Anda di halaman 1dari 4

Nama : Abdurrohman Jauhari

NPM : 1706046520

RESUME METODE SEISMIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AMPLITUDO SEISMIK

Ketika melakukan eksplorasi dengan memanfaatkan metode seismik geophysicist


disajikan banyak data amplitudo seismik yang bervariasi yang mana sebagian besar membawa
informasi yang tidak diinginkan. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya dilakukan koreksi untuk
mengeliminasi noise. Faktor-faktor yang mempengaruhi amplitudo seismik antara lain,
normalizing, sperical dirvegensi, absortion,interviewing interface, focussing/defocussing
,reflection.
Gambar.1 Faktor yang mempengaruhi amplitudo(Sheriff, R. E., 1975,)

Normalizing

Penguatan terhadap gelombang hingga rata-rata energi amplitudo dari setiap gate data
dapat mencapai nilai tertentu. Pada gerbang normalisasi traces yang memiliki energi berlebih
dan kelebihan tersebut akan dikurangi. Salah satu jenis normalisasi adalah menyesuaikan gain
sehingga amplitudo dari satu peristiwa yang mewakili refleksi konstan merupakan beberapa
nilai tetap; maka peristiwa lain akan memiliki amplitudo relatif yang benar.

Sperical divergensi

Gambar 2.Sperical dirvegensi(Sheriff, R. E., 1975,)

Sperical divergensi mengacu pada penipisan yang murni geometris. Sperical dirvegensi
dinyatakan sebagai fungsi waktu tiba. Jika jarak diganti dengan produk dari waktu tempuh dan
kecepatan rata-rata, akan terlihat bahwa pelemahan juga bergantung pada kecepatan rata-
rata. karena kecepatan rata-rata mungkin berbeda untuk peristiwa-peristiwa yang menempuh
berbagai jenis lintasan, pelemahan akibat sperical dirvegensi dapat berbeda.

Absorbtion
Absorbtion ialah penyerapan panas yang melalui black box yang merupakan gelombang
seismik dalam bentuk gelombang panas, meski sangat sedikit pendapat yang mengatakan

gelombang seismik dapat berubah menjadi panas. Mekanisme absorbtion melibatkan aliran
cairan kental yang disebabkan oleh lewatnya gelombang seismik. Absorbtion juga merupakan
peluruhan eksponensial yang melibatkan kekuatan pertama dari frekuensi. Absortion bekerja
sebagai low-pass filter karena frekuensi tinggi teratenuasi lebih cepat dibanding frekuensi
rendah. Semakin sedikit energi yang mencapai zona di bawah pasir gas dan amplitudo reflektor
yang lebih dalam yang tidak terkait dengan akumulasi gas dasar laut dapat menunjukkan
bayangan dari akumulasi dasar laut. Ini menunjukkan bahwa zona yang mengandung gas lebih
mudah menyerap.

Gambar.3 Mekanisme absorbtion(Sheriff, R. E., 1975,)

Effects of intervening interfaces

Fraksi energi yang ditransmisikan melalui interface lebih kecil dari sebagian kecil energi
yang dipantulkan. Namun, energinya harus melewati banyak interfaces sehingga efek
agregatnya bisa cukup besar. Bagian dari energi yang dialihkan oleh refleksi segera direfleksikan
kembali dalam bentuk peg-leg multipel sehingga kerugian melalui transmisi melalui interfaces
dan peg-leg multipel dapat saling terkait. Proses ini mirip dengan low-pass filter, peg-leg sendiri
bersifat mengurangi amplitudo seiring dengan waktu.
Gambar.4 Peg-leg multiple dari relflector tipis(Sheriff, R. E., 1975,)

Anda mungkin juga menyukai