan tidak pula berbuka."
Kemudian beliau ditanya lagi mengenai puasa sehari dan berbuka dua
hari, beliau menjawab: "Semoga Allah memberikan kekuatan pada kita
untuk melakukannya." Lalu beliau ditanya mengenai puasa pada hari
senin, beliau menjawab: "Itu adalah hari, ketika aku dilahirkan dan aku
diutus (sebagai Rasul) atau pada hari itulah wahyu diturunkan atasku."
Kemudian beliau bersabda: “Puasa tiga hari pada setiap bulan dan
ramadan hingga ramadan berikutnya adalah puasa dahr.” Kemudian
beliau ditanya tentang puasa pada Arafah, maka beliau menjawab:
"Puasa itu akan menghapus dosa-dosa satu tahun yang lalu dan yang
akan datang." Kemudian beliau ditanya tentang puasa pada hari
'Asyura`, beliau menjawab: "Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang
tahun yang telah berlalu." Dan di dalam hadits ini, yakni dari riwayat
Syu'bah, ia berkata; "Dan beliau ditanya tentang puasa hari senin dan
kamis." Namun kami tidak menyebutkan puasa kamis, karena menurut
kami padanya terdapat Wahm (kekurang akuratan berita).

Al-Imām al-Ḥafīż Abī Ḥusain Muslim ibn Ḥajjāj al-Qusarī al-Naisaburī, Shahih
20

Muslim (Riyad: Daar Thayyibah Linnasyr wa al-Tauzi’, 1426 H), h.519


36

Susunan yang terdapat dalam Sunan Tirmiżī

‫ أَ ﱠن‬،َ‫ َﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ ُﻫ َﺮﻳْـ َﺮة‬،‫ َﻋ ْﻦ أَﺑِ ِﻴﻪ‬،‫ﺻﺎﻟِ ٍﺢ‬ َ ‫ َﻋ ْﻦ ُﺳ َﻬﻴْ ِﻞ ﺑْ ِﻦ أَﺑِﻲ‬،َ‫ﺎﻋﺔ‬ َ َ‫ َﻋ ْﻦ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ِﺪ ﺑْ ِﻦ ِرﻓ‬،‫ﺎﺻ ٍﻢ‬ِ ‫ ﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ أَﺑﻮ َﻋ‬:‫ﺎل‬
ُ َ َ َ‫َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ُﺪ ﺑْ ُﻦ ﻳَ ْﺤﻴَﻰ ﻗ‬
: «‫ﺻﺎﺋِ ٌﻢ‬ ِ
َ ‫ض َﻋ َﻤﻠﻲ َوأَﻧَﺎ‬ َ ‫ﺐ أَ ْن ﻳُـ ْﻌ َﺮ‬‫ ﻓَﺄ ُِﺣ ﱡ‬،‫ﻴﺲ‬
ِ ‫ﺎل ﻳَـ ْﻮَم ِاﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ َواﻟ َﺨ ِﻤ‬ُ ‫ض اﻷَ ْﻋ َﻤ‬ َ َ‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻗ‬
ُ ‫ »ﺗُـ ْﻌ َﺮ‬:‫ﺎل‬
ِ َ ‫رﺳ‬
َ ‫ﻮل اﻟﻠﱠﻪ‬ َُ
ِ ِ
ِ َ‫ﻳﺚ أَﺑِﻲ ُﻫﺮﻳْـﺮةَ ﻓﻲ َﻫ َﺬا اﻟﺒ‬ ِ
«‫ﻳﺐ‬ ٌ ‫ﺴ ٌﻦ ﻏَ ِﺮ‬
َ ‫ﻳﺚ َﺣ‬ ٌ ‫ﺎب َﺣﺪ‬ ُ ‫» َﺣﺪ‬
21
ََ
"Dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda: Amal-Amal dihadapkan
pada hari Senin dan Kamis. Maka aku suka amalku dihadapkan sementara aku
dalam keadaan berpuasa". Hadist Abu Hurairoh dalam bab ini adalah hadist
hasan dan ghorib.

ِ َ ‫ أَ ﱠن رﺳ‬،‫ َﻋﻦ أَﺑِﻲ ﻫﺮﻳـﺮَة‬،‫ َﻋﻦ أَﺑِ ِﻴﻪ‬،‫ َﻋﻦ ﺳﻬﻴ ِﻞ ﺑ ِﻦ أَﺑِﻲ ﺻﺎﻟِ ٍﺢ‬،‫ ﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ َﻋﺒ ُﺪ اﻟﻌ ِﺰﻳ ِﺰ ﺑﻦ ﻣﺤ ﱠﻤ ٍﺪ‬:‫ﺎل‬
ُ‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪ‬ َ ‫ﻮل اﻟﻠﱠﻪ‬ َُ ََْ ُ ْ ْ َ ْ َُْ ْ َ ُ ُْ َ ْ َ َ َ‫َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ ﻗُـﺘَـ ْﻴﺒَﺔُ ﻗ‬
َ ‫ ﻳـُ َﻘ‬،‫اﻟﻤ ْﻬﺘَ ِﺠ َﺮﻳْ ِﻦ‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫اﻟﺠﻨ ِﱠﺔ ﻳَـ ْﻮَم ِاﻻﺛْـﻨَـﻴْ ِﻦ َواﻟ َﺨ ِﻤ‬ َ َ‫َﻋﻠَﻴْ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻗ‬
:‫ﺎل‬ ُ ‫ﻴﺲ ﻓَـﻴُـﻐْ َﻔ ُﺮ ﻓﻴ ِﻬ َﻤﺎ ﻟ َﻤ ْﻦ َﻻ ﻳُ ْﺸ ِﺮ ُك ﺑﺎﻟﻠﱠﻪ َﺷﻴْﺌًﺎ إِﱠﻻ‬ َ ‫اب‬ُ ‫ﱠﺢ أَﺑْـ َﻮ‬
ُ ‫ " ﺗُـ َﻔﺘ‬:‫ﺎل‬
‫ َوَﻣ ْﻌﻨَﻰ‬. «‫ﺼﻄَﻠِ َﺤﺎ‬ ْ َ‫ »ذَ ُروا َﻫ َﺬﻳْ ِﻦ َﺣﺘﱠﻰ ﻳ‬:‫ﻳﺚ‬ ِ ‫ﺾ اﻟﺤ ِﺪ‬ ِ
َ ِ ‫ َوﻳُـ ْﺮَوى ﻓﻲ ﺑَـ ْﻌ‬.‫ﻴﺢ‬ ٌ ‫ﺻﺤ‬
ِ ‫ﻳﺚ ﺣﺴﻦ‬ ِ
َ ٌ َ َ ٌ ‫ َﻫ َﺬا َﺣﺪ‬:" ‫ﺼﻄَﻠ َﺤﺎ‬
ِ ‫ردﱡوا ﻫ َﺬﻳ ِﻦ ﺣﺘﱠﻰ ﻳ‬
َْ َ ْ َ ُ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ
‫ » َﻻ ﻳَﺤ ﱡﻞ ﻟ ُﻤ ْﺴﻠ ٍﻢ أَ ْن ﻳَـ ْﻬ ُﺠ َﺮ‬:‫ﺎل‬ َ ‫ي َﻋ ِﻦ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ‬
َ َ‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَ ْﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ أَﻧﱠﻪُ ﻗ‬ َ ‫ َو َﻫ َﺬا ﻣﺜْ ُﻞ َﻣﺎ ُر ِو‬،‫ﺼﺎ ِرَﻣ ْﻴ ِﻦ‬ ُ ‫ ﻳَـ ْﻌﻨﻲ‬:‫اﻟﻤ ْﻬﺘَﺠ َﺮﻳْ ِﻦ‬
َ َ‫اﻟﻤﺘ‬ ُ ‫ﻗَـ ْﻮﻟﻪ‬
22 ٍ ِ
«‫أَ َﺧﺎﻩُ ﻓَـ ْﻮ َق ﺛََﻼﺛَﺔ أَﻳﱠﺎم‬
"Dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda: Pintu-pintu surga dibuka
pada hari Senin dan Kamis, maka didapatkan ampunan dalam dua hari itu bagi
orang yang sedikitpun tidak bersekutu kepada Allah kecuali doa orang yang
berselisih, yang dikatakan: kembalikanlah kedua orang ini dalam keadaan bisa
berdamai." Ini adalah hadist hasan yang shohih. Dan diriwayatkan di sebagian
hadist: "biarkanlah kedua orang ini sehingga keduanya berdamai". Dan makna
perkataan "al-muhtajiroin" maksudnya adalah dua orang yang berselisih. Dan ini
seperti yang diriwayatkan dari Nabi saw bahwa beliau bersabda: "tidak halal
bagi muslim yang mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari"

Susunan yang terdapat dalam Sunan Nasā’i

َ َ‫ ﻗ‬،‫ َﺷ ْﻴ ٌﺦ ِﻣ ْﻦ أَ ْﻫ ِﻞ اﻟ َْﻤ ِﺪﻳﻨَ ِﺔ‬،‫ﺼ ِﻦ‬


‫ َﺣ ﱠﺪﺛَﻨِﻲ أَﺑُﻮ‬:‫ﺎل‬ ْ ُ‫ﺲ أَﺑُﻮ اﻟْﻐ‬ ٍ ‫ﺖ ﺑْ ُﻦ ﻗَـ ْﻴ‬ ُ ِ‫ َﺣ ﱠﺪﺛـَﻨَﺎ ﺛَﺎﺑ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫ ﻗ‬،‫ َﻋ ْﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ اﻟ ﱠﺮ ْﺣ َﻤ ِﻦ‬،‫أَ ْﺧﺒَـ َﺮﻧَﺎ َﻋ ْﻤ ُﺮو ﺑْ ُﻦ َﻋﻠِ ﱟﻲ‬
َ ‫ َوﺗُـ ْﻔ ِﻄ ُﺮ َﺣﺘﱠﻰ َﻻ ﺗَ َﻜ‬،‫ﺎد ﺗُـ ْﻔ ِﻄ ُﺮ‬
‫ﺎد‬ َ ‫ﻮم َﺣﺘﱠﻰ َﻻ ﺗَ َﻜ‬ُ ‫ﺼ‬ ُ َ‫ﻚ ﺗ‬ َ ‫ إِﻧﱠ‬،‫ﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ‬ َ ‫ ﻳَﺎ َر ُﺳ‬:‫ْﺖ‬ ُ ‫ ﻗُـﻠ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫ ﻗ‬،‫ُﺳ َﺎﻣﺔُ ﺑْ ُﻦ َزﻳْ ٍﺪ‬ ِ
َ ‫ َﺣ ﱠﺪﺛَﻨﻲ أ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫ ﻗ‬،‫ي‬ ٍ ‫ﺳ ِﻌ‬
‫ﻴﺪ اﻟ َْﻤ ْﻘﺒُ ِﺮ ﱡ‬ َ
:‫ﺎل‬
َ َ‫ ﻗ‬،‫ﻴﺲ‬ ِ ‫ ﻳَـ ْﻮَم ِاﻻﺛْـﻨَـﻴْ ِﻦ َوﻳَـ ْﻮَم اﻟْ َﺨ ِﻤ‬:‫ْﺖ‬
ُ ‫ي ﻳَـ ْﻮَﻣﻴْ ِﻦ؟« ﻗُـﻠ‬
‫ »أَ ﱡ‬:‫ﺎل‬ ُ ‫ﻚ َوإِﱠﻻ‬
َ َ‫ ﻗ‬،‫ﺻ ْﻤﺘَـ ُﻬ َﻤﺎ‬ َ ‫ﺻﻴَ ِﺎﻣ‬ِ ‫ إِﱠﻻ ﻳـﻮﻣﻴْ ِﻦ إِ ْن َد َﺧ َﻼ ﻓِﻲ‬،‫أَ ْن ﺗَﺼﻮم‬
َ َْ َ ُ
ِ ‫ ﻓَﺄ ُِﺣ ﱡ‬،‫ﻴﻦ‬ ُ ‫ض ﻓِﻴ ِﻬ َﻤﺎ ْاﻷَ ْﻋ َﻤ‬ ِ ‫ﻚ ﻳـﻮﻣ‬
23 ِ ِ ِ
«‫ﺻﺎﺋ ٌﻢ‬
َ ‫ض َﻋ َﻤﻠﻲ َوأَﻧَﺎ‬ َ ‫ﺐ أَ ْن ﻳُـ ْﻌ َﺮ‬ َ ‫ب اﻟ َْﻌﺎﻟَﻤ‬‫ﺎل َﻋﻠَﻰ َر ﱢ‬ ُ ‫ﺎن ﺗُـ ْﻌ َﺮ‬ َ ْ َ َ ‫»ذَاﻧ‬

21
Abi Isa Muhammad ibn Isa ibn Saurah, Sunan al-Tirmidzi (Beirut : Dar Ahyai al-
Turasi al-Arabi, 1968), h.112
22
Abi Isa Muhammad ibn Isa ibn Saurah, Sunan al-Tirmidzi, h.112
23
Jalāl al-Dīn al-Suyūtī, Sunan al-Nasā`ī bi Syarḥ al-Ḥafiż Jalāl al-Dīn al-Suyūtī (Beirut:
Dār al-Fikr,1930), h.428
37

"Dari Usamah bin Zaid ia berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah,


sesungguhnya engkau puasa sampai hampir tidak berbuka, dan berbuka sampai
seakan hampir tidak berpuasa, kecuali dua hari yang jika memasuki puasamu.
Jika tidak engkau memuasainya. Rasul bertanya: hari yang mana? Aku
menjawab: hari Senin dan Kamis. Rasul bersabda: itu adalah dua hari yang
semua amal dihadapkan kepada Tuhan semesta Alam, maka aku suka amalku
dihadapkkan sementara aku dalam keadaan berpuasa"

‫ َﻋ ْﻦ‬،‫ َﻋ ْﻦ َﺳ َﻮ ٍاء‬،‫ﻮد‬ ِ ‫ﺎﺻ ِﻢ ﺑ ِﻦ أَﺑِﻲ اﻟﻨﱠﺠ‬


ُ ْ ِ ‫ َﻋ ْﻦ َﻋ‬،‫ أَﻧْـﺒَﺄَﻧَﺎ َﺣ ﱠﻤﺎ ٌد‬:‫ﺎل‬ َ َ‫ ﻗ‬،‫ﻀ ُﺮ‬ َ َ‫ ﻗ‬،‫أَ ْﺧﺒَـ َﺮﻧِﻲ َزَﻛ ِﺮﻳﱠﺎ ﺑْ ُﻦ ﻳَ ْﺤﻴَﻰ‬
َ َ‫ ﻗ‬،‫ َﺣ ﱠﺪﺛَـﻨَﺎ إِ ْﺳ َﺤ ُﻖ‬:‫ﺎل‬
ْ ‫ أَﻧْـﺒَﺄَﻧَﺎ اﻟﻨﱠ‬:‫ﺎل‬
‫ْﺠ ُﻤ َﻌ ِﺔ اﻟﺜﱠﺎﻧِﻴَ ِﺔ‬ ِ ِ ِ ‫ﻮم ِﻣ ْﻦ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻬ ٍﺮ ﻳَـ ْﻮَم اﻟْ َﺨ ِﻤ‬ ِ ِ ُ ‫ » َﻛﺎ َن رﺳ‬:‫َﺖ‬
ُ ‫ َوﻣ َﻦ اﻟ‬،‫ َوﻳَـ ْﻮَم اﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ‬،‫ﻴﺲ‬ ُ ‫ﺼ‬ُ َ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻳ‬ َ ‫ﻮل اﻟﻠﱠﻪ‬ َُ ْ ‫ ﻗَﺎﻟ‬،َ‫ﺼﺔ‬ َ ‫َﺣ ْﻔ‬
24
‫ﻳَـ ْﻮَم ِاﻻﺛْـﻨَـﻴْ ِﻦ‬
"Dari Hafshah beliau berkata: "Rasulullah saw berpuasa dari setiap bulannya
pada hari Kamis dan Senin, dan dari satu Jumat yang kedua pada hari Senin".

Setelah dilakukan takhrīj al-ḥadīṡ, maka dapat diketahui bahwa terdapat

lima (5) hadis yang berbicara tentang puasa hari senin yang terdapat dalam tiga

(3) sumber kitab hadis, yaitu :

Sumber Jumlah
Kitab Bab Matan Hadis
Kitab Hadis
‫َﻋ ْﻦ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ُﺳﺌِ َﻞ‬
َ
ِ ‫ﻮل‬
‫اﷲ‬ َ ‫أَ ﱠن َر ُﺳ‬

ُ‫اﷲ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ‬ ِ ُ ‫ﻀﺐ رﺳ‬


َ ‫ﻮل اﷲ‬
ِ
ُ َ َ َ‫ﻓَـﻐ‬ َ َ‫ﺻ ْﻮِﻣ ِﻪ؟ ﻗ‬
:‫ﺎل‬ َ
‫ﺿﻴﻨَﺎ‬ِ ‫ ر‬:ُ‫ﺿﻲ اﷲ َﻋﻨْﻪ‬
َ
ِ
ُ َ ‫ﺎل ﻋُ َﻤ ُﺮ َر‬ َ ‫ ﻓَـ َﻘ‬،‫َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬
،‫ﻮﻻ‬ ً ‫ َوﺑِ ُﻤ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َر ُﺳ‬،‫ﺎﻹ ْﺳ َﻼِم ِدﻳﻨًﺎ‬
ِْ ِ‫ َوﺑ‬،‫ﺎﷲ َرﺑًّﺎ‬ ِ ِ‫ﺑ‬
ِ ‫ ﻓَﺴﺌِﻞ َﻋﻦ‬:‫ﺎل‬ ِ
‫ﱠﻫ ِﺮ؟‬ ْ ‫ﺻﻴَ ِﺎم اﻟﺪ‬ ْ َ ُ َ َ‫ ﻗ‬.ً‫َوﺑِﺒَـﻴْـ َﻌﺘﻨَﺎ ﺑَـ ْﻴـ َﻌﺔ‬
‫ﺑﺎب اﺳﺘﺤﺒﺎب ﺻﻴﺎم‬ ‫ﺻ َﺎم َوَﻣﺎ‬ َ ‫ أ َْو َﻣﺎ‬- ‫ﺻ َﺎم َوَﻻ أَﻓْﻄََﺮ‬ َ ‫ » َﻻ‬:‫ﺎل‬ َ ‫ﻓَـ َﻘ‬
‫م‬ 1
‫ﺛﻼﺛﺔ أﻳّﺎم ﻣﻦ ﻛﻞ‬ ‫ﺻ ْﻮِم ﻳَـ ْﻮَﻣ ْﻴ ِﻦ َوإِﻓْﻄَﺎ ِر‬
َ ‫ﺴﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ‬
ِ َ‫ ﻓ‬:‫ﺎل‬
ُ َ َ‫« ﻗ‬- ‫أَﻓْﻄََﺮ‬
‫ َو ُﺳﺌِ َﻞ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫ﻚ؟« ﻗ‬ َ ِ‫ﻴﻖ ذَﻟ‬ُ ‫ » َوَﻣ ْﻦ ﻳُ ِﻄ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫ﻳَـ ْﻮٍم؟ ﻗ‬
‫ﺖ أَ ﱠن‬ َ ‫ »ﻟ َْﻴ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫ َوإِﻓْﻄَﺎ ِر ﻳَـ ْﻮَﻣ ْﻴ ِﻦ؟ ﻗ‬،‫ﺻ ْﻮِم ﻳَـ ْﻮٍم‬
َ ‫َﻋ ْﻦ‬
،‫ﺻ ْﻮِم ﻳَـ ْﻮٍم‬ ِ
َ ‫ َو ُﺳﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫ﻚ« ﻗ‬ َ ِ‫اﷲَ ﻗَـ ﱠﻮاﻧَﺎ ﻟِ َﺬﻟ‬
- ‫َﺧﻲ َد ُاو َد‬ ِ ‫اك ﺻﻮم أ‬
ُ ْ َ َ َ‫ »ذ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫َوإِﻓْﻄَﺎ ِر ﻳَـ ْﻮٍم؟ ﻗ‬
‫ﺻ ْﻮِم ﻳَـ ْﻮِم‬ ِ
َ ‫ َو ُﺳﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ‬:‫ﺎل‬ َ َ‫« ﻗ‬- ‫ﺴ َﻼم‬ ‫َﻋﻠَْﻴ ِﻪ اﻟ ﱠ‬

24
Jalāl al-Dīn al-Suyūtī, Sunan al-Nasā`ī bi Syarḥ al-Ḥafiż Jalāl al-Dīn al-Suyūtī
‫‪38‬‬

‫ت ﻓِ ِﻴﻪ‪َ ،‬وﻳَـ ْﻮٌم‬ ‫اك ﻳَـ ْﻮٌم ُوﻟِ ْﺪ ُ‬ ‫ﺎل‪» :‬ذَ َ‬ ‫ِاﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ؟ ﻗَ َ‬
‫ﺎل‪:‬‬ ‫ﺎل‪ :‬ﻓَـ َﻘ َ‬‫ﺖ ‪ -‬أ َْو أُﻧْ ِﺰ َل َﻋﻠَ ﱠﻲ ﻓِ ِﻴﻪ ‪ «-‬ﻗَ َ‬ ‫ﺑُِﻌﺜْ ُ‬
‫ﻀﺎ َن إِﻟَﻰ‬ ‫ﺻ ْﻮُم ﺛََﻼﺛٍَﺔ ِﻣ ْﻦ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻬ ٍﺮ‪َ ،‬وَرَﻣ َ‬ ‫»َ‬
‫ﺻ ْﻮِم‬ ‫ِ‬
‫ﺎل‪َ :‬و ُﺳﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ َ‬ ‫ﺻ ْﻮُم اﻟ ﱠﺪ ْﻫ ِﺮ« ﻗَ َ‬ ‫ﻀﺎ َن‪َ ،‬‬ ‫َرَﻣ َ‬
‫ﺎﺿﻴَﺔَ‬‫ﺴﻨَﺔَ اﻟْﻤ ِ‬
‫َ‬ ‫ﺎل‪» :‬ﻳُ َﻜ ﱢﻔ ُﺮ اﻟ ﱠ‬ ‫ﻳَـ ْﻮِم َﻋ َﺮﻓَﺔَ؟ ﻓَـ َﻘ َ‬
‫اء؟‬ ‫ﺎل‪ :‬وﺳﺌِﻞ ﻋﻦ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ﻮر َ‬ ‫ﺻ ْﻮم ﻳَـ ْﻮم َﻋﺎ ُﺷ َ‬ ‫َواﻟْﺒَﺎﻗﻴَﺔَ« ﻗَ َ َ ُ َ َ ْ َ‬
‫ﺎﺿﻴَﺔَ« َوﻓِﻲ َﻫ َﺬا‬ ‫ﺴﻨَﺔَ اﻟْﻤ ِ‬
‫َ‬ ‫ﺎل‪» :‬ﻳُ َﻜ ﱢﻔ ُﺮ اﻟ ﱠ‬ ‫ﻓَـ َﻘ َ‬
‫ﺻ ْﻮِم‬ ‫ﻳﺚ ِﻣﻦ ِرواﻳ ِﺔ ُﺷ ْﻌﺒﺔَ ﻗَ َ ِ‬
‫ﺎل‪َ :‬و ُﺳﺌ َﻞ َﻋ ْﻦ َ‬ ‫ْ ََ َ‬
‫اﻟْﺤ ِﺪ ِ‬
‫َ‬
‫ﺴ َﻜ ْﺘـﻨَﺎ َﻋ ْﻦ ِذ ْﻛ ِﺮ‬ ‫ﻴﺲ؟ ﻓَ َ‬ ‫ﻳَـ ْﻮِم ِاﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ َواﻟْ َﺨ ِﻤ ِ‬
‫اﻟْ َﺨ ِﻤ ِ‬
‫ﻴﺲ ﻟَ ﱠﻤﺎ ﻧـُ َﺮاﻩُ َو ْﻫ ًﻢ‬
‫ﺎل ﻳَـ ْﻮَم ِاﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ َواﻟ َﺨ ِﻤ ِ‬
‫ﻴﺲ‪،‬‬ ‫ض اﻷَ ْﻋ َﻤ ُ‬ ‫ﺗُـ ْﻌ َﺮ ُ‬
‫ﺑﺎب ﻣﺎ ﺟﺎو ﻓﻰ ﺻﻮم‬
‫ﺻﺎﺋِ ٌﻢ« ‪:‬‬‫ض َﻋ َﻤﻠﻲ َوأَﻧَﺎ َ‬
‫ِ‬
‫ﺐ أَ ْن ﻳُـ ْﻌ َﺮ َ‬ ‫ﻓَﺄ ُِﺣ ﱡ‬
‫ﻳﻮم اﻻﺛﻨﻴﻦ و‬
‫ﺎب َﺣ ِﺪ ٌ‬
‫ﻳﺚ‬ ‫ﻳﺚ أَﺑِﻲ ُﻫﺮﻳْـﺮةَ ﻓِﻲ َﻫ َﺬا اﻟﺒَ ِ‬
‫ََ‬ ‫» َﺣ ِﺪ ُ‬
‫اﻟﺨﻤﻴﺲ‬
‫ﺴ ٌﻦ ﻏَ ِﺮ ٌ‬
‫ﻳﺐ‬ ‫َﺣ َ‬
‫اﻟﺠﻨ ِﱠﺔ ﻳَـ ْﻮَم ِاﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ َواﻟ َﺨ ِﻤ ِ‬
‫ﻴﺲ‬ ‫اب َ‬ ‫ﱠﺢ أَﺑْـ َﻮ ُ‬
‫ﺗُـ َﻔﺘ ُ‬
‫ﻓَـﻴُـﻐْ َﻔ ُﺮ ﻓِﻴ ِﻬ َﻤﺎ ﻟِ َﻤ ْﻦ َﻻ ﻳُ ْﺸ ِﺮ ُك ﺑِﺎﻟﻠﱠ ِﻪ َﺷﻴْﺌًﺎ إِﱠﻻ‬
‫ت‬ ‫‪2‬‬ ‫اﻟﺼﻮم‬ ‫ﺼﻄَﻠِ َﺤﺎ‬ ‫اﻟﻤ ْﻬﺘَ ِﺠ َﺮﻳْ ِﻦ‪ ،‬ﻳُـ َﻘ َ‬
‫ﺎل‪ُ :‬ردﱡوا َﻫ َﺬﻳْ ِﻦ َﺣﺘﱠﻰ ﻳَ ْ‬ ‫ُ‬
‫ِ‬
‫ﻴﺢ‪َ .‬وﻳُـ ْﺮَوى ﻓﻲ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ﺻﺤ ٌ‬ ‫ﺴ ٌﻦ َ‬ ‫ﻳﺚ َﺣ َ‬ ‫"‪َ :‬ﻫ َﺬا َﺣﺪ ٌ‬
‫ﺑﺎب ﻣﺎﺟﺎء ﻓﻰ‬
‫ﺼﻄَِﻠ َﺤﺎ«‬ ‫ﻳﺚ‪َ » :‬ذ ُروا َﻫ َﺬﻳْ ِﻦ َﺣﺘﱠﻰ ﻳَ ْ‬ ‫ﺾ اﻟﺤ ِﺪ ِ‬
‫ﺑَـ ْﻌ ِ َ‬
‫اﻟﻤﺘﻬﺎﺟﺮﻳﻦ‬
‫ﺼﺎ ِرَﻣﻴْ ِﻦ‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫اﻟﻤ ْﻬﺘَﺠ َﺮﻳْ ِﻦ‪ :‬ﻳَـ ْﻌﻨﻲ ُ‬
‫اﻟﻤﺘَ َ‬ ‫‪َ .‬وَﻣ ْﻌﻨَﻰ ﻗَـ ْﻮﻟﻪ ُ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ‬ ‫ِ‬
‫ي َﻋ ِﻦ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ َ‬ ‫َو َﻫ َﺬا ﻣﺜْ ُﻞ َﻣﺎ ُر ِو َ‬
‫ﺎل‪َ » :‬ﻻ ﻳَ ِﺤ ﱡﻞ ﻟِ ُﻤ ْﺴﻠِ ٍﻢ أَ ْن ﻳَـ ْﻬ ُﺠ َﺮ‬ ‫َو َﺳﻠﱠ َﻢ أَﻧﱠﻪُ ﻗَ َ‬
‫أَ َﺧﺎﻩُ ﻓَـ ْﻮ َق ﺛََﻼﺛَِﺔ أَﻳﱠ ٍﺎم‬
‫ﺎد ﺗُـ ْﻔ ِﻄ ُﺮ‪،‬‬
‫ﻮم َﺣﺘﱠﻰ َﻻ ﺗَ َﻜ َ‬ ‫ﺼ ُ‬ ‫ﻚ ﺗَ ُ‬ ‫ﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ‪ ،‬إِﻧﱠ َ‬ ‫ﻳَﺎ َر ُﺳ َ‬
‫ﻮم‪ ،‬إِﱠﻻ ﻳَـ ْﻮَﻣ ْﻴ ِﻦ إِ ْن‬
‫ﺼ َ‬ ‫ﺎد أَ ْن ﺗَ ُ‬‫َوﺗُـ ْﻔ ِﻄ ُﺮ َﺣﺘﱠﻰ َﻻ ﺗَ َﻜ َ‬
‫ي‬‫ﺎل‪» :‬أَ ﱡ‬ ‫ﻚ َوإِﱠﻻ ُ‬
‫ﺻ ْﻤﺘَـ ُﻬ َﻤﺎ‪ ،‬ﻗَ َ‬ ‫ﺻﻴَ ِﺎﻣ َ‬ ‫َد َﺧ َﻼ ﻓِﻲ ِ‬
‫ﺒﻲ ﺻﻠّﻰ اﷲ‬
‫ﺻﻮم اﻟﻨّ ّ‬
‫ن‬ ‫اﻟﺼﻮم‬ ‫ْﺖ‪ :‬ﻳَـ ْﻮَم ِاﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ َوﻳَـ ْﻮَم اﻟْ َﺨ ِﻤ ِ‬ ‫ﻳَـ ْﻮَﻣ ْﻴ ِﻦ؟« ﻗُـﻠ ُ‬
‫‪2‬‬ ‫ﻴﺲ‪،‬‬
‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠّﻢ ﺑﺄﺑﻲ ﻫﻮ‬
‫ﺎل‬‫ض ﻓِﻴ ِﻬ َﻤﺎ ْاﻷَ ْﻋ َﻤ ُ‬ ‫ﺎن ﺗُـ ْﻌ َﺮ ُ‬‫ﻚ ﻳـﻮﻣ ِ‬ ‫ِ‬
‫ﺎل‪» :‬ذَاﻧ َ َ ْ َ‬ ‫ﻗَ َ‬
‫ض َﻋ َﻤﻠِﻲ‬ ‫ﺐ أَ ْن ﻳُـ ْﻌ َﺮ َ‬‫ﻴﻦ‪ ،‬ﻓَﺄ ُِﺣ ﱡ‬ ‫ِ‬
‫ب اﻟ َْﻌﺎﻟَﻤ َ‬ ‫َﻋﻠَﻰ َر ﱢ‬
‫ﺻﺎﺋِ ٌﻢ‬
‫َوأَﻧَﺎ َ‬
39

ِ ِ ُ ‫َﻛﺎ َن رﺳ‬
‫ﻮم‬
ُ ‫ﺼ‬ُ َ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻳ‬ َ ‫ﻮل اﻟﻠﱠﻪ‬ َُ
‫ﺒﻲ ﺻﻠّﻰ اﷲ‬
ّ ّ‫ﺻﻮم اﻟﻨ‬ ِ
،‫ َوﻳَـ ْﻮَم اﻻﺛْـﻨَـ ْﻴ ِﻦ‬،‫ﻴﺲ‬ ِ ‫ِﻣ ْﻦ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻬ ٍﺮ ﻳَـ ْﻮَم اﻟْ َﺨ ِﻤ‬
‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠّﻢ ﺑﺄﺑﻲ ﻫﻮ‬
‫ْﺠ ُﻤ َﻌ ِﺔ اﻟﺜﱠﺎﻧِﻴَ ِﺔ ﻳَـ ْﻮَم ِاﻻﺛْـﻨَـﻴْ ِﻦ‬ ِ
ُ ‫َوﻣ َﻦ اﻟ‬

Berdasarkan redaksi matan di atas, terdapat perbedaan dalam menuliskan

redaksinya. Hal itu dikarenakan masing-masing hadis berbicara dalam konteks

yang berbeda meski dalam satu tema, yakni tentang puasa hari senin.

Namun hanya ada satu redaksi hadis yang menyinggung tentang perayaan

ulang tahun, yakni hadis yang mukharrij-nya Muslim yang menyatakan bahwa

Nabi saw. berpuasa dihari Senin karena hari tersebut merupakan hari Nabi saw.

dilahirkan.

Bakri Hayani seorang muhaqqiq terhadap kitab Kanz al-Ummal fi Sunan al-

Aqwal wa al-Af’al karya ‘Alauddin ibn Qadhi Khan al-Qadiri al-Syadzili (w. 975

H) ia mengatakan bahwa hadis no. 1 di atas terdapat dalam kitab Sahih Muslim

pada kitab Al-Shiyam bab Tsalasati Ayyam min Kulli Syahr nomor 197. Dari sini

penulis berpendapat bahwa apabila hadis tersebut terdapat di dalam kitab Sahih

Muslim maka hukumnya sudah pasti sahih. 25

Al-Thirmidzi mengomentari hadis nomor 2 di atas dengan komentar Hasan

Gharib. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majjah. Al-Banni

memgomentari hadis ini dengan komentar Shahih. Imam An-Nawawi didalam

kitabnya Riyadhu Solihin berkata: “Berkata At-Thirmidzi: hadis ini Hasan” 26

Selanjutnya Imam At-Tirmidzi mengatakan hadis yang ke 3 diatas dengan

komentar Hasan Shahih. Lalu Imam Al-Bani menghukuminya Shahih

25
Alauddin ibn Qadhi Khan al-Qadiri al-Syadzili, Kanz al-Ummal fi Sunan al-Aqwal wa
al-Af’al, Muassasah Arisalah, Cet.5. 1981 M. Juz 8. h.649.
26
Jalal al-Din al-Suyuthi, Al-Jami’ al-Shaghir wa Ziyadatuh, Jilid 1. h.5270.
40

sebagaimana di dalam kitabnya Shahih al-Jami 27. Hadis ini juga diriwayatkan

oleh Ahmad, Muslim, Ibn Zamjawih, Abu Daud,Ibnu Hibban melalui jalur Abu

Hurairah.

Imam Syuaib Al-Arnaut mengatakan dalam hadis ke 4 dan 5 di atas

Isnaduhu Hasan (sanad-sanad nya Hasan) 28

Hadis ke 5 Imam Al-Bani mengomentarinya dengan komentar Hasan. 29

Rata-rata hadis diatas berstatus hukum Hasan

C. Perayaan Ulang Tahun Sebagai Fenomena Living Hadis

Sesuai pemaparan di atas, living hadis lebih didasarkan atas adanya tradisi

yang hidup di masyarakat yang disandarkan kepada hadis Nabi saw., sebagai

contohnya adalah perayaan ulang tahun.

Bila kita tengok kembali pemaparan di atas, sebenarnya tidak ada nash

yang secara khusus membolehkan atau melarang untuk merayakan ulang tahun.

Akan tetapi perayaan ulang tahun sudah menjadi hal lumrah yang dilakukan oleh

hampir setiap orang.

Disini penulis berasumsi bahwa fenomena perayaan ulang tahun yang

kerap dilakukan oleh sebagian masyarakat merupakan fenomena living hadis dari

segi tradisi praktek karena masyarakat langsung melakukan perayaan ulang tahun

meski tidak mengetahui apakah ada nash yang membolehkan ataupun tidak.

27
Jalal al-Din al-Suyuthi, Al-Jami’ al-Shaghir wa Ziyadatuh, Jilid 1. H dan .5281
28
Syuhaib Abd Al-Jabar, Al-Jami As-Shahih li Al-Sunnan Wa Al-Masanid, Jilid 5. h.97
29
Ahmad Bin Suaib An-Nasai, Al-Mujtaba Min Al-Sunan, maktabak Al-Mathbu’at Al-
Islamiyah, Cet.2. 1986, Jilid 4, h.203
BAB IV

PENGAMALAN HADIS PERAYAAN ULANG TAHUN MASYARAKAT

KAMPUNG PASIR KONCI

Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang gambaran masyarakat pasir

konci yang menjadi objek penelitian, serta mencari tahu pemahaman dan

pandangan mereka terhadap hadis perayaan hari ulang tahun.

A. Sekilas Gambaran Umum Kampung Pasir Konci

Sebelum membahas tentang pemahaman masyarakat kampung pasir konci

terhadap hadis peringatan dan perayaan hari ulang tahun, penulis akan

memaparkan dahulu tentang gambaran daerah tersebut.

1. Letak Geografis Kampung Pasir Konci

Dalam kamus bahasa sunda, Pasir Konci dalam kata konci diartikan sebagai

kunci dimana makna dari dua kata tersebut memiliki makna yang sama seperti

makna dalam bahasa indonesia. 1 Tanah yang dijadikan kampung pasir konci

bermula dari sebuah sawah kecil yang kemudian dibangun sebuah kampung yang

kecil. Hal yang melatar belakangi penamaan kampung Pasir Konci karena

bermula dari penduduk kampung yang minoritas menjadi kuli penurunan pasir

ditempat-tempat yang sedang melakukan pembangunan, sedangkan konci hanya

nemambahan kata yang tidak sengaja dituturkan oleh seorang sejarah penamaan

tersebut. 2

Pasir konci merupakan salah satu nama kampung yang berada di

Kelurahaan Pasir Sari Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi Provinsi

1
R.A Danadibrata, kamus bahasa sunda (Bandung: kiblat buku utama, 2006), h 21
2
Berdasarkan wawancara dengan kokolot (sesepuh) kampung pasir konci pada hari senin,
7 Agustustus 2017 pukul 09:00 WIB

41
42

Jawa Barat. Kampung Pasir Konci terletak pada ketinggian sekitar 300-400 meter

diatas permukaan laut, dengan tofografi dataran tinggi, suhu udara dikampung

pasir konci rata-rata 29-32 C dengan banyaknya curah panah 46,50 MM. Luas

wilayah kampung pasir konci adalah 8,33 ha. Kampung pasir konci ini terdiri dari

1 Rumah Warga, yaitu RW 06 dan 3 Rumah Tangga, yaitu RT 16,17, dan 18. 3

Kampung Pasir Konci berada diujung selatan kelurahan pasir sari sehingga

posisinya bersebelahan dengan kelurahan lain. Secara geografis batas-batas

wilayah Kampung Pasir Konci adalah sebagai berikut:

Sebelah Barat : Kampung Pegaulan Kelurahan Sukaresmi

Sebelah Timur : Kampung Tegal luhur Kelurahan Cibatu

Sebelah Utara : Kampung Tegal Gede Kelurahan Pasir Sari

Sebelah Selatan : Perumahan Taman sentosa Kelurahan Sukaresmi

Jumlah penduduk dikampung Pasir Konci 211 orang laki-laki dan 237

orang perempuan, total seluruhnya adalah 448 orang dengan jumlah kepala

keluarga (KK) 146 KK. 4

Dikampung ini terdapat 1 taman kanak-kanak, yaitu TK Al-Amin. Di TK

inilah anak-anak kampung Pasir Konci memulai belajar mengenal huruf Alfabet,

belajar membaca, mengenala angka, belajar berhitung, dan belajar bernyanyi.

Anak-anak belajar selama 2 jam dalam sehari, mulai pukul 08:00 sampai pukul

10:00 WIB. Waktu yang harus ditempuh oleh anak-anak di TK ini adalah selama

2 tahun, yakni dari usia 4 sampai 7 tahun. Selain itu, belajar di TK juga

3
Data ini sesuai dengan data yang penulis dapat dari kantor kelurahan pasir sari pada
tanggal 31 juli 2017 pada pukul 10:00 WIB
4
Data ini berdasarkan rekapan data pada bulan januari 2017 dari Ketua RW 06 Pasir
Konci pada tanggal 07 Agustus 2017 pukul 09:00 WIB

5959
43

merupakan persyaratan untuk bisa masuk ke Sekolah Dasar. Dikampung ini anak-

anak diharuskan masuk TK terlebih dahulu sebelum masuk SD.

Selain TK, di Kampung Pasir Konci juga terdapat Satu Sekolah Agama,

yaitu Sekolah Agama At-Taqwa. Di Sekolah ini anak-anak belajar tentang agama,

baik dari belajar iqra, praktek Shalat, mengafal juz’ama, belajar akhlak dan lain-

lain. Anak-anak belajar mulai pukul 13:00 sampai pukul 15:00. Waktu yang

ditempuh oleh anak-anak di Sekolah ini adalah selama 6 tahun sama dengan

Sekolah Dasar. Jadi dikampung Pasir Konci anak-anak yang belajar di Sekolah

Dasar bisa juga belajar di Sekolah Agama, selain itu juga terdapat 2 majlis ta’lim

yang pertama diperuntukan untuk kaum ibu-ibu saja bertempat di mushola

Nurussa’adah dan majlis ta’lim yang kedua dipeuntukan untuk semua golongan

yang betempat di Masjid Jannatul Firdaus.

Selain terdapat sekolah TK Al-Amin dan Sekolah Agama At-Taqwa,

terdapat pula Sekolah Dasar Negri Pasir Sari 02. Sekolah Dasar (SD) ini

merupakan pembatas antara Kampung Pasir Konci dan Kampung Tegal Gede.

Dan letaknya dikelilingi oleh area ruas jalan tol.

Terkait terbatasnya tingkat pendidikan yang tersedia tidak jarang

masyarakat lebih memilih Pola profesi yang sebagian besar adalah para buruh

dan wirausaha, ini dikarenakan tersedianya banyaknya pabrik industri dan para

perantau luar kota yang bertempat tinggal di kawasan Cikarang. Selain itu ada

pula masyarakat yang berpropesi sebagai penjahit rumahan. Namun propesi ini

lebih banyak dilakukan oleh kaum ibu-ibu karena pekerjaan tersebut lebih banyak

5959
44

dikelola dan dilalukan oleh kalangan ibu-ibu yang gemar membuat baju

seragaman pengajian.

Setelah penulis menjelaskan secara rinci tentang lokasi penelitian,

sebagaimana di atas, berikutnya akan memaparkan hasil penelitian yang telah

penulis lakukan selama Empat bulan, selama penulis melakukan penelitian,

dengan cara membagi pertanyaan menjadi dua kategori yakni :

Pertama, pengetahuan masyarakat kampung Pasir Konci yang berkaitan dengan

hadis ulang tahun, yang kedua : pemahaman mereka tentang perayaan ulang

tahun, untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan sebagai berikut :

1. Data Penelitian

Didalam penelitian penulis menggunakan Sampling Purposive yakni

Sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Dalam hubungan ini lazimnya

didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu, jadi tidak melalui proses

pemilihan sebagimana yang dilakukan dalam teknik random. 5maksud dari

sampling ialah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan

teori yang muncul.oleh sebab itu pada penelitian kulitatif tidak ada sampling acak

tetapi sample bertujuan (purposive sample). Dapat diketahui bahwasannya

masyarakat kampung Pasir Konci sebanyak 448 orang. Mengingat banyaknya

jumlah populasi tersebut, maka penulis akan membatasinya dengan mengambil

sampel yang berusia diantara 21-50 tahun. Dari 448 orang tersebut terdapat 147

orang yang berusia diantara 21-50 tahun, kemudian penulis mengambil sampel

setengah lebih dari satu yakni Sample Strata, yakni sebanyak 74 orang.. Selain itu

5
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, h.67.

5959
45

74 responden ini terdiri dari dua jenis kaum laki-laki dan perempuan yang

berjumlah 37 orang sehingga menjadi keseimbangan objek yang dikaji oleh

peneliti, bukan hanya laki-laki saja maupun perempuan saja. Dengan latar

belakang usia, pendidikan, dan propesi yang berbeda dari responden, maka

pemahamannya pun akan berbeda-beda pula, untuk itu penulis akan membuat

tabel hasil dari penelitian guna untuk mempermudah pembaca untuk memahami

hasil penelitian ini.

Adapun daftar Nama-nama responden maupun arsip yang berkaitan

dengan penelitian ini, penulis akan mencantumkannya diakhir lampiran skripsi

ini. Untuk gambaran umum mengenai responden dapat dilihat di tabel-tabel

dibawah ini.

Tabel 1
Jenis kelamin Responden
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki-Laki 37 50%

2 Perempuan 37 50%

Total 74 100%

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah responden antara laki-laki dan perempuan

adalah sama, masing-masing 37 orang dengan prosentase 50%, sehingga jumlah

keduanya adalah 100%, hal ini dikarenakan dalam pengambilan sample, penulis

menggunakan metode pengamabilan sample strata, dengan melihat karekteristik

perbedaan jenis kelamin, yaitu sebanyak 74 orang (37 orang laki-laki dan 37

orang perempuan).

5959
46

Adapun alasan penulis mengambil sample 74 orang adalah karena

jumlah penduduk masyarakat Pasir Konci sebanyak 448 orang.pada bab

pendahuluan, Penulis sudah menjelaskan bahwa sample yang akan diambil

adalah orang yang berusia 21-50 tahun. Dari 448 orang masyarakat Pasir Konci

terdapat 147 orang yang berusia diantara 21-50 tahun. 6 Oleh karena itu penulis

mengambil sample sejumlah setengah lebih satu dari jumlah 147 orang, yakni

sebanyak 74 orang, adapun klasifikasi usia responden, akan dipaparkan pada tabel

selanjutnya.

Table II
Latar Belakang Usia Responden

No Usia Jumlah Porsentasi

1 21-29 Tahun 19 25,68%

2 30-45 Tahun 26 35,13%

3 46-50 Tahun 29 39,19%

Total 74 100%

Usia responden yang dibagi dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori usia,

yakni usia 21-29 tahun sebagai dewasa awal, 30-45 tahun sebagai dewasa madya,

46-50 tahun sebagai dewasa akhir. Alasan penulis mengklasifikasi usia dengan 21

tahun adalah karena diusia ini, orang mulai menginjak masa kedewasaan dan pola

pikirnya pun mulai meluas. Sedangkan untuk batasan akhir klasfikasi usia, penulis

mengakhiri dengan usia 50 tahun, al ini dikarenakan orang diusia tersebut pun

6
Data ini didapat berdasrkan klasifikasi yang dilakukannoleh ketua RT 16,17 dan 18
serta RW 06 kampung Pasir Konci pada tanggal 06 Agustus 2017 pukul 09:00 WIB

5959
47

diatasnya sudah mulai lupa akan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan serta

sudah maa bodoh dengan hal yang penulis teliti.

Dari tabel diatas dpat diketahui bahwa jumlah responden yang berusia 21-

29 tahun mempunyai jumlah 19 orang (25,68%), responden yang berusi 30-45

tahun mempunyai jumlah 26 orang (35,13%), dan responden yang berusia 36-50

tahun mempumyai jumlah 29 orang (29,19%). Sehingga jumlah keseluruhannya

100

Tabel III
Latar Belakang Pendidikan Responden

No Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase

1 SD/ Sederajat 33 44,59%

2 SMP/Sederajat 8 10.81%

3 SMA/Sederajat 19 25,68%

4 Perguruan Tinggi 14 18,92%

Total 74 100%

Latar belakang responden berdasarkan tingkat pendidikan ini, dibagi

menjadi empat kategori, yakini Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Perguruan Tinggi. Dari tabel diatas dapat

diketahui bahwa responden yang berpendidikan terakhir Sekolah Dasar sejumlah

33 orang (44,59%), yang berpendidikan terakhir Sekolah Menengah sejumlah 8

orang (10,81%), yang berpendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas sejumlah

5959
48

19 orang (18,92%), dan yang berpendidikan terakhir perguruan Tinggi sejumlah

14 orang (18,92%).

Dari latar belakang pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa Sekolah

Dasar merupakan pendidikan yang paling dominan diantara tingkat pendidikan

lainnya, ini dikarenakan orang zaman dahulu yang kurang mementingakan

pendidikan, dalam hai ini ialah responden yang berusia 43-50 tahun

Tabel IV
Latar Belakang Pekerjaan Responden

No Pekerjaan Jumlah Porsentasi

1 Buruh 13 17,58%

2 Pedagang 19 25,67%

3 Pengusaha 6 8,11%

4 Guru/PNS 8 10,8%

5 Ibu Rumah Tangga 19 25,67%

6 Mahasiswa 9 12,16%

Total 74 100%

Dari data diatas dapat diketahui bahwa latar belakang pekerjaan responden

yang paling dominan adalah Ibu rumah Tangga dan Pedagang dengan jumlah 19

orang (25,67%). Disusul oleh responden yang mempunyai propesi seorang buruh

dengan jumlah 17 orang (17,58), kemudian responden mahasiswa 9 orang

(12,16%), dan selanjutnya responden yang berpropesi sebagi guru/PNS dengan

5959
49

jumlah 8 orang (10,8%), selanjutnya yang terakhir responden yang memiliki

pengusaha dengan jumlah 6 orang (8,11%).

Dari gambaran umum yang berhubungan dengan responden, mulai dari

jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan, penulis ingin mengetahui lebih

jauh pemahaman mereka tentang hadis Peringatan dan Perayaan Hari Ulang

Tahun.

Guna untuk mengetahui itu semua penulis akan mewawancari secara

langsung kepada 74 responden dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang

berkaitan dengan masalah peringatan dan perayaan hari ulang tahun. Untuk

mempermudah pemahaman pembaca penulis akan mengkategorikan pertanyaan-

pertanyaan menjadi dua kategori, yakni pertanyaan dengan Hadis ulang tahun,

dan pertanyaan dengan pertanyaan yang berkaitan dengan peringatan dan

perayaan hari ulang tahun.

A. Pengetahuan Masyarakat Pasir Konci Terhadap Hadis Ulang Tahun

Dalam pembahasan ini penulis, penulis akan memaparkan bagaiman

pandangan masyarakat Pasir Konci terhadap hadis ulang tahun. Guna mengetahui

itu penulis akan mengutarakan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan hadis

tersebut, berikut adalah gambarannya.

1. Data Penelitian

Dalam kategori pertanyaan ini penulis akan mencari tahu apakah

masyarakat kampung Pasiir Konci benar-banar mengetahui hadis tentang ulang

tahun dan apakah mereka sepakat dengan kandungan hadis tersebut??

5959
50

Tabel 1.1
Apakah Anda Berpuasa Pada Saat Hari Kelahiran Anda?

No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase

1 Ya 18 Orang 13,32%

2 Tidak 56 Orang 41,44 %

Total 74 Orang 100 %

Dalam tabel 1.1 responden yang berpuasa pada hari kelahirannya sebanyak

18 orang (13,32 %), sedangkan yang tidak berpuasa sebanyak 56 orang (41,44 %),

dengan jumlah sampel sebanyak 74 orang responden.

Responden yang berpuasa memiliki pemahaman bahwa puasa pada saat

hari kelahiran dianjurkan oleh nabi, dan mereka beranggapan bahwa itu

merupakan sebuah tradisi yang baik serta mereka melakukan puasa itu disetiap

tahunnya dengan menyebutnya sebagai puasa wedal, sedangkan yang tidak

berpuasa beralasan bahwa dia tidak mengetahui hadis tersebut, sebagian yang lain

menjawab tidak ada anjurannya untuk melakukan puasa.

Tabel 1.2
Apa Yang Anda Lakukan Ketika Berulang Tahun ?

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase

1 Berpuasa 7 5,18 %

2 Pesta 56 41,44 %

3 Tasakkuran 11 8,14 %

Total 74 100%

5959
51

Tabel 1.2 ini merupakan pertanyaan lanjutan dari pertanyaan sebelumnya,

yakni pertanyaan bagi responden yang berpuasa pada hari ulang tahun.

Dari tabel 1.2 dapat kita ketahui bahwa responden yang melakukan puasa

pada hari ulang tahun berjumlah 7 orang (5,18%) dan yang melakukannya dengan

bentuk pesta berjumlah 11 orang (8,14%) serta kegiatan yang paling banyak

dilakukan adalah dengan cara tasyakuran (41,44), dengan alasan bahwa yang

berpuasa mereka melakukannya berdasarkan hadis nabi, sedangkan responden

yang merayakannya dengan pesta beralasan bahwa moment ulang tahun dimaknai

sebagai moment yang langka dan perlu diabadikan dengan berpesta seperti

meniup lilin, memotong kue dan bernyanyi dengan riang gembira. Adapun

responden yang merayakannya dengan tasyakkuran, beralasan bahwa ulang tahun

lebih baik dimaknai sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah dengan melakukan

santunan anak yatim, berzikir, bersalawat, bersama dengan keluarga dengan

mengundang tetangga dan keluarga dekat.

Tabel 1.3
Apakah anda mengetahui sebuah hadis, bahwa nabi berpuasa pada hari
kelahirannya ?

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase

1 Tahu 18 Orang 13,32%

2 Tidak Tahu 56 Orang 41,44%

Total 74 100%

5959
52

Dari tabel 1.3 dapat disimpulkan bahwa 18 responden (13,32%) yang

mengetahui hadis tersebut dan 56 responden (41,44%) yang tidak

menegetahuinya.

Dari table 1.3 Semua responden yang menyatakannya bukan tanpa alasan,

ada beberapa acuan yang menyatakan bahwa mereka mengetahui hadis tersebut

dapat disimpulkan bahwa responden yang mengetahui hadis tersebut mereka

mendapatinya dari seorang ustad/ustadzah sedangkan bagi reponden yang tidak

mengetahuinya karena belum pernah mendengar atau membaca bahwa ada hadis

yang mengatakan demikian dan mereka malas untuk bertanya kepada tokoh

agama yang lebih mengerti tentang hadis.

1. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengumpulan, pengelompokan, dan analisis

data berdasarkan tabel-tabel yang sudah penulis sajikan diatas dapat disimpulkan

bahwa masing-masing responden memiliki pemahaman yang berbeda tentang

hadis nabi anjuran berpuasa pada saat hari ulang tahun dengan klasifikasi sebagai

berikut :

1. Responden yang melakukan puasa pada saat hari kelahiran mereka

menamainya dengan sebutan puasa wedal, kemudian ada juga yang tidak

berpuasa pada hari tersebut, Ulang tahun boleh dilakukan karena Nabi pun

melakukannya

2. Yang mereka lakukan ketika tiba hari ulang tahunnya, yakni dengan

melakukan puasa, pesta dan tasyakuran

5959
53

3. Pengetahuan masyarakat tentang hadis Nabi yang menganjurkan untuk

berpuasa pada saat hari lahir sebagian besar masyarakat Pasir Konci sangat

minim.

A. Pandangan Masyarakat kampung Pasir Konci Terhadap Perayaan Hari

Ulang Tahun

Setelah mengetahui pandangan masyarakat terhadap hadis ulang tahun,

sekarang penulis akan mencaritahu bagaimana pandangan mereka terhadap

perayaan hari ulang tahun.

1. Data Penelitian

Dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa pertanyaan yang

berkitan dengan ulang tahun, berikut adalah beberapa bentuk pertanyaan dan

tanggapan mereka terhadap perayaan hari ulang tahun.

Tabel 2.1
Menurut Anda Apakah Peringatan Hari Ulang Tahun itu Penting Dilakukan?

No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase

1 Ya 25 Orang 18,5 %

2 Tidak 49 Orang 36,26 %

Total 74 Orang 100 %

Dari tabel 21. Dapat kita ketahui bahwa responden yang menyatakan

pentingnya peringatan hari ulang tahun berjumlah 28 orang (18,5%), dan

responden yang menyatakan tidak penting sebanyak 49 orang (36,26%).

5959
54

Responden yang menyatakan penting disebabkan karena, banyaknya

ucapan selamat yang diungkapkan oleh orang-orang terdekat dan mengenal yang

bersangkutan, sehingga kegiatan ini dianggap sangat penting untuk dirayakan

guna merupakan momen yang langka disetiap tahunnya, sedangkan yang

mengatakan tidak penting perayaan hari ulang tahun itu lebih dominan dari yang

lain, disebabkan oleh masyarakat di kampung ini belum mengetahui hadis tentang

ulang tahun, sehingga mereka menganggap bahwa kegiatan perayaan ulang tahun

hanya sebuah kegiatan yang sia-sia belaka.

Tabel 2.2
Berbicara Mengenai Ulang Tahun, Apakah Anda Setuju Bahwa Ulang Tahun
Boleh Dilakukan?

No Alternatif jawaban Jumlah Prosentase

1 Sangat Setuju 6 8,11%

2 Setuju 42 56,76%

3 Tidak Setuju 26 35,13%

Total 74 100%

Dalam tabel 2.2 menunjukan bahwa responden yang sangat setuju

memiliki jumlah 6 orang (8,11%), dan yang setuju memiliki jumlah sebnayak 42

orang (56,76%), dan yang tidak setuju memiliki jumlah sebnayak 26 orang

(35,13%).

5959
55

Mereka menyatakan bahwa hal yang demikian bukan tanpa lasan

melainkan, untuk mengetahui alasannya, dapat kita lihat pada pertanyaan

selanjutnya, yakni pada tabel 2.3 dan 2.4

Tabel 2.3
Bila Anda Setuju, Apa Alasan yang Mendasari Anda Untuk menyatakan
Demikian?

Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase

No

1 Ulang tahun sekedar ikut- 0 0%

ikutan

2 Nabi pun merayakan ulang 27 56,26%

tahun dengan cara berpuasa

3 Ulang tahun membawa 13 27,08%

banyak kebahagiaan

4 Ulang tahun hanyak berpoya- 8 16,67%

poya

Total 48 100%

Pada tabel 2.3 ini menjelaskan tentang alasan yang mendasari responden

menyatakan setuju dengan anggapan yang mengatakan bahwa peringatan dan

perayaan hari ulang tahun, yakni pertanyaan pada tabel 2.2 pada tabel tersebut

dicantumkan bahwa responden yang setuju dengan argumen bahwa ulang tahun

5959
56

boleh dilakukan sebanyak 48 orang, jumlah tersebut akan menjadi jumlah sample

pada tabel 2.3 ini.

Dari tabel 2.3 dapat kita ketahui beberapa alasan yang membuat sebagian

besar responden menyatakan setuju kalau ulang tahun boleh dilakukan, yang

beralasan bahwa ualang tahun sekedar ikut-ikutan itu berjumlah 0%, sedangkan

yang menyatakan bahwa Nabi pun merayakan hari ulang tahun dengan cara

berpuasa sebanyak 27 orang (56,26%), alasan responden tentang ulang tahun

membawa banyak kebahagiaan berjumlah 13 (27,08%), dan ulang tahun sekedar

berpoya-poya hanya berjumlah 8 orang (16,67%).

Tabel 2.4
Bila Anda Tidak Setuju, Apa Alasan yang Mendasari Anda Menyatakan
Demikian?

No Alternatif jawaban Jumlah Prosentase

1 Ulang tahun adalah produk 19 73,08%

barat

2 Ulang tahun hanya hiburan 4 15,38%

semata

3 Ulang tahun mengumbar aurat 3 11,54%

Total 26 100%

5959
57

Pada tabel 2.4 ini adalah alsan yang mendasi responden tidak setuju dengan

anggapan yang mengatakan bahwa ulang tahun merupakan produk barat sebanyak

19 orang (73,08%), selanjutnya responden yang meyatakan bahwa ulang tahun

hanya hiburan semata hanya 4 orang (15,38%), dan ulang tahun mengumbar aurat

memiliki jumlah 3 orang (11,54%).

1. Kesimpulan

Penulis sudah melakukan pengumpulan, pengelompokan dan analisis data,

berdasarkan tabel-tabel yang penulis sajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa

masing-masing responden memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap

peringatan dan perayaan hari ulang tahun, berikut adalah beberapa perbedaannya:

a. Sebagian masyarakat Pasir Konci menyatakan bahwa perayaan hari ulang

tahun penting dilakukan, sehingga 64,87% menyatakan bahwa peringatan

hari ulang tahun boleh dilakukan, sedangkan 35,13% menyatakan bahwa

tidak setuju dengan peringatan dan perayaan hari ulang tahun.

berikut adalah alasan yang dilontarkan oleh responden yang memperbolehkan

perayaan ulang tahun yangkni sebnayak 64,87%.

1. karena merupakan momen pribadi setiap orang.

2. Perayaan hari ulang tahun boleh dilakukan karena Nabi pun memperingatinya

dengan cara berpuasa.

3. Ulang tahun memang merupak produk barat yang telah membudaya di tradisi

masyakat indonesia yang mendominasi pemeluk agama islam.

Berikut adalah alasan-alasan yang dilontarkan oleh 35,13%:

1. Ulang tahun bukan budaya islam

5959
58

2. Ulang tahun hanya membuang banyak uang

3. Perayaan hari ulang tahun hanya berisikan hiburan semata untuk

bernyanyi-nyanyi dan bersorak ria bersama

Setelah dilakukan wawancara terkait peringatan hari ulang tahun, banyak

kriteria yang dilontarkan oleh masyarakat kampung Pasri Konci untuk perayaan

hari ullang tahun, diantaranya sebagai berikut:

1. Ulang tahun alangkah lebih baik dilakukan dengan cara mengundang anak-

anak yatim dan fakir miskin untuk tasyakuran semata

2. Boleh merayakan ulang tahun asalkan dengan tradisi islam seperti potong

tumpeng dan mengaji yasin bersama

3. Jika Nabi berpuasa dihari kelahiran, maka kita pun selayaknya pengikut

Nabi juga melakukan hal yang sama dengan Nabi yakni berpuasa pada saat

hari kelahiran.

5959
59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan

bahwasannya pengetahuan masyarakat kampungpasir konci kelurahan pasir sari

kecamatan cikarang selatan kabupaten Bekasi terhadap Hadis Nabi saw.. Yang

berbunyi. �‫ ﺫﺍﻟﻚ� ﻳ�ﻮ�ﻡ� ﻭ�ﻟ�ﺪ�ﺕ� ﻓ�ﻴﻪ‬:‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ‬,‫ ﻭ�ﺳ�ﺌ�ﻞﹶ ﻋ�ﻦ� ﺻ�ﻮ�ﻡﹺ ﻳ�ﻮ�ﻡﹺ ﺍﹶﻟ�ﺎﺛﹾﻨ�ﻴ�ﻦﹺ‬yang artinya “Dan ketika

ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: "Ia adalah hari kelahiranku

bahwa sebagian besar masyarakat tidak begitu mengetahui hadis tersebut sesuai

dengan apa yang telah dicontohkan oleh Nabi yakni beliau berpuasa pada saat hari

kelahirannya. Hal ini terbukti dari 74 responden yang diteliti, hanya 31 responden

yang mengetahui hadis tersebut yakni para ustadz, Guru, kiyai, dan sesepuh, bagi

mereka yang mengetahuinya mereka melakukan puasa pada hari kelahirannya dan

yang tidak mengetahui hadisnya mereka juga melakukan puasa sebagai sebuah

tradisi yang membudaya, masyarakat kampung pasir konci menamainya dengan

puasa Wedal usng dilakukan tepat pada hari kelahirannya, hal itu memberikan

kesimpulan bahwa Living Hadis yang digunakan oleh masyarakat kampung pasir

konci terhadap peringatan hari ulang tahun dengan cara berpuasa ini tetap

dilakukan oleh sebagian masyarkat disana. Sedangkan 43 responden tidak

mengetahuinya, disisi lain ada juga pemahaman masyarakat tentang hadis tersebut

yang tidak mengetahuinya dan tidak melaksanakannya dengan alasan perayaan

ulang tahun itu dilarang oleh agama, karena merupakan produk barat yang sering

dilakukan oleh orang-orang non muslim, kemudian ulang tahun hanya merupakan

59
5959
60

sebuah ritual untuk berpoya-poya serta banyak mengumbar aurat dalam

berpakaian, sehingga mengurangi kadar keimanan.

Perayaan ulang tahun boleh dilakukan asalkan dengan bentuk keislaman

dan tidak berlebih-lebihan, seperti melakukan pengajian bersama anak-anak

yatim, dan bersholawat bersama yang menimbulkan dampak rohani untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT. sehingga berimplikasi pada penerapan

kehidupan sehari-hari yang lebih baik untuk senantiasa berbagi dengan orang-

orang sekitar, adapun bentuk perayaan ulang tahun yang sering dilakukan

masyarakat kampung Pasir Konci sekarang adalah dengan mengundang teman

sebanyak-banyak nya dan mereka melakukan bernyanyi bersama yang

mengurangi kadar keislaman.

B. Saran-saran

Bagi masyarakat Pasir Konci alangkah lebih baiknya mengadakan kajian

khusus terkait masalah bolehkan peringatan hari ulang tahun dilakukan dengan

mengambil landasan Al-qur’an dan hadis. Agar pemahaman mereka benar-benar

mantap mengetahui seputar dunia perayaan hari kelahiran, tidak sekedar

mengikuti oleh tokoh agama dikampung tesebut.

Bagi para pembaca penulis menyadari betapa banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat

penulis nantikan demi perbaikan dilain waktu agar peneliti ini bisa menjadi lebih

bermanfaat.

5959
61

DAFTAR PUSTAKA

Abi Isa Muhammad ibn Isa ibn Saurah, Sunan al-Tirmidzi (Beirut : Dar Ahyai al-
Turasi al-Arabi, 1968)

Abu Abdillah Ahmad bin Amr bin Musa’id Al-Khadzimi, Syrah Li Al-Qawaidi
Al-Ushul wa Ma’aqid Al-fushul, juz 1, Bab Anasir Al-Dars,

Abū Dāwūd, Sunan Abū Dāwūd, Bābu Fī Ziyārati al-Nisā al-Qubūr (Beirūt: Dār
al-Fikr, 1994)

Abu ja’far Muhammad bin jarir, Tafsir Ath-thabari, Jakarta, pustaka azzam, 2009,

Ahmad Muttaqin, Barzanji Bugis Dalam Peringatan Maulid: Studi Living Hadis
di Masyarakat Bugis, Soppeng, Sulsel, Jurnal Living Hadis : Vol.1, No.1,
2016

Ahmad sarwad, www.eramuslim.com. Diposting pada 7 Maret 2017

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Munawwir, surabaya, cetakan 14,

A.J.Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaẓ al-Ḥadīṡ al-Nabawī (Leiden: E.J.


Brill, 1936), Juz.3

Alimuddin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian (jakarta: UI Press,2006)

Arifuddin Ahmad, Metodologi Pemahaman Hadi : Kajian Ilmu Ma’anil al-


Hadis, (Makassar: Alauddin University Press 2013)

Banny Adam Wibowo, jurnal perayaan ulang tahun MC Donald’s sebagai


perilaku konsumtif orang tua, (malang, Universitas Brawijaya)

Banny Adam Wibowo,perayaanulangtahun MC Donald sebagai pola konsumtif


orang tua (studi deskriptif eksploratif pada orang tua yang merayakan
ulang tahun anak di MCDonald) (malang: universitas brima
wijaya,Indonesia)

Daniel Djunaed, Antropologi al-Qur’an,(Jakarta: Erlangga, 2011), h. 122-123

departemen pendidikan nasional, kbbi, gramedia pustaka utama, jakarta, 2012,

Faisal Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta,PT RajaGrafindo


Persada,2015)
62

Fakhuddin Nur Syam, Jurnal Hukum Mengucapkan Selamat Ulang Tahun,


(Majalah Hadila, Juli 2012), Yayasan Solo Peduli Umat

Fatchur Rahman, Ikhtisar Mushthalahul Hadits (Bandung: al-Ma’arif, 1974),


Cet.Pertama,

Fathurrahman, jurnal Perayaan Ulang tahun Dalam Perspektif Islam, Universitas


negeri Malang.

Fazlur Rahman, Membuka Pintu Ijtihad, terj. Anas Mahyuddin (Bandung:


Pustaka, 1984).

Al-hafidz Abi Daud Sulaiman astajistani, Sunan Abu Daun, (Libanon: Dar al-Fikr,
2003 M/1424 H), juz 2, hal. 261. Dan Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal,
Musnad Ahmad ibnu Hambal. (bayrut: al-Maktabah al-Islami, 1978 M/1398
H, juz 2.

Hamka Hasan, Metodologi Penelitian (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas


Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008),

Hammad Abu Muawiyah as-Shalafi, Studi Kritis Perayaan maulid Nabi, al-
Maktabah al-Atsariyah Ma’had Tanwir as-Sunnah, PKG Goa-Sulawesi
Selatan, 2007.

Hizbut Tahrir Indonesia, Peringatan Maulid Nabi SAW, Agar Tidak Menjadi
Tradisi dan Seremoni Belaka, Bulletin al-islam, hlm 1, Edisi 348/Tahun
XIV, tahun 2007.

“Bahagia Dengan Membahagiakan Orang Lain,” Madinatul Qur’an Jonggol


(blog), May 24, 2015, 1, http://madinatulquran.or.id/2015/05/24/bahagia-
dengan-membahagiakan-orang-lain/.

http://Bahan/Ultah/makalah/agama/tentang/perayaan/ulang/tahun.htm Diposting
pada hari Rabu tanggal 10 Agustus 2012 oleh Gayanti.

http://www.muslimedianews.com/2015/04/ulama-senior-saudi-membolehkan-
perayaan.html#ixzz4w72fYnEI.

Al-Imām al-Ḥafīż Abī Ḥusain Muslim ibn Ḥajjāj al-Qusarī al-Naisaburī, Shahih
Muslim (Riyad: Daar Thayyibah Linnasyr wa al-Tauzi’, 1426 H),

Ibn Hamzah al-Husaini al-hanafi al-Damsyiqi, Asbabul wurud; latar Belakang


Historis Timbulnya Hadis-hadis Rasul (Jakarta: Kamal Mulia, 2002), Cet.1.
63

mam Abi Dzakariya bin Yahya, Shahih Muslim, Bab Puasa h, 520.1Arifuddin
Ahmad, Metodologi Pemahaman Hadis : Kajian Ilmu Ma’anil al-
Hadis, (Makassar: Alauddin University Press 2013).

Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta, GP Press, 2009),


Jalāl al-Dīn al-Suyūtī, Sunan al-Nasā`ī bi Syarḥ al-Ḥafiż Jalāl al-Dīn al-
Suyūtī (Beirut: Dār al-Fikr,1930).

Jalāl al-Dīn al-Suyūtī, Sunan al-Nasā`ī bi Syarḥ al-Ḥafiż Jalāl al-Dīn al-Suyūtī
Kementrian agama RI, Tafsir Ilmi Penciptaan manusia dalam perspektif
al-Quran dan Sains, (Jakarta: Kementrian RI, 2012).

Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, al-


Qur’an dan Terjemahannya; Mushaf Aminah (Jakarta: Insan Media Pustaka,
2012 M/1433 H).

Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, al-


Qur’an dan Terjemahan (Jakarta: al-Mahira, 2016), Cet.2.

Lemabaga Kajia Islam Ahulussunnah Wal jama’ah,Hujjah Ahlussunnah Wal


Jama’ah Atas Penyimpangan Kaum Wahabiyah Pengikut Ibn Taimiyah dan
Muhammad Ibn Abdul Wahab, (Tangsel,pustaka Asyari,2011).

M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis (Bandung: Pustaka Setia,
2009), Cet.ke-1.

M. Alfatih Suryadilaga, Aplikasi Penelitian Hadis Dari Teks ke Konteks


(Yogyakarta: Teras, 2009).

M. syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi saw. (Jakarta: Bulan


Bintang, 1992), Cet ke-1.

Misbacrul Munir, Tradisi Maulid dalam Kultur Jawa (Studi Kasus Terhadap
Shalawatan Emprak di Klenggotan, Srimulyo, Piyungan). Skripsi, UIN
Sunan Kali Jaga,Bandung,2012.

Muhammad Alfatih Suryadilaga, Model-model Living Hadis dalam Sahiron


Syamsuddin (ed.), Metodologi Penelitian Living al-Qur’an dan Hadis
(Yogyakarta: TH Press, 2007).

Muḥammad Fu’ād ‘Abd al-Bāqī Miftāḥ al-Kunūz al-Sunnah (Lahor : Idārah


Tarjamān al-Sunnah, 1978).
64

Muhammad Nadzir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia,1998),h.211.

Munawir Syadjali, Islam dan Tata Negara (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993),

Nana khairul Bariyah, Studi Hadis-Hadis Puasa Senin Kamis(kajian hadis


tematik), skripsi fakultas ushuluddin UIN syarif Hidayatullah, Jakarta,2009.

Nasir Moh. Al Hanin, Sejarah Peringatan Maulid Nabi SAW. (Maktabah Dakwah
dan Bimbingan Jaliyat Rabuwah, Islam House.Com) Edisi 1428-2017.

Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis


(Yogyakarta: TH Press, 20070.

Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis


(Yogyakarta: TH Press, 20070, Cet.1, h.100.

Seto Mulyadi, Artikel Peringatan dan Perayaan Ulang Tahun,


thesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2012-2-01620-DS%20Bab1001.pdf

Sirajuddin Abbas, 40 Masalah Agama 2.pustaka Tarbiyah, Jakarta,2004.

Ṣubḥī Ṣālīḥ, ‘Ulūm al-Ḥadīṡ wa Muṣṭalaḥuhū (Beirūt: Dār al-‘Ilm li al-Malāyīn,


1988)

Tim Baitul Kilmah, Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadis,


(Jakarta:Kamil Pustaka, 2013).
Lampiran 1

INFORMED CONSENT

Salam Hormat,
Saya adalah Mahasiswa S1 Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian tentang peringatan dan

perayaan hari ulang tahun Anak, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman masyarakat pasir konci tentang tentang ulang tahun, saat ini

saya bermaksud untuk melakukan pengambilan data penelitian mengenai pemahaman

tersebut.

Proses pengambilan data ini dilakukan melalui wawancara maupun pengisian

kuesioner. Hasil penelitian ini sangat tergantung kepada jawaban yang saudara/i

berikan. Oleh karena itu saya mohon jawaban wawancara maupun pengisisan angket

ini sesuai dengan pemahaman saudara/i mengenai hadis ulang tahun.

Agar data tersaji secara akurat dan tidak terjadi kesalahan dalam pengisisan,

saya mohon bacalah petunjuk pengisian dengan seksama, data yang diberikan

saudara/i hanya akan digunakan untuk bahan penelitian.

Saya sangat menghargai luang waktu yang saudara/i berikan untuk wawancara

dan mengisi kuesioner ini, atas perhatian dan waktunya saya ucapkan terimaksih.

Penulis

Gina handayani
1113034000097
Lampiran 2:
SAMPLING PURPOSIVE

Populasi : Masyarakan kampung Pasir Konci Kelurahan Pasir Sari

Sampel : 74 Orang yang Berusia 21 Sampai 50 Tahun

Berikut Daftar Nama-nama 74 Responden yang Terbagi dalam 2 Kategori:

1. Kategori Laki-laki (37 Orang) 2. Kategori Perempuan (37 Orang)

No Nama Usia Pekerjaan


No Nama Usia Pekerjaan 1 Saroh 30 IRT
1 Anda 45 Pedagang 2 Endah 27 Buruh
2 Bahrul 24 Mahasiswa 3 Titin 25 Buruh
Mu’min 4 Susi Lawati 27 Buruh
3 H.Suhanta 48 Pengusaha 5 Acih 50 IRT
4 Hendra 36 Buruh 6 Nur Hasanah 28 IRT
5 Ulung 40 Guru 7 Yati Sumiati 46 Pedagang
6 Enjum 47 Pedagang 8 Nati 40 Pedagang
7 Asep Surasa 33 Buruh 9 Edah 43 Pedagang
8 H.Bosin 50 Pedagang 10 Sarnih 40 Pedagang
9 Aep 25 Buruh 11 Iis puspita 32 Pedagang
10 Andre Aggasi 25 Buruh 12 Linda sumiati 24 Mahasiswa
11 Enday 45 Pedagang 13 Dewi 45 Pedagang
12 Mi’un 37 Pedagang 14 Novi 30 Buruh
13 Diki 24 Mahasiswa 15 Ilah 46 Buruh
Hermawan 16 Rasih 30 Buruh
14 Tajuddin 25 Mahasiswa 17 Misih 28 Buruh
Nurali 18 Ustdz. Nur 38 Guru
15 Daffa 35 Buruh 19 Ustdz. Nina 47 Guru
16 Ust. Lili 45 Guru 20 Samot 49 IRT
17 Ust. Asep 45 Guru 21 Karmi 25 IRT
18 Hemmi 48 Pengusaha 22 Nilam 25 Buruh
19 H. Esin 34 Pedagang 23 Ateung 48 Buruh
20 Esan 34 Buruh 24 Dadah 35 Buruh
21 H.mardi 49 Pengusaha 25 Kokom 25 IRT
22 Afin 36 Pedagang 26 Yanti 21 IRT
23 Emud 22 Pedagang 27 Isah 48 IRT
24 H.oneng 50 Pedagang 28 Hj.Emon 50 Pengusaha
25 H.Ajuk 50 Pengusaha 29 Minah 23 IRT
26 Ilan belek 46 Pedagang 30 Dedeh 46 IRT
27 Adih 37 Pedagang 31 Dita 46 IRT
28 Ade Dego 33 Buruh 32 Devi 44 Pedagang
29 Oki syahputra 25 Buruh 33 Aan 25 IRT
30 Lutfi 36 Buruh 34 Warsih 23 IRT
31 Saeful 45 Buruh 35 Yuli 48 IRT
32 H.Didi 47 Pedagang 36 Imas 36 Buruh
33 Lamzah 26 Guru/PNS 37 Ranih 47 IRT
34 Akbar 30 Buruh
35 Bonan 22 Buruh
36 Karman 37 Pedagang
37 Samin 46 buruh

Penulis

Gina handayani
1113034000097
Lampiran 3:

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK DIWAWANCARI SETELAH MENDAPAT

PERNJELASAN DARI INFORMED CONSENT

Setelah mendapat penjelasan dari maksud dan tujuan penelitian ini, maka

saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh

saudari

Nama : Gina Handayani

Nim : 1113034000097

Judul : Merayakan Hari Ulang Tahun (Studi Pengamalan Hadis

Kampung Pasir Konci Kecamatan Cikarang Selatan kabupaten

Bekasi)

Demikian persetujuan ini saya tandatangani dengan sukarela tanpa ada

paksaan dari siapa pun.

Bekasi, 31 Juli 2017

Responden

( )
Hari/Tanggal :
Pukul :
Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Pertanyaan Berkaitan Dengan Hadis Ulang Tahun

1. Apakah anda berpuasa pada saat hari kelahiran anda?


a. Ya
b. Tidak

2. Apa yang anda lakukan ketika berulang tahun?


a. berpuasa
b. pesta
c. tasakkuran
3. apakah anda mengetahui sebuah hadis bahwa nabi berpuasa pada hari
kelahirannya ?
a. tahu
b. tidak tahu
4. menurutb anda apakah peringatan hari ulang tahun itu penting
dilakukanL
a. Ya
b. Tidak
5. Berbicara mengenai ulang tahun apakah anda setuju bahwa ulang
tahun boleh dilakukan?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
6. Bila anda setuju, apa alas an yang mendasari anda untuk menyatakan
demikia?
a. Ulang tahun sekedar ikut-ikutan
b. Nabi merayakn ulang tahun dengan cara berpuasa
c. Ulang tahun membawa banyak kebahagiaan
d. Ulang tahunhanya berpoya-poya
7. Bila anda tidak setuju, apa alasan yang mendasari anda menyatakan
demikian?
a. Ulan tahun adalah produk barat
b. Ulang tahun hanya hiburan semata
c. Ulang tahun mengumbar aurat
Lampiran 5:
Dokumentasi penelitian

:
Kantor Kelurahan Desa Pasir Sari letak Sekolah Dasar Pasir Sari

:
Staf Kelurahan Desa Pasir Sari

:
Responden yang sedang melihat lembar pertanyaan wawncara
Lembar persetujuan untuk diwawancarai

Nenek Edah usia 50 Tahun yang sedang melakukan


puasa wedal pada hari selasa 6 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai