Anda di halaman 1dari 5

HOAX

Dampak negatif menyebarkan berita hoax, di antaranya adalah: Dampak merupakan akibat,
imbas atau pengaruh yang terjadi (baik itu negatif atau positif) dari sebuah tindakan yang
dilakukan oleh satu atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan tertentu. Dalam kehidupan
seharihari, kata dampak merupakan kata yang telah lazim digunakan dalam masyarakat luas dan
hampir familiar di semua tataran usia. Pengguna kata dampak biasanya dibarengi dengan imbas
akhir yang disampaikannya di dalam kalimat dan Dampak merupakan akibat, imbas atau
pengaruh yang terjadi (baik itu negatif atau positif) dari sebuah tindakan yang dilakukan oleh
satu atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari,
kata dampak merupakan kata yang telah lazim digunakan dalam masyarakat luas dan hampir
familiar di semua tataran usia. Pengguna kata dampak biasanya dibarengi dengan imbas akhir
yang disampaikannya di dalam kalimat dan masyarakat secara luas pada umumnya
menggunakannya dengan pengeompokan seperti, dampak positif dan dampak negatif.
Semaraknya peredaran hoax di media sosial, telah memberikan dampak negatif yang sangat
signifikan, tidak ada dampak positif dalam hal ini. Beberapa dampak negatif yang dihasilkan
ialah sebagaimana berikut:5
1. Merugikan masyarakat, karena berita-berita hoax berisi kebohongan besar dan fitnah.
2. Memecah belah publik, baik mengatas namakan kepentingan politik maupun organisasi agama
tertentu. 4 Nasrul Chaqiqi, Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat: Kontekstualisasi Sikap Nabi
Ya„Kub Terhadap Berita Hoax Di Era Modern Telaah Penafsiran Sūrat Yusuf [ ]: - (Surabaya:
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,2018).hlm27 5 Luthfi Maulana, Kitab Suci Dan
Hoax: Pandangan Al-Qur‟an Dalam Menyingkapiu Berita Bohong”,Jurnal,(2017),213.
3. Mempengaruhi opini publik, hoax menjadi profokator untuk memundurkan masyarakat.
4. Berita-berita hoax sengaja dibuat untuk kepentingan mendiskreditkan salah satu pihak.
Sehingga bisa mengakibatkan adu domba terhadap sesama umat Islam.
5. Sengaja ditujukan untuk menghebohkan masyarakat, sehingga menciptakan ketakutan
terhadap masyarakat.
6 Dapat diuraikan juga beberapa dampak negatif dari berita hoax, di antaranya adalah:
1. Merugikan suatu pihak Judul yang provokatif da nisi berita yang tidak akurat dapat menuai
berbagai opini negatif, tentu opini negatif ini dapat merugikan pihak yang bersangkutan.
2. Memberikan reputasi buruk akan seseorang atau sesuatu. Apabila berita tersebut tidak diteliti
terlebih dahulu dan langsung dishare, kemudian semua orang ikut percaya dengan beritanya,
maka akan menimbulkan bahaya. Sebab, isi berira hoax yang merugikan tersebut bisa membuat
image seseorang menjadi jelek dan ketika sudah viral tidak akan ada yang mau bertangung
jawab.
3. Menyebarkan fitnah. Selain reputasi buruk yang terbentuk, fitah pun bisa tercipta melalui
berita hoax yang tersebar.
4. Menyebarkan informasi yang salah. Jangan langsung percaya dengan judul berita yang
terkesan ilmiah. Coba dicek dulu sumber dan keaslian sumber daripada berita tersebut. Jangan
sampai menjadi gagal informatif. Dampak hoax bisa saja lebih dari beberapa dampak yang sudah
dijelaskan di atas, hoax tidak semata-mata mengenai reputasi pihak korban yang dijadikan hoax,
akan tetapi banyak hal kompleks lainnya yang disebabkan oleh hoax.
Menyebarkan berita bohong merupakan perbuatan dosa yang dosanya terus mengalir walaupun
si pelaku telah meninggal dunia. Menyebarkan berita bohong (fitnah) atau dalam bahasa keren
disebut hoax. Selain menjadi dosa yang terus mengalir, menyebarkan fitnah akan memberikan
dampak buruk bagi si pelaku baik di dunia maupun di akhirat.

UU ITE
Permanfaatan teknologi yang terus berkembang berperan penting dalam perdagangan dan
pertumbuhan perekonomian Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dengan
begitu masyarakat diharapkan untuk mengunakan dengan sebaik-baiknya sesuai yang tertera di
pasal 4 UU ITE yang didalamnya yaitu : a. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari
masyarakat dunia

b. Mengebangkan perdagangan dam perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan


kesejahteraan masyarakat

c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik


d. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran dan
kemampuan dibidang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi soptimal mungkin dan
bertanggung jawab ; dan,

e. Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara
teknologi informasi.

Dari pasal 4 UU ITE, dapat kita pahami sebenarnya terciptanya UU ITE merupakan wujud
kehawatiran pemerintah dalam perkembangan teknologi informasi dan transaksi elektronik agar
public diberikan rasa aman, keadilan dan kepastian hukum dalam penggunakan teknologi
informasi. Sebenarnya dengan terciptanya UU tersebut, publik yakni konsumen di lindungi oleh
pemerintah dari pihak pemberi informasi yang dapat membohongi publik.

Yang di rasakan akhir-akhir ini, ada anggapan dari beberapa tokoh masyarakat terciptannya UU
ITE bukan lagi yang terdapat di pasal 4 poin (a), (d) dan (e). karena mereka merasa teresolasi
dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi. Malah sebagian masyarakat
beranggapan dengan adanya UU ITE mereka terasa dibatasi dalam menyatakan pendapat yang
dalam sedangkan pasal 28E ayat (3) UUD 1945 "setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat" dan pasal 28F UUD 1945"

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan meyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia". Sebenarnya anggapan masyarakat tersebut tidak sepenuhnya benar dan tidak
sepenuhnya salah.

Wakil ketua lembaga perlindungan saksi dan korban (LPSK), Hasto Atmojo, mengatakan
pihaknya telah banyak menangani kasus yang berkaitan dengan UU ITE. Ia menilai, UU ITE
lebih banyak merugikan rakyat kecil, Hasto berpendapat, UU ITE perlu segera di revisi atau
dilakukan judicial review. "saya desak dilakukan revisi atau judicial review terhadap undang-
undang ini (UU ITE) karena dalam praktiknya ini banyak mencelakakan orang kecil," hasto
mengatakan, ia pernah mendapatkan data bahwa pihak yang memanfaatkan UU ITE sebanyak
35 persen adalah pejabat dan 29 persen adalah profesional. Sementara, sebagian besar yang
menjadi korban adalah mereka yang awam terkait UU ITE. (KOMPAS.Com, baiq nuril dan
tanda Tanya penerapan UU ITE)

Seperti yang terasa akhir-akhir ini dengan munculnya beberapa kasus dengan tuntutan melanggar
aturan yang terdapat di pasal 28 UU ITE, contoh Ahmad Dhani dengan kasus perkataan "idiot"
pencemaran nama baik dengan dakwaan dari JPU UU ITE pasal 27 ayat (3),

Buni Yani dengan jeratan pasal 32 ayat (1) dan pasal 28 ayat (2) UU ITE atas kasus melakukan
ujaran kebencian dan mengedit isi video mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja purnama
atau Ahok dengan,

Baiq Nuril yang dilaporkan dalam kasus penyebaran klip suara yang berisi percakapan "tidak
senonoh" dengan dasar pasal 27 ayat (1) UU ITE,

Muhammad Yusroh Hasibuddin terdakwa kasus pencemaran nama baik kepala polda sumatera
dengan menggunakan UU ITE dengan terbukti melanggar pasal 27 ayat (3) junto pasal 45 ayat
(3), undang- undang nomor 19 tahun 2016 perubahan atas UU RI Nomor 11 tahun 2018 tentang
Informasi Elektronik jo pasal 316 KUHPidana,

Martono dengan kasus mengirim gambar atau meme tentang Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) di grup whatsApp (WA) dengan di jerat pasal 45a jo pasal 28 UU No 19
tahun 2016 perubahan atasa UU No 11 tahun 2008 tentang ITE dan lainnya.

Sekarang ini yang pemerintah selaku pembuat UU seharusnya memberikan pemahaman kepada
masyarakat atas pentingnya UU ITE, sehingga masyarakat paham apa dampak adanya UU ITE
bagi masyarakat dan apa dampak apabila UU ITE tidak ada dan hilanglah pemahaman bahwa
UU ITE adalah senjata bagi powerful, dan bagaimana penggunaan teknologi informasi oleh
masyarakat sesuai atau tidakkah penggunaan teknologi informasi dengan prinsip dasar dan nilai-
nilai yang terdapat dalam masyarakat Indonesia. Sehingga perbedaan dari pemahaman antara
pemerintah dan masyarakat dalam memahami UU ITE dapat ditemukan titik permasalahan untuk
diselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai