Anda di halaman 1dari 5

PAPER/ESSAY

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEMESTER GENAP 2019/2020

UJIAN TENGAH SEMESTER


KASUS PENYEBARAN INFORMASI PALSU

DISUSUN OLEH:
Yeni Eldima Pasaribu (71190452)

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2020
Jemaah Umroh RI Meninggal di bandara karena positif terjangkit Virus Corona

Pada bulan Februari 2020 lalu, telah terjadi berita hoax tentang Jemaah Umroh
Indonesia yang positif virus Corona dan salah satu dari jemaah tersebut meninggal di bandara
Soekarno Hatta, hal ini tentu saja membuat warga Indonesia gempar dan resah, karena hal ini
tentunya juga akan memberikan rasa khawatir terhadap negara yang akan dituju oleh Jemaah
Indonesia ke Arab Saudi dan negara Indonesia sendiri. Penyebaran berita ini dilakukan
melalui media sosial Facebook yang kemudian menyebar kemedia sosial lainnya seperti
Instagram dan Tweeter. Karena berita hoax ini viral akhirnya pihak kepolisisan pun melacak
pelaku, pelaku pun akhirnya ditemukan dengan bantuan para pengguna Facebook yang
membagikan postingan pelaku tersebut dan juga membagikan foto pelaku yang ada di profil
Facebook miliknya. Inisial pelaku adalah RAF (28), pelaku penyebaran berita hoax bertempat
tinggal di daerah Tanjung Priok Utara, Jakarta Utara. Selain itu pelaku juga merupakan
seorang sarjana Ilmu Komputer, yang seharusnya lebih bijak lagi dalam membagikan
informasi. Tujuan pelaku sendiri membagikan berita hoax ini adalah untuk menjadi viral,
selain itu penyebaran berita hoax ini untuk membuat warga lebih berhati-hati lagi dengan
adanya virus Corona-19. Pelaku sebenarnya tidak jahat tetapi karena dia hanya menelan
berita mentah-mentah dan tidak mencari tahu kebenarannya akhirnya pelaku pun ditagkap
pihak kepolisian.
Dalam melancarkan aksinya pelaku bekerja seorang diri, ideologi yang dianutnya juga
tidak jelas, tetapi jika diperhatikan atau jika bisa disimpulkan ideologi yang dianut oleh
pelaku sendiri kemungkinan besar adalah ideologi Marxisme. Ideologi Marxisme sendiri
merupakan suatu ideologi yang jika terdapat konflik atau permasalahan dari segala hal yang
saling kontradiksi, dapat membuat perubahan dalam status social dan politik menuju ke
tingkat yang lebih baik lagi dari sebelumnya, dengan cara mengabaikan atau menghancurkan
hal-hal yang dibangun sejak dulu untuk menghadirkan hal-hal yang baru. Bisa jadi karena
ideologi pelaku adalah Marxsisme maka dia ingin memunculkan hal-hal baru tanpa melihat
akibatnya, pelaku ingin membuat semua warga Indonesia resah dan membuat jelek nama
Indonesia jikalau berita hoax ini tersebar ke seluruh dunia. Tentu saja ideologi ini tidak baik
jika digunakan untuk tujuan meresahkan seperti ini dan juga digunakan oleh orang yang tidak
teliti dalam menelaah sebuah informasi. Secara keseluruhan berita hoax ini tentu akan
membekas dalam berita hoax Indonesia, karena berita ini sudah viral di Indonesia, bahkan
setelah Menteri Kesehatan dr Achmad Yurianto memberikan tanggapan tentang berita palsu
tersebut dengan mengungkapkan berita tersebut adalah hoax, tetapi masih ada saja
masyarakat yang menelan mentah-mentah berita tersebut percaya bahwa berita tersebut
adalah benar tetapi banyak juga masyarakat yang merespon senang karena berita tersebut
hanya hoax saja. Dan akhirnya setelah ditangkap oleh pihak kepolisian RAF (28) pun
akhirnya dijatuhi hukuman 10 tahun pidana penjara dengan pasal 14 dan atau 15 Undang-
undang RI Nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan tindak pidana dilarang menyiarkan berita
dan atau pemberitaan bohong yang dapat menimbulkan keresahaan dikalangan masyarakat.
RAF (28) sendiri ketika dimintai keterangan darimana video tersebut dia dapatkan, dan dia
mengaku mendapatkan dari media sosial WhatsApp group dan menemukan foto lalu
mempostingya di Facebook tanpa mencari informasi yang pasti mengenai gambar dan video
tersebut.
Menurut pandangan saya menangkap pelaku penyebar berita bohong dengan pasal 14
atau 15 Undang-undang RI Nomor 1 tahun 1946 sudah benar, tetapi bisa juga diancam
dengan penambahan Undang-undang ITE Nomor 11 tahun 2008, jikalau penyebaran berita
palsu ini sangat menggangu. Ini bertujuan agar masyarakat lebih cermat lagi dalam menerima
informasi dan menyebarkannya, pemerintah juga bisa melakukan pendekatan atau semacam
sosialisasi kepada masyarakat dalam menerima berita dan dalam menyebarkan berita hoax.
Selain itu pelatihan tentang teknologi juga diperlukan untuk siswa-siswi di sekolah agar
kedepannya mereka lebih paham cara menggunakan teknologi dengan bijak. Orang dewasa
juga penting untuk diajari teknologi, karena di zaman sekarang masih banyak orang dewasa
yang tidak paham cara menggunakan teknologi sedangkan perkembangan infomasi melalui
teknologi yang canggih terus berkembang dengan pesat. Sehingga pembelajaran tentang
teknologi juga sangat penting untuk menangkal adanya penyebaran berita hoax. Sebagai
mahasiswi tanggapan saya terhadap perannya pemerintah dan masyarakat dalam merespon
kasus tersebut cukup tanggap, karena setelah pemberitaannya menyebar pemerintah langsung
mencari tahu pelaku penyebaran pemberitaan palsu tersebut, dan untuk masyarakat juga
cukup membantu untuk tertangkapnya pelaku tersebut, karena jika masyarakat tidak
menyebarluaskan berita tersebut pemerintah mungkin tidak akan tanggap tentang masalah ini,
tetapi disisi lain masyarakat juga memiliki kesalahan, yaitu asal menyebar berita tanpa tahu
kebenaranya. Maka dari itu untuk mencegah kasus hoax yang seperti itu, pemerintah harus
mengambil tindakan atau kebijakan yang tegas, seperti memblokir situs-situs yang
mengandung hoax, sehingga masyarakat tidak sempat memviralkannya dan menjadi
keresahaan masyarakat ataupun pemerintah. Lalu lebih memperbanyak cyber police sehingga
dapat menjangkau dan mengontrol lebih banyak situs atau berita hoax yang ada di internet
ataupun media social. Kemudian ada baiknya pemerintah merevisi ulang Undang-undang
ITE, seperti lebih menambah isi pasal-pasal UU tersebut tentang siapapun yang membuat,
menyimpan, atau menyebarkan berita palsu akan dihukum penjara. Hal ini tentuk akan
membuat masyarakat ataupun penyebar berita palsu berpikir dua kali untuk menyebarkan
berita palsu.
Selain dari kebijakan yang seharusnya pemerintah lakukan untuk mencegah hal
tersebut tidak terulang kembali, menurut saya hal yang bisa saya lakukan untuk mencegah
terjadinya penyebaran berita palsu adalah dengan cara mencari tahu kebenaran informasi itu
dahulu sebelum menerima atau pun membagikan berita tersebut, jika informasi dari berita
tersebut belum jelas maka saya tidak akan menerima informasi tersebut secara mentah-
mentah dan tidak akan menyebarkannya. Selain itu jika ada orang yang menyebarkan berita
palsu dan saya tahu kebenarannya, maka saya akan mencoba untuk membenarkan berita yang
dia bagikan tersebut dan mencoba untuk memberikan dia pengertian bahwa tidak semua
berita itu adalah benar. Biasanya saya juga selalu bertanya kepada teman atau kelurga saya
yang membagikan berita kepada saya apakah berita tersebut valid atau tidak. Biasanya berita
palsu juga bukan sekedar tulisan tetapi bisa juga berupa foto dan video yang diedit, jika
seperti ini maka lebih baik menunggu berita tersebut tayang di situs berita yang resmi
ataupun menunggunya tampil di berita televisi. Tapi ada kalanya juga jika mendapatkan
berita palsu dengan gambar dan video yang isinya tidak masuk akal, maka lebih baik tidak
mempercayainya dan berhenti untuk tidak menyebarkannya
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kaskus.co.id/thread/547da7d00d8b46e5138b4583/macam-macam-ideologi-di-dunia-
dan-negara-penganutnya/

https://blogtatashidayat.blogspot.com/2015/01/penyalahgunaan-media-sosial-uu-ite.html

https://www.liputan6.com/news/read/4189877/penyebar-hoaks-jemaah-umrah-tewas-karena-
corona-ditangkap-polisi

Anda mungkin juga menyukai