Suku Osing (Banyuwangi)
Suku Osing (Banyuwangi)
MAKALAH
Disusun guna memenuhi sebagian tugas
Mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara (MKK00102)
Program Studi Televisi dan Film
Jurusan Seni Media Rekam
Disusun oleh :
ZAIN ARIFIN ROCHMAT NIM 14148108
NAJWA ILHAM KELANA NIM 14148157
i
ii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Suku Osing .....................................................................................................1
1.2 Letak suku Osing ............................................................................................2
II. WUJUD KEBUDAYAAN SUKU OSING
2.1 Wujud Budaya Idea ........................................................................................4
2.1.1 Agama yang dianut “Suku Osing” ........................................................4
2.1.2 Kepercayaan Mistis yang diyakini “Suku Osing” ................................4
2.2 Wujud Budaya Tindakan ................................................................................6
2.2.1 Seni Kuntulan ........................................................................................6
2.2.1.1 Pengertian Kesenian Kuntulan Banyuwangi ............................6
2.2.1.2 Asal-Usul Seni Kuntulan .........................................................7
2.2.1.3 Proses Terbentuknya Seni Kuntulan ........................................8
2.2.2 Bahasa Osing ........................................................................................12
2.2.2.1 Perkembangan Bahasa Osing ...................................................12
2.2.2.2 Penggunaan Bahasa Osing ........................................................13
2.3 Wujud Budaya Artefak ...................................................................................14
2.3.1 Produk Kerajinan Tangan Khas Suku Osing ........................................14
2.3.2 Adat dan Istiadat Suku Osing ...............................................................17
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................19
3.2 Saran .......................................................................................................19
3.3 Hambatan ....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Suku Osing
Suku Osing atau sering disebut juga dengan Suku Using merupakan
suku asli yang berasal dari Banyuwangi tepatnya di Jawa Timur. Menurut
Elvin, (2012) :
Secara Etimologis kata Osing dapat diartikan dengan kata 'TIDAK'
dalam Bahasa Indonesia atau ORA dalam Bahasa Jawa. Dalam
konteks kebahasaan Pigeaud (1929) berpendapat bahwa, kata OSING
bermakna ketertutupan penduduk asli Banyuwangi terhadap penduduk
pendatang, atau dapat juga diartikan sebagai penolakan penduduk asli
Banyuwangi dalam menerima dan hidup bersama dengan para
pendatang dari luar Banyuwangi.
Istilah itu telah menjadi nama suku Osing, namun dalam kehidupannya
mereka tidak lagi menolak orang asing masuk dan berdomosili di
Banyuwangi. Saat ini suku Osing berbaur dengan para pendatang dari etnis
lain.
Tidak hanya Suku Osing saja yang berasal dari Jawa Timur tetapi ada
pula beragam jenis yang berasal dari Jawa Timurdiantaranya adalah suku
Jawa, Madura, Bali, Banjar, Melayu, Mandar dan suku Using yang
1
2
Jadi secara garis besarnya masyarakat suku Osing tidak hanya ada di
Banyuwangi, tetapi meliputi beberapa daerah di Jawa Timur yang dulu
pernah dikuasai atau ikut wilayah Blambangan. Seperti sebagian Jember,
Bondowoso, Situbondo dan Lumajang disebut masyarakat Using
1.2 Letak suku Osing
Sebagian besar masyarakat suku Osing terdapat di kota Banyuwangi.
Banyuwangi adalah kabupaten yang berada di ujung timur propinsi Jawa
Timur. Menurut Luthviatin Novia (2014:2) :
Kabupaten ini terletak di ujung paling timur Pulau Jawa, berbatasan
dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra
Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso
di barat.
Dengan kata lain Banyuwangi memiliki tempat yang strategis. Tidak hanya
itu, letak dari Banyuwangi juga mendukung kekayaan alam yang berlimpah
dari hasil laut, maupun pertanian.
4
BAB II
WUJUD KEBUDAYAAN SUKU OSING
Meskupun saat ini agama mayoritas masyarakat Osing adalah Islam, hal
tersebut akibat berkembangnya kerajaan Islam di daerah Pantura (Pantai
Utara). Akan tetapi agama yang lain masih tetap ada di dalam Suku Osing.
2.1.2 Kepercayaan Mistis yang diyakini “Suku Osing”
Masyarakat Suku Osing sendiri memiliki beberapa kepercayaan yang
masih mereka pecayai sampai saat ini. Menurut Ensiklopedia Wujud
Kebudayaan Osing (2014) :
Masyarakat Osing masih memegang teguhnya tradisi dan budaya
yang erat kaitannya dengan hal mistis, ini menimbulkan banyak
persepsi negatif bagi masyarakat yang hanya mengetahui sebagian
saja dari tradisi Osing, terutama karena sebagian besar tradisi
masyarakat Osing yang memang masih sangat dekat dengan budaya
sebelum Islam.
Terbukanya suku Osing dalam menerima pengaruh dari luar ini membuat
kepercayaan mistis dan agama masih bercampur. Suku Osing merupakan
suku yang masih menjaga tradisi dan kepercayaan dahulu, dan tetap bisa
menerima agama Islam yang masuk ke wilayahnya saat itu.
6
jidor pantus dan jidor bass pada bagian musiknya, yang berfungsi
sebagai pengatur dan pengendali irama.
Perubahan penari ini juga diikuti dengan perubahan kostum dan tata rias
penari. Kostum yang digunakan tidak lagi kemeja dan celana putih, tetapi
10
berupa atasan kuning dan warna lain, penutup kepala dihiasi dengan hiasan
bunga, mirip omprok (penutup kepala) pada penari Gandrung atributnya
berupa kaus kaki dankaus tangan, dan tata rias yang digunakan sudah
menggunakan make up seperti warna bibir, pemerah pipi dan pewarna
kelopak mata.
Motif batik Gajah Oling ini merupakan motif batik khas dari
Banyuwangi. Motif ini berbentuk sulur-sulur tanaman dan kembang di
ujungnya. Motif ini terdapat pada kain batik sebagai baju/busana adat,
seperti busana tari Gandrung, pakaian adat manten, Seblang, dan lain-lain.
Selain sebagai motif pada kain, Gajah Oling juga terdapat pada ornamen
pahatan dan ukir kayu di rumah adat Osing.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suku Osing adalah salah satu dari sekian banyak suku di Jawa
terutama di Jawa Timur di Banyuwangi yang masih menjaga, melestarikan
dan melaksanakan kebudayaannya maupun adat dan tradisi. Dimana banyak
adat dan tradisinya dipengaruhi oleh kepercayaan mistis yang hingga kini
masih diyakini penduduknya. Kekhasan dan keunikan suku Osing ini
terdapat pada keberagaman kebudayaannya, berupa pencampuran antara
budaya Jawa dan budaya Bali. Beragam kebudayaan suku Osing ini yang
kemudian dibagi kedalam 3 wujud kebudayaan yang saling bergantung.
Dimana wujud budaya idea sebagai ideology dan gagasan yang mengatur
terbentuknya wujud budaya tindakan, dan wujud budaya artefak sebagai alat
wujud budaya tindakan.
3.2 Saran
Makalah ini ditujukan untuk semua orang dan para pembaca. Agar
mengerti perkembangan dan sejarah seni terutama dalam hal wawasan
budaya nusantara di Banyuwangi Suku Osing. Selain itu lebih banyak
mengabdi kepada orang yang awam tidak hanya seniman agar mengetahui
betul tentang dampak-dampak positif dan negatifnya dari Seni, agar semua
bisa membedakan baik dan buruknya suatu seni maupun melestarikan Seni
di Banyuwangi.
3.3 Hambatan
Hambatan dalam pembuatan makalah ini adalah masalah waktu yang
kami rasa begitu singkat serta bahan referensi yang kami rasa juga kurang
begitu banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Anastasia Murdyastuti,dkk. 2013. Kebijakan Akselerasi Pengembangan Kawasan
Wisata Using Berbasis Democratic Governance. Penelitian Unggulan
Universitas Jember.
Asep Ruhimat, dkk.2011.Ensiklopedia:Kearifan Lokal Jawa.
Azizah, Siti Lailatul Nur. 2014. Kesenian Kuntulan Dalam Suku Using Di
Banyuwangi Tahun (1950-1980): Studi Akulturasi Antara Unsur Islam
Dengan Kesenian Kuntulan. PhD Thesis. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Endy Barqah. 2014. Aplikasi Pola Ritme Kuntulan Pada Drumset. Tugas Akhir
Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
Evan Permana. 2009. Perancangan Film Dokumenter:Tribute to East Java
Heritage.Skripsi Universitas ITS.
Irwan Abdullah, dkk. 1999. Bahasa Nusantara:Posisi dan Penggunaanya
Menjelang Abad ke-21.
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Jawa (Jakarta:Balai Pustaka)
Novia, Luthviatin. 2014. IbM Kelompok Masyarakat Osing Dalam Pemanfaatan
Tumbuhan Obat Tradisional Suku Osing Banyuwangi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember halaman 2.
Susanti, Kristina Novi. Kesenian Kuntulan Banyuwangi: Pengamatan Kelompok
Musik Kuntulan Mangun Kerto.
Internet :
http://www.kompasiana.com/elvinhendrata/bahasa-
osing_55195b83a33311a817b6593f diakses pada tanggal 25 September
2015 pada jam 15:33 .
http://ensiklopedia.stikombanyuwangi.ac.id/utama/detail_content/38diakses pada
tanggal 26 September 2015 pada jam 07:04 WIB.