Brake System
© Copyright by Hyundai Motor Company, All right reserved Published by Chonan Technical
Service Training Center.
Translate by Training Support & Development
fatoni@gmail.com
Daftar Isi
4. Hydraulic brake---------------------------------------------------------------------------------
Tujuan
Brake system dan ABS dipasang gunanya adalah untuk mencegah terjadinya cedera akibat
kecelakaan karena kendaraan tidak bisa dihentikan pada saat melaju. Dalam pokok bahasan
ini juga akan dijelaskan mengenai ABS dan EBD.
Pokok Utama
1.1 Sekilas mengenai brake system
1.2 Hal yang harus dipenuhi oleh brake system
1.3 Karakteristik berdasarkan jenis brake system
Saat kendaraan bergerak, meskipun sudah tidak terhubung lagi dengan transmisi, kendaraan
masih akan tetap bergerak pada jarak tertentu sebelum terhenti dengan sendirinya karena
adanya gaya inertia. Oleh karena hal inilah maka dipasang brake system untuk menyerap
energi inertia sehingga akan mengurangi kecepatan atau menghentikan kendaraan atau
mencegah kendaraan bergerak saat berhenti.
Parking Wheel
brake lever Parking
Pipe brake cable cylinder
Hydro vac
Brake pedal
Master
cylinder
Rear brake (drum)
Caliper
Front brake (disc) Rear brake (disc)
Caliper
Brake system menghasilkan gaya pengereman pada kendaraan dengan mengubah energi
kinetic dari kendaraan menjadi energi thermal dengan memanfaatkan gaya gesek, sehingga
dibutuhkan beberapa persyaratan untuk mencapa kondisi pengendaraan dengan aman yaitu :
Brake system terdiri dari komponen yang mentransfer gaya yang dihasilkan oleh pengendara
dan komponen yang menghasilkan gaya gesek karena adanya gaya yang ditransfer tersebut.
Brake system dapat digolongkan berdasarkan pada lokasi pemasangannya, tipe
pengontrolnya, cara pengoperasiannya dan kerja komponennya.
1) Wheel brake
Wheel brake, terpasang pada setiap roda, menghasilkan gaya pengereman dengan cara
menekan brake shoe ( pad )ke drum ( disc ) maka akan mengurangi atau menghentikan
perputaran roda, yang tersambung pada transaxle.
Brake pedal
Brake drum
Brake shoe Brake shoe
return spring
2) Center brake
Center brake, dipasang pada output shaft transmissi atau propeller shaft pada truk berat, yang
dipakai sebagai parking brake mencegah kendaraan bergerak saat berhenti. Didalam metal
brake band terpasang lining menggunakan rivet dan brake band dipasang menggunakan
braket. Ketika brake lever ditarik, pull rod akan ikut tertarik, dan holding cam mencengkram
brake band dan menahan drum sehingga menimbulkan pengereman.
Drum
Holding cam
Anchor
holder
1) Hand brake
Disebut dengan Hand brake karena pengoperasiannya dengan cara menarik brake lever
menggunakan tangan, sehingga kendaraan akan tetap berhenti. Brake shoe mengembang
dan terjadi pengereman saat lever dan kabel rem ditarik.
Return spring
Cable
Lining
2) Foot brake
Foot brake, dipakai untuk mengurangi atau menghentikan gerak kendaraan,
pengoperasiannya dengan cara menekan brake pedal menggunakan kaki. Yang termasuk
dalam tipe foot brake ini antara lain Mechanical brake, hydraulic brake, hydro vac brake, hydro
air vac brake dan aerial brake.
Brake pedal
Flexible hose
Brake drum
Brake hose
Wheel cylinder
Brake drum
Brake pedal
Brake shoe
Brake lining
Rod
Brake band
Adjusting screw
Adjusting nut
Adjusting bolt
Fixing plate
Brake drum
Propeller shaft
3) Disc type
Pada disc brake, tekanan hydraulic dikirimkan dari master cylinder ke caliper sehingga pads
(shoes) akan menekan disc yang berputar bersama dengan roda untuk mengurangi
perputaran roda. Karena berputarnya disc maka akan terbentuk jarak antara pad dan disc
dengan sendirinya karena itu disebut juga tipe penyetelan otomatis.
Disc Caliper
Brake cylinder
Pad
1) Mechanical type
Pada mechanical type, gaya pengereman dihasilkan dengan mengoperasikan brake pedal
atau brake lever. Gaya pengereman ini terjadi pada brake shoe untuk menahan brake drum
dengan menggunakan cabel atau rod. Pada umumnya tipe ini dipakai sebagai sistim parking
brake.
Brake
Brake adjust
lining screw
Brake cam
Brake shoe
2) Hydraulic type
Pada hydraulic brake, pengoperasiannya dilakukan pada brake pedal yang mengirimnya ke
hydraulic unit. Kemudian, tekanan hydraulic dihasilkan dengan berpedoman pada prinsip
hukum pascal untuk pengereman. Ketika gaya pengereman dikirimkan ke setiap roda sama,
maka gaya pengereman pada setiap rodapun akan sama dan sistem akan bekerja dengan
baik walaupun hanya dengan sedikit usaha. Meskipun, fungsi pengereman akan benar benar
hilang ketika sistem hidrauliknya rusak.
Wheel cylinder
Brake drum
Brake pedal
Brake shoe
3) Air brake
Pada air brake, setiap brake shoe menekan ke drum dengan menggunakan tekanan udara.
Brake valve membuka dan menutup diatur oleh brake pedal untuk mengontrol suplai udara ke
brake chamber.
Exhaust
Relay valve
Bake pedal
Brake shoe
Quick release
Brake chamber valve
Cam
Exhaust Rear brake
Front brake
Cam
Brake
Exhaust chamber
Brake valve
Booster
Master cylinder
Vacuum pump or
intake manifold
Bake pedal
Front Rear
brake brake
Relay
valve
Relay valve piston
Return spring
Air reservoir
Push rod tank
Air compressor
To wheel cylinder
Cylinder
Hydraulic cylinder
Hydraulic piston
Piston From master cylinder
Pokok Utama
berhenti ( parked ). Yang mana brake drums terpasang pada output shaft transmisssi atau
propeller shaft truk berat.
Brake lining
Rod
Brake band
Adjust screw
Adjust nut
Adjust bolt
Fixing plate
Brake drum
Propeller shaft
Return spring
Cable
Lining
Anchor pin
Pivot Parking brake lever
Push rod
Shoe
Middle lever
Brake drum Shoe Cable
Pull rod
Shoe return spring
Fixing nut
Cable Adjusting nut
Lever Equalizer
Catatan : Ketika parking brake lever ditarik, harus menunjukan adanya end play and stroke
tertentu sampai terhenti antara 50~70% dari jarak pengoperasiannya.
Sebagai liningnya dipakai weaving lining, mould lining, semi-metallic lining and metallic lining.
Lining harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
+DUXVWDKDQSDQDVGDQIUHHIURPIDGHSKHQRPHQD
7HUEXDWGDULEDKDQ\DQJNXDWGDQWDKDQWHUKDGDSNHDXVDQ
0HPSXQ\DNRHILVLHQJHVHN\DQJVWDELOWHUKDGDSSHUXEDKDQVXKXDLU'OO.
Hold
Hold down
Lining down spring
spring
Lower return
spring
5LQJDQGDQ.XDW
0HPSXQ\DLNHVHLPQDQJDQ6WDWLFGDQG\QDPLF
0HPSXQ\DLGD\DSHQGLQJLQDQ\DQJEDLNVHKLQJJDWLGDNWHUMDGLRYHUKHDWLQJ
'D\DWDKDQWHUKDGDSNHDXVDQWLQJJL
Return
spring Backing plate
Adjust screw
Lining
Brake drum
Disc brake terdiri dari disc yang berputar bersama roda, pad akan menghasilkan gaya
pegereman bersama disc dan caliper, yang terpasang pada spindle atau plate penyangga pad
dan piston.
Caliper
Disc
Brake cylinder
Pad
Objective
Untuk memahami hukum pascal, prinsip dasar hydraulic brake, keunggulan, kekurangan dan
cara pengoperasiannya.
Main contents
1. Hukum Pascal
Udara akan terkompresi apabila ditekan, tetapi hal ini tidak berlaku pada cairan. Volume udara
akan mengecil apabila ditekan, sehingga tidak mudah manggunakan udara sebagai media
untuk meneruskan gerakan. Akan tetapi, kita dapat menggunakan cairan sebagai media untuk
meneruskan gerak karena cairan tidak akan terkompresi walaupun ditekan.
Load
[Gambar 3-1] Air is Load
3HUJHUDNDQGDSDWGLSLQGDKNDQPHODOXLFDLUDQ
Load
*D\DGDSDWGLWUDQVIHUPHODOXLFDLUDQ
Ketika pada piston A diberikan beban seberat 300 kgf, piston B dapat menahan beban seberat
300 kgf juga jika diameter dari piston A dan B sama seperti terlihat pada gambar 4-3.
*D\DGDSDWGLSHUEHVDUPHODOXLFDLUan.
Dengan menggunakan hukum pascal, jika beban seberat 100 kgf diberikan ke piston A
5kgf/cm² seperti terlihat pada gambar 3-5, besarnya tekanan yang terjadi pada piston A
adalah 100kgf / 5cm = 20 kgf/cm, dan besarnya tekanan ini dsiteruskan ke piston B. karena
luas penampang pada piston B adalah 10cm², gaya yang dihasilkan adalah 20kgf ×10cm² =
200kgf. Prinsip inilah yang dipakai pada construksi peralatan dengan sistim Hydraulic.
*D\DGDSDWGLNXUDQJLGHQJDQPHQJJXQDNDQFDLUDQ
Gaya dapat diperbesar jika gaya tersebut di transfer dari area kecil ke area yang besar.
Sebaliknya, gaya dapat dikecilkan jika ditransfer dari area yang kecil ke area yang lebih
besar.
bergerak hanya setengah dari jarak pergerakan piston kanan. Meskipun, gaya akan lebih
besar 2 kali jika jarak pergerakannya setengah.
Piston
Cylinder
Connecting
pipe
*D\DSHQJHUHPDQ\DQJGLKDVLONDQVDPDSDGDWLDSURGD
.HKLODQJDQJHVHNDQVHGLNLWNDUHQDSHOXPDVDQQ\DPHQJJXQDNDQEUDNHRLO
6HGLNLWWHQDJDSDGDSHQJRRSHUDVLDQQ\DNDUHQDPHQJJXQDNDQEUDNHRLO
(2) Kekurangan hydraulic brake
Parking brake
lever Parking brake
Pipe cable Wheel cylinder
Hydro vac
Brake
pedal
Master
cylinder
Rear brake (drum)
Caliper
Front brake (disc) Rear brake (disc)
Caliper
1.195.910
Master cylinder menghasilkan tekanan hydraulic ketika brake pedal ditekan dan susunannya
adalah cylinder body, oil reservoir tank dan cylinder components antara lain piston, piston cup,
check valve, piston return spring dll. Ada 2 type master cylinder: single master cylinder dengan
satu piston dan tandem master cylinder dengan dua piston. Type yang dipakai saat ini adalah
tandem master cylinder.
Cylinder body•dipasang bersamaan dengan oil reservoir tank diatasnya, dan terbuat dari
cast iron atau aluminum alloy.
Compensation hole
Secondary piston
Bleeder Primary piston
hole
Return spring Secondary cup
Stopper
Piston cup•ada dua tipe piston cup yaitu primary cup dan secondary cup. Primary cup
berfungsi untuk penghasil tekanan hydraulic dan secondary cup berfungsi untuk mencegah
kebocoran minyak rem dari master cylinder.
Check valve•Check valve, dipasang pada kedudukan cylinder end berseberangan dengan
piston, dilekatkan menggunakan perekat dengan seat washer dari piston return spring. Oil
bergerak dari master cylinder ke wheel cylinder ketika brake pedal ditekan dan oil kembali
ke master cylinder untuk menjaga tekanan pada sirkuit tetap sampai tekanan hydraulic
didalam pipa seimbang dengan tegangan piston return spring ketika pedal dilepas.
Piston return spring•Spring ini terpasang diantara check valve dan piston primary cup,
membantu piston kembali ke posisi semula dan bersama dengan check valve
mengembalikan tekanan semula ketika pedal dilepas.
Remaining pressure•ketika return spring piston menekan check valve, check valve
menempel pada kedudukannya dan pasti tekanan akan kembali seperti semula ketika
tegangan pada spring seimbang dengan tekanan hydraulic pressure pada circuit. Tekanan
ini kira kira sebesar 0.60.8Kgf/cm². Fungsi dari tekanan ini adalah
0HQFHJDKWHUMDGLQ\DSHQJHUHPDQWXQGD
0HQFHJDKYDSRUORFN
0HQFHJDKXGDUDPDVXNNHGDODPVLUNXLW
0HQFHJDKNHERFRUDQPLQ\DNUHPGDULZKHHOF\OLQGHU
Vapor lock•Ketika minyak rem didalam sirkuit mendidih dan menguap, maka tekanan
minyak rema tidak akan diteruskan karena disebabkan oleh.
Tube
Alcohol lamp
Piston untuk pengereman roda belakang menekan return spring dengan push rod ketika pedal
ditekan, dan kemudian, terjadi tekanan oli pada piston untuk pengereman roda depan dan
belakang. Pada saat yang bersamaan, piston untuk pengereman roda depan mendapat
tekanan hydraulic pada roda depan dari tekanan yang dihasilkan oleh piston untuk
pengereman roda belakang. Apabila sirkuit hydrauliknya rusak, bekerjanya akan seperti
dibawah ini.
Oil reservoir tank 1 Oil reservoir tank 2
Push rod
To front
wheels
Sealing Sealing
To rear
wheels
-LND WHUMDGL NHERFRUDQ PLQ\DN UHP SDGD VLUNXLW XQWXN URGD EHODNDQJ SLVWRQ XQWXN URGD
belakang selanjutnya bergerak ke posisi “e” dan kemudian menggerakan piston untuk
pengereman roda depan.
Jika terjadi kebocoran minyak rem yang berasal dari sirkuit hydraulic untuk roda depan,
piston untuk roda depan selanjutnya bergerak ke pisisi “E” dan kemudian mengaktifkan
tekanan hydraulic pada sirkuit untuk pengereman roda belakang.
Jika sirkuit hydraulik pada tipe ini rusak, gaya pengereman berkurang dan menghasilkan
pengereman dalam jarak yang jauh dan pengereman tidak stabil.
Cap
Brake shoe
actuator pin Piston Expansion spring
Dust boot Piston cup
Brake shoe
return spring
Brake shoe
.HNHQWDODQQ\DWHSDWGHQJDQLQGHNNHNHQWDODQEHVDU
'D\DSHOXPDVDQQ\DEDLN
0HPSXQ\DLWLWLNEHNXUHQGDKGDn titik didih tinggi
%DKDQNLPLD\DQJPHPSXQ\DNHVWDELODQEDLN
7LGDNPHQLPEXONDQNRURVLPHOHOHKNDQDWDXPHQJHPEDQJNDQNDUHWDWDXPHWDOSDUWV
7LGDKPHQJDQGXQJHQGDSDQ
4. Hydraulic brake
Tujuan
untuk memperjelas pengertian mengenai kombinasi brake shoe dan drum dalam hal
susunannya dan pengoperasian hydraulic brake juga untuk memperjelas prinsip kerja dari
automatically adjusting brake.
Main contents
Direction of rotation
Drum
Reverse shoe B
Reverse shoe
Distribution of
braking force
Forward shoe
Forward shoe A
Distribution of
Anchor pin braking force
Lining
Shoe Drum
[Reference: Self-reaction]
Pada saat rem diaktifkan terhadap drum yang sedang berputar, shoe cenderung ikut berputar
bersama drum karena adanya gaya gesek, dan gaya geseknya akan semakin besar
dikarenakan semakin besar gaya pengembangan yang dihasilkan. Self-reaction shoe disebut
juga leading shoe dan shoe lain yang berlawanan dengan putaran drum dan cenderung
menjauhi drum disebut trailing shoe.
Kemudian, brake shoe menggerakan link pin dengan gerakan memutar untuk menyetel
kedudukannya dengan drum. Sebagai tambahan, untuk mengontrol penyetelan ganda pada
brake drums, dipasang adjusting wheels pada kedua sisi wheel cylinders.
Adjusting Wheel
wheel cylinder
Brake
shoe
Anchor pin
Link
Biased cam
adjuster
Forward shoe
Biased cam
adjuster Anchor pin
Wheel cylinder
Anchor pin
Brake
shoe
Guide bolt
Rotational direction
Drum
Reverse shoe B
Reverse shoe
Distribution
of braking
Forward shoe force
Forward shoe A
Distribution of
Anchor pin braking force
Wheel cylinder
Adjusting tube
Anchor
Lining Drum
Wheel cylinder
Second shoe
Spring
Drum
rotation Re
direction For verse
ward Force applied
Trailing
shoe
Leading
shoe
Adjusting cable
Shoe A Cable guide
Wheel
cylinder Shoe B
Adjusting
lever
Adjusting
spring
Adjusting Adjusting
wheel spring
5. Air brake
Tujuan
Menyediakan informasi mengenai keunggulan dan kekurangan, struktur utama dan fungsi dari
bagian yang berhubungan dengan air brake pada large trucks.
Pokok Utama
Brake valve
Air tank
Relay valve
Brake chamber
Slack adjuster Air compressor
Brake cam
Brake shoe
Brake drum
3HQJRSHUDVLDQ$LUFRPSUHVVRUPHQJJXQDNDQWHQDJD0HVLQ
0DKDOGDQNRPSOHN
Exhaust
Relay valve
Brake pedal
Brake shoe
Quick
Brake chamber release
valve
Cam
Exhaust Rear brake
Front brake
Cam
Brake
Exhaust
chamber
Brake valve
Unloader valve
Exhaust Intake valve
(1) Compression system Cylinder head
Intake valve
To
unloader Air pressure Exhaust
valve adjusting valve valve
Filter spring
From air filter
From air tank
Push button
(2) Brake system
Brake pedal
1) Brake valve
Brake valve membuka dan menutup diatur oleh brake pedal
dan mengontrol gaya pengereman dengan menggunakan
Plunger
tekanan udara yang disuplai dari air tank tergantung pada
Adjusting shim
Main spring
langkah pedal. Dengan kata lain, upper plunger menekan main
spring dan menutup exhaust valve kemudian, membuka supply
valve. Kemudian, udara yang bertekanan dari air tank dikirim Return spring
rear brake dan setiap brake chamber sehingga performa Supply valve
Valve spring
pengereman bertambah. Jika pedal dilepas, plunger kembali From air tank
Air inlet
3) Relay valve
Ketika pedal ditekan dan tekanan udara dari brake valve aktif, relay valve menyuplai udara
landung ke rear brake chamber untuk melakukan pengereman pada roda dengan
menggerakkan diaphragm kebawah sehingga menutup exhaust valve dan membuka supply
valve. Jika pedal dilepas dan tekanan didalam diaphragm dari brake valve turun hingga lebih
rendah dari tekanan didalam brake chamber, diaphragm bergerak keatas untuk membebaskan
rem sampai tekanan chamber menyeimbangkan tekanan pada diaphragm dengan
mengeluarkan udara dengan cepat.
Diaphragm
Exhaust valve
To brake chamber
Supply valve
Valve spring
From air tank
Drain valve
Exhaust
4) Brake chamber
Jika pedal ditekan dan tekanan udara yang diatur melalui brake valve masuk kedalam
chamber diaphragm menekan spring dan bergeser. Sehingga, push rod memutar cam melalui
slack adjuster sehingga brake shoe mengembang untuk menekan drum untuk melakukan
pengereman. Jika pedal dilepaskan, diaphragm kembali ke posisi semula karena adanya
tegangan dari spring untuk membebaskan rem.
Diaphragm
Push rod
Activated
position
Air inlet
Deactivated
position Brake chamber
Slack adjuster
Brake chamber
Slack adjuster
Cam
Brake shoe
Push rod
Brake chamber
Slack adjuster
Brake valve
6. Servo brake
Tujuan
Untuk menjelaskan prinsip vacuum servo brake dengan menggunakan perbedaan vacuum
dari kerja engine dan tekanan udara luar untuk memperbesar gaya pengereman dalam
hydraulic brake. Juga, untuk menjelaskan air servo brake yang menggunaka perbedaan
tekanan antara udara yang bertekanan dan tekanan atmospher.
Pokok Utama
1. Servo brake
Untuk mengingat kembali dasar hydro vac, vacuum pada engine intake manifold adalah
50cmHg dan atmospheric pressure adalah 76cmHg. Sehingga perbedaannya adalah 76•50
Diaphragm
return
spring Push rod
Power piston
Power piston
Poppet
Poppet
Vacuum valve
Valve return spring
Air valve
Operating rod
Valve plunger Poppet end
To intake manifold
Valve plunger
Stop key Valve plunger of
chamber B
Rear cushion disc
Saat pedal dilepas, air valve menutup sebagaimana valve plunger kembali pada posisi aslinya
karena tekanan dari spring. Dan power piston kembali ke posisi aslinya karena adanya reaksi
dari master cylinder dan tegangan dari diaphragm return spring saat tekanan pada power
cylinder A dan B menjadi seimbang. Tipe ini mempunyai karakter sebagai berikut.
Strukturnya simple dan ringan sejak vacuum valve dan air valve pengoperasiannya
menggunakan push rod.
Hydraulic brake bekerja karena gaya dari pedal yang menggerakan cylinder melalui
operating rod dan push rod meskipun servo brakenya rusak.
Dibutuhkan ruang yang kecil dalam pemasangannya karena servo brake terpasang
diantara pedal and master cylinder.
Power piston
Air inlet
Valve plunger
poppet return spring
Air flow
• Structure
|a Vacuum system
- Power cylinder• cylinder terbuat dari plat baja menggunakan metode deep drawing
stamping dan didalamnya terdapat piston and return spring.
Return spring
Hydraulic cylinder
To peel cylinder
Peel cylinder
- Relay valve dan valve piston•Komponen ini menyuplai atau memutus kevacuuman ke
power cylinder A dengan menggunakan tekanan hydraulic dari master cylinder. Relay
valve terdiri dari air valve dan vacuum valve dan air valve terpasang sebagai penutup
dengan spring. Posisi Vacuum valve berhadapan dengan lokasi diaphragm dan valve seat
terletak diantaranya dan pengoperasian diaphragm menggunakan relay piston.
Air inlet
Diaphragm Vacuum valve
(a) Relay valve (before operation) (b) Relay valve (after operation)
|b Hydraulic system
- Hydraulic cylinder• Terpasang didalam cylinder pada hydraulic piston yang mana
pengoperasiannya menggunakan push rod power piston.
- Hydraulic piston•The piston terpasang pada ujung power piston push rod dimana didalamnya
terpasang check valve dan yoke. Check valve membuka ketika power piston tidak bekerja sehingga
minyak rem dari master cylinder mengalir ke wheel cylinder. Disaat power piston bekerja untuk
menggerakan hydraulic piston, check valve menutup juga yoke menurunkan stop washer. Hydraulic
piston mengirimkan minyak rem ke wheel cylinder.
Hydraulic piston
Check ball return spring
Power piston Hydraulic piston
push rod
3HQJRSHUDVLDQ
|a Saat brake pedal ditekan
Minyak rem dari Master cylinder mengalir ke wheel cylinder melalui piston check valve saat
pedal ditekan. Pada saat yang bersamaan, tekanan hydraulic mengaktifkan relay valve
piston, juga. Jika terdapat tekanan hydraulic pada relay valve piston, piston bergerak untuk
menutup vacuum valve dengan menempatkan diaphragm diantaranya sehingga suplai
vacuum ke power cylinder A and B tertutup. Kemudian, air valve membuka sehingga
tekanan atmospheric mengalir ke power cylinder A. Sehingga, posisi piston bergerak dari A
ke B untuk menggerakan hydraulic piston melalui push rod. Disaat hydraulic piston bergerak,
yoke menempel untuk mencegah stop washer turun. Kemudian, check valve menutup aliran
minyak rem antara master cylinder dan wheel cylinder dan brake dihasilkan saat minyak
rem dikirim ke wheel cylinder dari hydraulic cylinder.
|
b When brake pedal is released
Saat pedal dilepaskan, tekanan hydraulic dari master cylinder pada relay valve piston
berkurang sehingga diaphragm spring mengembalikan piston dan air valve menutup untuk
mencegah aliran udara. Dan kemudian, vacuum valve membuka juga menurunkan
diaphragm. Sekarang perbedaan tekanan pada masing masing power cylinders menghilang
sehingga power piston dan hydraulic piston kembali pada posisi aslinya dengan tegangan
dari return spring. Tekanan Oil pada wheel cylinder kembali ke master cylinder demikian
juga check valve dari hydraulic piston membuka.
Brake pedal
Intake Piston relay
Check manifold valve
valve
Master cylinder
Vacuum Air
valve filter
Hydraulic
cylinder
Wheel cylinder
Check
ball
Vacuum
valve Power piston Return spring Hydraulic
Vacuum valve Hydraulic piston
Power piston piston Check ball
Push road
Mudah menempatkannya karena servo brake terhubung ke master cylinder dan wheel
cylinder menggunakan pipa.
- Vacuum valve dan air valve hanya dioperasikan dengan tekanan hydraulic dari master
cylinder dan strukturnya komplek.
- Harus sering diperhatikan keseimbangan tekanan karena jika tekanan dalam sirkuit terlalu
besar maka servo brake akan terus menerus bekerja.
Brake valve
Air tank
Exhaust Oil
reservoir
tank
Air compressor
Air vac Oil reservoir tank
Air line
Brake shoe Oil line Brake shoe
Atmospheric hole
Atmospheric valve
Air valve
Relay valve piston
Return spring
Air tank
Push rod
Air compressor
1) Keunggulan
- Gaya pengereman yang kuat dapat dicapai hanya dengan menggunakan power piston
yang berdiameter kecil
- Membutuhkan udara yang relative sedikit.
- Menghasilkan pengereman yang besar karena tekanan maksimum udaranya adalah
5~7kgf/cm².
2) Kekurangan
6WUXNWXUQ\DNRPSOHNGDQELD\DSHPEXDWDQQ\DPDKDO
Pengoperasian air compressornya menggunakan tenaga engine output.
7. Disc brake
Objective
Lebih memahami disc yang dipakai secara luas pada passenger cars terutama pada
pengetahuan dasar mengenai disc brake, keunggulan dan kekurangannya, tipe disc brakes
dan automatically adjusting brake.
Main contents
menghasilkan pengereman yang stabil karena adanya performa pengereman yang tetap baik
walaupun dipakai secara berulang ulang pada kecepatan tinggi.
Brake oil
Disc
Pad
(1) Keunggulan
Menghasilkan radiasi panas yang baik karena disc panas yang ditimbulkan diserap oleh
udara
Menghasilkan performa pengereman yang stabil karena terhindar dari efek fading.
Penggantian parts secara sebagian akan terhindar karena tidak adanya reaksi dan aksi
yang menghasilkan performa pengereman stabil antara roda kanan dan kiri.
Menghasilkan performa pengereman yang stabil karena memburuknya performa
pengereman dengan pemakaian berulang ulang kecil.
Air dan Lumpur dapat dengan mudah dihilangkan dari disc.
Langkah Brake pedal jarang sekali berubah karena disc tidak mudah mengalami deformasi
karena panas.
Mudah dalam pemeriksaan dan perawatan.
(2) Kekurangan
Membutuhkan tenaga yang kuat untuk menekan pad karena gesekannya kecil
Dibutuhkan material yang kuat untuk membuat Pad.
Membutuhkan usaha yang kuat untuk menekan brake pedal.
Mahal.
7.3 Tipe disc brake
Disc brake dapat diklasifikasikan kedalam tipe fixed caliper (opposite piston disc brake) dan
tipe floating caliper. Yang satu menghasilkan gaya pengereman ketika cylinder pada tiap sisi
caliper menekan brake pads ke discs. Yang lainnya menghasilkan gaya pengereman ketika
seluruh bagian caliper bergerak karena cylinder terpasang hanya pada satu sisi saja.
Tipe Floating caliper ada dua jenis yaitu tipe dengan memakai satu piston and dua piston.
Seperti terlihat pada gambar tengah dibawah ini, pada tipe satu piston gaya pengereman akan
dehasilkan ketika caliper bergerak ke arah kanan dan kiri yang mana terpasang satu cylinder
pada sisi caliper dan satu piston terpasang didalamnya. Jika piston menekan pad ke disc saat
tekanan hydraulic disuplai dari master cylinder, mengakibatkan pergerakan caliper menekan
pad yang lain ke disc sehingga dihasilkan pengereman.
Pada tipe 2-piston seperti gambar sebelah kanan, dalam satu cylinder terpasang 2 pistons.
Ketika diberikan tekanan hydraulic, piston sebelah kiri menekan pad langsung ke disc dan
piston sebelah kanan menekan pad pada sisi lainnya ke disc melalui caliper sehingga
dihasilkan pengereman. Tipe ini digunakan pada sitem rem kendaraan besar ( truk ) buatan
luar negeri dan dipasarkan di dalam negeri.
Disc
Disc Caliper
Brake cylinder
Pad
Disc : Plat bulat terbuat dari cast iron, terpasng pada hub dari roda, berputar bersama
dengan roda. Disc berventilasi mempunyai lubang ventilasi udara dimana proses
pendinginan terjadi di dalam disc terhadap radiasi panas selama terjadi proses
pengereman seperti terlihat pada gambar.
Caliper : terbuat dari cast iron, terpasang pada transaxle atau strut yang akan tetap diam
ketika terjadi reaksi gaya saat menekan pad ke disc dan menerima reaksi gaya
pengereman bersamaan.
Cylinder & piston : cylinder dan piston terpasang pada caliper yang dimasukan kedalam
disc, strukturnya seperti terlihat pada gambar. Pada ujung cylinder dipasang Flexible
rubber boot untuk mencegah masuknya uap air atau kotoran (benda asing). Rubber piston
seal dipasang di bagian dalam dinding cylinder untuk mempertahankan tekanan hydraulic
didalam cylinder dan secara otomatis menyetel gap antara disc dan pad pad saat yang
bersamaan.
Piston seal
Boot
Cylinder
Pad Piston
Brake oil
Pad : Pad, dibuat dengan ketebalan 10 mm dari material setegah baja, terpasang pada
ujung piston. Pada sisi pad terpasang Groove untuk mengetahui keausan pada pad.
Keausan pada pad dapat diketahui dalam keadaan terpasang dengan cara mengecek
groove yang terpasang pada caliper.
Piston seal
Piston
Cylinder
Cylinder mounting
Pad
Tipe Floating caliper terdiri dari disc yang berputar bersama dengan roda, caliper dengan tipe
floating, piston dan boot yang terpasang pada caliper, fungsi dari semua itu adalah sebagai
berikut. Saat tekanan hydraulic aktif pada cylinder, piston bergerak ke arah seperti pada
gambar untuk menekan pad yang terpasang disebelah kanan caliper ke disc.
Bush
Cylinder
Piston seal
Piston
Disc Pad
Ketika terjasi tekanan hidraulik serupa, secara bersamaan diteruskan ke sisi sebelah kanan
cylinder, menarik caliper ke arah B sehingga pad yang terpasang pada sisi kiri caliper
menekan ke disc. Sebagai tambahan, pada tipe fixed caliper, piston seal berfungsi untuk
menyetel gap antara disc dan pad ketika selesai.
(1) Keunggulan
Pad
Tujuan
Memahami tentang limiting valve, proportioning valve, load sensing proportioning valve dan
teori rem, yang mana mulai digunakan tepat sebelum sistim ABS dirancang.
Main contents
(2) Pengoperasian
To wheel cylinder
Valve piston mengangkat piston dengan
tekanan hydraulic yang terjadi pada master
cylinder A plus tegangan spring. Kemudian From master
cylinder
reaksi gaya tekanan hydraulic dihasilkan
pada cylinder roda B. disaat brake pedal
ditekan, tegangan spring mengangkat ball Spring
Jika tekanan master cylinder naik kembali saat celah tertutup, kenaikan tekanan hydraulic
terjadi di bagian A. Kemudian, piston bergerak keatas dan ball membuka celah sehingga
tekanan hydraulic beralih ke cylinder roda.
Sejak tekanan pada master cylinder diaplikasikan pada cylinder roda dan B secara bersamaan
dengan membukanya celah, piston bergerak turun dan menutup celah untuk mengulangi
pengurangan tekanan.
To wheel cylinder
From
master cylinder
A1 A2
Start
A moving Placing B A
Finding the the Braking Finding
the right right starts the
danger foot foot danger
(release on the
the brake
accel pedal
pedal)
t1 : Reaction time
Deceleration time t2 : Foot changing time
TIME t3 : Pedal pressing time
Actual Preparation
braking time time
Actual Preparation
braking distance distance
TIME
Stopping distance
Male
Female
Relative Foot
frequency Hand operation
operation
Reaction time
[Gambar 8-11, 8-12. Driver’s operation, relationship between time and deceleration]
8.3 Fade
Seperti pada phenomena hilangnya cahaya, suara atau kekuatan secara berangsur angsur
yang berarti sama dengan istilah yang digunakan pada cinema atau TV untuk merubah
tampilan. Jika rem sudah dilakukan secara berulang ulang pada jalan yang panjang dan
menurun, temperatur pada plat brake shoe yang bergesekan akan naik dan gaya pengereman
akan berkurang karena gesekannya juga berkurang.
9. ABS system
Objective
Untuk memahami keunggulan system rem ABS, konstruksi dan pengoperasiannya.
Pokok utama
J
ika permukaan jalan tidak rata saat dilakukan pengereman, roda yang mengalami selip
cenderung akan terkunci dan kendaraan akan berputar putar. Tetapi dengan menggunakan
sistim ABS hal ini akan terhindar hingga kendaraan berhenti.
2) 4-Sensor 3-Channel type (Front wheels: independent control, Rear wheels: Select
low control )
Pada kendaraan FF(Front engine Front driving), rata rata berat kendaraan terpusat pada
poda depan dan titik berat kendaraan saat direm juga akan bergerak kedepan hampir
70 % , gaya pengereman ini dikontrol oleh roda depan.
Ini berarti kebanyakan tenaga pengereman dihasilkan oleh roda depan dan untuk
mendapatkan efisiensi pengereman saat menggunakan ABS secara maksimum maka
diperlukan pengaturan tersendiri pada roda depan.
Namun, roda belakang yang gaya pengeremannya lebih sedikit, juga merupakan hal yang
tidak kalah pentingnya untuk mendapatkan keamanan dalam pengereman. Karena itulah
disaat ABS bejerja pada roda belakang dengan kondisi jalan yang licin maka independent
control pada roda belakang mengatur agar pengereman roda roda belakang yang tidak rata
yang dapat menyebabkan kendaraan yawing
Untuk mencegahnya dan juga untuk menjaga agar mobil tetap aman dalam penggunaan
ABS diberbagai kondisi jalan, maka tekanan rem roda belakang diatur berdasarkan
kecenderungan roda mana yang mengalami lock up. Konsep pengaturan ini disebut ‘Select-
low control’.
kendaraan akan kehilangan kendali dan jarak pemberhentiannya pada jalan yang berdaya
gesek rendah akan bertambah jauh. Sistim ini membantu untuk penghentian lurus.
Braking force
Portion of frictional force
Fractional force
acting as braking force
generated at tire patch
Driving force
<Friction circle>
x
Vehicle
traveling x (a: Side slip angle)
direction Cornering force [kgf]
Side force
Side force(Fy)
Cornering
resistance(Fx’) Friction force(F) 0 10 30 50 70 90
y
Side slip angle (°) - Bias tire
3) Gaya Gesek
gaya gesek FR adalah sebanding sama dengan gaya normal FN :
FR B x FN
B adalah koefisien gaya pengereman (atau koefisien esek). Factor koefisien dapat
dipengaruhi oleh karakteristik dari ban yang dipakai. Koefisien gaya pengereman adalah suatu
ukuran pengiriman gaya pengereman. Untuk roda kendaraan, koefisien gaya pengereman
mencapai nilai maksimalnya saat permukaan jalan dalam kondisi kering dan bersih dan hanya
sedikit terdapat salju.
<Example>
Koefisien gaya pengereman tergantung pada kecepatan kendaraan. Saat mengerem pada
kecepatan tinggi, roda roda bisa terkunci jika koefisien gaya pengeremannya kecil dimana
tidak ada lagi daya cengkram antara roda dan jalan.
4) Slip
Saat mobil melaju atau mengerem, terjadi gaya fisik yang rumit antara bagian ban dengan
jalan. Elemen – elemen pada karet ban mengalami distorsi mengakibatkan ban meluncur
sendiri, meskipun roda belum terkunci. Satuan ukuran komponen yang meluncur pada
gerakan memutDUDGDODKVHOLSµµ
(VV - VW)/ VV
X
Rasio Selip
Rasio selip = (VV - VW )/ VV × 100, VV : Kecepatan kendaraan, VW : Wheel Speed
:
Gaya pengereman maksimum .LUDNLUDa6OLS
Ini berarti bahwa untuk mendapatkan pengereman maksimum dibutuhkan beberapa putaran
roda. Nilai optimum selip akan berkurang jika gesekan antara ban dan jalan juga berkurang.
Dimana Vv adalah kecepatan kendaraan dan VW adalah kecepatan putaran roda. Pada rumus
terlihat bahwa rem selip terjadi segera setelah roda mulai berputar lebih lambat dari kecepatan
kendaraaan. Gaya pengereman dapat terjadi pada situasi seperti ini.
0% ::KHQDWLUHLVUROOLQJIUHHO\
100% ::KHQDWLUHORFNVXSFRPSOHWHO\
5) Lateral force (side force)
Gaya pengereman dan gaya penggerak bereaksi pada kontak area dimana roda berputar,
disitu juga terdapat gaya menyamping “Lateral force”. Gaya menyamping adalah dasar daya
yang terjadi saat mobil berbelok. Dasar gaya selama kendaran berbelok adalah gaya dari
bagian ban yang bergesekan dengan permukaan jalan untuk kembali pada bentuk semula.
Gaya ini mendorong ban kesamping menahan permukaan jalan, sehingga disebut dengan
gaya samping (Side force). Dan gerakan yang dibangkitkan oleh perubahan ban tersebut
disbut dengan “ Over turning moment ”
Point of acceleration
Normal force
Side force
Understeering
Oversteering
Center
Proportioning valve
(Without EBD)
HCU
ABSCM
1) ABSCM
ABS terdiri dari wheel speed sensors yang berfungsi untuk mendeteksi kecenderungan
suatu roda mengalami penguncian, sebagai dasr dari wheel speed sensor signal ABSCM
(Control Module) mengontrol signal outputs dan HCU(Hydraulic Control Unit) sebagai
penyuplai tekanan rem ke setiap roda tergantung pada signal output yang dihasilkan oleh
ABSCM.
2) WHEEL SPEED SENSOR
3I
1 Magnet
2 Winding
3 Tone Wheel
4 Rotates
5 High Speed
6 Low Speed
7 Air Gap
Disaat Tone Wheel berputar, magnetic field merubah dan membiaskan tegangan didalam
winding.
- Permanent magnetic = penghasil tegangan
- Higher speeds = menghasilkan frequency yang tinggi
- Lower speeds = menghasilkan frequency yang rendah
20km/h(Nisshinbo,TEVES)
120mV or more at 12km/h (Bosch 5.3)
3) G-sensor
ABS control yang dipakai pada 4WD manggunakan sensor signal G untuk mengatasi problem
penguncian dini pada semua roda L (dan keterlambatkan respon dikarenakan perubahan
permukaan jalan. Signal G-sensor diperoleh dan disaring setiap 7 milidetik, ABSCM mengeset
m-flags (High, Medium, Low) untuk menghitung secara detail turun naiknya dan mengontrol
ambang batas dibadningkan dengan 2WD.
Ketika mengendarai kendaraan 4WD, keempat rodanya mengunci scara mekanis, sehingga
semua roda berkurang kecepatannya dengan hampir sama, hal ini sangat tidak cocok saat
mobil melaju pada jalan yang licin, sehingga ABS control menjadi tidak stabil. Untuk
mencegah kejadian ini, maka dipasang G sensor. Dengan signal ini, ABSCM mengindikasikan
bahwa kendaraan berhenti pada jalan yang mempunyai koefisien gesek rendah atau tinggi,
karena itu maka siklus kerja ABS dirubah
Small(atau besar) G braking : :
* YDOXH UHQGDK DWDX WLQJJL 5HQGDK DWDX WLQJJL
:
(koefisien) jalan terdeteksi $%6&0PHPDMXNDQDWDXPHQXQGDXQWXNPHQJXUDQJLWHNDQDQ
hydraulic : :
SHQJXQFLDQ URGD WHUWXQGDDWDX GLSHUFHSDW MDUDN SHUKHQWLDQEHUWDPEDKDWDX
berkurang).