Anda di halaman 1dari 1

2.

1 Absorbsi Perkutan
Absorpsi perkutan adalah masuknya obat atau zat aktif dari luar kulit ke dalam jaringan
kulit dengan melewati membran pembatas. Membran pembatas yang dimaksud adalah
stratum corneum yang bersifat tidak permeabel terutama terhadap zat larut air, dibandingkan
dengan zat yang larut lemak. Penetrasi melintasi stratum corneum dapat terjadi karena adanya
proses difusi melalui dua mekanisme yaitu transepidermal dan transappendageal (Troy,
2006).
Mekanisme transepidermal merupakan penetrasi dengan cara difusi pasif. Difusi pasif
melalui mekanisme ini dapat melalui dua jalur kemungkinan yaitu difusi intraseluler yang
melalui sel korneosit yang berisi keratin dan difusi intraseluler yang melalui ruang antar sel
stratum corneum. Transepidermal merupakan jalur yang utama pada absorbsi perkutan karena
luas permukaan kulit 100-1000 kali lebih luar daripada luas permukaan kelenjar dalam kulit.
Absorbsi melalui rute tranepidermal sangat ditentukan oleh keadaan stratum corneum yang
berfungsi sebagai membran semipermiabel. Jumlah zat aktif yang terpenetrasi tergantung
pada gradient konsenterasi dan koefisien partisi senyawa aktif dalam minyak dan air (Troy,
2006).
Mekanisme transappendageal adalah mekanisme penetrasi molekul zat aktif melalui
pori-pori yang ada pada kelenjar keringat dan folikel rambut. Folikel rambut memiliki
permeabilitas yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan stratum corneum sehingga absorpsi
lebih cepat terjadi melewati pori folikel daripada melewati stratum corneum. Mekanisme ini
adalah mekanisme satu-satunya yang mungkin bagi senyawa-senyawa dengan molekul besar
dengan kecepatan difusi rendah atau kelarutan yang buruk tidak dapat menembus stratum
corneum (Troy, 2006).
Fenomena absorpsi perkutan terdiri dari dua tahap, yaitu pelepasan zat aktif dari
pembawa untuk diabsorbsi di atas permukaan stratum corneum dan difusi molekul zat aktif
ke dalam lapisan bawah kulit. Faktor yang dapat mempengaruhi absorpsi perkutan meliputi
kelarutan dan karakterisasi distribusi obat, perbedaan konsentrasi obat pada membran,
karakter dari pelarut atau pembawa yang digunakan pada obat, serta ketebalan stratum
corneum (Troy, 2006).

DAFTAR PUSTAKA
Troy, D. B.. 2006. Remington: The Science and Practice of Pharmacy. Edisi 21.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai