Anda di halaman 1dari 17

KEWENANGAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM

SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH


YANG BERSIFAT ADMINISTRATIF

(Jurnal Ilmiah)

Oleh

PRIYAN AFANDI

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar


SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara


Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK

KEWENANGAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM


SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH
YANG BERSIFAT ADMINISTRATIF

Oleh
Priyan Afandi, Dr. HS. Tisnanta, S.H., MH, Nurmayani, SH., MH.
Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung
Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145
Email : priyanafandi95@gmail.com
No. hp. 081279206454

Penyelengaraan Pemilihan Kepala Daerah seringkali menimbulkan sengketa baik


sengketa yang bersifat administratif atau sengketa proses dan sengketa hasil.
Penyelesaian sengketa administratif menjadi kewenangan peradilan tata usaha
negara sesuai dengan surat edaran mahkamah agung Nomor 7 tahun 2010 tentang
petunjuk teknis penyelesaian sengketa pemilihan kepala daerah yang membagi
jenis sengketa pilkada menjadi dua yaitu: sengketa administrasi yang menajdi
kewenangan peratun dan sengketa hasil menjadi kewenangan mahkamah
konstitusi. Namum dilain sisi dengan adanya undang-undang Nomor 8 tahun 2015
tentang pemilihan kepala daerah dalam pasal 57 c bahwa dalam hal terjadi
sengketa didalam pilkada menajdi kewenangan mahkamah konstitusi sampai
dibentuknya badan peradilan khusus, sehingga hal ini menimbulkan dualisme
hukum pengaturan sengketa pilkada yang diatur didalam undang-undang peratun
dan undang-undang pilkada, dan semakin tidak jelasnya kewenangan peratun
dalam menangani sengketa pilkada. Dengan demikian, perlu dilakukan suatu
penelitian untuk mencari upaya-upaya yang dapat dilakukan pembaharuan hukum
demi tercapainya kepastian hukum bagi pencari keadilan. Penelitian ini
mengunakan pendekatan undang-undang (Statute Approach),penelitian
difokuskan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi terkait kemudian
dihadapkan dengan kasus-kasus sengketa pemilihan kepala daerah. Melalui
penelitian hukum normatif ini disimpulkan bahwa kedepan harus ada regulasi
hukum yang mempertegas kewenangan peradilan tata usaha negara dalam
menangani sengketa pemilihan kepala daerah yang bersifat administratif.

Kata Kunci: Pemilihan Kepala Daerah, Kewenangan Peradilan Tata Usaha


Negara, Sengketa Administratif.
ABSTRACT

THE AUTHORITY OF THE STATE ADMINISTRATIVE COURT


IN THE DISPUTE OF REGIONAL HEAD ELECTION
OF ADMINISTRATIVE CASE

By
Priyan Afandi, Dr. HS. Tisnanta, SH, MH, Nurmayani, SH., MH.
Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung
Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145
Email: priyanafandi95@gmail.com
Phone. 081279206454

The running of local elections often triggers a dispute whether administrative


dispute, process dispute, or result dispute. The settlement of an administrative
dispute is regulated under the authority of state administrative court in accordance
with the circular letter of the Supreme Court No. 7/2010 on technical guidance in
the dispute settlement of local elections of two general categories: administrative
disputes under the authority of the Administrative and result dispute under the
authority of the constitutional court. However, on the other hand, the law No. 8/
2015 on local elections in article 57 c that the dispute in the election becomes the
authority of the constitutional court until the establishment of the board of special
judiciary, thus, it creates a dualism of laws governing election disputes whether
regulated under the laws of Administrative or under the laws of regional election,
and also the lack of clarity of the Administrative authority in dealing with election
disputes. Thus, it is necessary to conduct a research to find ways to do legal
reforms in order to achieve legal certainty for litigants. This research uses the
constitutional approach (Statute Approach), by focusing the examination of all
applicable laws and related regulations against the dispute of local election case.
Through this normative legal study, it could be concluded that in the future there
should be legal regulations that reinforce the authority of administrative courts in
dealing with disputes of regional head election in administrative case.

Keywords: local elections, the Authority of the State Administrative Court, the
Administrative Dispute.
I. PENDAHULUAN berlaku dengan peraturan pemerintah
penganti undang-undang No. 1 tahun
Pemilihan umum kepala daerah dan 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati
wakil kepala daerah (Pemilukada) secara dan walikota. Perppu tersebut mengatur
langsung mulai dilaksanakan pada tahun pemilihan gubernur, bupati dan walikota
2005. 1 Sistem ini lahir sejak Undang- kembali dipilih secara langsung. Melalui
Undang No. 32 tahun 2004 tentang undang-undang No. 1 tahun 2015,
pemerintahan daerah diundangkan pada peraturan pemerintah penganti undang-
tanggal 15 oktober 2004. Pemilukada undang No. 1 tahun 2014 ditetapkn
langsung mengantikan pemilihan kepala menjadi undang-undang.
daerah dan wakil kepala daerah yang
dlaksanakan oleh Dewan perwakilan Permasalahan dalam kerangka hukum
Rakyat Daerah. 2 Pada pelaksanaanya, pada tahap penyelengaraan pemilukada
pemilukada melahirkan banyak tahun 2005 sampa 2014 menimbulkan
permasalahan, baik dari segi kerangka kesimpangsiuran dan ketidakjelasan bagi
pemahaman peraturan hukum, kesiapan penyelengara maupun peserta
lembaga penyelengara, kesiapan partai pemilukada. Peraturan yang ambigu dan
politik, dan kesiapan masyarakat. multitafsir berkontribusi pada rentetan
Undang-undang No. 32 tahun 2004 persoalan dalam tahapan penyelengaraan
sebagimana telah diubah dengan pemilukada, sebut saja maslah daftar
Undang-undang No. 12 Tahun 2008 pemilih, kisruh pencalonan, kampanye
sebagai aturan induk masih sangat yang tidak terkontrol, pemungutan dan
rendah sehingga kerapkali pasal atau penghitungan suara yang bermasalah
ayatnya dibatalkan oleh mahkamah hingga terjadinya konflik horizontal
konstitusi pada saat judicial review. Pada antar masyarakat. Jika dianatomi,
program legislasi nasional RUU prioritas beberapa konflik horizontal dlam
tahun 2014, DPR memutuskan untuk pemilukada disebabkan dua hal. 3
memisah pengaturan pemilihan kepala Pertama adanya rasa ketidakpuasan dari
daerah dan wakil kepala daerah dari pasangan calon atau pendukung
undang-undang pemerintahan daerah. pasangan calon ketika pasangan calon
gugur dalam tahap pencalonan. Kedua,
Tanggal 30 september 2014 disahkan adannya rasa ketidakpuasan pasangan
undang-undang No. 22 tahun 2014 calon terhadap hasil Penghitungan
tentang pemilihan gubernur, bupati dan pemilukada.
walikota. Undang-undang No. 22 tahun
2014 mengubah sistem pemilihan Masalah selanjutnya adalah adanya
gubernur, bupati dan walikota dari dualism putusan pengadilan yang
dipilih langsung oleh rakyat menjadi berbeda yakni antara putusan PTUN
dipilih oleh DPRD. Belum sempat dengan putusan mahkamah konstitusi.
dilaksanakan, Undang-undang No. 22 Sebagai lembaga peradilan yang
tahun 2014 dicabut dan dinyatakan tidak diberikan kewenangan untuk
menyelesaikan hasil perselisihan
1
pemilukada, mahkamah konstitusi
Pemilukada secara langsung pertama kali menolak penafsiran bila hanya meiliki
diadakan pada tangal 1 juni 2005 dkabupaten
kutai kertanegara provinsi Kalimantan timur.
kewenangan untuk menyelesaikan
2
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih perselisihan yang terkait hasil saja yakni
oleh DPRD pernah diatur dalam pasal 39 ayat (1)
3
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Titi anggraini dkk, menata kembali, perludem,
Pemerintahan Daerah. Jakarta, 2011, Hlm. Kata pengantar iv.
hasil hitung-hitungan secara angka (Pra) Pelaksanaan Pemilihan Kepala
penghitungan dan rekapitulasi Daerah Yaitu :
pemungutan suara. - Penetapan Badan ad hoc 6 bulan
sebelum hari pemungutan suara
Pemilihan Kepala Daerah untuk memilih - Penetapan Daftar Pemilih Paling
Gubernur/ Wakil Gubernur, Bupati/ Lambat 30 hari sebelum pemungutan
Wakil Bupati dan Wali Kota/ Wakil suara dilakukan
Wali Kota sebagai pelaksana amanat - Penetapan pasangan calon sebagai
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 peserta pemilihan
Tentang Pemerintahan Daerah - Pembatalan pasangan calon sebagai
mengantikan Undang-Undang 32 Tahun peserta pemilihan akibat melanggar
2004 Tentang Pemerintahan Daerah, larangan dana kampanye
yang dianggap mampu mengekpresikan - Penetapan perolehan suara oleh
dan melembagakan kehendak Rakyat Panitia pemungutan suara (PPS) Desa
yang berdasarkan pengakuan atas
Kedaulatan berada ditangan Rakyat Keputusan Tata Usaha Negara adalah 4
untuk memilih figur Kepala Daerah yang Keputusan yang bersifat Tertulis,
menentukan perkembangan dan dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat
pembangunan Daerah. Tata Usaha Negara (TUN), berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan yang
Sengketa Pemilihan Kepala Daerah berlaku, bersifat Konkrit, Individual dan
adalah Sengketa terjadi karena adanya Final; menimbulkan akibat Hukum;
benturan kepentingan. Oleh karena itu sesorang atau Badan Hukum Perdata.
seiring dengan perkembangan
masyarakat muncul Hukum yang Berdasarkan uraian diatas maka rumusan
berusaha untuk meminimalisir berbagai masalah dalam penelitian ini adalah
benturan kepentingan dalam masyarakat. sebagai berikut:
Pangkal Sengketa adalah objek atau a. Bagaimanakah Kewenangan
wilayah kompetensi yang dapat Peradilan Tata Usaha Negara dalam
dikategorikan sebagai Sengketa Sengketa Pemilihan Kepala Daerah
Pemilihan Kepala Daerah. Sengketa yang bersifat administratif ?
Pemilihan Kepala Daerah menurut b. Apa sajakah Jenis Keputusan Tata
ketentuan didalam Surat Edaran Usaha Negara yang dapat digugat
Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 7 di Peradilan Tata Usaha Negara
Tahun 2010 yang membedakan dalam proses Pemilihan Kepala
Sengketa Pemilihan Kepala Daerah Daerah ?
menjadi 2 Jenis yaitu Sengketa yang
bersifat Administratif yang menjadi II. METODE PENELITIAN
Wewenang Peradilan Tata Usah Negara
dan Sengketa mengenai Hasil bukan Penelitian ini mengunakan dua macam
Wewenang Peradilan Tata Usaha pendekatan, yaitu pendekatan yuridis
Negara. Normative dan pendekatan yuridis
Empiris. Pendekatan Yuridis Normative
Sengketa Admnistratif merupakan yaitu penekatan yang dilakukan dengan
Sengketa yang timbul berkaitan dengan cara mempelajari bahan –bahan pustaka
Pemilihan Kepala Daerah yang yang berupa literature dan perundang-
mencakup proses Administratif Sebelum
4
Ridwan HR. Hukum Administrasi negara,
Jakarta (PT Raja grafindo persada).,Hlm. 139
undangan yang berkaitan dengan III. PEMBAHASAN
permasalahan yang akan dibahas, dalam
hal ini adalah yang berkaitan dengan A. Pemilihan Kepala Daerah
kewenangan Peradilan Tata Usaha (PILKADA)
Negara dalam Menangani Senketa
Pilkada yang bersifat administratif. Sebelum tahun 2005, kepala daerah dan
Sedangkan Pendekatan Yuridis Empiris wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan
yaitu pendekatan yang dilakukan dengan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
cara mengali informasi dan melakukan Sejak berlakunya Undang-Undang
penelitian dilapangan Guna mengetahui Nomor 32 Tahun 2004 tentang
secara lebih jauh mengenai Pemerintahan Daerah, kepala daerah
permasalahan yang dibahas. Dalam hal dipilih secara langsung oleh rakyat
ini penulis melakukan wawancara melalui Pemilihan Kepala Daerah dan
dengan Ketua Mahkamah Kontitusi Wakil Kepala Daerah atau disingkat
Guna Mendapatkan informasi yang Pilkada. 5 Pilkada pertama kali
akurat. diselenggarakan pada bulan Juni 2005.
Sejak berlakunya Undang-Undang
Sumber data yang digunakan dalam Nomor 22 Tahun 2007 tentang
penelitian ini berupa Data Primer dan Penyelenggara Pemilihan Umum,
Data Sekunder. Prosedur pengumpulan pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu,
data. Untuk memperoleh data yang benar sehingga secara resmi bernama
dan akkurat dalam penelitian ini Pemilihan umum Kepala Daerah dan
ditempuh prosedur sebagai berikut yaitu Wakil Kepala Daerah atau disingkat
Studi Kepustakaan dan Studi Lapangan Pemilukada. Pemilihan kepala daerah
pertama yang diselenggarakan
Pengolahan Data. Data yang terkumpul, berdasarkan undang-undang ini adalah
diolah melalui pengolahan data dengan Pilkada DKI Jakarta 2007.
tahap-taha sebagai berikut: identifikasi,
Editing, Klasifikasi Data, Penyusunan Pada tahun 2011, terbit undang-undang
Data, Penarikan Kesimpulan. Penarikan baru mengenai penyelenggara pemilihan
Kesimpulan yaitu langkah selanjutnya umum yaitu Undang-Undang Nomor 15
setelah data terssusun secara sitematis, Tahun 2011. Di dalam undang-undang
kemudian dilanjutkan dengan penarikan ini, istilah yang digunakan adalah
suatu kesimpulan yang bersifat umum Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali
dari datum yang bersifat khusus. Kota. Pada tahun 2014, DPR-RI
kembali mengangkat isu krusial terkait
Data hasil pengolahan dianalisis secara pemilihan kepala daerah secara
deskriptif kualitatif yaitu menguraikan langsung. Sidang Paripurna DRI RI pada
data secara bermutu dalam bentuk tanggal 24 September 2014 memutuskan
kalimat yang teratur, logis dan efektif bahwa Pemilihan Kepala Daerah
sehingga memudahkan interpretasi data dikembalikan secara tidak langsung, atau
dan pemahaman hasil analisis Guna kembali dipilih oleh DPRD. Putusan
menjawab permasalahan yang ada. Pemilihan kepala daerah tidak langsung
didukung oleh 226 anggota DPR-RI
yang terdiri Fraksi Partai Golkar
5
Topo Santoso dkk, Penegakan Hukum Pemilu;
Praktik Pemilu 2004, kajian Pemilu 2009-2014.
Perluden, Jakarta, 2006.Hlm. 102
berjumlah 73 orang, Fraksi Partai perseorangan yang didukung oleh
Keadilan Sejahtera (PKS) berjumlah 55 sejumlah orang. Undang-undang ini
orang, Fraksi Partai Amanat Nasional menindaklanjuti keputusan Mahkamah
(PAN) berjumlah 44 orang, dan Fraksi Konstitusi yang membatalkan beberapa
Partai Gerindra berjumlah 32 orang. pasal menyangkut peserta Pilkada dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Keputusan ini telah menyebabkan Jo Undang-Undang Nomor 8 Tahun
beberapa pihak kecewa. Keputusan ini 2015.
dinilai sebagai langkah mundur di
bidang "pembangunan" demokrasi, B. Pemilihan Kepala Daerah
sehingga masih dicarikan cara untuk Serentak (Pilkada Serentak)
menggagalkan keputusan itu melalui uji
materi ke MK. Bagi sebagian pihak yang Pilkada serentak adalah proses pemilihan
lain, Pemilukada tidak langsung atau kepala daerah (bak ditigkat provinsi
langsung dinilai sama saja. Tetapi satu maupun ditingkat kabupaten/ kota)
hal prinsip yang harus digarisbawahi dalam lingkup wilayah atau kawasan
(walaupun dalam pelaksanaan tertentu yang dilakukan dalam waktu
Pemilukada tidak langsung nanti serentak atau dalam waktu bersamaan.
ternyata menyenangkan rakyat) adalah: Selama kurun watu 10 tahun kebelakang
Pertama, Pemilukada tidak langsung diinonesia telah terjadi banyak
menyebabkan hak pilih rakyat hilang. perubahan dalam sistem pemilihan hal
Kedua, Pemilukada tidak langsung tersebut dimaksudkan untuk melahirkan
menyebabkan anggota DPRD mendapat tata cara dan pelaksanaan pemilu yang
dua hak sekaligus, yakni hak pilih dan lebih efisien. Sebelum tahun 2005 kepala
hak legislasi. Padahal jika Pemilukada daerah dan wakil kepala daerah dipilih
secara langsung, tidak menyebabkan hak oleh dewan perwakilan rakyat daerah
pilih anggota DPRD (sebagai warga (DPRD). Hal ini berubah sejak
negara) hak pilihnya tetap ada. berlakunya undang-undang Nomor 32
tahun 2004 tentang pemerintah daerah
Pilkada diselenggarakan oleh Komisi dimana dikatakan bahwa pemilihan
Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan kepala aerah an wakil kepala daerah
KPU Kabupaten/Kota dengan diawasi dipilih langsung oleh rakyat.
oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum
(Panwaslu) Provinsi dan Panwaslu Bila merujuk kepada undang-undang
Kabupaten/Kota. Khusus di Aceh, Nomor 32 Tahun 2004 maka peserta
Pilkada diselenggarakan oleh Komisi pilkada adalah pasangan calon yang
Independen Pemilihan (KIP) dengan diajukan oleh partai politik atau
diawasi oleh Panitia Pengawas gabungan partai politik. Namun
Pemilihan Aceh (Panwaslih Aceh). ketentuan ini berubah dengan
diterbitkanya undang-undang Nomor 12
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008 bahwa peserta pilkada juga
Tahun 2004, peserta pilkada adalah bisa berasal dari pasangan calon
pasangan calon yang diusulkan oleh perseorangan yang didukung oleh
partai politik atau gabungan partai sekelompok orang. Lalu pada tahun
politik. Ketentuan ini diubah dengan 2015 pemerintah pusat menyepakati
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dilakukanya pilkaa serentak untuk
yang menyatakan bahwa peserta pilkada daerah-daerah yang masa jabatanya akan
juga dapat berasal dari pasangan calon
berakhir pada tahun 2015. 6 dalam suatu penetapan tertulis yang
penyelengaraan pilkada dilakukan tiga dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat
tahapan yaitu pada tahun 2015,2017 dan Tata Usaha Negara yang berisi tindakan
2018. pilkada 2015 yang dikuti oleh 8 hkum Tata Usaha Negara berdasarkan
provinsi 170 kabupaten dan 26 kota peraturan perundang-undangan yang
diseluruh Indonesia. Sedangkan pilkada berlaku, yang bersifat konkret,
2017 terdiri atas 7 provinsi, 76 individual dan final, yang menimbulkan
kabupaten, dan 18 kota. Ketujuh provinsi akibat hukum bagi seseorang atau badan
tersebut yaitu Aceh, Bangka Belitung, hukum perdata”.
DKI Jakarta, Banten, Gorontalo,
Sulawesi Barat, dan Papua Barat. Rumusan Pasal 1 angka 3 Undang-
Undang RI No. 5 Tahun 1986 tersebut
Penyelengaraan Pemilihan Kepala memliki elemen-elemen utam , yaitu :
Daerah yaitu komisi pemilihan umum, Pertama, penetapan tertulis yang artinya,
badan pengawas pemilu dan calon cukup ada hitam di atas putih karena
gabungan partai politik dan calon menurut penjelasan atas pasal tersebut
perseorangan dikatakan bahwa “form” tidak penting
bahkan nota atau memo saja sudah
C. Peradilan Tata Usaha Negara memenuhi syarat sebagai penetapan
tertulis. Kedua, dikeluarkan oleh Badan
1. Kompetensi Pengadilan Tata atau Pejabat Tata Usaha Negara,
Usaha Negara pengertian Badan atau Pejabat Tata
Pengertian Keputusan Tata Usaha Usaha Negara dirumuskan dalam Pasal 1
Negara (beschikking) menurut Guru angka 2 Undang-Undang RI No. 5
Besar Hukum Tata Negara UGM, Prof. Tahun 1986, yang menyatakan Badan
Muchsan adalah penetapan tertulis yang atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah
diproduksi oleh Pejabat Tata Usaha Badan atau Pejabat yang melaksanakan
Negara, mendasarkan diri pada peraturan urusan pemerintahan berdasarkan
perundang-u dangan yang berlaku, peraturan perundang-undangan yang
bersifat konkrit, individual dan final. berlaku. Ketiga, bersifat konkret,
Jika melihat definisi tersebut, maka individual dan final. Dan keempat,
terdapat 4 (empat) unsur Keputusan Tata menimbulkan akibat hukum bagi
Usaha Negara, yaitu : Penetapan tertulis seseorang atau badan hukum perdata.
yang dibuat oleh Pejabat Tata Usaha
Negara, Mendasarkan diri kepada 2. Kompetensi relative pengadilan
peraturan perundang-undangan, Tata Usaha Negara
Memiliki 3 (tiga) sifat yaitu konkrit, Kompetensi relative suatu badan
individual dan final, serta Menimbulkan pengadilan ditentuan oleh batas daerah
akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum yang menjadi kewenanganya.
hukum perdata. Suatu badan pengadilan dinyatakan
berwenang untuk memeriksa suatu
Keputusan Tata Usaha Negara sengketa apabila salah satu pihak sedang
(beschikking), menurut pasal 1 angka 3 bersengketa (pengugat/tergugat)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, berkediaman disuatu daerah hukum yang
didefinisikan sebagai berikut : menjadi wilayah hukum pengadilan itu.
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah Untuk pengadilan tata usaha, kompetensi
relatifnya diatur dalam pasal 6 undang-
6
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/ undang No. 5 tahun 1986 tentang
pengertian-pilkada-serentak/
peradlan TUN sebagaimana telah diubah usaha Negara termasuk sengketa
dengan undang-undang No. 9 tahun kepegawaian berdasarkan peraturan
2004 dan undang-undang No. 51 tahun perundang-undangan yang berlaku.” 8
2009 menyatakan: Menurut Toerbechke berkaitan dengan
a. Pengadilan tata usaha Negara masalah kompetensi peradilan tata usaha
berkedudukan diibukota Negara, bilamana pokok sengketa
kabupaten/kota, dan daerah (fundamentum petendi) terletak
hukumnya meliputi wilayah dilapangan hukum public yang
kabupaten/kota. berwenang memutuskanya adalah hakim
b. Pengadilan tinggi tata usaha Negara administrasi.
berkedudukan diibukota provinsi
dan daerah hukumnya meliputi Sedangkan menurut buys, ukuran yang
wilayah provinsi. digunakan untuk menentukan
kewenangan mengadili hakim
3. Kompetensi absolute pengadilan administrasi Negara ialah pokok dalam
Tata Usaha Negara perselisihan (objektum litis). Bilamana
Kompetensi absolute suatu badan yang bersangkutan dirugikan dalam hak
pengadilan 7 adalah kewenangan yang privatnya dan oleh karena itu meminta
berkaitan untuk mengadili suatu perkara ganti kerugian, jadi, objektum litis
menurut objek atau pokok sengketa. adalah suatu hak privat maka perkara
Adapun yang menjadi obyek sengkekt di yang harus diselesaikan oleh hukum
pengadilan tata usaha Negara adalah biasa. 9 Kompetensi sebagaimana
keputusan tata usaha Negara dikemukakan oleh buys ini lebih sempit
(beschikking) yang diterbitkan badan dibandingkan kompetensi torbechke.
atau pejabat TUN sebagaimana Menurut buys walaupun pokok dalam
disebutkan dalam pasal 1 angka 9 perselisihanya (objektum litis) terletak
Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 dilapangan hukum public, bila yang
tentang perubahan kedua Undang- dirugikan adalah hak privat sehingga
Undang Nomor 5 tahun 1986. perlu meminta ganti rugi, maka yang
Sedangkan perbuatan badan/pejabat berwenang mengadili adalah hakim
TUN lainnya baik materiil maupun biasa atau peradilan umum. 10
penerbitan peraturan (regeling) masing-
masing merupakan kewenangan Mengenai kewenangan mengadili dapat
peradilan umum dan Mahkamah Agung dibagi dalam kekuasaan kehakiman
kompetensi absoliute pengadilan TUN atribusi (attribute van rechtmacht) dan
diatur dalam pasal 1 angka 10 Undang- kekuasaan kehakiman distribusi
Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang (distributie van rechtmacht). Atribusi
perubahan kedua Undang-Undang kekuasaan kehakiman adalah
Nomor 5 tahun 1986 tentang peradilan kewenangan mutlak atau kompetensi
yang menyebutkan : “sengketa tata usaha absolute ialah kewengan badan
Negara adalah sengketa yang timbul
dalam bidang tata usaha negara antara 8
W. riawan tjandra, hukum acara peradilan tata
orang atau badan hukum perdata dengan usaha Negara, universitas atmajaya, Yogyakarta,
Badan atau pejabat tata usaha Negara, 1999. Hlm. 32
9
E. Utrecht, pengantar hukum administrasi
bak di pusat maupun di daerah, sebagai republic Indonesia. Pustaka tinta mas, Surabaya,
akibat dikeluarkannya keputusan tata 1986, Hlm. 252-253
10
Rojali Abdullah, hukum acara peradilan tata
7
M. Nasir . Hukum Acara Peradilan Tata Usaha usaha Negara, rajawali pers, Jakarta, 1992, hal.
Negara. Djambatan, Jakarta, 2003. Hlm. 27 20
pengadilan didalam memeriksa jenis usaha negara dilingkunngan peradilan
perkara tertentu dan secara mutlak tidak tata usaha negara;13
dapat diperiksa oleh badan pengadilan
lain. 11 Berkaitan dengan apa yang telah Pengadilan Tata Usaha Negara (biasa
dikemukakan diatas, sebenarnya disingkat: PTUN) merupakan sebuah
kompetensi peradilan tata usaha Negara lembaga peradilan di lingkungan
menurut Undang – Undang No. 5 Tahun Peradilan Tata Usaha Negara yang
1986 adalah lebih sempit bila berkedudukan di ibu kota kabupaten atau
dibandingkan dengan kompetensi kota. Sebagai Pengadilan Tingkat
peradilan tata usaha Negara menurut Pertama, Pengadilan Tata Usaha Negara
thorbecke dan buys12 berfungsi untuk memeriksa, memutus,
dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha
Urusan pemerintahan adalah kegiatan Negara. Pengadilan Tata Usaha Negara
yang bersifat eksekutif. Jika dibentuk melalui Keputusan Presiden
mendasarkan pada definisi Badan atau dengan daerah hukum meliputi wilayah
Pejabat Tata Usaha Negara diatas, maka Kota atau Kabupaten. Susunan
aparat pemerintahan dari tertinggi Pengadilan Tata Usaha Negara terdiri
sampai dengan terendah mengemban 2 dari Pimpinan (Ketua PTUN dan Wakil
(dua) fungsi, yaitu fungsi pemerintahan Ketua PTUN), Hakim Anggota, Panitera,
(bestuurs functie) dan fungsi pelayanan dan Sekretaris. Saat ini terdapat 28
(vervolgens functie). Jika fungsi Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
pemerintahan (bestuurs functie) tidak yang tersebar di seluruh Indonesia.14
dilaksanakan, maka roda pemerintahan
akan macet, jika fungsi pelayanan atau Sengketa tata usaha negara merupakan
fungsi penunjang tidak dilaksanakan, sengketa yang timbul dalam bidang tata
maka akan sulit mensejahterakan usaha negara antara orang atau badan
masyarakat. hukum perdata dengan badan atau
pejabat tata usaha negara, baik ditingkat
Dalam melaksanakan fungsinya, aparat pusat maupun ditingkat daerah, sebagai
pemerintah selain melaksanakan undang- akibat dikeluarkanya dikeluarkanya
undang juga dapat melaksanakan keputusan tata usaha negara. Termasuk
perbuatan-perbuatan lain yang tidak sengketa kepegawaian berdasarkan
diatur dalam undang-undang. Oleh peraturan perundang-undangan yang
karena itu, Pengertian Badan atau belaku;15
Pejabat Tata Usaha Negara janganlah
diartikan semata-mata secara struktural D. Unsur Keputusan Tata Usaha
tetapi lebih ditekankan pada aspek Negara
fungsional. Sementara keputusan tata usaha negara
merupakan penetapan tertulis yang
Dalam ketentuan Bab 1 ketentuan dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata
umum ; pasal (7) yang berbunyi : usaha negara yang berisi tindaka hukum
pengadilan adalah pengadilan tata usaha
13
negara dana tau pengadilan tinggi tata Lihat Bab 1 ketentuan umum, pasal 1 (7),
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara.
14
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Tata_
11
R. soeroso, praktik hukum acara perdata tata Usaha_Negara
15
cara dan proses persidangan, sinar grafika, Lihat Bab 1 ketentuan umum, pasal 1 (4),
Jakarta, 1994, hal. 6 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
12
Rozali Abdullah, op. Cit., Hal. 19 Peradilan Tata Usaha Negara.
tata negara yang berdasarkan peraturan d. Bersifat Konkrit, Individual dan
perundang-undangan yang berlaku, yang Final.
bersifat konkrit, individual, dan final, Bersifat Konkrit adalah objek yang
yang menimbulkan akibat hukum bagi diputuskan dalam keputusan tata
seseorang atau badan hukum perdata.16 usaha negara tidak abstrak, tetapi
a. Penetapan tertulis berwujud, tertentu atau dapat
Dalam penjelasan pasal 1 ayat (9) ditentukan. Bersifat individual adalah
undang-undang nomor 51 tahun 2009 tata usaha negara itu tidak ditujukan
tentang perubahan kedua atas undang- untuk umum, tetapi tertentu baik
undang nomor 5 tahun 1986 tentang alamat maupun hal yang dituju. Kalua
peradilan tata usaha negara yang dituju itu lebih dari seorang,
disebutkan bahwa suatu penetapan tiap-tiap nama orang yang terkena
tertulis adalah terutama menunjuk keputusan itu disebutkan. Bersifat
kepada isi bukan bentuk (form). final adalah keputusan tata usaha
Persyaratan tertulis adalah semata nnegara yang dikeluarkan itu sudah
untuk kemudahan segi pembuktian. definitive dan karenanya dapat
Oleh karenanya sebuah memo atau menimbulkan akibat hukum.
nota dapat memenuhi syarat tertulis, Keputusan tata usaha negara yang
yang penting apabila sudah jelas; masih memerlukan persetujuan
1) Badan atau pejabat tata usaha instansti atasan atau instansi lain
negara mana yang bersifat final.
mengeluarkanya, e. memiliki akibat hukum bagi
2) Maksud dan mengenai hal apa isi seseorang atau badan hukum
tulisan itu, perdata
3) Kepada siapa tulisan itu Undang-undang nomor 9 tahun 2004
ditunjukan dana pa yang tentang perubahan atas undang-
ditetapkan didalamnya. undang nomor 5 tahun 1986 tentang
peradilan tata usaha negara dalam
b. Dikeluarkan oleh badan atau pasal 2 juga menentukan beberapa
pejabat tata usaha negara. pengecualian untuk sejumlah
Badan atau pejabat tata usaha negara keputusan tata usaha negara (KTUN)
adalah badan atau pejabat tata usaha yang tidak termasuk objek sengketa
negara yang melaksanakan urusan tata usaha negara, yaitu;
pemerintahan berdasarkan perauran 1) Keputusan tata usaha negara yang
perundang-undangan yang berlaku merupakan perbuatan hukum
(pasal 1 ayat (8) undang-undang perdata;
nomor 51 tahun 2009). 2) Keputusan tata usaha negara yang
merupakan pengaturan yang
c. Tindakan hukum tata usaha negara bersifat umum;
Tindakan hukum tata negara adalah 3) Keputusan tata usaha negara yang
perbuatan hukum atau badan pejabat masih memerlukan persetujuan;
tata usaha negara yang bersumber 4) Keputusan tata usaha negara yang
pada suatu ketentuan hukum tata dikeluarkan berdasarkan ketentuan
usaha negara yang dapat kitab undang-undang hukum
menimbulkan haka tau kewajiban pidana dan KUHAP atau peraturan
pada orang lain. perundang-undangan lain yang
bersifat hukum pidana
16
Ibid, ayat (9)
5) Keputusan tata usaha negara yang yang bernama Halil. Namun, nama
dikeluarkan atas dasar hasil tersebut sudah diganti, setelah Halil
pemeriksaan badan peradilan maju mencalonkan diri sebagai
berdasarkan ketentuan peraturan legislative jadi Khalil Asy‟ari yang kini
perundang-undangan yang berlaku; jadi ketua DPRD kabupaten Pamekasan.
6) Keputusan tata usaha negara yang Makanya dengan ketidak fairnya dalam
mengenai tata usaha TNI pemilihan kepala daerah Pamekasan,
7) Keputusan Komisi pemilihan masyarakat dari pendukung Achmad
umum baik dipusat dan didaerah Syafii dan Khalil Asy'ari menggugat
mengenai Hasil Pemilihan Umum. KPUD Pamekasan ke PTUN Surabaya.

Contoh Kasus: Keberadaan pasal 2 huruf g Undang


Dalam kasus sengketa Pilkada 2013 di Undang-Undang No. 9 Tahun 2004
Kabupaten Pamekasan, dimana KPUD Tentang Perubahan Atas Undang-
mendiskualifikasi calon bupati Achmad Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang
Syafii dengan wakilnya Khalil Asy'ari Peradilan Tata Usaha Negara (UU
dan tidak bisa berpartisipasi dalam PTUN) masih sering memicu munculnya
pilkada. Menanggapi hal tersebut, massa berbagai macam penafsiran. Pasal ini
pendukung calon bupati Pamekasan merumuskan “Tidak termasuk dalam
Achmad Syafii dan Khalil Asy'ari, pengertian Keputusan Tata Usaha
mendatangi kantor Pengadilan Tata Negara menurut Undang-Undang ini
Usaha Negara (PTUN) Surabaya. Massa adalah: (g) Keputusan Komisi Pemilihan
yang menamakan Koalisi Masyarakat Umum baik di pusat maupun di daerah
dan Mahasiswa Pamekasan (KOMPAS), mengenai hasil pemilihan umum”.
menuding KPUD Pamekasan diduga Artinya, pasal ini menjelaskan bahwa
berkonspirasi dengan pasangan salah satu Keputusan Tata Usaha Negara
incumbent Bupati Pamekasan yang tidak dapat diselesaikan dan
Kholilurahman dengan pasangannya. diputus melalui mekanisme PTUN
Tidak hanya itu, KPUD juga mencabut adalah Keputusan Panitia Pemilihan,
penetapan calon bupati Pamekasan. Dan baik di pusat maupun di daerah
justru kini membuka pendaftaran baru mengenai hasil pemilihan umum.
untuk para calon yang mau maju sebagai
bupati periode 2013-2018. Tapi, Dalam tafsir yang paling sederhana,
pendukung dari mantan Bupati bahwa selain tahapan penghitungan
Pamekasan Achmad Syafi‟i dan Khalil suara, semua tahapan pemilu memiliki
Asy'ari (ASRI) dari partai Demokrat, peluang untuk digugat melalui
PPP, PKS dan Hanura cukup mekanisme hukum. Mengingat setiap
menyesalkan sikap Panwaslu Pamekasan. tahapan pemilu memiliki dasar hukum
Dinilai tidak fair dalam pendaftaran yakni Surat Keputusan KPU, maka SK
calon bupati Pamekasan saat ini karena, KPU tentang setiap tahapan itulah yang
pasangan Kholilurahman dengan berpeluang menjadi obyek perkara
Masduki yang tidak mempunyai ijazah dalam PTUN. Namun ternyata
bisa meloloskannya jadi calon Mahkamah Agung memberikan makna
incumbent. Tapi yang mempunyai ijazah lain. Lewat Surat Edaran No 8 Tahun
yakni Achmad Syafii dan Khalil Asy'ari, 2005, Mahkamah Agung memberikan
justru didiskualifikasi. Lantaran nama tafsir bahwa semua SK KPU yang terbit
Khalil tidak sesuai dengan yang ada di pada semua tahapan pemilu tidak dapat
ijazah mulai tingkat MI, MTS dan MA diproses di PTUN, termasuk SK yang
tidak terkait dengan hasil Pemilihan paling dominan menjadi obyek gugatan
Umum. Pada butir 2 SEMA disebutkan di PTUN dalam perkara Pemilukada
bahwa dihubungkan dengan pasal 2 2010 adalah Tahapan Verifikasi Bakal
huruf g UU PTUN, maka keputusan atau Calon menjadi Calon Tetap. Beberapa
penetapan (KPUD) tidak dapat digugat pihak atau pasangan tertentu yang
di Peradilan Tata Usaha Negara, merasa tidak diloloskan KPUD dalam
sehingga bukan merupakan verifikasi Bakal Calon berusaha
kewenangannya untuk memeriksa dan menggugat Keputusan KPUD tentang
mengadili. Penetapan Calon melalui PTUN.
Harapannya, PTUN membatalkan SK
Menurut SEMA ini, sekalipun yang Penetapan tersebut dan KPUD dapat
dicantumkan secara eksplisit dalam mengakomodir pasangan untuk ikut
ketentuan tersebut mengenai hasil berkompetisi dalam Pilkada. Seiring
pemilihan umum, haruslah diartikan banyaknya perkara pemilukada yang
meliputi juga keputusan-keputusan yang masuk PTUN akhir-akhir ini, maka
terkait dengan pemilihan umum. Sebab, beberapa persoalan penyelesaian secara
apabila harus dibedakan kewenangan yuridis formil juga mulai muncul.
lembaga-lembaga pengadilan yang
berhak memutusnya, padahal dilakukan Salah satunya adalah mekanisme
terhadap produk keputusan atau penerapan tenggang waktu mengajukan
penetapan yang diterbitkan oleh badan gugatan ke PTUN dalam perkara
yang sama, yaitu KPUD dan terkait Pemilukada. Pasal 55 UU No. 5 Tahun
dengan peristiwa hukum yang sama pula, 1986 menerangkan bahwa „Gugatan
yaitu perihal pemilihan umum, maka dapat diajukan hanya dalam tenggang
perbedaan kewenangan tersebut akan waktu sembilan puluh hari terhitung
dapat menimbulkan inkonsistensi sejak saat diterimanya atau
putusan pengadilan. Bahkan putusan- diumumkannya Keputusan Badan atau
putusan pengadilan yang berbeda satu Pejabat Tata Usaha Negara‟.
sama lain atau saling kontroversial.
SEMA juga menunjuk putusan No. 482 Dengan mempertimbangkan banyak hal,
K/TUN/2003 tanggal 18 Agustus 2004 kasus sengketa pilkada Pamekasan
sebagai yurisprudensi Mahkamah Agung sampai pada kesepakatan yang
yang menegaskan bahwa keputusan yang sebelumnya di musyawarahkan bersama
berkaitan dan termasuk dalam ruang antara KPUD yang merujuk pada
lingkup politik dalam kasus pemilihan keputusan PTUN dengan memberikan
tidak menjadi kewenangan PTUN untuk perpanjangan waktu dengan tokoh-tokoh
memeriksa dan mengadilinya. Namun seperti para kyai dan mahasiswa.
sikap Mahkamah Agung tidak bertahan Kesepakatan tersebut, KPUD mencabut
lama. ketetapan sebelumnya yang
mendiskualifikasi pasangan calon bupati
Tahun 2010, Mahkamah Agung kembali dan wakil bupati Achmad Syafii dan
mengeluarkan Surat Edaran terkait Khalil Asy‟ari. Keputusan tersebut
dengan Pasal 2 huruf g UU PTUN. disambut suka cita oleh massa
Dalam tahapan pemilukada muncul pendukung yang berusaha keras dalam
persoalan-persoalan hukum, termasuk membawa kasus ini pada PTUN
persoalan hukum administratif terkait
terbitnya Keputusan Tata Usaha Negara
(KTUN) oleh KPUD. Tahapan yang
E. Klasifikasi Jenis Keputusan Tata Panitia Pemilihan suara Kecamatan
Usaha Negara Dalam Pilkada (PPK). Dimana keputusan panitia
Jenis-jenis Keputusan sebelum (pra) pemilihan suara tingkat desa yang
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah mengeluarkan penetapan perolehan
Antara lain : suara ditingkat desa. Dalam hal ini
a. Penetapan Badan ad Hoc 6 bulan surat keputusan ketua PPS dapat
sebelum hari pemungutan suara digolongkan kedalam keputusan tata
b. Penetapan Daftar Pemilih Paling usaha Negara mengingat unsure
lambat 30 hari sebelum pemungutan keputusan tata usaha Negara telah
suara dilakukan memenuhi unsur yaitu penetapan
c. Penetapan Pasangan Calon sebagai tertulis yaitu dalam bentuk SK yang
Peserta Pemilihan, dalam hal ini dikeluarkan Ketua PPS tingkat Desa,
adalah pemenuhan syarat dikeluarkan oleh pejabat yang
administrative dari pasangan calon berwenang dimana PPS adalah unsure
yang akan mengikuti kontes pilkada, penyelengara pemilihan kepala daerah
terkadang banyak sekali kasus yang yang diangkat oleh KPU tingkat
ada dilapangan KPUD membatalkan Kabupaten sesuai dengan prosedur
salah satu pasangan calon karena undang-undang yaitu undang-undang
tidak memenuhi persyaratan yang Komisi Pemilihan Umum, konkrit
ditentukan. Sebagai contoh pilkada dimana keputusan yang dikeluarkan
kabupaten lampung timur pasangan Ketua PPS bersifat konkrit yang
calon Erwin arifin yang dibatalkan tertuju kepada pihak yang merasa
pencalonya karena pasangan calon dirugikan, final dimana dengan
meningal dunia. Dalam kasus dikeluarkanya keputusan tersebut
pemilukada kabupaten gowa tahun adalah sudah tahap akhir dari
2010, terungkap bahw pihak KPUD penghitungan suara, mengikat dimana
ketika mendapat rekomendasi dari surat yang dikeluarkan Ketua PPS
panwaslu gowa tidak mau membuka tersebut telah memperoleh kekuatan
kembali dokumen klengkapan hukum yang akan berdampak bagi
administrasi calon ihsan yasin limpo pihak yang dirugikan.
untuk menganalisis dan
mengkonfirmasi laporan dari Contoh Lain dalam sengketa Pilkada
masyarakat melalui panwaslu perihal yang terjadi di Kabupaten Bengkulu
adanya pelangaran terhadap pasangan Tengah pasangan calon bupati dan wakil
tersebut. Akibat ketertutupan pihak bupati kabupaten Bengkulu tengah H.
KPUD gowa menurut fatmawati Henry Koestomo dan Edi Fitrianto
rahim selaku mantan panwaslu proses sebagai Pengugat melawan Komisi
penyelesaian laporan tersebut tidak Pmilihan Umum Kabupaten Bengkulu
jelas sampai pada akhirnya Kpud Tengah dalam putusan Nomor
gowa mengeluarkan SK penetapan 547.K/TUN/PILKADA/2016. 17 Objek
pasangan calon dan inilah yang sengketa surat keputusan Komisi
digugat pihak pasangan calon lain ke Pemilihan Umum Kabupaten Bengkulu
peradilan tata usaha Negara. tengah Nomor 32/Kpts/KPU-Kab./007-
d. Pembatalan Pasangan Calon Sebagai 670941/2016. Tangal 24 oktober 2016
Peserta Pemilihan akibat melangar tentang pasangan calon perorangan yang
dana kampanye dinyatakan memenuhi syarat pemenuhan
e. Penetapan Perolehan Suara Oleh
17
Panitia Pemilihan Suara (PPS) Desa, https://putusan.mahkamahagung.go.id/
putusan/3d819ca61e8153f3a8f1d5fa7ad75e49
dukungan dalam pencalonan bupati dan akhirnya ditolak KPU. Dualisme
calon wakil bupati kabupaten Bengkulu dukungan berakibat pada prosentase
tengah tahun 2017. dukungan pada calon tertentu yang pada
awalnya terpenuhi menjadi berkurang
Dimana kepentingan pengugat yang karena salah satu dukungan diskualisasi
dirugikan bahwa pengugat dirugikan oleh KPU. Larangan dualisme dukangan
karena pengugat tidak masuk dalam tertuang dalam PKPU No 9 tahun 2012.
surat keputusan Nomor 32/Kpts/KPU- Pasal 66
Kab./007-670941/2016. Tangal 24 1. KPU Provinsi atau KPU
oktober 2016 tentang pasangan calon Kabupaten/Kota dilarang menerima
perorangan yang dinyatakan memenuhi perubahan kepengurusan partai
syarat pemenuhan dukungan dalam politik sejak pendaftaran bakal
pencalonan bupati dan calon wakil pasangan calon
bupati kabupaten Bengkulu tengah tahun 2. Dalam hal Partai politik atau
2017. gabungan partai politik memberi
dukungan kepada lebih dari satu
F. Sengketa Administratif dalam pasangan calon,KPU Provinsi atau
Pemilihan Kepala Daerah KPU Kabupaten/kota hanya
Sengketa pemilu sering tercantum dalam menerima satu pasangan calon yang
berbagai literatur tentang kepemiluan didaftarkan oleh pimpianan partai
serta dalam produk perundang-undangan. politik atau gabungan partai politik
Pada tahun 2010, mahkamah konstitusi atau gabungan partai politik yang sah
menjadi tuan rumah Konferensi ke-7 sebaggai dimaksud pasal 64
Hakim Mahkamah Konstitusi se-Asia. 3. Dalam hal pimpinan partai politik
Dalam konstitusi itu juga muncul sharing atau gabungan partai politik yang sah
tentang pengamalan negara-negara Asia sebagaimana dimaksud pasal 63
dalam mengatur tentang Sengketa memberikan dukungan kepada lebih
Pemilu serta penanganannya.18 dari satu

Eksistensi tenggang waktu dalam sebuah Terkait kedua jenis peradilan adminstrasi
gugatan termasuk dalam gugatan di tersebut, ada perbedaan penting yang
Peratun menjadi penting untuk dapat memberikan pemahaman yang
mendapatkan kepastian hukum terhadap lebih utuh tentang peradilan admintrasi
proses beracara, batas waktu yang yaitu ciri-ciri yang melekat pada kedua
diberikan kepada seseorang atau badan macam peradilan adminstrasi, yaitu:
hukum perdata untuk memperjuangkan 1. yang memutus adalah hakim
hanya dengan cara mengajukan gugatan 2. Penelitian terbatas pada “
melalui peradilan tata usaha negara. rechtmatigheid” keputusan
adminstrasi
Motif apapun itu, dalam kasus dualisme 3. Hanya dapat meniadakan keputusan
dukungan partai politik,maka yang admintrasi,atau bila perlu
dirugikan adalah pasangan calon yang memberikan hukuman berupa uang
akan didukung.karena pada faktanya (ganti rugi) tetapi tidak memuat
yang mengajukan gugatan ke PTUN juga putusan lain yang menggantikan
pada umumnya pasangan calon yang keputusan adminstrasi yang pertama
4. Terikat pada mempertimbangkan
18
Irvan Mawardi, Dinamika Sengketa Hukum fakta-fakta dan keadaan pada saat
Administrasi Pemilukada, Rangkang Education, diambilnya putusan admintrasi dan
Yogyakarta.hlm.
atas itu dipertimbangan “ dikeluarkan oleh badan atau pejabat
rechtmatigheid”nya tata usaha Negara yang berisi tindakan
5. Badan yang memutus itu tidak hukum tata usaha Negara yang
tergantung,atau bebas dari badan- berdasarkan peraturan perundang-
badan lain apapun juga undangan yang berlaku, bersifat konkrit,
individual, final, yang menimbulkan
Menurut Irfan Fachrudin, ciri-ciri akibat hukum bagi seseorang atau badan
peradilan administrasi “semu” adalah hukum perdata”. Konsekuensi dari
1. yang memutus perkara biasanya penerapan lex generalis dalam
instansi yang hierarkis lebih tinggi penyelesaian sengketa pemilukada.
(dalam satu jenjang secara vertikal) Adapun pelangaran (sengketa) yang
atau lain daripada yang memberikan bersifat administrative yang bukan
putusanpertama; mengenai hasil pemilukada menjadi
2. meneliti “doelmatigheid” dan kewenangan peratun berdasarkan
“rechtsmatigheid” dari keputusan ketentuan pasal 53 ayat (1) jo pasal 2
administrasi; huruf (g) undang-undang Nomor 5
3. dapat mengganti, mengubah atau Tahun 1986 tentang peradilan tata usaha
meniadakan keputusan administrasi Negara, jo surat edaran ahkamah agung
yang pertama; RI Nomor 7 tahun 2010.
4. dapat memperhatikan perubahan-
perubahan keadaan sejak saat IV. KESIMPULAN
diambilnya keputusan, nahkan juga
dapat memperhatikan perubahan yang Berdasarkan uraian-uraian yang telah di
terjadi dalam prosedur berjalan; bahas pada bab-bab diatas dapat
5. badan yang memutus dapat dibawah disimpulkan bahwa:
pengaruh badan lain, walaupun 1. Kewenangan peradilan tata usaha
merupakan badan di luar hierarki. Negara dalam menanggani sengketa
pemilihan umum kepala daerah
Singkronisasi Perundang-undangan juga (PILKADA) yang bersifat
terkait dengan kewenangan peratun administrative diatur didalam undang-
dalam menguji sengketa administrasi undang Nomor 5 Tahun 1986 jo
yang muncul dalam pemilukada. undang-undang Nomor 9 Tahun 2004
Meskipun pada kenyataanya SK Jo Undang-undang Nomor 51 Tahun
Penetapan Pasangan calon yang 2009 Tentang Peradilan Tata Usaha
diterbitkan oleh KPUD digugat oleh Negara pasal 2 Huruf g dan juga
kandidat atau pihak yang merasa didalam surat edaran mahkamah
dirugikan dengan terbitnya SK tersebut agung Nomor 7 Tahun 2010 tentang
ke peratun. Maka tindakan petunjuk teknis penyelesaian sengketa
hukumtersebut berdasarkan prinsip lex pemilukada yang dimana membagi
generalis semata. Hal tersebut jenis sengketa menjadi 2 jenis yaitu
mengingat SK yang dikeluarkan KPUD pertama sengketa yang berkaitan
merupakan surat ketetapan (Beshiking) dengan proses yang menyiratkan
yang dapat digugat diperatun bahwa keputusan-keputusan atau
sebagaimana diatur dalam pasal 1 angka ketetapan yang diterbitkan oleh
9 undang-undang peradilan tata usaha komisi pemilihan umum baik
Negara nomor 51 tahun 2009 yang ditingkat pusat maupun ditingkat
berbunyi “ keputusan tata usaha Negara daerah mengenai hasil pemilihan
adalah suatu penetapan tertulis yang umum tidak dapat digugat diperadilan
tata usaha negara. Kedua keputusan- Nasir, M. 2003. Hukum Acara Peradilan
keputusan tersebut yang belum atau Tata Usaha Negara. Jakarta:
tidak merupakan hasil pemilihan Djambatan.
umum dapat digolongan sebagai
keputusan dibidang urusan Ridwan HR. 2014. Hukum Administrasi
pemerintahan dan oleh karenanya Negara, Jakarta. PT Raja Grafindo
sepanjang keputusan tersebut Persada
memenuhi kriteria pasal 1 butir 3
undang-undang tentang peradilan tata Santoso, Topo. Dkk. 2006. Penegakan
usaha negara, maka tetap menjadi Hukum Pemilu; Praktik Pemilu
kewenangan pengadilan tata usaha 2004, kajian Pemilu 2009-2014.
negara untuk memeriksa dan Jakarta: Perluden.
mengadilinya. Hal ini disebabkan
karena putusna tersebut berada diluar Soeroso, R. 1994. Praktik Hukum Acara
jangkauan perkecualian sebagaimana Perdata Tata Cara Dan Proses
yang dimaksud oleh pasal 2 huruf g. Persidangan. Jakarta: Sinar
2. Jenis Keputusan tata usaha negara Grafika.
yang dapat digugat dipengadilan tata
usaha negara selama dalam proses Tjandra, W. Riawan. 1999. Hukum
penyelengaraan pemilihan kepala Acara Peradilan Tata Usaha
daerah yang telah memenuhi unsur Negara. Yogyakarta: Universitas
KTUN yaitu keputusan tertulis yang Atmajaya
dikeluarkan oleh pejabat berwenang
yang mempunyai akkibat hukuk Utrecht, E. 1986. Pengantar Hukum
perdata serta bersifat individual Administrasi Republik Indonesia.
konkrit dan final antara lain Surabaya: Pustaka Tinta Mas.
keputusan KPU tentang pasangan
calon sebagai peserta pemilihan, Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
Penetapan daftar pemilih tetap, Tentang Pemerintahan Daerah
pembatalan pasangan calon, serta
keputusan panitia pemilihan suara di Undang-Undang No. 12 Tahun 2008
tingkat desa yaitu oleh PPS. Tentang Pemerintahan Daerah
(perubahan kedua)

DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang No. 22 Tahun 2007


Tentang Penyelengaraan Pemilu
Abdullah, Rojali. 1992. Hukum Acara
Peradilan Tata Usaha Negara. http://www.pengertianmenurutparaahli.n
Jakarta: Rajawali Pers. et/ pengertian-pilkada-serentak/

Anggraini, Titi dkk. 2011. Menata https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Pengadila


Kembali, Perludem. Jakarta, Kata n_Tata_Usaha_Negara
pengantar iv.
https://Putusan.Mahkamahagung.Go.Id/
Mawardi, Irvan. 2014. Dinamika Putusan/3d819ca61e8153f3a8f1d5
Sengketa Hukum Administrasi fa7ad75e49
Pemilukada. Yogyakarta:
Rangkang Education.

Anda mungkin juga menyukai