SKRIPSI
Oleh :
iii
8. Teman-teman Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2012 terutama Evira
Agustina, Ika Mawarni, Aini Muthmainah, Siti Harisah dan Nariska Putri.
9. Keluarga besar LDF Asy-Syifaa’, Keluarga besar BEM Unsyiah 2015 yang
telah bersedia untuk selalu mendo’akan dan mendukung penulis.
10. Terima kasih untuk seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam memberikan
saran yang membangun untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis memahami dan menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari seluruh pihak guna melakukan revisi di masa
yang akan datang.
Penulis
iv
ABSTRAK
Setiap wanita normal yang telah memasuki masa pubertas pasti akan
mengalami menstruasi. Menstruasi yang dialami oleh wanita, seringkali disertai
dengan dismenore primer. Dismenore primer biasanya dimulai beberapa hari
sebelum terjadinya menstruasi dan berakhir pada beberapa jam sampai beberapa
hari awal menstruasi. Apabila dismenore ini dibiarkan akan mengakibatkan
terganggunya kegiatan sehari-hari pada wanita tersebut. Dalam kenyataannya
absen paling banyak terjadi pada remaja putri yang sedang mengalami dismenore.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dan perbandingan
intensitas nyeri padawanita primipara dan multipara sebelum dan sesudah
melahirkan. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan
desain cross sectional yang dilakukan di Gampong Limpok. Sampel keseluruhan
70 responden. Data dikumpulkan dengan mewawancarai wanita primipara dan
multipara dengan menggunakan VAS ( Visual Analogue Scale) untuk menilai
intensitas nyeri dismenore. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intensitas
nyeri dismenore berat saat belum melahirkan (32,9%) dan pada saat telah
melahirkan (5,7%). Intensitas nyeri sedang saat belum melahirkan (18,6%) dan
pada saat telah melahirkan (5,7%). Intensitas nyeri saat belum melahirkan (37,1%)
dan pada saat telah melahirkan (44,3%). Intensitas nyeri dismenore yang tidak
nyeri pada saat belum melahirkan (11,4%) dan pada saat telah melahirkan
(44,3%). Berdasarkan hasil analisa data dengan uji Wilcoxon, signifikasi (α=0,05)
pada CI 95%, nilai p-value =0,000. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas nyeri
dismenore responden sebelum melahirkan lebih tinggi dibandingkan dengan pada
saat responden telah melahirkan di Gampong Limpok.
x
ABSTRACT
Every woman who has entered the pubertas will has menstruation that
often followed by primary dysmenorrhea. Primary dysmenorrhea usually begin a
few days days before menstruation happens and end in a few hours before the first
day of menstruation in the next month. If we don’t treat dysmenorrhea, it will
disturb the daily activities. In reality, there are absences in female teenagers. The
aim of this research is to know the differences or the comparison of the the painful
intensity of primapara and multipara woman before and after had a birth. This
research used observational analitical method with the cross sectional design that
has been done at Gampong Limpok. The sample were 70 respondents. The data
was collected by observing the primapara woman and multipara woman by using
VAS (Visual Analogue Scale) to state dysmenorrhea painful intensity. The result
of this research is the severe dysmenorrhea painful intensity found in before birth
(32,9%) and after birth (5,7%). The moderate dysmenorrhea painful intensity
found in before birth (18,6%) and after birth (5,7%). The mild dysmenorrhea
painful intensity found in before birth (11,4%) and after birth (44,3%). The not-
pain dysmenorrhea painful intensity found in before birth (11,4%) and after birth
(44,3%). Based on Wilcoxon Test, significant level (α=0,05), on 95% CI, the p
value=0,000. This research explains that the dysmenorrhea painful intensity
before birth is higher than after birth at Gampong Limpok.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
ABSTRAK ......................................................................................................... x
ABSTRACT ........................................................................................................ xi
v
3.5.1 Variabel Penelitian ............................................................... 16
3.5.2 Kerangka Konsep ................................................................ 16
3.5.3 Defenisi Operasional ........................................................... 16
3.6 Teknik Pengambilan Data ............................................................. 17
3.7 Prosedur Penelitian......................................................................... 18
3.7.1 Pemilihan Subyek Penelitian ............................................... 18
3.7.2 Inform Consent ..................................................................... 18
3.7.3 Alur Penelitian ..................................................................... 18
3.8 Pengolahan Data ........................................................................... 19
3.10 Analisis Data ................................................................................ 19
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tabel Defenisi Operasional ................................................................. 16
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Responden ............................................... 21
Tabel 4.2 Tabel Intensitas nyeri dismenore sebelum melahirkan ...................... 22
Tabel 4.3 Tabel Intensitas nyeri dismenore setelah melahirkan ......................... 23
Tabel 4.4 Tabel Perbedaaan intensitas nyeri dismenore pada wanita sebelum
dan sesudah melahirkan ..................................................................... 24
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Intensitas nyeri dismenore pada wanita sebelum
dan sesudah melahirkan .................................................................... 24
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Patofisiologi Dismenore Primer .................................................... 7
Gambar 2.2 Kuisioner Nyeri McGill ................................................................ 10
Gambar 2.3 Visual Analogue Scale (VAS) ....................................................... 10
Gambar 2.4 Wong-Baker Face Pain Rating Scale ............................................ 11
Gambar 2.5 Kerangka Teori .............................................................................. 13
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 16
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian ........................................................................ 19
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Kegiatan Penelitian ....................................................... 31
Lampiran 2 Inform Consent ............................................................................ 32
Lampiran 3 Pernyataan Persetujuan Responden ............................................. 33
Lampiran 4 Lembar Wawancara ..................................................................... 34
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian ..................................................................... 36
Lampiran 6 Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................ 37
Lampiran 7 Master Data Pengukuran Intensitas Nyeri .................................... 38
Lampiran 8 Hasil Penelitian ............................................................................. 45
Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 48
Lampiran 10 Riwayat Hidup Penulis ................................................................. 49
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
menstruasi yang masih belum diketahui penyebabnya, tetapi diyakini bahwa hal ini
terjadi karena peningkatan dari prostaglandin. Sedangkan dismenore sekunder terjadi
karena adanya patologi pelvis. (4)
Dismenore primer biasanya dialami oleh wanita setiap bulannya. Dismenore
primer biasanya dimulai beberapa hari sebelum terjadinya menstruasi dan berakhir
pada beberapa jam sampai beberapa hari awal menstruasi. Banyak faktor yang
mempengaruhi dismenore primer, diantaranya stres, usia menarke, paritas dan lain
sebagainya. Dismenore primer akan berkurang seiring bertambahnya umur dan
jumlah paritas dari wanita tersebut. (2)
Pada wanita yang sudah melahirkan atau wanita yang memiliki jumlah paritas
yang tinggi, nyeri dismenore cenderung menurun bahkan sampai sama sekali hilang.
Pada studi kohort yang dilakukan oleh Juang et al menunjukkan bahwa kehamilan
dan jumlah paritas mempengaruhi intensitas nyeri dismenore. Pada wanita dengan
persalinan spontan, intensitas nyeri dismenore juga akan menurun secara signifikan
dibandingkan dengan wanita yang melahirkan dengan sectio cecaria. (2)
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena secara anatomis bentuk ostium
uteri externa pada wanita yang sudah melahirkan dengan wanita yang belum
melahirkan terjadi perbedaan, yaitu pada wanita yang belum melahirkan, ostium uteri
externa-nya masih berbentuk titik, jadi lebih sulit untuk mengeluarkan darah yang
meluruh dari dinding uterus yang akan menyebabkan rasa nyeri disminore, sedangkan
pada wanita yang telah melahirkan, ostium uetri externa-nya berbentuk linear, jadi
lebih mudah untuk mengeluarkan darah tersebut yang akan menurunkan rasa sakit
disminore. Intensitas nyeri disminore primer ini dapat diukur dengan skala VAS
(Visual Analogue Scale). VAS berupa suatu garis lurus yang panjangnya biasanya 10
cm. (8)
Gampong Limpok adalah salah satu gampong yang berada di kecamatan Syiah
Kuala. Gampong ini berada di sebelah utara Universitas Syiah Kuala, sebelah selatan
Desa Cot Cut, sebelah timur Desa Berabong dan sebelah barat Krueng Aceh. Limpok
mempunyai tiga dusun yaitu dusun sejati, dusun abadi dan dusun sentosa.
Penduduknya hampir tersebar rata di ketiga dusun tersebut. Adapun data
3
persebarannya adalah di dusun sejati terdapat 378 warga, dusun abadi 289 warga dan
dusun sentosa 207 warga. Disini penulis memilih gampong limpok sebagai tempat
penelitian. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan skala nyeri
disminore sebelum dan sesudah melahirkan pada pasien di Gampong Limpok.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah yaitu
apakah terdapat perbedaan skala nyeri dismenore pada wanita primipara dan
multipara sebelum dan sesudah melahirkan di Gampong Limpok?
1.5 Hipotesis
Terdapat perbedaan bermakna skala nyeri dismenore pada wanita primipara dan
multipara sebelum dan sesudah melahirkan di Gampong Limpok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dismenore
2.1.1 Definisi
Dismenore adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah
yang terjadi sehari sebelum menstruasi dan berakhir beberapa jam sampai
beberapa hari setelah terjadinya menstruasi. Dismenore berasal dari bahasa
yunani yang artinya “aliran menstruasi yang sulit”. Dismenore dapat
menyebabkan penurunan kualitas hidup dan meningkatnya absensi di sekolah
maupun di paerkantoran.(9,10,11)
2.1.2 Etiologi dan Klasifikasi
Dismenore dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu dismenore primer dan
dismenore sekunder. Dismenore primer adalah nyeri kram pada saat menstrusi
yang tidak didasari dengan penyakit organ seperti patologi pelvis, sedangkan
dismenore sekunder nyeri menstruasi yang selalu disertai dengan patologi pelvis
seperti endometriosis, adenomiosis, uterus fibroid dan lain-lain. Namun penyakit
penyerta yang paling sering terjadi adalah endometriosis.(11,12)
2.1.3 Faktor Resiko
Ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi tingkat keparahan
dismenore primer termasuk umur. Pada wanita yang umurnya lebih muda
cenderung mempunyai tingkat keparahan dismenore primer lebih besar. Usia
menarke dini juga berperan dalam keparahan dismenore primer. Pada wanita yang
usia menarke dini dismenore primer cenderung lebih parah. Faktor lain yang
berperan adalah status gizi, riwayat keluarga, rokok, dan paritas. Paritas
merupakan salah satu faktor resiko dismenore primer. Pada wanita yang sudah
melahirkan, cenderung mengalami penurunan instensitas nyeri dismenore primer,
apalagi pada wanita yang jumlah paritasnya lebih banyak, intensitas nyeri
dismenore primer cenderung menurun. (9)
Faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya dismenore diantaranya
faktor kejiwaan. Emosional yang tidak stabil yang terjadi pada gadis remaja akan
meudah menimbulkan dismenore, apalagi pada mereka yang tidak dijelaskan
secara menyeluruh tentang mekanisme menstruasi. Faktor obstruksi kanalis
5
6
servikalis atau sering disebut dengan stenosis kanalis servikalis merupakan teori
yang paling tua yang menjelaskan terjadinya dismenore primer. Pada wanita yang
mempunyai uterus hiperantefleksi cenderung memiliki resiko terjadinya stenosis
kanalis servikalis. Namun, dewasa ini faktor tersebut tidak dipakai lagi karna
terbukti bahwa banyak wanita yang mengalami dismonere primer namun
uterusnya tidak mengalami stenosis ataupun hiperantefleksi. Sebaliknya, wanita
yang memiliki uterus hiperantefleksi dan stenosis kanalis servikalis namun tidak
mengalami dismenore primer. (8)
Faktor alergi juga merupakan faktor pencetus terjadinya dismenore primer.
Pada orang alergi contohnya urtikari, migraine dan asma bronkial akan terjadi
peningkatan kadar prostaglandin. Patofisiologi terjadinya dismenore primer
adalah peningkatan kadar prostaglandin, maka dari itu pada wanita yang
mempunyai riwayat alergi akan cenderung mengalami dismenore primer. (8)
2.1.4 Patofisiologi
Prostaglandin adalah sebuah hormon dan juga mediator utama dalam
proses kontraksi dan relaksasi otot polos pada tubuh manusia. Sebagian besar
jaringan tubuh manusia mampu menghasilkan hormon ini termasuk uterus. Pada
saat menstruasi uterus menghasilkan prostaglandin 10 kali lipat lebih banyak.
Produksi prostaglandin menyebabkan peningkatan kontraksi uterus yaitu
miometrium yang kuat dan abnormal yang akan mengakibatkan berkurangnya
aliran darah ke uterus dan akhirnya akan terjadi hipoksia uterus. Selain itu juga
dapat menyebabkan disintegrasi endometrium, perdarahan dan nyeri.(11,13)
Pada saat sebelum terjadinya menstruasi, kadar progesteron akan menurun.
Penurunan kadar progesteron ini akan mengakibatkan pelepasan prostaglandin
dan leukotrin. Pelepasan prostaglandin dan leukotrin ini akan mengakibatkan
respon inflamasi berupa spasme otot dan keluhan sistemik seperti mual, muntah,
perut kembung dan sakit kepala. (14)
Respon inflamasi akan terjadi akibat prostaglandin dan leukotrin
Pelepasan prostaglandin ini diakibatkan oleh lisis-nya sel endometrium dengan
labelisasi lisosom dan pelepasan enzim yang merusak membrane sel. Jenis
prostaglandin yang ditemukan pada cairan menstruasi wanita adalah PGF2α dan
PGE.(11,14)
7
2.1.5 Penanganan
Pada kasus dismenore primer, penanganan yang paling penting adalah
edukasi. Seorang dokter harus menjelaskan kepada pasien bahwa dismenore
primer adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan, hanya saja pada
stadium berat akan mengganggu aktivitas bahkan sampai harus istirahat 2 hingga
3 hari. Dalam penyampaian edukasi tersebut juga harus didiskusikan terkait cara
hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Selain itu, penjelasan
tentang makanan sehat, istirahat yang cukup dan olahraga adalah hal penting
dalam edukasi pasa pasien dismenore. Pada kasus tertentu, tatalaksana psikoterapi
juga diberikan. (8)
Pemberian Obat Analgetik pada pasien dismenore juga penting, namun
jangan terlalu berlebihan karna efek sampin yang ditimbulkan juga berat. Untuk
dismenore berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada
perut bagian bawah guna mengurangi intensitas nyeri yang dirasakan. Beberapa
contoh obat analgetik yang sering digunakan adalah preparat kombinasi aspirin,
fenastin dan kafein. Nama dagang atau yang sering beedar di pasaran adalah
novalgin, ponstan, acet-aminophen dan lain-lain. (8)
Terapi hormonal diberikan pada untuk memastikan bahwa diagnosanya
adalah dismenore primer. Maka dari itu terapi ini hanya diberikan sementara.
8
Selain itu, terapi ini juga diberikan pada wanita dengan dismenore berat namun
harus melaksanakan aktivitas atau pekerjaan penting, agar terapi istirahat di
tempat tidur tidak perlu dilaksanakan. Terapi yang diberikan adalah salah satu
jenis pil kontrasepsi. (8)
Khusus untuk dismenore primer, terapi yang diberikan adalah obat
nonsteroid antiprostaglandin seperti indometasin, ibuprofen dan naproksen.
Kurang lebih 70% penderita mengalami penurunan intensitas nyeri setelah
pemberian obat ini. Sebaiknya obat ini diberikan 1-3 hari sebelum menstruasi
dimulai dilanjutkan pada hari pertama menstruasi. (8)
Terapi terakhir yang dilakukan apabila terapi yang gagal adalah dilatasi
servikalis, neurektomi prasakral (pemotongan urat saraf sensorik antara uterus dan
susunan saraf pusat) ditambah dengan neurektomi ovarial (pemotongan urat saraf
sensorik yang adadi ligamentum infundibulum). Pada dilatasi servikalis dilakukan
agar memudahkan pengeluaran darah haid dan prosteglandin di dalamnya. (8)
2.2 Nyeri
2.2.1 Defenisi
Nyeri merupakan keluhan utama yang paling sering dialami pasien yang
datang ke klinik, rumah sakit dan pusat pelayanan medis lainnya. Nyeri adalah
rasa ketidaknyamanan yang dirasakan seseorang baik itu pengalaman sensori
maupun emosional (psikologi) yang berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan
baik secara aktual maupun potensial.(15,16) Definisi ini menerangkan bahwa
nyeri merupakan pengalaman subjektif yang disertai dengan sensasi dan emosi
dari individu yang merasakannya dan hanya individu itulah yang dapat
menjelaskan dan menilai rasa nyeri yang dirasakan. (10)
Nyeri merupakan sensasi yang tidak menyenangkan akibat adanya
kerusakan pada nociceptor yang diteruskan ke otak untuk diinterpretasikan
menjadi sebuah sensasi nyeri. (17) Nyeri membuat seseorang menjadi kehilangan
kemampuan dalam menjalankan aktivitas normal akibat dari ketidaknormalan
struktur atau fungsi anatomik yang ditimbulkan. (18)
9
Pengukuran dengan Visual Analog Scale. VAS merupakan alat ukur yang
paling populer dan sering digunakan dalam berbagai penelitian dan praktik klinis.
Hal ini dikarenakan VAS merupakan alat pengukur nyeri yang paling
sensitif.(20,22) VAS merupakan suatu instrument pengukuran yang
dikembangkan oleh Stevenson, dkk sebagai sebuah garis lurus sepanjang 10 cm
dimana batas paling ujung kiri dimulai dari 0 (tidak nyeri sama sekali) hingga
batas paling ujung kanan dengan nilai 10 (sangat nyeri). (18,21)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri Paling Nyeri
Gambar 2.3 Visual Analogue Scale (VAS) (22)
11
Visual Analogue Scale terbagi dalam 3 kategori yaitu ringan, sedang dan
berat dimana untuk kategori ringan skor 1-3, sedang 4-6, dan kategori berat 7-10.
Visual Analogue Scale merupakan skala yang paling umum digunakan di dalam
praktik kesehatan karena tingkat sensitivitas dan pesifikasinya lebih tinggi
disbanding dengan skala yang lain. Selain itu, VAS juga sangat mudah digunakan
dan mudah didapat.(18)
Pengukuran dengan Wong-Baker FACES Pain Rating Scale. Pada teknik
pengukuran dengan Wong-Baker FACES Pain Rating Scale ini, disediakan
sebuah kertas dengan design gambar wajah yang menunjukkan emosi seseorang
mulai dari gembira/bahagia karena sama sekali tidak merasakan nyeri hingga
kesedihan yang sangat parah ketika sedang merasakan nyeri. Instrumen ini hanya
di rekomendasikan untuk anak – anak yang berusia dibawah 3 tahun atau pada
orang dewasa dengan gangguan kognitif.(18,21)
2.3.2 Klasifikasi
Paritas dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu nullipara, primipara,
multipara dan grandemultipara. Nullipara adalah seorang wanita yang belum
hamil atau yang sudah pernah hamil namun belum pernah melahirkan janin yang
mencapai viabilitas. Primipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi
sebanyak satu kali. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan sebanyak dua
sampai empat kali. Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi
sebanyak lima kali atau lebih. (25)
Dismenore Dismenore
Primer(11) Sekunder
14
15
b. Kriteria Ekslusi
1. Memiliki gejala patologi pelvis seperti endometriosis, kanker rahim, dll
2. Memiliki riwayat penyakit yang dapat mempengaruhi persepsi nyeri,
seperti diabetes mellitus dan gangguan mental (gila)
3. Memakai KB oral
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode probability sampling yang
merupakan teknik pengambilan sampel, dimana sampel yang dipilih harus secara
acak dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jadi, sampel yang dipilih
menjadi responden adalah wanita yang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi dan telah terpilih secara acak.
Warga wanita yang telah memenuhi syarat diberi nomor urut terlebih
dahulu, kemudian nomor urut tersebut diacak. Kemudian peneliti mengambil
beberapa nomor urut sesuai kebutuan sampel secara acak, dan wanita yang
mempunyai nomor urut tersebut yang dijadikan sampel.
Keterangan :
n = besar sampel
N = Jumlah populasi = 209 warga wanita
d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan = 10% = 0,1.
Dari rumus di atas didapatkan bahwa minimal sampel yang dibutuhkan
berjumlah 68. Namun peneliti akan menambah sampel sebagai cadangan jika
dibutuhkan. Sampel tersebut akan dipilih secara acak dari ketiga dusun yang ada
yaitu dusun sejati, dusun abadi dan dusun sentosa.
16
Sebelum
melahirkan
Intensitas nyeri
disminore
Setelah
melahirkan
terjadinya kesalahan dan kerancuan baik dari segi pengukuran, analisis, maupun
penarikan kesimpulan. Berikut definisi operasional dari setiap variabel pada
penelitian ini:
1. Melahirkan adalah suatu kejadian alamiah untuk mengeluarkan janin yang
ada di dalam kandungan seorang wanita hamil, dengan harapan janin yang
keluar dalam keadaan hidup.
2. Sebelum melahirkan adalah ketika wanita tersebut belum pernah
melahirkan janin hidup.
3. Setelah melahirkan adalah ketika wanita tersebut sudah pernah melahirkan
janin hidup baik satu ataupun lebih.
4. Intensitas nyeri adalah derajat nyeri yang dirasakan oleh setiap individu
yang mengalami disminore. Intensitas nyeri dibagi menjadi intensitas
nyeri ringan, sedang, dan berat dengan menggunakan VAS.
Tabel 3.1 Alat Ukur, Hasil Ukur, dan Skala dari Variabel
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Independen
Sebelum melahirkan
1
pada primipara
Kategorik
Setelah melahirkan
2
pada multipara
Variabel Dependen
0 : Tidak Nyeri
1-3 : Intensitas nyeri ringan
1 Intensitas Nyeri VAS Kategorik
4-6 : Intensitas nyeri sedang
7-10 : Intensitas nyeri berat
Data yang diperoleh adalah terkait intensitas nyeri dismenore yang dirasakan
sebelum dan sesudah melahirkan berdasarkan Visual Analogue Scale (VAS).
Infomed Consent
Analisis data
sedangkan pada analisis bivariat akan digunakan untuk mencari hubungan atau
korelasi antara variabel terikat dan variabel bebas, dalam analisis ini dapat
digunakan pengujian statistik wilcoxon.
Wilcoxon merupakan uji statistik yang digunakan pada penelitian yang
membandingkan satu variabel sebelum dan sesudah perlakuan ataupun kejadian.
Pada penelitian ini, peneliti membandingkan intensitas nyeri dismenore pada
wanita sebelum dan sesudah melahirkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat berbagai jenis karakteristik responden
yang mengalami dismenore setiap bulan. Berdasarkan umur, distribusi responden
yang mengalami dismenore didominasi oleh pasien berumur 26-30 tahun
sebanyak 31 responden (44,3%) kemudian diikuti dengan kelompok umur 31-35
tahun sebanyak 27 responden (38,6%). Berdasarkan jumlah paritas, distribusi
21
22
n % n % n % n % N %
Sebelum 8 11,4 26 37,1 12 18,6 23 32,9 70 100
Total 8 11,4 26 37,1 12 18,6 23 32,9 70 100
Pada tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa terdapat variasi kategori nyeri
dismenore yang dirasakan oleh 70 responden penelitian pada saat sebelum
melahirkan yaitu ringan, sedang dan berat. Untuk pasien yang tidak merasakan
nyeri dismenore adalah 8 responden (11,4%). Kemudian untuk pasien yang
merasakan nyeri ringan dismenore adalah 26 responden (37,1%). Sedangkan
untuk pasien yang merasakan nyeri sedang dismenore adalah 12 responden
(18,6%), dan yang terakhir pada pasien yang merasakan nyeri berat dismenore
adalah 23 responden (32,9%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien yang
merasakan nyeri dismenore lebih dominan nyeri ringan pada saat sebelum
melahirkan.
Tabel 4.3 Intensitas nyeri dismenore setelah melahirkan
Intensitas Nyeri Istirahat
Total
Melahirkan Tidak Nyeri Ringan Sedang Berat
N % N % N % N % N %
Setelah 31 44,3 31 44,3 4 5,7 4 5,7 70 100
Total 31 44,3 31 44,3 4 5,7 4 5,7 70 100
23
Pada tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa terdapat variasi kategori nyeri
dismenore yang dirasakan oleh 70 responden penelitian pada saat setelah
melahirkan yaitu ringan, sedang dan berat. Untuk pasien yang tidak merasakan
nyeri dismenore adalah 31 responden (44,3%). Kemudian untuk pasien yang
merasakan nyeri ringan dismenore adalah 31 responden (44,3%). Sedangkan
untuk pasien yang merasakan nyeri sedang dismenore adalah 4 responden (5,7%),
dan yang terakhir pada pasien yang merasakan nyeri berat dismenore adalah 4
responden (5,7%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien yang merasakan
nyeri dismenore lebih dominan nyeri ringan pada saat sebelum melahirkan.
Hasil pengumpulan data yang didapat dari wawancara pada wanita usia
subur pada saat sebelum dan sesudah melahikran di Gampong Limpok dalam
periode November-Desember 2015, diperoleh responden sebanyak 70 orang
responden, selengkapnya dapat dilihat hasil perbedaan intensitas nyeri dismenore
pada sebelum dan sesudah melahirkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Perbedaaan intensitas nyeri dismenore pada wanita sebelum dan sesudah
melahirkan
Intensitas Nyeri Dismenore P-
Total
Melahirkan Tidak Nyeri Ringan Sedang Berat Value
N % N % N % n % N %
Sebelum
melahirkan 8 11,4 26 37,1 12 18,6 23 32,9 70 100
0,000
Setelah
melahirkan 31 44,3 31 44,3 4 5,7 4 5,7 70 100
Total 39 27,85 57 40,7 16 12,15 27 19,3 70 100
Tabel 4.5 Distribusi Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum dan Sesudah Melahirkan
Perbedaan intensitas nyeri dismenore n=70 % P-value
Sebelum melahirkan>setelah melahirkan 42 60%
Sebelum melahirkan<setelah melahirkan 3 4,3% 0,000
Sebelum melahirkan=setelah melahirkan 25 35,7%
4.3 Pembahasan
Dismenore merupakan nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian
bawah yang terjadi sehari sebelum menstruasi dan berakhir beberapa jam sampai
beberapa hari setelah terjadinya menstruasi. Dismenore berasal dari bahasa
yunani yang artinya “aliran menstruasi yang sulit”. Dismenore dapat
menyebabkan penurunan kualitas hidup dan meningkatnya absensi di sekolah
maupun di paerkantoran.(9,10,11)
Ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi tingkat keparahan
dismenore primer termasuk umur. Pada wanita yang umurnya lebih muda
cenderung mempunyai tingkat keparahan dismenore primer lebih besar. Usia
menarke dini juga berperan dalam keparahan dismenore primer. Pada wanita yang
usia menarke dini dismenore primer cenderung lebih parah. Faktor lain yang
berperan adalah status gizi, riwayat keluarga, rokok, dan paritas.(9,10,11)
Paritas merupakan salah satu faktor resiko dismenore primer. Pada wanita
yang sudah melahirkan, cenderung mengalami penurunan instensitas nyeri
dismenore primer, apalagi pada wanita yang jumlah paritasnya lebih banyak,
intensitas nyeri dismenore primer cenderung menurun. (9)
Berdasarkan hasil penelitian dari wawancara pada wanita primipara dan
multipara di Gampong Limpok selama periode November-Desember 2015 didapat
responden sebanyak 70 responden. Penelitian ini dilakukan dengan menanyakan
25
intensitas nyeri dismenore responden pada 2 keadaan, yaitu saat responden belum
melahirkan dan saat responden telah melahirkan.
Pada saat responden belum melahirkan , ada 8 responden (11,4%) yang
sama sekali tidak merasakan nyeri dismenore. Sedangkan wanita yang mengalami
nyeri dismenore ringan pada saat sebelum melahirkan ada sekitar 26 responden
(37,1%) serta yang mengalami nyeri sedang dan berat berturut-turut adalah sekitar
12 responden (18,6%) dan 23 responden (32,9%).
Sedangkan intensitas nyeri dismenore pada saat wanita telah melahirkan
lebih rendah daripada sebelum melahirkan. Terdapat 31 responden (44,3%) yang
sudah tidak merasakan nyeri dismenore lagi setelah wanita tersebut melahirkan.
Walaupun begitu masih ada wanita yang tetap merasakan nyeri dismenore ringan,
sedang maupun berat, berturut-turut adalah 31 responden (44,3%), 4 responden
(5,7%) dan 4 responden (5,7%). Namun secara keseluruhan intensitas nyeri
dismenore pada responden penelitian mengalami penurunan, bahkan sampai tidak
merasakan nyeri dismenore sama sekali, saat wanita tersebut telah melahirkan.
Berdasarkan hasil analisa data dengan uji Wilcoxon, nilai p-value
menunjukkan nilai probabilitas 0,000 (p-value < 0,05), sehingga hipotesis
diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan
antara intensitas nyeri dismenore sebelum dan sesudah melahirkan pada wanita
primipara dan multipara di Gampong Limpok. Hasil ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Juang et al terhadap sekitar 3000 responden yang
menyatakan bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri pada wanita sebelum dan
sesudah melahirkan. Penelitian tersebut menggunakan design kohort yang
dilakukan dengan kurang lebih 5 tahun dengan memperhatikan perubahan
dismenore pada responden mulai dari sebelum melahirkan hingga pasca
melahirkan. (2)
Bedasarkan table 4.9 dapat diketahui bahwa terdapat 42 responden yang
intensitas nyeri dismenorenya lebih besar pada saat sebelum melahirkan daripada
setelah melahirkan. Hal ini juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Suliwati bahwa didapatkan lebih banyak wanita yang mengalami penurunan
intensitas nyeri dismenore pada saat setelah melahirkan. (2)
26
Pada table 4.9 juga didapatkan bahwa terdapat 3 responden yang merasakan
intensitas nyeri dismenore lebih berat pada saat setelah melahirkan daripada
sebelum melahirkan. Hal ini mungkin disebabkan karna faktor lain selain paritas.
Karena pada dasarnya bukan hanya paritas yang menjadi factor resiko terjadinya
dismenore seperti status gizi, aktivitas fisik, genetic dan lain-lain.(7)
Pada tabel 4.9 juga dapat diketahui bahwa terdapat 25 responden yang
merasakan nyeri dismenore yang tidak berubah pada saat sebelum melahirkan dan
setelah melahirkan, dengan kata lain intensitas nyeri dismenore wanita tersebut
tidak menurun ataupun tidak meningkat. Hal ini juga disebebkan karena ada
beberapa factor yang mempengaruhi intensitas nyeri dismenore selain paritas atau
jumlah melahirkan.
Hal ini terjadi dikarenakan pada saat responden belum melahirkan atau
masih berstatus nulipara, ostium utery externum-nya masih berbentuk titik atau
masih kecil, jadi darah menstruasi yang keluar akan lebih sulit yang berakibat
nyeri menstruasi atau sering disebut dismenore. Sedangkan pada saat responden
sudah melahirkan dan berstatus primipara ataupun multipara, ostium utery
externum-nya sudah berbentuk linear atau sudah lebar, sehingga memudahkan
keluarnya darah menstruasi dan kejadian dismenore semakin kecil.(2,7)
Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian Suliawati yang dilakukan
dengan studi cross sectional yang membuktikan bahwa terdapat perbedaan
intensitas nyeri dismenore pada saat sebelum melahirkan dan setelah
melahirkan.(7) diketahui juga bahwa, penurunan intensitas nyeri dismenore lebih
dominan pada wanita multipara. Hal ini disebabkan karna wanita multipara sudah
beberapa kali melahirkan sehingga ostium utery eksternum-nya lebih lebar
dibandingkan dengan wanita primipara yang baru sekali melahirkan.(2)
27
5.1 Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan intensitas nyeri dismenore yang signifikan pada saat
sebelum melahirkan dan setelah melahirkan pada wanita primipara
2. Terdapat perbedaan intensitas nyeri dismenore yang signifikan pada saat
sebelum melahirkan dan setelah melahirkan pada wanita multipara
3. Penurunan nyeri terlihat lebih signifikan pada wanita multipara daripada
primipara
5.2 Saran
a. Perlu dilakukan penelitian dengan tema yang sama secara lebih lanjut, namun
sebaiknya penelitian dilakukan dengan dengan menggunkan metode
penelitian lain seperti kohort dan case control.
b. Tenaga kesehatan disarankan untuk dapat memberikan edukasi kepada pasien
dismenore agar pada saat mesntruasi pasien dapat menyikapi hal tersebut
dengan baik dan sewajarnya sehingga tidak akan terjadi komplikasi.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Emera D, Romeo R, Wagner G. The Evolution of Menstruation: A new model
for genetic. NIH Public Access. 2013; 10: p. 1.
2. Juang CM, Yen MS, Twu NF. Impact of pregnancy on primary dysmenorrhea.
International Journal of Gynecology and Obstetrics. 2006; 10: p.43.
9. Lea RH, Glen Haven NS, Levesque P, Rimouski QC. Primary Dysmenorrhea
Consensus Guideline. Sogc.2006 ;(170): p. 1117-1130.
10. Price SA dan Wilson LM. Patofisiologi Jakarta: EGC; 2012: p.135
11. Dawood MY. Primary Dysmenorrhea. Clinical Expert Series. 2006; 108(2): p.
428.
29
30
18. Sudoyo, Aru W; Setiyohadi, Bambang; Alwi, Idrus; dkk. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009: p.95
19. Macintyre PE; Scott DA; Schug SA; Visser EJ; Walker SW .Australian and
New Zealand College of Anaesthetists and Faculty of Pain Medicine. Acute
Pain Management : Scientific Evidence. 3rd ed.,; 2010: p.35
20. Breivik, H.; Borchgrevink, P. C.; Allen, M. S.; Rosseland, L. A.; Romundstad,
L.; Breivik Hals, E. K.; et al. Assesment of Pain. British Journal of Anaesthesia.
2008; 101: p. 17-24.
21. Price SA dan Wilson LM. Patofisiologi. 6th in Hartanto H, Wulansari P, Susi
N, Mahanani DA, editors. Jakarta: EGC; 2005: p.129.
22. Chooi, C.S.L; White, A.M; Tan, S.G.M; Dowling, K; Cyna, A.M. Pain vs
Comfort Scores after Caesarean Section : a randomized trial. British Journal of
Anaesthesia. 2013; 10: p. 1-8.
23. National Initiative on Pain Control. Pain Assesment Scale. [Online].; 2010
[cited 2014 Juli 1. Available from:
http://www.painedu.org/Downloads/NIPC/Pain%20Assessment%20Scales.pdf
24. Varney H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Jakarta: EGC; 2007: p.78
25. Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Buku Ajar Patologi Obstetri
Jakarta: EGC; 2009: p.89
26. Stubblefield,P.G.; Carr-Ellis, S.; Kapp, N.; 2007 ; Family Planning, on Berek &
Novak’s Gynecology; 14 ed.; Lippincott Williams & Wilkins; p. 247 - 312.
31
Lampiran 1
Rencana Kegiatan Penelitian
N Kegiatan 5 6 7 8 9 10 11 12
o
1 Studi Kepustakaan
2 Seminar Proposal
3 Pengambilan Data
4 Pengolahan Data
5 Pembuatan Skripsi
6 Sidang Skripsi
32
Lampiran 2
INFOMED CONSENT
Kepada Yth :
Calon Responden Penelitian
di-
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nazly Anggraini Hutasuhut
NIM : 1207101010083
Alamat : Desa Ilee, Ulee Kareeng
Adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala yang akan mengadakan penelitian untuk menyusun
skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran.
Adapun penelitian ini berjudul : “perbedaan intensitas nyeri dismenore pada
wanita primipara dan multipara sebelum dan sesudah melahirkan di Gampong
Limpok”
Saya memohon kesediaan Ibu untuk mengikutsertakan diri dalam
penelitian saya sebagai subjek penelitian. Dalam pelaksanaannya, saya akan
melakukan wawancara dengan menggunakan alat bantu Visual Analogue Scale
(VAS) yang merupakan sebuah garis lurus yang berisi skor penilaian dari 1(tidak
nyeri sama sekali) hingga 10(sangat nyeri) untuk mengukur intensitas nyeri yang
Ibu rasakan pada waktu menstruasi. Nyeri menstruasi yang akan saya tanyakan
pada waktu sekarang dan waktu dulu sebelum ibu hamil dan melahirkan. Semua
data yang didapat akan dijaga dan dijamin kerahasiaanya.
Terimakasih atas kerja sama dan kesediaan Ibu sebagai subjek penelitian ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Banda Aceh, 2015
Hormat saya
(Nazly Anggraini H)
33
Lampiran 3
PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
PENELITIAN
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Setelah membaca inform consent yang diberikan, dengan ini saya
menyatakan bersedia/tidak bersedia untuk ikut dalam penelitian yang berjudul
“Perbedaan intensitas nyeri dismenore pada wanita primipara dan multipara
sebelum dan sesudah melahirkan di Gampong Limpok ” yang dilakukan oleh
saudari Nazly Anggraini Hutasuhut, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Demikian Pernyataan ini saya perbuat dengan penuh kesadaran dan tidak
ada paksaan dari siapapun.
Banda Aceh, 2015
Lampiran 4
Lembar Wawancara
B. Dismenore
Berdasarkan perasaan nyeri waktu menstruasi (dismenore) yang ibu
rasakan,
1. Bagaimana intensitas nyeri yang Ibu rasakan dulu sebelum Ibu
melahirkan?
1. 0 : tidak nyeri
2. 1-3 : nyeri ringan
3. 4-6 : nyeri sedang
4. 7-10 : nyeri berat
2. Bagaimana intensitas nyeri yang Ibu rasakan sekarang setelah
hamil, melahirkan dan mempunyai anak?
1. 0 : tidak nyeri
2. 1-3 : nyeri ringan
3. 4-6 : nyeri sedang
4. 7-10 : nyeri berat
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri Paling Nyeri
36
Lampiran 5
37
Lampiran 6
38
Lampiran 7
Hasil Data SPSS
Uji yang digunakan adalah Uji Wilcoxon
Statistics
Intensitas Intensitas
Nyeri Nyeri
Dismenore Dismenore
Pendidi Sebelum Setelah
kan Pekerjaan Paritas Melahirkan Melahirkan Umur
N Valid 70 70 70 70 70 70
Missi 0 0 0 0 0 0
ng
Std. Error of Mean ,122 ,067 ,058 ,125 ,097 ,086
Std. Deviation 1,018 ,564 ,486 1,048 ,815 ,720
Variance 1,036 ,318 ,236 1,099 ,664 ,519
Range 3 2 2 3 3 2
Minimum 1 1 1 1 1 1
Maximum 4 3 3 4 4 3
Percentiles 25 3,00 2,00 1,00 2,00 1,00 2,00
50 3,00 2,00 2,00 3,00 2,00 2,00
75 4,00 2,00 2,00 4,00 2,00 3,00
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Descriptives
Median 3,00
Variance 1,099
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 2
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Cases
Descriptives
Upper 1,92
Bound
Median 2,00
Variance ,664
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 1
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Cases
Descriptives
Median ,4771
Variance ,037
Minimum ,00
Maximum ,60
Range ,60
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Cases
Descriptives
Variance ,036
Minimum ,00
Maximum ,60
Range ,60
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Ranks
a. Intensitas Nyeri Dismenore Setelah Melahirkan < Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum
Melahirkan
b. Intensitas Nyeri Dismenore Setelah Melahirkan > Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum
Melahirkan
c. Intensitas Nyeri Dismenore Setelah Melahirkan = Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum
Melahirkan
Test Statisticsb
Intensitas Nyeri
Dismenore
Setelah
Melahirkan -
Intensitas Nyeri
Dismenore
Sebelum
Melahirkan
Z -5,389a
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
45
27 30 IRT SMA Multipara 6 Nyeri sedang 0 Tidak nyeri
28 26 IRT PT Primipara 5 Nyeri sedang 0 Tidak nyeri
29 26 IRT SMA Multipara 2 Nyeri ringan 0 Tidak nyeri
30 33 IRT PT Multipara 9 Nyeri berat 0 Tidak nyeri
31 35 PNS SMA Multipara 3 Nyeri ringan 2 Nyeri ringan
32 33 IRT PT Multipara 3 Nyeri ringan 2 Nyeri ringan
33 26 IRT SD Multipara 9 Nyeri berat 8 Nyeri berat
34 30 IRT SMA Multipara 3 Nyeri ringan 2 Nyeri ringan
35 22 IRT SMP Primipara 2 Nyeri ringan 5 Nyeri sedang
36 27 Wiraswasta PT Primipara 2 Nyeri ringan 0 Tidak nyeri
37 25 IRT SMA Primipara 5 Nyeri sedang 0 Tidak nyeri
38 35 PNS PT Multipara 0 Tidak nyeri 2 Nyeri ringan
39 33 Wiraswasta PT Multipara 2 Nyeri ringan 0 Tidak nyeri
40 30 IRT SMA Primipara 10 Nyeri berat 0 Tidak nyeri
41 35 IRT SMP Multipara 6 Nyeri sedang 1 Nyeri ringan
42 33 PNS PT Multipara 9 Nyeri berat 1 Nyeri ringan
43 30 PNS PT Multipara 9 Nyeri berat 0 Tidak nyeri
44 35 IRT SMA Multipara 8 Nyeri berat 0 Tidak nyeri
45 33 PNS PT Multipara 8 Nyeri berat 0 Tidak nyeri
46 28 IRT SMA Multipara 7 Nyeri berat 1 Nyeri ringan
47 33 PNS PT Multipara 7 Nyeri berat 8 Nyeri berat
48 35 Wiraswasta PT Multipara 2 Nyeri ringan 3 Nyeri ringan
49 35 IRT SD Multipara 3 Nyeri ringan 3 Nyeri ringan
50 35 IRT PT Multipara 3 Nyeri ringan 0 Tidak nyeri
51 25 IRT SD Multipara 7 Nyeri berat 1 Nyeri ringan
52 30 PNS PT Multipara 2 Nyeri ringan 2 Nyeri ringan
53 27 IRT PT Primipara 7 Nyeri berat 2 Nyeri ringan
54 21 IRT SD Primipara 3 Nyeri ringan 7 Nyeri berat
55 32 IRT SMP Multipara 3 Nyeri ringan 2 Nyeri ringan
56 28 IRT PT Multipara 4 Nyeri sedang 2 Nyeri ringan
57 31 Wiraswasta PT Multipara 0 Tidak nyeri 0 Tidak nyeri
58 27 Wiraswasta PT Multipara 8 Nyeri berat 4 Nyeri sedang
59 32 IRT SMA Multipara 7 Nyeri berat 1 Nyeri ringan
46
60 23 IRT SMA Primipara 1 Nyeri ringan 1 Nyeri ringan
61 24 IRT SMA Primipara 6 Nyeri sedang 2 Nyeri ringan
62 30 IRT SMP Multipara 9 Nyeri berat 2 Nyeri ringan
63 35 IRT SMA Multipara 2 Nyeri ringan 2 Nyeri ringan
64 33 PNS PT Primipara 2 Nyeri ringan 0 Tidak nyeri
65 30 IRT SMA Multipara 3 Nyeri ringan 2 Nyeri ringan
66 29 IRT SMA Multipara 9 Nyeri berat Nyeri ringan
67 24 IRT SMA Primipara 10 Nyeri berat 4 Nyeri sedang
68 30 IRT PT Multipara 5 Nyeri sedang 4 Nyeri sedang
69 30 IRT PT Multipara 3 Nyeri ringan 0 Tidak nyeri
70 23 IRT SMA Primipara 0 Tidak nyeri 0 Tidak nyeri
47
48
Lampiran 9
49
Lampiran 10
RIWAYAT HIDUP