Anda di halaman 1dari 5

RESUME

SOP PEMBEBASAN JALAN NAPAS

(KRIKOTIROIDOTOMI)

NAMA : ANIS ALMA AULIA

NIM : PO713201181153

PROGRAM : Diploma III Keperawatan (Reguler)

KELOMPOK : 5 KELAS 2 D

PEMBIMBING : RAUF HARMIADI, S.Kep, M.Kes

PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2020
SOP KRIKOTIROIDOTOMI

Krikotiroitomi adalah tindakan darurat dalam mengatasi obstruksi jalan napas,


PENGERTIAN
dengan membuka atau melubangi krikotiroid.

Dilakukan pada korban yang mengalami obstruksi jalan napas atas yang hebat
INDIKASI
dan persiapan trikostomi belum dapat di lakukan.

Alat dan bahan

1. 11-blade scalpel

2. Tracheal hook
ALAT DAN BAHAN
3. Trousseau dilator

4. Tracheaostomi tube

5. 6.0 Endotracheal tube

1. Hiperekstensikan kepala korban

2. Palpasi membrane cricothyroid (mengunakan tangan non dominan untuk

memegang sisi tulang rawan tiroid dengan ibu jari dan jari tengah, gunakan

jari telunjuk untuk meraba bagian atas membrane cricothyroid.)

3. Insisi dengan menggunakan pisau bedah untuk membuat sayatan vertikal 2

PROSEDUR sampai 3 cm melalui kulit jaringan subkutan yang menutupi membrane

cricothyroid

4. Gunakan jari telunjuk utuk meraba membrane melalui sayatan setelah di

temukan buat penusukan mendatar dibawah membrane cricothyroid

5. Letakkan jari telunjuk anda ke dalam stoma untuk mempertahankan lokasi

penusukan.
6. Selanjutnya tempatkan tracheal hook di lubang membrane lalu Putar ke

atas dan tarik dengan lembut

6. Lalu gunakan tangan dominan untuk menempatkan Trousseau dilator Ke

dalam trachea. Rentangkan Trousseau dilator untuk membuka / melebarkan

sayatan dengan arah vertikal.

7. Tracheaostomi tube yang telah di siapkan sebelumnya di letakkan diantara

dilator trousseau kemudian putar 900 dilator dan tracheaostomi secara

bersamaan sambil memasukkan tabung lebih dalam ke stoma

8. Setalah itu tarik dilator dan masukkan kanul trakea sepenuhnya, dan cabut

tracheal hook beserta obturator dari ETT

9. Lakukan aspirasi dan masukkan udara untuk mengembungkan balon ETT

untuk mengikat kanula dan mulai berikan ventilasi.

10. Terakhir lakukan viksasi


SOP HEAD TILT, CHIN LIFT AND JAW THRUST

Oksigen adalah kebutuhan paling dasar bagi manusia agar manusia bisa tetap hidup. Bernafas

adalah serangkaian proses masuknya udara dari atmosfir ke paru-paru hingga terjadinya difusi dan pertukaran

gas di alveoli yang selanjutnya oksigen akan digunakan untuk kelangsungan metabolisme di dalam tubuh.

Normalnya manusia akan bernafas 18-20 kali per menit namun hal ini tidak dapat terjadi dengan baik apabila

seseorang mengalami sumbatan jalan nafas. Sumbatan jalan napas adalah salah satu penyebab kematian

tercepat. Udara tidak bisa masuk ke paru-paru apabila terjadi sumbatan jalan napas.

A. Menurut penyebabnya sumbatan jalan napas dibagi menjadi 2 yaitu. Sumbatan jalan napas total dan

sumbatan jalan napas parsial yang akan menimbulkan suara napas tambahan yang abnormal

1. Sumbatan jalan napas total terjadi karena benda asing yang padat menutupi jalan napas. Yang paling

sering terjadi adalah tersedak / choking. Sumbatan jalan napas total juga dapat terjadi akibat jadi udem

(bengkak laring) yang di peroleh korban ketika mengalami kebakaran.

2. Sumbatan jalan napas parsial bisa d akibatkan oleh benda padat atau cair yang sering terjadi pada

korban yang mengalami penurunan kesadaran. Yang paling sering pangkal lidah jatuh ke belakang

menutupi jalan napas (snoring). Dan sumbatan jalan napas akibat cairan seperti hipersalivasi pada

mulut korban atau adanya trauma yang mengakibatkan banyak darah dalam jalan napas korban yang

menimbulkan suara napas yang khas seperti berkumur-kumir (gurgling). Sumbatan jalan napas akibat

bengkak laring yang di peroleh korban ketika mengalami luka bakar akan menimbulkan bunyi napas

yang khas yaitu stridor.

B. Untuk menjaga kepatenan jalan napas bisa di gunakan 2 cara itu dengan alat atau manual.

1. Cara membebaskan jalan napas tanpa alat (manual) pada pasien yang mengalami snoring
a. Head Tild And Chin Lift (tenadah kepala topang dagu. Namun tidak boleh di lakukan pada korban

yang mengalami cedera leher.)

b. Korban di miringkan (namun tidak boleh dilakukan pada korban yang mengalami patah tulang

leher)

c. Jika korban di curigai cederah tulang leher maka cara membebaskannya yaitu dengan Jaw Trusht

dengan cara mengangkat Anggulus Mandibula)

2. Pembebasan jalan napas dengan menggunakan alat yang paling mudah adalah pemasangan opha

(oropharingeal airway) namun tidak boleh di lakukan pada korban yang masih memiliki refleks

muntah karena jika korban muntah akan mengakibatkan aspirasi yaitu masuknya muntahan korban

yang mengandung asam lambung ke saluran napas yang mengakibatkan terjadinya cedera pada jalan

napas.

Cara memasang oropharingeal airway :

a. memilih opha yang pas

b. mengukur opha antara ujung telinga dan sudut mulut yang kobarban

c. Pasang opha dengan posisi yang menghadap ke atas, setelah menyentuh palattum makan putar

opha 1800 sambil di masukkan dengan perlahan.

Anda mungkin juga menyukai