Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PEMBERIAN BUBUR KACANG HIJAU TERHADAP PERUBAHAN

BERAT BADAN BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWANGHARJO
KABUPATEN GROBOGAN

Oleh;
Purhadi , Rahmawati2), Zaenat Joni Mustofa3)
1)
1)
Dosen Keperawatan STIKES An Nur Purwodadi, Email: asiandaru2@gmail.com
2)
Dosen Keperawatan STIKES An Nur Purwodadi, Email: wrahma976@gmail.com
3)
Mahasiswa Keperawatan STIKES An Nur Purwodadi, Email: annurlppm@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang; Bubur kacang hijau merupakan makanan tambahan untuk pemulihan gizi
yang diperkaya dengan vitamin dan mineral. Bubur kacang hijau memiliki kandungan protein
yang lengkap sehingga dapat membantu pembentukan sel-sel tubuh dan pertumbuhan
sehingga dapat meningkatkan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian bubur kacang hijau terhadap perubahan berat badan balita dengan status
gizi kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangharjo Kabupaten Grobogan.
Metode; Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pra
Eksperimendengan pendekatan One Group Pre Test Post Test Design.Teknik sampling yang
digunakan adalah Accidental Sampling dan didapatkan 11 responden.Analisis datanya dengan
bantuan computerizedmenggunakan uji paired t testdengan taraf signifikansi 95 %.
Hasil; Berdasarkan hasil analisa data (1) Berat badan responden sebelum diberikan bubur
kacang hijau memiliki rata-rata berat badan 9054,5 gram, (2) Berat badan responden
setelahdiberikan bubur kacang hijau memiliki rata-rata berat badan 9427,3 gram, (3) Ada
perbedaan yang bermakna antara berat badan pre dan post pemberian bubur kacang hijau
dengan nilai t hitung (3,658) > t tabel (2,228) dan nilai pv (0,004) < α (0,05).
Kesimpulan –Berdasarkan hasil uji paired t test disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian
bubur kacang hijau terhadap perubahan berat badan balita dengan status gizi kurang di
Wilayah Kerja Puskesmas Tawangharjo Kabupaten Grobogan

Kata Kunci: Bubur Kacang Hijau, Balita, Status Gizi

19
THE EFFECT OF GRANTING GREEN BEAN ON CHANGES IN BODY WEIGHT
WITH LESS NUTRITION STATUS IN THE WORKING AREA OF TAWANGHARJO
HEALTH CENTER GROBOGAN DISTRICT

By;
Purhadi , Rahmawati2), Zaenat Joni Mustofa3)
1)
1)
Lecturer of STIKES An Nur Purwodadi, Email: wrahma976@gmail.com
2)
Lecturer of STIKES An Nur Purwodadi, Email: asiandaru2@gmail.com
3)
Student of STIKES An Nur Purwodadi, Email: annurlppm@gmail.com

ABSTRACT

Background; Green bean porridgeis side dish for recovering nutrient one enriched by
vitamin and mineral. Green bean porridge have fledged protein content so gets to help cell’s
forming body and growth so gets to increase body weight. Purpose of this research to
influence green bean porridge to change under five years body weight with under nutritional
status at Tawangharjo Society Health Center Region Grobogan Regency.
Method;Observational design that is utilized in this research is Pra Experiment with
approaching One Group Pre Test Post TestDesign.Sampling tech that is utilized is Accidental
Samplingand gotten 11 respondent. Analisis data with help computerized utilizing paired t
test quiz with significant level 95 %.
Result; Base data analysis result (1) Body weight respondent before given by green bean
porridge has average body weight 9054,5gram, (2 ) Body weight respondent after given by
green bean porridge has average body weight 9427,3 gram, (3 ) Available the difference that
wherewith among body weight pre and post is green bean pap application with appreciative t
computing (3,658) > t table (2,228) and pvalue(0,004) <α (0,05).
Conclusion; Base quiz result paired t test concluded that there is available influence green
bean porridge to change under five years weight with under nutritional status at
Tawangharjo Society Health Center Region Grobogan Regency.

Keyword: Granting Green Bean, Children, Nutrition Status

20
PENDAHULUAN penyakit yang mengakibatkan infeksi.
United Nations Children’s Fund Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya
(UNICEF), World Health Organization kasus gizi kurang yaitu Faktor
(WHO), andThe World Bank Child ketidaktersediaan pangan yang bergizi dan
Malnutrition(2012), menyatakan bahwa terjangkau oleh masyarakat, perilaku dan
prevalensi balita diseluruh dunia yang budaya dalam pengolahan pangan dan
mengalami gizi kurang mengalami pengasuhan anak, pengelolaan yang buruk
penurunan dibandingkan tahun 2011 dan perawatan kesehatan yang tidak
sebesar 101 juta balita yang mengalami memadai (Devi, 2010).
gizi kurang.Departemen Kesehatan RI Penanganan gizi kurang dapat
(2014), menyatakan bahwa gizi balita pada dilakukan dengan cara farmakologis atau
tahun 2013 sebesar 19,6% yang terbagi dengan cara pemberian obat-obatan medis
masing-masing 13,9% balita mengalami dan cara non farmakologis atau dengan
gizi kurang dan 5,7% balita mengalami cara pemberian makanan tambahan untuk
gizi buruk.Berdasarkan Dinas Kesehatan balita. Penanganan dengan cara
Provinsi Jawa Tengah (2013), Persentase farmakologis yaitu dengan obat-obat
balita dengan gizi kurang (BB/U) Provinsi pendukung untuk meningkatkan status gizi
Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 4,88%. yaitu dengan kapsul Vitamin A dosis
Data dinas Kesehatan Kabupaten tinggi, tablet tambah darah, Mineral Mix,
Grobogan (2015), menyatakan bahwa Taburia, obat cacing, dan antibiotik
jumlah balita dengan gizi kurang sampai (DepKes RI, 2011).Departemen Kesehatan
bulan Oktober tahun 2015 sebesar 66 RI (2011), menyatakan bahwa penanganan
responden yang tersebar diseluruh wilayah secara non farmakologis pada anak dengan
Kabupaten Grobogan. Wilayah Kerja status gizi kurang diberikan makanan
Puskesmas Tawangharjo (2015), tambahan dan konseling.
merupakan Puskesmas dengan jumlah Adina (2010), menyatakan bahwa
balita gizi kurang terbesar dibanding kacang hijau memiliki kandungan protein
dengan Wilayah Kerja Puskesmas yang yang lengkap sebesar 22% sehingga dapat
lain di Kabupaten Grobogan sejumlah 11 membantu pembentukan sel-sel tubuh dan
balita. pertumbuhan sehingga dapat
Menurut UNICEF ada dua meningkatkan berat badan. Selain itu
penyebab langsung terjadinya gizi kurang kandungan lemaknya merupakan asam
pada balita yaitu kurangnya asupan gizi lemak tak jenuh. Selain protein, lemak,
dari makanan dan akibat terjadinya dan mineral seperti kalsium dan fosfor, di

21
dalam kacang hijau juga terdapat vitamin observasi terlebih dahulu sebelum diberi
B1 yang bermanfaat untuk pertumbuhan. perlakuan kemudian setelah diberikan
Bubur kacang hijau adalah jenis perlakuan sampel tersebut di observasi
makanan yang dibuat dari bahan pokok kembali tanpa ada kelompok kontrol
kacang hijau dengan perebusan dan (Hidayat, 2009).
penambahan bumbu-bumbu sehingga
didapatkan kacang hijau menjadi HASIL
lunak.Bahan yang dipergunakan untuk A. Karakteristik Demografi Responden
membuat bubur kacang hijau disesuaikan Tabel 1; Distribusi Frekuensi Umur
dengan kebutuhan angka gizi anak sesuai Responden
umur (DepKes RI, 2011). Bubur kacang Umur (Bulan) (n) (%)
hijau untuk anak usia 6-23 bulan dibuat 6-23 3 27,3
dari 20 gram kacang hijau, 20 gram tepung 24-59 8 72,7
beras, 40 gram santan, dengan total energi Total 11 100
263 Kkal dan protein 12 gram. Bubur
kacang hijau untuk anak usia 24-59 bulan Tabel 2; Distribusi Frekuensi Jenis
dibuat dari kacang hijau 25 gram (2 Kelamin Responden
sendok makan/sdm) dan santan 5 gram
JK (n) (%)
(1/2 sdm), dengan total energi 534 Kkal
Laki-laki 8 72,7
dan protein 14 gram (DepKes RI, 2011).
Perempuan 3 27,3
Total 11 100
METODE
Desain penelitian yang digunakan
Tabel 3; Distribusi Frekuensi Umur
dalam penelitian ini adalah Pra
Ibu
Eksperiment yaitu rancangan penelitian
Umur (Tahun) (n) (%)
yang sangat lemah dalam melihat
19-25 5 45,5
pengaruh variabel independentterhadap
26-30 3 27,3
variabel Dependent, karena pada design ini
31-35 2 18,2
tidak ada variabel yang dikontrol demikian
36-40 1 9,1
juga pada kelompok sampel tidak
Total 11 100
dilakukan secara random (Hidayat, 2009).
Rancangan penelitian yang digunakan
adalah One Group Pre Test Post Test
Design, dimana penelitian ini sampel di

22
Tabel 4; Distribusi Frekuensi Tabel 8; Berat Badan Sebelum
Pendidikan Ibu Pemberian Bubur Kacang Hijau
Pendidikan (n) (%) n Mean Min Max
SD 2 18,2 11 9054,5 6900 12000
SMP 6 54,5
SMA 3 27,3 Tabel 9; Berat Badan Setelah
Total 11 100 Pemberian Bubur Kacang Hijau
n Mean Min Max
Tabel 5; Distribusi Frekuensi 11 9427,3 7200 12500
Pekerjaan Ibu
Pekerjaan (n) (%) C. Analisa Bivariat
Petani 3 27,3 Tabel 10; Pengaruh Pemberian Bubur
Pedagang 3 27,3 Kacang Hijau Terhadap Perubahan
IRT 5 45,5 Berat Badan Balita Dengan Status Gizi
Total 11 100 t df Sig 2 tailed
3,658 10 0,004
Tabel 6; Distribusi Frekuensi
Penghasilan Ibu PEMBAHASAN
Penghasilan (n) (%) 1. Umur
(Per Bulan) Berdasarkan tabel 1 pada
< Rp 500 Ribu 8 72,7 karakteristik umur, sebagian besar
Rp 500 Ribu– Satu 3 27,3 responden berusia 24-59 Bulan sebesar
Juta 8 responden (72,7%). Menurut
Total 11 100 Supariasa, Bakri dan Fajar (2012),
menjelaskan bahwa angka kejadian
B. Analisa Univariat gizi kurang pada usia ini sering terjadi
Tabel 7; Status Pemberian Bubur karena pada usia ini merupakan
Kacang Hijau Pada Balita periode penyapihan. Anak yang

Status (n) (%) disapih mengalami masa transisi pada

Diberikan 11 100 pola makannya. Keadaan ini

Total 11 100 mengakibatkan asupan makanan


berkurang. Masa ini disebut sebagai

23
masa transisi tahun kedua (secuntrant) sebagian besaribu responden memiliki
yaitu second year trasisional. pendidikan SMP sebesar 6 responden
2. Jenis Kelamin (54,5%).Pendidikan ibu merupakan
Berdasarkan tabel 2 pada modal utama dalam menunjang
karakteristik jenis kelamin, sebagian ekonomi keluarga, juga berperan
besar responden berjenis kelamin laki- penyusunan makan keluarga serta
laki sebesar 8 responden (72,7%).Bila pengasuhan keluarga, juga berperan
diamati lebih lanjut aktivitas fisik anak dalam penyusunan makan keluarga
laki-laki lebih banyak daripada anak serta pengasuhan dan perawatan anak
perempuan, dengan demikian (Mulyani, 2011).
kebutuhan energi lebih banyak pada
anak laki-laki daripada perempuan. Hal 5. Pekerjaan Ibu
ini didukung dengan teori yang Berdasarkan Tabel 5 pada
menyatakan bahwa kebutuhan energi karakteristik pekerjaan ibu responden,
pada anak laki-laki adalah 112 sebagian besaribu responden memiliki
kal/kgBB sehari, sedangkan pada pekerjaan sebagai ibu rumah tangga
perempuan hanya 900 kalori. sebesar 5 responden (45,5%).Pekerjaan
ibu sangat mempengaruhi proses
3. Umur Ibu tumbuh kembang anak. Dalam
Berdasarkan tabel 3 pada penelitian ini pekerjaan ibu sebagian
karakteristik umur ibu responden, besar adalah ibu rumah tangga, yang
sebagian besaribu responden memiliki seharusnya memiliki waktu yang
umur 19-25 tahun sebesar 5 responden banyak untuk merawat anaknya.
(45,4%).faktor umur sangat Namun, hasil penelitian ini
mempengaruhi tingkat pengetahuan menunjukkan masih banyak anak yang
ibu tentang gizi, jadi umur ibu yang menderita gizi kurang. Hal ini dapat
masih muda, belum memiliki banyak disebabkan karena berbagai faktor
pengetahuan yang cukup mengenai yang salah satunya adalah tingkat
gizi, baik ibu pada saat hamil maupun pendidikan.
pasca melahirkan (Daryono, 2013).
6. Penghasilan Ibu
4. Pendidikan Ibu Berdasarkan tabel 6 pada
Berdasarkan tabel 4 pada karakteristik penghasilan ibu
karakteristik pendidikan ibu responden, responden, sebagian besaribu

24
responden memiliki penghasilan Kecamatan Tawangharjo sangat cocok
sebesar < Rp 500.000/bulan sebesar 8 untuk ditanami kacang hijau.
responden (72,7%).
Menurut Sihadi (2009), 8. Berat Badan Sebelum Intervensi
menyatakan bahwa penghasilan Berdasarkan tabel 8 di atas
keluarga yang baik dapat menunjang didapat berat badan responden pada
tumbuh kembang anak. Hal ini sebelum diberikan bubur kacang hijau
dikarenakan orang tuang dengan memiliki rata-rata berat badan 9054,5
penghasilan tinggi dapat menyediakan gram dengan berat badan terendah
semua kebutuhan anak-anaknya. terendah 6900 gram dan tertinggi
Rendahnya penghasilan merupakan 12000 gram. Keadaan Balita dengan
faktor yang menyebabkan orang tidak status gizi kurang ini terus berlanjut
mampu membeli pangan dalam jumlah kemungkinan penyebabnya adalah
yang diperlukan dan pangan yang pemberian makanan tambahan
mengandung zat gizi baik untuk pemulihan yang kurang tepat oleh ibu,
pertumbuhan anak. yaitu jumlah/takaran makanan
tambahan pemulihan yang diberikan
7. Status Pemberian Bubur Kacang kurang dari jumlah/takaran yang
Hijau dianjurkan, hal ini karena ibu tidak
Berdasarkan tabel 7 di atas pernah mengukur jumlah/takaran
didapat semua responden di berikan makanan tambahan yang diberikan,
bubur kacang hijau sebesar 11 hanya asal menuang saja.Dampak yang
responden (100%).Kacang hijau terjadi anak akan sulit untuk
merupakan tanaman tropis yang mengalami pertumbuhan yang
membutuhkan suasana panas meningkat dan keadaan pertumbuhan
sepanjang hidupnya.Tanaman kacang anak dengan status gizi kurang terus
hijau dapat ditanam di daerah berlanjut. Padahal pada usia ini,
tropik.Berdasarkan tekstur tanah untuk terutama pada usia 1-5 tahun
penanaman kacang hijau, kacang hijau merupakan usia puncak pembentukan
sangat baik ditanam di tanah jaringan otak pada anak yang akan
berlempung yang banyak mengandung berpengaruh pada perkembangan otak
bahan organik, aerasi dan drainase dimasa usia selanjutnya (Anggraini,
yang baik.Secara geografis daerah di 2011).

25
9. Berat Badan Setelah Intervensi kandungan zat yang berguna untuk
Berdasarkan tabel 9 di atas balita
didapat berat badan responden
setelahdiberikan bubur kacang hijau 10. Pengaruh Pemberian Kacang Hijau
memiliki rata-rata berat badan 9427,3 dengan BB dan Status Gizi Balita
gram dengan berat badan terendah Berdasarkan tabel 10 di atas
terendah 7200 gram dan tertinggi didapatkan hasil uji beda berat badan
12500 gram. Kenaikan berat badan sebelum dan sesudah diberikan bubur
setelah pemberian bubur kacang hijau kacang hijau menggunakan uji Pairedt-
mengindikasikan bahwa pemberian test menggunakan bantuan
bubur kacang hijau tersebut Computerized. Diketahui nilai t hitung
menyebabkan adanya perbedaan pada (3,658) > t tabel (2,228) dan nilai pv
hasil pengukuran berat badan (0,004) < α (0,05). Dari hasil tersebut
balita.Penanganan gizi kurang dapat dapat ditarik kesimpulan bahwa
dilakukan dengan cara farmakologis terdapat perbedaan berat badan
atau dengan cara pemberian obat- sebelum dan sesudah pemberian bubur
obatan medis dan cara non kacang hijau.Kenaikan berat badan
farmakologis atau dengan cara balita setelah diberikan intervensi
pemberian makanan tambahan untuk kemungkinan juga bisa disebabkan ibu
balita. Penanganan non farmakologis lebih memperhatikan dalam pemberian
dalam penelitian ini adalah dengan bubur kacang hijau disamping
bubur kacang hijau. makanan sehari-hari.
Bubur kacang hijau dalam Sebagian besar ibu responden
penelitian ini digunakan untuk merupakan ibu rumah tangga/tidak
mengatasi masalah gizi kurang. bekerja sebesar 45,5%, sehingga ibu
Sehingga dampak gizi kurang pada bisa lebih banyak waktu dalam
balita dapat berkurang.Oleh karena itu memperhatikan kesehatan balita
sangat penting dilakukan penanganan khususnya dalam hal ini adalah upaya
berat badan pada balita dengan status pemberian bubur kacang hijau yang
gizi kurangyang salah satunya dengan benar agar pertumbuhan berat badan
penanganan non farmakologis balitanya tidak berada pada status gizi
menggunakan bubur kacang hijau. kurang (Suciatiningsih, 2013).Kacang
Karena kacang hijau memiliki banyak hijau mengandung berbagai zat gizi
dan non-gizi penting yang diperlukan

26
untuk mencegah sakit, menjaga Berat badan responden setelahdiberikan
kesehatan dan kebugaran tubuh agar bubur kacang hijau memiliki rata-rata
optimal. berat badan 9427,3 gram. (3) Ada
Harisuddin (2012), mekanisme perbedaan rata-rata pre dan post pada berat
fisiologis kacang hijau dimulai dari badan responden pada kelompok intervensi
mulut oleh enzim amilase masuk ke sebesar 372,8 gram, dengan demikian ada
esofagus dan didorong ke dalam perbedaan yang bermakna antara berat
lambung dengan gerakan peristaltik.Di badan pre dan post pemberian bubur
dalam lambung, makanan dicerna kacang hijau dengan nilai t hitung (3,658)
kembali hingga terbentuk chyme, > t tabel (2,228) dan nilai pv (0,004) < α
kemudian didalam usus halus dicerna (0,05).
lebih lanjut dan diserap oleh tubuh
dengan mengambil kandungan kacang SARAN
hijau yang berupa vitamin B1 dan B2, 1. Diharapkan orang tua dapat
berbagai asam amino penting, protein, menerapkan intervensi berupa bubur
serat, zat gizi mikro, mineral dan kacang hijau untuk diberikan kepada
vitamin B6. balita dengan status gizi kurang.
Penyerapan atau absorbsi 2. Hasil penelitian ini perlu diteliti lebih
didalam tubuh lebih cepat karena lanjut tentang variabel perancu lain
bubur kacang hijau yang diberikan yang dapat mempengaruhi keberhasilan
lebih halus, sehingga mempercepat pemberian bubur kacang hijau terhadap
absorbsi makanan untuk dijadikan berat badan balita dengan status gizi
sumber perkembangan dan kurang seperti pola asuh dan penyakit
pertumbuhan. Dari teori inilah dapat infeksi.
disimpulkan kenaikan berat badan
balita dikarenakan pemberian bubur DAFTAR PUSTAKA
Agrina. (2009). Pengaruh Karakteristik
kacang hijau
Orangtua dan Lingkungan Rumah
Terhadap Perkembangan Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas
SIMPULAN
Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru.
Berdasarkan hasil analisis dan Jakarta: Universitas Indonesia
pembahasan di atas, dapat ditarik simpulan
Anggraeni dan Adriyanto. (2010).
bahwa (1) Berat badan responden sebelum Hubungan Antara Tingkat
Kesegaran Jasmani dan Status Gizi
diberikan bubur kacang hijau memiliki
dengan Produktivitas Kerja. Jurnal
rata-rata berat badan 9054,5 gram. (2)

27
Kesehatan Masyarakat Kesmas 5 (2) Jawa Tengah Tahun 2011. Jawa
(2010) 145-150 Tengah: Dinkesprov Jateng

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.


Penelitian: Suatu Pendekatan (2013). Buku Profil Kesehatan
Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.
Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi
Choirunisa.(2009). Panduan Terpenting Jawa Tengah
Merawat Bayi dan
Balita.Yogyakarta : Moncer Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan.
Publisher (2015). Profil Kesehatan Kabupaten
Grobogan:P2PL. Grobogan: Dinkes
Dahlan, Sopiyudin. (2011). Statistik untuk Kab. Grobogan
Kedokteran dan Kesehatan. Depok:
Bina Mitra Press. Eka, Anthonie. (2011). Manfaat Kacang
Hijau Untuk Kesehatan. Diperoleh
Departemen Kesehatan RI. (2010). dari www.document.tips/Manfaat
Pengertian Balita Bawah Garis kacang hijau untuk
Merah. Jakarta. Departemen kesehatan_Rahasia hidup sehat.htm
Kesehatan Indonesia. tanggal 25 Januari 2016

Departemen Kesehatan RI. (2011). Harissuddin, Mohd. 2012. Peluang


Panduan Penyelenggaraan PMT Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus)
Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang Sebagai Diet Manula (Prosiding
dan Ibu Hamil KEK. Jakarta: Seminar Nasional Pangan
Kementerian Kesehatan RI Fungsional Indigenous Indonesia:
Potensi, Regulasi, Keamanan,
Departemen Kesehatan RI. (2012). Kartu Efikasi Dan Peluang Pasar.
Menuju Sehat model baru Surakarta: Universitas Sebelas
diluncurkan.Diakses pada 5 Maret Maret.
2013. Jakarta: Departemen
Kesehatan Indonesia Hidayat, Alimul Azis. (2008). Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak untuk
Departemen Kesehatan RI. (2013). Pendidikan Kesehatan.Jakarta :
Panduan Manajemen Pemberian Salemba Medika.
Taburia. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan KIA Departemen Hidayat, Alimul Azis. (2009). Metode
Kesehatan RI Penelitian Kebidanan dan Tehnik
Analisis Data. Jakarta: Salemba
Departemen Kesehatan RI. (2014). Medika
Kebijakan Kementerian Kesehatan
Dalam Penurunan AKI, AKB, dan Jannah, Raudhatul. (2015). Pengaruh
Prevalensi Gizi Buruk. Jakarta: Pemberian Suplemen Vitamin
Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Terhadap Perubahan Status Gizi
Kementerian Kesehatan Republik (BB/U) Balita Bawah Garis Merah
Indonesia. (BGM) di Wilayah Kerja Puskesmas
Kambat Utara Kabupaten Hulu
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Sungai Tengah (HST). Banjarbaru:
(2011). Profil Kesehatan Provinsi STIKES Husada Borneo Banjarbaru

28
Kumalasari, Ratih. (2011). Vitamin dan (KMS) Balita di Puskesmas Ciputat
Mineral. Malang: Universitas Timur Kota Tanggerang Selatan.
Airlangga. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah

Latief, A., dkk. (2008). Diagnosi Fisis Saryono.(2009). Metodologi Penelitian


pada Anak (Edisi kedua). Jakarta: Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi
CV Sagung Seto. Pemula. Yogjakarta: Mitra Cendekia
Press.
Maimunah, Hasan. (2011). PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini). Siswanto, H. (2010). Pendidikan
Yogyakarta. DIVA Press Kesehatan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Masriatin, Eni. (2013). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Tentang Suciatiningsih, Ilya Krisnana, dan
Pemberian Makanan Tambahan Kristiawati. 2013. Peningkatan
(PMT) Terhadap Kenaikan Berat Berat Badan Pada Bayi (6-23 Bulan)
Badan Balita di Posyandu Desa Melalui Infant Exercise. Malang:
Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Universitas Airlangga
Kabupaten Grobogan. Purwodadi:
STIKES An Nur Purwodadi Sugiyono.(2010). Statistika untuk
Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Maradona.(2010). Kandungan Nutrisi
pada Kacang Hijau. Jakarta: Fitness Sulistyawati.(2011). Pengaruh Pemberian
Lactamil Mama Care. Diet Formula 75 dan 100 Terhadap
Berat Badan Balita Gizi Buruk
Marsaoly, Michran, Burhanudin Bahar, & Rawat Jalan di Wilayah Kerja
Saifuddin Sirajuddin. (2011). Puskesmas Pancoran Mas Kota
Pengaruh Pemberian Makanan Depok. Jakarta: Universitas
Tambahan (Telur Rebus dan Bubur Indonesia
Kacang Hijau) Terhadap Status Gizi
Anak Usia Sekolah. Media Gizi Suparyanto.(2011). Konsep Balita.
Masyarakat Indonesia Vol 1 No 1 Diperoleh dari http://dr-
Agustus (2011): 14-20. suparyanto.blogspot.co.id/2011/03/k
onsep-balita.html?m=1 diperoleh
Nursalam.(2008). Aspek Tumbuh tanggal 15 Januari 2016
Kembang Pada Balita. Jakarta. EGC.
Surtinah, Seprita Lidar, Neng Susi, &
Nurwati, N., R. Nizar, L. Siswati.(2012). Enny Mutryarny.(2012). Sosialisasi
Alokasi Pendapatan dan Pola Manfaat Sari Kacang Hijau Di
Konsumsi Pangan Rumah Tangga di Posyandu RW 3 Kelurahan
Kecamatan Rumbai Kota Umbansari Kecamatan Rumbai Kota
Pekanbaru. Pekanbaru: Fakultas Pekanbaru. Pekanbaru: Universitas
PertanianUniversitas Lancang Lancang Kuning.
Kuning.
Teguh, A.(2010). Khasiat dan Kandungan
Purwono & R. Hartono.(2012). Kacang Gizi Kacang Hijau. Diperolehdari
Hijau. Jakarta: Penebar Swadaya http://www.wikipedia.org.Pada
tanggal 15 Oktober 2015.
Roseliana. 2013. Gambaran Pengetahuan
Ibu Tentang Kartu Menuju Sehat

29
United Nations Children’s World Bank Child Malnutrition.
Fund(UNICEF), WHO, and The (2013). Estimates For2012 And
World Bank Child Malnutrition. Launch Of Interactive Data
(2012). Levels & Trend Child Dasboards. USA: UNICEF, WHO,
Malnutrition. USA: UNICEF, WHO, and The World Bank Child
and The World Bank Child Malnutrition
Malnutrition
World Health Organization (WHO).
United Nations Children’s (2010). The Spectrum Of
Fund(UNICEF), WHO, and The Malnutrition. USA: WHO

30

Anda mungkin juga menyukai