Anda di halaman 1dari 4

2.

1 Difusi
Difusi didefinisikan sebagai proses transfer massa molekul tunggal suatu senyawa
yang terjadi karena gerakan molekul acak dan dikaitkan dengan gaya dorong seperti
gradien konsentrasi. Transfer massa suatu pelarut (misalnya, air) atau zat terlarut
(misalnya, obat) mendasari banyak fenomena penting dalam ilmu farmasetik. Sebagai
contoh, difusi obat melewati membran biologis dibutuhkan agar obat dapat diabsorpsi ke
dalam tubuh dan dieliminasi dari tubuh, dan bahkan juga untuk mencapai tempat
kerjanya dalam sel tertentu. Pada sisi negatif, waktu paruh produk obat dapat sangat
berkurang jika wadah atau penutup tidak dapat mencegah kehilangan pelarut atau obat,
atau jika tidak dapat mencegah absorpsi uap air ke dalam wadah (Martin, dkk, 2011).
Difusi molekuler atau permeasi melalui media yang tidak berpori  bergantung pada
disolusi dari molekul yang menembus dalam keseluruhan membran, sedang proses kedua
menyangkut perjalanan suatu zat melalui  pori suatu membran yang berisi pelarut dan
dipengaruhi oleh ukuran relatif molekul yang menembusnya serta diameter dari pori
tersebut.Bergatung  pada ukuran dan bentuk dari molekul yang berdifusi, molekul-
molekul itu  bisa melalui pori-pori yang berkelok-kelok yang terbentuk oleh tumpang
tindihnya ujung polimer. Jika transpor melalui saluran tersebut terlalu  besar, zat yang
berdifusi bisa larut dalam kandungan polimer dan menembus lapisan tipis dengan difusi
sederhana (Martin, dkk, 1993).
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
 Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
 Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
 Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
 Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
 Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk  bergerak dengan
lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya
Difusi mengacu kepada pergerakan atom, ion atau molekul dari area dengan
konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Difusi melalui membran sel terbagi
ke dalam dua tipe, yaitu difusi sederhana dan difusi terfasilitasi. Difusi sederhana adalah
gerakan acak dari suatu atom atau molekul dengan konsentrasi tinggi ke area dengan
konsentrasi rendah sampai terdisdistribusi secara merata . Pergerakan kinetik molekul
atau ion melewati membran sel tidak bereaksi dengan protein carier yang ada di membran
sel. Kecepatan difusi sederhana ditentukan dari jumlah substansia yang ada, kecepatan
gerakan kinetik bahan, jumlah dan ukuran dari pori pada membran sel yang akan dilewati
oleh bahan itu. Difusi fasilitas merupakan Suatu tipe difusi yang melibatkan molekul
karier (pembawa) memerlukan interaksi bahan dengan carier protein yang ada di
membran sel. Carier protein akan membawa bahan untuk melewati membran sel dengan
mengikat bahan itu secara kimia. Pada difusi sederhana proses difusi terjadi melalui dua
jalan yaitu melalui lapisan lipid jika zat itu terlarut dalam lemak, dan melalui saluran
(chanel) air/protein (Anthara dan Suartha, 2011).
Hukum yang menjelaskan mengenai difusi: 
1. HUKUM FICK I
dC
J=-D
dX
Keterangan:
D = koefisien difusi dari penetran (cm2/detik)
C = konsentrasi (gram/cm3)
X = jarak (cm)
 
2. HUKUM FICK II
Uji kecepatan perubahan konsentrasi difusan pada suatu titik dalam suatu sistem.
Hukum fick II menekankan pada perubahan konsentrasi dengan berubahnya waktu pada
suatu lokasi tertentu, dari  pada difusi massa melalui suatu satuan luas dari barier dalam
satuan waktu dikenal sebagai hukum fick II.
∆C/∆t = - ∆ j/ ∆x
∆C/∆t = konsentrasi difusan dalam volume unsur berubah terhadap waktu
∆j/∆x = perubahan jarak terhadap arah x
(Martin, dkk, 1993).
Proses difusi yang kita ketahui terbagi ke dalam 3 jenis yaitu difusi  pada material
cair, difusi pada material padat, dan difusi pada material gas (Mehrer, 2007):
1) Difusi cair
Dikatakan difusi cair jika terjadi perpindahan molekul cairan dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita merendam kedelai dalam air saat
pembuatan tempe. Selama perendaman akan terjadi difusi air dari lingkungan luar (yang
kadar airnya tinggi) ke dalam kedelai (yang kadar airnya rendah).
2) Difusi padat
Dikatakan difusi padat jika terjadi perpindahan molekul padatan dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita melakukan perendaman buah
dengan larutan gula dalam pembuatan manisan buah. Selama perendaman selain terjadi
difusi air dari lingkungan luar ke dalam buah juga terjadi difusi molekul gula (molekul
padatan) ke dalam buah dan ini  berarti difusi padatan juga terjadi dalam pembuatan
manisan buah ini. Selama ini batasan antara kapan terjadinya difusi air dengan difusi
padatan masih belum jelas karena prosesnya sering terjadi bersamaan dan susah untuk
dibedakan.
3) Difusi gas
Dikatakan difusi gas jika terjadi perpindahan molekul gas dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah. Contohnya yaitu difusi O 2 pada pengemas plastik. Ketika kita
menggunakan pengemas plastik untuk membungkus suatu bahan, maka
selama penyimpanan akan terjadi difusi oksigen dan uap air dari lingkungan luar ke
dalam plastik pengemas. Jumlah oksigen dan uap air yang dapat masuk ke dalam plastik
pengemas bervariasi tergantung permeabilitas dari plastik pengemas tersebut. Semakin
banyak jumlah oksigen dan uap air yang dapat masuk ke dalam  plastik pengemas berarti
kualitas plastik pengemasnya semakin buruk. Disini, difusi oksigen merupakan difusi gas
dan difusi uap air merupakan difusi cair.

DAFTAR PUSTAKA
Anthara, S.M., dan Suartha, N. 2011. Homeostasis Cairan Tubuh Pada Kucing Anjing
dan Kucing. Bali: Universitas Udayana. Vol 3(1):23-27.
Martin, dkk. 2011. Farmasi Fisika. Ed. 5. Jakarta: Penerbit EGC.
Martin, dkk. 1993. Farmasi Fisika. Ed. Ketiga. Jakarta: UI Press.
Mehrer, H.. 2007. Diffusion In Solids. Munster: Springer.

Anda mungkin juga menyukai