Memahami Mekanika Teknik 1 PDF
Memahami Mekanika Teknik 1 PDF
Memahami
ME Nl
TEKNIK 1
Buku ini merupakan hasil pengalaman saya sebagai insinyur konsultan dan pengajar selama 20
tahun. Akan tetapi, dorongan untuk menulisnya muncul dari kegiatan saya yang terakhir sebagai
tenaga ahli pada Proyek Pendidikan Politeknik di Indonesia. Sasaran proyek ini adalah menyiapkan
para profesional yang erat kaitannya dengan praktek pembangunan. Karena alasan-alasan inilah saya
telah memilih bidang-bidang yang dibutuhkan oleh para insinyur dalam kegiatannya sehari-hari dan
bukan hal-hal yang lebih berhubungan dengan penelitian dan pengembangan ilmu.
Penekanan buku ini diletakkan pada pemahaman atas apa yang terjadi dalam praktek dan bagai
mana kenyataan tersebut dapat disederhanakan oleh seorang insinyur agar ia dapat bekerja dengan
cara-cara yang sederhana, aman dan ekonomis. Pendekatan yang menyangkut pemahaman dasar
gejala-gejala fisika ini diperlukan juga bagi pekerjaan-pekerjaan yang lebih canggih, yang data input
untuk perhitungan komputernya harus dipilih oleh pendesain berdasarkan metode-metode yang
sederhana, namun cukup teliti. Hasil perhitungan-perhitungan diperlukan juga agar ia dapat meme
riksa keluaran perhitungan komputer, oleh karena kemungkinan adanya kekurangan tersembunyi
pada perangkat lunaknya. Pada akhirnya, yang bertanggung jawab atas hasil-hasilnya adalah pen
desain, bukan komputer!
Di samping itu, proses penguasaan pengetahuan baru dalam pendidikan haruslah berakar oada
apa yang telah diketahui oleh para siswa dan pengenalan unsur-unsur baru harus diulang-ulang dengan
menghubungkannya dengan masalah dan lambang-lambang yang sederhana laiZI pula penting bagi
siswa. Karena itulah banyak digunakan gambar untuk menjelaskan teori, sebab gambar mengandung
informasi yang hubungannya satu dengan yang lain dapat cepat dipahami.
Harapan saya adalah, melalui pemahaman yang jelas atas suatu gejala, kepercayaan diri para siswa
akan meningkat, sehingga ia akan berani menghadapi apa yang terjadi dan dapat memecahkan masafah
masalahnya secara mandiri dan bertanggung jawab.
Saya sangat berterima kasih kepada Ir. Tonny Soewandito, Pemimpin Proyek Pendidikan Politek
nik yang telah menyetujui naskah ini diterbitkan. Hal ini membuktikan adanya usaha pengembangan
di bidang pendidikan teknik yang dijalankan oleh proyek, yang selalu ditingkatkan dan disempur
nakan.
Saya pun mengucapkan terima kasih atas segala nasihat dan saran-saran yang diberikan, sehingga
naskah ini dapat sejalan dengan tujuan proyek tersebut.
Selain itu, saya berhutang budi kepada Ir. Drs. Affan Effendi yang telah membantu secara sak
sama persiapan penyusunan naskah ini, serta atas sumbangannya, sehingga isi buku ini sesuai dengan
ukuran-ukuran dan kelaziman yang berlaku saat ini di Indonesia. Karena naskah ini disusun dalam
waktu yang singkat dan terbatas, dapat saja terjadi kekurangan-kekurangan. Saya akan berterima
kasih kepada para pembaca yang dapat menunjukkannya kepada saya.
iii
DAFTARISI
Halaman
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
I. Analisa Struktur . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1 Konsep Umum . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . 1
IV. Mencari R, L, dan M dengan cara Grafis (untuk Anda yang tertarik) . . . . . . . . . . . . . . 41
4.1. Simple Beam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
4.2. Cara Menggambar Parabola Secara Grafis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44
VI. Gesekan . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52
IX . Rangka Batang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 59
9.1 . Pengertian Rangka Batang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59
9.2. Rangka Batang Stabil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
9.3. Analisa Rangka Batang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
9.4 . Gaya-gaya pada titik Simpul dan Batang-batang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62
9 . 5 . Gaya-gaya luar dan Penentuan Reaksi-reaksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62
9.6. Gaya-gaya dalam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63
v
I. ANALISA STRUKTUR
Sebatang pohon
adalah sebuah
Sebuah t<mgga
struktur alam
adalah su::c.;1J
struktur
' .
Jika bahannya lebih kuat, kita memerlu
Kayu
kan elemen struktur yang lebih kecil.
� I
I
1- kabel
I
Ia tergantung dari bentuk elemen-elemen yang harus diguna
I
�
kan menurut perilaku sifat-sifat bahannya.
1
sambungan pasak
� �ban
sambungan kaku
�eban
1 \__)
'\ -
r;:======== == -
- :.J
Semua hal di atas harus dipertimbangkan untuk mengira-ngirakan bahwa struktur tersebut aman.
Ada beberapa cara untuk menghimpun elemen-elemen pemikul beban.
Contoh bentuk jembatan yang berbeda-beda yang melintasi sungai.
;
F==
......
.._
. -·
... . .
..
--------
,- :
-
- - ... --- '--�
......
......
Sambungan tetap/jepit
Sambungan Pin/pasak
(tidak ada perputaran
(bebas berputar pada tumpuan)
pada tumpuan)
2
I
1
• Perilaku hahan harus disederhanakan, sehagai contoh pengandaianjperkiraan hahwa deformasi/
peruhahan hentuk adalah sehanding dengan hehan.
pengandaia n
be ban / sebenarnya
/.- ----
beban y ang diijinkan
'/
/
/'
• Struktur stabil.
Hal ini terjadi jika beban-behan yang bekerja
menghasilkan perubahan bentukfdeformasi
yang tidak menyebabkan struktur runtuh.
Struktur tidak
stabil
Terdapat beberapa macam behan yang berheda yang hekerja pada suatu struktur :
• Behan mati (dead loads) seperti herat sendiri struktur dan berat bagian-hagian struktur
(g ; G) yang tetap seperti lantai dan sehagainya. Behan ini bersifat
konstan/tetap.
3
• Beban hidup (live loads) Bersifat tidak tetap dan dapat bergerak seperti orang; per
(p' P) kakas rumah tangga dalam suatu ruangan.
Beban ini adalah penyederhanaan yang aman dari kenyataan
sebenarnya.
• Beban angin (wind loads) Beban ini juga hasil penyederhanaan dari kenyataan yang
( w) sebenarnya.
• Beban gempa (earthquake loads) Hasil suatu gempa (dynamik) diganti oleh suatu gaya khusus
(kondisi/keadaan statis ).
• Beban khusus seperti penurunan (settlements), efek thermal, susut (shrin
(special loads) kage).
Semua beban ini merupakan penyederhanaan kenyataan
sehari-hari.
Beban dapat terpusat (G, P dan F) atau beban terbagi merata (g, p; q) tiap meter panjang atau meter
persegi.
Kita dapat menjumlahkan beban-beban yang berbeda ke dalam suatu kombinasi, ialah:
Pembebanan tetap g +p = q
Pembebanan sementara : g + p =F w
Pembebanan khusus.
Sebagai beban kombinasi ia mempunyai kemungkinan yang berbeda untuk terjadi. Peraturan-peraturan
menghendaki faktor keamanan yang berbeda untuk kombinasi yang berbeda pula.
• Komb.inasi yang sering terjadi-+ faktor keamanan normal/biasa.
• Kombinasi yang jarang terjadi -+ faktor keamanan diperkecil.
Untuk keterangan lebih lanjut tentang pembebanan, lihat "Peraturan Pembebanan Indonesia untuk
Gedung 1983'
4
II. GAYA-GAYA (K) DAN REAKSI-REAKSI (R)
K=
K+
-
R
R
=
atau
0
R
¢::=J c::::::t> K
!: ')\
Gaya tekan
da.
5
Sebuah benda tidak hanya dapat meneruskan Contoh: baut.
sebuah gaya, ia dapat juga berputar.
Kita sebut Momen (M) yang merupakan hasil
perkalian gaya dan jarak.
K.d = M I Definisi
perputaran
0,5K
Sebuah momen ditandai berupa suatu garis lengkung dengan ujungnya berupa anak panah
yang menunjukkan arah perputaran dan besarnya M.
(: •
M
Dua gaya sejajar, sama besar, tetapi arahnya berlawanan , dengan jarak z = 2d disebut momen kopel
(couple).
Kedua gaya tersebut bila dimomenkan terhadap titik P akan menghasilkan
M = K . d ) + K . d �= K .� �I
Momen kopel mempunyai sifat yang khusus : Momen kopel tetap sama (besar dan arah putarannya),
jika kita pindah titik acuannya dari P ke P 1
K
} l! [ M = K (s + r)-!- - K . r t = K . �-!- ]
6
2.2. Keseimbangan Suatu Benda
Jika kita menginginkan suatu benda tidak
bergerak, ini berarti bahwa benda tersebut dalam
keseimbangan.
:E Ms= 0 � dengan M t +
RA· 4 - 50.2 0 . . . . . . . 2)
=
dari 2 ) � RA 25
1) � Rs 25
syarat-syarat keseimbangan dapat digunakan untuk mencari gaya-gaya reaksi suatu struktur.
7
2.3. Jajaran Genjang Gaya dan Polygon Gaya.
Dua konsep dasar ini lebih baik digambarkan dengan sebuah percobaan yang dibuat dengan tali
tali melalui kerekan-kerekan pada mana beban-beban diikatkan.
I
• Sebuah Gaya E dapat im bangi oleh gaya-gaya K1 dan K2 yang bekerja pada titik yang
sama.
Kita dapat melihat bahwa semua gaya-gaya ini membentuk suatu polygon tertutup, disebut
po lygon gaya.
I
,
X
. Kx
Cara di atas disebut menguraikan sebuah gaya menjadi dua buah gaya komponen.
Tetapi jika kita mempunyai gaya-gaya Kx dan Ky kita dapat menggantinya dengan satu gaya pengganti
atau gaya resultan K.
'
Cara di atas disebut menyusun sebuah gaya dari dua buah komponen gaya.
Ca tatan Ini sering dipakai untuk mengganti sebuah gaya K dengan gaya-gaya komponen Kx dan K y .
:
Dengan cara di atas kita dapat menyelesaikan soal-soal dengan lebih mudah.
2.5. Resu ltan beberapa gaya yang bekerja pada suatu ben da.
Perhatikan , bahwa gaya dapat dipindahkan sepanjang garis kerjanya, tanpa mempengaruhi kese
imbangan benda dimana gaya tersebut bekerja.
Dengan sifat di atas kita dapat menyelesaikan beberapa persoalan mencari resultan beberapa gaya.
Co ntoh 1 : D inding penahan tanah
(Bronjong)
Tentukan besarnya resultan R jika gaya yang bekerja :
• Berat sendiri G
• Tekanan tanah : E
l.a). Penyelesaian secara grafis (Gambar dengan skala gaya dan skala panjang)
Penyelesaian dengan cara jajaran genjang gaya.
langkah-langkah penyelesaian:
I Gl + El � Rl
I
R l + G2 � R 2
R2 + E2 � R
Polygon gay a
9
Resultan R secara lengkap dinyatakan dengan :
• besarnya gaya, dari polygon gaya.
• garis kerja gaya, dari penampang.
R,
Gaya resultan mengganti semua gaya-gaya vertikal dan gaya-gaya horisontal yang b ek erja pada
} R4J
suatu benda.
RH
RH �H =Et + E2 --r R= JRH 2 + Rv2
Rv � V= Gl + G2 I
Rv 'jf
tga
RH
Momen yang b ek erja ak ibat gaya Resulta nt dapat mengga n ti momen yang bek erja pada suatu benda
ak iba t gaya-gaya G dan E.
�Selanjutnya :
Makibat + V dan H.
�MAV + � MAH - MR
A �MP
A
=0
10
Sehingga letak R dapat diketahui dengan :
1
M AR = R . XR = L Mf = P 1 .X1 +P2 .X2 +P3.X3
_ x ___L_�_.x_)_...J
� �..- _R
2.b ). Penyelesaian secara grafis (untuk anda yang tertarik)
Besamya gaya resultant didapat dengan menjumlahkan vektor-vektor gaya.
Letak gaya resultan dapat dicari dengan menggunakan cara jajaran genjang gaya.
Gaya-gaya P 1 , P2 dan P3 adalah sejajar dan garis kerjanya tidak sating berpotongan, maka diperlukan
perubahan pada cara di atas.
Ca tatan : Untuk menentukan R kita memerlukan gambar polygon gaya dan segi banyak batang.
Penggambaran harus dengan skala gaya dan skala panjang.
Sk a la panjang ctapat lwrheda dengan skala gaya.
Memahami Mekanika Teknik I- 2 11
III. DUA PANDANGAN TERHADAP STRUKTUR
3 .1 .
Struktur Sebagai Suatu Kesatuan dan Bagian-bagian Sebuah Struktur
Kita harus selalu mempertimbangkan suatu struktur dari dua sudut pandang ini. Kita anggap
bahwa struktur adalah kak u (tidak mempunyai deformasi internal).
Dalam kenyataannya, kita lihat sebuah struktur mempunyai deformasi internal tetapi sangat
kecil dibandingkan dengan dimensi/ukuran struktur. Secara umum, deformasi ini tidak mempc,1ga
ruhi dalam keseimbangan sebuah struktur.
*
Gerakan-gerakan dari sebuah benda kaku dapat berupa:
* Dalam rangka menahan gerakan-gerakan ini, kita perlukan gaya-gaya reaktif sebagai berikut:
M (t P
� ..-:f '{/-=0
*
Dalam praktek kita ketahui ini macam-macam tumpuan :
12
f ®
tRv
��
'
Tumpuan roll 8 BV 0
�Rv
®
� .. �, Tumpuan ka bel 8 BV 0
Tumpuan jep it 8 AV = 0
Ry
8 AH = 0
<.pA 0
*
Sekarang kita harus melengkapi struktur - yang dipertimbangkan sebagai benda kaku - dengan
tumpuan-tumpuan sehingga ia tidak dapat bergerak (= seimbang).
Sebaga i contoh:
Anda dengan mudah dapat memeriksa bahwa benda kaku ini tidak dapat bergerak: ia dalam
keseimbangan.
Dari hal di atas kita dapatkan:
[IJ
dapat juga dituliskan sebagai kv= 0
dapat juga dituliskan sebagai kH= 0 seimbang.
dapat juga dituliskan sebagai k M= 0
Telah kita ketahui bahwa dengan syarat-syarat keseimbangan ini dimungkinkan menghitung gaya
gaya reaksi dari suatu struktur.
Jika untuk suatu struktur mempunyai cuk up gaya-gaya perlawanan, yang dihasilkan oleh
tumpuan-tumpuan dalam keadaan seimbang, maka kita berbicara masalah sistem sta tis ter
ten tu.
Tiga contoh yang telah dibicarakan di atas ialah sistem-sistem statis tertentu.
Dengan pertolongan tiga syarat keseimbangan di atas, dimungkinkan menghitung 3 (tiga) gaya
gaya reaksi yang belum diketahui.
Jika untuk sebuah benda kaku kita dapatkan lebih banyak gaya-gaya perlawanan daripada
jumlah m inimumnya ( 3 ) yangdiperlukan dalam keadaan seimbang, maka kita berbicara
masalah sistem statis tak tentu.
13
Con toh:
(P)
* Statis tertentu
Benda kaku
Tiga gaya reaksi
* Statis tertentu
* Benda tak kaku kabel
=
Dari 3b)
Dari 2 ) RAH 5 =
Conto h no. 2:
LV = 0 +t V - 10 = 0 --+V = 10
.,
LH = 0 + --+ H -5 = 0 --+H= 5
:
o (+
---;of
51
'
L MA = M - 10.2 = 0 --+
M = 20
�
,•
I
o (+
atau
M - V. 2 = 0 --+ M = 20 (OK )
t.�
2 L MB =
1
\1
14
l
'
l
�
Freeb ody (d iagram b enda bebas)
Freebody ialah sebuah benda k ak u dengan gaya-gaya yang bekerja padanya dan dengan gaya-gaya
yang d iperlukan untuk mendapatkan k ese im bangan.
Contoh:
RBv
p:==d�:B
:l!!b====O "freebody "
Gaya-gaya luar
Gaya-gaya yang bekerja pada suatu struktur, termasuk gaya-gaya reaksi pada tumpuan disebut
gaya-gaya luar. Kita dapat mengatakan bahwa gaya-gaya luar yang bek erja pada stru k tur tersebut
harus dalam k eseimbanga n.
l
Gaya-gaya dalam
Gaya-gaya yang bekerja di bagian dalam sebuah struk tur, a tau pada elemen-elemen tersebut d i
seb u t gaya-gaya dalam.
Elemen-elemen sebuah struktur harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya dalam yang bekerja
sehingga struktur aman.
Prinsip dasar un tuk mengh itung/menen tukan gaya-gaya dalam:
.iika sebuah benda k ak u dalam k eseim bangan, mak a tiap-tiap bagian daripadanya harus dalam
k eseim banga n ,iuga. (jika sebuah benda kaku tidak bergerak, maka tiap-tiap bagian harus tidak
bergerak juga).
Untuk menjaga suatu bagian dari sebuah benda kaku tetap pada posisinya, kita harus memasukkan
beberapa gaya (M, L, N) yang secara nyata diberikan oleh bagian lainnya (lihat contoh di bawah).
Gaya-gaya ini d isebut gaya-gaya dalam.
Freebody : Perluasan konsep.
Sa tu bagia n dari sebuah benda k ak u dengan gaya-gaya yang bekerja padanya, dan gaya-gaya dalam
yang diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan disebut sebuah freebody. Kadang-kadang ia
bermanfaat untuk mengambil sebuah freebody yang terlampau kecil/pendek panjangnya sehingga
dapat dibayangkan = 0.
Sebuah freebody dapat berupa seluruh benda, sebagian atau sebuah titik daripadanya.
Con toh:
5
15
�t,i�}·�1� Mx !10 L Gaya geserjgaya
=
lintang dalam
� N =
Gaya normal
i5
dalam
5 Lx M Momen lentur
dalam.
Gaya dalam Gaya dalam
diperlukan untuk diperlukan untuk
keseimbangan keseimbangan
bagian A - X X-B
Perjanjian tanda:
Untuk gaya-gaya dalam seperti yang diperlihatkan dalam gambar di atas kita beri tanda +.
Perjanjian ini juga berlaku untuk gaya-gaya luar seperti dalam gambar.
Perhatikan bahwa gaya-gaya dalam pada bagian k iri dan pada bagian k anan bek erja dalam arah yang
berlawanan. Karenanya masing-masing sating menghilangkan (mem b uat seimbang) satu sama lain.
(Contoh: M kiri seimbang dengan M kanan).
Jika kita terapkan syarat-syarat keseimbangan, maka kita dapatkan:
*
Untuk freebody A - X sebelah kiri
= v =
0 t+ - 5 + Lx = 0 --+
Lx = 5
2: H =
0 --+ + Nx - 5 = 0 --+ N =5
X
2: Mx =
0 )+ Mx - 5.1 0
= --+ Mx = 5
*
Untuk freebody X - B sebelah kanan.
2:V 0 t+
=
Lx - 10+5 0 = --+ Lx 5
2: H 0 �+
=
N x.-5 = 0 --+ Nx 5 =
2: Mx = O t + Mx + 10.1-5.3 --+ Mx 5 =
*
Gaya geser dalamjgaya lintang Lx menahan gerakan luncura n bagian kiri rela tif terhadap bagian
kanan.
--� �-----r
[ �""""
*
Gaya normal dalam Nx me nahan perp indahan tempat bagian kiri
relatif terhadap bagian kanan.
*
Momen dalam Mx menahan perputaran bagian kiri terhadap bagian kanan.
�r: -.��'Cct.-�::J
Mx
16
Perjanjian tanda positip untuk gaya-gaya yang bekerja pada Freebody
Jika setelah perhitungan kita dapatkan suatu nilai positip (tanda +) maka arah gaya dalam adalah
sama seperti anggapan semula.
Contoh : No. 1
t t
3
A
RAH 3
li6 0 .... 1)
l:V== 0 t + RAv + Rsv- 10
M
:a
�E�==================�
0 .... 2)
3 3 l:H= 0 -++ RAH + 0
t �
lc
"'
l: ==
0 � + R8v.6 -10.3 0 .... 3)
RBv
Dari 3) -+ R sv 5
2) -+RAH 0
1) -+RAv 5
*
langkah kedua : Tentukan distribusi gaya-gaya dalam dengan meninjau freebody yang berbeda.
f zt
101
{LxMx LxMx
Freebody - Freebody :
-5 0 == 5
+ 0 0 ==
0
17
{ Lx -5
Mx - 5 3
0
0
5
15
{
----ls(jst:�--.r- �c-�:-_-
atau
�-.,�:_:_s
Lx - 5 = 0 5
{
�-
Mx - 5. 3 = 0 15
j 1 5=Mx Lx - 5 + 10
Mx - 15
0
0
-5
15
5 5=Lx
{
atau
Lx + 10 - 5 = 0 -5
{
5 Mx - 5 . 3 0 15
atau Lx + 5 = 0 -5
{
Mx -5. 3 = 0 15
Lx + 5 0 -5 = RB v
Mx + 0 0 0
*
langkah ketiga : Penggambaran diagram distribusi gaya geser(gaya lintang dan Momen.
\111 � I
P.I Diagram Lx
I Diagram Mx
Contoh no. 2
Lx
= 0 x=
�\()·)) :
LMx ++ 10.3- 30 0 LMx = 045
x 10.3. i - 30.3 = 0
=
x=
*
la ngk ah k et iga : Penggambaran distribusi gaya geserjgaya lintang dan Momen.
*
Diagram Lx
ot---r---r--�--r----rO
* DiBerbentuk
agram Mxparabola berderajat dua.
Untuk bagicaraanyangsebelsama.ah kanan dapat dihitung sendiri
dengan
4S
19
3.4. Hubungan antara beban, gaya lintang dan momen lentur di dalam struktur.
Dari contoh berikut ini kita akan menyimpulkan hubungan tersebut.
Kita tinjau free body dari bagian balok di bawah ini.
Free body :
Gaya dalam pada pot x adalah sama dengan -
gaya dalam pada pot x ditambah �
I 1
Jika kita rumuskan keadaan seimbang dari free body tersebut, kita akan memperoleh :
� v 0 ( Lx + � Lx) + q.� - Lx "' 0 -+ I �Lx = - .
q� = - �Q .. . . . . . . 1 )
� H 0 (Nx + �N x) - Nx - 0 -+ �Nx = 0
2
2"" 0 -+
�X �
(Mx:- + �Mx)- Mx-- Lx-.�x + q.�x. �Mx= Lx-�- q2
�
dan dengan pers 1 -+ L-x .�
A-- + u
A Lx· 2
dan jika kita tinjau diagram gaya lintang, kita lihat bahwa :
Lx-. � = Luas (x, 1 ,2 x) + , bertanda positip
�Lx. 2 =
�X
Av Luas (1,2,3) bertanda negatip
maka ,
+ +
tetapi luas dari trapesium yang sama, juga dapat diperoleh dari :
Lrata-rata . �x = Luas (x, 1 , 3, x) , maka dapat kita tuliskan :
�Mx = L rata-rata· �X = luas Lx . . . . . . . . . . 2)
Hu b u nga n 1 � Lx q . �x �Q
.____ ____ _ ____ __
__.I , berarti bahwa :
*
Jika beban terpusat P dikerjakan di atas "�"-+ Lx berubah secara mendadak , �Lx = -q.�
*
Jika beban merata qdikerjakan di atas "�" Lx berupa garis lurus -+ , �Lx = -q .�
20
Hu b u ngan 2 Lrata-rata
· �X = luas Lx berarti bahwa :
Perubahan momen AMx sepanjang Ax adalah sama dengan luas diagram Lxsepanjang yang sama. Ax
* Jika Lx konstan sepanjang Mx(karenamerupakan
Ax -+ garis lu,rus.berubah secara tinier).
* Jika Lx linier sepanjang (karen Ax -+
l u
Mx merupakan as Lx,garis le,ngkung (lengkung parabolliniae).r).
*
a l u as Lx,
Jika Lx berubah secara mendadak , ALx P Mx merupakan garis patah.
= - -+
berubah ti d ak secara
Dari hubungan 2
kiatmia jugaperubahan
dapat melkarena
ihat bahwa, jmencapai
ika Lrata-raharga = 0 = 0
ta maksimakamumAMdan lebih baik kita
,
Momen ti d ak
nyatakan sebagai : mengal telah
Hu b u nga n I. dimana L
3 = 0 - M Mmax. I
=
kanHubungan-
penyelhesaiubungan tersebutM,N,Ldi secara
an diagram atas sangat
cepatpenti
untukng,siskarena
tim balberdasarkan
ok sederhanahal(si-hmalpltersebut
ebeams).memungkin
Aturan-aturan praktis penggambaran Diagram Mx dan Lx.
Setelah menghitung gaya-gaya reaksi RA dan Rs kita dapat menggambar diagram beban:
��4''kJJ 'l'\k t t/ �
3of= �o
Diagram b e ban :
Gambarkan* beban-bbeban
'·
Gambarkan beban-
*
eban t didi bawah
atas garigaris. s. .j.
3o1 �l J X l+ + l !3•
o�1
't'
""AX •�
t
Diagram Lx
:r Dimulai beban
dari dan Lx. k iri k e kanan membentuk
diagram sesuai hu
I
30
' bungan
ALx = - q.Ax =
AQ -
hitunganmenggunakan
Dengan dari sistim baloketik sederhana
ga hubungan
denganyanglangkah-
telah lakingkah
ta perolsebagai
eh, kiberita dapat
kut: menyederhanakan per
La ngkah Ay, AH By
Tentukan
1 : reaksifreeperlbody
imbangan pada balok dari sistim, dan ,pembebanannya.
etakannya dengan menggunakan tiga syarat kese
21
Langkah 2 Tentukan gaya-gaya dalam Lx , Mx dengan langkah-langkah sebagai benl:ut:
2 . 1. Gambar diagram dari pembebanan.
2.2. Gambar diagram Lx dengan mengingat bahwa ALx= q. Ax = - AQ -
*
Jika tidak ada beban bekerja Lx konstan. -+
*
Jika beban P bekerja Lx berubah secara mendadak, ALx- P
Jika beban merata q bekerja -+ Lx berupa garis lurus.
-+
2.3. Dari diagram Lx tentukan titik x yang berjarak x dari suatu perletakan ter
tentu, dimana Lx=0.
Pada titik tersebut Mx Mmax. =
Lx = 0 � Mx= Mmax.
Jika Lx linier
*
-+ Mx berupa lengkungan (parabola)
Jika Lx berubah secara mendadak ALx = P -+ Mx berupa garis patah.
*
-
Langk ah 3 Jika beban horisontal PH dikerjakan, beban tersebut. akan bekerja dari titik kerjanya
sampai perletakan yang "diam' $ebagai gaya Normal N.
Contoh 1
L:
3
1 10 :2: V=O +
t Av-10+B v= 0
-++
AH
� :2: H= 0 AH+ 0 = 0 -+ AH 0
l
�------�
3 3
�Bv
I,
:2: Mg 0 )+ By.6 -10.3=0 -+ Bv 5
1
1 -+ Ay-10+5=0 -+ Av 5
'I 'I
dari
Langkah 2:
*
Diagram-beban
*
Diagram -Lx
0 -+ X 3
ALx = -AQ = -10
22
1�...
r Mx= Mmax
....�1 � N x
*
Freebody
:2: M x = 0
r
___
5
X
Lx
3 M ma x. - 5.3 0 � Mmax. = 15
{ .f
~ Diagram-Mx
*
- 45
Con toh 2.
*
Sistim da n beban-beban :
A l�---
I
----,.1.6 B I
6.00
* Langkah 1 :
balok - freebody � reaksi
I
I
(Q=10.6)
k v = 0 t+ Av- 10.6 + Bv = o
r�- - _ _ ""'
AH + 0 = 0 � AH = o l
Av =3o f f sv =30
�
I HH!i HtL Diagram-beban
*
UHtH·H H• · 1 \..
10
30 L x =O
II'
�·�
+
*
Diagram - Lx
30
6
Lx
�
= 0 � X = 3
2
10 *
Freebody :2: M x 0
1 _
3
Mx=Mmax . M max + (10,3). 2-30.3
x �J
I 0
300 t 3.00
Lx
Mmax 45
~
* Diagram - M x
- 45
23
Contoh 3.
* Sistim dan beba n-beban :
1
*
/ 3,5
Langkah 1: balok freebody -+ reaksi
10
Av- Bv
,....lr-r-l
.. 1 -.-l.. -rl....l .t
.... �v 0 t+ 10 - 3,5.2 + o 1
=
AH + AH
-
�H 0 -++ 0 0 = -+ = 0
Bv.6 - 7 4 10.2
. -
=
o '6v-;:u
-+ Av = 17 - 8 9 =
* Langkah 2:
:
�3,5 . 2 )
1
10
35
l l'l l I ' * Diagram-beban
...
AH
AJ
2.0 2.0 2.0
91 Diagram- Lx
*
J
0 -+ X 2
9 +
Lx = 0
__/),
-1 -7 =-8
* Freebody �M x 0 =
M ma x - 9. 2 0
2
M ma x = 18
� Parabola •I
24
' Contoh 4:
A B
A 0
L: x Q
� v 0 t+ A v - p.l + B v = o
� H 0 -+ + AH + 0 0 -+ AH
= 0
By .l - pl.
1
2 = 0 -+ B v =
dari @ Av - p 1+ p 2 1
= o -+ A v
I .,,0,5p£
*
Langkah 2:
A,-9,5p£ 1 ' � • • • • •
*
Dia gram-beban
p
Av=0,5p£
*
Dia gram - Lx
t::...p
Bv=0,5p£ Lx = Av - p.x
Lx = 0 :
0,5 p 1- p.x
0,5 p 1- p X = 0 -+ X = 0,5 1
* Free body
� M X= 0
1 1 p 1 1= 0
Mmax + p . 21 . 4- 2 .2
Contoh 5:
*
Sistem dan beban-beban :
��lOt/m'=pmax.
A B
1:1 0
1
l G
l
25
* Langkah 1 : balok - freebody � reaksi
�
( 10.6
2 t) � v 0 t+ Ay-
10,6
+ By= 0
I
2
10 t/m1 AH + 0 = 0 � AH = 0
AH By . 6 - 1026 . 4 0 =
--+ By= 20
� .____________.
10t/m1=pmax.
10 �� * Dia gram - Lx
�
�Q
.E
�
..,.
3,46
� 20 Lx 2=
Ay -p. 10 - 10 .
6 2
Lx 0:
(9,� 8 ) lQ
1 -p=T .3,46-5,77t/m _
I
10 -10 . X 2 -
-
0
12
�:1,45
x2
=
120
10
= 12 x= 3, 46
_____..
__.llJ
r-----,� Mx=M max. * Freebody
I.__ __
Contoh 6:
�
Sistem dan beban
p
I �
1·-· ·P'-�. Py = P sin �
A
1:::. 0
B PH= P cos �
26
* Langkah 1 balok- freebody -+ reaksi
AH I
0 t+ Ay-Py+By=O
�1 I
k v 1)
EIJ
:k H = 0-++ AH --PH 0
PH
l
+ By .1-Py -= 0
-
Av
1 l 1 Bv
2
-+
Py
By=-
�J � I
Q/ 2 Q/ 2
dari Ay -Py+ =0
; 2
pl
1
v
Av �
rL---�-
Langkah
---I
J
*
2:
*
Diagram-beban
v
; {�
L Pv
*
Diagram- Lx
Lx = 0 -+ X
2
*
Freebody
Py Py
:kV =0 LX--
2
=0 -+ Lx = - O.k.
2
:k H =0 Nx+PH=0 -+ Nx = -PH
Py Py.l
M X= 0 M max-2·21 =0 -+ Mmax = -4-
�
k
� Mmax .
.
*
Diagram- Mx
_!X!_
4
* Diagram- Nx
Con toh 7:
*
Sistim dan beban
r----� J Ms
A 0
A B
Q
)M B
Langkah 1 :
�V= 0 t+ Av + Bv= o · 1
0 �+ AH+0 = o � AH = o� l
Av r r Bv
AH
� H =
� Mg 0 t+ B y.Q+ Ma = 0
I I
a
�
MB
Q By= -
Q
a
dari Ay-- 0 �
M
1 Q
Av
M
-Bv�=
Q
* Langkah 2:
�t Diagram-beban
Ma
*
l�
* Diagram- Lx
T
+ Lx = 0 X 0
Mx
X = Q
* Freebody X = 0
a a
Ma lEJ?
0 � ok
M M
Lx =
�V=O Lx
-y Q
�M=0 Mx+ 0 0 � M x= 0 ok
Lx
T
t Freebody x = Q
a a
M aj I
*
a
�V= 0 =0 � ok
M M
a
Lx Lx =
Q Q
x=Q
�M=0 Mx --.Q=0 ok
Q M
1MB
-+ MX = M
* Diagram- Mx
Contoh 8:
MA �
*
)MB
Sistim dan beban-beban
MA > M a
AC B L::.
0
28
f
* Langkah 1 : balok freebody � reaksi
= 0 t+ Ay + By
M ) Ms
� v 0 (D
....----. I I
AHX
� H = 0 �+ AH+ 0 = 0 � AH = 0
� Mg 0 )+ By.Q- MA+ Ms = 0
£=5
dari 1
* Langkah 2:
0 X
* Freebody X = 0
MA- MB
�V= 0 i+ Lx+
Q
� M= 0 t+ Mx - A
M = 0 ok
MA�---------------------� Mx
\.l------�
MA-MB�
Q
�
* Freebody x = Q
�V=O {,+
� M= 0 t+
* Diagram- Mx
29
Contoh 9: p
b'o'"
*
Sistim dan beban-beban
sin
P
P 0'
*
La ngkah 1 : balok-freebody � reaksi
L v 0 t+ Ay-P+By = 0 1
�+ AH +0 = 0
I AH
--
L H 0 �
P.£
L MA= 0 t+ By.£ - 0
2
� By=
I
p P
£ dari 1 Ay -P +- 0 Ay= _
2
2
.
Lx = V xCOSO' + Hxsina
Nx = H xcosa- Vx sinO'
* Langkah 2:
£
Vx = 0 � X
2
= ) Mx = Mmax.
*
Free body L M;: 0 � Mmax. - p .
2
£
2 0
I
;:::===
::
!2 t Mmax . = p :
� sm
* Diagram - Mx
t sin I
-�cos !.__ �--�-� �
p .
+ 0' * Diagram - Nx NX = Hx cosO' - V x sina
2
cos
O' L
--
-
----1
....
.....� ... 0'
_
_
_ _ _ _ _ _ _ 2
30
Contoh 1 0 :
hI w�w,
Sistim dan hehan
*
Wv= w cos�
WH= W sin�
WH
L V= 0 t+ Av--Wv + Bv CD
LH = 0 �+ AH +WH = AH = -WH
0 �
Q
LM A= 0 t+ By .Q -Wy . 2 -WH . h2 0
Q h Wv WH h
--+
�= By . 2 + WH· 2 2 + (2·£)
Q
WH.
1 + *
Diagram Hx
Av
t l Bv *
Behan vertikal
I Wv
Diagram - V x
t
*
Av +
jBv Vx = 0 --+ X
Q
2
) Mx=M ma x * Freehody
Av
t Q/ 2
LM = 0 M m a x.-
Q
Ay . 2 = 0
Wy .Q WH . h
� M m a x. =------
4 4
*
Diagram Mx
+
*
Diagram Nx
+ *
Diagram Lx Vx cos� + Hx sin �
31
Contoh 1 1 :
\..'9�
*
Sistim dan beban/Freebody
* Langkah 1 : � reaksi
�N 0 AN - PN + BN = 0 1
�T = 0 AT - PT = 0 � I AT = PT
�
� M A= 0
- Q = 0 � � BN = P N
B N . Q - P N· :f 2
PN
�I
Q dari 1 A N - PN + �
2
0 AN =
2
* Langkah 2 :
* Beban tangensial
* Diagram - Nx
�
�/
* Beban normal
* Diagram - Lx
Lx = 0 �
Q
X
2
•7 &
PN Q
�M = 0 Mmax . -2· 2 0
��
'}.
* Diagram Mx �m ax . = PN� �
=
P.Q
--
4
� N " P. {!OS 0::
Q
Q = cos 0::
P. Q
Mmax. = 41
=>
�
* Diagram Mx
4
32
Contoh 1 2 :
r. v 0 Av - P + Bv = 0
'f. H 0 AH 0 = 0
+ -+
I AH o l
Bv . Q - -
P .-
Q
=
tJ
'f. M A 0 2 0
Av -+
I Bv =
dari 1 Av - P + � = 0 -+ I Av T I
=
* Langkah 2 :
* Behan horisontal/Diagram Hx
�t ----.- !�
* Behan vertical
lp
�-- -- �
p2
IL----_____.1 �
+ * Diagram - Vx
0,5Q
( Mx=Mmax . * Freehody
2
Q t� 'f. M = 0 Mm a x . p
2 .
Q
2
*
Diagram - Mx
,...o
* Diagram - Nx Nx = Hx cos ex - Vxsin ex
p. sm cx1
2p
2.
,...o
p
.cos (Xl
2
33
Contoh 1 3 :
k v = 0
k H = 0
0
k M A= 0
Ma � Mb
Q J, CD I Av = - Bv = - Q
It : Ma > Mb � Bv = +
Av=
t Loads - Diagram
�
l Lx - Diagram
Freebodies :
Mx - Diagram
* Langkah 1 : Reaksi
rr- - - - --
k v = o Av - 10 + B v = o CD
l
- AH = 3
-
3 k H = 0 AH - 3 = 0 -+
I I
I
I I k MA = 0 Bv G 10. 3 + 3. 4 = 0
.
I I
I I Bv = 3
-+
I I
I
I CD Av - 10 + 3 = o Av = 7
-+
I
I
I
�@ ®�
Avt�-------�-6_.o_o �! �
____
34
* Langkah 2: Balok - dan Titik Hubung Freebodies :
NHI L1 LH1
L� � H i2 L H = 0
==>
N� + Lv2 = 0 =>
I 1 - 3
l N� = - LYl
I
l7 t3 L M = 0 M� - MY = 0 =>
I -
Balo k A 1
- c.
7
�3
4.00
t+JN]
Li
L V 0 L1v + 3 = 0
L H 0 Nv1 + 7 = 0
-+
-+
Lvl = - 3
Nvl = -7
L M x= 0 M1v + 3.4 = 0 -+ Ml =
v
- 12
t3 B) +
3'
L� = + 7
3 Lx
N1H = - 3
________-:-l Mx MH1 = 1 - 2
Nx
12
35
I Balok 1 I 2
�
7 !-
& N� LV= 0 LH2 + 10 - 7 = 0 LH2 = - 3
10 �
12
3
L� LH=
LM 2 =
0
0
NH2 + 3 - 3 = 0 � NH2 = 0
M� + 10.3 + 12 - 7 .6 5" 0
6.00
� MH2 -_ 0
7t t3 t A)
ho
L� = 0
7 1 111 +
II II I l l I I II 3 C9
Nv2 = - 3
Mv2 = 0
r:��
Freebody L M = O Mmax + 12 - 7 . 3 = 0
� Mmax = 9
12 7 3 Lx
L H = O Nx + 3 = 0 Nx = - 3
-+
�
�
1 2 .0
I Balok 2 I B I
®
3 3
= 0
(9
= 0
e
13 ®
36
Bentuk-bentuk Diagram Mx dan Lx untuk Macam-macam Pembebanan.
Bentuk-bentuk dapat diturunkan dari hubungan-hubungan antara Behan, Gaya Geser/Lintang dan
Momen.
' E
0 E s
t .§
•J>
0 .:.i c c
.... \2 !(
-+-
._
� 0 � 0
,g
� oJ
.D
0 )(
U>
.g �
"'
Q) 1- � ...J
1)1
Q a
· -
c.
VI
• 0
]i
-
ij
r
------- - �)
-
-
- -
- -
-
�- - -
�
--+-
- - -
- --
�-
c
- I
�
� ------- --- -
r-_,--� --- - - - - -
37
3.6. Bentuk Struktur Menentukan Gaya-gaya Dalam (Internal Forces)
(Untuk anda yang tertarik)
Bentuk suatu struktur ditentukan beban yang akan diterima jika diinginkan struktur menerima
gaya tarik murni atau tekan murni maupun momen lentur.
Bentuk menentukan gay a-gay a dalam.
Contoh: Kabel dan konstruksi lengkung/busur.
Perhatikan seutas kabel direntangkan di antara dua titik dan menerima beban.
Kabel hanya dapat menerima gaya tarik. Bentuknya diperkirakan hanya untuk menerima gaya tarik
saja. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Ka bel
l ,( bentuk
Contoh:
bentuk tanpa
•gu
menyebabkan lenturan
, /1 tidak terjadi bentuk menyebabkan
/
/ ' I
I
I
,
'
'
lenturan Jenturan
'
I
,'
/
I
I
bentuk menyebabkan
Jenturan
/;,o/1 l lenturan
I I
wr
bentuk menyebabkan
bentuk menyebabkan
lentur
38
Sesuai dengan prinsip ini kita dapat mempertimbangkan bentuk strukturnya tanpa melakukan per
hitungan, jika struktur dibebani gaya tarik murni, tekan murni ataupun lenturan.
Perbedaan dalam bentuk struktur menunjukkan besarnya m omen lentur.
� J { ii l 'li l t '!' J
-}- � --
\
/
/I I
\
\
I
\
I \
I \
A A
--
dengan M.
)M
serat tertekan
Perhatikan:
Untuk M kecil, �'P juga kecil
M besar, �'P juga besar.
Contoh-con toh
M = 0 (perubahan tanda)
dari + ke -
disebut titik bengkok
(point of inflection)
40
IV. MENCARl R, L , DAN M DENGAN CARA GRAFIS
(UNTUK ANDA YANG TERTARIK)
j ari-jari k utub
* keseimbangan
Segi banyak
batang
*
Tentukan titik kutub 0 dan gambarkan polygon gaya (disebut diagram/lukisan kutub) untuk
gaya-gaya P dan P
1 2•
*
Melalui titik A yang dipilih, gambarkan/pindahkan jari-jari kutub " 1 " sejajar "1" sampai memo
tong garis kerja P
1 •
Dari titik potong ini, gambarkan lagi ' '2 " sejajar "2" hingga memotong garis kerja P Dari titik 2•
potong ini gambarkan lagi "3" sejajar "3" sampai memotong garis kerja gaya reaksi (B) di B.
*
Hubungkan A dengan B dengan sebuah garis "C" yang disebut ' garis penutup".
Hasil penggambaran ini disebut segi banyak ba tang (link polygon).
*
Pindahkan garis penutup "C" pacta lukisan kutub dan ditarik dari titik kutub 0 .
R ( = P + P 2 ) akan diuraikan menjadi R A v dan R B V .
1
*
Pada segi banyak batang, perpanjang " 1 " dan "3" (awal dan akhir jari-jari kutub).
Titik perpotongan tersebut letak garis kerja R .
Sekarang kita ingin mengetl(lhui bagaimana cara grafis ini bekerja, adalah sebagai berikut:
* Kita tahu bahwa gaya l'uar yang bekerja pacta struktur harus dalam keseimbangan (R = P +P se 1 2
*
Dua buah gaya "C" adalah dalam keseimbangan.
*
Pengaruh "1" dan "3" diimbangi oleh RAv dan R s v .
*
Juga R diimbangi oleh RAv dan Rsv , ini berarti RA v dan Rsv adalah reaksi-reaksi R (atau
p I ' p ).
2
41
Sekarang kita ingin mencari momen lentur.
Untuk mengerjakannya kita selidiki sifat-sifat segi banyak batang.
" Segi banyak batang adalah seperti kabel dalam keseimbangan, karena kita dapat melihat bahwa
hanya ada gaya tarik yang bekerja padanya, seperti dalam seutas kabel".
Untuk titik-titik yang berbeda,
kita harus mengikuti keadaan
keseimbangan.
S'l �
"@e "•
,,
\; �
� ®
Pz �
'' '2 , ,
g
® \\3 '' -®
' 'C'lc adalah gaya tarik yang bekerja pada tumpuan-tumpuan. Tetapi untuk simple beam di atas, tum
puan B adalah roll, di mana tumpuan roll tidak dapat menerima gaya tarik C ' ' ' '.
Kabel dengan tumpuan rol di B hanya dapat dipertahankan dalam keseimbangan, dengan melengkap1
satu elemen yang dapat menerima/menahan gaya tekan dari B ke A sepanjang garis penutup.
Lx + 10 - 8,3 0 == Lx --* 1 ,7 ( t )
== -
of
Mx + 10.0,75 - 8,3 . 2,25 0 Mx== + 1 1 , 1 8 .
== --*
Mx - 8 ,3 . 2 ,25 + 10 . 0 ,7 5 + 15 . 0 ,7 5 = 0
Y Y
MJ<
--* ==0 H Y
Perbandingan dari dua freebody tadi memperlihatkan kepada kita bahwa momen Mx balok sama
dengan H.Y.
* Aturan untuk menghitung M x secara grafis.
10
Skala :
RBV
gaya: 1--1 = 10
0
M=H.y
1. Catatan Skala-skala untuk panjang balok , jarak vertikal segi banyak batang, gaya-gaya
dalam lukisan kutub dapat berbeda satu sama lain.
2 . Catatan Ketepatan hasilnya tergantung dari skala yang dipakai (10% ketelitian adalah
cukup).
3. Catatan Jarak H dari titik kutub0 mempengaruhi jarak vertikal (y) dari segi banyak batang.
P �o t> o H
v H l
H
besar
y
kecil
" '1 kecil besar
Yt
Y2
Sistem
8,3
6, 7
Diagram beban
5
10
8, 3 10
Diagram gaya geser/lintang
5 e 6, 7
1
Diketahui titik-titik A dan B, dan jarak
CD dengan puncak parabola (vertex).
Perpanjang sumbu CD, sehingga DE=CD.
Bagi EA dan EB pada beberapa bagian
M sama besar (misal 8 bagian).
Beri nomor titik-titik pembagi seperti
terlihat pada gambar.
Hubungkan titik-titik 1 dan 1 , 2 dan 2 ,
3 dan 3 , dan seterusnya.
Garis-garis penghubung titik-titik ini
merupakan garis-garis singgung dari para
bola yang dikehendaki.
Gambar kurva garis singgung ini.
44
V . PERHITUNGAN STRUKTUR STATIS TERTENTU
�
0, 5 P 0, 5 P
+
9�"!---4-
Prinsip superposisi ini tidak valid (dapat d ipercaya) untuk kolom dengan beban axial dan melintang
(karena dalam hal ini, deformasi tidak bertambah dari dua pemisahan deformasi sebagai yang akan
kita lihat nanti).
5 .2 . Balok Kantilever
Telah kita ketahui bahwa kantilever adalah struktur statis tertentu. Kita dapat menyelesaikan
sebagai biasanya dengan pertolongan freebody-freebody.
Con toh-contoh:
Sistim dan
q
Free body Di agram L x D i agram M x
pembebanan
.r
r f-:�) (j
Mx Mx
~ ~
M Lx
X
Lx
v lr
c ll <
" ;}- " '1
M min = - P . C
Q max = P
L
x - P = 0 � Lx = P
M x + P . x = O�M = - P . x
x
ilmma-"
v ' c ' �)(�, X 'I "\
~ p 1
i
2
M min = -
Q max = q. c -z q c
L x - q. x = 0
Lx = q . x
M x + q . x . %x = 0
M = - % qx2
x
45
5.3. Simple Beam Dengan Kantilever
Kita harus cukup mempunyai gaya-gaya reaksi untuk keadaan seimbang (3) dan sistem tersebut
adalah statis tertentu.
Cara penyelesaian ( 1 ) sama seperti simple beam.
* Diagram beban
2,86 q * Diagram - L x
Lx = RA V - q X = 2,86 q - q . X
x 0=2,86 Lx = 0 untuk x0 :
" L
2,86 q - q.x0 = 0 x0 = 2,86
�
1 tJ
1(2,86q)
*
Jl j# 'f!'kJi
Freebody untuk
'It Ji '\
I
Mm ax :
/ M max LMx = O
t 2,86q Mmax + 2,86 q . 2•�6 - 2,86q . 2,86 = 0
Mmax = 4,10 q
4,10q
46
I Cara penyelesaian. (2)
Kita dapat juga meninjau simple beam dengan kantilever sebagai gabungan sebuah freebody simple
beam dan sebuah freebody simple beam.
7.00 3. 00
* Freebody kantilever
r------------��
AA Ji
�-----
1 3q
B 1e 1r LM= O M e + 3q.1,5 = 0 � Me = - 4,5 q
1 .,
I LV= O Lc - 3q = 0 � Lc = 3 q
* Diagram Beban
* Diagram Lx untuk kantilever
4, 5 q �
* Diagram Mx
( 7q)
� 3q
I
I + i i' JP !+ l I * Freebody simple beam :
t
t Av t =""'====::;tl1. )4, 5
z.t=== q langkah pertama : gaya-gaya reaksi
f Bv
LMA = 0 � Bv . 7 - 3q.7-4,5q-7q.3,5 = 0
Bv = 7,14 q
I
I
LV = 0 � Av - 7q - 3q + 7,14q = 0
Av = 2,86 q
lang kah kedua : gaya-gaya dalam :
* Diagram Beban.
* Diagram - Lx :
Lx = 2,86 q - q . x
M m ax = 4,10 q
* Diagram - M x
47
5 .4 . Balok Dengan Dua Kantilever
Sistem ini j uga statis tertentu.
Kita akan meninjaunya sebagai gabungan dari dua freebody kantilever dan sebuah freebody simple
beam.
�j�LAC
I
(�
* Freebody kantilever A :
t2
q
�M =0
fzq
2
= 0 --+ M A =
�q
M A +2q . z - 2q
Lx
2q � * Freebody kantilever B :
� 2q * Diagram
�M = 0
2
M s +2q . 2 = 0 --+ M s = - 2q
A- 2q
�V = O
* Diagram Mx
Ls c - 2q =0 --+ Lsc = 2q
�2q
� MA =0
Bv .6 - 2 q .6 - 6q.3 + 2 q = 0
Bv = 5 q
By
!t
6. 00
• le �v = o
Av - 2q - 6q - 2 q + 5 q =0
Av = 5 q
* Diagram beban
3q �
* Diagram L x
3q
Lx = 3q - q .x --+ Lx = 0 untuk X0
Jl1 0 3q - q.:Ko x0 = 3
= --+
Xo
"
.. l
48
* Freebody untuk M max :
3 .2
3
M max = 5 .q . 3 - 2 q - 2 q .3 � ·
2 ,5 q
* Distribusi - M x
3q
* Distribusi - Lx
� ..
2q
�
�
�
2q
3q
* Free body 1
kM 0 M1 +1 0 .0 ,9 = 0 � MI -9
_f
kH 0 L1 - 1 0 0 � L1 10
LI kV 0 N 1 + 10 0 � NI 0
lO
10
Diagram Distribusi
A
� 9 "
�
Distribusi
B e ban Lx Mx
* LI
k f ,'
Free body y
+ - T-- LI 10
MI .... ... NI 0
Nt
Ml -9
�� L2
L,
kM
kV
kH
0
0
0
M2 - M l
L2 + N I
N2 - L l
0
0
0
-+
-+
-+
M2 = Mt =
L2 = - NI =
N 2 ;;: L I =
-9
0
10
N�-<r
Free body 2
M2 = 9
N2 10
le L L2 = 0
II
0 Diagram Lx
L....--- _;:;_
e -----' 1 !9 Diagram Mx
+--
- ------� � � rlO Diagram Nx
Diagram Mx
e
Diagram Nx
H Hf
1 . Momen positip maksimum
Dapat kita lihat bahwa momen positip maksimum pada
A fH H bentang AB didapatkan bilamana hanya bentang ini yang
dibebani (M0x = 1 /8 q . 72 = 6,125 q )
� 7. o o "' 3. oo L
f 1 1
�5%
Behan pada kantilever mengurangi momen ini (menjadi
M = 4,10 q).
Penj elasan masalah ini didapat dengan memperhatikan
defleksiflendutan pada bentang AB.
50
q
�
M + � R +
M � R -
I
iI M =0 � titik peralihan disebut titik bengkok
� M0 : Me
I
�T :
daerah daerah I (inflection point )
11'!4 �· R jari-j ari lengkungan
=
D gaya tekan
=
T = gaya tarik
I> lt�
T
titik bengkok M = 0
Selanjutnya, untuk memperkirakan distribusi momen pada struktur yang sukar (complicated) di
mungkinkan, dengan:
pertama: gambarkan secara sket bentuk deformasi; dan
kemudian: gambarkan diagram momen dari sket deformasi tadi.
51
VI. GESEKAN
\IPl G(gaya)
\
'
\
tidak bergerak = mulai bergerak =
-N
Karena F = - G sin 1/) 1 (2 ) dan - G = , dari ( 1 ) dapat kita tuliskan :
cos 'P i
Kita dapatkan :
Gaya tahanan gesek F tergantung pada bahan yang berhubungan
F = -N . JJ. (kontak ) dan pada gaya normal N pada permukaan/bidang gelincir.
52
VII. BALOK GERBER
I l ! I I !I \ I II ! ! i : 1 1 1 1 1 11 ! I I i I I !I I ! i I I i ! ! I I / i I )f' Q
A.
�--------�
8-----� �
.&-
�----------�---
A
m>" ;;h7 B1 2 ,..
A B C D .
Sistem ini adalah statis tertentu, karena reaksi-reaksi perletakkan dapat dicari dengan syarat keseim -
bangano
Penyelesa ian:
Kerap kali ini lebih berguna memakai tumpuan pin untuk balok tengah yang ditumpu B 1 dan B2 dan
menyesuaikannya dengan balok AB dan CD dengan kemungkinan timbulnya deformasi tanpa me
nahan momeno
Sistem ini disebut balok gerber 0
f Pin
,§;; 0 0
2.
±I
,I), A',
A 13 c D
Tumpuan pin (sendi) dapat meneruskan sebuah gaya dengan komponen-komponen Kx, Ky tetapi
tidak dapat menerima momen lentur (M = O ) o
Untuk sendi , tumpuan i :o i bebas berputar dan tidak dapat menerima momen o
lendutan
q
J/ 'k + 'l t 'k \} \k * 'lf'klli\CJt t t'll l' t i '11 JIJ# if k t� * J tif"
t1
A 0
0. 8L 0. 8L
0, 3q � Lx : Lx = 0 L
� 0, 3q ·
Diagram untuk Xo 0,3
1 1
Diagram M x : M max 0,3 q L . 2 . 0,6 L - q . 0,3 L . 2 0,3 L
y l
B
* Diagram Lx
�0, 3qL
0 , 5 qL M� = - 0,3 qL . 0,2 L - q . -+ (0 ,2 L)2 = - 0,08 q L2
•0,08qL2 �
* Diagram Mx
langkah ketiga : Penyelesaian untuk free body balok AB (analog untuk DC)
Superposisi dari :
f -
nl
BV BV = + VB Balok kantilever
q.
0, 3 q L
Diagram Lx 0,5 qL
0,32 qL
q
0,32 L
Mmax = 0 , 32 qL . 0,32 qL
q
) x
-q(
Diagram
freebody 'illl]"\ M 0,32 L ) 2
2
n
t 0,3 2 q L 0,0512 qU
Diagram Mx -0. 08qL2
0,045qL2
55
D iagram L x I
( q . L)
0. 50 *
0. 32
Skets lendutan
Sistem ekivalen
Dari gambar sket lendutan, kita dapat meletakkan sendi-sendi pada titik 1 dan 2 (titik dimana M 0 ) . ==
Gaya-gaya dalam Lx dan M x akan didapatkan hasil yang sama. U ika sendi diletakkan d i 1 , 1, 2 , 2,
maka struktur tak stabil) .
Dengan cara yang sama seperti balok kontilever, kita dapat juga menghitung distribusi momen Balok
Gerber, dengan cara superposisi diagram M ; + M ,;
o 1
"Mc o = s q ( O , S L )
2
Kita dapat memeriksa pada bentangan tengah , bentang L, dengan sendi-sendi bahwa j umlah momen
kontilever dan momen di tengah bentang 1 · -2 adalah (0 ,08 + 0 .045 ) qL2 = -§- qU = M B c ·
Perubahan letak sendi-sendi ( M ==0 ) hanya memberikan tambahan lVb pada momen di tumpuan
- dan momen lapangan + .
,Jika kita meletakkan sendi-sendi pada sendi-sendi (B, C) K.ita dapatkan suatu rangkaian 3 simple beam
dan momen pada tumpuan-tumpuan M1 0 . ==
Kemudian kita dapat memilih letak sendi-sendi, untuk mendapatkan sistim statis tertentu .
Dari penggambaran suatu garis penutup melalui titik-titik M 0 kita dapat menentukan distribusi
=
Telah kita ketahui bahwa beban yang bekerja dapat dipikul oleh kabel-kabel dalam gaya tarik
murni atau oleh konstruksi pelengkung dalam gaya tekan murni. Bentuk dari suatu pelengkung adalah
berlawanan bentuk dengan konstruksi kabel.
Juga telah kita ketahui bahwa sebuah lukisan segi banyak gaya, mirip kabel dalam keseimbangan
beban yang bekerja, dan komponen horisontal H dari gaya-gaya kabel sama dengan komponen hori
sontal gaya-gaya yang bekerja pada tumpuan-tumpuan yang mempunyai hubungan lebih lanjut dengan
momen pada simple beam yang dimaksud.
p2
A B RA v 10
* Sesuai simple beam �::=,====�===�==�
t R Hv
RB 10
I V
I
* Diagram beban
r p2
*
Diagram L x
CD ® H = -� = 20
� 7
*" Diagram M x Ml 1 0 .2 = 2 0 =?
1
0 M2 20 =? Y2
20 =
1
20
* Yx
Mx
H � 17
57
Dan gaya tarik dalam kabel menjadi :
H
20 .
1 20 J22+12
cos a 2 2
H 1
20 .
cos ex 2
1�--�·�-----+·--�� 20 V2 2 +1 2
20
20
T1 2 a=O
cos a
-----?
20
20 .
1
Perha tikan : Bahwa kita dapat juga memilih H dan menentukan y (selain memilih y dan menen
tukan H).
Pelengk ung
Kita perlukan hanya membalik bentuk , tetapi caranya sama.
* Contoh s truk tur pelengk ung A lJ J J J I i 1 1 � 4 Jf�o * Simple beam
Bentang L = 6 m 6
30
Beban merata q = 10
Dipilih I diinginkan H = 10 .
30
e 30
*
Diagram Lx
30 .3 - i . 10 . 32 45
*
Diagram Mx
* Diagram Yx M 45
y 4 ,5 m
H 10
10
' I Diagram y x sebanding dengan
\ i
\ I
30 . . diagram M x .
_ _,
Kontrol
Keseimbangan Freebody 1
� Kv 0 30 - 30 = 0
Kontrol 4, 5
� KH 0 10 - 10 = 0
Freebody 1
0 30 . 1 ,5 - h . 4 ,5 0
H = 10 cok ).
58
I
f
- -r
-rzr
/
...
I
I I
I I
I I
I I
I
J
I
I
takstabil stabil
( runtu h J ( kokoh )
Karena sambungannya pin/pasak , maka tak ada momen yang dapat diteruskan/dipindahkan.
Jika beban-beban yang bekerja hanya pada sambungan, maka gaya-gaya yang timbul pada elemen
hanya gaya tarik atau gaya tekan saja.
Perjanjian tanda.
�p
D
So� p
D
Prinsip-prinsip umum.
Ini penting untuk dimengerti bagaimana beban-beban dipikul dalam rangka batang.
Untuk rangka batang sederhana , cara "cable analogy" atau "arch analogy" dapat menerangkan dengan
baik.
59
D D
D D
A). Penambahan gaya-gaya P
®
p T
dapat dipikul oleh stabilitas
D D
kabel B) yang lain.
T
A + B + Gaya-gaya P
D
tambahan dapat dipikul oleh
© stabilitas kabel C
p
D T
T
Superposisi
Kabel atas D
Kabel bawah T
Kabel diagonal : T
Tiang vertikal : D
Total
D
Tiang vertikal T
®
: �
21- T
� � :.
Total
~
Cara lain untuk memahami bagaimana cara kerja/penyebaran gaya-gaya dalam batang-batang rangka
adalah dengan membayangkan perubahan bentuk yang terjadi j ika sebuah batang dihilangkan.
Contoh 1:
60
Con toh 2:
I
I
Untuk rangka-rangka batang yang lebih kompleksjmajemuk .
Untuk mengetahui apakah batang-batang menerima gaya tarik atau tekan - hanya dapat kita ketahui
dengan melakukan perhitungan gaya-gaya batang.
13
telah dibentuk .
�R ' EB>E>112
8 4 2 10 8 8
3 ·l 7
1 2 5 6 7 ::, 1 lJ 14
AJ\!\ �
1 5 3 1
2 5 7 7 9
1 2 1 2
Con toh:
rangka dasar
Jika kita pisahkan sebuah titik simpul dari rangka batang dan dengan mempertimbangkan keseim
bangan freebody ini, kita sebut cara ini "metode titik simp u l " (method of joints).
Memahami Mekanika Teknik I- 6 61
Diagram freebody titik simpul A
Jika kita pisahkan suatu bag ian yang lebih besar dari rangka batang dengan sebuah garis potong dan
dengan mempertimbangkan keseimbangan freebody ini, kita sebut cara ini sebagai metode po tongan/
irisan (method of sections).
i- Garis potong
Rangka dasar
Seperti aksi yang bekerja pacta sebuah titik simpul yang datang dari sebuah batang, harus sama dengan
reaksi pacta suatu batang yang datang dari sebuah titik simpul (untuk mendapatkan keseimbangan).
Kita dapat mengatakan bahwa:
Gaya yang sama, yang bekerja pacta sebuah titik simpul atau ada sebuah batang akan
digambarkan dengan dua buah vektor sama besarnya, mempunyai garis kerja yang sama,
tetapi berlawanan arah.
Ini harus diterangkan dengan jelas untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam penggunaan metode
titik simpul, di mana kita mempertimbangkan gaya-gaya yang bekerja pada titik-titik simpul dan
metode potongan, di mana kita mempertimbangkan gaya-gaya yang bekerja pada batang-batang.
62
Con toh:
Pertimbangkan rangka batang sebagai sebuah freebody dan gunakan syarat-syarat keseimbangan.
1) L Kv = 0 -+ P - RA - RB = 0
L
2) L MA = 0 -+ P . z- - RB . L = 0 -+ RB = p
2
dan dari 1 ) -+ p
RA = -
2
Ini dibutuhkan untuk memperkirakan keadaan tekanan gaya-gaya batang yang tidak diketahui.
Jika hasil perhitungan mempunyai tanda + , perk iraan tadi benar. Jika hasil perhitungan mem
punyai tanda - , yang benar adalah k ebalikan perkiraan tadi (lihat contoh berikut)
Con toh :
L
4
A sin 45 0,707
cos 45 0 ,707
L
L L
2 2
"
Kita buat bagan sebuah diagram freebody tiap-tiap titik simpul dan tuliskan syarat-syarat keseimbang
annya.
Titik simpul A.
� Kv = 0 t+ +0 ,5P - K A E sin 45 ° = 0
KA E = +0,707P (gaya tekan seperti yang diperkirakan).
63
Titik simpul E.
KA E sin 45 ° KE B sin 45 ° 0 .
- ==
KA E cos 45 ° + K E B cos 45 - K E D == 0 .
K E D == l ,OP (gaya tekan seperti yang diperkirakan ) .
Titik simpul B.
KE B sin 45 ° - KB D sin 45 ° - P = 0 .
KB D = -0 ,707 P (gaya tarik dan bukan gaya tekan
seperti yang diperkirakan) . t K B D
:�
Cacatan 1 Tiap-tiap gaya diagonal dapat juga diganti dengan komponen gaya vertikal dan hori
r-7\KAE
:
7: ita perkirakan K gaya tekan. Kita lihat bahwa komponen vertikal ini dalam
�LJ keseimbangan dengan RAA E 0 ,5 P dan perkiraan dibenarkan tanpa perhitungan.
==
Kita dapat juga mengatakan bahwa pergerakan dalam dua arah sembarang adalah nol
dan kemudian I: Kn 0 dan I: K m = 0 .
==
Contoh :
n
Ini dapat menyederhanakan persamaan keseimbangan seperti dalam contoh .
A - B + c cos CY = 0.
I: Km == 0 t+ C sin cx -D = 0.
B ) . Metode Po tongan/lrisan.
Jika sebuah rangka batang dalam keseimbangan maka tiap-tiap bagian daripadanya harus dalam
keseimbangan pula.
Sebuah garis potong membagi rangka batang menj adi dua bagian. Kita harus menggambar "Free
body"nya.
Jika masing-masing bagian dalam keseimbangan, maka harus :
64
Contoh : t- Garis potong
io,sp
0, 5L '-" PI
l
0 , 5�
Freebody sebelah k iri
� Kv = 0 t+ 0 ,5P - P + K s D sin 45 ° 0 .
=
yang diperkirakan)
Komponen vertikal = +0 ,5 P = V B D
Komponen horisontal = +0,5 P = HB D ·
0 � - 0 ,5 P . 0 ,5 L + KED . 0 ,25 L = 0 .
KED = +P (gaya tekan seperti yang diperkirakan).
+
0 --+ Ksc + KsD cos 45 ° - KED = 0 .
Ksc +0,5 P (gaya tarik seperti yang diperkirakan ).
=
Metode ini membolehkan menghitung gaya-gaya batang dalam sebuah potongan dari sebuah rangka
batang.
Agar tiga syarat keseimbangan dapat digunakan, maka garis potong harus memotong batang
batang maksimum tiga buah batang.
Sekarang kita ingin mengerjakan hal-hal lain berdasarkan contoh yang sama , untuk mencari hubungan
diantara gaya-gaya dalam dari sebuah benda kaku dan sebuah rangka batang.
I'"i-!
Diagram L.
_8---.�1 O,SP
Diagram M.
65
keseimbangan
Free body AB .
p Keseimbangan
�p <:=z=-----7 rangka batang AB .
V o . 5P
i o, 2aL
� 0 5P .t�-=...-:..;> p
v+p - 0 ,5 p = 0 -+ v = -o ,5 p ( t ).
-0 ,5 P . 0 ,5 L.I + M = 0 M 0 ,25 P
L....y-1
-+ =
- @
L
�
Dari sini kita dapat melihat bahwa :
Gaya lintang L dalam rangka batang diakibatkan oleh komponen vertikal V dari gaya yang bekerja
dalam batang-batang.
Momen M dalam rangka batang diakibatkan oleh komponen horisontal dari gaya yang bekerja
dalam batang-batang , yang membentuk sebuah kopel: gaya pada bagian atas = gaya
pada bagian bawah dengan tanda yang berlawanan.
Berdasarkan atas bentuk hubungan ini , suatu cara yang mudah dapat digunakan untuk menghitung
gaya-gaya yang bekerja pada potongan yang berbeda dari sebuah rangka batang.
Contoh 1.
Reaksi -reaksi
I. 0, 5P.
+ I
Diagram L . -1 , 5 p+p = -o ,5 p ( t)
� + i
I
I
I
Diagram M . Mx = 1 ,5 P .2a - P .a 2 Pa ( t)
66
( M ;=) 2 P .a t = -H G F 2 a ·
HG F = --P (�)
F dari gambar Va F = -P (t)
rangka batang.
A ���--���
1, 5P t ( L = ) - 0 ,5 P Va F - Ve F Vi +
Ve F = 0 ,5 p ( t ). 0, 5Po
dari gambar
rangka batang He F = -{) ,5 p( � )
-0,5P
Kopel : Gaya bagian atas = Gaya pada bagian bawah dengan tanda yang berlawanan.
-P = -{Re D - 0 ,5 P )
1 ,5 p
He D = 1 ,5 P ( -+ ) .
Co ritoh 2.
/ 2
r
K �-
-��- �- -�
2P Reaksi-reaksi
1,
f
5P +
:1 :0, 5P
I
I
Jl, 5P Diagram L
7 Diagram M
2P. a
K H
�<-r M .:) M= 2 P .a H H G ·a
H H G = 2 P (� )
A B e
.. - - 7 L+ t L = -{) ,5 P = Ve G (t).
0, 5P
Dari ilmu ukur bidang :
H e a= 0 ,5 P
00, 5P
Kopel :
-H e D = - (2P - 0 ,5 P) = -1 ,5 P .
He D = 1 ,5 P (-+)
67
Latihan-latihan :
r/ 2 p p
t / 21 p
l 2a 7777"
Contoh :
68