Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRESENTASI

SISTEM OPERASI
MANAJEMEN INPUT OUTPUT DAN DISK

KELOMPOK 7
ANGGOTA
SYAMSUDIN 310119023373
MAHFUZ DZIKRI 310119023374
ARIEF MAULANA 310119023391
MISBAHUL ANAM 310119023397
M. BAMBANG ABIMANYU 310119023404

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


(STMIK) BANJARBARU
Jl. Ahmad Yani KM. 33,3 Loktabat Banjarbaru Telp. (0511)4782881 Fax. (0511)4781374
Jl. Pangeran Antasari No. 143 Banjarmasin Telp. (0511)3251836 Fax. (0511)3267714
Jl. Sultan Adam No. 12 Banjarmasin Telp. (0511)3306839
MANAJEMEN INPUT OUTPUT
1. Pengertian Manajemen Input Output
Manajemen input output sering disebut sebagai device manager atau penyedia device driver
sehingga operasi input output dapat berjalan. Manajemen input output merupakan ruang lingkup
atau batasan dalam manajemen perangkat keras input output yaitu bagaimana perangkat keras
input output itu dikelola dan diprogram agar dapat berjalan dengan baik. Dalam sistem komputer,
manajemen input output sangat diperlukan karena input output adalah sarana user untuk bisa
berkomunikasi dengan komputer. Oleh karena itu, dalam setiap sistem operasi selalu terdapat
input output manajer.
2. Fungsi Manajemen Input Output
Manajemen perangkat I/O mempunyai fungsi, antara lain:
 Mengirimkan perintah ke perangkat I/O untuk menyediakan layanan akses.
 Menangani interupsi perangkat I/O.
 Menangani kesalahan pada perangkat I/O.
 Meneyediakan interface ke pemakai.
 Menyediakan driver perangkat yang umum.
 Menyediakan driver perangkat yang khusus.
3. Teknik Manajemen Input Output
- Input Output Terprogram
Input output terprogram adalah sebuah metode dimana CPU mengendalikan proses (transaksi)
I/O secara keseluruhan dengan menjalankan serangkaian instruksi I/O (sebuah program).
Program tersebut memulai, mengarahkan dan memberhentikan operasi-operasi I/O. I/O
terprogram merupakan metode yang paling transparan untuk diterapkan dan hanya
membutuhkan sejumlah perangkat keras khusus yang relatif sedikit.
I/O terprogram sangatlah penting bagi kinerja komputer, karena berfungsi untuk mengecek
kondisi komputer yang sedang di gunakan. Tanpa adanya perintah I/O terprogram tersebut,
komputer tidak akan bisa mengendalikan ataupun mengaktifkan perangkat eksternal (seperti
mouse, keyboard, dan monitor) dikarenakan tidak adanya arus pertukaran data yang dilakukan
oleh bus, dan bus yang tidak membawa data tersebut memerlukan komponen-komponen dan
register yang ada di dalam CPU.
Kelemahan teknik ini adalah CPU akan menunggu sampai operasi I/O selesai dilakukan modul
I/O sehingga akan membuang waktu, apalagi CPU lebih cepat proses operasinya. Dalam teknik
ini, modul I/O tidak dapat melakukan interupsi kepada CPU terhadap proses-proses yang
diinteruksikan padanya. Seluruh proses merupakan tanggun jawab CPU sampai operasi lengkap
dilaksanakan.
Dalam teknik I/O terprogram, terdapat dua macam implementasi perintah I/O yang tertuang
dalam instruksi I/O, yaitu memory mapped I/O dan isolated I/O.
Dalam memory mapped I/O, terdapat ruang tunggal untuk lokasi memori dan perangkat I/O.
CPU memperlakukan register status dan register data pada modul I/O sebagai lokasi memori
dan menggunakan instruksi mesin yang sama untuk mengakses baik memori maupun perangkat
I/O. konsekuensinya adalah diperlukan saluran tunggal untuk pembacaan dan saluran tunggal
untuk penulisan. Keuntungan memory mapped ini adalah efisien dalam pemrograman namun
memakan banyak ruang memori alamat.
Dalam teknik isolated I/O, dilakukan pemisahan ruang pengalamatan bagi memori dan ruang
pengalamatan bagi I/O. Dengan teknik ini diperlukan bus yang dilengkapi dengan pembacaan
dan penulisan memori ditambah dengan saluran perintah output. Keuntungan isolated I/O
adalah sedikitnya instruksi I/O.
- Input Output Interrupt
Interupsi lebih dari sebuah mekanisme sederhana untuk mengkoordinasi pengalihan I/O.
Interupsi memungkinkan proses tidak membuang-buang waktu. Prosesnya adalah CPU
mengeluarkan perintah I/O pada modul I/O, bersamaan perintah I/O dijalankan pada modul I/O
maka CPU akan melakukan eksekusi perintah-perintah lainnya. Apabila modul I/O telah selesai
menjalankan instruksi yang diberikan padanya, modul akan melakukan interupsi pada CPU
bahwa tugasnya telah selesai.
Dalam teknik ini kendali perintah masih menjadi tanggung jawab CPU, baik pengambilan
perintah dari memori maupun pelaksanaan isi perintah tersebut. Terdapat selangkah kemajuan
dari teknik sebelumnya, yaitu CPU melakukan multitasking beberapa perintah sekaligus
sehingga tidak ada waktu tunggu bagi CPU.
- Direct Memory Acces (DMA)
DMA merupakan suatu pendekatan alternatif yang digunakan sebagai unit pengaturan khusus
yang disediakan untuk memungkinkan pengalihan blok data secara langsung antara peralatan
eksternal dan memori utama tanpa intervensi terus menerus oleh CPU.
Teknik sebelumnya yaitu I/O terprogram dan I/O interrupt memiliki kelemahan, yaitu proses
yang terjadi pada modul I/O masih melibatkan CPU secara langsung, hal ini berdampak pada:
 Kelajuan transfer I/O yang tergantung pada kecepatan operasi CPU.
 Kerja CPU terganggu karena adanya interupsi secara langsung.
Prinsip kerja DMA adalah CPU akan mendelegasikan kerja I/O kepada DMA, CPU hanya akan
terlibat pada awal proses untuk memberikan instruksi lengkap pada DMA dan akhir proses saja.
Dengan demikian CPU dapat menjalankan proses lainnya tanpa banyak terganggu dengan
interupsi.
Dalam melaksanakan transfer data secara mandiri, DMA memerlukan pengambilalihan kontrol
bus dari CPU. Untuk itu DMA akan menggunakan bus bila CPU tidak menggunakannya atau
DMA memaksa CPU untuk menghentikan sementara penggunaan bus. Teknik terakhir lebih
umum digunakan, sering disebut cycle stealing, karena modul DMA mengambil alih siklus bus.
Penghentian sementara penggunaan bus bukanlah bentuk interupsi, melainkan hanyalah
penghentian proses sesaat yang berimplikasi hanya pada kelambatan eksekusi CPU saja.
4. Komponen Manajemen Input Output
- Buffering
Buffer adalah area memori yang menyimpan data ketika sedang dipindahkan antara dua
device atau antara device dan aplikasi. Buffering bertujuan melembutkan lonjakan-
lonjakan kebutuhan pengaksesan I/O, sehingga meningkatkan efisiensi dan kinerja
sistem operasi.  Sebagai contoh, sebuah file sedang diterima melalui modem dan
ditujukan ke media penyimpanan di hard disk. Kecepatan modem tersebut kira-kira
hanyalah 1/1000 daripada hard disk. Jadi buffer dibuat di dalam memori utama untuk
mengumpulkan jumlah byte yang diterima dari modem.
 Single Buffering merupakan teknik paling sederhana. Ketika proses memberi perintah
untuk perangkat I/O, sistem operasi menyediakan buffer memori utama sistem untuk
operasi. Untuk perangkat berorientasi blok, transfer masukak dibuat ke buffer sistem.
Ketika transfer selesai, proses memindahkan blok ke ruang pemakai dan segera
meminta blok lain. Teknik ini disebut reading ahead atau anticipated input. Teknik ini
dilakukan dengan harapan blok akan segera diperlukan. Untuk banyak tipe komputasi,
asumsi ini berlaku. Hanya di akhir pemrosesan maka blok yang dibaca tidak
diperlukan.
 Double Buffering
Peningkatan dapat dibuat dengan dua buffer sistem. Proses dapat ditransfer ke/dari
satu buffer sementara sistem operasi mengosongkan (atau mengisi) buffer lain. Teknik
ini disebut double buffering atau buffer swapping. Double buffering menjamin proses
tidak menunggu operasi I/O. Peningkatan ini harus dibayar dengan peningkatan
kompleksitas.
 Circular Buffering
Jika kinerja proses tertentu menjadi fokus kita, maka kita ingin agar operasi I/O
mengikuti proses. Double buffering tidak mencukupi jika proses melakukan operasi
I/O yang berturutan dengan cepat. Masalah sering dapat dihindari dengan
menggunakan lebih dari dua buffer. Ketika lebih dari dua buffer yang digunakan,
kumpulan buffer itu sendiri disebut sebagai circular buffer. Tiap buffer individu
adalah satu unit di circular buffer
- Spooling
Melakukan penjadwalan pemakaian I/O sistem supaya lebih efisien. Menyediakan
driver untuk dapat melakukan operasi rinci untuk perangkat keras I/O tertentu.
Manajemen perangkat masukan/keluaran merupakan aspek perancangan sistem operasi
terluas dan kompleks karean sangat beragamnya perangkat dan aplikasi.

5. Perangkat Input Output


a. Software
- Device Handler adalah sebuah software kecil yang memberitahu sistem operasi
dan software tentang bagaimana menggunakan atau berkomunikasi dengan
hardware.
- Interrupt Handler adalah subroutine panggilan balik di firmware mikrokontroler,
sistem operasi atau driver perangkat yang eksekusi adalah dipicu oleh penerimaan
interrupt.
- Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu sistem, dapat berupa fisik
ataupun abstrak.
- Pustaka Aplikasi mengimplementasikan pustaka pengaksesan I/O atau API
(Application Programming Interface) bagi aplikasi untuk melakukan operasi I/O.
Memudahkan user karena pengaksesan ke berbagai macam piranti I/O dengan
menggunakan operasi yang sama.
b. Hardware
- Device Driver adalah istilah teknologi informasi yang mengijinkan sebuah sistem
komputer untuk berkomunikasi dengan sebuah perangkat keras.
- BUS I/O terdiri atas bus data, alamat, dan kontrol yang berfungsi
menghubungkan device controller dengan elemen internal komputer seperti
prosessor dan memori.
- Device Controller, dengan adanya device controller piranti-piranti I/O dapat
dikontrol dan berkomunikasi dengan sistem komputer. Device controller
berfungsi sebagai antarmuka antara piranti I/O dengan sistem internal komputer.
MANAJEMEN DISK
1. Pengertian Disk
Disk merupakan piranti I/O yang penting pada sistem komputer dan berfungsi sebagai
media penyimpan utama. Disk yang digunakan sebagai penyimpan utama adalah disk
cakram magnetis.
2. Struktur Disk
Disk secara fisik memiliki struktur 3 dimensi yang terdiri atas silinder, track, dan sektor.
Secara fisik, disk cakram magnetis terdiri atas cakram yang tersusun secara vertikal.
Kedua sisi atas dan bawah dapat ditulis data, kecuali permukaan cakram paling atas dan
paling bawah. Setiap sisi cakram terdiri atas alur melingkar atau track.
3. Pengalamatan Disk
Disk di alamati secara logika sebagai salah satu dimensi berukuran besar dengan setiap
satu blok logika. Satu blok logika merupakan unit terkecil untuk transfer data, baik untuk
penulisan ataupun pembacaan. Biasanya satu blok logika adalah satu atau lebih sektor
fisik. Ukuran blok ditentukan pada saat dilakukan pengorganisasian atau istilahnya
pengformatan disk.
Untuk penomoran alamat logika disk mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Alamat paling awal, yaitu sektor 0 adalah sektor pertama dari track pertama pada
silinder yang paling luar.
2. Alamat berikutnya mengikuti urutan sektor lainnya pada track pertama tersebut.
Setelah itu pindah ke track lainnya pada silinder pertama (terluar) pada sisi cakram
lainnya.
3. Setelah silinder pertama pada semua sisi cakram lainnya telah dialamati maka alamat
berikutnya adalah kembali ke sisi cakram pertama pada track yang letaknya lebih
dekat ke titik pusat cakram.
4. Mekanisme Penanganan Disk Request
Operasi disk merupakan operasi khusus yang hanya dapat dilakukan rutin oleh sistem
operasi. Aplikasi atau proses pengguna melakukan operasi disk dengan melakukan
system call terhadap sistem operasi. Pemanggilan ini akan menghasilkan suatu disk
request. Secara lengkap, mekanisme penangan permintaan operasi disk (disk request)
adalah sebagai berikut:
1. Ketika suatu proses membutuhkan transfer data dari atau ke disk maka proses akan
memanggil system call sistem operasi.
2. System call akan memicu operasi memblok proses bersangkutan karena operasi I/O
disk akan memakan waktu. Disk tequest akan ditangani oleh device drive yang sesuai
dengan piranti I/O yang hendak diakses.
3. Device drive disk akan memeriksa status disk. Jika disk sedang sibuk maka disk
request akan diantrikan pada antrian disk bersangkutan.
4. Jika disk tidak sedang digunakan maka disk request tersebut akan dilayani dan alamat
disk dikirimkan ke disk controller.
5. Pada operasi penulisan (write), data akan disalinkan oleh DMA controller ataupun
prosesor dari memori utama ke buffer disk controller untuk selanjutnya disalinkan ke
piringan disk. Sementara pada operasi pembacaan (read), data yang dibaca akan
disalinkan ke buffer disk controller terlebih dahulu dan selanjutnya disalinkan ke
memori utama.
Waktu yang dibutuhkan untuk memproses suatu disk request terdiri atas:
1. Overhead time, yaitu total waktu yang dihabiskan sistem operasi untuk menangani
disk request termasuk mengantrikan disk request.
2. Queting time, yaitu waktu yang dihabiskan di antrian disk untuk menunggu disk
tersedia untuk digunakan.
3. Latency (Random Acces Time), yaitu waktu yang dihabiskan untuk menempatkan
head ke lokasi yang hendak diakses. Latency terdiri atas 2 komponen yaitu:
 Seek time, yaitu waktu yang dibutuhkan disk untuk memindahkan head ke
silinder yang berisi sektor yang dituju.
 Rotational latency, adalah waktu tambahan yang dibutuhkan untuk menunggu
putaran disk sehingga head berada tepat di bawah sektor yang hendak diakses.
4. Transfer time, yaitu waktu untuk mentrasfer data dari atau ke lokasi disk.
Umumnya waktu penanganan operasi disk di atas dicantumkan pada spesifikasi dari
suatu disk. Setiap disk memiliki buffer data, buffer disk controllernya, untuk menampung
data yang dibaca dari cakram magnetis sebelum akhirnya disalinkan ke memori utama.
5. Pengorganisasian Disk
Secara fisik, ruang di disk ibaratnya adalah ruangan tanpa sekat. Untuk memudahkan
penyimpanan dan pembacaan data maka ruang penyimpanan ini butuh diorganisasi
dalam unit-unit.
Terdapat sejumlah hierarki dan pengorganisasian ruang disk:
1. Pemformatan fisik (low-level formatting), yaitu membagi disk ke dalam sektor-sektor
sehingga disk controller dapat membaca dan menulisnya dengan cara menandai awal
setiap sektor dengan header dan akhir setiap sektror dengan trailer.
2. Pemartisian, yaitu membagi disk menjadi satu atau lebih partisi dimana masing-
masing partisi dapat dipandang secara logika sebagai disk terpisah.
3. Pemformatan secara logika, yaitu membangun struktur pengelolaan berkas. Hal ini
butuh dilakukan sebelum sembarang data atau berkas dapat disimpan ke suatu partisi
disk atau disk logika.
4. Alokasi blok booting, yaitu membangun struktur untuk melakukan operasi booting.
Jika berkas-berkas sistem operasi disimpan dan dibaca dari disk, maka haruslah
dibuat pada bagian awal disk suatu blok yang berisi bootstrap, yaitu program kecil
untuk menginisialisasi booting sistem operasi. Bootstrap loader, yaitu program untuk
mengaktifkan bootstrap itu sendiri biasanya disimpan di ROM BIOS pada
motherboard komputer.
5. Manajemen blok atau sector yang rusak (bad sector), yaitu mengelola, mencatat atau
mengalihkan bad block, yaitu satu atau lebih sektor yang rusak pada disk. Untuk
mengatasi hal ini maka lokasi yang rusak ini harus dicatat agar tidak ditulisi data.
6. Pengelolaan Swap Space
Sistem operasi yang menggunakan konsep virtual memori menggunakan disk sebagai
ekstensi memori utamanya. Umumnya ruang khusus ini dapat diorganisasi di disk
sebagai suatu partisi khusus, seperti halnya partisi swap pada Linux ataupun sebagai
berkas swap seperti berkas pagefil.sys pada Windons XP.
ISTILAH
- Buffer
wilayah penyimpanan memori fisik yang digunakan untuk menyimpan sementara data saat
sedang dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
- Register
Kemampuan untuk membaca atau menulis berapa banyak bit sekaligus
Modul input output adalah suatu komponen dalam sistem komputer yang bertanggung jawab
atas pengontrolan sebuah perangkat luar atau lebih dan bertanggung jawab pula dalam
pertukaran data antara perangkat luar tersebut dengan memori utama ataupun dengan
register-register CPU.
Input output terprogram artinya perangkat I/O komputer yang dikontrol oleh program. Pada I/O
terprogram, data saling dipertukarkan antara CPU dan modul I/O. CPU mengeksekusi program yang
memberikan operasi I/O kepada CPU secara langsung, seperti pemindahan data, pengiriman perintah
baca maupun tulis, dan monitoring perangkat.

Anda mungkin juga menyukai